Minggu, 31 Januari 2010

Syukuran 1 Tahun Harlah KMNU Unpad

Sumedang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Suara lantunan shalawat dan iringan rebana bersumber dari sekelompok mahasiswa NU yang berkumpul di halaman rumah Pembina KMNU Unpad KH Johar Arifin di Tanjung Sari, Sumedang, Jumat (25/12). Lantunan shalawat ini menggema untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW dan hari lahir pertama Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Padjadjaran (KMNU Unpad).

KMNU Unpad didirikan atas inisiatif beberapa mahasiswa NU pada 19 Desember 2014. Satu tahun belakangan KMNU Unpad menggelar tradisi ke-NUan di kampus Unpad seperti latihan hadrah, pembacaan shalawat Barzanji, dan tahlilan.

Syukuran 1 Tahun Harlah KMNU Unpad (Sumber Gambar : Nu Online)
Syukuran 1 Tahun Harlah KMNU Unpad (Sumber Gambar : Nu Online)

Syukuran 1 Tahun Harlah KMNU Unpad

Selain tradisi ke-NUan, beasiswa bidikmisi yang memfasilitasi remaja kurang mampu kuliah di Unpad turun memperkuat KMNU. Menurut Kiai Johar Arifin, “Dengan adanya beasiswa itu banyak anak warga NU di kampung bisa kuliah di Unpad.”

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Ketua PCNU Sumedang KH Sa’dullah yang juga hadir menyatakan apresiasi adanya KMNU Unpad. Ia berharap KMNU Unpad terus berkembang dan menaungi seluruh mahsiswa NU di Unpad.

“Teman-teman KMNU Unpad harus tetap semangat dan ikhlas dalam mengurus KMNU. Karena sesuai kata KH Hasyim Asy’ari, ‘Siapa yang mengurus NU, termasuk santrinya. Siapa yang menjadi santrinya, didoakan husnul khatimah’,” ujar Kiai Sa’dullah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara ini diakhiri dengan pemotongan tumpeng sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. (Moh Fariansyah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, AlaNu, Doa Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sisi Baik dan Sisi Buruk Para Tokoh

Setiap manusia normal tentu memiliki sisi baik dan sisi buruk. Terdengar klise memang, tetapi sering kali kita melupakan hal ini sehingga kita menjadi fanatik cinta dan fanatik benci. Tengoklah para pelaku sejarah, kehebatan ataupun kejelekannya tergantung siapa yang menuliskannya. Yang mengagumi tentu memujanya, dan yang membencinya tentu rajin mencari-cari kesalahannya.

Ambil contoh Amru bin Ash. Saya pernah datang ke Masjid Amru bin Ash di Mesir. Beliau seorang sahabat Nabi yang memeluk Islam pada tahun kedelapan Hijriah. Berkecamuk perasaan: saya membaca buku sejarah bagaimana siasat yang digunakan Amru bin Ash dalam peristiwa tahkim yang menyudahi perang siffin antara Khalifah Ali dan Gubernur Muawiyah. Singkat cerita, beliau seorang politisi yang menyalahi kesepakatan.

Sisi Baik dan Sisi Buruk Para Tokoh (Sumber Gambar : Nu Online)
Sisi Baik dan Sisi Buruk Para Tokoh (Sumber Gambar : Nu Online)

Sisi Baik dan Sisi Buruk Para Tokoh

Namun buku sejarah juga bercerita bagaimana sumbangsihnya yang luar biasa terhadap Islam. Rasulullah mengirimnya ke Oman dan berhasil mengislamkan pemimpin di sana. Khalifah Abu Bakar mengirimnya ke Palestina dan setelah merebut kota suci itu dari Byzantium lalu menjadi Emir di sana. Khalifah Umar mengirimnya membebaskan Mesir dan menjadikannya Gubernur. Masjid Amru bin Ash yang saya ziarahi tahun 2012 itu merupakan lokasi tempat beliau berkemah di kota Fustat, Mesir, dan itu adalah Masjid pertama yang berdiri di Afrika.

Bagaimana kemudian saya harus menilai Amru bin Ash: seorang politisi busuk atau seorang pahlawan Islam? Saya menyudahi kebimbangan saya dengan menunaikan shalat di Masjid Amru bin Ash yang sangat bersejarah itu seraya mendoakan kebaikannya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bagaimana pula dengan al-Hajjaj bin Yusuf, Gubernur Iraq pada masa Dinasti Umayyah berkuasa? Inilah Panglima Perang yang memborbardir Mekkah dengan panah api ketika terjadi bentrokan dengan Abdullah bin Zubair. Tindakan al-Hajjaj bukan saja membunuh banyak penduduk Mekkah, namun juga turut membakar Kabah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saat al-Hajjaj menjadi Gubernur diangkat oleh Khalifah Marwan, sejarah mencatat berbagai kekejian dan kekejaman yang dilakukannya. Selain membunuh sahabat Nabi Abdullah bin Zubair, al-Hajjaj juga membunuh 2 sahabat lainnya: Jabir bin Abdullah, Kumail bin Ziad dan satu ulama besar yaitu Said bin Jubair. Pada gilirannya, wafatnya al-Hajjaj disambut suka cita oleh para ulama dan rakyat. Mereka lega bisa terbebas dari kekejaman al-Hajjaj.

Namun demikian dikabarkan bahwa al-Hajjaj itu sangat bagus hafalannya terhadap al-Quran. Bukan cuma itu sejarah juga mencatat jasanya yang menambahkan baris tanda baca dalam mushaf al-Quran sehingga memudahkan kita semua sampai sekarang. Itu artinya, setiap Muslim yang membaca mushaf al-Quran pahalanya akan mengalir sampai ke al-Hajjaj. Subhanallah.

Al-Hajjaj juga berjasa mengirim jenderal dan pasukannya memperluas wilayah kerajaan Islam. Beliau juga memperhatikan soal ekonomi dengan mencetak mata uang sendiri, dan tidak lagi menggunakan mata uang peninggalan Byzantium dan Sasanid. Dia juga menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi di Iraq, menggantikan bahasa Parsi. Ekspedisi militer, konsolidasi ekonomi umat dan penguatan bahasa merupakan sumbangsih al-Hajjaj.

Sekali lagi, sejarah selalu menceritakan sisi baik dan sisi buruk. Pelajari hal-hal baik dari para tokoh besar di masa lampau, dan jangan ulangi kekeliruan yang telah mereka lakukan.

Dan bagaimana nasib para tokoh seperti Amru bin Ash dan al-Hajjaj kelak di akhirat? Tentu itu hak prerogatif Allah untuk menentukannya. Bukan wilayah kita untuk memberikan keputusan. Lebih baik kita fokus pada keburukan kita sendiri ketimbang sibuk membicarakan keburukan orang lain. Ngaca yuk...

Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia - New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Aswaja Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Shalawatan, Cara Fatayat DKI Tangkal Radikalisme

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Pengurus Wilayah Fatayat NU DKI Jakarta memperingati hari lahir dengan mengadakan kegiatan lomba di Jalan Talang Proklamasi Menteng Jakarta Pusat, Ahad (30/04).

Sebagai bentuk penguatan organisasi keperempuanan dari maraknya radikalisasi, PW Fatayat NU DKI gelar perlombaan yang bersifat ubudiyah.

Shalawatan, Cara Fatayat DKI Tangkal Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalawatan, Cara Fatayat DKI Tangkal Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalawatan, Cara Fatayat DKI Tangkal Radikalisme

Salah satu perlombaannya yaitu pembacaan shalawat dari masing-masing perwakilan pengurus cabang Fatayat NU se-DKI Jakarta.

Selain memperingati harlah ke-67 Fatayat NU, kegiatan ini bermaksud menjalin silaturrahim antar pengurus cabang Fatayat se-DKI Jakarta.

"Kegiatan ini diselenggarakan agar perempuan-perempuan muda NU yang bergabung dalam organisasi Fatayat NU ini menjadi lebih semangat berorganisasi dan menjalin silaturahim antar pengurus cabang semakin baik," ujar Ketua PW Fatayat NU DKI Jakarta Rahayu Sri Rahmayanti.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara yang dimulai sejak siang hari itu, dilanjut dengan acara jalan sehat, lomba mewarnai dan menggambar tingkat TK dan PAUD. Kegiatan itu diselenggarakan hingga 11 Juni 2017. (Robiatul Adawiyah/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Daerah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 26 Januari 2010

Khofifah Tegaskan Sikap Muslimat NU Cinta Indonesia

Mataram, Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Hj. Khofifah Indar Parawansa menegaskan tentang sikap organiasi yang dipimpinnya itu adalah mengikuti para pendiri NU yang setia menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Khofifah Tegaskan Sikap Muslimat NU Cinta Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah Tegaskan Sikap Muslimat NU Cinta Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah Tegaskan Sikap Muslimat NU Cinta Indonesia

Menurut Khofifah, Hadratussyekh KH Hasyim Asyari dan KH Wahab Hasbullah telah menanamkan hubbul wathon minal iman (mencintai negara sebagian dari iman) kepada Nahdliyin. 

Demikian disampaikan Khofifah pada Khataman Al-Quran yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Muslimat NU Provinsi Nusa Tenggara Barat di Masjid Hubbul Wathon Islamic Center Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (23 /11). 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Maka siapa yang menodai merah putih, siapa yang mengganggu NKRI, siapa yang mau mengganggu dan menodai Pancasila, maka menurut ajaran Kiai Wahab Hasbullah dan Hadratussyekh KH Hasyim Asyari kira-kira kecintaaannya (kepada Indonesia) ini belum sepenuhnya," terangnya. 

Seluruh warga muslimat NU, lanjut Menteri Sosial Republik Indonesia ini, tidak ada yang punya niatan apalagi mengikuti gerakan yang bisa mengganggu Pancasila dan merah putih.

Selain Khataman Al-Quran, kegiatan ini juga untuk memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-71 PW Muslimat NU NTB dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir pada kesempatan itu, Penasihat PP Muslimat NU Nyai Hj. Mahfudhoh Aly Ubaid, Sekretaris II PP Muslimat NU Tuty Nurbaity Asri Siregar, PW Muslimat NTB, Pimpinan Cabang Muslimat NU seluruh NTB. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 10 Januari 2010

Mufti Suriah Berkunjung ke PBNU

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mufti Suriah Syaikh Dr Ahmad Badrouddin Hassoun melakukan kunjungan ke PBNU, Kamis (15/10) dan diterima oleh KH Hasyim Muzadi, KH Syaifuddin Amsir serta jajaran pengurus PBNU lainnya. Ia didampingi Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar dan Dubes RI di Suriah Muzammil Basyuni.

Kunjungan silaturrahmi ini lebih bersifat mendiskusikan perkembangan dalam dunia Islam. Ia menegaskan Islam merupakan agama rahmatan lil alamiin yang mengakui keberagaman dan bisa bekerjasama dengan agama lain untuk membangun perdamaian.

Mufti Suriah Berkunjung ke PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Mufti Suriah Berkunjung ke PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Mufti Suriah Berkunjung ke PBNU

Ia mengingatkan pentingnya umat Islam di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Ancaman untuk memecah belah Islam ini selalu muncul dari negara lain yang merasa terancam dan takut dengan perkembangan Islam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Negara seperti Sudan dan Somalia yang penduduknya mayoritas muslim menjadi contoh perpecahan yang akhirnya menghancurkan umat Islam sendiri sehingga rakyatnya malah menderita.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dalam Islam tidak mengenal negara, tapi membangun kehidupan yang lebih baik. Islam merupakan agama universal yang mengakui keragaman dan bisa bekerja sama dengan agama lain untuk membangun perdamaian," katanya.

Karena itu, ia berharap agar keberagaman yang ada di Indonesia dapat dijadikan sebagai modal untuk mempertahankan kelangsungan Indonesia.

Mengenai pemikiran para ulama, Badrouddin menjelaskan bahwa para ulama tidak dogmatis dalam menyampaikan fikirannya, tetapi juga disesuaikan dengan zaman seperti yang dilakukan oleh Imam Syafii yang pendapatnya berbeda dari saat di Irak dan di Mesir.

Hal ini juga berlaku pada penerapan syariah Islam yang tidak kaku, tetapi disesuaikan dengan zaman. Hal ini juga dilakukan oleh para khalifah yang menerapkan hukum yang berbeda karena disesuaikan dengan kondisi zaman.

Sementara itu KH Hasyim Muzadi dalam kesempatan tersebut menjelaskan tentang ukhuwah nahdliyyah, ukhuwah islamiyyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah insaniyah. Ia juga mengundang Badrouddin Hassan untuk menghadiri Muktamar ke-32 NU yang akan berlangsung di Makassar pada akhir Januari 2010 mendatang. Ia menyatakan kesanggupannya untuk menghadiri acara terbesar NU ini. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah