Jumat, 29 Mei 2015

Teladani Nabi dalam Toleransi

Subang,Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Rijalul Ansor Kabupaten Subang Ujang Abrehoom mengatakan, banyak hikmah dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, diantaranya adalah meneladani perjuangan Nabi sendiri dalam membangun toleransi antarsesama.

Teladani Nabi dalam Toleransi (Sumber Gambar : Nu Online)
Teladani Nabi dalam Toleransi (Sumber Gambar : Nu Online)

Teladani Nabi dalam Toleransi

Menurutnya, sebagai pembawa rahmat untuk seluruh alam, agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW sudah melakukan toleransi beragaa dalam kehidupan sosial masa itu.

"Kita tahu sejarah Perjanjian Hudaibiyah. Saat itu mengisyaratkan seluruh komponen yang ada tunduk dalam satu aturan sehingga tidak membeda-bedakan suku, ras, agama dan golongan manapun. Semuanya memiliki hak yang sama," ujar Abrehoom saat dihubungi, Senin (12/12/2016).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan, sikap bertoleransi yang melekat pada diri Nabi Muhammad SAW tersebut seyogyanya menjadi suritauladan yang baik bagi para pengikutnya.

"Sikap beliau (Nabi Muhammad,red) mencerminkan bahwa dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara tidak memandang dominasi mayoritas dan minoritas. Semuanya hidup rukun dalam satu Undang-undang," jelasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sehingga, kata dia, dalam perjalanannya, slogan hubbul wathon minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman, red) menjadi sebuah keharusan bagi seorang yang beriman untuk mencintai negaranya sendiri.

"Nabi juga memiliki jiwa patriotisme dalam menyebarkan ajaran agama serta hal-hal yang positif lainnya yang patut diteladani seperti aspek sosial, budaya dan ekonomi," pungkasnya. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Halaqoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 28 Mei 2015

Santri Bela Negara Akan Diprogramkan dalam Berbagai Bentuk

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pelayaran santri bela negara telah kembali ke Jakarta, Kamis (26/11). Kegiatan pelayaran yang berlangsung selama 6 hari dari Jakarta ke Surabaya dan Surabaya ke Jakarta menuai banyak pujian dari para peserta. Terlihat dari antusias peserta dalam mengikuti rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan.

Ketua Panitia, Imam Pituduh usai apel penutupan mengatakan, antusias dan apresiasi dari peserta dan pelbagai pihak akan disampaikan kepada Ketua Umum PBNU. ? Dan pelayaran santri bela negara merupakan sejarah bagi santri, karena baru pertama kalinya dilaksanakan. “Ini merupakan komitmen santri dalam menjaga dan membela serta menjaga negara, sekaligus jawaban di tengah pandangan terkait teroris bersarang di pesantren,” ? katanya, ketika diwawancarai.

Santri Bela Negara Akan Diprogramkan dalam Berbagai Bentuk (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Bela Negara Akan Diprogramkan dalam Berbagai Bentuk (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Bela Negara Akan Diprogramkan dalam Berbagai Bentuk

Lebih lanjut, Imam yang juga Wasekjen PBNU ini mengatakan, ke depan kegiatan santri bela negara akan menjadi kegiatan rutin PBNU. “Untuk format apakah dalam bentuk pelayaran, pendakian darat ataupun udara akan didiskusikan bersama,” ungkapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara, utusan santri PCNU Bogor, Jailani mengatakan, senang sekali bisa mengikuti kegiatan pelayaran kali ini. Dan tidak kalah penting adalah pengetahuan tentang kemaritiman. “Di laut, saya melihat begitu luasnya wilayah Indonesia, membuat semakin cinta dan ingin menjaganya,” ungkap santri yang juga mondok di Ponpes al-Karimiyah Yasina Bogor, Jawa Barat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sedangkan, Ardi Kamal Hasan, santri dari Pesantren Arsidiyah Kudus, Jawa Tengah mengatakan, selain menambah teman sesama santri Nahdlatul Ulama dari luar daerah, juga dapat bersilaturahim dengan santri-santri dari Serikat Islam, Persatuan Umat Islam, Mathla’ul Anwar serta ormas Islam lainnya. Pasalnya, lanjutnya, pengalaman seperti ini tidak akan didapat di Pesantren.

“Akan saya ceritakan pengalaman dan tularkan ilmu dari kegiatan ini kepada teman-teman di Kudus, semoga ke depan ada kesempatan yang sama untuk berlayar,” imbuhnya. (Faridur Rohman/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Internasional, Pahlawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 09 Mei 2015

PBNU: Pengosongan Kolom Agama di KTP Bertentangan dengan Pancasila

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menentang keputusan Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, terkait pengosongan kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP). 

PBNU: Pengosongan Kolom Agama di KTP Bertentangan dengan Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: Pengosongan Kolom Agama di KTP Bertentangan dengan Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: Pengosongan Kolom Agama di KTP Bertentangan dengan Pancasila

"Meski sifatnya sementara, itu tidak boleh dilakukan," kata Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) PBNU, Andi Najmi Fuaidi, di Jakarta, Jumat (7/11/2014).

Andi menjelaskan, Indonesia adalah negara berketuhanan sebagaimana tertuang dalam sila pertama Pancasila. Jika nantinya benar dilakukan, pengosongan kolom agama di KTP merupakan kebijakan yang bertentangan dengan Pancasila.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 

"Yang harus diperhatikan oleh Pemerintah, semua Undang Undang pasti merujuk ke Pancasila. Oleh karena itu tidak boleh ada kebijakan yang bertentangan dengan Pancasila," jelas Andi.

 

Lebih jauh Andi mengungkapkan, kebijakan pengosongan kolom agama di KTP sama artinya Pemerintah mentolerir adanya kelompok masyarakat yang tidak mengenal Tuhan. Kondisi ini dikhawatirkan justru mengakibatkan gejolak sosial di masyarakat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mengenai alasan Tjahjo Kumolo, yaitu menghormati hak masyarakat yang tidak menganut 6 agama sah di Indonesia, Andi menekankan hal tersebut tetap tidak boleh mengorbankan Pancasila. "Itu tugas Pemerintah untuk mencari solusinya, bukan dengan jalan pintas mengorbankan Pancasila. Harus diingat, Pancasila itu dasar negara," tegasnya.

 

PBNU, masih kata Andi, sedang mempelajari kemungkinan melayangkan protes resmi ke Pemerintah mengenai kebijakan pengosongan kolom agama di KTP.

Sementara Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, menilai kebijakan pengosongan kolom agama di KTP telah mencederai perasaan umat beragama di Indonesia.

 

"Terus terang saya kecewa dengan pernyataan (Mendagri) tersebut, karena ini mencederai perasaan umat beragama, tidak hanya Islam, tapi tentunya juga agama lain," ungkap Kiai Said.

 

Menurut Kiai Said, penulisan agama di KTP adalah identitas seorang warga negara yang penting dan harus dihormati. "Bukan untuk sombong-sombongan. Penulisan agama di KTP itu identitas yang menurut saya sangat penting," pungkasnya. (antara/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 06 Mei 2015

Organisasi Kepemudaan NU Pekalongan Sepakati Bertemu Rutin

Pekalongan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Organisasi sayap kepemudaan Nahdlatul Ulama (NU) di wilayah Pekalongan dan sekitarnya berkumpul di halaman Kantor PCNU Kabupaten Pekalonngan. Mereka menggagas pemikiran perlunya membangun sinergitas antarorganisasi di bawah naungan NU yang selama ini terkesan berjalan sendiri sendiri.

Ikut dalam bertemuan Sabtu (13/6) itu antara lain dari IPNU-IPPNU, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), dan MATAN (Mahasiswa Ahlu Thoriqoh al Mu’tabarah An-Nahdliyyah) Pekalongan serta? dari PCNU selaku tuan rumah.

Organisasi Kepemudaan NU Pekalongan Sepakati Bertemu Rutin (Sumber Gambar : Nu Online)
Organisasi Kepemudaan NU Pekalongan Sepakati Bertemu Rutin (Sumber Gambar : Nu Online)

Organisasi Kepemudaan NU Pekalongan Sepakati Bertemu Rutin

Silaturrahim yang didesain ala Indonesia Lawyers Club (ILC) berjalan dengan sangat menarik dan penuh semangat perjuangan aswaja an-nahdliyyah. Apalagi masing masing kelompok organisasi membawa anggota cukup banyak sehingga suasana pertemuan berlangsung meriah dengan penuh keakraban.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengurus PMII Cabang Pekalongan Ali Jahirin kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, bahwa sampai hari ini PMII yang merupakan organisasi mahasiswa NU selalu mempertahankan ajaran Aswaja annahdliyyah demi keutuhan Pancasila dan NKRI.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pertemun yang digagas PMII menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain:? pertama, bagaimana menjelaskan bidang pengkaderan dan arah gerak masing-masing organisasi sehingga ada sistem dan keruntutan yang jelas untuk nama besar NU.

Kedua, mensinergikan segala masalah keaswajaan, keislaman, dan keindonesiaan. Dan yang ketiga, bersepakat untuk membentengi Islam Indonesia dari ajaran-ajaran radikalisme kanan maupun kiri.

Munculnya wacana dari kalangan organisasi ekstra kampus yang ingin mengubah NKRI menjadi negara Islam yang mendorong perlunya membangun sinergitas organisasi sayap Nahdlatul Ulama.

“Banyak sekali warna organsasi di kampus dan juga masyarakat hari ini yang akan mengubah NKRI menjadi negara Islam dan meragukan akan Pancasila sebagai ideologi bangsa,” ungkap Mujib Hidayat sebagai ketua JATMAN Kota Pekalongan.

Sehingga, tambah dia, sinergitas organisasi kepemudaan NU wajib untuk bersatu padu mengingat NU merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia dan dunia, yang sampai hari ini selalu mempertahankan NKRI dan berideologikan Pancasila.

Hadir dalam acara tersebut Ketua JATMAN Pekalongan, PW Matan, segenap pengurus IPNU-IPPNU, PMII, dan MATAN Pekalongan, BEM UNIKAL, STAIKAP, dan BEM STAIN Pekalongan. Ratusan kader muda NU yang hadir bersepakat untuk melaksanakan kegiatan perkumpulan antar organisasi ini setiap tiga bulan sekali yang akan ditempatkan keliling di kantor masing-masing organisasi. (Abdul Muiz/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Mei 2015

GP Ansor Gencar Upayakan Kemandirian Ekonomi Anggota

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Coumas menjelaskan, salah satu usaha yang dikembangkan dalam upaya kemandirian anggota dan organisasi adalah gencar melakukan penguatan di bidang ekonomi.

“Kita ingin menumbuhkan jiwa enterpreneursip untuk kader-kader kita, supaya tidak ada lagi yang namanya kader Ansor itu nganggur,” papar (Gus Tutut), saat perbincangan dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (19/4).

GP Ansor Gencar Upayakan Kemandirian Ekonomi Anggota (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Gencar Upayakan Kemandirian Ekonomi Anggota (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Gencar Upayakan Kemandirian Ekonomi Anggota

Pria yang akrab disapa Gus Tutut memaparkan saat ini GP ansor sudah mencoba melakukan beberapa terobosan. Antara lain pendirian salon mobil online di beberapa tempat di Jabodetabek.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tahap pertama kita memasukkan 200 kader Banser di bisnis tadi, meskipun baru sebatas tenaga kerja. Tapi menurut kami itu jauh lebih daripada tidak kerja sama sekali,” kata Gus Tutut.

Selain itu, usaha perekonomian juga dilakukan dengan pendirian industri komunitas. Di Jawa Tengah? pilot projek pendirian industri komunitas dilakukan di Batang dan Rembang, yang pada waktu mendatang sangat mungkin untuk dikembangkan ke daerah lain.

Lebih lanjut, Gus Tutut mengatakan masih ada banyak usaha perekonomian yang dilakukan Pimpinan Pusat GP Ansor. Dapat dikatakan, saat ini yang paling sibuk di GP Ansor adalah di bidang ekonomi karena banyak terobosan yang sedang dirancang. Ditargetkan dalam 2-3 tahun ke depan sudah mulai kelihatan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Anggota GP Ansor, kata dia, berada pada usia yang produktif. Salah satu tanggung jawab yang perlu dilakukan pada usia tersebut? adalah tanggung jawab ekonomi baik kepada diri dan keluarga.

“Ini yang kita coba tekankan ke sahabat-sahabat kita (anggota GP Ansor), meskipun kita tidak bisa meninggalkan tanggung jawab ideologis. Kita tentu tetap akan menjadi benteng pertahanan pertama bagi berdirinya NKRI, dan kejayaan Pancasila, dan tentu bagi marwah jamiyah NU,” kata Gus Tutut yakin.

Dengan upaya ekonomi, diharapkan jika GP Ansor akan mengadakan kegiatan sudah bisa membiayai sendiri, dan inilah yang disebut kemandirian organisasi. Gus Tutut menilai kemandirian ekonomi tersebut, sebenarnya bukan hal yang tidak mungkin, mengingat jumlah anggota yang sangat besar yakni sebanyak 1,7 juta kader. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah