Jumat, 25 Januari 2013

Teguhkan Tradisi NU, PMII Diba’an di Masjid Agung Jombang

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untuk menjaga tradisi NU, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jombang menggelar shalawat dhiba’ di Masjid Agung Baitul Mu’minin Jombang, Ahad (28/9).

Masjid yang terletak di depan alun-alun kota santri ini menjadi pilihan karena dinilai sebagai pusat melakukan syi’ar keagamaan. Berada di sentral perkotaan dan berhadapan dengan pendapa bupati.

Teguhkan Tradisi NU, PMII Diba’an di Masjid Agung Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)
Teguhkan Tradisi NU, PMII Diba’an di Masjid Agung Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)

Teguhkan Tradisi NU, PMII Diba’an di Masjid Agung Jombang

Kegiatan ini akan dilaksanakan rutin setiap setengah bulan sekali berdasarkan kerja sama PMII dengan pengurus masjid. “Kami sudah mendapat kepercayaan untuk mengisi kegiatan di sini,” ungkap Mahmudi Ketua PMII Jombang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tentu, kata dia, hal ini menjadi kebanggaan bagi PMII. Selain kepercayaan, ini bisa menjadi ruang bagi kader untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang sudah dipelajari. “Disamping belajar dan mengaktualiasasikan pengetahuan di kampus, PMII tidak akan melupakan masjid sebagai basis berdakwah,” ujar ketua yang akrab disapa Modiy ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara menurut Rizki Puji Astutik koordinator kegiatan, sebagai generasi yang mempertahankan nilai-nilai Aswaja, selayaknyalah meneguhkan dan menjaga tradisi yang ada di NU. “Kami berharap kader PMII selalu mengingat Rasulullah dengan membiasakan bershalawat seperti ini, sehingga juga mau dan mampu meneladani beliau,” jelas sekretaris bidang keputrian ini.

Antusiasme peserta cukup tinggi mengikuti kegiatan ini. Bahkan dalam permulaan saja, sudah hampir seratus mahasiswa yang hadir.  “Sebenarnya masih banyak yang mau mengikuti kegiatan ini, tapi tidak dapat izin dari pondoknya,” pungkas Rizki. “Selain itu, banyak yang konfirmasi bertepatan dengan jadwal kuliah,” lanjutnya.

Kegiatan ini diikuti anggota dan kader PMII baik putra maupun putri dari enam komisariat yang ada di kampus se-Kabupaten Jombang. Mulai dari Komisariat Darul Ulum-Undar, Hasyim Asy’ari-Unhasy, Wahab Hasbullah-Unwaha, Umar Tamim-Unipdu, Ya’qub Husein-STIT-UW dan Pattimura-STKIP-STIE PGRI Jombang. (Romza/Abdullah Alawi)

    

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Ahlussunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sarjana Islam Jangan Jadi Pohon Tak Berbuah

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Yayasan Islamic Center Brebes Drs KH Rosyidi mengatakan, sarjana lulusan Sekolah Tinggi Agama Islam jangan sampai menjadi pohon yang tak berbuah. Dalam artian, ilmu yang dimiliki tidak ditularkan kepada yang membutuhkan. Apalagi hanya menebarkan daun-daun yang membikin sampah pekarangan rumah.

“Jadilah Sarjana yang mampu memberi manfaat kepada lingkungan kita karena ilmunya diamalkan,” katanya pesan wisuda sarjana (S1) ke 7 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Brebes di Aula Rita Mall Kota Tegal, Sabtu (26/10).

Sarjana Islam Jangan Jadi Pohon Tak Berbuah (Sumber Gambar : Nu Online)
Sarjana Islam Jangan Jadi Pohon Tak Berbuah (Sumber Gambar : Nu Online)

Sarjana Islam Jangan Jadi Pohon Tak Berbuah

Lulusan sarjana, lanjutnya, harus dirasakan darma baktinya bagi masyarakat. Apalagi lulusan STAI sangat digadang-gadang untuk ikut serta memperbaiki akhlak bangsa. “Jagalah nama baik dengan selalu memberi manfaat kepada sesama,” pesan Kiai Rosyidi yang juga imam besar Masjid Agung Brebes.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senada dengan Kiai Rosyidi, Wakil Bupati Brebes Narjo mengingatkan kalau keadaan jaman telah berubah. Termasuk dengan beredarnya Narkoba hingga sampai kelompok desa. “Lulusan STAI Brebes hendaknya mampu menjadi benteng dekadensi moral dan terhindar dari penyalahgunaan Narkoba,” ajaknya.  

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua STAI Brebes Prof Dr  H Muhaimin MA mewisuda sebanyak 261. Sejak berdiri tahun 2007, STAI Brebes telah meluluskan sebanyak 1.907 mahasiswa. Dia mengingatkan, kalau acara wisuda bukan akhir dari perjalanan menuntut ilmu. Tetapi merupakan langkah awal untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak demi kemaslahatan umat guna mencapai kebahagiaan dunia dan akherat.

Muhaimin juga berjanji akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas perguruan tinggi yang dipimpinnya. Terbukti, Sekolah di bawah naungan Yayasan Islamic Center tersebut telah mendapatkan akreditasi sejak tahun 2008 oleh BAN-PT Nomor : 018/BAN-PT/Ak-XI/S.1/VIII/2008.

Selain Tarbiyah, STAI juga telah menambah dua jurusan baru yakni Syari’ah dan Dakwah. Dan 2 program studi baru yakni Hukum Ekonomi Syari’ah dan Bimbingan Konseling Islam.

Terpilih sebagai wisudawan terbaik Toto Sugiarto, Jam’an dan Subandi. Ketiga wisudawan tersebut memperoleh predikat nilai Cumlaude. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Berita, Halaqoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 24 Januari 2013

Ribuan Peserta Semarakkan Parade Hadrah Solo 2017

Solo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ribuan peserta dari berbagai daerah se-Soloraya ikut menyemarakkan gelaran Festival Parade Hadrah 2017, Senin (24/4) sore.

Parade dengan rute dari lapangan Kota Barat menuju Stadion Sriwedari Solo tersebut merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan Pemkot Kota Surakarta bersama majelis dzikir dan sholawat di daerah Solo dan sekitarnya.

Ribuan Peserta Semarakkan Parade Hadrah Solo 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Peserta Semarakkan Parade Hadrah Solo 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Peserta Semarakkan Parade Hadrah Solo 2017

Ketua Panitia Festival Parade Hadrah 2017, Samachin, menerangkan Festival Parade Hadrah 2017 kali ini diikuti oleh 213 kelompok peserta. “Masing-masing kelompok minimal terdiri dari 15 orang dan maksimal 50 orang,” kata dia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ditambahkan Samachin, para peserta yang berjalan kaki membawakan 4 lagu wajib, seperti Ya Hanana dan Turi Putih. “Lima kelompok terbaik, berhak membawa pulang hadiah masing-masing Rp2 juta,” imbuhnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengumuman juara disampaikan, bersamaan acara pengajian dan sholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qadir As-Segaf dan Habib Novel bin Muhammad Alaydrus di Stadion Sriwedari Solo, pada malam harinya.? (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 20 Januari 2013

Kenalkan Organisasi, Pelajar NU Kota Tangerang Keluar-Masuk Sekolah

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mulai mengadakan sosialisasi tentang IPNU dan IPPNU ke sejumlah sekolah umum di Kota Tangerang. Mereka masuk antara lain ke SMKN 8 Kota Tangerang. Mereka juga membagikan Media Pelajar dan Santri (MAJAS), buletin dakwah dwi mingguan terbitan pelajar NU kota Tangerang.

Kenalkan Organisasi, Pelajar NU Kota Tangerang Keluar-Masuk Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenalkan Organisasi, Pelajar NU Kota Tangerang Keluar-Masuk Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenalkan Organisasi, Pelajar NU Kota Tangerang Keluar-Masuk Sekolah

Guru Agama dan juga pembina Rohis SMKN 8 kota Tangerang M Sudarto menyambut baik kehadiran IPNU-IPPNU ke sekolahnya.

“Saya selaku guru agama dan pembina rohis merasa bangga dengan hadirnya IPNU dan IPPNU ke sekolah-sekolah untuk menyosialisasikan kegiatan-kegiatannya yang bermanfaat terutama hadirnya buletin MAJAS untuk pelajar dan santri” ujar Sudarto, Ahad (11/1).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sosialisasi ini merupakan agenda mingguan IPNU dan IPPNU kota Tangerang. Para pelajar sekolah yang didatangi diperkenalkan apa itu IPNU dan IPPNU. Mereka juga diajak menonton film dokumenter, motivasi belajar dan berorganisasi, dan spiritualitas keislaman.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan sosialisasi ini berlangsung sekali sepekan. Pengurus IPNU-IPPNU kota Tangerang menargetkan kunjungan mereka ke seluruh sekolah-sekolah di kota Tangerang.

“Kegiatan sosialisasi IPNU dan IPPNU ke sekolah merupakan salah satu cara memperkenalkan organisasi pelajar NU kepada para siswa sekolah umum, agar mereka mengetahui kegiatan IPNU dan IPPNU yang bermanfaat bagi pelajar dan sosialisasi buletin MAJAS untuk mereka,” kata pengurus IPNU kota Tangerang Zulbiyadi Fadlan, (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 16 Januari 2013

Mimpi Mbah Baedhowi Bertemu Rasulullah untuk Mendirikan Cabang NU

Munculnya kesepakatan bersama antara Mbah Masoem, Mbah Baedhowi, Mbah Cholil dengan Mbah Wahab Hasbullah dan Mbah Hasyim Asyari. Kelima ulama ini merupakan kerabat karib, yang kesehariaan sering berbincang dan berdiskusi bersama. Awalnya yang memiliki gagasan untuk mendirikan Nahdlatul Ulama adalah Mbah Wahab Hasbullah. Dimana beliau pernah berriyadhoh hingga 41 hari untuk mendirikan Jamiyyah Nahdlatul Ulama.

Pada awal tahun 1926 bersamaan dengan akan didirikannya Jamiyah Nahdlatul Ulama, suatu ketika Kiai Baedhowi bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, sedang duduk bersama dengan Mbah Baedhowi. Kemudian datanglah para tokoh NU bertamu di kediaman Mbah Baedhowi. Melihat para tokoh NU ini, kemudian Nabi Muhammad mempersilahkan para tokoh NU untuk masuk dan duduk bergabung dengan Mbah Baedhowi bersama Nabi yang sedang duduk berbincang.

Datangnya mimpi ini, diartikan oleh Mbah Baedhowi, bahwa Rasulullah mengizinkan NU masuk Lasem. Kemudian Mbah Baedhowi membicarakan hal ini dengan sejumlah ulama di Lasem diantaranya Mbah Masoem dan Mba Cholil, ? mengenai sudah saatnya Lasem untuk mendirikan Cabang Nahdlatul Ulama di Lasem. Maka dalam hal ini, NU Cabang Lasem secara Nasional dan Jawa Tengah termasuk urutan cabang yang berdiri ke-11.

Mimpi Mbah Baedhowi Bertemu Rasulullah untuk Mendirikan Cabang NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Mimpi Mbah Baedhowi Bertemu Rasulullah untuk Mendirikan Cabang NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Mimpi Mbah Baedhowi Bertemu Rasulullah untuk Mendirikan Cabang NU

Setelah melalui mufakat bersama dengan seluruh ulama yang ada di Lasem, dalam hal pendirian NU, masyarakat dari kaum santri pun menyambut baik kabar pembentukan Cabang NU di Lasem. Meskipun di lain pihak, sebagian orang Lasem terdiri dari bermacam golongan, diantaranya Masumi yang menjadi mayoritas, PKI, dan Wong Abangan yang tidak memihak manapun.

Mulai awal berdirinya Cabang NU di Lasem pada tahun 1926-1960 NU di Lasem mendapatkan respon dari kaum santri yang sangat luar biasa, meski belum merata. Hanya bisa mendominasi wilayah tertentu, dan beberapa desa yang menjadi simpatisan NU di level paling bawah.

Pada masa ini, perjuangan NU pun sangat luar biasa. Persaingan dalam hal mempertahankan idiologi menjadi hal yang biasa. Perjuangan Nahdliyin yang mempertahankan idiologi Nusantara mendapatkan? perlawanan dari sejumlah kelompok yang menebar pemikiran mereka untuk mendirikan negara khilafa yang di motori oleh sejumlah ormas. Belum lagi komunisme yang juga melakukan sejumlah agresi untuk menanam faham komunis dikalangan pemuda dan generasi muda NU dan kelompok pelajar santri di Lasem melalui berbagai metode.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perjuangan warga NU di Lasem bukan hanya dalam mempertahankan idiologi nusantara saja, tetapi perlawanan secara tidak langsung melalui parlemen sebagai upaya mematikan dan melinghilangkan Nahdlatul Ulama pun sangat kuat. Tetapi, persatuan dan ketakziman para santrilah yang membuat NU secara kultural menjadi sangat kuat mulai dari level yang paling bawah.



Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Ahmad Asmui

Ditulis berdasarkan ngobrol sejarah NU Lasem dengan sesepuh Habib Ridwan (Wakil Ketua Tanfidiyah PCNU Lasem)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 15 Januari 2013

Kantor Koperasi Nuansa Umat Diresmikan

Sumenep, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kantor Pusat Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mal wat Tamwil (KJKS BMT) Nuansa Umat (NU) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, diresmikan pada Sabtu (14/12).

Kantor Koperasi Nuansa Umat Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kantor Koperasi Nuansa Umat Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kantor Koperasi Nuansa Umat Diresmikan

Hadir pada kesempatan tersebut tersebut Rais Syuriah PCNU Sumenep KH. Ahmad Basyir AS., Ketua PCNU A. Pandji Taufiq, Ketua PWNU Jawa Timur KH. Hasan Mutawakkil Alallah, Wakil Ketua PBNU As’ad Said Ali, Ketua LPNU PBNU Musholihin, pengurus PCNU, MWC, banom dan lembaga/lajnah.

Sementara dari jajaran pemerintah tampak hadir Wakil Gubenur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Bupati Sumenep A. Busyro Karim, Ketua DPRD KH. Imam Hasyim dan perwakilan dari jajaran polisi dan TNI.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gedung berlantai dua dengan dominasi warna hijau diresmikan Rais Syuriah PCNU Sumenep KH. Ahmad Basyir AS dengan ditandai pengguntingan pita, disaksikan seluruh undangan yang berjumlah sekitar 750.

Usai dilakukan peresmian, sejumlah undangan sempat mengunjungi kantor tersebut. Pada Sabtu malam dilanjutkan dengan pesta rakyat.? (M. Kamil Akhyari/Abdullah Alawi)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 13 Januari 2013

Kiai Said: Musuh Kita Orang Zalim, Bukan Karena Beda Agama atau Suku

Jepara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengutip ayat yang biasa kanjeng Nabi Muhammad SAW sampaikan kepada umat saat khutbah Jumat. Potongan ayat tersebut berbunyi wala udwana illa alad dhalimin.?

“Tidak boleh ada permusuhan kecuali kepada orang-orang yang zalim,” terang Kiai Said pada Orasi Kebangsaan dalam rangka Harlah NU ke-94 yang diadakan PCNU Jepara di alun-alun 2 Jepara, Ahad (16/4).?

Kiai Said: Musuh Kita Orang Zalim, Bukan Karena Beda Agama atau Suku (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said: Musuh Kita Orang Zalim, Bukan Karena Beda Agama atau Suku (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said: Musuh Kita Orang Zalim, Bukan Karena Beda Agama atau Suku

Kepada ribuan peserta “Sepeda dan Jalan Sehat” itu, ia menyebut yang termasuk kategori zalim ialah bandar narkoba, bandar judi, koruptor dan teroris.?

Dalam kegiatan yang memperebutkan hadiah utama mobil Grand Max itu, kiai kelahiran Cirebon 1953 itu mengingatkan kepada Nahdliyin untuk tidak menyebut orang Kristen, China itu musuh. Walaupun beda suku agama dan ras, tegas Kiai Said, bukanlah musuh, kecuali jika mereka zalim.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pernyataan kiai berusia 63 tahun itu bukan tanpa alasan. Dulu, penduduk Madinah terdiri dari 3 kelompok muslim pendatang, pribumi dan non-Muslim. Ketiga golongan itu sama-sama harus dilayani. Sehingga meskipun beda warna kulit, beda budaya, beda agama tidak boleh dihina.?

Islam Ramah?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan menebar Islam yang ramah ke berbagai negara, Kiai Said pernah mengislamkan 12 orang Jepang. Alhasil kata suami Hj. Nur Hayati Abdul Qodir itu, Islam dan ihsan saling terkait. Dengan wajah yang harmonis dan damai, dirinya meyakini akan mendapat kehormatan dari bangsa yang lain.?

Amanah wathaniyah KH Hasyim Asyari yang digelorakan 1914 hubbul wathan minal iman, tandasnya, tidak pernah digelorakan oleh ulama-ulama Timur Tengah.?

Sehingga Kiai yang 13 tahun belajar di Mekkah menyebut Afganistan, Irak dan Suriah bergejolak urainya lantaran di sana tidak ada semangat cinta tanah air adalah sebagian dari iman.?

Islam dan nasionalisme kata Kiai Said, menjadi satu kesatuan. “Islam saja orang menjadi galak. Nasionalisme saja orang jadi abangan,” terangnya.?

Dalam kegiatan yang juga dimeriahkan grup balasyik dari Jember Jatim itu, Kiai Said memantapkan Nahdliyin untuk istiqamah mengikuti Nahdlatul Ulama. Dengan ber-NU, akan semangat beragama dan berbangsa. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)?



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Internasional, Humor Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 06 Januari 2013

Perguruan Tinggi Riset Berbasis Pesantren

Di kota Pati tepatnya di desa Purworejo berdirilah Sekolah Tinggi Agama Islam Mathaliul Falah (STAIMAFA). Lembaga tersebut diresmikan tahun 2008 di bawah kepemimpinan ketua H Abdul Ghaffar Rozien, M. Ed. Nama Mathaliul Falah tak lepas dari madrasah atau Perguruan Islam Mathaliul Falah (PIM).

STAIMAFA merupakan Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta yang dibangun di atas landasan tradisi dan diselenggarakan secara integral dengan pesantren. Pendirian STAIMAFA merupakan masa kemajuan bagi PIM. Hal ini tak lepas dari Yayasan Nurussalam Kajen sebagai kelanjutan dari unit pendidikan dasar dan menengah yang hampir satu abad dikelola oleh PIM. Dalam kurun hampir dua dasawarsa STAIMAFA melewati proses panjang dan pergulatan pemikiran sebelum resmi didirikan.

Perguruan Tinggi Riset Berbasis Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Perguruan Tinggi Riset Berbasis Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Perguruan Tinggi Riset Berbasis Pesantren

Hal ini dilatarbelakangi dari gagasan program "takhassus" pasca Aliyah sebagaimana diungkapkan KH Asnawi Rohmat salah seorang asatidz PIM. Gagasan ini semakin menguat setelah studi banding guru-guru Mathaliul Falah di Darun Najah Jakarta, Darur Rahmah Jakarta, dan Dar el-Qalam Tangerang. Atas masukan dan desakan dari alumni PIM, maka dibentuklah tim yang menggodok pendirian Sekolah Tinggi. Maka, rapat-rapat intensif di Jakarta, Yogyakarta, dan Kajen terus berlangsung. (Mempersiapkan Insan Sholih Akrom Potret Sejarah dan Biografi Pendiri PIM Kajen Margoyoso Pati 1912-2012 (1 Abad): 2012)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berawal dari "kegelisahan" para pendiri PIM yang merasa bahwa untuk melahirkan sumber daya manusia yang memiliki kedalaman keilmuan agama dan moral sekaligus kompetitif dalam menjawab perkembangan zaman, tidak cukup hanya dengan memberikan keilmuan bekal kepada peserta didik sampai pada tingkat aliyah (SMA). Oleh karena itu, para pendiri berinisiatif menggagas sistem pendidikan lanjutan bagi para lulusan PIM dengan membuka program pasca aliyah. Akan tetapi, program tersebut ternyata dirasakan masih belum memberikan jawaban atas kegelisahan tersebut. ?

Berdasarkan kajian yang mendalam dan masukan dari berbagai pihak, akhirnya disepakati pilihan bulat untuk mendirikan STAIMAFA yang diawali dengan menyelenggarakan pendidikan pada tiga jurusan dengan tiga program studi, yaitu Tarbiyah/Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Syariah/Perbankan Syariah (PS) dan Dakwah/Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Ketiga jurusan dan program studi tersebut merupakan pendidikan jenjang strata satu (S1) program reguler.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sejak berdirinya STAIMAFA mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, khususnya para alumni dan siswa-siswi PIM. Dalam waktu yang singkat, STAIMAFA mengalami perkembangan dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 600 sampai tahun 2012.

Dan alhamdulillah, bekat rahmat dan pertolongan Allah pada tahun ajaran 2012-2013 ini, STAIMAFA membuka lagi program studi baru yang cukup familier, yaitu Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA) yang dirasakan urgensinya di era sekarang, mengingat Jawa Tengah menempati provinsi tertinggi dalam tingkat partisipasi anak-anak playgrup di seluruh Indonesia. Antusiasme para guru dan para pelajar yang belajar di program studi PGRA ini sangat besar. Hingga pembukaan pendaftaran mahasiswa baru tahun ajaran 2015-2016 STAIMAFA membuka jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Komunikasi & Penyiaran Islam dan Zakat & Wakaf. Harapannya dimasa yang akan datang STAIMAFA mampu menjadi Institut dari informasi yang dihimpun Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekarang sedang proses mengajukan pemberkasan syarat menuju institut.

Secara akademik setelah menjadi alumni dan melihat alumni dari perguruan tinggi lain dengan program studi yang sama secara materi tidak terlalu tertinggal jauh. Hal ini dungkapkan Nur Khoiriyah (24) sebagai alumni angkatan kedua. "Melihat perkembangan lembaga, saya bangga melihat progres yang sedang ada, Insya Allah dalam proses menuju institut, ini menunjukkan bahwa kampus ini digarap dengan sungguh", ungkap Nur yang sekarang melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Gajah Mada.

Sebagai alumni prodi PMI Nur Khoiriyah menyatakan secara pribadi lebih enak dalam memahami kontekstualisasi ajaran Islam, mengontekstualisasikan ilmu-ilmu untuk memahami teks, seperti Tafsir, Hadis dan Fikih. Hal ini baru dirasakan betul ketika menempuh studi lanjut di Jogjakarta. Nur menjelaskan pentingnya pemahaman Islam yang lebih "luwes" untuk bisa berteman lintas organisasi masyarakat bahkan lintas agama, bukan dalam rangka mencampuradukkan tetapi memahami perbedaan.

Irza Syaddad (25) menceritakan ketika masih menjadi mahasiswa bahwa dulu pihak kampus sering kali mengadakan hibah penelitian kepada civitas akademi. Selain itu, nilai-nilai pesantren di lingkungan kampus masih terjaga dengan baik. Irza yang sekarang menempuh studi lanjut di Universitas Al-Imam Muhammad bin Saud, Arab Saudi mencontohkan menghormati guru (baca: dosen) masih berlaku dengan melanggengkan budaya cium tangan.

Hal ini tak lepas dari visi STAIMAFA "Menjadi Perguruan Tinggi Riset Berbasis Nilai-Nilai Pesantren". STAIMAFA ingin menjadi perguruan tinggi yang menggabungkan kemampuan metodologi ilmu modern yang berbasis penelitian dengan kekayaan khazanah klasik yang ada di pesantren sesuai dengan kaidah "Almuhafadzatu ala al-qadim al-shalih wal akhdzu bil jadid al-ashlah", konsistensi menjaga tradisi yang relevan dan aktif mengadopsi khazanah baru yang lebih progresif.

Ditambah visi STAIMAFA ini untuk meneruskan spirit "Tafaqquh Fiddin" dan "Sholih-Akrom" yang menjadi tujuan berdirinya PIM. Tafaqquh Fiddin ada dalam pelestarian nilai-nilai pesantren yang mengedepankan ketakwaan, ketuhanan, ketawadhuan, dan konsisten memegang khazanah Islam klasik yang biasa dipelajari di pesantren dan Sholih-Akrom ada dalam kemampuan risetnya, dan orientasi ketuhannya yang mengedepankan nilai-nilai kebenaran, keikhlashan dan kepedulian sosial. (M. Zulfa)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Jadwal Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah