Kamis, 28 Juli 2016

Konsolidasi, PMII Sidoarjo Kumpulkan Ketua Komisariat se-Jatim

Sidoarjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sidoarjo mengadakan pertemuan dan silaturahmi dengan seluruh ketua komisariat PMII se-Jawa Timur di aula Rahmatul Ummah, Ahad (19/2).

Menurut Ketua Panitia Arisky Gladhyansyah, temu dan silaturahmi dengan seluruh ketua komisariat PMII ini merupakan awal kebangkitan pengurus PMII yang ada di Jawa Timur agar lebih progresif dalam menyikapi persoalan kebangsaan.

Konsolidasi, PMII Sidoarjo Kumpulkan Ketua Komisariat se-Jatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Konsolidasi, PMII Sidoarjo Kumpulkan Ketua Komisariat se-Jatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Konsolidasi, PMII Sidoarjo Kumpulkan Ketua Komisariat se-Jatim

"Silaturahmi ini sebagai jembatan agar saling berinteraksi satu sama lainnya, dan menyamakan persepsi tentang konsep kaderisasi dan gerakan dalam mengawal NKRI," kata Arisky.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PMII Sidoarjo Muhammad Mahmuda berharap melalui momentum tersebut seluruh kader PMII se-Jatim dapat merumuskan beberapa ritme kederisasi dan gerakan yang ada di setiap komisariat dan cabangnya masing-masing.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mahmuda mengapresiasi pertemuan tersebut. Pasalnya, para keder PMII tak hanya bersilaturahmi, melainkan juga mendapatkan materi seputar kebangsaan dan melakukan dialog kaderisasi.

Tampak hadir dalam acara tersebut, Ketua PKC PMII Jatim, Ketua PMII Sidoarjo, Ketua IKA PMII Sidoarjo, Kodam Brawijaya, Letkol Didik Suryadi dan seluruh kader PMII Jatm. (Moh Kholidun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 27 Juli 2016

Tak Mau Pergi, Kiai As’ad Tampar Komandan Jepang

Kisah pengusiran serdadu Jepang dari bumi Garahan, Jember tak lepas dari keberanian dan wibawa Kiai As’ad Syamsul Arifin selaku Komandan Hizbulloh Kawasan Timur Indonesia. Saat itu, begitu pasukan gerilya tiba di markas serdadu Jepang, Kiai As’ad langsung menemui komandan serdadu negara matahari terbit itu, dan memberikan ultimatum; segera angkat kaki atau dihancurkan.

Namun dia rupanya masih berkelit, bahkan minta waktu 3 bulan untuk pergi. Kiai As’ad tidak mau dikibuli, dan hanya memberi waktu 3 hari pada Jepang untuk pulang ke negaranya.

Tak Mau Pergi, Kiai As’ad Tampar Komandan Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)
Tak Mau Pergi, Kiai As’ad Tampar Komandan Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)

Tak Mau Pergi, Kiai As’ad Tampar Komandan Jepang

Saat hari ketiga habis, Kiai As’ad kembali menemui komandan Jepang. Tapi dia masih belum juga mau pergi dengan baragam alasan, Kiai As’ad pun marah. Dan tanpa babibu, beliau menampar muka sang komandan. Sejurus kemudian, Kiai As’ad menggebrak meja yang ada di depan sang komandan, dan meja itu pun patah jadi dua.

Cerita tersebut diungkapkan Rais Syuriyah PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshoamd saat memberikan sambutan dalam acara “Jember Bershalawat Dalam Rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tasyakuran Pemberian Gelar Pahlawan Nasional KHR. As’ad Syamsul Arifin” di alun-alun Jember, Senin malam (19/12).

Menurut Kiai Muhyiddin, kisah ditamparnya Komandan Jepang tersebut menunjukkan betapa Kiai As’ad mempunyai wibawa dan keberanian yang luar biasa. Bisa dibayangkan, seorang komandan yang begitu dihormati? anak buahnya, tiba-tiba ditampar di depan mereka, dan dia tidak melawan. “Itu karena Kiai As’ad biasa berpuasa, tirakat sehingga mudah mendapatkan? pertolongan dari Allah,” ucapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setelah sambutan Kiai Muihyiddin, lantunan shalawat benar-benar membaha di langit Jember. Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin yang memimpin pembacaan shalawat dan diiringi oleh musik hadrah, cukup piawai juga. Sesekali ia menerangkan kehebatan Rasulullah SAW.

Kendati hujan rintik-rintik masih turun, namun peserta shalawat yang memadati separuh lapangan, tak beringsut dari tempat duduknya. Mereka tetap khidmat bershalawat hingga hampir memasuki paruh malam.

Acara tersebut juga dihadiri oleh cucu Kiai As’ad,? ? Uswatun Hasanah. Bahkan kakak Ra Azaim Ibrahimy tersebut juga sempat memimpin lantunan shalawat. (aryudi a. razaq/abdullah alawi)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 10 Juli 2016

9 Ribu Orang Hadiri Pengajian Akbar

Semarang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hari kedua, Senin (27/8) jam 07-00 hingga 15.00 digelar hafalan Al-Qur’an bil ghoib oleh 40 orang khuffadz (penghafal Al-Quran) yang disimak puluhan santri dan warga sekitar. Lalu malamnya, ada pengajian akbar bersama Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya bertema Maulid Nabi dan Haul Wali. 

9 Ribu Orang Hadiri Pengajian Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)
9 Ribu Orang Hadiri Pengajian Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)

9 Ribu Orang Hadiri Pengajian Akbar

Tak kurang 9 ribu orang hadir dalam pengajian Haul perdana di masjid Mbah Sholeh Darat ini. Ketua panitia Haul ke-112 Agus Taufiq yang tak lain salah satu buyut Mbah Sholeh Darat sampai menangis karena haru ketika berpidato laporan panitia. 

Dia sangat terharu, betapa besar dukungan umat Islam, khususnya kaum nahdliyin, sehingga masjid Mbah Sholeh Darat yang dulu sepi, malam itu dibanjiri ribuan orang hingga dua sisi jalan depan masjid ditutup semalam. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Terima kasih atas bantuan semua pihak yang membantu secara ikhlas kelancaran Haul ini. Sungguh saya sangat terkesan dengan keikhlasan panjenengan semua. Amanah menggelar kegaitan ini baru bisa saya laksanakan sekarang. Ini haul pertama yang istimewa,” ujarnya sambil terisak di atas pangung utama. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kerahkan Pasukan

Dalam pengajian akbar tersebut, sebanyak 120 pasukan Banser dikerahkan menjaga 10 pos seputar pengamanan di sekitar lokasi pengajian. Para pengurus PC GP Ansor Kota Semarang juga hadir lengkap dengan seragam hijau kebesaran mereka. 

Lalu 32 pesilat Pagar Nusa Kota Semarang plus 5 pendekar dan 3 Pasukan Inti (Pasti) mendukung pengamanan ring I di sekitar panggung utama yang diisi 40-an ulama dan habaib. 

Sementara di barisan perempuan, seragam batik hijau Muslimat NU terlihat meriah diantara hadlirat berpakain putih. Ketua PC Muslimat NU Kota Semarang Nyai Hajjah Hanifah Syarofuddin mengaku mengerahkan seluruh PAC Muslimat NU untuk menghadiri pengajian tersebut. 

Tak ketinggalan barisan aktivis Fatayat NU, IPNU dan IPPNU dengan seragam identitas masing-masing. Tak hanya tenaga dan pikiran, PCNU Kota Semarang juga menyumbang secara materi. Baik uang, barang maupun apa saja yang bisa diberikan atau dipinjamkan. 

Kala grup rebana menabuh terbang  dan melantunkan sholawat Simtud Duror, para hadirin mengikutinya dengan serempak. Seiring dalam nada, termasuk saat berdiri dalam mahalul qiyam ketika sampai pada bacaan “Selamat Datang Wahai Rasulullah”. 

Tak hanya itu, sebagaimana biasa dilakukan NU yang menjadi penjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI, ada defile bendera Merah Putih oleh regu Banser khusus. Satu bendera secara simbolis diserahkan kepada Kepala Biro Bina Mental Pemerintah Provinsi Jawa Tengah H. Muhammad Aris yang mewakili Gubernur Jateng. Dilanjutkan menyanyikan lagi Indonesia Raya oleh seluruh hadirin. 

Banser dan Pagar Nusa juga hadir dengan seragam masing-masing di acara Tahlilan di makam Kiai Sholeh Darat pada Selasa (28/8). Di tengah ribuan peziarah yang diorganisir jamaah Pengajian Ahad Pagi pimpinan KH Abdul Muin, pasukan Banser dan Pagar Nusa ikut berdoa dan membaca tahlil di seputar kompleks makam Kiai Sholeh Darat di Bergota, Semarang. Tak ketinggalan ketua PCNU Kota Semarang H Anasom dan jajarannya hadir diantara peziarah. 

Kepala Satkorcab Banser Kota Semarang Margono memimpin langsung satu regu Banser pagi itu. Pasukannya beserta tim pesilat Pagar Nusa, mengawal kirab perjalanan dzurriyyah (keturunan dan keluarga) Kiai Sholeh Darat dari masjid peninggalan Kiai Sholeh di Kampung Darat di Semarang Utara menuju pemakaman umum Bergota di Semarang Tengah. 

Redaktur   : Mukafi Niam

Kontributor: M Ichwan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Ahlussunnah, IMNU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 06 Juli 2016

Warnai Medsos dengan Hal-hal Positif dan Cerdas

Tangerang Selatan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Media sosial bukan lagi barang baru bagi generasi milenial. Ia seolah menjadi zona kedua dalam menjalani kehidupan.

Forum Silaturahim Buntet Pesantren Cirebon (Forsila BPC Jakarta Raya) dan Ikatan Pelajar, Pemuda, dan Mahasiswa Kuningan (IPPMK) Jadetabek menggelar diskusi Cerdas Berselancar di Media Sosial dengan tema Poros Gerakan Baru Mahasiswa Milenial di Intermezzo Cafe, Ciputat, Tengerang Sel;atang, Banten, Senin (16/10).

Warnai Medsos dengan Hal-hal Positif dan Cerdas (Sumber Gambar : Nu Online)
Warnai Medsos dengan Hal-hal Positif dan Cerdas (Sumber Gambar : Nu Online)

Warnai Medsos dengan Hal-hal Positif dan Cerdas

Penasihat Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara Romzi Ahmad memulai diskusi dengan mengenalkan istilah-istilah yang digunakan di media sosial. Generasi milenial merupakan penduduk asli digital.

Pencipta lambang Forsila itu juga mengungkapkan kegelisahannya terkait hilangnya ghirah untuk menokohkan seseorang. Padahal, dari ‘kelompok sebelah’ melakukannya by design.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk menokohkan seseorang itu, menurut pria yang akrab disapa Gus Romzi itu tidak cukup hanya mengandalkan admin. Tetapi juga butuh orang yang berpengaruh, orang yang sudah dikenal luas dan memiliki banyak followers untuk bahu membahu menokohkan seseorang itu.

“Admin saja tidak cukup, tapi butuh influencer,” katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PB PMII Bidang Luar Negeri itu pun mencontohkan, bahwa santri juara MTQ internasional masih kalah tenar dengan salah satu imam masjid.

Pria asal Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon, itu juga menyampaikan, bahwa tidak perlu berpikiran mengubah pola pikir seseorang melalui media sosial.

“Jangan berpikir punya target meng-NU-kan. Bukan untuk mengislamkan atau deradikalisasi, tetapi untuk mengimbangkan postingan, mewarnai media sosial dengan hal-hal positif,” katanya.

Selain Gus Romzi, kegiatan yang dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari latar belakang organisasi alumni pesantren dan primordial itu juga menghadirkan Koordinator Media Komunitas Kretek Rizqi Jong.

Bang Jong, panggilan akrabnya, mengemukakan bahwa media sosial saat ini ditakuti sebagai sebuah wadah gerakan. Ia mencontohkan peristiwa Arab Spring yang dimulai dari Tunisia pada 2011 silam itu berawal dari postingan seseorang di media sosialnya.

Mahasiswa saat ini belum melakukan hal tersebut. Jangankan di ranah nasional, lingkup kampus pun menurutnya mahasiswa saat ini masih kurang peka.

Hal tersebut ditengarai karena media sosial masih sebatas digunakan oleh mahasiswa untuk hal-hal pribadi. Contohnya, saat makan lalu diunggah.

“Medsos hanya digunakan untuk hal-hal pribadi,” katanya.

Untuk membuat gerakan di media sosial, Bang Jong hanya menyarankan buat hal-hal yang sifatnya sederhana, tetapi harus konsisten.

“Buat gimik sederhana. Yang penting konsisten,” ujarnya.

Selain itu, ia juga berpesan agar merumuskan kembali bagaimana bermedia sosial. “Kita harus merumuskan kembali bagaimana kita bermedia sosial. Selanjutnya, laksanakan,” tutupnya. (Syakir NF/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 04 Juli 2016

Khofifah: Pesantren Buntet Besar Kontribusinya terhadap NU

Cirebon, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa turut mendampingi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Buntet, Kamis (13/4/2017), dalam rangka Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon 2017.

Usai prosesi peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, Ketua Pimpinan Pusat Muslimat itu menyampaikan pada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, bahwa pesantren Buntet merupakan pesantren yang sangat besar kontribusinya terhadap Nahdlatul Ulama.

Khofifah: Pesantren Buntet Besar Kontribusinya terhadap NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah: Pesantren Buntet Besar Kontribusinya terhadap NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah: Pesantren Buntet Besar Kontribusinya terhadap NU

“Pesantren Buntet ini pesantren yang sangat besar kontribusinya terhadap kelahiran dan kebesaran nama Nahdlatul Ulama,” ujarnya.

Khofifah berharap agar keluarga dan santri Buntet Pesantren dapat mewarisi besarnya kontribusi yang telah ditorehkan para sesepuh.

“Mudah-mudahan seluruh inisiasi, seluruh kontribusi dari para sesepuh pesantren Buntet akan bisa diwarisi oleh keluarga besar Buntet dan santri-santri Buntet, menjadi bagian dari penguat kemasalahatan umat, agama, bangsa, dan negara,” ucapnya. (M Syakir Niamillah/Mukafi Niam)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah