Minggu, 28 November 2010

JK Janji Tak Bedakan Sekolah Umum-Madrasah

Malang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla berjanji tidak akan membedakan antara pendidikan atau sekolah umum dengan madrasah karena keduanya sama-sama membutuhkan perhatian.

JK Janji Tak Bedakan Sekolah Umum-Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)
JK Janji Tak Bedakan Sekolah Umum-Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)

JK Janji Tak Bedakan Sekolah Umum-Madrasah

"Saya dan Pak Jokowi akan berusaha memperhatikan dua model pendidikan ini. Hanya saja, strukturnya yang harus diperbaiki, sebab masyarakat kita tidak hanya membutuhkan pendidikan saja, tapi juga kesehatan, peningkatan infrastruktur serta faslitas dasar lainnya," tegasnya ketika memberikan sambutan pada silaturrahmi dan halalbihalal Muslimat NU se-Jatim di pesantren Bahrul Maghfiroh Malang, Sabtu.

Ia mengatakan tugas pemerintah bagaimana membuat masyarakat bisa mendapatkan fasilitas dan kebutuhannya terpenuhi secara layak. Namun, di luar itu, bagaimana cara masyarakat memberdayakan diri sendiri.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Ketua Umum PP Muslimat Nahdatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa, menilai pendidikan di pesantren dan madrasah kurang mendapat perhatian dari pemerintah, karena itu Muslimat NU berharap pemerintahan baru dibawah pimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) lebih memperhatikan pesantren dan madrasah.

"Saya berharap kartu Indonesia Pintar yang bakal digulirkan pemerintahan Jokowi-JK ini tidak hanya berlaku untuk siswa di sekolah umum, tapi juga untuk madrasah dan pesantren," kata Khofifah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, selama ini ada dua lembaga yang mengelola pendidikan, yakni Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag). Kemendikbud mengelola pendidikan umum, dan Kemenag mengelola madrasah dan pesantren.

Selama ini, tegasnya, pendidikan umum mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tapi madrasah hanya mendapat Bantuan Operasional Madrasah (BOM) saja. (antara/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 25 November 2010

Rifa Anggyana, Nahkoda Baru KMNU UPI Bandung

Bandung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Musyawarah Anggota Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Pendidikan Indonesia (KMNU UPI) Bandung mengamanatkan Rifa Anggyana sebagai Ketua Umum KMNU UPI untuk masa bakti 2013-2014.

Mahasiswa yang sedang menempuh S1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan di UPI Bandung ini memang dikenal sebagai aktivis kampus dengan segudang kegiatan dan prestasi. 

Rifa Anggyana, Nahkoda Baru KMNU UPI Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)
Rifa Anggyana, Nahkoda Baru KMNU UPI Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)

Rifa Anggyana, Nahkoda Baru KMNU UPI Bandung

Pemilihan dilangsungkan di Masjid Al Falah Panorama, Bandung, Sabtu-Ahad (9-10/13). Pemilihan yang diikuti secara antusias oleh peserta musyawarah, berakhir pada 14.00 siang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mantan Ketua KMNU UPI 2012-2013, Faisal Ramdan, berharap Rifa mampu membangun KMNU UPI menjadi lebih baik, meneruskan kaderisasi yang sudah berjalan, serta meneruskan program jangka panjang belum terselesaikan, yaitu mendirikan KMNU di kampus-kampus lainnya di Bandung.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Itu amanah yang harus sesegera mungkin di selesaikan, paling tidak selama satu tahun kedepan terbentuk sedikitnya 5 KMNU lagi di Bandung dan sekitarnya ,” ujarnya. 

Faisal menambahkan, Rifa pasti mampu untuk memimpin KMNU UPI karena ia sudah berkecimpung di dalamnya serta sarat akan pengalaman organisasi.

Saat di konfirmasi kesiapannya memegang amanah, Rifa Anggyana menyatakan siap. “ Insya Allah saya akan menjaga amanah ini dengan baik, saya siap !” tegasnya. 

Dari perwakilan alumni, Kang Khusnul berharap pengurus sekarang jangan sampai kehilangan arah perjuangan dan tetap konsisten menjaga ciri khas KMNU yang fokus membangun karakter kader NU yang memiliki keunggulan moralitas Islam, intelektualitas, humanitas, profesionalitas, sehingga terbentuk kader yang kritis, loyal dan militan.

