Minggu, 30 Oktober 2016

Pengakuan Dua Pemuda Setelah Dekat dengan NU

Waykanan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejumlah pemuda di Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung mengaku menemukan nilai setelah dekat dengan Nahldatul Ulama (NU). Pengakuan itu disampaikan Junaidi Hermawan dan Disisi Saidi Fatah kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Blambangan Umpu, Ahad (20/12).

Pengakuan Dua Pemuda Setelah Dekat dengan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengakuan Dua Pemuda Setelah Dekat dengan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengakuan Dua Pemuda Setelah Dekat dengan NU

"Menjadi Barisan Ansor Serbaguna atau Banser minimal mendapatkan tambahan sahabat. Namun yang pasti saya lebih mengerti dengan ajaran Islam yang rahmatan lilalamin," ujar Junaidi yang mengikuti Diklatsar Banser di Waykanan tahun 2013.

Junaidi yang dilahirkan di Kampung Bumi Baru, Kecamatan Blambangan Umpu 6 Juni 1997 dalam beberapa pekan ini belajar memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai media tanam bersama Ketua PC GP Ansor Waykanan Gatot Arifianto.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Daripada sampah dibuang lebih baik dimanfaatkan, contohnya penggunaan popok instan bekas dan plastik bekas tempat deterjen atau minyak yang dimanfaatkan sebagai media tanam sayuran seperti kangkung, sawi dan cabai. Saya belajar itu dan menjadi tahu menghargai lingkungan," kata Junaidi lagi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senada Junaidi, Ketua Alumni Pesantren Kilat Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (Sanlat BPUN) Waykanan 2015 Disisi Saidi Fatah mengaku, pemanfaatan barang bekas sebagai media tanam sangat baik untuk kebersihan lingkungan.

"Pertama mengurangi limbah di sekitar kita. Kami diajari menggunakan media popok bekas sebagai media tanam yang dicampur dengan tanah dan menggunakan bungkus deterjen, kantong beras, kantong minyak sebagai polybag," ujar Disisi.

Pemuda kelahiran Desa Gedung Harta, Kecamatan Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah, 27 September 1996 itu menambahkan, memanfaatkan barang bekas adalah salah satu cara beriman.

"Memanfaaatkan barang bekas sangatlah bagus karena selain kita menjaga dan melestarikan lingkungan pastinya kita juga berhemat. Orang yang beriman adalah orang yang cinta lingkungan dan menjaga kebersihan, salah satunya ialah menjaga kebersihan dan mengurangi limbah dengan cara memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai," kata Disisi.

Mengajarkan hal positif adalah keharusan, ujar Gatot Arifianto menambahkan. "Mencintai NU harus menjadi gerak. Penghormatan atas lingkungan hidup yang merupakan warisan anak cucu kita yang kami lakukan itu adalah upaya kecil. Semoga Junaidi dan Disisi bisa berperilaku sebagaimana pepatah, seribu lilin bisa dinyalakan dari satu lilin," kata Gatot yang merupakan alumni Civic Education for Future Indonesian Leaders (CEFIL) Yayasan SATUNAMA Yogyakarta itu pula.

Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Waykanan, Lampung melalui Pimpinan Ranting Kampung Bumi Baru Kecamatan Blambangan Umpu akan menggelar kaderisasi pada 24-27 Desember 2015.

Pendidikan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor IV dan Pendidikan serta Pelatihan Dasar (Diklatsar) IX Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Waykanan akan dihelat di Masjid Al Muhajirin, Kampung Bumi Baru, Kecamatan Blambangan Umpu yang saat ini sedang dirintis menjadi Pondok Pesantren Riyadlotut Thullab.

Bagi calon kader pemuda NU di Waykanan yang ingin bergabung silakan menghubungi Kasatkorcab Banser Waykanan, Alex Almukmin di nomor 085382935111. (Syuhud Tsaqafi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Tegal, Fragmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 27 Oktober 2016

Gus Mus: Aneh! Ada yang Berpendapat, Sesat Disikat

Sleman, Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Kehadiran KH Mustofa Bisri sebagai muballigh dalam acara Tabligh Akbar dan Istighotsah, Ahad (1/12), berhasil menyedot sebanyak 800 mahasiswa dan warga setempat untuk memadati gedung Multy Purpose UIN Sunan Kalijaga. 

Gus Mus: Aneh! Ada yang Berpendapat, Sesat Disikat (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus: Aneh! Ada yang Berpendapat, Sesat Disikat (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus: Aneh! Ada yang Berpendapat, Sesat Disikat

Pada acara yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas Dakwah kali ini, Gus Mus, begitu dia akrab disapa, banyak menyinggung tentang arti dakwah, objek dakwah, ruh dakwah serta hubungan antara dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan kasih sayang. 

Dalam acara yang mengusung tema “Dakwah Ku Gapai Indonesiaku Damai” ini, Gus Mus mendefinisikan dakwah sebagai sebuah ajakan. “Dakwah itu mengajak. Ada unsur merayu, ada unsur mbujuk,” paparnya. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Gus Mus, ayat tentang dakwah yang berbunyi “Ajaklah ke jalan Tuhanmu” dan sekilas tampak tak ber-maf’ul bih (objek, red.), sejatinya memiliki objek yang sangat jelas.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalau diperhatikan, memang ini tidak ada maf’ul bih-nya. Tapi sebenarnya ini sudah jelas. Orang yang diajak adalah orang yang belum ‘di jalan Tuhanmu’,” ungkapnya seraya menyayangkan realita banyaknya orang yang menganggap bahwa orang yang sesat harus disikat.

“Anehnya sekarang ini, ada orang yang berpendapat yang sesat disikat. Lalu sasaran dakwah ini siapa? Atau, ayat ini dikemanakan? Di-busek (hapus, red.)? Atau (mereka) tidak mudeng (paham, red.) al-Qur’an?!” sesalnya.

Gus Mus juga menjelaskan bahwa yang melakukan dakwah pertama kali adalah Rasulullah. Sebab Rasullah yang pertama kali melaksanakan perintah-perintah Allah. “Jadi kanjeng Rasul tidak kesulitan mencari contoh. Beliau langsung bisa mencontohkan dirinya sendiri. (seperti dalam hadits) shallu kamaa raaitumuuni ushallii,” ungkapnya.

Terkait dengan perbedaan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, Gus Mus menjelaskan bahwa dakwah diperuntukkan bagi mereka yang belum ‘di jalan Tuhanmu’. Sedangkan amar ma’ruf nahi munkar dilakukan kepada mereka yang sudah menempuh ‘jalan Tuhanmu’.  

Korelasi antara dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan kasih sayang juga tak luput dari sorotan Gus Mus. Begitu juga dengan realitas yang menunjukkan adanya krisis ruhud dakwah. 

Sebagai penutup, kyai yang juga seorang penyair ini diminta oleh audiens untuk membacakan bait-bait puisinya. Selama kurang lebih lima menit puisi dibacakan, suasana terasa hening dan syahdu. 

Redaktur     : A. Khoirul Anam

Kontributor : Nur Hasanatul Hafshaniyah 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Ulama, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 25 Oktober 2016

Fatayat NU Jombang Siap Bersinergi dengan GP Ansor

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jombang, Jawa Timur, berhasil menyelenggarakan konferensi yang mendaulat H Zulfikar Damam Ikhwanto sebagai ketua untuk periode empat tahun mendatang. Diharapkan, kader NU masa depan ini mampu menjaga perjalanan organisasi sehingga sesuai dengan yang dicita-citakan.

Penegasan ini disampaikan Ketua PC Fatayat NU Jombang Ema Umiyyatul Chusna saat dikonfirmasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ning Ema, sapaan akrabnya menandaskan bahwa hal terpenting bagi Ansor adalah tetap kukuh dengan kegiatan pengkaderan dan membentengi generasi muda dari sejumlah rongrongan baik akidah maupun dekadensi moral.

Fatayat NU Jombang Siap Bersinergi dengan GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)
Fatayat NU Jombang Siap Bersinergi dengan GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)

Fatayat NU Jombang Siap Bersinergi dengan GP Ansor

“Sebelumnya kami mewakili kepengurusan Fatayat NU di Jombang mengucapkan selamat atas terselenggaranya Konferensi Ansor sesuai harapan,” katanya (30/4). Demikian juga, putri Ny Hj Mundjidah? Wahab ini memberikan apresiasi atas terpilihnya ketua yang baru.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bagi cucu KH Abdul Wahab Chasbullah ini, tugas berat yang diemban NU, termasuk Ansor di dalamnya adalah bagaimana mempersiapkan penerus perjuangan Islam ala NU yang Ahlus Sunnah wal Jamaah. “Karena kita sadari bahwa tantangan pendangkalan akidah demikian merata dan dirasakan masyarakat khususnya di pedesaan,” ungkapnya.

Hal yang mesti dilakukan adalah bagaimana kepengurusan NU di semua level untuk sama-sama bersinergi dalam menanggulangi persoalan ini. “Sudah saatnya semua pihak dan kepengurusan di semua tingkatan untuk bersinergi dalam menjawab tantangan ini,” katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak berhenti sampai di situ saja yang harus menjadi perhatian Ansor. “Mohon juga difikirkan bagaimana mensejahterakan anggota dan warga tentunya dengan sejumlah kegiatan dan program ekonomi,” katanya. Karena tidak dapat dipungkiri, tidak sedikit para anggota dan fungsionaris Ansor yang belum memiliki kemandirian khususnya dalam ekonomi. Padahal hal tersebut sebagai sebuah prasyarat agar keteguhan hati dapat benar-benar lurus sesuai harapan.

Sejumlah potensi dan jaringan yang dimiliki Ansor hendaknya dapat dioptimalkan untuk pemberdayaan ini. “Para usahawan Ansor hendaknya dapat menjalin kemitraan dengan sejumlah anggota dan pengurus yang layak dibantu,” kata Ning Ema. Demikian juga penambahan keterampilan dan keahlian bagi anggota dapat dilakukan melalui kerjasama dengan sejumlah kepala dinas dan lembaga profesional yang ada.

Bagi salah seorang pimpinan di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, ini, problem keumatan berupa pendampingan akidah dan pemberdayaan keahlian dan kemapanan ekonomi, hendaknya menjadi prioritas Ansor mendatang. “Dan kami dari PC Fatayat NU Jombang siap bersinergi untuk tujuan mulia ini,” terangnya.

Calon anggota DPRD Jombang ini menandaskan bahwa problem umat antara Ansor dan Fatayat NU hampir sama. “Kalau kalangan pemuda diwakili dan menjadi prioritas Ansor, sedangkan Fatayat NU melakukan pendampingan serta pemberdayaan kalangan perempuan muda,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, dalam perjalanannya selama mengabdi kepada jam’iyah dan jama’ah NU hendaknya kedua badan otonom ini dapat berbagi tugas dengan baik. “Kalau bisa bersinergi, tentu ini akan menjadi kekuatan baru bagi khidmat kita di masa mendatang,” pungkasnya. (Syaifullah/Mahbib)

?

Foto: Ketua PC Fatayat NU Jombang Ema Umiyyatul Chusna

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 21 Oktober 2016

281 Siswa di Aceh Ikut Seleksi Calon Mahasiswa Timur Tengah

Aceh, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebanyak 281 siswa-siswi di Aceh mengikuti ujian seleksi penerimaan mahasiswa program Strata Satu (S1) ke beberapa Perguruan Tinggi di Timur Tengah di Auditorium Ali Hasjmy UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Kamis (19/5).

Kepala Seksi Penjaminan Mutu Kelembagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI, Mizan Syaroni, disela-sela proses seleksi mengatakan, tes atau seleksi calon mahasiswa penerima beasiswa di Timur Tengah seperti ini diselenggarakan pada setiap tahun, hal ini dilakukan untuk merekrut calon penerima beasiswa dari Kementerian Agama, dibawah Direktorat Pendidikan Tinggi Agama Islam.

"Kegiatan semacam ini khusus bagi calon mahasiswa yang akan dikirim ke beberapa perguruan tinggi di tiga negara di Timur Tengah yaitu Mesir, Maroko dan Sudan. Tahun ini ada 4883 orang yang mendaftar di seluruh Indonesia, sedangkan diterima hanya 55 orang yang akan dinyatakan lulus seleksi dengan komposisi antara lain, 20 orang dikirim ke Mesir, 20 ke Sudan dan 15 orang ke Maroko," ujarnya.?

281 Siswa di Aceh Ikut Seleksi Calon Mahasiswa Timur Tengah (Sumber Gambar : Nu Online)
281 Siswa di Aceh Ikut Seleksi Calon Mahasiswa Timur Tengah (Sumber Gambar : Nu Online)

281 Siswa di Aceh Ikut Seleksi Calon Mahasiswa Timur Tengah

Mizan menyebutkan, peserta yang mendaftar pada tahun 2016 ini mencapai 4483 orang, melalui panitia pada Sembilan Perguruan tinggi yang menjadi panitia pelaksana lokal, antara lain UIN Ar-Raniry Banda Aceh sebanyak 281 pendaftar, 224 di UIN Raden Fatah Palembang, 167 di UIN Sumatera Utara, 374 di UIN Sultan Syarif Kasim Pekan Baru, 1745 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 682 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 597 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 328 di UIN Alauddin Makasar dan 85 orang di IAIN Antasari Banjarmasin.

Dia menambahkan, seleksi ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam secara khusus melalui Subdit Kelembagaan, dari keseluruhan yang mengikuti seleksi ini akan diambil nilai tertinggi dari masing-masing wilayah, diupayakan ada kebijakan untuk pemerataan wilayah, namun yang lebih diutamakan merupakan nilai murni itu sendiri yang menjadi kriteria paling menentukan menurut jawaban masing-masing peserta.

Sementara itu, Ketua Panitia Lokal untuk UIN Ar-Raniry Dr. H. Muhibbuthabry mengatakan, tahun 2016 ini jumlah pendaftar untuk program beasiswa ke Timur Tengah yang akan memilih perguruan tinggi pada tiga negara tersebut mencapai 281 orang, manyoritas mereka terdiri dari dayah atau pesantren yang ada di Aceh.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelaksanaan tes ujian tulis bagi peserta dari Aceh dilakukan di Auditorium Ali Hasymi UIN Ar-Raniry selama satu hari, dengan materi tes antara lain hafalan ayat-ayat Al-Quran, pengetahuan Keislaman, pemahaman teks Arab, kemampuan berkomunikasi bahasa Arab, pengetahuan bidang Fiqih dan Hadits dan peserta diminta untuk mengarang dalam bahasa arab.

Pengumuman kelulusan akan disampaikan melalui situs resmi Direktorat Perguruan Tinggi Kemenag pada 25 Mei 2016 mendatang. "Harapan kami generasi muda Aceh ini mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi di Timur Tengah," pungkas Wakil Rektor I UIN Ar-Raniry. (Nat/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Habib, Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 10 Oktober 2016

Soal Ambalat: Diplomasi Yes, Mahkamah Internasional NO!

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Meski diplomasi dipilih untuk mempertahankan Blok Ambalat dan Ambalat Timur yang diklaim oleh Malaysia sebagai miliknya. Indonesia tetap harus menghindarkan penggunaan? Mahkamah Internasional (MI) sebagai pilihan penyelesaian diplomasi, sebab di samping biayanya sangat mahal, posisi Indonesia terlalu lemah di MI. Hakim-hakim MI yang banyak dari warga negara persemakmuran dipastikan cenderung memihak Malaysia. Selain itu Malaysia memiliki kejelian yang lebih jika dibandingkan dengan para diplomat Indonesia.?

“Memang pendekatan diplomatik merupakan cara penyelesaian yang sangat bijaksana pada saat ini. Namun, pendekatan tersebut harus dilakukan dengan perhitungan yang cermat, dari mulai pemilihan figur-figur diplomatnya, kualitas dan kapasitasnya, termasuk integritas moralnya. Ini penting, jangan sampai diplomat dipilih dari orang-orang yang bisa dibeli oleh Malaysia,” ungkap Mantan Duta Besar Indonesia untuk Syria H. Chalid Mawardi dalam Diskusi Bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Menurutnya, jika? merujuk hukum internasional (UNCLOS), RI mempunyai dasar yuridis yang kuat untuk mempertahankan Ambalat karena RI sebagai negara kepulauan yang dapat menarik 12 mil dari kepulauan terluar. Bahkan, dapat menarik 12 mil lagi karena diatur dalam unclose dan hukum laut PBB yakni zona ekonomi eklusif (ZEE) sejauh 200 mil.

Toh, kekuatan hukum itu, menurut Mawardi,? bukan harga mati untuk digugat dalam diplomasi, karenanya, kualitas dan? intergritas diplomat sangat menentukan dalam mempertahankan Ambalat dari klaim Malaysia.

? “Jadi tidak cukup hanya dengan modal dasar yuridis saja,? kualitas diplomasi dan integritas? moral sangat menentukan bagi para wakil Indonesia dalam mempertahankan Ambalat dalam perundingan dengan pihak Malaysia,” tandasnya.?

Pendapat Mawardi yang sarat dengan pengetahuan diplomatik dan hukum kelautan itu pun dikuatkan dengan pendapat dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, E. Maxillian P, SH MH, sebagaimana dikutip dari Suara Karya hari ini.? Dia mengatakan, bahwa? penyelesaian diplomatik boleh-boleh saja, tetapi harus hati-hati jangan sampai ke Mahkamah Internasional. Malaysia lebih jeli dan hakim-hakim pada Mahkamah Internasional banyak dari warga negara pesemakmuran yang akan membela Malaysia.?

Sebelum sampai pada Mahkamah Internasional, katanya, dapat diajukan pada Mahkamah Administrasi Internasional atau Mahkamah Hukum Laut Internasional.

Seruan kehati-hatian tersebut sangat beralasan, sebab menurut Mawardi,? Malaysia menyetujui ajakan Indonesia untuk membawa sengketa tersebut ke Mahkamah Hukum Laut Internasional (the International Tribunal for the Law of the Sea) disambut dengan gembira oleh pihak Malaysia. “Itu berarti Malaysia jeli betul apa saja kelemahan yang dimiliki Indonesia, sebab? Indonesia sebagai Negara Kepulauan seperti halnya Philipinna diakui dalam hukum laut internasional untuk menetapkan batas sejauh 200 mil dari pulau terluarnya.? Malaysia yang notabene negara pantai biasa hanya memiliki 12 mil pengukuran batas teritorialnya, jadi klaim Ambalat sebagai wilayah Malaysia dapat dimentahkan oleh Mahkamah Hukum Laut Internasional, tetapi kita harus bertanya, kenapa Malaysia justeru bersedia,” ungkapnya seraya mengulangi penegasannya tentang kompleksnya informasi yang mungkin dimiliki Malaysia berkaitan dengan kerapuhan Indonesia.?

Saran Mawardi, dan Maxillian agar tidak sembarangan memilih diplomat dan menolak penyelesaian melalui MI perlu dipertimbangkan betul. Sebab pengalaman penyelesaian sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan dengan negara bekas pimpinan PM Mahathir Mohammad di MI yang berbuah kekalahan Indonesia karena tidak mengindahkan nasehat para ahli hukum dan politik dari Indonesia sendiri yang sudah kenyang “asam garam” diplomasi.? Meski kalah memperebutkan Sipadan dan Ligitan, Indonesia harus menguras duit negara sebesar 1,6 juta dollar AS, untuk membayar biaya pendaftaran dan proses di MI, serta advokat asing.

Tim Indonesia dalam pertarungan di arena Mahkamah Internasional? terdiri dari 5 counsel & advocates yang terdiri dari orang-orang Perancis, Inggris dan Belanda serta 2 counsel yang keduanya juga orang Perancis. Bandingkan dengan Tim advokat dari pihak Malaysia terdiri 4 orang counsel yang kesemuanya ahli hukum Malaysia.

Karena terlalu bangga dengan pakar-pakar asing, yang tidak berkutik menghadapi advokat – advokat Malaysia yang sudah didukung hakim-hakim MI. Entah apa yang dipikirkan Pemerintah Indonesia, sehingga? mengabaikan para pakar kelautan dan hukum laut Indonesia sendiri yang diakui oleh dunia internasional seperti Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja dan Prof. Dr. Hasjim Djalal. Kontribusi mereka terhadap Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982) terutama pada pasal-pasal Konsep Negara Kepulauan telah diakui dunia.? Mereka tidak tercantum sebagai anggota tim yang bertarung di Mahkamah Internasional
itu.?

Pantas saja, Mawardi dan Maxillian memberikan saran seperti dikemukakan di atas, sebab, Prof Hasjim Djalal sendiri sebenarnya telaDari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Soal Ambalat: Diplomasi Yes, Mahkamah Internasional NO! (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Ambalat: Diplomasi Yes, Mahkamah Internasional NO! (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Ambalat: Diplomasi Yes, Mahkamah Internasional NO!

Minggu, 09 Oktober 2016

Muslimat NU, Ansor dan Kemendag Kampanyekan Konsumen Cerdas

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kementerian Perdagangan RI bersama dengan sejumlah ormas Islam, Muslimat NU, GP Ansor, MUI, Aisiyah, BKMT secara bersama-sama melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas. 

Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Kemendag Nus Nuzulia dalam acara media hearing menjelaskan terdapat korelasi positif antara konsumen cerdas dengan daya saing. Daya saing suatu bangsa dapat tercipta melalui langkahproteksi alamiah dari konsumennya sendiri sehingga pemahaman kritis dari konsumen dapat meningkatkan kualitas produk yang beredar.

Muslimat NU, Ansor dan Kemendag Kampanyekan Konsumen Cerdas (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU, Ansor dan Kemendag Kampanyekan Konsumen Cerdas (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU, Ansor dan Kemendag Kampanyekan Konsumen Cerdas

Sementara itu Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya kerjasama antar berbagai institusi seperti Kemendag, MUI dan BP POM untuk melindungi konsumen.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saat ini, pemahaman konsumen terhadap kandungan sebuah produk sangat minim, karena bahasa yang digunakan seringkali sangat teknis sehingga tidak tahu, produk tersebut aman atau tidak untuk digunakan atau dikonsumsi. Berbagai bahan tersebut juga tidak jelas kehalalannya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perlindungan konsumen di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan negeri tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Ia membandingkan, di dua negeri tersebut, sebuah produk sepatu atau tas, dijelaskan jenis kulitnya, apa berasal dari hewan yang najis atau tidak. Di Indonesia, hal ini sama sekali belum disampaikan. 

Mantan Menteri Peranan Wanita ini juga mengkritisi gaya hidup hedonis yang luar biasa. Jika menengok ke luar, negeri, konsumen dari Asia, termasuk Indonesia, mendominasi galeri-galeri barang mewah di Eropa. Ia pernah bertemu dengan seorang perempuan yang menggunakan tas seharga 1 milyar. 

“Apa memang layak mengeluarkan uang segitu untuk sebuah tas. Atas nama penampilan bersedia mengorbankan apa saja,” ujarnya.

Ia sepakat cinta produk dalam negeri sebagai upaya untuk melindungi produksi nasional.

Sementara itu, Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid menjelaskan, antara produsen dan konsumen, terdapat asimetri informasi. Produsen atau pedagang hanya akan menyampaiakn informasi yang menguntungkan saja, sementara konsumen akan kritis. Karena itu, diperlukan penyadaran dan penyuluhan konsumen agar mereka melek atau menjadi cerdas atas produk dan jasa yang mereka beli. Selanjutnya, diperlukan ketersediaan produk. Jangan sampai, setelah diiklankan dan disosialisaikan, ternyata produknya tidak tersedia di pasaran.

Ia juga mengungatkan akan terjadinya liberalisasi perdagangan dan jasa di Asean yang akan semakin bebas di masa mendatang. Karena itu, diperlukan upaya membangun kapasitas bagi produsen dan konsumen. 

Terdapat 8 modul yang akan disosialisasikan, seperti bijak menjaga bumi, cinta produk Indonesia, mengatur konsumsi yang sehat dalam perspektif Islam, teliti sebelum membeli dan lainnya, termasuk didalamnya bagaimana memastikan produk yang dikonsumsi halal.

Penulis: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 08 Oktober 2016

Tolak Hadiri Undangan PBB, GP Ansor: Suu Kyi Bunuh Diri

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Ketua Tim Kajian Rohingya GP Ansor Mahmud Syaltout menilai, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi berada dalam situasi yang dilematis. Oleh sebab itu, Suu Kyi menolak untuk memenuhi undangan Sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).?

“Suu Kyi berada dalam posisi terjepit. Terjepit sama militer, terjepit di sektor energi, terjepit dengan partainya yang ternyata lebih dekat dengan Rohingya,” kata Syaltout kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Jumat (15/9).

Tolak Hadiri Undangan PBB, GP Ansor: Suu Kyi Bunuh Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
Tolak Hadiri Undangan PBB, GP Ansor: Suu Kyi Bunuh Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

Tolak Hadiri Undangan PBB, GP Ansor: Suu Kyi Bunuh Diri

Dosen Universitas Indonesia itu menduga, Suu Kyi memilih untuk banyak diam dan menghindari dunia internasional. Bagi Syaltout, Suu Kyi akan blunder dan bunuh diri kalau sampai dia menghadiri undangan PBB tersebut.

“Kalau dia hadir maka dia akan blunder dan bunuh diri. Akhirnya dia memilih untuk diam,” ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Meski demikian, Syaltout menilai, Suu Kyi merupakan tokoh sentral yang masih dibutuhkan oleh warga Rohingya. Partainya Suu Kyi merupakan satu-satunya pihak yang masih bisa diajak ngobrol oleh Rohingya.?

Juru bicara partainya Suu Kyi, Aung Shin, mengatakan, peraih nobel perdamaian tersebut tidak takut menerima kritik dari luar.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Aung Shin berdalih, ketidakhadiran Suu Kyi adalah mungkin disebabkan oleh adanya masalah yang lebih mendesak untuk diselesaikan sehingga tidak bisa memenuhi undangan PBB. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Sunnah, Hadits Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 02 Oktober 2016

Cara Muslimat NU Mojogedang Rintis Pendirian Ranting

Karanganyar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar menyelenggarakan pengajian-pengajian di desa yang belum terbentuk Pimpinan Ranting Muslimat NU. Tujuan kegiatan tersebut yaitu agar terkumpul jamaah, sehingga munculah kader muslimat yang kelak jika sudah siap akan dibetuk pengurus Ranting.

Cara Muslimat NU Mojogedang Rintis Pendirian Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)
Cara Muslimat NU Mojogedang Rintis Pendirian Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)

Cara Muslimat NU Mojogedang Rintis Pendirian Ranting

“Diselenggarakannya pengajian Muslimat di desa yang belum mempunyai kepengurusan adalah sebagai sarana untuk kulon nuwun (permisi) ketika akan memasuki desa orang lain. Sesudah dipersilahkan oleh para warga, maka Muslimat pun akan memperkenalkan diri dan membaur dalam masyarakat,” ungkap Umi Kulsum, Ketua PAC Muslimat NU Mojogedang saat menghadiri pengajian Muslimat di Dukuh Penggungrejo Desa Ngadirejo, Jumat (20/6).

Ketika kita melihat keberadaan Muslimat dengan kegiatannya sudah bisa diterima dan diikuti maka barulah akan dibentuk kepengurusan di desa tersebut, imbuhnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut istri ketua MWC NU Mojogedang ini, membentuk kepengurusan harus dilakukan dengan cara memilih kader terbaik yang mana salah satunya dapat diperoleh dengan cara mengadakan kegiatan-kegiatan dari dusun ke dusun. “Dari situ nanti akan kelihatan, mana kader yang kelihatan berpotensi dan pantas untuk menjadi pengurus.”

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berdasarkan pantauan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam pengajian yang di gelar di Dusun Penggungrejo, tercatat sekitar 3.000 jamaah mengikuti pengajian di salah satu desa yang belum terdapat pimpinan ranting Muslimat.

“Meskipun ini merupakan pengajian musimat perdana di desa ini namun antusias warga cukup tinggi. Dengan keadaan ini, maka dalam waktu dekat maka kepengurusan akan dikukuhkan karena ini sebagai salah satu pertanda bahwa keberadaan muslimat sudah bisa diterima dengan baik”, pungkas Umi. (Ahmad Rosyidi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Tegal, Quote Pimpinan Pusat Muhammadiyah