Jumat, 28 Februari 2014

Pelajar Perlu Hidupkan Semangat Kebangsaan

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pelajar Indonesia perlu menghidupkan kembali semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan merupakan kunci pertahanan bagi pelajar dan kaum muda umumnya untuk menjaga nilai-nilai luhur di tengah banjirnya budaya-budaya luar yang masuk.

Pelajar Perlu Hidupkan Semangat Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar Perlu Hidupkan Semangat Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar Perlu Hidupkan Semangat Kebangsaan

Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) Farida Farichah saat ditemui Pimpinan Pusat Muhammadiyah usai menonton tayangan perdana film ‘Sang Kiai’ di Cinema XXI, Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/5) sore.

“Di tengah arus globalisasi, para pelajar secara pasif mengonsumsi cara berpakaian, cara makan, cara bersikap, bahkan cara berpikir bangsa luar yang dijajakan melalui tayangan media elektronik seperti televisi dan internet,” kata Farida Farichah saat mengomentari Hari Kebangkitan Nasional 2013 yang diperingati pada 20 Mei setiap tahun.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kebangkitan Nasional awalnya dirintis dari gerakan pendidikan dan kebudayaan. Para aktivis pendidikan dan kebudayaan mencoba menjawab tantangan zamannya di awal 1900-an, kata Farida Farichah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di masa itu, para aktivis menilai tantangan zaman terletak pada akses pendidikan yang belum merata di kalangan pribumi. Diskriminasi itu mengakibatkan mental budak yang selalu mengekor kepada penjajah atau kalangan bangsawan pribumi.

Farida menambahkan, sikap mengekor ini kemudian menempatkan bangsa asing Eropa seperti Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, bangsa Timur Tengah seperti Arab dan Persia, maupun Timur Jauh seperti India, Cina, dan Jepang.

Kini, hal itu berulang terjadi pada remaja dan pelajar Indonesia kini yang meniru budaya luar yang dapat disaksikan dengan mudah melalui teknologi informasi, tandas Farida.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 14 Februari 2014

Syeikh Fadhil Al-Jailani: Bertasawwuf Harus Bertawazzun

Indramayu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untur pertama kalinya, Syeikh Fadhil al-Jailani (cucu terkemuka dari Syeikh Abdul ? Qadir Al-Jailani) mengunjungi Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tepatnya di Pesantren Asy-Syafiiyyah Kedungwungu Kec. Krangkeng, Senin (2 /11).?

Sang penemu manuskrip karya-karya fenomenal Syeikh Abdul Qodir al- Jailani, pemimpin para wali, itu disambut antusias oleh hadirin yang tumpah ruah di halaman pesantren asuhan KH Afandi Abdul Muin Syafii yang akrab disapa Abah Afandi itu.?

Selain berdzikir bersama sesuai dzikir yang biasa diamalkan oleh Syeikh Abdul Qodir al-Jailani, Ulama 61 tahun yang kini berdomisili di Turki itu, terlebih dahulu memberikan taujih (ceramah) kepada segenap hadirin.?

Syeikh Fadhil Al-Jailani: Bertasawwuf Harus Bertawazzun (Sumber Gambar : Nu Online)
Syeikh Fadhil Al-Jailani: Bertasawwuf Harus Bertawazzun (Sumber Gambar : Nu Online)

Syeikh Fadhil Al-Jailani: Bertasawwuf Harus Bertawazzun

"Dalam bertasawwuf kita harus tawazzun, yaitu bertasawwuf yang diimbangi dengan ilmu pengetahuan, bukan hanya mengedepankan dzikir disertai taklid buta dalam bertasaawuf, tanpa ilmu yang memadai, ini sesuai ajaran sultonul auliya Syeikh Abdul Qadir al- Jailani," katanya.?

Secara singkat, lanjut Syeikh Fadhil, Syekh Abdul Qadir al-Jailani membagi ilmu menjadi tiga kategori:?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertama, ilmu ? haqiqi, yakni ilmu yang menjelaskan hakikat Allah swt, adalah ilmu aqidah yang mengajarkan tauhid.

Kedua, ilmu manawi, yakni ilmu tentang mujizat nabi dan yang mewarisinya, yakni ilmu para ulama yang melanjutkan misi risalah Rasulullah saw melalui ilmu dan karomahnya.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Mujizat berhenti ketika Rasulullah wafat, tetapi misi dakwah para ulama tidak berhenti sampai hari kiamat. Ini terkait bukan hanya ilmu syariat tapi juga akhlak," jelasnya.?

Ketiga ilmu ? dhohiri, yakni ilmu yang melahirkan iptek. Ilmu tentang kauniyah. “Di sini betapa Syeikh Abdul Qadir Jailani sangat menekankan kepada kita untuk menguasainya, bahkan ada nasihat beliau yang diabadikan dalam sebuah catatan di perpustakaan di Vatikan tentang dorongan untuk menguasai iptek,” tegasnya.?

Di awal ceramahnya, Syeikh Fadhil mengaku, kunjungannya ke Indramayu itu adalah kunjungan sang guru Kepada muridnya, yaitu Kiai Nasrulloh Afandi yang menjadi salah satu anggota pengasuh di Pesantren Asy-Syafiiyyah Kedungwungu, yang sejak lama kenal baik dengannya di luar negeri, namun setiap Syeikh Fadhil berkunjung ke Indonesia Kiai Nasrulloh sedang ada di luar negeri.?

Selain diikuti oleh para santri setempat, hadir dalam kesempatan itu, sejumlah kiai, dari Indramayu, Kabupaten & Kota Cirebon, Majalengka dan Kab. Subang. Dan sedikitnya 1700 jamaah, dari kalangan masyarakat umum dari sejumlah daerah. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Berita Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 13 Februari 2014

Ini Makna Logo Konfercab NU Sidoarjo

? Sidoarjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Panitia penyelenggara Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama Sidoarjo yang bakal digelar di Pondok Pesantren Bumi Sholawat Lebo Sidoarjo, Jawa Timur, 29 Oktober mendatang, telah menetapkan logo resmi untuk forum tertinggi NU di tingkat cabang ini.

Ini Makna Logo Konfercab NU Sidoarjo (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Makna Logo Konfercab NU Sidoarjo (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Makna Logo Konfercab NU Sidoarjo

Ketua SC Konfercab NU Sidoarjo M Zainal Abidin menjelaskan, sesuai dengan tema konfercab "Penguatan Jamiyah dalam Rangka Menjaga Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah dalam bingkai NKRI", konsep perancangan logo tersebut melambangkan kokohnya jamiyah NU dalam menopang NKRI.

"Huruf N dan U yang saling berhimpitan, maksudnya adalah bersatu dan saling menguatkan. Bentuk huruf yang simetris menunjukkan ketegasan, tegas dalam menjaga aqidah Aswaja An-Nahdliyah," kata pria yang juga ketua KPUD Sidoarjo ini, Senin (10/10).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, penempatan bendera merah putih tepat di atas huruf NU, sebagai wujud perjuangan NU dalam mengawal NKRI. Hal ini sebagai penegas bahwa NU adalah pondasi bangsa Indonesia.

Pewarnaan merujuk pada pewarnaan khas NU. Hijau melambangkan kesuburan, kesegaran dan kesejukan. Warna hijau juga melambangkan persahabatan dan ketenangan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara pilihan huruf BankGothic? pada tulisan "KONFERENSI CABANG"? agar terlihat luwes dan lugas. Dan huruf Trajan Pro pada tulisan "NAHDLATUL ULAMA" mencirikan karakter tegas dan agamis lebih menonjol.

"Perpaduan kedua huruf menegaskan kesan moderat, fleksibel namun tegas," tandasnya. (Moh Kholidun/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Pahlawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah