Senin, 28 Februari 2011

LKNU Cianjur Beri Stimulan 10 Pesantren

Cianjur, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kabupaten  Cianjur, Jawa Barat, memberikan stimulan kepada sepuluh pesantren yang telah mengikuti pelatihan tentang perilaku hidup bersih di kabupaten setempat. Ke-10 pesantren tersebut masing-masing mendapatkan stimulan sebesar Rp 5 juta.

LKNU Cianjur Beri Stimulan 10 Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
LKNU Cianjur Beri Stimulan 10 Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

LKNU Cianjur Beri Stimulan 10 Pesantren

Sekretaris PC LKNU Kabupaten Cianjur Elis Lisnawati mengatakan, dana stimulan tersebut merupakan program LKNU pusat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan perilaku hidup bersih di setiap pondok pesantren.

"Perilaku hidup bersih ini salah satu program LKNU. Kita berharap dengan adanya stimulan, setiap pesantren bisa membudayakan prilaku hidup bersih," katanya seusai memberikan stimulan kepada 10 pondok pesantren di  gedung PCNU Cianjur, Jalan Perintis Kemerdekaan Jebrod, Cianjur, Kamis (10/7).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PCNU Cianjur KH Choirul Anam menambahkan, program yang telah dilakukan LKNU salah satunya adalah pelatihan kader perilaku hidup bersih. Program ini menurutnya sangat penting untuk mewujudkan pondok pesantren yanga bersih dan sehat.

"Semoga program ini tidak hanya sampai di sini, melainkan terus berkelanjutan," jelasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Kepala Seksi Pemberdayaan Dinas Kesehatan Cianjur Ratna menyambut baik  program LKNU tersebut.  Ratna beralasan, sosialisasi hidup bersih ke lingkungan pesantren merupakan salah satu indikator yang dimiliki Dinkes. "Kami sangat berterima kasih kepada LKNU, kita akan menindaklanjuti program tersebut,” imbuhnya. (Deni Abdul Kholik/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 23 Februari 2011

Cara Rasulullah Hormati Sahabatnya

Semakin tinggi derajat seseorang, semakin pula ia dihormati. Tapi Rasulullah punya nilai lebih. Sebagai manusia yang maksum dan pembawa risalah suci, sudah sepantasnya Baginda Nabi Muhamad shallallâhu ‘alaihi wasallam mendapat pemuliaan yang tinggi dari sahabat-sahabatnya. Namun nyatanya, justru Rasulullah-lah yang terdepan meneladankan sikap itu kepada mereka. Beliau yang enggan dihormati tampil sebagai sosok sangat menghormati orang lain.

Tentang hal ini ada sebuah kisah yang diriwayatkan Imam ath-Thabrani. Suatu kali Rasulullah menggelar sebuah pertemuan dengan para sahabatnya. Yang hadir cukup ramai, sehingga majelis itu terlihat sesak.

Cara Rasulullah Hormati Sahabatnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Cara Rasulullah Hormati Sahabatnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Cara Rasulullah Hormati Sahabatnya

Di tengah padatnya peserta forum, Jarir bin Abdullah datang terlambat. Tentu ia tak mendapat jatah tempat duduk. Rasulullah yang mengetahui kondisi Jarir segera menggelar jubahnya lalu menyuruh Jabir duduk di atasnya.

Hati Jarir terenyuh menyaksikan akhlak luar biasa Rasulullah. Alih-laih mau duduk di atas pakaian Nabi, ia malah mengambil pakaian tersebut, mengangkatnya, lalu menciumnya sambil menangis tersedu-sedu. Batin Jarir, bisa-bisanya Rasulullah begitu menghormati dirinya di depan para sahabat yang lain padahal dia telat?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya tak akan duduk di atas pakaianmu (ya Rasulullah). Semoga Allah memuliakanmu sebagaimana engkau memuliakan diriku,” kata Jarir yang haru campur kagum dengan sifat Rasulullah.

Rasulullah adalah sosok yang tak gandrung dengan penghormatan. Beliau lebih sering melayani ketimbang dilayani. Nabi menjahit pakaiannya sendiri yang bolong. Menyelesaikan keperluannya tanpa merepotkan orang lain. Pribadinya yang tawaduk juga enggan bila tangannya dicium, meski bukan berarti mengharamkannya. Demikianlah Rasulullah, puncak kemuliaannya tampil sempurna justru dalam kerendahhatiannya. (Mahbib)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 18 Februari 2011

Zaman Berubah, Jangan Jauh-jauh dengan Ulama

Pringsewu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekarang ini mulai banyak orang yang tidak tahu agama namun merasa paling paham terhadap agama. Dengan modal pengetahuan yang baru dimiliki sudah memposisikan diri paling benar dan menyalah-nyalahkan orang lain.?

"Sedikit-sedikit dalil, sedikit-sedikit dalil," ujar Ketua MWC NU Kecamatan Pringsewu, KH Sodiqin saat memberikan mauidzoh hasanahnya pada Safari Ramadhan MWC NU Kecamatan Pringsewu yang dilaksanakan di Masjid Al Wustho Podosari Pringsewu, Sabtu (25/6).

Zaman Berubah, Jangan Jauh-jauh dengan Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)
Zaman Berubah, Jangan Jauh-jauh dengan Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)

Zaman Berubah, Jangan Jauh-jauh dengan Ulama

Pemahaman agama secara tekstual, lanjutnya telah mulai menggejala ditengah masyarakat khususnya para generasi muda yang belajar agama melalui sumber-sumber yang tidak jelas. "Banyak yang menghafal hadits. Banyak yang menghafal Quran. Namun memahaminya hanya secara tekstual tidak secara konstektual," katanya.

Oleh karena itu, Ia mengingatkan agar pada zaman sekarang ini ummat Islam jangan jauh dari para ulama yang memiliki keilmuan lebih dalam dan bijaksana dalam kepribadian dan tingkah laku.

"Ulama adalah lentera bagi kita. Cintailah para Ulama. Jangan jauh dengan ulama. Fenomena akhir sudah ada gejala untuk menjauhkan umat dari ulama. Lama kelamaan ini akan menjadi bencana yang merusak tatanan agama," tegasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ustad Sodiqin, begitu sapaan akrabnya, menuturkan bahwa akan lebih indah dengan mengikuti apa-apa yang telah diamalkan oleh para ulama. "Dalam melakukan sesuatu para ulama tidak asal-asalan. Dalil yang mendasari amaliyahnya bisa dipertanggungjawabkan," imbuhnya. (Muhammad Faizin/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Ubudiyah, Cerita Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 01 Februari 2011

HIPSI Sebarkan Virus Kewirausahaan di Bangkalan

Surabaya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) semakin dirasakan kehadirannya di tengah komunitas pesantren. Sejumlah kegiatan diselenggarakan dalam bentuk massal, diantaranya senam yang melibatkan puluhan ribu santri.

HIPSI Sebarkan Virus Kewirausahaan di Bangkalan (Sumber Gambar : Nu Online)
HIPSI Sebarkan Virus Kewirausahaan di Bangkalan (Sumber Gambar : Nu Online)

HIPSI Sebarkan Virus Kewirausahaan di Bangkalan

Setelah kegiatan senam sepuluh ribu santri di Pasuruan, Jombang dan Jember, kini tiba giliran Bangkalan Madura.Seperti kegiatan serupa di kota sebelumnya, kegiatan ini nantinya akan diikuti para santri dan pelajar dari sejumlah pesantren ternama di Bangkalan.?

“Kegiatan akan diawali dengan road show seminar kewirausahaan di lima pesantren legendaris di Bangkalan,” kata Mohammad Ghozali kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah (8/6).?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selama kegiatan yang akan berlangsung dari tanggal 12 hingga 15 Juni, para santri akan diberikan gambaran tentang tantangan dunia usaha yang kini semakin sengit. Demikian juga, para santri akan diberikan pelatihan dan sejumlah kesempatan yang dapat ditindaklanjuti pada saat mereka berada di pesantren dan ketika pulang kelak.

“Prinsipnya lewat HIPSI ini kita ingin menampung serta memberikan sejumlah kiat dan berbagai pengalaman kepada calon pengusaha dari pesantren ini,” katanya.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peluang ini semakin terbuka lebar lantaran para kiai pengasuh dan sejumlah ustadz juga berkenan untuk memberikan kemudahan atas kegiatan ini.

“Kiprah para kiai pengasuh dan sejumlah ustadz di beberapa pesantren yang berkenan untuk menjadi tuan rumah pada kegiatan ini menjadi suplemen penguat bagi cita-cita kami yang ingin melahirkan sejuta pengusaha,” tandasnya.

Oleh karena itu, Ghozali sangat berterimakasih kepada sejumlah pihak yang dengan sangat terbuka memberikan kemudahan atas akan diselenggarakannya kegiatan ini.

“Puncaknya adalah diselenggarakannya senam yang diikuti sejumlah lembaga pendidikan dan pesantren pada hari Ahad (16/6) di Alun-alun kota Bangkalan,” katanya.?

Senam menjadi kegiatan penutup yang membawa pesan akan pentingnya semangat kewirausahaan yang diimbangi dengan kesehatan fisik dan kejiwaan.?

“Dengan perpaduan antara sehat jasmani dan rohani serta tercukupinya kebutuhan para santri, kita yakin kiprah mereka akan sangat dihargai di komunitasnya,” terangnya.

Ghozali sangat berharap pada waktu yang tidak akan lama, akan terhimpun para saudagar santri sebagaimana menjadi embrio dari berdirinya Nahdlatul Ulama atau NU.

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah