Kamis, 02 Agustus 2012

Pak Ud Dianugerahi Gelar Pahlawan Kemerdekaan

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) menganugerahi gelar pahlawan kemerdekaan kepada mantan pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, KH Yusuf Hasyim atau Pak Ud.

Penganugerahan tersebut, dilakukan dengan upacara pemberian tonggak bambu runcing di atas pusara Pak Ud yang berada di belakang kompleks Ponpes Tebuireng, Cukir, Jombang, Jawa Timur, Kamis.

Pak Ud Dianugerahi Gelar Pahlawan Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pak Ud Dianugerahi Gelar Pahlawan Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pak Ud Dianugerahi Gelar Pahlawan Kemerdekaan

Selain Pak Ud, penganugerahan gelar pahlawan kemerdekaan juga diberikan kepada KH Wahid Hasyim, saudara tua Pak Ud yang pernah menjabat Menteri Agama di era Kabinet M Hatta dan Kabinet M Natsir.

"Pak Ud sangat layak mendapatkan gelar ini, karena perjuangannya melawan penjajah semasa mudanya dulu," ujar Ketua Markas LVRI Cabang Jombang Mayor (Purn) Djuma’ali dalam sambutan pemberian anugerah pahlawan kemerdekaan di Makam Pak Ud.

Menurut dia, Pak Ud sangat layak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP). Namun karena permintaan keluargalah putra pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari itu, dikebumikan di makam keluarga besar Tebuireng setelah wafat di RSUD dr Soetomo Surabaya di usia ke-77, akibat penyakit phenoumonia pada 15 Pebruari 2007 lalu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LVRI mencatat Pak Ud yang juga paman Gus Dur ini, sebagai anggota Laskar Hizbullah pada 1944 lalu setahun kemudian diangkat menjadi Komandan Kompi Hizbullah.

Saat menjadi Komandan Kompi Hizbullah, Pak Ud turut memimpin pasukan pejuang melawan tentara Belanda yang membonceng pasukan NICA dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kemudian pada 1947, Pak Ud terdaftar sebagai anggota TNI dan pada 1948 tergabung dalam Batalyon XXXIX Pasukan Ganyang PKI di Madiun. Namun setelah 1949, aktif mengajar di pondok pesantren yang didirikan ayahandanya itu.

Lalu pada tahun 1960-an Pak Ud bersama Barisan Ansor Serba Guna (Banser) kembali mengangkat senjata untuk memerangi pasukan PKI di Kanigoro, Kediri dan di kawasan Blitar Selatan.

Pangkat terakhir Pak Ud di militer sebagai Letnan Satu (TNI) dan sempat menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal LVRI Pusat.

Sementara KH Wahid Hasyim diberikan anugerah pahlawan, karena perjuangannya membangun negeri ini sejak 1945 sampai 1951. KH Wahid Hasyim meninggal dalam kecelakaan lalu lintas saat perjalanan dinas dari Jakarta menuju Bandung pada 18 April 1953.

Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Shalahuddin Wahid (Gus Sholah) mengaku, terharu dengan penghargaan gelar pahlawan yang diberikan LVRI tersebut.

"Setidaknya masih ada yang menghargai perjuangan beliau semasa hidupnya itu," ujar putra KH Wahid Hasyim yang menerima tugas sebagai pengasuh Ponpes Tebuireng dari Pak Ud sejak Juni 2006 lalu itu.

Menurut dia, di Jombang sendiri masih banyak ulama yang seharusnya mendapatkan gelar pahlawan, seperti KH Wahab Chasbullah dan KH Bisyri Syamsuri. (ant/mad)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pernyataan Politisi PKS Fahri Hamzah Dinilai Lukai Santri

Jember, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pernyataan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah di Twitter berbuntut panjang. Ia yang menyebut sinting gagasan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional menuai unjuk rasa santri di beberapa daerah.

Pernyataan Politisi PKS Fahri Hamzah Dinilai Lukai Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Pernyataan Politisi PKS Fahri Hamzah Dinilai Lukai Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Pernyataan Politisi PKS Fahri Hamzah Dinilai Lukai Santri

Ratusan santri yang tergabung dalam aliansi santri Rembang, Jawa Tengah, Jumat sore (4/7) menggelar aksi sebagai bentuk protes . Mereka berorasi sambil berjalan dari alun-alun kota Rembang menuju depan kantor DPRD Kabupaten Rembang. Dalam orasinya, mereka menuntut agar Fahri Hamzah meminta maaf di hadapan publik secara jantan.

Salah seorang santri, Agus Prihatmojo, saat di temui Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjelaskan, tidak seharusnya wakil rakyat menngeluarkan celetukan seperti itu, meski hanya dalam kicauan jejaring sosial. Hal itu menurut Agus, sangat menyakiti hati para santri di Rembang kususnya dan umumnya di Indonesia. "Kami sangat tidak menerima apa yang dikatakan oleh politisi Partai Keadilan Sejahtera itu,” tegasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Winardi, santri asal Desa Trembes Gunem Rembang berpendapat, santri merupakan garda terdepan dalam mendidik dan membentuk karakter bangsa. Tidak semestinya seorang politisi dari partai mengaku Islam seperti PKS berkata seperti itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tak hanya di Rembang, sebelumnya, Kamis sore, (3/7) Ratusan santri dan tokoh masyarakat Jember yang tergabung dalam Laskar Santri Nusantara berunjuk rasa di depan kantor Dewan Pengurus Daerah PKS Jember,? Jl. Danau Toba, Tegalgede, Jember, Jawa Timur.

Mereka menuntut DPD PKS Jember, meminta maaf secara terbuka kepada santri dan kiai pondok pesantren di seluruh Indonesia terkait kicauan Twitter Fahri Hamzah,yang dinilai telah menghina santri dan? kiai.

“Apa yang dikatakan Fahri Hamzah telah melukai hati kami para santri. Untuk itu kami minta Fahri dan pengurus DPD PKS Jember? meminta maaf sekarang juga,” ujar koordinator aksi, Farhan.

Menurut Farhan, Fahri Hamzah tidak pernah belajar dari sejarah bahwa peran santri sangat besar terhadap perjuangan merebut kemerdekaan negeri ini.

Pernyataan pribadi

Para pengunjuk rasa ditemui sekretaris umum DPD PKS Jember, Ahmad Rusdan. Menurutnya, apa yang disampaikan Fahri Hamzah merupakan pernyataan pribadi, bukan mewakili lembaga. Ia pun menolak jika secara kelembagaan PKS Jember harus meminta maaf. “Kalau secara pribadi saya minta maaf, tetapi saya tidak mewakili lembaga,” katanya.

Aksi para laskar santri nusantara tersebut, mendapat pengawalan ketat dari jajaran Polres Jember. Sampai-sampai polisi harus menutup total arus lalu lintas ke arah kantor DPD PKS Jember. (Ahmad Asmui/Aryudi A Razaq/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita Pimpinan Pusat Muhammadiyah