Senin, 29 Agustus 2011

Gus Ainun: Banjiri Sanad Keguruan NU di Internet

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sanad keguruan menjadi ciri khas kalangan nahdliyin dalam menerima ilmu agama. Selain keakuratan ilmu dan kesalehan guru, sanad sangat dibutuhkan. Karenanya, sanad keguruan ini perlu dibaca setiap kali pengajian. Kalau perlu, mata rantai keilmuan itu diunggah di media sosial, website, atau akun-akun pribadi lainnya.

“Minta saja kepada para kiai kita. Lalu unggah di website atau blog. Ini sangat dibutuhkan,” kata Gus Ainun Najib yang belakangan namanya mencuat melalui website Kawal Pemilu di Jakarta, Selasa (16/6).

Gus Ainun: Banjiri Sanad Keguruan NU di Internet (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Ainun: Banjiri Sanad Keguruan NU di Internet (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Ainun: Banjiri Sanad Keguruan NU di Internet

Ainun selama ini resah atas banjirnya ajaran-ajaran agama yang cenderung radikal dan ekstrem di internet. Sementara mereka tidak memiliki sanad yang menyambungkan paham yang mereka ajarkan hingga ke Rasulullah atau ulama yang menulis kitab-kitab rujukan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada forum Workshop Penguatan Jaringan Anti Radikalisme di Dunia Muda untuk Ulama Muda yang digagas Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Gus Ainun mengapresiasi tingginya pengguna internet di kalangan nahdliyin.

“Dengan tingginya angka pengguna, maka sanad-sanad guru agama kita akan semakin tampak pohon besarnya. Mintalah usai mengaji dengan guru-guru kita. Mereka akan memberikannya. Sanad menjadi pertanggungjawaban keilmuan selain validitas ilmu dan kezuhudan guru yang bersangkutan,” kata Gus Ainun yang kini tinggal di Singapura sebagai konsultan teknologi dan informasi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Ainun, ilmu agama berbeda dari ilmu pada umumnya. Sanad dibutuhkan antara lain untuk memastikan distorsi informasi keagaman antara penerima dan penyampai ilmu.

Sebagaimana diketahui bahwa ilmu dan orang berilmu pengetahuan mendapat tempat istimewa di kalangan nahdliyin. Kecuali itu, sanad keguruan yang menyambung penerima ilmu dan generasi sebelumnya sangat diperhatikan. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 02 Agustus 2011

Mangut Ikan Cucut, Kuliner Favorit Gus Dur di Jepara

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Beberapa waktu sebelum menjabat sebagai Presiden RI, Gus Dur berkunjung ke Jepara. Kunjungan terutama dilakukan ke rumah salah satu sahabat akrab Gus Dur dan merupakan tokoh NU, KH Muhammady Qosim. 

Mangut Ikan Cucut, Kuliner Favorit Gus Dur di Jepara (Sumber Gambar : Nu Online)
Mangut Ikan Cucut, Kuliner Favorit Gus Dur di Jepara (Sumber Gambar : Nu Online)

Mangut Ikan Cucut, Kuliner Favorit Gus Dur di Jepara

Seperti kunjungan ke berbagai daerah lainnya, pengurus NU, para tokoh, santri, dan masyarakat umum berdatangan ingin bertemu dan bersilaturahim dengan Gus Dur. 

Salah satu yang hadir ketika itu adalah Hamzah Sholehuddin, pria asal Bumiayu yang kini Ketua MWCNU Jepara Kota. Kiai Hamzah merasa sangat senang dapat bertemu dengan Gus Dur.

“Gus Dur ini Bapak Bangsa, orang yang sangat dihormati. Saya sangat bersyukur dapat bertemu secara langsung dengan beliau,” cerita Kiai Hamzah saat kunjungan rombongan MWCNU Jepara ke Kantor PBNU akhir Desember 2016 lalu.

Menurut Kiai Hamzah, antara Gus Dur dengan masyarakat awam sering terjadi kesenjangan pemikiran. Hal ini karena ibarat Gus Dur sudah melangkah sepuluh kilometer, orang lain baru berjalan satu meter.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Apa yang disampaikan Gus Dur ternyata benar. Walaupun seringnya baru terjadi dua atau tiga tahun setelah Gus Dur mengatakan sesuatu. Ini yang menjadi bukti bahwa Gus Dur adalah waliyullah, dapat melihat sesuatu yang akan terjadi di masa depan,” tambah Kiai Hamzah.

Pada kedatangan Gus Dur tersebut Kiai Hamzah juga menanyakan bagaimana kabar Gus Dur. Gus Dur mengatakan sehat dan mengungkapkan rasa senang karena bisa bertemu masyarakat Jepara. Suasana kearaban dan kedekatan Gus Dur dengan masyarakat pun segera terbangun.

Gus Dur rupanya tahu salah satu makanan khas di Jepara, yaitu mangut. Tak lupa Gus Dur pun menikmati mangut ikan cucut yang disediakan tuan rumah. Mangut ikan cucut dimasak dengan campuran santan kelapa dicampur sayur, memang menu yang lezat untuk dinikmati. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Meme Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah