Kamis, 31 Mei 2012

GP Ansor Usulkan Cara Tangani Banjir di Kota Mataram

Mataram,? Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dua minggu terakhir, hujan deras mengguyur wilayah Lombok, khususnya di Kota Mataram. Hujan deras membuat banjir di beberapat titik ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat it.

GP Ansor Usulkan Cara Tangani Banjir di Kota Mataram (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Usulkan Cara Tangani Banjir di Kota Mataram (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Usulkan Cara Tangani Banjir di Kota Mataram

Pimpinan Cabang Gerakan ? Pemuda Ansor Kota Mataram menyikapi banjir tersebut pada halaqah bertema “Sungai Indah, Hidup Sejahtera, di aula PWNU NTB Jln Pendidikan Nomor 6, Kota Mataram Sabtu malam (17/12).

Perwakilan Kepala Dinas Kebersihan hadir sebagai narasunmber. Juga dari WWS NTB Hakim Adhar. Serta hadir pula sejumlah pimpinan banom dan lemabaga NU puluhan kader Ansor Kota Mataram.

"Semestinya yang hadir di sini juga Kepala Dinas PU sesui dengan undangan kami," kata Ketua PC GP Ansor Kota Mataram Hasan Basri.

Banjir, menurutnya, adalah karena drainase jalan tidak terukur sehingga mengakibatkan air mampet. Oleh karena itu, Hasan mengharpkan pemerintah kota atau dinas terkait membentuk tim khusus yang bersifat independen untuk memantau lingkungan maupun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)-nya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena menurutnya, beberapa wilayah di Kota Mataram semsetinya ada Ruang Terbuka Hijau (RTH), tapi kini penuh dengan bangunan.

”Hal ini jelas melanggar aturan. Tapi kadang-kadang tim dari dinas menyampaikan hal yang baik-baik saja di atasnya, "asal bapak senang", namun kondisi di bawah tidak seperti yang di sampaikan. Hal ini penting tim independen untuk menyapaikan langsung ke pemerintah maupun dinas terkait,” jelasnya.?

Landasan kita, lanjut Hasan, adalah "sampaikan hal itu apa adanya meskipun pahit." Inilah peran tim pemantau yang dari lembaga indpenden. Pemerintah bisa memakai ? dari orang yang berintegritas dan terpercaya. “Bagi Ansor cukup warga Kota Mataram menikmati kehidupan tanpa banjir,” pungkasnya. (Hadi/Abdullah Alawi)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Amalan, Pahlawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 Mei 2012

Habib Syech "Siram" Brebes dengan Shalawat

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Habib Syech Abdul Kodir Assegaf “menyiram” warga Brebes dan sekitarnya dengan lantunan shalawat. Suara lembutnya menyirap puluhan ribu hadirin. Mereka turut melantunkan, mengikuti intonasi khas ala Habib Syech. Tak ketinggalan pula para Syecher Mania.

Habib Syech Siram Brebes dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Syech Siram Brebes dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Syech "Siram" Brebes dengan Shalawat

Fans fanatik Habib Syech berjuluk “Syecher” itu memenuhi halaman Mapolres Brebes, Jawa Tengah Kamis malam (9/5) sejak pukul 17.00. Mereka tidak saja datang dari Brebes, melainkan dari penjuru eks Karesidenan Pekalongan, antara lain Pekalongan, Batang, Pemalang, Tegal, Slawi (Jawa Tengah) bahkan Cirebon (Jawa Barat). Mereka datang dengan kibasan bendera khas daerah masing-masing.

Habib dari Solo, Jawa Tengah itu, tampil pada acara bertajuk “Brebes Bershalawat”. Ia mengalunkan lebih 15 shalawat, antara lain Padang Bulan, Ya Habib, Qowiyah, Ya Allah Biha, La Illa Ha Ilallah dan lainnya. Ia tampil dua jam diiring genjring, kibasan bendera Merah Putih, bendera NU, dan bendera Syecher Mania.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan tersebut, mauidloh hasanah disampaikan Pengasuh Pesantren Assalafiyah KH Subekhan Makmun. Dia menyampaikan pentingnya menjaga agama, akal, harta, keselamatan, jiwa dan keturunan. Penjagaan perlu dimulai dari diri sendiri tanpa harus disuruh suruh ataupun mengandalkan aparat, “Penjagaan agama, akal, harta, jiwa dan keturunan harus diawali dari diri sendiri,” tegas Kiai Subekhan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, kata Kiai Subekhan, umat Islam jangan terlalu banyak berhutang. Sebab akan meresahkan hati, terutama berhutang shalat, “Meninggalkan shalat, akan sangat meresahkan jiwa yang selanjutnya berakibat buruk pada diri sendiri dan juga merugikan orang lain akibat keresahan yang ditimbulkannya,” ujarnya.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE menyambut baik kegiatan Brebes bershalawat. Selain dapat menentramkan hati juga membawa berkah bagi warga Brebes, “Kedekatan kepada Nabi dengan selalu bershalawat, mudah-mudahan akan tercurahkan rahmat, syafaat dan barokah di bumi Brebes,” harap Bupati.

Sementara Kapolres Brebes AKBP Kif Aminanto SIK mengaku gembira dengan kegiatan “Brebes Bershalawat”. Sebab ada pengharapan yang nyata untuk hidup tertib aman dan damai di wilayah Kab Brebes. Kaum muslimin wal muslimat dari segenap lapisan masyarakat juga merasa gembira dengan kedatangan Habib Syech. “Dengan hati yang damai, Insya Allah keamanan dan kenyamanan hidup akan tercapai,” imbuh Kapolres.

"Brebes Bershalawat" tersebut digelar dalam rangka menjelang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng yang bakal digelar 26 Mei mendatang.

Redaktur         : Abdullah Alawi

Kontributor     : Wasdiun

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Kyai, AlaSantri Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 18 Mei 2012

Kesetian Berkarya: H Usep Romli HM

H. Usep Romli HM, lahir di Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, 16 April 1949. Menempuh pendidikan SD dan SMP di Limbangan, sambil nyantri di beberapa pesantren kecil dekat rumah (1955-1964). Melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPGN) di kota Garut (1964-1967), juga sambil nyantri antara lain di pesantren tradisional Galumpit.?

Ia mengikuti “pengajian politik” di rumah Bapak KH Prof. Dr. Anwar Musaddad, Jl.Ciledug, Garut, yang berlangsung setiap awal bulan, dihadiri para politikus NU dan para ajengan pesantren terkenal dari Garut dan sekitarnya. Aktif sebagai anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan GP Ansor.

Tahun 1964, Usep mulai mengumumkan tulisan sastra (prosa dan puisi),serta jurnalistik. Dimuat dalam surat kabar Harian Banteng (corong PNI Jabar), Harian Rakyat (corong PKI Jabar). Tapi tak pernah satu kalipun dimuat di Harian Karya (corong NU Jabar), walapun sering direkomendasikan oleh pengurus IPNU, GP Ansor dan PCNU Garut. Lulus dari SPGN Garut (1967), langsung diangkat menjadi PNS Guru SD di pedesaan Kecamatan Kadungora. Professi guru dijalani hingga tahun1983, ketika diangkat menjadi Kepala Seksi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jabar.

Kesetian Berkarya: H Usep Romli HM (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesetian Berkarya: H Usep Romli HM (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesetian Berkarya: H Usep Romli HM

Namun tahun 1984, mengundurkan diri dari PNS tanpa meminta pensiun karena ingin fokus kepada professi wartawan yang telah dirintis sejak tahun1966 dengan menjadi koresponden freelance untuk beberapa surat kabar terbitan Bandung, Jakarta dan Medan. Selama menjadi wartawan full time di SK Pikiran Rakyat Bandung (1984-2004), pernah mendapat tugas jurnalistik ke seluruh penjuru tanah air dan luar negeri. Antara lain kawasan Timur Tengah, Balkan, Eropa Barat, Eropa Timur dan Asia Tengah. Terutama yang berkaitan dengan masalah politik dan kebudayaan Islam. Tahun1998-2002, menjabat Ketua Seksi Diklat PWI Jabar. Kini menjadi pemegang “kartu biru” keanggotaan PWI seumur hidup.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pernah menimba ilmu bahasa dan sastra Arab di IKIP Bandung (1983) dan IAIN Sunan Gunung Jati (1986). Setelah pensiun sebagain wartawan aktip PR, menjadi kontributor tulisan untuk beberapa majalah dan surat kabar, sambil mengelola pesantre anak asuh du’afa wal yatama di kampungnya, Desa Majasari, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut. Menulis dalam bahasa Sunda dan Indonesia, yang sudah diterbitkan berupa buku antara lain: A. Bahasa Sunda 1. Sabelas Taun (kumpulan sajak), Nyi Kalimar Bulan (ceritera anak-anak), Oray Bedul Macok Mang Konod (humor pedesaan), Bongbolongan Nasrudin (humor terjemah dari bahasa Arab), Dulag Nalaktak (humor pesantren), Bentang Pasantren (novel), Dalingding Angin Janari (novel), Dongeng-dongeng Araheng (dongeng anak-anak), Ceurik Santri (kumpulan cerpen) Jiad Ajengan (kumpulan cerpen) Sanggeus Umur Tunggang Gunung (kumpulan cerpen) Sapeuting di Cipawening (kumpulan cerpen) Nu Lunta Jauh (kumpulan sajak) Jurig Congkang Bisul na Bujur (kumpulan cerita misteri-humor) Lalakon Ngatrok : Saba D

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

esa Saba Nagara (kumpulan pengalaman jurnalistik) Saur Bapa Gubernur (kumpulan carpon), Nganteurkeun (novel), Paguneman jeung Firaon (kumpulan carpon), The Last Herro (novel).

Usep juga menulis dalam Bahasa Indonesia di antaranya Si Ujang Anak Peladang (ceritera anak-anak) Pahlawan-Pahlawan Hutan Jati (ceritera anak-anak), Sehari di Bukit Resi (ceritera anak-anak), Desa Tercinta (ceritera anak-anak), Berlibur di Kaki Gunung (ceritera anak-anak), Aki Dipa Pemburu Tua (ceritera anak-anak), Bambu Runcing Aur Kuning (ceritera anak-anak), Pahlawan Tak Dikenal (ceritera anak-anak), Percikan Hikmah (kumpulan anekdot sufi), Pertaruhan Domba dan Kelinci (ceritera anak-anak bergambar), Zionis Israel di Balik Serangan AS ke Irak (analisa).

Semua buku ceritera anak-anak baik dalam bahasa Sunda maupun bahasa Indonesia, dibeli oleh pemerintah (proyek Inpres Buku Bacaan), sejak tahun1973 hingga tahun1986. Tiap judul rata-rata dibeli 24.000 (dua puluh empat ribu) eksemplar, honornya dibayar tunai.

Dua kali mendapat Hadiah Rancage. Yang pertama, hadiah sastra, untuk karyanya Sanggeus Umur Tunggang Gunung tahun 2010 dan yang kedua hadiah jasa berkat pengabdian terhadap bahasa dan sastra Sunda tahun 2011. Di lingkungan NU, pernah menjabat penasihat Lajnah Ta’lif wan Nasr PWNU Jabar (1996-2001). Pernah menjadi aggota pengurus DPW PKB Jabar (1998-1999).

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Budaya, Pendidikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 14 Mei 2012

Kembangkan Terus Islam Nusantara

Surabaya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri PDT HA Helmy Faisal Zaini memberi kesaksian selama melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah pedalaman. "Saya menyaksikan bahwa Islam yang disebarkan para wali sangat menghargai budaya lokal. Islamisasi berjalan kondusif dan tidak menimbulkan ketegangan. Islam demikian diterima masyarakat."

Kembangkan Terus Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Kembangkan Terus Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Kembangkan Terus Islam Nusantara

HA Helmy Faisal Zaini mengungkapkan hal tersebut dalam acara Maulidurrasul dan Istigatsah di Yayasan Pondok Pesantren Luhur Al-Husna Surabaya, Sabtu (16/6) malam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pandangannya, islamisasi yang dilakukan para wali tidak membenturkan antara ajaran Islam dengan budaya lokal yang sudah ada.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Meskipun ada beberapa ritual dan adat istiadat penduduk setempat yang bertentangan dengan ajaran Islam, namun para wali tidak mempertentangkan hal tersebut," jelasnya.

Kara wali, kata Helmy,  melakukan akulturasi budaya sehingga antara budaya lokal dengan tradisi Islam disinergikan, sehingga sangat berlasan kalau islamisasi di Indonesia berjalan dengan damai dan penuh keakraban.

"Saya telah melakukan banyak kunjungan ke daerah pedalaman, dan ketika di situ ada penduduk muslim, suasananya sangat kondusif," katanya di hadapan ratusan hadirin.

Karena itu ia sangat berharap bahwa warisan Islam Nusantara dapat dipertahankan di negara ini. "Para ulama telah memberikan contoh bagaimana menyebarkan agama secara benar seperti harapan baginda nabi," katanya.

Islamisasi yang ada tanpa pertumpahan darah, perselisihan apalagi pertentangan dengan masyarakat setempat. Bahkan mampu Islam juga mempertahankan tradisi yang ada. "Inilah nilai lebih yang diwariskan para ulama terdahulu," lanjutnya.

Helmy Faisal hadir di pesantren asuhan KH Ali Maschan Moesa dalam rangka lailatul maulid dan istigatsah yang sudah rutin diselenggarakan pesantren ini pada Sabtu malam Kliwon. Sebelumnya tampil KH Duri Azhari dari Semarang memberikan mauidhah hasanah.

Redaktur     : Hamzah Sahal

Kontributor : Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 13 Mei 2012

Mendes: Optimalisasi Dana Desa Mampu Kurangi Urbanisasi

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pemanfaatan dana desa untuk pembangunan di pedesaan mampu mengurangi laju urbanisasi. Tidak hanya untuk membangun infrastruktur, dana desa juga mampu menyediakan lapangan pekerjaan.

Mendes: Optimalisasi Dana Desa Mampu Kurangi Urbanisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Mendes: Optimalisasi Dana Desa Mampu Kurangi Urbanisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Mendes: Optimalisasi Dana Desa Mampu Kurangi Urbanisasi

“Kota-kota besar sudah sangat padat. Jika tidak punya keterampilan, tidak seindah yang dibayangkan. Gunakan dana desa untuk bangun desa,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, di Jakarta, Selasa (20/6).

Peningkatan sumber daya ekonomi di pedesaan, menurut Menteri Eko, menjadi jawaban untuk mengatasi derasnya perpindahan warga desa ke kota. Dirinya pun menekankan pentingnya implementasi empat program prioritas pembangunan desa. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai upaya akselerasi pembangunan pedesaan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tahun ini pemerintah fokus pada empat program prioritas untuk kurangi laju urbanisasi. Keempatnya yaitu menentukan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), membuat embung air desa, dan membuat sarana olahraga desa,” lanjutnya.

Menurut Menteri Eko, program Prukades akan menciptakan klasterisasi produk unggulan desa hingga mendorong peningkatan skala produksi. Dengan demikian, lanjutnya, pengusaha pascapanen termotivasi masuk ke desa. Ia mencontohkan wilayah Telang di Kabupaten Musi Banyuasin yang telah fokus pada pengembangan padi. BULOG pun berinvestasi untuk penyediaan sarana pengeringan padi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Optimalisasi peran BUMDes juga akan hasilkan lapangan kerja. Salah satunya yang kini terus dikembangkan, yakni pengelolaan Desa Wisata. Dengan membangun infrastruktur wisata dan homestay, tentu itu akan memberikan pekerjaan untuk masyarakat desa juga,” ujar Menteri Eko

Untuk terus menekan arus urbanisasi, Menteri Eko pun meminta agar empat program prioritas pembangunan desa terus disosialisasikan. Perlu ada keterlibatan Gubernur, Bupati, hingga media massa. Tidak hanya sosialisasi, pengawasan penggunaan dana desa pun juga memerlukan keterlibatan semua pihak, utamanya masyarakat.

Sebelumnya, Mendes PDTT mendapatkan penghargaan Satya Lencana Kepedulian Sosial dari Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS) DKI Jakarta. Penghargaan diberikan karena program Kemendes PDTT dinilai mampu berkontribusi mengurangi urbanisasi ke DKI Jakarta. Dengan banyaknya pembangunan di desa, maka kebutuhan tenaga kerja di desa juga meningkat.

Data mencatat laju urbanisasi Indonesia per tahun mencapai 4 persen. Diperkirakan pada tahun 2025, 68 persen penduduk Indonesia berada di perkotaan. Bahkan pada tahun 2050, 85 persen penduduk diprediksi tinggal di perkotaan. Untuk meredam ketimpangan tersebut, sejak tahun 2015 lalu pemerintah menyalurkan dana desa. Akselerasi pembangunan di pedesaan diharapkan dapat mengurangi kesenjangan desa-kota. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Internasional, Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 03 Mei 2012

Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten

Tangerang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang, Banten mentradisikan ziarah kubur ke wali-wali Allah di sekeliling Banten setelah ujian akhir semester (UAS).

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Bidang Akademik STISNU H. Muhamad Qustulani kepada nu.online. "Alhamdulillah, UAS di STISNU Nusantara telah selesai minggu kemarin. Hari ini (Sabtu, 23/01/2016) kita akan tutup dengan ziarah kubur keliling Banten," katanya.

Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten (Sumber Gambar : Nu Online)
Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten (Sumber Gambar : Nu Online)

Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten

Ia menambahkan, ziarah ke Banten sudah lazim di STISNU karena hal tersebut bagian dari ejawantah visi-misi STISNU yang konsisten dalam menjaga tradisi saleh ulama, dalam hal ini Islam dan budaya lokal. ?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Mahasiswa tidak boleh hanya bergulat pada tradisi intelektual, tapi juga harus mengembangkan spritualitas sebagai warisan dan ajaran ulama salafis salih," terangnya.

Ia juga mengabarkan, tidak hanya ziarah, sekira dua minggu ke depan mahasiswa akan ijazah asrar asmaul husna, kemudian mereka berpuasa. “Kami sudah agendakan itu. Harapannya, STISNU menjadi perguruan tinggi yang istiqomah mempertahankan tradisi dan budaya lokal nusantara, tetapi juga mampu bersaing meningkatkan kualitas dan intelektualitas serta spritualitas calon alumninya," ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rustanto, M. Dai, Presiden BEM STISNU Nusantara mengatakan, berpuasa dan ziarah kubur pasca UAS sudah menjadi bagian dari program selama kepengurusan BEM disamping program-program yang menunjang intelektual mahasiswa.

"Sesuai agenda, kami akan berziarah ke Maulana Hasanudin, Gunung Santri, Syeikh Asnawi Caringin, Cikaduwen, dan Abuya Dimyathi. Diusahakan penutup ziarah, kita sowan ke Abuya Muhtadi Cadasari Pandegelang. Untuk refreshingnya, mampir ke pantai Anyer sejenak, melepas penat pasca UAS," ujarnya.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa mulai dari semua tingkatan semester. Mmereka didampingi H. Muhamad Qustulani, nuyang juga bertindak sebagai muzawwir (pimpinan ziarah) pada semester ganjil kali ini. (Red.Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote Pimpinan Pusat Muhammadiyah