Jumat, 27 Februari 2015

Ngabuburit Ala Santri Tadarus Literasi

Demak, Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Ngabuburit tidak hanya sekadar berkumpul untuk menghabiskan waktu menunggu datangnya adzan magrib berkumandang. Akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuaan, sebagaimana para santri dan juga siswa MA Al-Ma’ruf Candisari yang memanfaatkan ngabuburit dengan tadarus literasi. Tadarus literasi yakni kegiatan rihlah ilmiah dan workshop jurnalistik yang diselenggarakan di pemancingan Karebet, Sabtu (11/6)

Ngabuburit Ala Santri Tadarus Literasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Ngabuburit Ala Santri Tadarus Literasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Ngabuburit Ala Santri Tadarus Literasi

Lukni Maulana dari Pondokbanjar mengilustrasikan bahwa di tempat ini ada namanya penyakit. Penyakit tersebut adalah musik yang disetel pihak pengelola kolam pemancingan ini.

"Untuk menghilangkan penyakit tersebut salah satu kuncinya adalah titik fokus. Begitupun dalam dunia kepenulisan ada namaya penyakit, penyakit tersebut salah satunya adalah kemalasan. Maka kita harus fokus apa yang kita jalani saat ini," ungkapnya

Para siswa tidak hanya diberikan bekal materi tentang kepenulisan, maupun tips maupun trik menghasilkan karya yang berkualitas. Tapi lebih dari sekadar itu, yakni para siswa diajak untuk tadarus yaitu membaca lingkungan yang ada pada area pemancingan. Sebab siapa saja yang mampu bertadarus maka sesunggunya setiap apa yang kita temui dapat menjadi bahan dan sumber mewujudkan karya berupa tulisan maupun karya ilmiah.

MH Rahmat guru dan pimpinan Cagar Wacana Demak mengajak para siswa praktek kepenulisan. "Apa yang kita temui di sekitar kita bisa menjadi topik dan gagasan dalam menuangkan ide kepenulisan," tuturnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ternyata para siswa mampu menghasilkan karya yang luar biasa, bukan sekadar menulis catatan harian, puisi, hikmah, nasehat namun juga mampu menelurkan karya berupa karikatur. Red: Mukafi Niam

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Khutbah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 16 Februari 2015

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

Probolinggo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebanyak 60 orang mengikuti pelatihan perawatan jenazah di aula KPRI Prastiwi Kabupaten Probolinggo, Senin (17/3). Mereka terdiri dari tokoh masyarakat, unsur 24 MWCNU sekabupaten Probolinggo, tokoh agama, dan sejumlah pengasuh pesantren.

Pelatihan ini difasilitasi Pemkab Probolinggo, PCNU Probolinggo, dan PCNU Kota Kraksaan. Kegiatan ini digelar untuk membina dan meningkatkan kemampuan tenaga perawatan jenazah.

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

“Sejauh ini banyak masyarakat yang belum mengetahui tata cara perawatan jenazah. Apalagi banyak perbedaan persepsi bagaimana cara menangani jenazah sesuai syariat agama. Bahkan, jika tidak diluruskan cenderung menjadi fitnah,” ungkap Kepala Bagian Kesra Pemkab Probolinggo Moh Syarifuddin.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Forum pelatihan ini menghadirkan Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan H M Zahri Shiddiq untuk mengisi materi istihdlar dan sakratul maut. Sementara materi dan praktik memandikan dan mengafani jenazah dipandu Kepala KUA Kecamatan Kotaanyar H Mahalli Hasan Makiki.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Materi tata cara menyembahyangkan jenazah oleh Ketua PC LBMNU Kota Kraksaan H Mudaffir Irwani. Sedangkan etika mengantar jenazah diisi Sekretaris PCNU Probolinggo H Sulaiman Sholeh.

H M Zahri Shiddiq mengungkapkan, pelatihan perawatan jenazah ini dimaksudkan untuk memenuhi ketersediaan tenaga rukun kifayah yang terampil dan mumpuni. Dalam arti, mereka bisa menangani jenazah secara baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at Islam.

Untuk tata cara ziarah kubur dan takziah, peserta menerima penyampaian materi dari Katib Syuriyah PCNU Probolinggo KH Syuhada’ Nasrullah.

KH Syuhada’ mengharapkan peserta pelatihan mengamalkan materi pelatihan di masyarakat. “Sekaligus menularkan pengetahuannya kepada kelompok-kelompok masyarakat yang ada di lingkungannya masing-masing,” harapnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Sunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 01 Februari 2015

Tanam Pohon Menurut Rasulullah SAW

Kebakaran hutan yang melanda beberapa daerah di Indonesia membuat kondisi udara semakin memburuk. Begitu juga dengan pendirian pabrik industri dan bangunan yang biasanya mengorbankan sekian ratus pohon. Penebangan liar ataupun pembakaran pohon untuk kepentingan tertentu  pada gilirannya akan merusak tatanan kehidupan manusia.

Untuk mengurangi kerusakan tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan lingkungan dan penanggulangan bencana alam sejak dini. Menggalakkan gerakan tanam pohon ialah salah satu solusi yang paling efektif. Terlebih lagi, kondisi hutan yang kian memprihatinkan dari tahun ke tahun. Gerakan tanam ini mestinya dimulai dari level bawah. Diawali dengan memberikan penyadaran kepada keluarga akan pentingnya menanam pohon.

Tanam Pohon Menurut Rasulullah SAW (Sumber Gambar : Nu Online)
Tanam Pohon Menurut Rasulullah SAW (Sumber Gambar : Nu Online)

Tanam Pohon Menurut Rasulullah SAW

Keuntungannya tidak hanya dirasakan di dunia. Di akhirat kelak pemilik pohon juga akan memanen hasil tanamannya. Setiap pohon yang ditanam dihitung sedekah oleh Allah SWT. Selama pohonnya masih ada, pahalanya senantiasa mengalir kepada penanamnya.

Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan sahabat Jabir mengatakan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nabi SAW bersabda: “Tak satupun seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi pahala sedekah baginya, dan yang dicuri orang lain akan bernilai sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang menguranginya, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya.” (HR. Muslim)

Menanam pohon ialah pekerjaan mulia dan sangat dianjurkan Nabi SAW. Ia termasuk amalan yang bermanfaat untuk kehidupan orang banyak (af’al al-muta’addiyah). Saking pentingnya amalan ini, Nabi SAW meyakinkan kepada umatnya bahwa orang yang menanam pohon tidak akan menderita kerugian sedikitpun kendati hasilnya dicuri orang lain ataupun dimakan burung. Sebab setiap buah yang dimakan binatang ataupun dicuri, dianggap sedekah oleh Allah SWT. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah