Kamis, 21 Juli 2011

GP Ansor Blitar Bangun Prasasti di Makam Pendiri Banser

Blitar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pimpinan Cabang GP Ansor Blitar Raya bersama Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) memadati makam almarhum Zen Kalyubi di Kabupaten Ponorogo, Ahad (7/8). Mereka mendirikan prasasti di makam salah satu tokoh sentral perintis berdirinya Banser ini.

Pemasangan prasasti ini dilakukan sebagai bentuk perhormatan dan penghargaan kader muda Ansor dan Banser terhadap jasa-jasa pendiri Banser. Sekitar 25 anggota Banser seharian memasang prasasti di atas makam Zen Kalyubi di komplek makam Betoro Katong, Ponorogo.

GP Ansor Blitar Bangun Prasasti di Makam Pendiri Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Blitar Bangun Prasasti di Makam Pendiri Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Blitar Bangun Prasasti di Makam Pendiri Banser

“Ini kami lakukan untuk menghormati dan menghargai almarhum,” ujar Ketua GP Ansor Kota Blitar Hartono kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebenarnya sejak lama para kader Ansor dan Banser ingin membangun prasasti di makam Zen Kalyubi. Namun pihak keluarga selalu keberatan dengan berbagai alasan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Menurut keluarga, almarhum Pak Kalyubi bersama anggota lain berjuang di Banser karena panggilan agama dan negara. Tidak perlu penghargaan yang neko-neko. Cukup dengan bantuan doa dan melanjutkan perjuangan almarhum saja sudah cukup,” kata Hartono.

Alhamdulillah, belakangan setelah dilakukan pendekatan dan koordinasi dengan keluarga, pihak keluarga mengizinkan. “Beberapa kali pengurus Ansor dan Banser mohon izin membangun prasasti di makam almarhum. Namun saat itu belum mengizinkan. Alhamdulillah, akhirnya diperbolehkan,” tambah Hartono.

Sebagaimana diketahui, Banser berdiri di Blitar pada tahun 1964. Inti dari berdirinya Banser adalah melanjutkan cita-cita dan semangat para pejuang Hizbullah dan Sabilillah pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonensia, yakni menegakkan dan mempertahankan Pancasila dan NKRI.

Almarhum Zen Kalyubi merupakan salah satu inisiator dan perintis berdirinya kader inti dari pemuda Ansor tersebut. Ia menjabat sebagai komandannya. Namun setelah Banser diterima secara nasional dan disahkan oleh PBNU, amanah komandan diserahkan kepada Kolonel Yusuf Hasyim (Pak Ud) putra KH Hasyim Asy’ary.

Hingga saat ini Banser masih tetap eksis mempertahankan perjuangan itu. Bahkan keberadaannya diterima oleh generasi muda.Terbukti sekitar 1.200.000? anggota Banser bergabung di dalam organisasi semi otonom GP Ansor ini.

“Sebagai generasi penerus, kami akan melanjutkan semangat almarhum dalam mempertahankan Pancasila dan NKRI,”tegas Satkorcab Banser Kabupaten Blitar Moh Makin. (Imam Kusnin Ahmad/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Nahdlatul Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 17 Juli 2011

Nazham Al-Ajrumiyyah Jawa dari Cirebon Ini Jadi Kurikulum Nahwu di Banyak Pesantren

Nazham Tarjamah Al-Ajrumiyyah adalah kitab mungil karangan Syekh Mahmud Mukhtar Al-Bode, ulama dari Cirebon. Kitab ini merupakan terjemah dari kitab Matan Al-Ajruymiyyah yang ditulis dalam bentuk syair berbahasa Jawa dengan menggunakan bahar Rajaz.

Kitab Matan Al-Ajrumiyyah sendiri adalah kitab ringkas yang memuat pokok-pokok ilmu Nahwu. Kitab untuk pemula ini telah tersebar di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Penulisnya adalah ulama besar Maroko pada zamannya, yaitu Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad Ibnu Ajrum As-Shanhaji (672 H-723 H).

Nazham Al-Ajrumiyyah Jawa dari Cirebon Ini Jadi Kurikulum Nahwu di Banyak Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Nazham Al-Ajrumiyyah Jawa dari Cirebon Ini Jadi Kurikulum Nahwu di Banyak Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Nazham Al-Ajrumiyyah Jawa dari Cirebon Ini Jadi Kurikulum Nahwu di Banyak Pesantren

Dalam kata pengantar kitab Nazham Tarjamah Al-Ajrumiyyah, Syekh Mahmud Mukhtar berkata,

"Wa badu ikilah tarjamah Jurmiyyah ** kanggo pelajar madrasah ibtidaiyyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kang masih ora ngerti bahasa Arab ** jalaran ora kulino ngaji kitab

Mulo podo ngajio kitab ulama ** luwih penting tinimbang ilmu dirgama

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Akeh wong kang pinter ilmu dirgamane ** tapi bodoh ilmu syara agamane

Ing hale ilmu syara fardlu hukume **  ngaweruhi tinimbang ilmu umume

Zaman kewalik barang haq dadi batal ** salah dadi bener harom dadi halal

Wenang dadi ferdlu menang dadi kalah ** bidah dadi sunah koyo mutazilah

Akeh wong ahlis sunah pengakuane ** tetapi bidah amal perbuatane

Mugo-mugo Allah maringi hidayat ** lan maringi terjemah iki manfaat
"

Artinya, "Wa badu, ini adalah terjemah kitab Al-Ajrumiyyah yang diperuntukkan kepada pejalar madrasah ibtidaiyyah, pelajar yang masih belum paham bahasa Arab karena tidak terbiasa mengkaji kitab.

Maka, pelajarilah kitab para ulama. Hal ini lebih penting daripada (mempelajari) ilmu umum.

Banyak orang yang pintar dalam ilmu umum, akan tetapi dia bodoh dalam ilmu syariat agamanya. Padahal yang hukumnya wajib adalah mempelajari ilmu syariat, bukan ilmu umum.

(Sekarang) adalah zaman yang terbalik. Hal yang haq jadi bathil. Salah menjadi benar. Haram jadi halal. Jaiz menjadi wajib. Menang jadi kalah. Bidah menjadi sunah, seperti Mutazilah. Banyak orang yang mengaku Ahlussunah, tetapi yang diperbuat adalah hal-hal bidah.

Semoga Allah menganugerahi kita hidayah dan menjadikan terjemah ini bermanfaat."

Kitab yang diterbitkan Pondok Pesantren Darul Ulumisy Syariyyah Bode Plumbon Cirebon dalam 16 halaman ini terdiri atas 26 bab yang memuat 171 bait. Ke-26 bab itu adalah Muqaddimah (10 bait), Babul Kalam (8 bait), Al-Irab (5 bait), Marifatu Alamatil Irab (25 bait), Al-Afal (10 bait), Al-Fail (6 bait), Naibul Fail (4 bait), Al-Mubtada wal Khabar (8 bait), Kana wa Akhawatuha (3 bait), Inna wa Akhawatuha (2 bait), Zhanna wa Akhawatuha (3 bait), An-Natu (2 bait), Al-Marifah wan Nakirah (13 bait), Al-Athf (3 bait), At-Taukid (3 bait), Al-Badal (4 bait), Al-Maful Bihi (7 bait), Al-Mashdar (5 bait), Az-Zharaf (7 bait), Al-Hal (3 bait), At-Tamyiz (2 bait), Al-Istitsna (13 bait), La (7 bait), Al-Munada (7 bait), Al-Maful min Ajlih (2 bait), dan dipungkasi dengan Babul Maful Maah (9 bait).

Berikut adalah contoh untaian bait Nahwu dalam kitab,

"Huruf Khofadl Yoiku Min Fi An Ala *** kaya mengkono Rubba Ba Kaf Lam Ila"

Artinya, "Huruf Khofadl (Jar) adalah Min, Fi, An, dan Ala. Begitu juga Rubba, Ba, Kaf, Lam, dan Ila."

Kitab Nazham Tarjamah Al-Ajrumiyyah sudah menyebar di berbagai daerah. Tidak hanya itu, kitab ini juga dijadikan kurikulum wajib banyak pesantren di Jawa, di antaranya adalah Pesantren At-Taujieh Al-Islamy 2 Banyumas Jawa Tengah. Di pesantren asuhan Sidna KH Zuhrul Anam Hisyam ini kitab karya Syekh Mahmud Mukhtar ini menjadi kurikulum wajib yang harus dihafalkan setiap santri. Para santri Pondok Pesantren At-Taujieh Al-Islamy 2 selalu melalar hafalannya secara berjamaah setiap hari sebelum memulai pelajaran.

Syekh Mahmud Mukhtar adalah ulama asal Desa Bode, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Kiai satu ini terbilang sangat produktif dalam menulis kitab. Selain Nazham Tarjamah Al-Ajrumiyyah, ia juga menulis puluhan kitab dalam berbagai fan ilmu lainnya. Kebanyakan kitab tersebut ditulis berupa nazham (puisi), baik dalam bahasa Arab maupun Jawa. Di antara kitab karangan Syekh Mahmud Mukhtar adalah Nafhat al-Ithr fi Qishshatil Khadlir, Qashidatul Awam fil Istighatsati bil Auliyail Alam yang mempunyai nama lain At-Tiryaqul Mujarrab bil Waliyyil Muqarrab, Syarhus Shadr fit Tawassuli bi Ahlil Badr, Ianatur Rafiq ala Nazhmi Sullamit Taufiq, Burdatul Mukhtar fi Nazhmi Tarikh Khairil Akhyar, Manzhumatud Durratis Saniyyah fi Ilmit Tafsir, Bidaul Masajid, Kifayatu Ghulam fi Ma Yajibu Alaihi minal Ahkam, Tarjamatul Mahmud linazhmil Maqshud, dan Ghayatuz Zain lil Muhtadin Nadzm Qurratul Ain bimuhimmatid Din.

Alfaqir (Penulis) meriwayatkan seluruh kitab-kitab Syekh Mahmud Mukhtar dengan ijazah dari Kiai Habib bin Makhmud Mukhtar, dari penulisnya. Ijazah ini alfaqir dapatkan sewaktu sowan ke kediaman Kiai Habib di Bode Plumbon Cirebon pada akhir Ramadlan 1438 H yang bertepatan pada bulan Juni 2017 M.

Syekh Mahmud Mukhtar wafat di Bode pada 2008 M. Ia dimakamkan di depan rumahnya, di samping masjid dan pesantren Darul Ulumisy Syariyyah, pesantren yang asuhannya semasa hidup. Rahimahullah Taala wa nafaana bi ulumihi. Amin. (Direktur Turats Ulama Nusantara Nanal Ainal Fauz)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 16 Juli 2011

Ribuan Pengikut ISIS Pulang ke Tanah Air

New York, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Berdasarkan hasil survei besar yang dilakukan sebuah perusahaan swasta di bidang intelijen keamanan, terungkap bahwa ada ribuan pengikut ISIS yang kini pulang dari Suriah dan Iraq ke tanah air mereka masing-masing.

Ribuan Pengikut ISIS Pulang ke Tanah Air (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Pengikut ISIS Pulang ke Tanah Air (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Pengikut ISIS Pulang ke Tanah Air

Mereka adalah orang-orang yang terlena dengan misi pendirian "khilafah Islam" yang dipropagandakan ISIS lewat berbagai media dan mendorong mereka berbondong-bondong menuju Iraq dan Suriah.

Laporan tersebut dirilis oleh perusahaan The Soufan Group yang berbasis di New York, Selasa (24/10), sebagaimana dilansir Washington Times. Temuan ini juga menyebut Rusia sebagai sumber nomor satu para anggota ISIS asing.

"Sekarang ada setidaknya 5.600 warga atau penduduk dari 33 negara yang kembali ke kampung halaman," kata laporan itu. Menurutnya, situasi ini menjadi tantangan besar bagi keamanan negara-negara di dunia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tentang apakah pengikut ISIS yang kembali tersebut akan mengalami radikalisasi dan menimbulkan ancaman di kampung halaman mereka telah menjadi sumber perhatian utama petugas keamanan dan intelijen di pemerintahan di Timur Tengah, Eropa, Asia, dan Amerika Utara.

Menurut laporan itu juga, beberapa alasan yang membuat gerakan ISIS menurun adalah gencarnya kampanye internasional melawan kelompok teroris ini, ditambah ketatnya kontrol perbatasan oleh Turki. 

Tapi ada peningkatan jumlah perempuan asing yang berangkat ke kawasan yang dikuasai ISIS. Juga peningkatan jumlah anak lantaran angka kelahiran di sana.

(Baca: Kisah Pilu Satu Keluarga asal Indonesia Gabung ISIS di Suriah)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pejabat pertahanan Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya mengetahui masalah tersebut namun berhasil mencegah pasukan ISIS untuk mencari perlindungan di negara lain. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 09 Juli 2011

Kemampuan Baca-Tulis Qur’an Aktivis Rohis Ternyata Lebih Rendah dari Non-Rohis

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Riset yang dilakukan oleh Balitbang dan Diklat Kementerian Agama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan baca-tulis Al-Quran antara siswa yang aktif di organisasi Rohani Islam (Rohis) dengan yang tidak aktif di Rohis pada alpha 0,03 di mana justru yang tidak aktif di Rohis kemampuannya lebih tinggi daripada yang aktif di Rohis. Mereka yang kurang aktif di Rohis juga kemampuannya lebih tinggi dari yang aktif di Rohis pada alpha 0,016.?

Kemampuan Baca-Tulis Qur’an Aktivis Rohis Ternyata Lebih Rendah dari Non-Rohis (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemampuan Baca-Tulis Qur’an Aktivis Rohis Ternyata Lebih Rendah dari Non-Rohis (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemampuan Baca-Tulis Qur’an Aktivis Rohis Ternyata Lebih Rendah dari Non-Rohis

Temuan tersebut merupakan sebagian dari hasil penelitian yang difokuskan pada penyusunan indeks Pendidikan Agama Islam Tingkat Sekolah Menengah (SMA) di Kabupaten Serang, Banten. Balitbang Diklat Kemenag menyusun Indeks Keberhasilan Pendidikan Agama bertujuan untuk mengetahui Indeks Keberhasilan Pendidikan Agama Islam (IKPAI) Kelas XII SMA Negeri di Kabupten Serang yang mencakup kemampuan membaca Al-Quran, perilaku, karakter, afeksi; dan pengaruh profil responden terhadap Indeks Keberhasilan PAI (kemampuan membaca Al-Quran, perilaku, karakter, dan afeksi).

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik ? kelas XII SMA Negeri yang beragama Islam di wilayah Kabupaten Serang sebanyak 3023 peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan selama 7 bulan, mulai bulan Juni 2015 sampai Desember 2015.

Indeks Keberhasilan PAI (IKPAI) Kelas XII SMA Negeri se-Kabupaten Serang yang merupakan komposit dari ? indeks 4 variabel adalah 0,60. Variabel baca-tulis Al-Quran dengan indeks 0,68; perilaku 0,56; karakter 0,56; dan afeksi 0,60.?

Dilihat dari pengaruh profil responden terhadap Kemampuan Baca-Tulis Al-Quran, tidak terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al-Quran yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al-Quran yang sangat signifikan antara siswa dari jurusan IPA dan IPS pada alpha 0,00 di mana kemampuan siswa IPS relatif lebih tinggi dari siswa IPA.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al Quran siswa yang signifikan berdasarkan perbedaan jenis pekerjaan orangtua masing-masing. Orangtua yang bertani anak-anaknya lebih mampu baca-tulis Al-Quran daripada anak-anak/siswa yang orangtuanya PNS/TNI/Polri (alpha 0,039). Orangtua yang bertani anak-anaknya lebih mampu baca-tulis Al-Quran daripada anak-anak/siswa yang orangtuanya Wiraswasta (alpha 0,087).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al-Quran yang signifikan antara siswa yang berasal dari SMP dengan siswa yang berasal dari MTs. Tidak terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al-Quran yang signifikan antara siswa yang berasal dari SD dengan siswa yang berasal dari MI.

Tidak terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al-Quran yang signifikan antara siswa yang mengaji di Pesantren/Diniyah, dengan yang Privat, di TPQ, maupun yang hanya belajar agama Islam di SMAN. (Kendi Setiawan/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Sejarah, Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 08 Juli 2011

Tingkatkan Ekonomi Keluarga, Muslimat NU Karimun Belajar Olah Sampah

Karimun, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Majelis Talim Nur Hidayah binaan Pimpinsn Cabang Muslimat NU Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau melakukan kunjungan ke bank sampah Karimun Madani. Dari hasil kunjungan itu, mereka belajar "menyulap" berbagai macam limbah sampah rumah tangga menjadi barang yang dapat menghasilkan pendapatan dan meningkatkan perekonomian keluarga.

Tingkatkan Ekonomi Keluarga, Muslimat NU Karimun Belajar Olah Sampah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tingkatkan Ekonomi Keluarga, Muslimat NU Karimun Belajar Olah Sampah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tingkatkan Ekonomi Keluarga, Muslimat NU Karimun Belajar Olah Sampah

Menurut Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Karimun Nyimas Novi Ujiani, dari tangan terampil pengurus bank sampah tersebut, limbah mampu dijadikan pernak-pernik kebutuhan rumah tangga.

"Jadi, tidak semua limbah rumah tangga itu semuanya sampah. Buktinya? Bank Sampah Karimun Madani bisa menjadikan sampah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis," ucap Nyimas Novi Ujiani.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Beberapa kerajinan yang berhasil diciptakan bank sampah terbaik se-Kepri itu berupa? tas dari bungkus plastik makanan ringan, sendal selop dari bungkus pembersih piring, pas bunga kaca dari botol sirup, topi dari kertas koran, bunga dari gelas minuman ringan dan banyak lagi.

Dari kunjungannya itu, anggota DPRD Kabupaten Karimun tersebut mengimbau kepada masyarakat agar tidak langsung terburu-buru membuang sampah rumah tangga. Hendaknya dipilah mana yang masih dapat di daur ulang, dan mana sampah yang memang sudah tidak bisa diolah lagi. Setelahnya sampah yang dapat didaur ulang agar kiranya dibawa ke bank sampah dapat diuangkan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sampah dari limbah rumah tangga kita nantinya akan dapat bermanfaat bagi semua orang. Yang pada akhirnya dari sampah mampu menghasilkan uang. Dengan budaya ini juga kita bisa menjaga kebersihan lingkungan karena sampah saat ini sangat bermanfaat, bahkan yang tidak bisa diolah sekali pun bisa dijadikan pupuk kompos," terangnya.

Dengan pemilahan sampah katanya, akan mampu mengurangi volume di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang menurut Dinas Kebersihan setiap harinya mencapai 40 ton sampah dari limbah rumah tangga. Dengan demikian, maka sudah saatnya menjadikan sampah di rumah masing-masing sebagai sumber pendapatan.

Dari sampah yang diantar ke bank sampah Karimun Madani, maka bisa disimpan melalui beberapa program yang telah disiapkan. Beberapa diantaranya adalah tabungan biaya sekolah anak, tabungan untuk lebaran dan dapat pula untuk keperluan hari-hari, bahkan ada pula program tabungan naik haji. (Sularno Menot/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Syariah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Juli 2011

Ulama Iran Hadiri Seminar Tilawah Langgam Nusantara JQHNU

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadh Nadlatul Ulama (JQHNU) menggelar seminar nasional bertajuk “Kontroversi Tilawah Langgam Nusantara”, Selasa (16/6) petang, di aula PBNU, Jakarta. Salah satu narasumber hadir dari Universitas Internasional al-Mustafa, Qum, Iran.

Ulama Iran Hadiri Seminar Tilawah Langgam Nusantara JQHNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama Iran Hadiri Seminar Tilawah Langgam Nusantara JQHNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama Iran Hadiri Seminar Tilawah Langgam Nusantara JQHNU

Ketua Umum PP JQHNU KH Abdul Muhaimin Zain mengatakan, seminar ini diselenggarakan atas permintaan masyarakat, menyusul polemik tentang kebolehan melantunkan al-Qur’an dengan langgam Jawa sebagaimana terjadi pada peringatan Isra’ dan Mi’raj pertengahan Mei lalu di Istana Negara, Jakarta. Pihaknya sengaja mengundang pakar qira’ah asal Iran lantaran langgam qira’ah yang lazim dibaca para qari’ mayoritas berasal dari Persia atau Iran.

Sayyid Ali Rabbani, ulama Iran itu, di hadapan forum yang terdiri para mahasiswa, dosen, dan para pegiat al-Qur’an, mengatakan kontroversi ini juga pernah terjadi di negaranya, Iran. Pembacaan al-Qur’an dengan lagu bersyair mendapat simpati dari sebagian kecil ulama, meski ditolak oleh kebanyakan ulama qira’ah di sana.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Soal tilawah di luar langgam Arab, katanya, secara akal bahasa Arab atau bahasa Inggris seyogianya diekspresikan menurut bahasa Arab atau Inggris. Namun ia menggarisbawahi bahwa seorang qari sebaiknya tidak terlalu fokus pada lagu, melainkan perenungan makna dan sampainya pesan al-Qur’an kepada para pendengar.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ali Rabbani mengisi seminar bersama Kepala Lajnah Pentashih al-Qur’an Kemenag Muchlis M Hanafi, Rais Majelis Ilmi PP JQHNU KH Ahsin Sakho, dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Peserta yang berpartisipasi antara lain dari qari internasional Ustadzah Maria Ulfa, serta akademisi dari Institut Perguruan Tinggi Ilmu al-Quran (PTIQ) Jakarta, Institut Ilmu al-Quran (IIQ) Jakarta, dan Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran "Al-Hikam" Depok.

Menurut hasil penelitiannya dari berbagai kitab klasik, Muchlis berpendapat bahwa tidak ada contoh valid pada zaman Rasulullah tentang lagu tertentu yang harus digunakan saat membaca al-Qur’an. Dengan demikian, ia meyakini langgam (nagham) datang atas kreasi umat Islam setelahnya atau bersifat ijtihadi.

Sebagaimana Muchlis, KH Ahsin Sakho setuju dengan adanya kebebasan dalam memilih lagu selama tidak menyalahi tajwid, makharijul huruf, dan kekhidmatan dalam pembacaan al-Qur’an. Baginya ini masalah sekunder karena menyangkut budaya manusia yang beragam. Yang primer dan masuk kategori ibadah adalah pembacaan al-Qur’an sesuai kaidah dan makna.

“Jadi menurut saya sah-sah saja (menggunakan langgam Nusantara), sejauh tidak ada mawani’ (penghalang) yang menyebabkan ia makruh atau haram,” ujarnya usai menayangkan video pembacaan al-Quran dari Afrika dan Saudi Arabia yang berbeda dari tujuh lagu yang lazim dibaca, yakni Bayati, Shoba, Hijaz, Nahawand, Rost, Jiharkah, dan Sikah. (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah