Senin, 20 November 2006

NU Sumedang Imbau Nadliyin Waspada Terhadap Gerakan Anti-NKRI

Sumedang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ketua NU Sumdang KH Sadulloh mengingatkan masyarakat agar tidak tertipu oleh golongan yang anti-NKRI. Warga NU tidak perlu terkecoh meskipun kelompok anti-NKRI serupa dengan kelompok Aswaja NU secara amaliyah.

"Jangan sampai kita tertipu oleh golongan yang anti-NKRI. Mungkin saja mereka ada yang ikut tahlilan, ikut sholawatan, ikut pula ziarah kubur. Namun secara ideologi mereka berbeda. Bedanya mereka anti-NKRI," kata KH Sadulloh di Desa Cilembu saat pelantikan Pengurus Ranting (PR) Nahdlatul Ulama se-Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Kamis (5/5).

NU Sumedang Imbau Nadliyin Waspada Terhadap Gerakan Anti-NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Sumedang Imbau Nadliyin Waspada Terhadap Gerakan Anti-NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Sumedang Imbau Nadliyin Waspada Terhadap Gerakan Anti-NKRI

Sementara A’wan NU Sumedang H Zainal Alimin mengatakan, betapa pentingnya peran NU bagi bangsa Indonesia dan masyarakat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Jangan kira NU itu tidak punya peran bagi masyarakat. Saya kira jika NU tidak mempunyai peran bagi masyarakat, warga Pamulihan tidak akan melaksanakan pelantikan yang dimeriahkan oleh sholawat qosidah. Warga Pamulihan tidak akan melaksanakan pelantikan? PRNU sambil memperingati isra miraj. Ini," ujar H Zainal Alimin.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

ia juga mengajak masyarakat menjaga dan mempertahankan NKRI. "Kita selaku nahdliyin yang harus menjaga dan mempertahankan NKRI. Jangan malah anti-NKRI. Karena sekarang ada beberapa organisasi yang anti-pemerintahan, anti-Pancasila, dan anti-NKRI. Untuk itu mari kita ikat aqidah kita dengan aqidah Aswaja NU," imbaunya H Zainal Alimin.

Sebelum pelantikan dimulai, ada beberapa rangkaian acara yang dilaksanakan di antaranya acara kirab warga nahdliyin, penampilan qosidah Fatayat, penampilan qosidah IPPNU, tabligh akbar, dan pelatihan muharrik masjid. (Sholeh Nahru/Ayi Abdul Kohar)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Meme Islam, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 19 November 2006

Peringati Haul Pendiri, Pesantren Zaha Genggong Gelar Lailatul Qiro’ah

Probolinggo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pesantren Zainul Hasan (Zaha) Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo, Selasa (14/6) malam menggelar Lailatul Qiro’ah. Kegiatan yang diikuti oleh ratusan warga NU ini dihadiri oleh qori internasional KH Muammar ZA dari Jakarta.

Peringati Haul Pendiri, Pesantren Zaha Genggong Gelar Lailatul Qiro’ah (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati Haul Pendiri, Pesantren Zaha Genggong Gelar Lailatul Qiro’ah (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati Haul Pendiri, Pesantren Zaha Genggong Gelar Lailatul Qiro’ah

Lailatul Qiro’ah yang digelar dalam rangka memperingati Haul Almarhumah Al-Arifah Billah Nyai Hj Himami Hafshawaty ini dihadiri oleh Pengasuh Pesantren Zaha Genggong yang juga Ketua PWNU Jawa Timur KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H. Hasan Aminuddin, pengurus PW Jam’iyyatul Qurra wal Huffadz (JQH) Jawa Timur dan sejumlah pejabat Pemkab Probolinggo.

Hasan Aminuddin dalam sambutannya sangat mengapresiasi kiprah santri pesantren yang telah lulus dan kembali ke kampung halamannya masing-masing. Dimana para santri ini biasanya setelah kembali ke masyarakat mendirikan pesantren.

“Apa yang dilakukan para santri ini tentunya sudah banyak membantu meningkatkan IPM Kabupaten Probolinggo. Sekarang pendidikan zamannya kualitas, bukan kuantitas lagi. Sudah bukan zaman lagi banyak-banyakkan santri, tetapi bagaimana mampu memberikan pendidikan yang berkualitas,” katanya.

Menurut Hasan, pelayanan pendidikan ini merupakan investasi untuk masa depan generasi muda. “Terima kasih kepada semua tokoh agama dan tokoh masyarakat yang telah banyak membantu dalam pembangunan pendidikan. Semoga anak-anak kita diselamatkan dari hal-hal yang tidak baik,” tegasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut Hasan mengajak segenap masyarakat untuk memanfaatkan momentum bulan suci Ramadhan untuk merestorasi jiwa agar menjadi orang yang baik dan menjadi contoh bagi anak-anaknya.?

“Saya menyampaikan terima kasih kepada segenap pengurus JQH NU Jawa Timur. Dimana Jamqur harus menjadi garda terdepan. Sebab Al Qur’an sudah banyak ditinggalkan. Seolah tidak ada waktu untuk membaca Al Qur’an. Marilah walaupun satu ayat, isilah alat komunikasi kita dengan ayat-ayat Allah yang bisa dibaca setiap saat,” tegasnya.

Terkait lailatul qiro’ah di bulan Ramadhan, Hasan menyampaikan hal ini dilakukan untuk menghormati Nyai Hj. Himami Hafshawaty. “Setiap kegiatan keagamaan, marilah menjadikannya sebagai bahan introspeksi diri,” jelasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasan menyampaikan bahwa Hj. Himami Hafshaway merupakan istri soleha. Dia selalu tersenyum dan tidak pernah usul mau ikut sang suami tatkala keluar rumah. Malahan sang suami selalu didoakannya.

“Fenomena zaman saat ini, banyak pemimpin yang beretorika di tengah-tengah umat saat ini yang tidak cerdas mengamalkan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah. “Saat ini kebanyakan orang berakal yang tidak diikuti keilmuwan, sehingga akalnya digunakan membuat fiqih yang bertentangan dengan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja),” pungkasnya.

Sementara Gus Muhammad Haris mewakili keluarga Pesantren Zaha Genggong menyampaikan bahwa Lailatul Qiro’ah ini istiqomah dilakukan sejak 10 tahun yang lalu sekaligus untuk haul Nyai Hj. Himami Hafshawaty. Tujuannya merupakan forum silaturahim dari pecinta Al Qur’an.

“Dengan hadirnya bulan penuh berkah ini, dimana turunnya Al Qur’an bisa dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan upaya kita agar menjadi pembelajaran yang baik dalam mengajak santri belajar Al Qur’an,” katanya. (Syamsul Akbar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 14 September 2006

Mustolih Siroj: Masyarakat Perlu Tahu Peraturan soal Lembaga Filantropi

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dosen Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mustolih Siroj mengungkapkan ada banyak perspektif dan undang-undang yang mengatur penyelenggaraan filantropi. Sayangnya, kebanyakan masyarakat tidak mengetahui hal tersebut.

Mustolih Siroj: Masyarakat Perlu Tahu Peraturan soal Lembaga Filantropi (Sumber Gambar : Nu Online)
Mustolih Siroj: Masyarakat Perlu Tahu Peraturan soal Lembaga Filantropi (Sumber Gambar : Nu Online)

Mustolih Siroj: Masyarakat Perlu Tahu Peraturan soal Lembaga Filantropi

“Kalau filantropi mengarah pada keagamaan khususnya Muslim diatur oleh UU Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Itu juga ada turunannya, karena ada PP Nomor 14 Tahun 2014. Karena leading sector-nya Baznas (Badan Amil Zakat Nasional), maka ada peraturan-peraturan Baznas,” kata Mustolih kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah seusai mengisi acara Ngobrol Filantropi (Ngopi) di Saung Cendol Huis, Ciputat, Tangerang Selatan, Ahad (26/2).

Ia melanjutkan, filantropi untuk non-Muslim diatur UU Nomor 9 Tahun 1961 beserta turunannya tentang pengumpulan uang dan barang. Demikian juga untuk wakaf, kebencanaan, penanganan fakir miskin, juga ada undang-undang dan regulasinya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena itu, katanya, undang-undang yang mengatur penyelenggaraan filantropi sebenarnya sangat kuat. Kuatnya undang-undang yang mengatur filantropi perlu diketahui masyarakat, karena lembaga filantropi melakukan pengumpulan donasi publik.

“Ini juga untuk melindungi donatur agar lebih tenang dalam penyaluran dananya,” tegasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mustolih menambahkan, lembaga filantropi juga dituntut untuk semakin kredibel dengan adanya UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Infomasi Publik. Apabila lembaga filantropi semakin kredibel dan transparan, masyarakat akan semakin percaya.

“Tulang punggung dan pilar utama penyelenggaraan filantropi itu trust, kepercayaan. Kalau tidak punya itu ya tidak profesional. Karena ketika masyarakat tidak percaya apa gunanya ada lembaga-lembaga itu?” lanjut Mustolih.

Terkait dengan hal itu, ia menilai NU Care-LAZISNU (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama) sudah mulai bergerak menjadi lembaga yang kredibel dan transparan, dan menyesuaikan diri dengan undang-udang filantropi yang berlaku.

“NU Care-LAZISNU yang diberi izin Kemenag, salah satu pertimbangannya adalah transparansi dalam laporan keuangan, lalu penerima manfaat dan spektrumnya seperti apa. Kalau lembaga ZIS tidak transparan dalam audit juga tidak akan dipercaya, dan itu membahayakan mereka sendiri,” ungkapnya.

Ia mendorong NU Care LAZISNU juga memperkuat kepercayaan masyarakat dengan mengaplikasikan UU nomor 14 tahun 2008, tentang keterbukaan informasi publik.

Masyarakat berhak mengetahui pengelolaan zakat, keuangannya seperti apa, pengelolaan SDM seperti apa, lalu audit keuangan, pembagian antara asnaf yang 8, juga menjadi hal yang nantinya menjadi penilaian dan kepercayaan publik.

“NU kan umatnya banyak. Tidak ada alasan untuk tidak transapran dalam pelaporan LAZISNU. Langkah penyempurnaan laporan, misalnya bagaimana annual report yang lengkap dan komperhansif setiap tahun agar dinilai masyarakat,” pungkas Mustolih. (Kendi Setiawan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Internasional, Quote Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 04 Agustus 2006

Pergunu Lampung Tingkatkan Mutu Guru lewat Beasiswa

Bandarlampung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Provinsi Lampung, Kamis (29/9), memberangkatkan enam calon mahasiswa penerima beasiswa dari Institut KH Abdul Chalim Mojokerto dan satu mahasiswa ke Universitas Malahayati Lampung. Beasiswa yang diterima mencakup biaya pendidikan, dan seluruh tunjangan biaya hidup. Di kampus itu mereka akan menyelesaikan pendidikan hingga sarjana. Bahkan, bila catatan prestasinya menonjol akan diberikan kesempatan hingga jenjang S3. Di Institut KH Abdul Chalim, terdapat mahasiswa dari beberapa negara.

Pergunu Lampung Tingkatkan Mutu Guru lewat Beasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu Lampung Tingkatkan Mutu Guru lewat Beasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu Lampung Tingkatkan Mutu Guru lewat Beasiswa

Dalam acara pelepasan yang dilangsungkan di kantor Pengurus Wilayah Ma’arif NU Lampung, di Labuhan dalam, Tanjungsenang tersebut dihadiri Wakil Ketua PWNU Lampung Prof. Dr. Aom Karomani, Sekretaris Aryanto Munawar, dan pengurus lainnya. Juga hadir para orangtua/wali calon mahasiswa.

Ketua PW Pergunu Lampung Jamaluddin Malik mengatakan, pelepasan calon mahasiswa ini untuk kali kedua, setelah tahun lalu juga mengirimkan enam mahasiswa. Bahkan, mahasiswa asal Lampung meraih prestasi dalam IPK tertinggi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ini memang menjadi concern Pergunu untuk membentuk generasi Aswaja yang tangguh dan berwawasan luas. Pergunu juga telah melakuan berbagai kegiatan di antaranya pelatihan bagi para guru dan terus membangun bersinergi dengan elemen masyarakat lainnya , khususnya yang bergerak di bidang pendidikan,” tuturnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pihaknya juga mengembangkan model ma’had dalam mengelolaan asrama mahasiswa. Saat ini tengah dirintis di beberapa kampus.

Jamaluddin mengatakan, Pergunu Lampung terus berupaya memberdayakan para guru-guru di lingkungan NU. Selain pelatihan-pelatihan, juga dengan pemberdayaan ekonomi kreatif dan pemberian bantuan serta beasiswa.

Sementara itu Prof. Aom Karomani mengungkapkan, para pencari ilmu atau penuntut ilmu adalah perjuangan. “Ini jihad. Ini luar biasa. Dengan pendidikan manusia akan diangkat derajatnya. Pendidikan adalah salah satu cara memotong rantai kemiskinan struktural. Jadi kepada adik-adik kita doakan semoga sukses dan berhasil. Menjadi penerus NU,” ujar Prof. Aom yang juga Wakil Rektor Unila itu.

Dia menceritakan, kader-kader NU yang mencari ilmu di berbagai belahan benua Eropa dan Amerika seperti pengelana. “Artinya mereka menuntut ilmu dalam waktu lama. Bertahun-tahun. Sehingga memiliki pengetahuan dan ilmu yang mendalam. Tidak mudah menyalahkan orang lain,” ucap Aom. (Dwi Rohmadi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Jadwal Kajian, Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 01 Agustus 2006

Bahtsul Masail Mendinamisir Peran Ulama

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Bahtsul masail atau pengkajian masalah-masalah Islam terus digiatkan PWNU Lampung. Hal ini dilakukan untuk mendinamisir pemikiran ulama dan intelektualisme warga NU. Demikian diungkapkan Ketua PWNU Lampung, KH.Khairudin Tahmid kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis (21/7) menanggapi peran ulama dan pesantren di tengah-tengah perkembangan zaman.

"Bahtsul masail baik yang dilakukan di pesantren maupun di lingkungan NU sangat penting dilakukan, untuk mendinamisir pemikiran ulama, karena dari situlah intelektualisme atau keulamaan NU berkembang," ungkapnya.

Dijelaskan Khairudin, antara NU dan tradisi pesantren dipertemukan dalam aktivitas Bahsul masail. Makanya, lanjut lulusan pesantren di Jombang ini, tidak aneh kalau dalam momentum perhelatan muktamar yang menjadi fokus perhatian adalah keputusan bahtsul masail NU. "Hingga kini tradisi itu tetap dipertahankan dalam setiap acara ke-NU-an, mulai dari lavel tertinggi yakni muktamar sampai istighasah di ranting-ranting NU, bahtsul masail selalu mendapat tempat," paparnya.

karena itulah, PWNU Lampung pasca muktamar ke-31 di Boyolali, terus menerus menggiatkan forum bahtsul masail sampai ke tingkat ranting NU. "Sekarang ini setiap minggu anak cabang dan ranting  menyelengarakan acara tersebut, yang kemudian diangkat ke bahtsul masail level wilayah yang diselenggarakaan tiga bulan sekali. Ini berarti ranting, anak cabang dan cabang juga menyelenggarakan hal serupa. Belum lagi kalangan pesantren sendiri secara rutin juga menyelenggarakan kegiatan ilmiah tersebut," kata lulusan IAIN Raden Intan Lampung ini.

Mengenai tema, dia mengatakan PWNU tidak menentukan tema, karena mencoba mengangkat persoalan yang terjadi di masyarakat paling bawah, yaitu ranting, sehingga yang diangkat adalah aspirasi mereka. "Walaupun kebanyakan dirumuskan oleh ulama dan pengurus tingkat desa, tetapi persoalan yang diangkat juga tidak kalah mendasar. Misalnya soal hukum mendapatkan hadiah Kuis SMS, perawatan jenazah dengan penguburan massal, soal tradisi kirim doa, termasuk isu kontemporer tentang munculnya kegiatan sembahyang jumat dengan imam wanita," paparnya menyudahi pembicaraan.(cih)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bahtsul Masail Mendinamisir Peran Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)
Bahtsul Masail Mendinamisir Peran Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)

Bahtsul Masail Mendinamisir Peran Ulama

Senin, 20 Maret 2006

Hasyim: Bangsa Indonesia Harus Introspeksi Diri

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bencana alam yang datang bertubi-tubi menuntut bangsa Indonesia untuk melakukan introspeksi diri. Hal itu merupakan peringatan dari Tuhan atas kesalahan kolektif yang dilakukan bangsa ini.

Demikian disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (19/7)

“Masing-masing dari kita harus melakukan introspeksi diri. Bencana yang datang terus menerus ini peringatan atas kesalahan kolektif yang kita lakukan,” kata Hasyim.

Hasyim: Bangsa Indonesia Harus Introspeksi Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasyim: Bangsa Indonesia Harus Introspeksi Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasyim: Bangsa Indonesia Harus Introspeksi Diri

Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur ini menjelaskan, kesalahan kolektif yang dimaksud meliputi banyak hal.

“Hukum yang semestinya bisa menjamin keadilan, tapi kita lihat kan tidak. Pendidikan, semestinya semua rakyat Indonesia bisa mendapatkan pendidikan, tapi nyatanya tidak. Dalam ekonomi yang seharusnya merata, yang terjadi adalah konglomerasi,” jelas Hasyim.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasyim membantah jika semua bencana yang menimpa bangsa Indonesia dikait-kaitkan dengan kepemimpinan nasional. “Saya tidak tahu kalau bencana itu dihubung-hubungkan ke situ (kepemimpinan nasional, red), tapi yang jelas ini semua adalah kesalahan kita semua, tidak hanya kesalahan seseorang saja,” ujarnya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah