Minggu, 29 Mei 2011

NUtizen: Konten Video Kepesantrenan Perlu Diperbanyak

Yogyakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Menjelang digelarnya Silaturrahim Nasional (Silatnas) Perdana Gerakan “Ayo Mondok” di Kabupaten Pasuruan pada 13-15 Mei 2016 mendatang, kalangan pesantren perlu memperbanyak konten-konten berupa pesan dan ajakan kepada masyarakat agar lebih mengenal dunia pesantren dengan memanfaatkan media audio visual.

"Mari kita ramaikan kembali gerakan Ayo Mondok ini melalui medsos kita, baik di twitter, istagram, youtobe maupun facebook dengan hastage #AyoMondok," kata Direktur NUtizen Savic Ali dalam acara pertemuan Video Maker Pesantren/NU di Hotel Cakra Kembang, Jalan Kaliurang KM 5 Yogyakarta, Sabtu (16/4).

NUtizen: Konten Video Kepesantrenan Perlu Diperbanyak (Sumber Gambar : Nu Online)
NUtizen: Konten Video Kepesantrenan Perlu Diperbanyak (Sumber Gambar : Nu Online)

NUtizen: Konten Video Kepesantrenan Perlu Diperbanyak

Direktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu meminta tiap pesantren minimal membuat satu buah video singkat yang menggambarkan kehidupan santri di pesantren masing-masing agar masyarakat kelas menengah ke atas dapat mengakses dan bisa lebih mengenal apa itu dunia pesantren.

"Perangkatnya bisa menggunakan HP, isinya juga bisa bermacam-macam. Buatlah sebuah video singkat, katakanlah berdurasi satu sampai tiga menit saja. Jadikan seorang santri sebagai talent. Buat sebuah pertanyaan, kenapa mondok? Bagaimana suka dukanya menjadi santri?” ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hari ini peyampaian informasi seputar kepesantrenan kepada masyarakat kelas menengah ke atas melalui konten audio visual merupakan pilihan yang sangat tepat. Sebab dunia sekarang adalah dunia digital. Siapapun bisa mengaksesnya.

“Kalangan pesantren tidak hanya menjadi konsumen informasi dari media lain. Teman-teman harus mulai memproduksi konten dan media sendiri,” tegasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selama ini, di dunia audio visual kalangan pesantren boleh dikatakan belum cukup menguasai baik dalam artian menguasai ruang atau menguasai sumber-sumber audio visual diproduksi. Padahal diprediksi tahun 2019-2010 nanti, konsep media lebih banyak bertumpu pada media video dan digital.

“Mulai sekarang kita harus berpikir, bagaimana membuat suatu gerakan yang berkelanjutan. Kita berharap semua iktikad baik kalau dibarengi semangat yang kuat, berkolaborasi dan bersindikasi, saya kira itu akan bisa jalan,” katanya.

Kaitanya dengan NUtizen, sebagai sebuah media baru dilingkungan NU dan Pesantren yang berbasis internet. Kalangan pesantren perlu mengenali, merespon, mengkonsolidasi kemampuanya untuk kelanjutkan dakwah di dunia internet.

“Ini bagian dari upaya kecil kalau teman-teman kalangan pesantren bisa istiqamah, untuk membantu pesantrennya masing-masing, membantu kiainya untuk bisa bikin chanel video. Saya kira akan bermanfaat. Saya berharap konten keislaman di NUtizen harus lebih lengkap daripada yang ada di Youtobe” pungkasnya.

NUtizen mengelar pertemuan Video Maker Pesantren yang diikuti oleh 25 santri perwakilan beberapa pesantren di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pertemuan digelar dengan tujuan mengenalkan NUtizen sebagai media baru di lingkungan NU dan membangun jaringan video maker pesantren/NU. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian, Sholawat Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 22 Mei 2011

Susahnya Pasar Rakyat di Musim Hujan

Madiun, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Madiun, Mansyur, mengungkapkan, pihaknya sempat kerepotan menghadapi hujan Ahad (18/2) tadi malam yang mengguyur Lapangan Balerejo, Kecamatan Kebonsari, tempat diberlangsungkannya pasar rakyat NU.

Susahnya Pasar Rakyat di Musim Hujan (Sumber Gambar : Nu Online)
Susahnya Pasar Rakyat di Musim Hujan (Sumber Gambar : Nu Online)

Susahnya Pasar Rakyat di Musim Hujan

Gelaran Pasar Rakyat Indonesia yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama PCNU sampai di wilayah kabupaten Madiun, 16-17 Februari 2013 kemarin. Ini merupakan putaran ke-32 dari 48 pasar rakyat tahap pertama di pulau Jawa.

Konsep pasar rakyat memang diadakan di tempat terbuka, seperti di alun-alun kota atau di lapangan sehingga sangat mungkin terganggu jika terjadi hujan. Meski terdapat tenda-tenda, namun hujan bisa mengganggu akses jalan dari satu stand ke stand lain. Belum lagi jika lokasi utama becek oleh air hujan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami mengusulkan, lebih baik pasar rakyat tidak diselenggarakan di musim hujan jadi kemeriahan pasar rakyat tidak terganggu. Tadi malam kami sempat kerepotan, apalagi tenda yang dipakai pembukaan sudah dibongkar, panitia dari PBNU minta tenda dibongkar karena menghalangi shooting,” kata Mansyur kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (18/2).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun, terkait waktu pelaksanaan pasar Rakyat di Madiun, Bupati Muhtarom sebelumnya justru mengatakan, jadwal pelaksanaan pasar rakyat di Madiun ini sangat pas.

Timing pasar rakyat sangat pas, karena saat ini masyarakat sudah tidak ada kegiatan yang dihasilkan cuma menunggu panen,” katanya saat membuka pasar rakyat, Sabtu (16/2) kemarin.

Sebagai evaluasi, Mansyur mengatakan, persiapan pasar rakyat untuk daerah juga butuh waktu yang agak panjang untuk persiapan teknis.

“Paling tidak butuh waktu 2-3 bulan agar daerah bisa mengontak para pengusaha, sehingga mereka bisa masuk. Kemarin persiapan mendadak cuma 2 minggu,” kata Mansyur yang juga panitia lokal pasar rakyat Madiun.

Namun secara umum, menurut Mansyur, pasar rakyat Madiun sudah berjalan lancar. Pemerintah setempat juga cukup antusias dengan kegiatan ini. Bupati Madiun Muhtarom sendiri membuka secara resmi pasar rakyat di Lapangan Balerejo, Kebonsari.

“Kita juga ada tambahan sepuluh stand dari pemerintah kabupaten Madiun, cukup ramai. Stand MWCNU Kebonsari juga ramai. Dangdutnya juga ramai, karena ini bukan dangdutan biasa, tapi dangdut NU,” pungkasnya.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Ahmad Rofiq

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 11 Mei 2011

Kedahsyatan Sedekah di Malam Lailatul Qadar

Oleh Nur Rohman

Satu malam sama dengan 83 tahun. Itulah malam Lailatul Qadar. Kalau kita sedekah di hari-hari biasa Allah berjanji setiap satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Bahkan Allah mencontohkan orang yang bersedekah itu bagaikan orang yang menanam satu bebijian yang kemudian tumbuh menjadi 7 ranting, dan setiap ranting itu akan menghasilkan 100 buah.

Kedahsyatan Sedekah di Malam Lailatul Qadar (Sumber Gambar : Nu Online)
Kedahsyatan Sedekah di Malam Lailatul Qadar (Sumber Gambar : Nu Online)

Kedahsyatan Sedekah di Malam Lailatul Qadar

Bagi yang Allah kehendaki, sebiji itu akan menjadi buah yang tak dapat hitung jumlahnya. Subhanallah, bagaimana misalnya jika kita bersedekah seribu rupiah saja di bulan Ramadhan dan di malam Lailatul Qadar? Berapa kebaikan yang akan kita dapatkan. Tidak terhitung.

Di hari-hari akhir bulan Ramadhan, kita akan sering dengar kata: Te-Ha-eR. Ya, THR atau Tunjangan Hari Raya dinantikan baik oleh yang puasa maupun yang tidak. Suatu perusahaan, misalnya, memberikan THR kepada semua karyawan tujuannya adalah agar seorang karyawan dan keluarganya berbahagia pada hari raya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Begitu pun sebuah warung yang berbagi THR kepada para konsumennya, senang semua senang. Betapa senang melihat semua orang senang berbagi, memberi, dan menerima THR. Sebab, semua orang berhak bahagia di Hari Raya Idul Fitri. Tanpa terkecuali.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tentang THR, manfaat, dan kebahagiaan di hari Lebaran, kita juga menemukannya dalam kisah Baginda Nabi Muhammad SAW yang pada suatu pagi berjalan menuju masjid untuk melaksanakan sholat Idul Fitri. Kemudian Nabi melihat banyak anak-anak yang sedang mengekspresikan kegembiraan Hari Raya dengan pakaian baru dan mainan yang bagus-bagus. Di antara anak-anak itu Nabi menyaksikan seorang bocah yang pakaiannya lusuh dan kumal. Bocah itu menangis sesenggukan.

Maka, Nabi pun mengampiri bocah itu dan bertanya, “Nak, kenapa di saat teman-teman kamu bergembira merayakan Hari Raya, kamu malah tampak bersedih dan menangis.”

Kemudian anak itu menjawab, “Wahai, Tuan, bagaimana saya tidak sedih. Ayahku sudah tiada. Ia meninggal ketika perang bersama Rosulullah. Sedangkan ibuku, ia nikah lagi dengan pria lain dan membawa harta peninggalan Ayah. Karena itu, di saat teman-temanku bergembira saya merasa sedih.”

Selanjutnya, Nabi mengajak anak yatim itu ke rumah. Sang kekasih Allah itu memberikan pakaian baru dan mainan bagus. Nabi pun meminta kepada anak yatim, “Maukah kau jika aku menjadi ayahmu, Fatimah jadi bibimu, dan Hasan Husain menjadi saudaramu?”

Maka anak itu pun mengangguk dan senang bukan kepalang serta mengucapkan banyak terimakasih kepada Baginda Nabi. Lalu, anak itu pun pamit kepada Nabi untuk keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya dalam keadaan riang gembira.

Anak-anak di tempat bermain pun heran dan bertanya, “Tadi kamu sedih dan menagis. Kenapa sekarang kamu sangat riang sekali?”

Anak itu pun menjawab, “Bagaimana saya tidak riang, Rasulullah menjadikanku putranya, kemudian Fatimah jadi bibiku, dan Hasan Husain menjadi saudaraku. Aku pun sekarang punya baju baru, mainan bagus, dan bisa makan enak.”

Begitulah kisah singkat dari Baginda Nabi, yang bisa kita jadikan teladan betapa memberi THR kepada orang yang membutuhkan adalah perbuatan yang mulia.

Mari, di akhir Ramadhan, menjelang Lebaran ini, kita tebarkan kasih dan sayang kepada sesama saudara yang membutuhkan uluran tangan, kepedulian kita. Semoga di antara kebaikan yang kita tanam adalah perbuatan yang kita lakukan tepat di malam Lailatul Qodar. Sehingga pahala dan keberkahan melimpah ruah pada kita. Amiin…

*) Pengurus Pusat NU CARE-LAZISNU dan Pembina Majlis Rajeg, Tangerang.. Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Ubudiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 06 Mei 2011

Pelajar NU Cianjur: Kaderisasi adalah Kunci

Cianjur, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan pelajar putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Cianjur mengadakan kegiatan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) di Pondok Pespesantren Al-Khodijiyyah Kampung Kadudampit, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Ahad (19/2).

Ketua IPPNU Cianjur Siti Latifah mengatakan, kegiatan tersebut memang diagendakan setiap tahun untuk merekrut kader yang banyak utamanya di tatanan pelajar NU. Bagi pelajar NU, kaderisasi adalah kunci organisasi.

Pelajar NU Cianjur: Kaderisasi adalah Kunci (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Cianjur: Kaderisasi adalah Kunci (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Cianjur: Kaderisasi adalah Kunci

"Selama dua tahun terakhir ini kami sudah melakukan makesta di 21 sekolah dan pesantren di Kabupaten Cianjur, salah satunya seperti yang kita lakukan hari ini di Ponpes Al-Khadijiyah," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakannya, IPNU dan IPPNU yang juga salah satu organisasi kepemudaan terbaik dalam bidang administrasi se-Indonesia. Di Cianjur sendiri, kata Siti, sudah mempunyai sebanyak 2368 anggota.

"Memang kami melakukan kaderisasi sudah sejak lama, bahkan sudah banyak alumni yang sudah dicetak dalam organisasi kami dan Insyaallah semua bisa dikatakan sukses di berbagai segmen, ada yang jadi guru, dosen, kiai, juga profesi lain dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Ahlisunnah Wal Jamaah," pungkasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di pihak lain ketua IPNU Cianjur, M. Fahri, mengatakan bahwa kaum santri memang dalam semanggat juang jihad cenderung mudah di sentuh, atau peka. Akan tetapi pihaknya dengan mengadakan kegiatan tersebut melakukan pemahaman arti dari pada jihad yang sebenarnya.

"Upaya ini, adalah salah satu upaya yang kami lakukan untuk meminimalisir pihak-pihak yang tak bertanggungjawab melakukan penyelewengan ajaran, tidak sedikit santri hari ini direkrut untuk di selewengkan kepada ajaran-ajaran yang tidak benar," tegasnya.

Sementara, Ketua PCNU Kabupaten Cianjur KH Khairul Annam mengatakan, kegiatan tersebut merupakan peroses kaderisasi NU yang dalam hal ini dilaksanakan oleh organisasi badan otonom NU yaitu IPNU dan IPPNU, yang bergerak di pelajar dan santri, dalam rangka mengamalkan paham Ahlusunnah wal-Jamaah An-nahdliyah.

"Itu bisa ditularkan menjadi aqidah yang melekat bahkan tidak diragukan lagi dalam hati para pelajar dan santri. Kaserisasi ini juga termasuk sebagai salah satu penyikapan upaya pencegahan radikalisasi kanan dan liberalisasi kiri," kata Kiai Anam.

Lebih lanjut Kiai Anam mengatakan, untuk menangkal isu radikalisme dan liberalisme tersebut harus dilakukan pengamalan sebagai salahsatu usaha untuk menggambarkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

"Islam dan mengamalkan semangat NU yang sebenarnya itu bagaimana kita mengemban semangat Islam dan nasionalisme dengan metode dakwah yang santun sesuai yang dicontohkan rosul, dakwah yang mengajak bukan mengejek, dakwah yang merangkul bukan memukul," pungkasnya. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kesalehan Sosial Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani

Keimanan tidak selamanya diukur berdasarkan jumlah ibadah seorang kepada Allah SWT. Meskipun? ada orang yang percaya kepada Tuhan dan dia rajin beribadah, baik ibadah wajib maupun sunah, belum tentu apa yang dilakukannya itu menunjukan kesempurnaan iman. Sebab Islam tidak hanya meminta umatnya percaya kepada Tuhan, kemudian beribadah terus-menerus, tetapi juga meminta kita untuk peduli dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.

Sesungguhnya keimanan berkait kelindan dengan kepekaan sosial. Semakin tinggi derajat keimanan seorang seharusnya tingkat sensitifnya terhadap problem keumatan juga semakin meninggi.

Kesalehan Sosial Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesalehan Sosial Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesalehan Sosial Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani

Hal ini tercermin dalam diri Nabi Muhammad SAW. Selain tekun beribadah, Beliau juga terlibat aktif dalam menuntaskan problem keumatan yang terjadi di negerinya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Iman kaum beriman perlu dipertanyakan bila hatinya tidak terpanggil sedikit pun untuk melakukan perubahan sosial. Keimanannya disangsikan jika tidak mau membantu saudara, tetangga, dan masyarakat miskin. Sementara kondisi finansialnya melebihi kebutuhan hariannya dan tidak bakalan jatuh miskin bila disumbangkan separuhnya untuk fakir miskin.

Syekh Abdul Qadir Jailani dalam Fathur Rabbani wal Faydur Rahmani mengatakan,

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?...

Artinya, “Jika kamu menyukai makanan enak, pakaian bagus, rumah mewah, wanita cantik, dan harta yang berlimpah, sementara pada saat yang sama kamu menginginkan agar saudara seimanmu mendapatkan kebalikannya, maka sungguh bohong bila kamu mengaku memiliki iman yang sempurna.

Wahai orang kurang akal! Kamu berdampingan dengan tetangga yang fakir dan memunyai sanak-saudara miskin, sedangkan kamu memiliki harta yang sudah layak dizakati, keuntunganmu berlipat ganda setiap hari, dan kamu memiliki kekayaan lebih.

Jika kamu enggan memberi dan menolong mereka, berarti kamu rela dengan kefakiran mereka.”

Nasihat yang disampaikan sulthanul auliya’ ini tentu sangat menusuk batin kita. Sebagai seorang sufi agung, ternyata Syekh Abdul Qadir juga tidak hanya sibuk beribadah, tetapi juga perhatian terhadap masalah sosial. Bahkan, ia mengkritik keras umat Islam yang acuh tidak acuh dengan kondisi masyarakat sekitarnya. Dengan merenungi petuah ini, semoga keimanan kita mampu membuat kita semakin peka dengan problem keumatan. Wallahu a’lam (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 04 Mei 2011

IPNU-IPPNU Diimbau Jadi Penggerak Kemajuan Desa

Kendal, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mesti berkontribusi bagi kemajuan desa. Demikian imbauan Ketua Pengurus Ranting NU Selokaton, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

IPNU-IPPNU Diimbau Jadi Penggerak Kemajuan Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Diimbau Jadi Penggerak Kemajuan Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Diimbau Jadi Penggerak Kemajuan Desa

“Harapan kami dalam berorganisasi tidak hanya aktif di tingkat RT saja, namun bisa merambah ke tingkat Desa agar turut andil dalam membangun kemajuan Desa melalui organisasi seperti IPNU dan IPPNU,” kata Ketua Pengurus Ranting NU Selokaton Wahyudi dalam forum rapat pemilihan ketua baru Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU Selokaton, Kamis (19/2).

Ia juga memotivasi para pelajar NU yang hadir di gedung TPQ Ar-Rahmah Selokaton itu untuk bisa menjadi kader yang mampu mengedepankan kemajuan desa, syukur-syukur bisa merembet ke Kecamatan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita harus bisa menjadi kader yang mengedepankan kemajuan Desa, karena kalian semua adalah generasi muda yang harus menjadi kader penggerak, alangkah baiknya bisa merembet ke tingkat Kecamatan menggantikan rekan-rekanita PAC yang ada saat ini,” tandasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Selokaton Parwadi menyampaikan, Pemerintahan Desa Selokaton siap mendukung apapun kegiatan IPNU-IPPNU yang bersifat positif dan bermanfaat. “Pemerintah Desa Selokaton juga siap membantu kegiatan-kegiatan (IPNU-IPPNU) yang positif.” tegasnya.

Acara tersebut dihadiri oleh 39 anggota IPNU-IPPNU setempat ini dibuka langsung Kepala Desa Selokaton. Turut hadir di forum ini beberapa tokoh masyarakat Desa Selokaton, serta alumni IPNU-IPPNU Desa Selokaton didampingi oleh Pembina IPNU-IPPNU Selokaton.

Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Anak Cabang IPNU Sukorejo, Budi Irwanto mengatakan, membangun sebuah organisasi itu mudah, namun untuk mempertahankan dan menjaga konsistensi itu yang sulit dilakukan oleh para pengurus terutama di tingkatan Ranting.

“Kami dari PAC siap membantu dan memfasilitasi setiap ranting yang mau konsultasi dan membutuhkan bantuan apabila diperlukan,” imbuhnya.? (Sukron/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah