Selasa, 27 Oktober 2009

Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Narasi ekstrimisme begitu masif dan viral di media sosial, khususnya Twitter Konten ini sampai mampu menjadi image Islam yang seolah identik dengan kekerasan, perang, dan bom. Dasar ini adalah salah satu alasan bagi The Wahid Institute untuk menggandeng Twitter Indonesia untuk menggelar Workshop Tweet For Peace bersama puluhan aktivis media.

Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter

Menurut salah satu narasumber dari pihak Twitter Indonesia Roy Simangunsong, twitter memang dibangun berdasarkan konsep freedom of expressions atau kebebasan berekspresi para penggunanya.

“Tetapi kebebasan berekspresi tetap harus menjunjung tanggung jawab dan etika. Sebab itu, Twitter sangat mendukung dalam memerangi radikalisme,” tegas Roy.

Roy mengajak kepada para pengguna twitter untuk melaporkan akun-akun radikal yang berpotensi ke tindakan terorisme dengan melaporkan ke platform yang disediakan oleh Twitter yaitu dengan mengakses: support.twitter.com/forms.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk mendukung gerakan radikal di media sosial, lanjut Roy, twitter juga menyediakan berbagai tools (alat) yang dapat dimanfaatkan oleh para pengguna. Hingga saat ini menurut Roy, tagar atau hashtag merupakan tools yang sangat efektif untuk mempopulerkan konten atau pesan damai. Selain itu, banyak tools-tools lain yang bisa dimanfaatkan.

“Namun demikian, partisipasi aktif dalam menyampaikan konten dan informasi yang baik sangat penting. Karena Twitter juga sangat menekankan konten yang beretika di Twitter,” tutur Roy.

Kegiatan workshop ini dihadiri oleh puluhan aktivis media dan komunitas yang aktif dalam menangkal serta memerangi radikalisme dan terorisme di dunia maya. (Fathoni)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Sholawat, PonPes Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 24 Oktober 2009

Menulis Adalah Pertobatan Menjadi Manusia Berpikir

Kudus, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam ilmu mantiq (logika), manusia disebut sebagai hayawanun natiq (makhluk yang berpikir), tetapi belum  beranjak sebagai status hayawanun katib wal qori (manusia yang menulis dan membaca) bila tidak mendokumentasikan dalam bahasa yang baik dan mudah dipahami.

Menulis Adalah Pertobatan Menjadi Manusia  Berpikir (Sumber Gambar : Nu Online)
Menulis Adalah Pertobatan Menjadi Manusia Berpikir (Sumber Gambar : Nu Online)

Menulis Adalah Pertobatan Menjadi Manusia Berpikir

"Karena itulah, menulis merupakan sebentuk pertobatan kita menjadi manusia yang yang punya kuasa menyebarkan pikiran maupun gagasan," kata penulis Muda dari el Wahid Center Semarang Nafiul Haris saat menjadi pembicara Latihan Jurnalistik Dasar (LDJ) Forum Komunikasi pimpinan Komisariat (Forkapik) IPNU-IPPNU kecamatan Dawe di Aula SMA Hidayatul Mustafidin Dawe, Kamis (2/5).

Di depan peserta yang sebagian pelajar MA/SMA itu, Haris memberikan motivasi dan teknik penulisan. Dikatakan, menjadi penulis itu harus memiliki sikap percaya diri bahwa karya tulis ini sangat bermanfaat, benar dan berdaya tahan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kalau bahasa ekstrim, penulis harus sombong dulu untuk meyakinkan kalau kita punya pikiran dan ide yang layak dibaca khalayak umum," tandasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk menjadi penulis handal, ujar mahasiswa Fisip Hubungan Internasional Unwahas Semarang ini, para pelajar harus mulai memperbanyak membaca. Tanpa membaca, hampir bisa dipastikan akan menjadi serpihan gagasan yang kurang sistematis dan mendalam.

"Menulis itu kelanjutan dari membaca. Ibarat sekeping mata uang, membaca dan menulis itu bersaudara," imbuhnya.

Ditambahkan, untuk merampungkan tulisan harus mendiskusikan tulisan dengan orang lain. Dengan begitu, akan tahu kekurangan karya dan pikiran yang ditulis.

"Yang perlu diingat cara penulisannya, dimulai dari mencari masalah, melengkapinya dengan bahan bacaan, lalu mendiskusikan apa yang telah kita tulis," tandas Haris panggilan akrabnya.

LDJ yang berlangsung Kamis-Jumat (2-3/5) ini dibuka PC IPNU Kudus dengan jumlah peserta 30 pelajar MA/SMA se Kecamatan Dawe. Berbagai materi dasar jurnalistik seperti pengenalan teknik  penulisan  berita, sastra, artikel dan praktek hunting mencari berita.

Disamping M. Nafiul Haris, yang menjadi fasilitator lainnya adalah Pimpinan Umum majalah IPNU-IPPNU Pilar Abdul Rochim dan jurnalis Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kudus.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor : Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Meme Islam, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 13 Oktober 2009

UNU Sumbar Bakal Lahirkan Sarjana Anti Radikal

Padang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah -

Makin gencarnya gerakan penyebaran Islam radikal di tengah masyarakat, perlu disiapkan generasi muda dan sarjana yang memiliki pemahaman Islam yang rahmatan lil’alamin, menjadi rahmat sekalian alam. Pendidikan yang berwawasan Islam moderat berpahamkan Ahlussunnah wal-Jamaah semakin dibutuhkan untuk membentengi sarjana dari paham radikal dan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di Indonesia.

Demikian diungkapkan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sumatera Barat, Dr. Rudi Kusuma, Selasa (18/7/2017) di kampusnya Jalan Ikhlas VII Andalas, Padang. ? Menurut Rudi, kehadiran UNU di Sumatera Barat adalah untuk menyiapkan sarjana-sarjana yang berpahamkan Islam Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja).?

Dikatakan Rudi, UNU yang berada dalam pembinaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini didirikan dalam rangka mensyiarkan Islam berpahamkan Aswaja. “Alhamdulillah, UNU cukup mendapatkan perhatian calon mahasiswa di Sumatera Barat. Tahun ini UNU sudah memasuki tahun kedua,” kata Rudi yang didampingi para Pembantu Rektornya, PR I Muhammad Danil, ? PR Nazaruddin dan PR III Arianto.

UNU Sumbar Bakal Lahirkan Sarjana Anti Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)
UNU Sumbar Bakal Lahirkan Sarjana Anti Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)

UNU Sumbar Bakal Lahirkan Sarjana Anti Radikal

Saat ini, kata Rudi, UNU sudah menempati gedung baru di Jalan Iklas VII Andalas. Sebelumnya di jalan Banda Purus No. 71. Dengan gedung yang lebih representatif, diharapkan kenyamanan proses belajar mengajar lebih baik.

“UNU kini memiliki 5 fakultas dan 10 program studi. Yakni prodi Ilmu Hukum, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Bahasa Inggris, Ekonomi Islam, Agrobisnis, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Teknik Lingkungan, Manajemen Sumber Daya Perairan dan Budi Daya Perairan,” kata Rudi menambahkan. ?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Rudi, UNU mengembangkan kajian kebangsaan dan keislamanan yang moderat, terbuka dan mendakwahkan Islam Rahmatan lil’alamin.”Selain itu, UNU juga mendidik mahasiswa berjiwa wirausaha sehingga tidak mengandalkan menjadi pegawai negeri semata. Kini sedang dijajaki kerjasama dengan berbagai pihak,” kata Rudi. (Armaidi Tanjung/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Sholawat Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 05 Oktober 2009

Imam NU, Pelindung Keyakinan Ma’mum

Bekasi, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Imam masjid berhaluan Islam Ahlussunah wal-Jamaah yang dipraktikan NU adalah pelindung keyakinan ma’mun pada shalat berjamaah di masjid. Hal itu terjadi terutama pada masjid dengan jamaah heterogen (campuran keyakinan furu’iyah) seperti di kota-kota besar. ?

Imam NU, Pelindung Keyakinan Ma’mum (Sumber Gambar : Nu Online)
Imam NU, Pelindung Keyakinan Ma’mum (Sumber Gambar : Nu Online)

Imam NU, Pelindung Keyakinan Ma’mum

Demikian diyakinkan Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi kepada ratusan peserta Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) dalam rangka revitalisasi masjid di gedung PCNU Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (11/5).

Sebelum menjelaskan pendapatnya, Kiai Masdar menceritakan dulu jenis masjid berdasar pendirian. Pertama, masjid yang didirikan kelompok Ahlussunah wal-Jamaah (NU). Kedua, masjid yang didirikan kelompok lain seperti Muhammadiyah, Persis dan Ormas-ormas lain. Ketiga, masjid yang dibangun pemerintah, pasar, perumahan, dan lembaga-lembagai publik.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Masjid NU adalah tempat ibadah dengan cara NU. Aturan mainnya, pihak manapun tidak boleh mengganggu dan mengubah, apalagi mengafirkan cara beribadah jamaah. Begitu juga dengan masjid kelompok lain, “Kita tak boleh mengganggu cara beribadah mereka,” tegasnya.

Namun, masjid umum yang bisa dipastikan jamaah campuran, aturan main yang harus dipegang adalah imam yang melindungi keyakinan ma’mum. Jika imam tak pakai qunut mislanya, jelas ia tak melindungi ma’mum yang berqunut.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalau imamnya pakai qunut, ma’mum yang tidak pakai qunut bisa tidak melakukan. Ia bisa diam saja. Ini berarti keyakinan tidak berqunut terlindungi. Sebaliknya, jika imam tidak pakai qunut, maka ma’mum yang pakai qunut terhalang menjalankan keyakinannya.”

Menurut Kiai masdar imam tak berqunut dengan ma’mum berqunut akan melanggar UUD 1945 pasal 29 ayat 2. Bunyi pasal itu adalah “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”

“Jadi, imam pelindung jamaah di masjid campuran itu harus berkarakter Ahlussunah wal-Jamaah sebagaimana yang dipraktikan NU,” pungkasnya. ?

Rapimda bertema “Wujudkan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat” tersebut diikuti para imam, khotib, dan DKM-DKM NU Kota Bekasi. Kegiatan tersebut diselenggarakan Lembaga Ta’mir Masjid PCNU Kota Bekasi yang difasilitasi PP LTMNU bekerja sama dengan PT Sinde Budi Sentosa dan PT TOA.

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri Pimpinan Pusat Muhammadiyah