Minggu, 05 Juli 2009

Soal Tudingan Buwas, RMINU: Dzikir Kiai dan Santri Tak Mungkin dengan Mengonsumsi Narkoba

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pernyataan tidak jelas yang dilontarkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (Buwas) terkait narkoba jenis ekstasi yang sudah masuk di kalangan santri dan kiai untuk berdzikir mendapat tanggapan dari Ketua Asosiasi Pesantren se-Indonesia atau Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin.

Menurut kiai muda yang akrab disapa Gus Rozin ini, dzikir itu ibadah yang sakral bagi kalangan pesantren, biasanya dilakukan dalam keadaan suci walaupun tidak wajib.

Soal Tudingan Buwas, RMINU: Dzikir Kiai dan Santri Tak Mungkin dengan Mengonsumsi Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Tudingan Buwas, RMINU: Dzikir Kiai dan Santri Tak Mungkin dengan Mengonsumsi Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Tudingan Buwas, RMINU: Dzikir Kiai dan Santri Tak Mungkin dengan Mengonsumsi Narkoba

“Oleh sebab itu, tidak mungkin dzikir dilakukan dengan mengkonsumsi barang haram,” tegas Gus Rozin kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Selasa (8/3).

Menurutnya, sulit untuk dipercaya ada kiai bersama santri secara sengaja mengonsumsi narkoba, terlebih untuk berdzikir.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“RMINU menghargai perhatian BNN terhadap pesantren. Namun akan lebih baik lagi jika menunjukkan langsung nama pesantren dan kiai yang terindikasi narkoba,” ujar Pengasuh Pesantren Maslakul Huda Kajen, Pati ini.

Walau bagaimana pun, lanjut Gus Rozin, tidak ada satu pun institusi yang imun (kebal) terhadap ancaman narkoba. Bahkan lembaga negara sekalipun. Meskipun demikian, masyarakat percaya dan meyakini bahwa pesantren masih yang terbersih di antara lembaga pendidikan lain.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Oleh karena itu, penyebutan yang eksplisit oleh BNN selain membantu pesantren meningkatkan kewaspadaan juga akan menghindari kekhawatiran dan kecurigaan yang tidak perlu terhadap pesantren,” tandas Gus Rozin.?

Seperti yang telah diberitakan, Buwas mengatakan bahwa narkoba sudah disalahgunakan hingga ke lingkup pesantren.?

"Narkotika sudah masuk ke kalangan santri terutama di daerah Jatim. Santri, dia dzikir dari pagi ke pagi pakai ekstasi, bukan cuma santrinya tapi kiainya juga," kata Buwas seperti dikutip oleh media nasional. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Tokoh, Pondok Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 01 Juli 2009

Jokowi: Alhamdulillah Kita Islam Nusantara

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada acara "Istighotsah Menyambut Ramadhan1436 H dan Pembukaan Munas alim Ulama", Presiden Joko Widodo menyampaikan kebanggaannya terhadap karakter keberislaman yang berkembang di Tanah Air.

Jokowi: Alhamdulillah Kita Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Jokowi: Alhamdulillah Kita Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Jokowi: Alhamdulillah Kita Islam Nusantara

Hal itu Jokowi sampaikan menyusul kegelisahannya terhadap kekisruhan dan kegoncangan politik di negeri-negeri Muslim di Timur Tengah.

"Di Suriah, di Irak (goncang). Alhamdulillah kita Islam Nusantara. Islam yg santun, Islam yang penuh tata krama, Islam yang penuh toleransi," katanya di hadapan puluhan ribu jamaah yang menyesaki Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (14/6) sore.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mantan Walikota Solo ini mengaku sering menyampaikan pada forum-forum internasional tentang kebesaran jumlah penduduk Muslim dibanding negara-negara lain di dunia. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kenapa saya sampaikan itu? Karena itu adalah kekuatan kita," ujarnya disambut riuh tepuk tangan.

Mengenai penetapan Hari Santri Nasional, Jokowi menegaskan akan mengikuti saran PBNU yang menetapkan hari santri pada 22 Oktober. "Jika sudah melalui musyawarah dan proses yang matang, saya minta kepada Menteri Agama agar secepatnya diproses sehingga cepat masuk ke meja saya untuk langsung saya tandatangani ketetapan hari santri tersebut," jelas Jokowi. 

Jokowi dalam kesempatan itu juga membuka secara resmi Munas Alim Ulama NU 2015. Ia berharap NU terus melanjutkan jejak sejarah para pendahulunya tentang komitmen terhadap Pancasila dan pembangunan nasional.

Majelis akbar tersebut dihadiri para pejabat negara, perwakilan Pemda DKI, para kiai, dan warga NU dari segenap badan otonom NU, baik yang datang dari Jawa Barat maupun Jabodetabek. (Mahbib/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU Pimpinan Pusat Muhammadiyah