Senin, 29 September 2008

Prof Machasin Jelaskan Pudarnya Semangat Ngaji Kitab Kuning

Surabaya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kitab kuning (kutub al-turats) merupakan salah satu elemen penting dari sebuah pesantren. Kitab kuning telah menjadi bahan ajar pesantren dalam waktu yang lama sehingga kitab kuning memiliki posisi dan peran yang signifikan di pesantren.

Hal ini dikatakan Kepala Balitbang Kemenag RI Prof Machasin dalam sambutannya pada pembukaan temu tokoh agama (Halaqah Ulama) di hotel Singgasana, Surabaya (1/12), malam.

Prof Machasin Jelaskan Pudarnya Semangat Ngaji Kitab Kuning (Sumber Gambar : Nu Online)
Prof Machasin Jelaskan Pudarnya Semangat Ngaji Kitab Kuning (Sumber Gambar : Nu Online)

Prof Machasin Jelaskan Pudarnya Semangat Ngaji Kitab Kuning

Dahulu, kata dia, sebuah pesantren dikenal dengan kitab kuning yang diajarkannnya. Pernah dikenal pesantren fiqih, pesantren hadits, pesantren ilmu alat dan sebagainya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Machasin, hasil survei yang dilakukan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan terhadap 327 kitab di sejumlah pesantren yang tersebar di 15 provinsi pada Mei-Juni 2011 ditemukan sebanyak 321 (98%) kitab diajarkan dan 6 (2%) kitab tidak diajarkan.

Meskipun demikian, sebanyak 279 (87,2%) kitab keterpilihannya rendah; 9 kitab keterpilihannya tinggi (2,8%), dan sisanya 33 kitab keterpilihannya sedang (10,1%). Tingkat keterpilihan kitab-kitab yang diajarkan berdasarkan bidang kitab juga memiliki keterpilihannya rendah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain rendahnya keterpilihan terhadap kitab-kitab yang diajarkan, lanjutnya, pengajaran kitab kuning juga dipengaruhi oleh beberapa fenomena.

Dia merinci fenomena itu, yaitu munculnya terjemahan kitab kuning, keterbatasan waktu pembelajaran, pergeseran metode pembelajaran, kurangnya minat masyarakat, kurangnya spesifikasi keilmuan yang dikembangkan pondok pesantren, keterbatasan keilmuan kiai/ulama pondok pesantren,

Dan yang terakhir, kata dia, munculnya “kiai pop” yang tidak berbasis penguasaan kitab (baik kutub al-tsuras maupun kutub al-ashry).

“Terkait dengan beberapa masalah pengajaran kitab kuning tersebut, muncul kebutuhan terhadap perlunya standarisasi kurikulum pondok pesantren. Dalam konteks itulah perlu dilakukan kegiatan halaqah ulama yang mengangkat tema tentang penguatan pengajaran kitab kuning di pesantren,” ujar Rais Syuriah PBNU ini. (Ali Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dukung Atlet Olimpiade, Menpora Siapkan Rp 5 Miliar Peraih Medali Emas

Jakarta,Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dua hari lagi, Olimpiade 2016 Rio de Janeiro Brasil akan dimulai. Guna memberikan dukungan secara langsung kepada para atlet Indonesia yang berjuang mengibarkan Merah Putih di Negeri Samba tersebut, Menpora Imam Nahrawi akan berangkat menuju Brasil pada Rabu (3/8). Tidak hanya dukungan semangat, Kemenpora juga menyiapkan penghargaan atau bonus besar kepada para atlet yang berhasil meraih medali.

Dukung Atlet Olimpiade, Menpora Siapkan Rp 5 Miliar Peraih Medali Emas (Sumber Gambar : Nu Online)
Dukung Atlet Olimpiade, Menpora Siapkan Rp 5 Miliar Peraih Medali Emas (Sumber Gambar : Nu Online)

Dukung Atlet Olimpiade, Menpora Siapkan Rp 5 Miliar Peraih Medali Emas

Hal itu disampaikan Menpora pada konferensi pers di Media Center Kemenpora, Jakarta, Selasa (2/8) siang. "Bonus kali ini bagi peraih medali emas olimpiade adalah Rp 5 miliar untuk satu medali emas, Rp 2 miliar untuk peraih perak dan Rp 1 miliar untuk perunggu," ujar Cak Imam sapaan Menpora.

Angka bonus tersebut menurutnya merupakan capaian luar biasa. Meskipun anggaran Kemenpora terbatas, berkat dukungan dari Presiden Joko Widodo semua dapat terlaksana dengan baik. Meski demikian, Menpora berpesan kepada seluruh atlet olimpiade untuk tidak menjadikan bonus sebagai tujuan utama. Sebab yang paling utama adalah menorehkan sejarah dan mengharumkan bangsa dan negara dengan raihan medali Olimpiade serta memberikan motivasi kepada atlet-atlet lain untuk meraihnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Semua atlet dan ofisial yang akan bertanding ke Olimpiade di Brasil telah siap bertanding siap untuk membawa sejarah baru bagi tradisi juara Indonesia dan beberapa persiapan, pemerintah memberikan perhatian sangat serius diantaranya semua atlet diberangkatkan dengan pesawat bisnis, uang saku dan peralatan telah siap," kata Menpora. ?

Menpora menegaskan bahwa kebijakan pemerintah untuk mengangkat kesejahteraan atlet tak berhenti sampai di bonus saja. Pemerintah juga telah menyiapkan tunjangan hari tua untuk peraih medali olimpiade yang akan diberikan seumur hidup.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Rp 20 juta untuk peraih emas per bulan, Rp 15 juta untuk peraih perak per bulan, dan Rp 10 juta peraih perunggu per bulan, tetapi akan diberikan per tahun, yakni Rp 240 juta untuk peraih emas, Rp180 peraih perak dan Rp 120 juta peraih perunggu," jelas Menpora.

Menpora menambahkan, nilai bonus dan penghargaan bagi olimpian itu juga berlaku kepada atlet paralimpian. Usai Olimpiade Rio akan ada Paralimpiade pada September 2016 dan Indonesia akan mengirimkan 9 atlet dan 10 ofisial.

"Pemerintah ingin serius dan sungguh-sungguh menghormati dan memberikan penghargaan kepada para olimpian, kami berharap kepada seluruh masyrakat Indonesia untuk mendoakan dan memberikan semangat agar Sang Saka Merah-Putih berkibar hingga kembali ke tanah air dengan selamat," tutur Menteri asal Madura ini.

Pada kesempatan ini, Menpora juga meminta Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2016, Raja Sapta Oktohari berusaha keras dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan agar para atlet nasional bebas dan terhindar dari virus yang sedang melanda Brasil. Seperti virus zika dan virus air yang disebut-sebut terkait dengan saluran air yang terkontaminasi.

"Waspada dan antisipasi terkait apapun kemungkinan terjadi di lapangan telah dilakukan, kami telah meminta kepada CdM untuk segera memastikan sebelum even tersebut dilaksanakan bersama dengan otoritas terkait di Rio de Jeneiro," kata Menpora. (ben/abdullah alawi)

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, IMNU Pimpinan Pusat Muhammadiyah