Di kesempatan yang lain Kang Khusnul juga mengajak para alumni untuk terus mendukung kinerja KMNU UPI walaupun sudah tidak berada di kampus lagi, baik dengan pikiran, tenaga maupun finansial. 

Di wilayah kampus UPI Bandung, eksistensi mahasiswa NU semakin terasa. Namun yang masih kurang adalah membangun komunikasi dan jaringan dengan para dosen maupun manajemen kampus yang memiliki kesamaan latar belakang.

Di tengah masyarakat pun diharapkan kegiatan Saba Masjid terus di tingkatkan, sehingga hubungan dengan ulama dan masyarakat sekitar dapat terjalin dengan baik. Serta masyarakat mengetahui bahwa di UPI Bandung terdapat komunitas mahasiswa NU, tambah Kang Arif (mantan ketua KMNU UPI 2011-2012).

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Eko Rusli

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Ubudiyah, Aswaja Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 21 November 2010

Mbah Maimoen: Islam Nusantara Harus Menjaga Ukhuwah

Rembang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah KH Maimoen Zubair menegaskan bahwa keberadaan Islam Nusantara harus menjaga ukhuwah, baik ukhuwah Nahdliyah maupun ukhuwah Islamiyah.

Mbah Maimoen: Islam Nusantara Harus Menjaga Ukhuwah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Maimoen: Islam Nusantara Harus Menjaga Ukhuwah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Maimoen: Islam Nusantara Harus Menjaga Ukhuwah

Hal itu disampaikan kiai yang kini hampir menginjak usia 90 tahun itu saat menerima rombongan tim Anjangsana Islam Nusantara STAINU Jakarta, Rabu (25/1) di kediaman Komplek Pesantren Al-Anwar.

"Islam Nusantara, ini benar-benar harus menjaga ukhuwah seperti Islam yang dibawa Nabi Muhammad," tegas Mbah Maimoen sembari menerima kenang-kenangan berupa buku Ensiklopedi Islam Nusantara edisi Budaya dari rombongan Tim Anjangsana.

Namun, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini berpesan, setiap kemenangan dan kejayaan mesti ada orang-orang-orang munafik. Mereka tidak akan pernah senang dengan Islam yang begitu ramah, menjaga identitas budaya, serta dapat bekerja sama memperkuat negara di tengah kemajemukan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dulu Kanjeng Nabi Muhammad dan para sahabat juga sama. Di tengah kemenangan dan kekayaannya muncul tak sedikit orang-orang munafik di sekelilingnya," tutur kiai kharismatik di kalangan Nahdliyin dan para ulama tarekat ini.

Selain penegasan Islam Nusantara, Mbah Maimoen juga banyak membahas persoalan bangsa yang selama ini berkembang. Usianya yang sudah tergolong sepuh itu tak melewatkan sedikitpun apa yang sedang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam menjelaskan dan menganalisis peristiwa dan fakta sejarah masa lalu, Mbah Maimoen juga terlihat masih sangat lancar, bahkan memberikan sejumlah perspektif dalam membaca sejarah kepada rombongan.

Menurut Mbah Maimoen, sejarah adalah masa lalu, sedangkan saat ini zaman sudah berbeda. Dia ingin menegaskan, sejarah harus dikontekstualisasikan.?

"Misal khilafah, itu (khilafah) sudah tidak ada. Saat ini yang ada hanya nasionalisme," terang Mbah Maimoen.

Dalam setiap kesempatan, Mbah Maimoen memang sering menegaskan bahwa sekarang ini yang ada adalah negara bangsa.?

Dia mencontohkan ketika berbagai negara dari belahan dunia melaksanakan ibadah haji. Dulu bendera yang digunakan sama, sekarang setiap jemaah haji menunjukkan bendera dari negara masing-masing. Itulah praktik negara bangsa berdasarkan nasionalisme masing-masing.

Dalam pertemuan tersebut, Mbah Maimoen terlihat begitu telaten melayani sejumlah pertanyaan dari KH Moqsith Ghazali, Zastrouw Ngatawi, Rumadi, dan beberapa akademisi lain yang memimpin kegiatan Anjangsana Islam Nusantara. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 18 November 2010

#HarlahNU Kembali Puncaki Trending Topic di Twitter

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tagar #HarlahNU menempati posisi teratas dalam daftar kosakata yang paling banyak diperbincangkan (trending topic) di Twitter untuk kawasan Indonesia, Senin (25/4) setidaknya hingga pukul 10.44 WIB. Kondisi ini mengulang keadaan sebelumnya, Ahad kemarin, yang juga memuncaki posisi trending topic selama lebih dari empat jam.

Para netizen mengunggah berbagai hal seputar NU, baik berupa foto, video, atau kata-kata. Tagar #HarlahNU juga semakin ramai dengan hadirnya akun yang melempar pertanyaan kuis, seperti yang dilakukan akun @NUgarislucu.

#HarlahNU Kembali Puncaki Trending Topic di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)
#HarlahNU Kembali Puncaki Trending Topic di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)

#HarlahNU Kembali Puncaki Trending Topic di Twitter

“Kenapa Kamu Cinta NU? Tulis alasanmu di kolom Replay dengan hastag #HarlahNU. Dapatkan Hadiah "Kopi Suwuk" sekilo untuk 5 twit terbaik,” kicaunya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tweet tersebut ditanggapi lebih dari 70 akun, dengan jawaban yang bervariasi. “@NUgarislucu cinta NU tidak memerlukan kejelasan! Karena cinta NU cinta tanpa alasan #HarlahNU,” balas @as_adurrofiq.

Akun @ruaien menjawab dengan nada lain, “@NUgarislucu karena NU sdh mengajarkan sy cara mengejek diri sendiri & cara memuji org lain. Dan dgn NU tertawa jadi lebih ikhlas #HarlahNU.”

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ucapan selamat juga mengalir dari sejumlah politis dan pejabat publik, salah satunya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. “Selamat #HarlahNU ke 93. Semoga selalu menjadi benteng Islam yang kokoh dan toleran di Nusantara,” ujarnya melalui akun pribadinya @ridwankamil.

Selain diperingati berdasarkan kalender masehi, yakni 31 Januari, Nahdliyin juga memperingati hari lahir NU mengikuti hitungan kalender hijriah setiap 16 Rajab yang kali ini persis menapaki tahun ke-93. Peringatan harlah NU pada bulan Rajab juga sesuai dengan amanat Muktamar ke-32 di Makassar tahun 2010 lalu. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 13 November 2010

Pendidikan Maju, Sayangnya Hanya Andalkan Aspek Jasadiyah dan Aqliyah

Sumedang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Ketua PP Maarif NU H Arifin Junaedi menyatakan, lembaga pendidikan di Indonesia dari segi kuantitas sudah maju, tetapi sayangnya, hanya menitikberatkan aspek badaniyah dan aqliyah, sedangkan pendidikan ruhaniyah (moral) dan pendidikan amaliyah dari hasil kegiatan pembelajaran sudah mulai ditinggalkan.?

Pendidikan Maju, Sayangnya Hanya Andalkan Aspek Jasadiyah dan Aqliyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendidikan Maju, Sayangnya Hanya Andalkan Aspek Jasadiyah dan Aqliyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendidikan Maju, Sayangnya Hanya Andalkan Aspek Jasadiyah dan Aqliyah

Hal ini dikatakan ketika memberi sambutan dalam acara rapat kerja Pengurus Cabang LP Maarif NU Kab. Sumedang yang silaksanakan pada Sabtu-Ahad (28-29/5) di Kuningan.

Untuk itu ia menekankan pentingnya mendidikan dan menciptakan kecerdasan moral bagi anak didik. Dalam hal ini, pelatihan-pelatihan guru harus dilaksanakan dan didesain untuk mengembangkan kecerdasan tersebut.?

"Kami memberi apresiasi sebesar-besarnya kepada LP Maarif Cabang Sumedang yang telah rutin melaksanakan pelatihan guru. Kami insyaallah akan selalu siap membantu bilamana LP Maarif Sumedang memerlukan pemateri dari Pengurus LP Maarif pusat," kata Arifin Junaedi.

Ilih, selaku Ketua PW Maarif NU Jawa Barat juga memberikan motivasi supaya LP Maarif Sumedang bisa terus bermujahadah dalam menggerakan LP Maarif agar terus maju.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kita terus tingkatkan budaya ikhlas beramal di lingkungan pengurus LP Maarif serta para pendidik di bawah LP Maarif NU," kata Ilih.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cucu Suhayat selaku Ketua LP Maarif Cabang Sumedang berharap agar madrasah-madrasah di bawah LP Maarif NU terus berkembang dan tambah sejahtera.?

Sebelum kegiatan rakercab dimulai, dilaksanakan pula diskusi panel berkenaan penumbuhan perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.?

"Alhamdulillah kegiatan rakercab ini berjalan sesuai yang kita harapkan. Semoga dengan terlaksananya kegiatan rakercab ini bisa menjadikan LP Maarif selalu komitmen, semakin solid dan juga senantiasa istiqomah dalam melaksanakan segala program kerja hasil dari kesepakatan bersama," kata Cucu.?

Sebelum kegiatan rakercab, para peserta melaksanakan ziarah ke makam Sunan Gunungjati Cirebon yang dipimpin langsung oleh Wakil PWNU Jabar KH Muhammad Aliyyuddin. Setelah itu dilanjutkan studi banding ke Pesantren Buntet Cirebon, yang dalam kesempatan itu juga berziarah ke makam pendiri Pesantren Buntet yang dipimpin langsung oleh Ketua Jatman Kab. Sumedang Kiai Ade Djunaedi.

Kegiatan rakercab ini dihadiri oleh 60 orang peserta yang terdiri dari kepala dan bendahara madrasah/sekolah di bawah LP Maarif NU Sumedang. (Dede Rohmat Apandi/Ayi Abdul Kohar/Mukafi Niam)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Nasional, Habib Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 09 November 2010

NU Dorong Tokoh Muda Pimpin Indonesia

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, mendorong tokoh-tokoh muda tampil dalam Pemilihan Umum tahun 2014 mendatang. Tanpa menyebut nama dan maksud pemberian dukungan, tokoh muda diharapkan bisa jadi presiden pengganti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Yang tua-tua mengalah saja. Sudah banyak jasa yang diberikan ke negara, sekarang beri kesempatan yang muda-muda tampil," kata Kiai Said kepada wartawan selepas peresmian Pondok Pesantren Al-Tsaqafah di Ciganjur, Jakarta Selatan, Ahad (27/7) malam.?

NU Dorong Tokoh Muda Pimpin Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Dorong Tokoh Muda Pimpin Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Dorong Tokoh Muda Pimpin Indonesia

Didesak mengenai kategori tokoh muda, apakah didasarkan pada batasan usia atau pola fikir, Kiai Said enggan menjelaskan lebih rinci. "Pokoknya yang muda-muda. Saya dukung yang muda tampil," tegasnya.

Peresmian Pesantren Al-Tsaqafah dihadiri oleh jajaran pengurus PBNU dan sejumlah ulama se Jabodetabek. Hadir pula Ketua DPR RI Marzuki Alie, Menteri Perumahan Rakyat Djan Farid, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faisal Zaini, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Agama Nasarudin Umar, Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron, pengusaha Oesman Sapta Odang, Ketua dan sejumlah tokoh nasional lainnya.?

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat hadir saat buka puasa, namun segera meninggalkan lokasi dengan alasan ada aktifitas lain yang tidak bisa ditinggalkan. Juga hadir di acara tersebut adalah Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Assidiqqie, dan pedangdut Rhoma Irama.

Terkait sejumlah tokoh yang hadir di peresmian pesantrennya, apakah memenuhi kriteria sebagai calon presiden yang disampaikannya, Kiai Said juga enggan menjelaskannya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pak Hatta (Rajasa) bagus, Pak Prabowo (Subianto) juga bagus. Ayo, siapa lagi? Tapi ingat, saya bilang mereka bagus, mereka berpeluang jadi calon presiden, bukan berarti saya, bukan berarti PBNU mendukungnya. NU bukan partai politik, NU tidak boleh dukung mendukung di politik," pungkas Kiai Said tegas.?

Redaktur: Mukafi Niam

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Aswaja, Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah