Selasa, 28 September 2010

Peluncuran Ensiklopedia Gus Dur

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Buku Ensiklopedia Gus Dur mewarnai peringatan seribu hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid yang di Pesatren Tebuireng Jombang, Sabtu (29/9) kemarin.?

Peluncuran Ensiklopedia Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Peluncuran Ensiklopedia Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Peluncuran Ensiklopedia Gus Dur

Para tokoh seperti Rais Syuriyah KH Hasyim Muzadi, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD, Pengasuh Tebuireng KH Sholahudin Wahid dan adiknya Lilly Wahid turut hadir dalam acara tersebut.

Dalam kesempatan itu, KH Hasyim Muzadi menyatakan bahwa Gus Dur adalah pemimpin yang sulit dicari penggantinya di Indonesia. Karena beliau adalah seorang pemimpin yang memiliki pemikiran dinamis.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Beliau bukan tipe pemimpin yang normatif, atau linier, orang seperti ini pemikirannya dinamis,” ujarnya. Dia mengatakan, pemimpin model Gus Dur banyak dijumpai di negara lain akan tetapi di Indonesia tidak banyak.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dur, lanjutnya, mampu menyikapi persoalan langsung pada intinya, tidak pada apa yang mengikutinya. “Intinya apa? Bukan ubo rampai,ditambah dengan kebersihan niat. Beliau menerapkan model Fiqih Manhaj yang menyangkut masalah kaidah dan ushul, dan ini yang nantinya jadi qoul Gus Dur sehingga beliu punya qoul sendiri,” jelasnya.

Hasyim mencontohkan, sikap Gus dur yang terlibat dalam Yayasan Simon Peres Israel, dan pembelaan kebebasan beragama terutama Konghuchu.

Masih menurut KH Hasyim, dalam hal pengembangan jamiyah NU, pemikiran cucu pendiri NU ini jauh ke depan. Gus Dur berkeinginan NU harus diindonesiakan dan diduniakan.?

Dikatakannya, menjelang Muktamar Situbondo, 1984, Gus Dur mengatakan NU harus dikeluarkan dari partai politik PPP. Karena menurutnya ? tidak seharusnya NU ? hanya disekat pada politik praktis. “ Peran NU semuanya harus kelihatan, setelah itu harus di Indonesikan,

Kemudian disusunlah Munas Ulama 1983, yang intinya menurut Gus Dur, NU harus mengisi Indonesia bukan hanya berada di satu sudut Indonesia.

Sementara itu, Mantan Menteri di era presiden KH Abdurrahman Wahid ini, Mahfudz MD menyatakan bahwa sosok Gus Dur dinilai sebagai pemimpin yang sangat berani. Karena menjelang detik detik kejatuhannya sebagai presiden, dirinya sudah mengingatkan agar berdamai dengan partai.

”Apa jawabannya? Kalau Anda mau berjuang jangan mau terbelenggu fakta tetapi harus membuat fakta baru,” kata Mahfudz menirukan Gus Dur.

Padahal, lanjut Mahfudz, dirinya sudah bertemu dengan petinggi tiga parpol besar. Mereka siap tidak menjatuhkan presiden Abdurrahman Wahid jika mau merombak kabinet dan menyusunnya berdasarkan usulan partai.?

“Saya tidak mau tunduk, saya akan buat fakta baru saya tidak mau tunduk partai, jawab Gus Dur, kukuh,” tandas Ketua Mahkamah Konstitusi. ? "Meski demikian Gus Dur sudah berhasil membuat arena demokrasi dan politik di negeri ini Namun arena demokrasi yang ditinggalkan sekarang ini sangat kotor."

Terkait buku Ensiklopedia Gus Dur, Mahfudz berpendapat buku yang telah dicetak sebanyak enam jilid ini merupakan salah satu buku yang terlengkap tentang Gus Dur.?

Dalam buku ini bisa menceritakan sosok presiden RI ke-4 dari berbagai dimensi. “Namun penggunaan beberapa kata perlu dipertimbangkan,agar tidak menyinggung orang lain,” sarannya.

Redaktur ? ? : Hamzah Sahal

Kontributor : Muslimin Abdurrahman

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 September 2010

Cerita Rakyat Hilang, Anak Indonesia Hanya Tahu Spongebob

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Cerita-cerita rakyat atau folklor secara pelan-pelan kini mulai dihilangkan dari khazanah Indonesia. Anak-anak Indonesia lebih kenal Spongebob, Tom and Jerry, Naruto, atay Avatar yang dominan di layar televisi.

Cerita Rakyat Hilang, Anak Indonesia Hanya Tahu Spongebob (Sumber Gambar : Nu Online)
Cerita Rakyat Hilang, Anak Indonesia Hanya Tahu Spongebob (Sumber Gambar : Nu Online)

Cerita Rakyat Hilang, Anak Indonesia Hanya Tahu Spongebob

“Bersamaan itu, cerita-cerita lokal juga akan hilang,” kata ? Wakil Ketua Lesbumi NU Agus Sunyoto di beranda Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gedung PBNU lt.5, Jakarta, Selasa malam (17/4) lalu. Menurutnya, pengabaian terhadap forklor dan cerita lokal akan mengikis semangat cinta tanah air.

Folklor memang berciri pralogis, memiliki logika sendiri di luar logika umum. Ia merupakan suatu kearifan tersendiri yang dianut oleh suatu komunitas. Folklor rakyat Indonesia kerap dihancurkan oleh logika penyeragaman yang diajarkan di sekolah-sekolah dan di televisi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut sejarawan NU itu, cara menyiasatinya adalah dengan pendidikan, bukan pendidikan sekolah tetapi pendidikan yang kita buat sendiri. “Saya sendiri membuat pendidikan sendiri, namanya Pesantren Global,” katanya.

Agus Sunyoto menyadari arti penting folklor yang dimiliki masyarakat Indonesia. Fungsi folklor adalah mengikat memori kolektif masyarakat Indonesia. Ia dalam setiap kesempatan selalu mengampanyekan isu ini. Folklor Indonesia berfungsi mengawal nilai-nilai yang berlaku dan akan dipatuhi masyarakat Indonesia. Folklor pun berdaya menjadi cermin kolektif mental masyarakat. Cermin inilah guru pendidik yang sangat berpengaruh bagi perilaku suatu masyarakat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya sendiri selalu menyadarkan orang-orang bahwa mereka adalah orang Indonesia. Mereka harus terikat dengan tanah kelahiran itu sendiri. Mereka tidak boleh bangga dengan global dunia. Lha, bagaimana kita ini? Masa manusia-manusia global internasional itu dibangga-banggakan gitu?” serunya

Dikatakannya, orang Indonesia harus punya pijakan bahwa “kita orang Indonesia”. Cinta tanah dan air itu yang mesti ditanamkan. Folklor yang dimiliki masyarakat Indonesia mesti direvitalisasi untuk menjaga mental dan kesadaran kolektif rakyat Indonesia.

Perilaku dan sikap suatu masyarakat akan sangat bergantung sekali dengan cara pikir atau memori yang pernah ditangkapnya. Memori kolektif rakyat atau suatu generasi penerus bangsa Indonesia akan sangat berbahaya jika tidak berpijak dan mengakar kepada folklor yang berkembang di tubuh masyarakat Indonesia itu sendiri, tambahnya.

Folklor dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yg diwariskan secara turun-temurun, tetapi tidak dibukukan. Folklor dapat berupa lisan. Folklor jenis ini memiliki cakupan bahasa rakyat, teka-teki, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, dan nyanyian rakyat.

Adakalanya, folklor tidak dalam bentuk lisan. Jenis yang disebut terakhir ini mengambil bentuk antara lain arsitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, pakaian dan perhiasan tradisional, obat-obatan tradisional, makanan dan minuman tradisional, bunyi isyarat, dan musik tradisional.

Folklor suatu kelompok masyarakat adalah ciri atau identitas kolektif yang melekat pada suatu masyarakat, subkultur, atau kelompok tertentu. Ciri atau identitas suatu kelompok masyarakat menjadi semacam pembeda dari kelompok atau subkultur lainnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, AlaSantri, Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kisah Peci Hitam, Bung Karno, dan Mbah Wahab

Bagi Bangsa Indonesia, peci hitam memiliki arti penting. Peci ini dipakai Presiden pertama RI keliling dunia. Tak ayal, para pemimpin negara sahabat pun akrab dengan peci tersebut. Di mana peci hitam tampak, di situlah orang Indonesia disebut. Peci hitam memang menjadi identitas kebangsaan kita.

Dalam buku “Berangkat dari Pesantren”, Menteri Agama KH Saifuddin Zuhri menceritakan tentang uniknya peci hitam. Suatu ketika, di sela-sela sidang Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada September 1959 muncul kisah menarik.

Bung Karno, kata Kiai Saifuddin Zuhri, menyatakan bahwa dia sebenarnya kurang nyaman dengan segala pakaian dinas kebesaran. Akan tetapi, semuanya dipakai untuk menjaga kebesaran Bangsa Indonesia.

Kisah Peci Hitam, Bung Karno, dan Mbah Wahab (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Peci Hitam, Bung Karno, dan Mbah Wahab (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Peci Hitam, Bung Karno, dan Mbah Wahab

“Seandainya saya adalah Idham Chalid yang ketua Partai NU atau seperti Suwiryo, ketua PNI, tentu saya cukup pakai kemeja dan berdasi, atau paling banter pakai jas,” ujar Bung Karno sambil melihat respon hadirin.

Dengan yakin dan percaya, proklamator itu menegaskan tidak ada melepas peci hitam saat acara resmi kenegaraan.

“Tetapi soal Peci Hitam ini, tidak akan saya tinggalkan. Soalnya, kata orang, saya lebih gagah dengan mengenakan songkok hitam ini. Benar enggak, Kiai Wahab?” tanya Bung Karno pada Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang juga anggota DPA, KH Abdul Wahab Hasbullah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan tangkas, Mbah Wahab pun segera menimpali lontaran Bung Karno itu. “Memang betul, saudara harus mempertahankan identitas itu. Dengan peci hitam itu, saudara tampak lebih gagah seperti para muballigh NU,” jawab sang kiai.

Sontak, pernyataan kiai kharismatik ini langsung disambut gelak tawa seluruh anggota DPA. Suasana pun meriah oleh canda tawa dan tepuk tangan hadirin.

“Dengan peci itu saudara telah mendapat banyak berkah. Karena itu, ketika berkunjung ke Timur Tengah, saudara mendapat tambahan nama Ahmad. Ya, Ahmad Soekarno,” seloroh Kiai Wahab yang lagi-lagi disambut gelak tawa hadirin. (Musthofa Asrori)

?

Disarikan dari buku “Berangkat dari Pesantren”, karya KH Saifuddin Zuhri

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, AlaSantri, Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 23 September 2010

Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jombang menggelar Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) bagi seluruh pengurus sejak Sabtu (26/9) hingga Ahad (27/9). PKD wajib diikuti seluruh pengurus harian dan ketua Pimpinan Anak Cabang se-Jombang, Jawa Timur.

Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD

Ketua PC GP Ansor Jombang Zulfikar D Ihwanto mengatakan, pada kepemipinanannya kali ini, pihaknya memang mewajibkan seluruh pengurus untuk mengikuti PKD. Hal ini agar pengurus memahami gerakan dan perjuangan Ansor.

"PKD wajib diikuti seluruh pengurus harian dan koordinator lembaga di Cabang mereka harus lulus pengkaderan semua. Termasuk wajib juga bagi ketua PAC. Kalau tidak lulus maka tidak bisa menjabat sebagai ketua," ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelaksanaan PKD, lanjut Zulfikar, digelar di Kota Batu Malang, selama dua hari dengan harapan peserta bisa lebih serius dan kosnsentrasi mengikuti seluruh proses pengkaderan. "Dengan dilaksanakan di luar daerah peserta tidak pulang, dan lebih fokus mengikuti pelatihan. Apalagi sebagai instruktur atau fasilitator pelatihan dihendel langsung oleh Pimpinan Wilayah Jawa Timur,” imbuhnya..

Sementara itu, Ketua Panitia PKD, Zakky Abdusshomad mengatakan, peserta PKD diikuti sebanyak 63 peserta yang terdiri dari pengurus Cabang dan Ketua Pimpinan Anak Cabang se Jombang. "Alhamdulillah dari target 80 orang peserta, hampir seluruh Pengurus Harian Cabang dan Koordinator lembaga menjadi hadir menjadi peserta," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan PKD ini, dikatakannya, diharapkan seluruh pengurus baik di tingkat Cabang dan PAC bisa memahami alur gerakan perjuangan badan otonom tertua NU dalam menjalankan roda organisasi. "Di samping mendapatkan materi ke-Aswaja-an dan wawasan kebangsaan, peserta juga dibekali kepemimpinan dan juga kewirausahaan berbasis potensi daerah," Somad menambahkan.

Tampak hadir sebagai tim dari PW GP Ansor Jawa Timur, Andree Dewanto Ahmad, Ahmad Zainul, Sholahul Am Notobuwono, Aminuddin, dr Umar yang mengawal selama digelarnya PKD pertama. "Kita harapkan sebagai tindak lanjut, setelah PKD ini, seluruh PAC di Jombang sebanyak 21 menggelar PKD," pungkas Zulfikar menutup kegiatan. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah