Selasa, 29 Juli 2014

Musker Jatman Sidoarjo Usung "Islam Rahmatan lil alamin"

Sidoarjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (Jatman) Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengadakan Musyawarah Kerja (Musker) ke-1 Idarah Su’biyyah, Sabtu (7/9), Kedungcangkring, Jabon, Sidoarjo.

Dalam Musker ini panitia mengusung tema “Dengan Musyawarah Kerja Kita Tingkatkan Kualitas Dzikir  dan Pengabdian Diri untuk Menyebarkan  Islam Yang Rahmatan lil ‘Alamin dalam Ridla Illahi”.

Musker Jatman Sidoarjo Usung Islam Rahmatan lil alamin (Sumber Gambar : Nu Online)
Musker Jatman Sidoarjo Usung Islam Rahmatan lil alamin (Sumber Gambar : Nu Online)

Musker Jatman Sidoarjo Usung "Islam Rahmatan lil alamin"

Rais Majelis Ifta` Jatman Sidoarjo KH Sholeh Qosim mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk pelaksanaan amanat musyawarah daerah I sebagai wujud kecintaan dan pengabdian kepada lembaga.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Juga untuk menggali dan meneladani semangat perjuangan para mu’asyis (pendiri) tarekat dalam memberikan kemanfaatan kepada manusia,” katanya sebagai rilis yang diterima Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dalam musker pertama ini, forum membahas rancangan program Jatman yang tersebar dalam sejumlah lembaga, seperti Majelis Ifta’, ifadliyyah, Imdlaiyyah, Imdadiyyah; dalam Imdadiyyah dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Lajnah Bahtsul Masa-il, Lajnah Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Lajnah Iqtisadiyah, Muslimat Thariqoh Mmu’tabarah, Lajnah Mahasiswa Ahliththoriqoh Mu’tabaroh an-Nahdliyah (Matan). 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

RaisI daroh Syu`biyah Sidoarjo KH Nadhir Syafi`i mengatakan, musker ini sangat penting untuk menjalankan program jam`iyah, menyamakan persepsi antar masyayih dan mursyid tarekat di lingkungan NU, serta menjalin silaturrahim. (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Berita Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 26 Juli 2014

Kader PMII Sabet Juara Pertama di Harvard University

Malang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur atas nama Dinda Asri berhasil menjadi juara pertama pada kompetisi Harvard National Model United Nations yang ke-63 di Boston, Amerika Serikat.

Kader PMII Sabet Juara Pertama di Harvard University (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader PMII Sabet Juara Pertama di Harvard University (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader PMII Sabet Juara Pertama di Harvard University

Kompetisi yang diselenggarakan tanggal 16-19 Februari 2017 tersebut diikuti ratusan delegasi universitas dari berbagai negara. Pada kompetisi itu, Dinda membawakan “Social Venture Callenges on Resolution Project” atau “Proyek Teknologi Terbarukan berupa Dental Magix Box (Dentmox)”.

“Project itu lebih ditujukan kepada bidang medis untuk para dokter gigi,” kata Dinda kepada PMII Jabar online melalui pesan Watsapp-nya. Senin (20/2).

Keresahannya akan kondisi kesehatan di Indonesia yang masih timpang menjadi satu alasannya mengapa dirinya bersama kedua orang temannya maju dalam kompetisi tersebut.

“Di daerah-daerah pelosok masih sangat banyak yang belum terjamah oleh adanya fasilitas dokter gigi ini yang dikarenakan beberapa faktor,” ujar gadis yang murah senyum ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kompetisi tersebut, Dinda bersama tim membawa prototype yang dipertunjukkan di depan dewan juri.

“Kami membuat prototype ini karena proses pembuatan alat projectnya memang memakan waktu dan biaya yg tidak sedikit. Jadi, untuk menuju hasil akhir, masih ada beberapa hasil uji laborartorimu dulu untuk memastikan alatnya berfungsi atau tidak,” jelas mahasiswi berusia 23 tahun itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Manfaat dari alat medis tersebut, kata Dinda, tidak selalu harus bersentuhan langsung dengan objeknya, tapi dapat melalui berbagai media, salah satunya penciptaan teknologi yang memudahkan profesi dokter gigi.

“Jadi, target utama kita ke depan dengan alat ini bisa menjangkau daerah rural dan terpencil sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa dimaksimalkan,” katanya.

Kompetisi tersebut sudah menjadi ajang tahunan di Harvard University, sementara Universitas Brawijaya selama ini sudah tercatat sudah empat kali mengisi kompetisi tersebut dan baru kali ini menjadi juara. (Jefry Sam/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 Juli 2014

Pelajar NU Purworejo dan Wonosobo Adakan Kerja Sama "Bilateral"

Purworejo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PC IPNU-IPPNU Kabupaten Purworejo dan PC IPNU-IPPNU Wonosobo menandatangani kerjasama bilateral. Kerjasama antara kedua pengurus cabang (PC) di Korda Kedu tersebut dikhususkan dalam program kaderisasi baik formal, informal, maupun nonformal.?

Pelajar NU Purworejo dan Wonosobo Adakan Kerja Sama Bilateral (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Purworejo dan Wonosobo Adakan Kerja Sama Bilateral (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Purworejo dan Wonosobo Adakan Kerja Sama "Bilateral"

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan di kantor PCNU Wonosobo, Ahad, 14/2/2016. Ketua PC IPNU-IPPNU Wonosobo Triyono dan Nur Isti Faizah menandatangani langsung kerjasama tersebut. Di pihak Purworejo, juga ditandatangani langsung oleh Ketua PC IPNU-IPPNU Purworejo Muhammad Hidayatullah dan Rani Pranita.?

"Harapan dari adanya MoU ini adalah kedua PC bisa saling belajar satu sama lain terutama dalam bidang Kaderisasi dan juga dalam bidang Media," ungkap Triyono, usai penandatanganan. Kedepan, kedua cabang ini akan saling mengirim kadernya untuk mengikuti kegiatan kaderisasi yang diselenggarakan.?

"Kita perlu banyak saling belajar, agar progres dan semangat mengembangkan IPNU-IPPNU semakin terpacu," ungkap Rani.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, bersamaan dengan MoU ini selain diadakan kegiatan Rapat Kerja Cabang II IPNU-IPPNU Wonosobo, sebelumnya juga digelar sarasehan dengan menghadirkan mantan Ketua PC IPNU Wonosobo Muzan mengisi Sejarah ke-NU-an lokal dan Wakil Ketua PW IPNU Jawa Tengah Ahmad Naufa Khoirul Faizun yang mengisi materi Analisis Sosial dan Strategi Gerakan.

Dalam kesempatan itu, usai materi, 30 peserta disebar ke berbagai tempat di kota Wonosobo untuk mengidentivikasi masalah sosial yang ada di wonosobo. Problem pasar modern dan tradisional, panasnya kota karena minimnya penghijauan serta fenomena valentine menjadi topik hangat yang didiskusikan peserta. (Khabib Khamidi/Fathoni)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 24 Juli 2014

Sastrawan: Kita Tunggu Islam Cerdas dan Pembela

Di mata sastrawan yang dikenal kritikus film dan fotografer, Seno Gumira Ajidarma, NU saat ini harus berperan dengan menggunakan media baru, didukung dengan teknologi, agar hasilnya maksimal. NU harus bergerak secara anggun dan pendekatan intelektual. Peran NU semacam itu ditunggu banyak orang. ?

Jika NU tidak melakukan hal semacam itu, menurut dia, dikhawatirkan Islam yang oleh sebagian kalangan diimagekan sebagai “keras” akan menjadi kebenaran umum. NU harus membersihkan image tersebut.?

Sastrawan: Kita Tunggu Islam Cerdas dan Pembela (Sumber Gambar : Nu Online)
Sastrawan: Kita Tunggu Islam Cerdas dan Pembela (Sumber Gambar : Nu Online)

Sastrawan: Kita Tunggu Islam Cerdas dan Pembela

Seno Gumira Ajidarma mengungkap usulan-usulan untuk NU saat ini selepas menjadi narasumber ngaji film dan sejarah dalam rangka peringatan harlah ke-91 NU yang berlangsung di gedung PBNU, Jakarta, Senin (30/1).?

Ia mennyampaikan usulan tersebut kepada Abdullah Alawi dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah sembari menuruni tangga dari lantai delapan sampai lantai dasar. Berikut petikannya:?

Bisa cerita, tahu dan mengenal NU sejak kapan?

Sejak lama.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam konteks apa Anda mengenal NU?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam konteks pembaca koran.

Melihatnya bagaimana?

Eksotik.

Maksudnya bagaimana?

Eksotik itu ya sesuatu yang tidak terlalu saya kenal, menarik, tampak indah; sampai sekarang saya juga tidak terlalu kenal. Artinya, saya hanya kenal mitosnya. Mitosnya apa ya, menarik, berwibawa, lama, lawasan gitu ya. Tapi itu omongan orang yang enggak kenal ya.?

Ada pengelaman bersentuhan dengan orang NU atau tokoh NU?

Kebetulan saya kenal Mbak Nur (Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, red.). Itu kan teman saya wartawan, di sebelah meja saya. Tidak seperti bayangan saya. Modern, pinter. Kemudian kenal Gus Dur. Kemudian kenal anak-anaknya, Yenny segala. Ya beda, memang, tapi jangan-jangan mereka tidak bisa mewakili NU. Begitu lho.?

Lalu bagaimana mitos itu ketika dikaitkan dengan kenyataan?

Kadang-kadang mitos itu pudar, tapi bukankah realitas lebih baik dari mitosnya?





Bisa usul tentang peran-peran yang harus dijalankan NU saat ini?

Dia mesti mencegah, melawan, dan menjelaskan segala sesuatu yang sekarang ini membingungkan. Image Islam yang keras, saya kira bisa dibersihkan oleh NU.?





NU potensial untuk itu?

NU potensial, punya, asal menjadi policy (kebijakan). Jadi, dia harus bergerak dengan anggun.?





Maksudnya anggun bagaimana?

Bergerak dengan intelektual, wawasan, konstruktif, menjelaskan keislaman yang benar itu kayak apa. Begitu. Membuat orang tidak pesimis terhadap Islam. Tidak sinis. Kalau yang ngomong orang NU kan menjadi sah. Kenapa? Karena dia orang yang mengerti agama gitu lho. Dia harus bicara. Semua orang menunggu-nunggu, kenapa intelektual Islam diam saja. Kenapa organisasi Islam diam saja. Menunggu-menunggu. Konferensi pers juga bisa. Media baru kan bisa bicara. Dan saya enggak percaya orang tidak mengerti media baru. Itu hal yang mudah sekali.?

(Image Islam keras) Itu harus dilawan karena kalau tidak lawan. Berita bohong akan menjadi kebenaran. Itu saja. Kenapa kebohongan menjadi kebenaran karena tidak ada alternatif lain. Mau tanya siapa, mau membaca apa. Orang NU harus masuk kepada media baru. Makanya saya bilang tadi, NU didirikan kan untuk syiar Islam. Sekarang medianya sudah ada untuk menggandakan itu tidak tergantung satu juru bicara, tidak tergantung satu da’i-da’i berbakat. Capek kan kalau orang ngomong terus, klik, klik, klik werrr…kita tunggu, dan kita-kita menunggu-menunggu bahwa Islam sebagai wacana kecerdasan dan pembelaan terhadap yang lemah termasuk yang lemah pikirannya itu menjadi nyata. Kapan disuplai? Begitu saya kira.?





NU sudah melakukan hal yang dimaksud. Namun belum maksimal.

Makanya itu kalau bersekutu dengan para ahli media baru, pasti itu gampang. Diajak saja. Dan NU belajar sendiri saja bisa, asal ada policynya. Nah, policynya saya kilik-kilik nih, sudah waktunya, sebelum semua orang bertambah bodoh.?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 18 Juli 2014

Kemenag Beri Penghargaan pada Pionir dan Teladan Pendidikan Islam

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam kembali memberikan penghargaan kepada para pionir, teladan, dan tokoh-tokoh yang peduli dan berdedikasi dalam pengembangan pendidikan Islam. Penghargaan ini disampaikan langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam ajang Apresiasi Pendidikan Islam (API) 2015 di Jakarta, Jumat (11/12) malam.

API 2015 merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Kementerian Agama kepada insan pendidikan Islam yang telah berprestasi, berdedikasi, dan peduli dengan pengembangan dan kemajuan pendidikan Islam di Indonesia. ?

Kemenag Beri Penghargaan pada Pionir dan Teladan Pendidikan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Beri Penghargaan pada Pionir dan Teladan Pendidikan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Beri Penghargaan pada Pionir dan Teladan Pendidikan Islam

“Apresiasi ini diberikan kepada ? putera puteri bangsa dalam berbagai kategori, yang menunjukkan bahwa madrasah, sekolah, perguruan tinggi dan pesantren kita berhasil mengembangkan kognisi, afeksi dan psikomotoriknya serta karakter secara optimal,” kata Menag Lukman seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Apresiasi ? Pendidikan Islam juga dianugerahkan kepada para kepala madrasah, pengawas, guru/ustad, dan dosen di mana mereka telah berkarya dan mengabdikan dirinya dengan penuh totalitas.?

“Juga ? dianugerahkan kepada Bupati dan Walikota ? yang telah memberikan atensi pada pengembangan Pendidikan Islam,” tegas Menag.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan Menag , Pemerintah memberikan apresiasi ? pendidikan ini, sebagai ekspresi kesyukuran dan pengakuan, bahwa kita memiliki banyak putera-puteri terbaik bangsa yang peduli dan mewakafkan dirinya untuk pendidikan Islam, agar terus maju dan berkembang di seluruh pelosok tanah air.?

“Peristiwa ? saat ini merupakan momen ? istimewa bagi saya dan keluarga besar Kementerian Agama. Suatu kebanggaan bagi kita semua dapat berkumpul dengan para pionir dan inspirator pendidikan Islam dari seluruh Indonesia,” katanya.

Pendidikan Islam menurut Menag, sejak beberapa dekade terakhir semakin menampakkan identitas yang khas, modern, dan berdaya saing. Fenomena ini tidak sekedar sebagai respon terhadap dunia yang terus berubah, tetapi sekaligus sebagai refleksi kebangkitan dunia pendidikan Islam sebagai salah satu pilar terdepan peradapan bangsa.

“Kita tidak akan membiarkan bangsa yang besar ini kalah bersaing dengan bangsa –bangsa lain karena kelemahan sumber daya manusiannya. Kita semua menginginkan pendidikan islam tetap menjadi tuan rumah dinegeri sendiri,” ucapnya.

“Karena alasan itulah, maka pemerintah memperioritaskan pembangunan bidang pendidikan, Kementerian Agama bahkan telah mengalokasikan anggaran lebih dari 85 persen untuk pendidikan agama dan keagamaan,” tambahnya.

Tampak hadir dalam acara Apresiasi Pendidikan Islam, Sekjen Kementerian Agama Nur Syam, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin, para pejabat eselon II baik pusat maupun daerah, serta ? para penerima penghargaan Apresiasi Pendidikan Islam. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Berita, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 17 Juli 2014

Hanif Dhakiri: Bangga Masih Ada PMII, NU dan Pesantren

Jepara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai jamiyyah dengan jamaah terbesar di Indonesia menjadi keunggulan tersendiri bagi organisasi yang didirikan para kiai ini.

“Kita harus bangga di Indonesia masih ada PMII, NU dan pesantren,” kata Hanif Dhakiri, Sekkretaris Jendral Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) dalam Pelantikan Pengurus Cabang IKA-PMII Jepara di Hotel d’Season Bandengan, Jepara, Jawa Tengah.

Hanif Dhakiri: Bangga Masih Ada PMII, NU dan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Hanif Dhakiri: Bangga Masih Ada PMII, NU dan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Hanif Dhakiri: Bangga Masih Ada PMII, NU dan Pesantren

Dalam acara yang berlangsung Jumat (6/11) malam itu, Menteri Ketenagakerjaan RI ini berpandangan, lembaga yang bernaung di NU harus selalu siap berkompetisi dengan lembaga apa pun. Pesantren, misal Hanif, boleh mengelola SMA, SMP atau pun SMK tetapi ada yang tidak boleh ditinggalkan yakni tradisi salaf, nguri-nguri kitab kuning.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Siswa SMK yang bisa ngelas dan bisa baca kitab kuning ini kan luar biasa. Ini adalah nilai lebih kita menjaga khazanah budaya,” paparnya kepada ratusan hadirin.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sehingga khazanah budaya, lanjut dia, tetap dijaga. Lelaki 43 tahun itu menambahkan, NU merupakan satu-satu organisasi yang menjalankan “irasionalitas politik”. Saat Pilkada, para caleg NU lebih sering melakukan ziarah, sowan kiai minta restu, dan sebagainya.

Meski demikian ada juga yang menjadi DPR. Hal itu tidak lain merupakan bentuk upaya spiritual juga didukung ikhtiar lahiriyah. Dalam kesempatan itu hadir Ketua Umum PB IKA-PMII Ahmad Muqowam, Ketua IKA PMII Jawa Tengah Noor Ahmad, dan ratusan tamu undangan. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 16 Juli 2014

NU Jateng Siap Bentuk Lembaga Penanggulangan Bencana

Semarang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejumlah perwakilan dari PCNU se-Jawa Tengah mengikuti pelatihan tanggap bencana yang diadakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU). Pelatihan ini dilaksanakan (2-4/1) di Aula Gedung PWNU, Jl Dr Cipto 180 Semarang.

“Peserta 90 orang dari PCNU se-Jateng, lembaga, dan Banom PWNU Jateng,” terang Wakil Sekretaris PWNU Jateng, M Puji Wibowo, saat dihubungi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jumat (2/1).

NU Jateng Siap Bentuk Lembaga Penanggulangan Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Jateng Siap Bentuk Lembaga Penanggulangan Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Jateng Siap Bentuk Lembaga Penanggulangan Bencana

Puji menambahkan, nantinya dari kegiatan pelatihan akan dibentuk Lembaga Penanganan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBPI).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Pembentukan lembaga ini merupakan hasil amanat dari Muktamar NU ke-32. Kebetulan di Jawa Tengah dan cabang, belum terbentuk lembaga ini,” ungkap dia.

Melalui lembaga ini, diharapkan para pengurus di daerah dapat memetakan wilayah rawan bencana. “Juga perlu untuk menyamakan visi serta langkah dalam tindakan tanggap bencana,” terangnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pihaknya juga berharap, lembaga tersebut dapat bersinergi dengan lembaga BPBD yang sudah ada di daerah Kabupaten/Kota. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Syariah, Pertandingan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 04 Juli 2014

Agama dalam Politik Kekuasaan

Oleh Teuku Saifullah



Ahli sejarah mengatakan, penemuan manusia paling tertua setelah penemuan api adalah agama. Dari mana datang agama itu masih menjadi kesanksian. Yang menganut teisme akan mengatakan agama muncul berdasarkan wahyu dari Tuhan yang disampaikan melalui utusannya. Pasangan manusia pertama adalah Adam dan Hawa yang diyakini oleh agama-agama samawi (Yahudi, Kristen, dan Islam) berasal dari surga yang diturunkan ke bumi karena melakukan dosa besar. Adam adalah pembawa wahyu pertama kepada keturunannya, setelah ia wafat muncul utusan-utusan lain dari anak cucunya.

Agama dalam Politik Kekuasaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Agama dalam Politik Kekuasaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Agama dalam Politik Kekuasaan

Mereka yang ateis akan mengatakan agama muncul sebagai penenang hati manusia dan menjadi alat kontrol sosial. Penenang hati karena manusia melihat setelah ia hidup akan menemui mati. Mati menjadi tanda tanya besar karena tidak ada pengetahuan untuk mengetahui apa yang terjadi setelahnya. Mereka menemukan bahwa kadangkala dalam kehidupan terdapat hal-hal janggal seperti muncul bayang-bayang aneh menakutkan yang mereka sebut dengan hantu. Konsep hantu menjadi konsep awal tentang adanya roh. Roh dipahami sebagai wujud setelah mati yang keluar dari jasad. Roh adalah kehidupan kedua, dan mempunyai kuasa untuk mendatangkan marabahaya dan kebahagian kepada manusia.

Oleh karena itu, mereka mengubur mayat dengan sebaik mungkin, ditempatkan dalam peti dan diucapkan kalimat-kalimat tertentu (mantra) agar roh tersebut bisa hidup damai dalam kehidupan keduanya. Orang-orang yang sakit seperti ayan (epilepsi), diyakini berasal dari gangguan roh jahat, sehingga perlu dibuatkan sesuatu untuk menenangkan roh. Muncullah konsep dukun, yaitu seorang yang ahli membaca kalimat-kalimat untuk roh, dan didengarkan oleh roh kata-katanya. Dari konsep demikian secara perlahan menjadi agama, dan agama itu? menjadi bermacam-macam tergantung kondisi sosial setempat; muncul animisme, paganisme, pantheisme, sampai konsep yang paling komplit yaitu monoteisme.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dan tidak dapat dielakkan bahwa sejak awal agama saling berperang, mendominasi untuk memperebutkan manusia. Persaingan antar agama itu terjadi melalui konsep keyakinan dan aturan-aturan yang ada dalam agama. Bukan soal apakah konsep keyakinan itu adalah hasil karya manusia dari generasi ke generasi sebagaimana dalam paham ateis, atau memang berasal dari Tuhan dalam teisme. Peperangan antar agama ini adalah hukum alam, sebagaimana persaingan antara kebaikan dan kejahatan. Sebabnya adalah karena manusia memiliki akal yang ia gunakan sebagai alat penilai.

Sebagian manusia menilai agama tertentu adalah jalan yang benar, karenanya ia ingin agar orang-orang terdekat dengan nya mengikuti jalan yang ia tempuh. Mulailah ia menyampaikan pesan, ajaran agama, serta propaganda untuk mempengaruhi. Sesekali mengetengahkan alasan-alasan yang logis tentang kebenaran agamanya dan dilain waktu mengungkap kelemahan-kelemahan agama lain. Di lain pihak, penganut agama lain juga mempunyai pandangan yang sama untuk menyebarkan kebenaran agama yang ia yakini. Maka terjadilah perebutan manusia oleh agama-agama, yang satu ingin mendominasi yang lain.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melalui akal manusia, agama memainkan perannya mengatur manusia, menjadikan manusia sebagai objek untuk dikontrol. Agama membuat aturan-aturan yang wajib dipatuhi dan aturan-aturan yang dilarang untuk dilakukan. Agama juga menunjukkan kepada manusia bahwa suatu perbuatan adalah kejahatan, dan yang lain adalah kebaikan. Setiap kejahatan akan diganjar dengan dosa, setiap kebaikan diganjar dengan pahala. Dosa membawa kepada neraka, yaitu tempat yang oleh agama dijadikan kediaman manusia pembangkang yang dipenuhi oleh siksa-siksa yang tiada tara. Kebaikan membawa kepada surga, yaitu tempat yang penuh dengan kenikmatan.

Dalam agama tertentu konsep surga dan neraka menjadi kabur oleh konsep reinkarnasi. Reinkarnasi adalah keyakinan bahwa roh dari manusia yang telah mati akan hidup kembali ke dunia dengan wujud baru, dimana wujud itu tergantung prilaku manusia sebelum ia mati. Jika ia selalu melakukan kejahatan bisa jadi akan berinkarnasi menjadi babi, kambing, tumbuhan atau segala sesuatu yang tidak terhormat. Sebaliknya, manusia baik akan berinkarnasi menjadi manusia baik, atau menjadi dewa. Konsep demikian bisa ditemukan dalam agama budha, hindu, dan animisme.

Dengan kata lain, agama memegang ubun-ubun manusia dengan konsep akhirat, kehidupan setelah mati. Pun, cukup logis untuk setiap manusia beragama. Manusia melihat alam yang luar biasa megahnya, yang rahasianya sulit diungkap. Ia menundukkan alam untuk memenuhi kebutuhannya, dibuatnya rumah dari pepohonan, dibuatnya kursi untuk tempat duduk, dll. Dari itu sangat logis manusia manapun akan bertanya pada dirinya bukankah seharusnya ia pun diciptakan. Dengan perangkap kodrat alam tersebut, manusia mengelompokkan diri nya kedalam agama-agama, seakan merupakan suatu keharusan.

Karenanya, sangat mudah bagi agama untuk ikut campur dalam lalu lintas kemanusiaan, ia membuat kewajiban manusia akan tunduk, ia membuat larangan manusia akan patuh. Sebab itu agama adalah kontrol sosial horizontal sekaligus vertikal, yang didalamnya terdapat kesakralan illahiah. Selain sanksi akhirat, ajaran agama juga tak jarang mengandung sanksi dunia, yaitu dengan menetapkan sejumlah perbuatan yang jika dilakukan, dilanggar akan berakibat pada hukuman tertentu pada manusia yang disebut dengan hukum agama. Agama menjadi tatanan hukum.

Tatanan hukum agama sebagaimana tatanan hukum modern ada untuk menjamin hak-hak pemeluk agama yang mengandung demensi ilahiyah. Mereka tunduk pada aturan itu karena mereka menganggap aturan itu suci, berasal dari sesuatu yang sangat mulia, yaitu tuhan, dewa, atau totem. Dalam agama hindu India misalnya, masyarakat hindu terpecah kedalam strata-strata sosial yang pembagiannya berdasarkan legalitas agama; Brahmana, Kesatrian, Wisnu, dan Sudra. Meskipun kadangkala ada orang-orang yang merasa tatanan itu tidak adil tetapi tidak ada yang menyangkal tatanan itu bersifat suci yang legalitasnya berasal dari dewa.

Dalam agama Islam, yang bisa dijadikan contoh bagaimana agama mengatur kehidupan, terdapat larangan larangan yang dikenakan sanksi seperti membunuh, mencuri, merampok, memperkosa, dan berzina. Orang yang membunuh dengan sengaja akan di qishas (dibunuh) atau diwajibkan membayar diyat sebagai ganti dari pembunuhan, mencuri akan dipotong tangan, berzina akan dicambuk 100 kali, atau dirajam sampai mati bagi yang berzina dalam posisi sudah menikah. Selain itu, Islam juga membuat sebuah aturan acara bagaimana hukum itu dilaksanakan, seperti tentang jumlah saksi yang harus dipenuhi dan yang berwenang menjadi hakim.

Akan tetapi aturan agama adalah aturan yang hanya efektif bagi pemeluknya dan menjadi tidak berguna untuk yang lain. Sehingga ide-ide untuk menjadikan hukum agama sebagai hukum positif dalam sebuah negara akan menjadi sulit tercapai ketika terdapat banyak agama maupun aliran keyakinan (heterogen/majemuk). Pun, jika sebuah negara dengan pemeluk agama yang homogen, akan ditemui juga orang-orang yang tidak sepakat, akan tetapi hal itu tidak menjadi soal karena begitu hukum agama diundangkan menjadi hukum positif, maka hukum itu mengikat kepada semua orang.

Menjadikan hukum agama sebagai hukum positif nasional karena alasan suatu agama adalah mayoritas, atau alasan sumbangsih agama tertentu begitu besar terhadap suatu negara tidak akan menghentikan masalah yang akan muncul di kemudian hari. Hukum agama adalah hukum yang bersifat ilahiyah. Esensi hukum tersebut hanya dipahami sepenuhnya oleh pemeluknya. Ketaatan pemeluk agama pada hukum tersebut adalah bagian dari ketaatan pada tuhan (ibadat) yang balasannya adalah surga.

Dalam posisi demikian, pemeluk agama lain tidak menemukan alasan untuk mematuhi aturan agama lain, karena kepatuhan pada aturan lain berarti mereka telah mengkhianati aturan agama yang mereka anut. Setiap agama membuat pemeluk nya menjadi fanatik dengan anggapan aturan agama itulah yang paling sempurna dan paling absah.

Dengan demikian menjadi mudah dipahami kenapa tujuh kata pada sila pertama pancasila? yang merepresentasikan superioritas umat Islam “Ketuhanan yang maha esa dengan kewajiban menjalankan hukum Islam bagi pemeluknya” mendapatkan penolakan dari orang-orang di luar Islam dan tokoh-tokoh nasionalis yang berpikiran liberal. Mereka menilai jika tujuh kata tersebut tetap dipertahankan, maka secara terang-terangan ajaran Islam telah diutamakan dan agama lain dianggap sebagai agama kelas dua.

Dalam paham mereka, kemerdekaan Indonesia adalah perjuangan bersama, walaupun tidak bisa memungkiri sumbangsih umat Islam lebih besar dari yang lainnya. Islam adalah agama mayoritas penduduk, tetapi mayoritas bukan berarti superior. Suatu ancaman masa depan bagi keutuhan Indonesia jika Islam tetap memaksakan kehendaknya pada sila pertama adalah pecahkongsi. Orang-orang Indonesia timur yang dibeberapa tempat dikuasai oleh agama selain Islam menunjukkan tanda-tanda keberatan untuk bergabung dengan Indonesia yang baru berdiri. Suatu kesadaran mulia tokoh-tokoh Islam ketika itu yaitu dengan mengikhlaskan tujuh kata pada sila pertama, sebagai pertanda bahwa Indonesia adalah sebuah negara baru dengan agama yang majemuk dan semuanya dalam tingkatan yang setara.? ? ? ?

Jalan yang paling bijak mengakomodir agama dalam kekuasaan politik adalah dengan menjadikan agama-agama sebagai sumber moral dan sumber hukum. Agama-agama mana adalah agama yang dianut oleh penduduk setempat tanpa mengedepankan satu diantara yang lain. Dalam tatanan hukum di Indonesia, agama merupakan salah satu sumber hukum, yang artinya aturan agama bisa menjadi hukum ketika terjadi resultan politik di legeslatif, eksekutif maupun yudikatif. Akan tetapi aturan agama bisa juga dikesampingkan ketika elite politik tidak menghendakinya. Aturan agama mana yang diambil adalah aturan agama yang dihajatkan oleh pemerintah setelah melalui berbagai pertimbangan.

Kelemahan dalam sistem demikian yaitu pada tataran praktis suatu agama mempunyai potensi untuk mendominasi atau mewarnai pemerintahan ketika percaturan politik dominan dikuasai oleh suatu agama. Karenanya faktor mayoritas kadangkala tidak bisa dihindari sebagai alasan penguasaan politik. Munculnya, partai politik bersendikan agama di Indonesia, seperti Masyumi, Partai Nadlatul Ulama (pada 1952, red), Partai Keadilan sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah salah satu alasannya melalui partai-partai ini aspirasi politik yang bersendikan agama diharapkan dapat mendominasi politik kekuasaan.

Jika dilihat dalam percaturan politik kekuasaan, agama merupakan salah satu kekuatan politik yang berkehendak untuk memegang tali kekuasaan. Karena kekuasaan merupakan alat bagi agama untuk menerapkan aturannya pada umatnya dan kepada manusia-manusia lain yang diharapkan nantinya ikut menjadi pemeluk agama tersebut. Bisa dilihat, misalnya; Ajaran Kristen pernah menguasai kekaisaran Roma dalam waktu yang lama; Islam pernah menjadi sumber aturan dalam kekhalifahan (kekaisaran) Umayyah, Abbasiah dan Utoman serta kekuasaan-kekuasaan kecil lainnya; Hindu pernah menguasai nusantara melalui kerajaan Majapahit, Budha menguasai sumatra dengan kerajaan Sriwijaya.

Hal–hal tersebut diatas tidak bisa dihindari karena agama adalah aturan hidup yang menyeluruh (way of life) yang keabsahannya bersifat ilahiyah (Ketuhanan). Karenanya untuk mencapai fungsinya itu, kekuasaan adalah alat yang paling efektif. Tanpa kekuasaan peran agama sebagai aturan hidup yang menyeluruh tidak bisa tercapai. Yang artinya selama hal tersebut belum tercapai, pemeluk agama tidak bisa menjalankan aturan agamanya secara sempurna (kaffah).

Bisa dilihat misalnya dalam suatu negara demokrasi seperti Indonesia, masih ada kelompok-kelompok yang mengusung cita-cita untuk menjadikan agama sebagai landasan negara, seperti yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir Indonesia yang menuntut kekhalifahan Islam ditegakkan, dalam Kristen juga ada kelompok-kelompok ortodok yang memimpikan kerajaan Tuhan. Belum lagi kelompok-kelompok keras yang berusaha menggulingkan pemerintah dengan cara pemberontakan, seperti Darul Islam dan teroris agamis untuk kemudian diganti dengan pemerintahan yang didasarkan pada agama.

Kita menilai kelompok-kelompok semacam ini tidak pernah mempertimbangkan konflik antaragama yang akan ditimbulkan oleh ego-agama. Konflik yang ujungnya akan membawa kepada perpecahan dan permusuhan antarmasyarakat yang berbeda keyakinan. Bahwa Kerajaan Kristen Roma pernah menindas mereka yang tidak sepaham adalah fakta yang diketahui oleh orang-orang barat yang puncaknya terjadi revolusi Prancis. Kekhalifah Islam yang terkenal pada masa Ummayyah, Abbasiah, dan Otaman juga di sana-sini terdapat gesekan semacam itu yang membuat pemeluk-pemeluk agama lain menjadi masyarakat kelas dua. Konflik semacam ini tidak bisa dihindari, karena begitu agama berkuasa, ego-agama menguat dan segala sesuatu dipandang dari sudut pandang agama.

Penulis adalah peneliti di Farabi Institute Jawa Tengah. ?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Quote Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Santri Tenggarong Sukacita Sambut Hari Santri

Tenggarong, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mengenang jasa pahlawan pejuang yang dilakukan oleh para ulama dan kiai dan santri dalam memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari tangan para penjajah. Maka Presiden RI Joko Widodo secara resmi menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Tentunya suasana kegembiraan menyebar sampai ke daerah-daerah, salah satunya di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) menyambut suka cita Hari Santri Nasional.?

Santri Tenggarong Sukacita Sambut Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Tenggarong Sukacita Sambut Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Tenggarong Sukacita Sambut Hari Santri

Ketua PBNU Dr KH. Farid Wadjdy, M.Pd yang juga Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kaltim menyambut baik Hari Santri Nasional. Dalam hal ini Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kukar langsung mengelar acara yang dikemas dalam menyambut Hari Santri Nasional, dipusatkan di Pondok Pesantren Nurul Islam Kecamatan Tenggarong Seberang, Rabu (21/10/2015) malam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan itu digagas oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kukar bekerjasama dengan MWC NU Tenggarong seberang.

Ketua PCNU Kukar H. Chairul Anwar menyambut baik ditetapkannya Hari Santri Nasional. Tentunya menurut dia, generasi muda Nahdliyin sangat bersemangat dalam menyambut Hari Santri Nasional.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya mengharapkan generasi muda Nahdliyin harus menjadi santri yang cerdas, amanah, inovatif, mandiri, serta mari fastabiqul khairot dalam bingkai NKRI," katanya.

Sementara itu Farid Wadjdy mengatakan penetapan tersebut melalui proses perjuangan yang cukup panjang hingga akhirnya ditetapkan Hari Santri Nasional,

"Sudah sejak lama kita memperjuangkan hal ini, cuma baru di masa Pemerintahan Presiden Jokowi bisa ditetapkan Hari Santri Nasional," ucapnya.

Dengan ditetapkannya Hari Santri Nasional, maka Hari Santri bukan lagi hanya semata milik para warga NU, tapi sudah menjadi milik negara.?

“Maka dari itu dalam rangka Hari Santri Nasional, kita maknai sebagai penghargaan dan penghormatan kepada para pejuang dan syuhada yang telah berjuang ? dalam membela dan menjaga NKRI, dan sudah menjadi tugas kita selanjutnya agar warga NU tetap berada di garis terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI, karena bagi kita warga NU, Pancasila dan NKRI itu adalah harga mati,” kata Farid.

Acara diawali tahlilan yang dipimpin KH Abdul Hanan selaku Rais Syuriah MWC NU Tenggarong Seberang.

Kegiatan itu juga dirangkai dengan diskusi terbuka dan nonton bareng film dokumenter Resolusi Jihad serta film Sang Kyai yang mengisahkan begitu besarnya peran para ulama dan santri dalam perjuangan mempertahankan NKRI. Red: Mukafi Niam?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Makam, Humor Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah