Sabtu, 31 Maret 2012

Mbah Moen: Muktamar NU di Jombang Sah dan Mengikat

Magelang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang KH Maimoen Zubair akhirnya angkat bicara terkait dinamika Muktamar NU yang masih berlanjut. Mbah Moen, panggilan akrabnya, menegaskan bahwa Muktamar NU sah.

Mbah Moen: Muktamar NU di Jombang Sah dan Mengikat (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Moen: Muktamar NU di Jombang Sah dan Mengikat (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Moen: Muktamar NU di Jombang Sah dan Mengikat

"Muktamar NU ke-33 di Jombang kemarin secara hukum sah dan mengikat. Tidak perlu lagi ada yang mempertanyakan," tegasnya di hadapan ribuan peserta Halal bi Halal Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyyah Kaafah (P4SK), Sabtu malam (8/8).

Lanjut Mbah Moen, selaku sesepuh Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA), apa yang sudah diputuskan dalam Muktamar, segera dilaksanakan karena semua keputusannya merupakan produk hukum dan organisasi. "Kita tunggu, kerja Pak Said memimpin NU ke depan," ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal senada juga disampaikan KH Nurul Huda Djazuli atau yang akrab disapa Gus Dah. Menurutnya, terpilihnya Rais Aam KH Maruf Amin dan Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siroj adalah sangat ideal untuk bisa membawa NU lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

"Sejak awal, apalagi saat rapat AHWA yang dipimpin beliau, Mbah Maimoen, saya sudah berangan-angan dan bercita-cita, semoga saja yang terpilih Kiai Maruf Amin dan Kiai Said. Ternyata angan-angan saya dikabulkan Allah. AHWA memilih kiai yang tepat untuk memimpin NU mendatang," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dah menambahkan, memang Muktamar kemarin cukup hangat, tetapi hanya hangat, bukan panas. "Saya selalu hadir di setiap kali NU Muktamar. Tetapi baru kali ini saya hadir sampai tuntas. Lima hari di Jombang. Ming pingin weruh (cuma ingin tahu) Kiai Said dan Kiai Maruf terpilih. Alhamdulillah, suasana yang hangat tadi sudah dingin," tandasnya disertai gelak tawa hadirin.

Gus Dah juga menunggu “kabinet” yang akan disusun oleh Kiai Said beserta tim formatur. "Kita tunggu saja susunan kabinetnya, jangan diganggu, apalagi ada pihak yang mau menggugat. Pilihan poro kiai kok digugat. Biso kuwalat. Tadi saya tanya Kiai Said, kabinet sudah jadi? Katanya sedang disusun. Maka kita tunggu saja. Semoga pengurus NU diisi oleh orang-orang NU asli NU, profesional dan berakhlakul karimah (bermoral baik)," papanya.

Sementara itu, Ketua PBNU KH Said Agil Siroj menegaskan, program dia ke depan akan tetap mengembalikan NU ke pondok pesantren baik secara fisik maupun realisasi pemberdayaan pondok pesantren. "NU itu ya mayoritas di pondok pesantren. Saya paling nggak suka kegiatan NU kok di lakukan di hotel, asrama haji. Maka sejak dari Makasar saya kembalikan lagi kegiatan NU di Pondok Pesantren. Pleno di pondok, Munas ya di pondok, Muktamar ya di pondok. Kita semua santri maka harus di pondok," tegasnya.

Ke depan, Kiai Said tetap mengingatkan agar NU selalu menjadi pelopor untuk menciptakan kehidupan dan toleransi antar umat beragama. "Jangan sampai kita bertengkar hanya gara-gara perbedaan agama, suku dan keturunan. Asal semuanya berperilaku baik, semua umat manusia harus kita lindungi dan kita buat nyaman kehidupannya. Saya mohon doa dan dukungan para kiai agar saya mampu mengemban amanah ini dengan baik," pintanya.

Acara yang diggelar di Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang itu dihadiri Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri KH Nurul Huda Djazuli (Gus Dah), ketua umum? PBNU terpilih KH Said Agil Siroj, Ketua Panitia KH Muh Yusuf Chudlori, Bupati Magelang Zainal Arifin beserta pejabat Forkompida Magelang, Anggota DPR RI, DPRD Provinsi Jawa Tengah, DPRD Kabupaten Magelang dan seluruh pengasuh pondok pesantren yang tergabung dalam P4SK. (Ahsan Fauzi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Cerita Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 30 Maret 2012

Ansor Besar, Tanggung Jawabnya Semakin Besar

Demak, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gerakan Pemuda Ansor telah memasuki usia ke-82 tahun dan merupakan organisasi besar yang sudah matang. Namun semua itu bisa jadi bumerang jika dalam pelaksanaan programnya tidak mencerminkan jati diri organisasi di bawah komando para ulama Nahdlatul Ulama. Dalam kebesarannya itu sudah menjadi kewajaran jika setiap kebijakan dan gerak langkah organisasi ini menjadi sorotan semua elemen masyarakat.

Ansor Besar, Tanggung Jawabnya Semakin Besar (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Besar, Tanggung Jawabnya Semakin Besar (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Besar, Tanggung Jawabnya Semakin Besar

“Dengan kebesaran Ansor ini jangan heran jika program yang dilakukan oleh Ansor dapat sorotan dari elemen masyarakat,” kata Wakil Ketua PCNU Demak H Afkhan Noor dalam refleksi harlah Ansor ke-82 di gedung NU Demak JlSultan Fattah No.611 Bintoro Demak (23/4).

Afkhan menambahkan, kebesaran Ansor mempunyai tanggung jawab yang besar pula di dalam berkhidmah pada warga Nahdliyin. Oleh karenanya di dalam mengambil kebijakan maupun pelaksanaan program seharusnya selalu berkoordinasi dengan induknya yakni Nahdlatul Ulama sehingga setiap langkah organisasi tersebut akan mendapatkan dukungan dari semua pihak.

“Kebesaran Ansor otomatis mempunyai tanggung jawab yang sangat besar pula. Semua bisa berjalan dengan baik dan ringan asal ada koordinasi. Hal itu mudah dilakukan asal mau komunikasi,” tandas Afkhan Noor.

Dalam kesempatan yang sama ketua PC Ansor Demak H Abdurrahman Kasdi mengajak pada pengurus dan anggotanya untuk senantiasa mengukuhkan eksistensinya sebagai pejuang Nahdlatul Ulama dengan selalu melakukan kegiatan yang positif dan berpihak pada umat

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Di usia kita yang sudah 82 tahun ini, kita harus selalu eksis di dalam berkhidmah pada umat, jangan sampai berhenti di tengah jalan,” ajak Aburrahman Kasdi.

Acara refleksi dalam rangka peringatan hari lahir Ansor yang ke-82 tahun tersebut selain dihadiri pengurus cabang juga dihadiri mantan pengurus ansor diantaranya ketua MUI Demak KH Moh Asyiq, wakil ketua NU yang juga ketua IKA PMII H Afkhan Noor, Arif Sudaryanto dan pengurus PAC serta Satkoryon Banser se-Kabupaten Demak. (A Shiddiq Sugiarto/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 14 Maret 2012

5000 Santri Gelar Upacara Hari Pahlawan Nasional

Malang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Cendekiawan besarung sejumlah 5000 memadati Lapangan Pesantren Annur II, Bululawang, Malang, Selasa (10/11). Santri yang berbaris rapi dengan sarung hijau itu mengikuti upacara Peringati Hari Pahlawan Nasional.

Tak sulit mengondisikan ribuan santri untuk tertib mengikuti Upacara Hari Pahlawan yang pertama kali diadakan ini. Pasalnya para santri sudah digembleng disiplin sebelumnya dalam berbagai aktivitas seperti sholat berjama’ah, kajian kitab kuning, hingga tahajud bersama.

5000 Santri Gelar Upacara Hari Pahlawan Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
5000 Santri Gelar Upacara Hari Pahlawan Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

5000 Santri Gelar Upacara Hari Pahlawan Nasional

“Jadi untuk Upacara Peringatan Hari Pahlawan ini, para santri sudah terlatih untuk tertib sesuai intruksi Inspektur Upacara yaitu Gus Ahmad Zinuddin,” kata Gus Helmi Yahya pada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Helmy menjelaskan, kami tidak menuntut para santri berjuang bak pahlawan terdahulu yang harus membayar kemerdekaan dengan darah. Diakui atau tidak, dulu dan sekarang ladang perjuangannya jelas berdeda. Untuk para santri, cukup menjadi santri yang bermanfaat, berbakti pada negara, menjalankan agama yang toleran itu sudah mewarisi semangat perjuangan para pahlawan. Menjaga kemerdekaan dengan benar, dengan beragama yang penuh kasih sesuai tindak tanduk para wali songo, Islam Nusantara.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan upacara seperti ini, semangat juang para pahlawan bisa kita kenang dan kita renungkan. Dan itu bisa diserap santri untuk memiliki semangat yang sama dan diimplementasikan dalam perilaku sehari-hari untuk terus berbuat baik dan produktif dalam karya.

Ketika ditanya kenapa upacara dengan memakai sarung? Gus Helmy menjawab dengan santai. Menurutnya, sarung adalah identitas santri, dan untuk upacara tidak harus menanggalakkan identitas santri, karena yang substansi adalah perenungan dan mentransformsikan semangat para pahlawan untuk masa depan bangsa.

Suasana mendung kota Malang mengiringi khidmatnya upacara. Tak pelak, tak ada satupun dari santri dan pengurus yang pingsan karena kepanasan. Tak kurang dari dua jam berjalannya upacara, para santri kembali beraktivitas seperti semula. Upacara berjalan lancar dan tidak memakan waktu lama. Tak lama setelah itu Malang diguyur hujan angin dan petir. (Diana Manzila/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Nahdlatul Ulama, Tegal Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 10 Maret 2012

Ulama harus Sinergikan Teks Agama dan Realitas Sosial

Yogyakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sabtu (29/06), kawasan Pendopo LKiS Sorowajan sudah mulai ramai sejak ba’da Maghrib oleh para peserta diskusi bertajuk “Memikirkan Islam dalam Kesatuan Tanpa Keseragaman" yang dimoderatori oleh Gus Irwan Masduqi (Mlangi) dan pembicara Habib Ismail Fajrie Alatas (kandidat doktor di Universitas Michigan) yang akrab disapa dengan nama Habib Aji. Acara ini terselenggara atas kerjasama Jaringan Gusdurian, IPNU-IPPNU DIY, serta Mahasiswa Ahli Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (Matan).

Dalam kesempatan ini Habib Aji menyampaikan berbagai hal berkaitan dengan lokalitas budaya umat dan pluralitas sosial keagamaan, khususnya dalam cakupan Islam. Para ulama, menurut dia, tidaklah cukup hanya menguasai dan memahami tradisi tekstual keagamaan saja, melainkan juga harus memahami kondisi kontekstual masyarakat dengan segala adat budayanya. Sehingga mampu mengakomodasi khazanah keilmuan Islam, fiqh misalnya, perlu disosialisasikan di tengah masyarakat dengan bahasa yang mudah dicerna dan meresap.

Ulama harus Sinergikan Teks Agama dan Realitas Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama harus Sinergikan Teks Agama dan Realitas Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama harus Sinergikan Teks Agama dan Realitas Sosial

Dengan demikian, para ulama yang terjun di masyarakat tidak hanya mumpuni dalam masalah-masalah keagamaan, tetapi juga bisa menegosiasikan tradisi teks historis dari generasi salafussalih dengan lokalitas yang dihadapi secara riil. Hal ini meniscayakan adanya perbedaan-perbedaan hukum yang khas di setiap daerah yang berbeda secara geografis maupun waktu. Keislaman di suatu daerah di Afrika bisa saja berbeda dengan keislaman masyarakat di pelosok Aceh, atau di sudut Jawa Timur, misalnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun keberagaman itu tetap dapat disatukan, salah satunya dengan tetap dilestarikannya rantaian sanad keilmuan dari murid ke guru, guru ke gurunya, terus bersambung hingga Rasulullah saw. Sanad keilmuan ini bisa menyatukan keberagaman itu karena bersifat trans geografis dan trans historis.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menanggapi pertanyaan salah seorang peserta tentang clash yang terjadi sesama umat Islam karena alasan perbedaan, Habib Aji berpendapat tidak perlu ada penyatuan aliran-aliran yang berbeda. Namun di sisi lain, konsepsi terhadap makna persatuan harus ditata. Di sinilah pentingnya dialog intensif antara negara sebagai ranah kekuasaan mentah dan ulama yang bersifat konsultatif.

Dalam tanggapannya, Alissa Wahid (Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian) menyampaikan apresiasi terhadap aktualitas tema yang diangkat dalam diskusi malam itu. Mbak Lisa, begitu ia disapa, juga mempertanyakan bagaimana implementasi yang efektif atas hasil-hasil diskusi di forum-forum semacam ini di tengah masyarakat. Habib Aji menawarkan gagasan pentingnya implementasi ide secara praktis di dalam individu maupun komunitas sendiri, khususnya NU. Ia mengatakan bahwa problem yang dihadapi mayoritas kaum muda NU adalah keengganan untuk bergerak, namun baru bersikap reaktif ketika ada pihak luar yang merongrong akidah maupun amaliah. Inilah titik di mana kaum muda NU harus melakukan introspeksi.

Menurut pandangannya, tidak sedikit anak-anak muda NU yang mengidap penyakit gengsi ketika sudah membahas perkara-perkara pelik keagamaan atau mulai bersentuhan dengan pemikiran-pemikiran modern. Mereka mulai malas untuk terjun di tengah masyarakat dalam rangka memahamkan hal-hal dasar yang sederhana, merasa bukan kelasnya.

Dalam hal ini, Habib Aji mencontohkan sosok KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Menurut Habib Aji, Gus Dur adalah sosok yang tidak hanya mampu berdialog kritis dengan para filsuf kelas dunia, tetapi juga bisa menjalani peran sebagai kiai kampung dengan apik dan berbicara dengan masyarakat yang buta huruf sekalipun. Acara ini diakhiri menjelang pukul 23.00.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Zia Ul Haq

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 06 Maret 2012

Nurul Fauzi Tasikmalaya Lolos Perempat Final LSN Seri Nasional

Bantul, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kesebelasan Pondok Pesantren Nurul Fauzi Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat lolos ke perempat final Liga Santri Nasional setelah meraih kemenangan 2-0 melawan kesebalasan Pesantren Al Falah Aceh Besar di Stadion Sultan Agung Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (27/10).

Nurul Fauzi Tasikmalaya Lolos Perempat Final LSN Seri Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Nurul Fauzi Tasikmalaya Lolos Perempat Final LSN Seri Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Nurul Fauzi Tasikmalaya Lolos Perempat Final LSN Seri Nasional

Gol pertama dicetak Adit dibabak pertama. Dan kedua oleh Ipan dibabak kedua yang kesemuanya melalui umpan silang.

Official Tim Nurul Fauzi, Nana Sumarna melalui sambungan telepon mengatakan, permainan kedua tim begitu atraktif karena sama-sama harus menoreh kemenangan. Pasalnya, kalah saja dipertandingan tersebut, masing-masing tim harus ada yang angkat koper meninggalkan Yogyakarta.

"Tapi Alhamdulillah kami yang menang. Ini berkat doa dan dukungan yang di Tasikmalaya," kata Nana.

Ketua KNPI Kabupaten Tasikmalaya yang juga Wakil Ketua GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya ini mengungkapkan tim Nurul Fauzi lolos 16 besar setelah sebelumnya menang melawan Tim Ar Rizky Nusa Tenggara Barat di pertandingan pamungkas Grup G. Nurul Fauzi menang telak dengan skor 7-0.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan raihan poin 7 dari tiga kali pertandingan, tidak pernah kalah dengan margin gol 10 dan hanya sekali kebobolan membuat Nurul Fauzi keluar sebagai juara Grup G.

Pesantren Nurul Fauzi pun satu-satunya perwakilan Priangan Timur dari tiga perwakilan di Jawa Barat. (Nurjani/Fathoni)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 05 Maret 2012

Ratusan Pelajar NU Bantul Hadiri Perayaan Puncak Harlah IPNU

Bantul, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ratusan pelajar NU Bantul menghadiri perayaan puncak hari lahir (harlah) ke-63 IPNU dan ke-62 IPPNU yang digelar oleh PC IPNU Bantul di kompleks perkantoran Dinas Kabupaten Bantul Ahad malam (27/2).?

Ratusan Pelajar NU Bantul Hadiri Perayaan Puncak Harlah IPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ratusan Pelajar NU Bantul Hadiri Perayaan Puncak Harlah IPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ratusan Pelajar NU Bantul Hadiri Perayaan Puncak Harlah IPNU

Hadir dalam acara tersebut, jajaran pengurus cabang NU Bantul, Wakil Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih, Kasat Binmas Polres Bantul AKP Handiko Widiyanto, SH, MH, Habib Musthofa Sayyidi Baraqbah dan beberapa undangan lainnya. Hadir juga hadir juga Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Bantul, Muslimat dan Fatayat NU Bantul.?

Dalam sambutannya, Ketua PC IPNU Bantul Ahmad Sidik mengajak para pelajar NU Bantul untuk tidak berlaku klitih.?

“Di internet, kalau kita mencari info tentang pelajar Bantul, banyak yang negatif. Mari kita jaga nama baik Pelajar NU Bantul,” tegas Sidik.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sidik juga menegaskan di hadapan Kasat Binmas Polres Bantul bahwa pelajar NU Bantul tidak ada yang berbuat klitik. Jika ada pelajar Bantul bertindak seperti itu, jelas itu bukan pelajar NU.?

Sementara itu, mewakili Ketua PCNU Bantul yang tidak bisa hadir dalam kesempatan tersebut, H Aidi Johansyah ikut senang dengan semangat IPNU-IPPNU dalam berorganisasi.?

Insyallah dari IPNU dan IPPNU di masa akan datang lahir generasi emas yang menjadi pemimpin di berbagai lini,” tegas H. Aidi Johansyah di hadapan para pelajar NU Bantul.?

Para pelajar IPNU dan IPPNU, lanjut Aidi haruslah memiliki akhlak yang mulia karena generasi yang berakhlak mulia yang akan menjadikan jayanya IPNU di masa yang akan datang.?

“Kami PCNU Bantul mengucapkan selamat harlah IPNU dan IPPNU semoga Allah memudahkan kalian berjuang dalam organisasi ini,” tutup Aidi.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Habib Musthofa Sayyidi Baraqbah yang memberikan taushiyah pada acara tersebut melarang para pelajar NU Bantul untuk menjauhi dua hal.?

“Dua yang menghancurkan pemuda, yaitu narkoba dan cinta. Kalian jangan sampai salah langkah,” pesan Habib Musthofa Sayyidi Baraqbah. (Nur Rokhim/Mukafi Niam)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Pendidikan, RMI NU Pimpinan Pusat Muhammadiyah