Senin, 26 Juni 2017

Qurban Secara Syari’at dan Standar Kesehatan Hewan

Oleh Nur Fauzi Akhmad, drh

--Beberapa hari ke depan kita akan menyambut perayaan Hari Raya Idul Adha 1434 H atau hari raya qurban. Ada beberapa hikmah dibalik perintah berqurban. Pertama, menghidupkan syiar dan sunnah Nabi. Kedua, melatih niat ikhlas dan kesabaran dalam beribadah. Ketiga, menyembelih (meniadakan) nafsu hewani dan egopada diri manusia.

Keempat, berbagi kebahagiaan di hari raya; khususnya kaum fakir miskin, masyarakat kurang mampu atau kaum dhuafa lainnya. Kelima, melatih ‘kesalehan sosial’ di tengah-tengah hidup bermasyarakat. Keenam, mengingat kematian (dzikrul maut).Dan ketujuh, meneladaniperjuangan Nabi Ibrahim dan keluarganya.

Dasar Hukum Qurban

Qurban Secara Syari’at dan Standar Kesehatan Hewan (Sumber Gambar : Nu Online)
Qurban Secara Syari’at dan Standar Kesehatan Hewan (Sumber Gambar : Nu Online)

Qurban Secara Syari’at dan Standar Kesehatan Hewan

Qurban secara etimologis berasal dari kata Qaruba (dekat). Kata qurban (secara syari’at Islam) sepadan dengan kata al-udhiyyat. Al-udhiyyat ini didefinisikan oleh as-Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh al-Sunnah adalah sebutan bagi hewan ternak yang disembelih pada hari Idul Adha dan hari Tasyriq dalam rangka mendekatkan diri (taqorrub)? kepada Allah Ta’ala. Perintah berqurban ini disyariatkan oleh Allah SWT pada tahun 2 Hijriyyah, bersamaan dengan perintah shalat Idul Adha dan zakat. Yang menjadi dasar hukum berqurban sebelum ijmak ulama ialah firman Allah SWT:

Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah” (al-Kautsar: 2). Perintah ini diperkuat oleh hadis Nabi SAW riwayat at-tirmidzi yang artinya: “Tidaklah anak Adam melakukan suatu amalan pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi mengalirkan darah (qurban).Adapun mengenai hukum menyembelih qurban bagi umat Islam, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Jumhur (mayoritas) ulama menyatakan hukumnya sunnah muakkadah (perbuatan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan) dan sebagian ulama termasuk Imam Hanafi yang berpendapat wajib bagi yang mampu dan lapang.

Hewan Qurban

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam al-Qur’an surat al-hajj:34 disebutkan “Dan bagi setiap umat Kami berikan tuntunan berqurban agar kalian mengingat nama Allah atas rezki yang dilimpahkan kepada kalian berupa hewan-hewan ternak (bahiimatul an’aam).”Jadi hewan yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan ibadah qurban yaitu jenis hewan ternak seperti: unta, sapi, kerbau, kambing dan domba.

Di antara persyaratan hewan qurban yang menyebabkan sah tidaknya berqurban adalah umur hewan. Umur minimal hewan yang memenuhi syarat, untuk unta 5 tahun, sapi/kerbau 2 tahun, kambing 1 tahun (ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi seri tetap), domba (ada yang berpendapat 6 bulan). Hal ini dipertegas oleh hadis Nabi riwayat Jabir, “Janganlah kalian menyembelih (qurban) kecuali musinnah. Kecuali apabila itu menyulitkan bagi kalian maka kalian boleh menyembelih domba jadza’ah.” (Muttafaq ‘alaih). Selain itu hewan qurban harus bebas dari cacat sebagaimana digariskan Rasulullah SAW : empat jenis tidak sah dijadikan hewan qurban : yang jelas kebutaannya, sakit parah, pincang yg parah, dan kurus sekali (HR. at-Tirmidzi).

Ciri-ciri Hewan Sehat

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebelum membeli hewan qurban sebaiknya kita mengecek kondisi kesehatannya. Seorang dokter hewan atau paramedis hewan dalam? hal ini tentu saja bisa dilibatkan dalam penentuan kriteria sehat dari seekor hewan. Namun secara awam bisa dilihat ciri-ciri hewan yang sehat antara lain: mata jernih, terang, tidak keruh, tidak pucat, tidak berlendir dan tidak juling.Badan tegak dan berdiri kokoh.Bulu halus, mengkilat dan tidak mudah rontok bila dicabut. Kulit bersih tidak ada keropeng. Pangkal ekor bersih, tidak ada sisa kotoran. Jalan normal/tidak pincang.Dan nafsu makan/minum baik.

Sarana dan Prasarana Penyembelihan Hewan.

1). Sarana Penampungan/Kandang Istirahat. Sebaiknya dibuat tenda sebagai tempat penampungan untuk hewan. Tempat penampungan ini harus bersih dan kering. Beri air minum dan makansecukupnya jika penampungan lebih dari 12 jam dan beri minum saja jika penampungan kurang dari 12 jam.

2). Sarana Pemotongan. Membuat lubang penampungan darah, yang dibuat di tanah dengan ukuran 60X50 cm, kedalaman 30 cm. Membuat lubang penampungan kotoran dan isi perut. Pisau tajam dan bersih. Tataan kayu yang dibuat seperti tangga untuk tempat pengulitan sapi/kerbau. Tempat gantungan untuk penirisan dan pengulitan kambing/domba. Ember dan wadah2 penampungan yang bersih dan tidak berkarat. Dan air bersih yang cukup untuk cuci alat organ-organ dan lain-lain.

3). Sarana Pembagian Daging. Sediakan alas dan tempat pemotongan daging dan organ2 harus bersih dan tidak berkarat. Plastik bungkus daging dan organ-organ harus bersih. Orang yang menangani daging, badan dan pakaian harus bersih, bila perlu pakai selemek putih, badan sehat (tidak berpenyakit menular, tidak batuk, tidak diare, tidak korengan)

Teknik Penyembelihan Hewan Qurban

Biasanyayang terjadi di masyarakat proses merobohkan sapi dilakukan dengan tidak hati-hati yang dapatmenimbulkan stres dan takut. Padahal jika hewan stres, pengeluaran darah tidak akan sempurna, dan akan dijumpai henmoglobin (Hb) dalam daging. Hb merupakan media yang paling disukai mikroba, sehingga pengeluaran darah yang tidak sempurna akan mempercepat pembusukan pada daging. Mengenai teknik merobohkan sapi yang benar bisa lihat gambar.

Merobohkan Sapi dengan Tali Melintang Merobohkan Sapi dengan Ikatan Leher

Penyembelihan: Penyembelihan dilakukan di atas? lubang penampungan darah. Menyembelih dengan tangannya sendiri (lebih utama). Dilakukan oleh orang yang terbiasa/terlatih. Yang menyembelih disyaratkan baligh dan berakal, laki-laki perempuan sama saja. Minimal menyaksikan penyembelihan bagi orang yang mewakilkan penyembelihan kepada orang lain seraya berdoa : Inna sholaatii wanusuki wamahyaaya wamamaatii lillahi robbil ‘alamiin, laa syarikalahu wabidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Hewan yang sudah siap disembelih dirobohkan pada bagian kiri dengan posisi kepala menghadap kiblat.? Disunnahkan ketika menyembelih ada? 5 hal (lihat: al-Bujairomi ‘alal Khotib jld 5 cet. Dar al-kotob al-ilmiyah hal 248-249): Baca basmalah (Madzhab Syafi’i, madzhab lain menyatakan wajib), baca sholawat atas Nabi, menghadap kiblat, baca Takbir, dan berdo’a. Urutan selengkapnya membaca:

? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? .

? ? ? ?. ? ?.....(sebut nama yang berqurban)

atau

? ? ?...........(sebut nama yang berqurban) ? ?.....(sebut nama yang berqurban)

Hewan disembelih di lehernya dengan sekali gerakan tanpa mengangkat pisau dari leher, memutuskan tiga saluran, yaitu saluran pernafasan (hulkum), saluran makanan (mari’) dan dua urat nadi (wadajain). Ikat kerongkongan(esofagus) secepatnya setelah menyembelih agar isi rumen tidak mengotori daging. Proses selanjutnya dilakukan setelah hewan benar-benar mati .Kambing/domba digantung untuk penirisan dan pengulitan. Pengulitan sapi/kerbau dengan tataan kayu. Kemudian isi perut dan isi dada (jeroan)dikeluarkan.

Pemeriksaan dan Penanganan daging

Periksa organ-organ termasuk organ dalam dilakukandengan melihat, meraba dan menyayat. Organ yang diperiksa (paru-paru, jantung, diafragma, hati, ginjal dan limpa). Jika daging dan organ2 tidak sehat atau tdk layak dimakan, harus diafkir dan dimusnahkan. Dokter Hewan atau Paramedis Hewan seharusnya dilibatkan dalam pemeriksaaan ini. Langkah selanjutnya, yaitu deborning (pemisahan daging dari tulang) dengan meja potong atau dalam keadaan tergantung yang dilakukan di tempat teduh dengan alas plastik bersih. Bungkus daging dengan plastik putih/bening dan’tidak’ dicampur dengan organ-organ atau jeroan lalu dibagikan dengan terbungkus rapi. Dalam pembagian daging qurban Rasulullah SAW memberi petunjuk dalam riwayat Bukhari dan Muslim: “(Adapun sekarang) Makanlah sebagian, sebagian lagi berikan kepada orang lain dan sebagian lagi simpanlah..”

Problema Daging dan Kulit

Sering menjadi perdebatan di masyarakat seputar penjualan daging dan kulit qurban boleh dijual atau tidak?. Para ulama sepakat bahwa daging qurban boleh dijual oleh fakir miskin yang menerima daging tersebut. Sebaliknya kulit dan daging qurban tidak boleh dijual atau untuk pembayaran tukang jagal ( pendapat mayoritas ulama), walaupun menurut Abu Hanifah kulit boleh dijual namun hasilnya tetap disedekahkan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhannya. Para ulama juga berbeda pendapat dalam hal memberikan qurban kepada non Muslim.? Hal yang perlu dipertimbangkan ialah dari aspek kemaslahatan dan kemanfaatan bersama, dan tiap wilayah situasi dan kondisi berbeda. Perlu kearifan lokal untuk menyikapi hal ini. Selamat berqurban.

?

Nur Fauzi Akhmad, drh, praktisi dokter hewan dan pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Barokah, Ngumbul Kemasan Sawit, Boyolali

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nusantara Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 25 Juni 2017

PCINU Korsel Bentengi TKI dari Radikalisme

Korsel, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Korea Selatan terus berusaha membentengi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari paham radikalisme. Dalam berbagai kesempatan, PCINU selalu memberikan pemahaman terkait paham radikalisme dan aqidah Islam yang benar sesuai Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja).

PCINU Korsel Bentengi TKI dari Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Korsel Bentengi TKI dari Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Korsel Bentengi TKI dari Radikalisme

Ketua PCINU Korsel Zaenal Abidin mengatakan, sebagian besar TKI masih awam pemahaman terkait aliran-aliran radikalisme maupun ibadah syariat. Akibatnya, banyak para TKI terlibat dalam Jabhal an Nusro (kelompok) radikal yang berafiliasi dengan ISIS.

"Nama muslim Indonesia di Korsel sedang buruk gara-gara ada beberapa TKI menjadi militan Jabhal an Nusro. Termasuk pula banyak ustad yang berdakwah di sini," ujarnya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Massanger pribadinya, Rabu (22/6).

Zaenal menambahkan PCINU terus mempererat silaturrahim dan kajian-kajian keislaman di mushola-musholla. Seperti bula puasa ini, pihaknya menghadirkan da-dai dari Indonesia untuk mengisi kegiatan safari Ramadhan guna menyampaikan pencerahan kepada TKI yang ada di Korsel mengenai berbagai macam aliran/paham dalam Islam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pada acara tersebut, kami juga memberikan jawaban penyelesaian atas permasalahan ibadah yang dialami TKI," imbuhnya.

Mengenai kegiatan-kegiatan PCINU Korsel, kata dia, masih terkendala pada jarak dan waktu. Sebab, mayoritas pekerja waktunya sangat terbatas sehingga untuk bisa berkumpul hanya pada waktu libur saja.

"Seperti kegiatan safari ramadhan ini misalnya, TKI di Korea sangat antusias. Bahkan banyak permintaan dai di berbagai wilayah namun belum bisa melayani karena terbatasnya teman-teman Dai disini," kata Zaenal.

PCINU Korsel berencana mengundang ustadz dari Indonesia guna memenuhi kebutuhan tersebut. "Mungkin nanti kita akan mencoba menjalin kerjasama dengan pondok pesantren di Indonesia terkait pengadaan dai di sini," ungkap Zaenal. (Qomarul Adib/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabobank Foundation Kagumi Koperasi Ponpes Al Ittifaq

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keberhasilan Ponpes Al Ittifaq di Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dalam memberdayakan koperasi pesantren menulai kekaguman dari perwakilan Rabobank Foundation Belanda yang berkunjung pada Sabtu (21/7).

Rasa kekaguman tersebut diungkapkan kepada Ketua PBNU Ir. Mustofa Zuhad Mughni yang bersama-sama mengunjungi pesantren tersebut dalam rangka kunjungan lapangan workshop Peningkatan Kesejahtaraan warga NU melalui Lembaga Keuangan Mikro dan Koperasi.

Rabobank Foundation Kagumi Koperasi Ponpes Al Ittifaq (Sumber Gambar : Nu Online)
Rabobank Foundation Kagumi Koperasi Ponpes Al Ittifaq (Sumber Gambar : Nu Online)

Rabobank Foundation Kagumi Koperasi Ponpes Al Ittifaq

Yang menjadi kekaguman Frank Bakx, wakil dari Rabobank Foundation, yayasan yang mengelola koperasi di Belanda, adalah kemampuan masyarakat dalam melakukan swadaya dilingkungan koperasi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

”Santri dan penduduk yang menjadi anggota koperasi secara aktif mampu berswadaya, membayar iuran wajib, iuran pokok sampai dengan iuran sukarela secara baik,” tuturnya Senin (23/7).

Masalah pemberdayaan koperasi dan iurannya selama ini masih menjadi persoalan umum bagi koperasi di Indonesia. Banyak koperasi tak jalan karena tiada dana yang mencukupi dan pengelolaan yang memadai.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

”Pesantren dan masyarakat benar-benar menyatu karena sebagian penduduk merupakan alumni pesantren. Jalan-jalan desa juga mulus karena diperbaiki oleh koperasi pesantren,” paparnya.

Saat ini, Ponpes yang dipimpin oleh KH Fuad Affandi ini telah berhasil memproduksi sayuran sekitar 3.5 ton per hari yang disalurkan untuk pasar swalayan besar di Jakarta, yaitu Hero, Makro, dan Giant. Untuk wilayah Bandung, seluruh pasar swalayan menjadi langganannya, seperti Yogya, Matahari, dan Superindo.

Kapasitas produksi tersebut diperoleh dari lahan pesantren sebanyak satu ton dan sisanya dari lahan 400 warga sekitar dengan produk terdiri dari 26 sayur dan buah seperti tomat, wortel, bawang daun, dan selada.

Cak Mus menjelaskan bahwa sebelum berkembangnya koperasi pesantren, lahan pertanian di sekitar pesantren tersebut banyak yang dikuasai oleh etnis tertentu yang datang dari kota dan menyewa lahan-lahan tersebut. Namun, adanya koperasi tersebut telah membuat petani menjadi mandiri. “Saat ini tak ada lahan yang disewakan atau dikelola oleh orang luar, semuanaya ditanami sendiri,” paparnya.

Jika tidak punya uang, para santri juga digratiskan. Namun mereka harus turut bekerja dilahan pertanian atau peternakan yang dimiliki pesantren sedangkan waktu belajar mereka di pagi hari dan di malam hari. Secara total terdapat sekitar 300 santri yang belajar di pesantren yang didirikan pada tahun 1934 ini.

Ponpes Al-Ittifaq didirikan oleh KH Mansyur dengan pendekatan yang cukup konservatif. Para santri dilarang mengenal pejabat pemerintah. Media massa, seperti radio dan televisi, dianggap haram. Fuad sendiri hanya bersekolah sampai kelas empat setara sekolah dasar dan tidak berijazah. Tekat bahwa santri dan masyarakat sekitar harus maju membuat Fuad yang merupakan generasi ketiga merubah pemahaman tersebut.

Al-Ittifaq mulai menyalurkan sayur dan buah ke pasar swalayan besar sejak tahun 1993 setelah sebelumnya mengalami berbagai kesulitan. Sebelumnya Fuad belum mengenal istilah grading (pengelompokan) atau wrapping (pengepakan). Untungnya saat itu terdapat Suryadharma Ali, kini Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, yang ketika itu manajer di Hero, yang mengirimkan ahlinya untuk mendidik santri Al-Ittifaq bagaimana caranya mengelola produk pertanian secara baik. Program ini diselenggarakan selama tiga bulan dengan biaya dan peralatan yang ditanggung Hero.

Saat ini beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Padjadjaran dan Institut Pertanian Bogor telah mengadakan kerja sama di bidang teknologi, penelitian. Tak terhitung lembaga yang mengadakan studi banding. Lebih dari 10 menteri juga telah berkunjung ke pesantren ini.

Untuk memanfaatkan limbah sayur yang tak layak dijual, pesantren juga mengembangkan peternakan. Grade pertama dari hasil sayuran dijual untuk supermarket, grade kedua dijual diperumahan dan grade ketiga untuk dikonsumsi sendiri dan baru yang keempat untuk pakan ternak.

Cak Mus juga menuturkan bahwa Peserta workshop dari Ponpes Sidogiri Pasuruan yang saat ini juga telah berhasil mengembangkan koperasi dan BMT juga merasa kagum terhadap pengelolaan ponpes di Al Ittifaq. “Kita berharap konsep ini bisa dikembangkan di pesantren-pesantren milik NU,” paparnya. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 24 Juni 2017

Lima Jurus Imam al-Ghazali agar Terhindar dari Ujub

Dalam kitab Bidâyatul Hidâyah, Imam al-Ghazali menyebut ujub sebagai penyakit kronis (ad-dâul idlâl). Kepada diri sendiri, pengidap penyakit ini merasa mulia dan dan besar diri, sementara kepada orang lain ada kecenderungan untuk meremehkan dan merendahkan.

Biasanya buah dari sikap ini, kata al-Ghazali, adalah obral keakuan: gemar mengatakan aku begini, aku begitu. Seperti yang Iblis lanatullah katakan ketika menolak perintah Allah untuk hormat kepada Nabi Adam, "aku lebih baik dari Adam. Kau ciptakan aku dari api sementara Kau ciptakan dia dari tanah" (QS al-Araf:12).

Lima Jurus Imam al-Ghazali agar Terhindar dari Ujub (Sumber Gambar : Nu Online)
Lima Jurus Imam al-Ghazali agar Terhindar dari Ujub (Sumber Gambar : Nu Online)

Lima Jurus Imam al-Ghazali agar Terhindar dari Ujub

Dalam majelis-majelis, pengidap penyakit ujub juga suka meninggikan diri sendiri, serta ingin selalu menonjol dan terdepan. Saat bercakap-cakap atau berdialog umumnya orang seperti ini tak mau kalah dan dibantah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kitab yang sama Imam al-Ghazali menerangkan takabbur dan ujub dengan definisi yang mirip. Katanya, orang yang takabur (mutakabbir) gusar ketika menerima nasihat tapi kasar saat memberi nasihat. Siapa saja yang menganggap dirinya lebih baik dari hamba Allah yang lain, itulah mutakabbir. Lantas bagaimana agar bisa keluar dari jeratan ini? Imam al-Ghazali memberikan tips dengan mengembalikannya pada manajemen pikiran.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Ketahuilah bahwa kebaikan adalah kebaikan menurut Allah di akhirat kelak. Itu perkara ghaib (tidak diketahui) dan karenanya menunggu peristiwa kematian. Keyakinan bahwa dirimu lebih baik dari selainmu adalah kebodohan belaka. Sepatutnya kau tidak memandang orang lain kecuali dengan pandangan bahwa ia lebih baik ketimbang dirimu dan memiliki keutamaan di atas dirimu."

Ujub dan takabur adalah tentang dua entitas antara diri sendiri dan orang lain. Yang ditekankan adalah bagaimana yang pertama menata pikiran agar terhindar dari perasaan lebih istimewa dari yang kedua. Secara praktis, kiat-kiat yang ditawarkan Imam al-Ghazali adalah sebagai berikut:

Pertama, bila yang disebut orang lain itu anak kecil maka sadarlah bahwa ia belum pernah bermaksiat kepada Allah, sementara dirimu yang lebih tua sebaliknya. Tak diragukan lagi, anak kecil itu lebih baik dari dirimu.

Kedua, bila orang lain itu lebih tua, beranggapanlah bahwa ia beribadah kepada Allah lebih dulu ketimbang dirimu, sehingga tentu orang tersebut lebih baik dari dirimu.

Ketiga, bila orang lain itu berilmu, beranggapanlah bahwa ia telah menerima anugerah yang tidak engkau peroleh, menjangkau apa yang belum kau capai, mengetahui apa yang tidak engkau ketahui. Jika sudah begini, bagiamana mungkin kau sepadan dengan dirinya, apalagi lebih unggul?



Keempat
, bila orang lain itu bodoh, beranggapanlah bahwa kalaupun bermaksiat orang bodoh berbuat atas dasar kebodohannya, sementara dirimu berbuat maksiat justru dengan bekal ilmu. Ini yang menjadi alasan atau dasar (hujjah) pada pengadilan di akhirat kelak.



Kelima
, bila orang lain itu kafir, beranggapanlah bahwa kondisi akhir hayat seseorang tidak ada yang tahu. Bisa jadi orang kafir itu di kemudian hari masuk Islam lalu meninggal dunia dengan amalan terbaik (husnul khâtimah). Jika demikian, ia keluar dari dosa-dosa masa lalu sebagaimana keluarnya sehelai rambut dari adonan roti, mudah sekali. Sementara dirimu? Bisa jadi Allah sesatkan dirimu di ujung kehidupan, berubah haluan menjadi kafir, lalu menutup usiamu dengan amal terburuk (sûul khâtimah). Dengan demikian, muslim dan kafir sekarang masih sangat mungkin berbalik nasib di kemudian hari. Dirimu yang kini muslim mungkin di kemudian hari masuk kelompok orang yang jauh dari Allah dan dia yang sekarang kafir mungkin di kemudian hari masuk golongan orang yang dekat dengan Allah.

Tampak sekali Imam al-Ghazali hendak menutup peluang timbulnya ujub dan takabur dengan menunjukkan kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam diri manusia. Seolah beliau ingin mengatakan bahwa sepatutnya seseorang menghabiskan energinya untuk introspeksi (muhâsabah) kepada diri sendiri ketimbang sibuk menghakimi kualitas diri orang lain. Sebab, hakim sejati hanyalah Allah dan keputusan final yang hakiki hanya ada di akhirat, bukan di dunia ini. Wallâhu a‘lam. (Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Batu Akik di Iran, Antara Nilai Keindahan, Spiritualitas, dan Kesehatan

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pemakai batu akik di Iran punya berbagai alasan antara lain karena keindahan batu, alasan spiritual, dan kesehatan. Penggemar batu perhiasan di Iran memakai batu akik dengan berbagai jenis batuan, antara lain batu Yamani, Yakut (Ruby), Pirus, Hadid Shini, Durrun Najaf dan masih banyak lagi.

Batu Akik di Iran, Antara Nilai Keindahan, Spiritualitas, dan Kesehatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Batu Akik di Iran, Antara Nilai Keindahan, Spiritualitas, dan Kesehatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Batu Akik di Iran, Antara Nilai Keindahan, Spiritualitas, dan Kesehatan

Salah seorang pejabat di kedutaan besar Iran di Jakarta, Ali Maktab, mengatakan dirinya menggunakan batu cincin akik semata-mata karena nilai spiritual dan kesehatan yang datangnya dari Allah SWT.

"Saya tidak setuju bila cincin digunakan untuk maksud maksud lain. Ada orang-orang yang menggunakan cincin karena mereka menganggap batu tersebut berkhasiat untuk memperoleh kekayaan dan jabatan," kata Ali yang saat itu menggunakan cincin dengan batu Pirus khas Iran melingkar di jari manisnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Demikian pula kata seorang mahasiswa di Iran, Muhammad Hasan, orang-orang Iran menggunakan cincin akik selain karena alasan estetika juga karena alasan spiritual.?

"Khasiat spiritual dan medikal yang membuat rata-rata orang Iran menggunakan cincin, apakah itu akik atau batu mulia lainnya karena masing-masing disebutkan kegunaannya secara spiritual dalam hadis-hadis," ungkapnya.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Hasan, para imam di Iran juga menggunakan cincin akik.?

"Sosok imam bagi orang Iran adalah sosok teladan sebagaimana umat Islam menjadikan Rasullah SAW sebagai sosok panutan. Tidak terlontar dari seorang imam sebuah perkataan kalau tidak memendam hikmah dan manfaat bagi umatnya," kata Hasan yang juga seorang peneliti di Islam Quest yaitu sebuah pusat rujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar agama..

Berdasarkan hari

Tidak mempersoalkan masalah golongan dalam Islam, Hasan menjelaskan orang-orang Iran menggunakan cincin akik menurut hari berdasarkan riwayat-riwayat ahlulbait (keluarga Nabi Muhammad SAW).

Dia mengungkapkan pada hari Senin, cincin yang dipakai adalah jenis Yamani dan orang yang mengenakannya dianjurkan banyak membaca dzikir.

Menurut Hasan, keutamaan akik Yamani ini adalah untuk melapangkan rezeki dan keberkahan di samping untuk kemudahan hidup.

"Pemimpin Revolusi Iran Imam Khamenei lebih senang menggunakan cincin akik Yamani kuning dengan rajahan Syarafusy," katanya.

Selanjutnya Hasan menjelaskan para penggemar cincin akik dianjurkan mengenakan batu Zabarjad (Peridot) yang keutamaannya adalah menjauhkan kefakiran dan membantu solusi atas kesulitan-kesulitan hidup, dan mereka diharapkan juga terus berdzikir.?

Pada hari Rabu, cincin yang dianjurkan untuk dipakai adalah cincin Yakut (Ruby). Fadhilah (manfaat) menggunakan cincin Yakut adalah menjauhkan kefakiran, memberikan ketenangan dan menghilangkan rasa susah, kata Hasan seraya menambahkan seperti penggunaan cincin pada hari Senin dan Selasa, si pengguna juga diharapkan senantiasa berdzikir.?

Kemudian batu apakah yang dianjurkan dipakai pada hari Kamis? Hasan mengungkapkan cincin akik yang dianjurkan pada hari tersebut adalah cincin Pirus yang keutamaannya adalah mempermudah pekerjaan yang sulit, menguatkan pandangan hati dan ketenangan ruh selain menjauhkan kefakiran.

Sementara itu cincin yang direkomendasikan untuk dipakai hari Jum’at adalah cincin Hadid Shini yang diyakini dapat menangkal marabahaya, menghilangkan rasa takut dan khawatir menjaga pemakainya dari musuh dan setan, ungkapnya.?

"Cincin Hadid Shini ini sangat baik untuk dipakai oleh mereka yang memiliki mental lembek baik dalam mengutarakan pendapat maupun berdebat. Bahkan dalam sejarahnya, Imam Ali ketika pergi berperang senantiasa menggunakan cincin Hadid Shini," kata Hasan yang sedang menimba ilmu Alquran di Universitas Internasional Mustafa di Qom, Iran".

Lalu, kata Hasan, untuk Sabtu dianjurkan memakai akik Yamani yang keutamaanya adalah digandakannya pahala shalat, mempercepat dikabulkannya doa, menjaga dari segala musibah dan bahaya dalam perjalanan.

Untuk Ahad dianjurkan mengenakan cincin Durrun Najaf yang Insya Allah akan memperoleh pahala haji. Seperti mengenakan cincin pada hari yang telah disebutkan, si pemakai diharapkan senantiasa membaca dzikir, katanya.?

"Demikian sekedar berbagi cerita tentang bagaimana orang-orang Iran gemar menggunakan cincin dan memaknainya terutama batu akik yang juga sedang menjamur di berbagai tempat di Indonesia," kata Hasan. (antara/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, RMI NU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 23 Juni 2017

PMII Pimpin Organisasi Pemuda ASEAN

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Addin Jauharuddin terpilih sebagai Chairman Asean Youth Assembly (Koordinator Pemuda Asean) hingga satu tahun ke depan.

Addin terpilih dalam pertemuan para tokoh pemuda dan mahasiswa Asean dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, Vietnam, plus China, India, Amerika Serikat, Rusia dan Pakistan bertajuk Asean+9 Youth Asembly For Asean Community (AYAFAC), yang digelar sejak Senin (26/8) malam hingga Kamis (29/8) malam di Ancol, Jakarta.

PMII Pimpin Organisasi Pemuda ASEAN (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Pimpin Organisasi Pemuda ASEAN (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Pimpin Organisasi Pemuda ASEAN

Executiv Committee Ayafac Muhammad Zaid mengatakan, terpilihnya Addin merupakan bagian dari hasil musyawarah 75 Pemuda dan Mahasiswa dari 9 Negara ASEAN dan 5 negara sahabat RI, yang juga melahirkan deklarasi Ancol.

“Para delegasi pemuda dan mahasiswa dari 14 negara mendaulat Addin untuk menjadi coordinator Asean Youth Assembly hingga setahun ke depan. Pertemuan ini juga akan rutin dilakukan. Rencananya, tahun depan Ayafac kembali digelar antara bulan Juli tau Agustus 2014,” ujarnya, Jumat (30/8).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam agenda AYAFAC yang digelar selama empat hari tersebut dibahas sejumlah isu strategis terkait pilar ASEAN yakni pilar Politik-Keamanan, Komunitas Ekonomi dan Sosial-Budaya, tantangan dan solusi yang mungkin dijalankan, serta peran kaum muda dalam Masyarakat ASEAN.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Agenda ini kami gelar, setelah kami menyaksikan perlakuan tidak manusiawi di sekitar kita yang melintasi semua pilar ASEAN. Kami percaya bahwa pemerintah ASEAN harus mengadopsi hak asasi manusia yang lebih holistik, adil, dan yang sama pendekatan pembangunan. ASEAN harus memastikan bahwa proyek-proyek pembangunan yang tidak akan semakin memperburuk masalah lingkungan di wilayah tersebut. Bahkan, ASEAN harus mengambil langkah cepat untuk menemukan solusi yang sesuai dengan masalah yang diangkat,” paparnya.

Ayafac juga mendorong pemberantasan korupsi, pembenahan regulasi ketenagakerjaan hingga pembelaan Negara terhadap para petani dan rakyat miskin. “Mayoritas petani dan penduduk desa miskin di Asia Tenggara sangat minim dalam kepemilikan pengelolaan lahan pertanian. Meskipun dimungkinkan untuk memiliki lahan , pemerintah belum mengakui dan membatasi kepemilikan lahan bagi para petani,” ujarnya.

Hukum kuno yang diadopsi sejumlah Negara di ASEAN, menurutnya tak lebih dari semacam kolonisasi dan pemerintah selama ini masih menghambat dalam mengalokasikan dukungan keuangan , documental , dan hukum untuk petani. “Kami menyerukan pelaksanaan reformasi luas tanah dan masuknya petani mengingat bahwa monopoli dan eksploitasi masih terjadi di sektor pertanian,” tandasnya.

Terkait agenda tersebut, sejumlah tokoh nasional, seperti Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI MUhaimin Iskandar, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Marzuki Ali, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Menteri Pemberdayaan Daerah Tertinggal  Helmy Faishal, Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI Ali Masykur Musa member dukungan dan apresiasi terhadap hasil dan rekomendasi AYAFAC yang digelar PB PMII.

Koordinator AYA terpilih Addin Jauharuddin mengatakan, 25 rekomendasi AYAFAC akan diserahkan kepada Sekjend ASEAN, Pemerintah RI dan perwakilan Pemerintah Negara-Negara Asean di Indonesia.

“Para delegasi mahasiswa dari Negara-negara ASEAN yang mengikuti AYAFAC ini juga berkomitmen bersama PB PMI untuk saling mendukung dan mendorong isu keadilan, penghapusan kesenjangan ekonomi, pemberantasan korupsi, menjaga perdamaian dan melawan pelanggaran hak asasi manusia,” ujarnya.

Redaktur: Abdullah Alawi 

Kontributor: Abdel Malik

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Kyai, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PBB Tolak Klaim Israel Atas Dataran Tinggi Golan

Kairo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Klaim Israel belum lama ini bahwa dataran tinggi Golan yang direbut dari Suriah beberapa dasawarsa lalu akan tetap menjadi bagian dari negara itu ditolak oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

PBB Tolak Klaim Israel Atas Dataran Tinggi Golan (Sumber Gambar : Nu Online)
PBB Tolak Klaim Israel Atas Dataran Tinggi Golan (Sumber Gambar : Nu Online)

PBB Tolak Klaim Israel Atas Dataran Tinggi Golan

"Dataran Tinggi Golan akan selalu berada di tangan Israel," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pertemuan kabinet pertamanya mengenai Dataran Tinggi Golan pada 17 April.

"Sudah tiba waktunya setelah 40 tahun bagi masyarakat internasional untuk akhirnya mengakui bahwa Dataran Tinggi Golan akan selamanya berada di bawah kedaulatan Israel," kata Netanyahu.

Dewan Keamanan PBB pada Selasa (26/4) menyampaikan "keprihatinan mendalam" sehubungan dengan pernyataan Netanyahu mengenai Golan, dan menegaskan bahwa status tanah yang diduduki di perbatasan Suriah dengan Israel "tetap tak berubah".

Pernyataan tersebut disampaikan saat Liu Jieyi, Wakil Tetap China yang memangku jabatan presiden bergilir Dewan Keamanan untuk April, berbicara kepada wartawan di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, setelah pertemuan tertutup Dewan Keamanan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Resolusi 497 pada 1981 Dewan Keamanan menjelaskan keputusan Israel pada saat itu untuk menerapkan hukum, jurisdiksi dan administrasi di Dataran Tinggi Golan "batal dan tidak sah dan tanpa dampak hukum internasional", kata Liu seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Timur Tengah 1967. Kedua negara bertetangga itu menandatangani kesepakatan gencatan senjata pada 1974 dan pasukan pengawas PBB telah ditempatkan di garis gencatan senjata sejak itu.?

Israel secara sepihak mencaplok dataran tinggi strategis tersebut pada 1981, tindakan yang tak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Bashar Al-Jaafari, Wakil Suriah untuk PBB, mencela pernyataan Netanyahu sebagai "provokatif", mengatakan negaranya memiliki hak untuk mengambil kembali Dataran Tinggi Golan berdasarkan Piagam PBB.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), suara kolektif dunia Islam, menggambarkan pernyataan pemimpin Israel tersebut sebagai tindakan berbahaya untuk menantang hukum dan resolusi internasional.

Sekretaris Jenderal OKI Iyad bin Amin Madani mengatakan Dataran Tinggi Golan adalah tanah Arab, dan menuntut diakhirinya pendudukan Israel atas seluruh tanah Arab sejak 1967.

Pernyataan Netanyahu juga mengdapat tentangan dari negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Jerman.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat John Kirby mengatakan pemerintah Presiden Barack Obama "tak menganggap Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari Israel".

Selama bertahun-tahun pembicaraan perdamaian mengenai Golan antara Suriah dan Israel muncul dan tenggelam. Namun perundingan benar-benar macet setelah perang saudara di Suriah meletus pada 2011.

Menurut media Israel, pernyataan mengejutkan Netanyahu mengenai Dataran Tinggi Golan disampaikan karena kekhawatiran bahwa Israel mungkin menghadapi tekanan untuk mengembalikan dataran tinggi strategis itu, sumber penting air tawar Israel, di tengah pembicaraan perdamaian yang diperantarai PBB untuk mengakhiri perang di Suriah.

Saat ini ada sekitar 20.000 pemukim Yahudi dan tak kurang dari 20.000 orang Suriah yang tinggal di daerah tempat ditemukannya "minyak dalam jumlah signifikan" pada 2015. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 21 Juni 2017

NU Cirebon Ngaji Rutin Kitab Sayyid Muhammad bin Alawy

Cirebon, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menjawab keluhan para kiai dan masyarakat tentang gencarnya serangan dari kelompok Salafi-Wahabi yang banyak merugikan NU, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menggelar Halaqoh Aswaja di Gedung NU Centre Sumber, Sabtu (13/12).

Ketua Tanfidziah PCNU Kabupaten Cirebon, KH. Ali Murtadlo, mengatakan, halaqoh Aswaja ini diisi dengan pengajian Kitab Mafahim Yajibu an Tushahhah karya Sayyid Muhammad bin Alawy Al Maliky Al Hasany.

NU Cirebon Ngaji Rutin Kitab Sayyid Muhammad bin Alawy (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Cirebon Ngaji Rutin Kitab Sayyid Muhammad bin Alawy (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Cirebon Ngaji Rutin Kitab Sayyid Muhammad bin Alawy

"Halaqoh ini berbentuk semacam pengajian. Disampaikan oleh KH Muhammad Musthofa Aqil Sirajd, pengasuh PP Kempek, sekaligus Katib Syuriah PBNU," kata Kiai Ali.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Ali menambahkan, halaqoh ini akan dilakukan secara rutin setiap Sabtu Legi dalam rangka mengkaji lebih mendalam terkait Aswaja. Kitab? Mafahim Yajibu an Tushahhah yang dikaji ini sangat cocok dengan problematika masyarakat yang terkadang mendapat ancaman tuduhan kafir dan bid’ah dari golongan Wahabi.

Sementara itu, Rais Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon, KH. Usamah Manshur, mengatakan dipilihnya kitab Mafahim Yajibu an Tushahhah ini memiliki beberapa alasan. Pertama, ingin ngalap barakah (mencari berkah) dengan penulis kitab yang merupakan ulama juga sayyid. Kedua, Pembahasan topik kitab tersebut sesuai dengan kebanyakan amaliyah yang ditradisikan warga Nahdliyyin seperti tawassul, tahlil, dan ziarah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sekarang ini, NU sudah bukan lagi mempertahankan ideology Aswaja tetapi harus sudah jau melangkah yaitu mengembangkan Aswaja. Kalau hanya mempertahankan, kita terus diserang oleh mereka (Wahaby). Maka dari itu mari kita kembangkan Aswaja di Kabupaten Cirebon,” ungkap Usamah.

Acara ini dihadiri sekitar 100 orang dari unsur PCNU, Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU), Ranting NU, dan Badan Otonom NU (GP Ansor, Fatayat, IPNU dan IPPNU), serta PMII Cirebon. (Ayub Al Ansori/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Ahlussunnah, Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 20 Juni 2017

Lelang Zakat Lazis NU Raih 200 Juta

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Acara lelang zakat yang diselenggarakan oleh Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah NU berhasil menggalang dana sebanyak 200 juta. Jumlah tersebut berhasil dikumpulkan hanya dalam waktu 45 menit sesaat sebelum berbuka puasa.

Acara lelang zakat yang dipandu oleh Dewi Hughes tersebut merupakan bagian dari launching sekaligus pelantikan Lazis NU. Hadir dalam acara tersebut Wapres Jusuf Kalla yang sebelumnya telah menyerahkan zakat keluarganya untuk didistribusikan oleh Lazis NU.

Lelang Zakat Lazis NU Raih 200 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)
Lelang Zakat Lazis NU Raih 200 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)

Lelang Zakat Lazis NU Raih 200 Juta

Menakertrans Erman Suparno dan Bos RCTI Hary Tanoesubrata masing-masing menyerahkan 25 juta. Para pengurus PBNU tak ketinggalan menyerahkan zakatnya untuk didistribusikan melalui Lazis NU. LP Maarif NU juga menyerahkan dana sebesar 5 juta rupiah yang selanjutnya diikuti oleh beberapa lembaga NU lainnya seperti LDNU dengan sumbangan 5 juta dan Lakpesdam NU dengan nilai 2 juta.

“Kita harus menjemput bola dalam mengelola zakat dan selanjutnya kita harus bisa membuat mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pezakat),” tandas Rais Syuriah PBNU KH Ma’ruf Amin dalam sambutannya.

Dikatakannya bahwa untuk mengembangkan potensi ekonomi tersebut harus memberikan stimulan agar terjadi perubahan ekonomi. Dalam hal ini NU memiliki cita-cita untuk mengembangkan baytul qiroth atau lembaga keuangan mikro yang bisa membantu perekonomian nahdliyyin di tiap-tiap Majelis Wakil Cabang (MWC).

“Dari yang mustahik bisa menjadi pengusaha kecil, yang pengusaha kecil bisa menjadi pengusaha menengah dan yang menengah bisa menjadi besar,” imbuhnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terdapat empat bidang yang menjadi bidang kerja NU meliputu pemberdayaan ekonomi ummat, peningkatan kualitas pendidikan kaum mustadzafin, jaminan kesehatan dan bantuan sosial kemanusiaan.

Pedagang kaki lima, petani, peternak dan nelayan dan home industri adalah mereka yang menjadi sasaran pengembangan ekonomi sementara santri dan siswa diniyah dan guru-guru madrasah diniyah adalah mereka yang menjadi fokus perhatian dalam bidang pendidikan.

Sebagian dana juga dialokasikan untuk mengirimkan guru agama ke daerah terpencil dan pesantren di daerah minoritas dan untuk peningkatan fisik pendidikan dan tempat ibadah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gizi burung dan busung lapar akan menjadi bagian program jaminan kesehatan. Ustadz dan kyai mustadzafin yang telah mengabdikan hidupnya untuk agama juga akan mendapat layanan kesehatan.

Sementara itu, Bantuan social kemanusiaan akan difokuskan pada bantuan logistic kaum mustadzafien, korban bencana, janda, manula dan kaum cacat. (mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Juni 2017

Kunjungi Kiai Sepuh Indramayu, Menkopolhukam dan Kapolri Singgung Masalah Kekerasaan dan Narkoba

Indramayu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Jendral (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Kapolri Jendral Badrodin Haiti mengunjungi kiai sepuh NU Jawa Barat, KH Afandi Abdul Muin Syafii, di Pondok Pesantren Asy-Syafiiyyah, Kedungwungu, Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jumat (24/6) sore.

Abah Afandi, demikian biasa disapa, sekarang ini berusia 78 tahun merupakan salah satu santri pesantren Tebuireng Jombang era KH Hasyim Asyari dan Pesantren Tambakberas Jombang era KH Wahab Hasbullah.

Dalam kesempatan itu, Kapolri meminta semua pihak untuk tidak melakukan kekerasan dengan dalih apapun, apalagi kekerasan atas nama agama. Menurutnya, kekerasan tidak dibenarkan karena bertentangan dengan agama maupun konstitusi negara.?

Kunjungi Kiai Sepuh Indramayu, Menkopolhukam dan Kapolri Singgung Masalah Kekerasaan dan Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
Kunjungi Kiai Sepuh Indramayu, Menkopolhukam dan Kapolri Singgung Masalah Kekerasaan dan Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

Kunjungi Kiai Sepuh Indramayu, Menkopolhukam dan Kapolri Singgung Masalah Kekerasaan dan Narkoba

“Jika kekerasan dibiarkan, maka secara perlahan bisa memunculkan perang saudara di Indonesia, seperti yang marak terjadi di negara-negara bagian Arab," tuturnya.

Sementara itu, Menkopolhukam Luhut B Pandjaitan memuji peran pesantren dalam menjaga moralitas bangsa."Tanpa adanya pondok pesantren di berbagai belahan Indonesia, moralitas bangsa ini sudah hancur. Selama ini pondok pesantren sangat punya peran besar dalam menyelamatkan berbagai moralitas bangsa Indonesia, tak terkecuali dari ancaman bahaya penyalahgunaan Narkoba," kata Luhut.

Di Indonesia, lanjutnya, ? setiap hari hampir 30-40 orang mati sia- sia akibat penyalahgunaan Narkoba, maka peran aktif pesantren dalam melindungi generasi muda bangsa ini sangat signifikan dan tidak bisa dipungkiri.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KH Ahmad Najib Afandi, putra Abah Afandi mengapresiasi Itikad baik para pejabat yang ? mengajak para ulama untuk bekerja sama membangun bangsa Indonesia.

"Persatuan pejabat dan ulama adalah salah satu pilar kekuatan pokok untuk membangun bangsa", tutur pria yang akrab disapa Gus Najib itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pesantren Asy-Syafiiyyah adalah salah satu pesantren tertua di Indramayu, berdiri pada tahun 1959 M. Meski terdapat di desa terpencil, namun sejumlah pejabat tinggi negara banyak yang berkunjung, termasuk Presiden RI ke-4 KH Abdurrhaman Wahid. (Abdul/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Anti Hoax Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 15 Juni 2017

Bersama TNI dan Polri, Banser Jaga Keamanan Pringsewu

Pringsewu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sekitar 20 Anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pringsewu ikut bersama polisi dan TNI menjaga keamanan perayaan Natal di Gereja Santo Yosef Pringsewu. Badan otonom dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor NU itu membantu pengamanan di Gereja terbesar di Kabupaten dengan julukan Bumi Jejama Secancanan Bersenyum Manis ini.

“Pringsewu itu sangat heterogen. Berbagai agama dan suku ada di Pringsewu. Kami ingin kerukunan antarumat beragama selalu terwujud di Pringsewu," kata Komandan Banser Pringsewu, Sunarman, saat melaksanakan tugas, Sabtu Malam (24/12).

Bersama TNI dan Polri, Banser Jaga Keamanan Pringsewu (Sumber Gambar : Nu Online)
Bersama TNI dan Polri, Banser Jaga Keamanan Pringsewu (Sumber Gambar : Nu Online)

Bersama TNI dan Polri, Banser Jaga Keamanan Pringsewu

Sunarman menjelaskan bahwa kegiatan pengamanan ini telah dilakukan oleh Banser Pringsewu setiap tahunnya dengan berkeliling gereja pada saat malam misa. Selain itu beberapa personel Banser juga ditempatkan di pos-pos keamanan Natal dan di gereja saat perayaan Natal.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam melaksanakan tugas, tambah Narman, Anggota Banser selalu berkoordinasi dengan Pihak Kepolisian Sektor Tanggamus. "Kita sudah instruksikan kepada anggota untuk tidak bertindak tanpa adanya komando. Semua prosedur pengamanan yang dilakukan harus melalui komando dan berkoordinasi dengan aparat," jelasnya.

Dipilihnya Gereja Santo Yosef dalam pengamanan Natal tahun ini karena Gereja tersebut berada di Pusat Kota dan paling banyak memiliki jamaah. "Penjagaan ini kami niati menjaga masyarakat agar ada rasa kenyamanan dalam melaksanakan aktifvitas," kata Narman.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia juga menambahkan bahwa partisipasi pengamanan tersebut bukanlah soal akidah, tetapi ditujukan hanya untuk membangun toleransi agama di Kabupaten Pringsewu. "Setiap warga masyarakat memiliki hak untuk mendapatan keamanan dan kenyamanan dalam beribadah," katanya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ospek dan Kepedulian Kaum Intelektual

Oleh Ruchman Basori



“Saudara-saudara adalah agent of social change, agent of intelectual, agent of development, dan agent of transformation yang akan menentukan wajah Indonesia di masa depan,” demikian suara lantang Kakak Angkatan sebagai Steering Comitte (SC) di moncong mikrofon saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) saat saya mengikuti ritus mahasiswa baru tahun 1993.

Ospek dan Kepedulian Kaum Intelektual (Sumber Gambar : Nu Online)
Ospek dan Kepedulian Kaum Intelektual (Sumber Gambar : Nu Online)

Ospek dan Kepedulian Kaum Intelektual

Sebagai calon pemimpin bangsa, tidak cukup kalau hanya dengan berbekal kepandaian saja, namun harus cakap dan profesional serta mempunyai kepekaan nurani agar mempunyai semangat keberpihakan kepada yang lemah (mustadh’afin), kata SC lainnya mendoktrin kami. Karena menurutnya, kian hari sangat sedikit muncul para pemimpin yang mempunyai kepedulian kepada hajat hidup masyarakat bawah (grass root).

Begitulah kami disadarkan akan pentingnya tugas-tugas sosial sebagai cerminan kaum intelektual. Makna hidup, semangat berjuang, hidup bersama (living to gether), kemandirian, kesederhanaan, menghargai perbedaan, saling menghormati dan menghargai dan bagaimana mengorganisir dan memimpin (leadership).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Begitu kuat membekas doktrin para senior agar yuniornya menjadi manusia yang hebat dan berarti. Manusia yang kelak mampu mengisi pembangunan di segala bidang. Mencintai dan dicintai rakyatnya. Idealis berdiri untuk keentingan kaumnya tidak tergadai dengan kepentingan dirinya yang jangka pendek (pragmatis). Kelak ketika menjadi pejabat publik akan membangun bukan menggusur dan mampu hidup ramah bukan marah di tengah-tengah pluralitas. ?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun beberapa tahun belakangan, kerap dijumpai kegiatan Ospek dan sejenisnya, yang dinilai telah melenceng dari spirit pengembangan moral, emosinal, intelektual dan sosial mahasiswa. Digantikan dengan kegiatan yang beraroma perpeloncoan, kekerasan, dan malah kebablasan menelan korban jiwa. Pada saat yang sama terdapat kesan pemborosan, kemubadziran dan kadang irasional yang mulai mengaburkan makna orientasi mahasiswa baru.

Penting dipikirkan desain Ospek yang mampu menggugah kepedulian sosial, sebagai cerminan intelektual yang tidak hanya di menara gading. Ospek yang mampu menjawab tergerusnya kepedulian mahasiswa pada sesama apalagi di era media sosial yang kerap menjadikan generasi saat ini cenderung individualis di alam nyata, tapi sosial di dunia maya.

Potret Buram



Telah disadari kemanfaatan kegiatan orientasi mahasiswa baru dengan berbagai namanya. Daya juang, disiplin, kebersamaan, saling menghormati, dan keberpihakan kepada yang lemah adalah doktrin yang ditanamkan. Keanekaragaman (pluralitas) juga menjadi konsen yang tidak kalah menarik, karena perguruan tinggi adalah tempat bertemunya manusia dari berbagai latar belakang, agama, suka, budaya, adat istiadat dan sebagainya. Kreativitas, inovasi dan penemuan terhadap ilmu pengetahuan sebaga buah dari intelektualitas adalah sisi lain dari nilai-nilai yang ditancapkan dalam Ospek. Pun ikhtiar berlatih menjadi pemimpin (leader).

Dunia kampus sebagai pencetak kaum intelektual di tanah air, beberapa tahun terakhir ini sedikit ternoda. Sajarah buram yang turut mencoreng wajah kawah candradimuka yang diawali dari rutinitas Ospek. Okezone dan Koran SINDO, Selasa (4/8/2015) telah mencatat 10 daftar kasus kematian yang menimpa mahasiswa baru saat mengikuti orientasi mahasiswa baru.

Ery Rahman, praja baru Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) atau yang kini berubah nama menjadi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) meninggal dunia di RS Al-Islam, Bandung pada 3 Maret 2000. Ery tewas diduga karena dihukum oleh seniornya di STPDN. Donny Maharaja, mahasiswa baru Universitas Gunadarma meninggal 31 Agustus 2001 akibat kekerasan fisik usai mengikuti studi pengenalan lapangan di Cileungsi, Bogor.

Pada 2 November 2002, Wahyu Hidayat, praja baru STPDN (IPDN) meninggal akibat dianiaya oleh seniornya karena lalai menjalankan kegiatan ekstrakurikuler. Setahun kemudian, nasib yang sama menimpa Cliff Muntu, Praja STPDN menghembuskan napas terakhir pada 3 September 2003 karena dianiaya oleh seniornya. Agung Bastian Gultom, mahasiswa baru di Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, meninggal pada 3 April 2007 karena disiksa seniornya. Sementara Dwiyanto Wisnu Nugroho, Mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung (ITB), meninggal pada 12 Mei 2008. Tewas saat mengikuti long march pelantikan anggota baru mahasiswa Geodesi ITB.

Kekerasan saat Ospek di STPDN terulang lagi pada 27 Januari 2011. Korbannya adalah Rinra Sujiwa Syahrul Putra (19) putra Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo. Pada 27 Januari 2011, Rinra jatuh sakit dan izin pulang ke Makassar kemudian pada Jumat 28 Januari korban mendapat perawatan di rumah sakit. Lantas pada 29 Januari Rinra kembali ke Jatinangor, keesokan harinya praja lain melihat Rinra sudah tidak bergerak di dalam kamar asrama.

Erfin Juniayanto alias Mulyono, (17 Juli 2012), seorang mahasiswa baru Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tangerang, tewas setelah dua hari mengikuti Diklat Orientasi Pembelajaran (DOP) atau semacam Ospek di kampusnya. Kasus kekerasan kembali dialami Fikri Dolas Mantya yang meninggal dunia pada 12 Oktober 2013. Korban yang merupakan mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, tewas diduga karena kekerasan saat mengikuti Ospek. Setelah STPDN berganti nama menjadi IPDN, kasus kekerasan di kampus milik pemerintah itu belum mampu dihentikan. Jonoly Untayanadi (25), mahasiswa tingkat tiga kampus IPDN Sulawesi Utara, meninggal dunia usai mengikuti Ospek pada Jumat 25 Januari 2013. Ketika dirujuk ke rumah sakit, mulut korban mengeluarkan darah. Korban akhirnya meninggal di rumahnya di Tikala Baru, Manado, Kamis 24 Januari 2015.

Ospek telah menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian mahasiswa baru. Mestinya Ospek menjadi pintu gerbang memasuki masyarakat intelektual yang santun, ramah, jauh dari sifat kekerasan. Sebaliknya dari kampus biru ini akan lahir calon-calon profesional, praktisi, pejuang-pejuang kemanusiaan dan para pemimpin yang diharapkan melakukan transformasi sosial.

Tanggungjawab Sosial



Salah satu kelebihan mahasiswa dibanding kelompok masyarakat lain adalah mereka memiliki kemampuan menganalisis relaitas sosial. Kekuatan intelektual dan nuraninya menginspirasi tumbuhnya tanggungjawab dan keberpihakan yaitu sebagai pembela kaum yang lemah (mustad’afin). Semangat dan dedikasi untuk menolong kepada yang lain (lian) sebagai cerminan nilai-nilai kenabian (profetis) yang menancap dalam pribadinya, di saat banyak orang berebut untuk mengesampingkannya. ?

Menurut Edward Shill (1980) mahasiswa mempunyai tradisi berfikir yang tumbuh karena didorong untuk menyerap, mengalami dan mengekspresikan suatu makna umum di tengah peristiwa konkrit yang khas. Dilakukan melalui kontak daya pengetahuan, penilaian moral, dan apresiasi estetis dengan sifat umum manusia masyarakat, alam dan jagad raya. Proses demikian merupakan wahana pendidikan moral, yang terarah dan sistematis untuk menumbuhkan kesadaran tentang kebenaran ilmiah yang tidak dapat berkompromi dengan ketidakjujuran.

Selanjutnya, Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Sementara Arbi Sanit (1981), mengkatagorikan empat faktor pendorong bagi peningkatan peranan mahasiswa dalam melakukan perbahan sosial; Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah; Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan mahasiswa. Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat dengan sendirinya merupakan elit di dalam kalangan angkatan muda.

Mahasiswa dan realitas sosial tidak bisa dipisahkan. Memisahkan mahasiswa dengan problem sosial hanya akan menyisakan “dosa sejarah” yang akan menyiksa mahasiswa di kemudian hari. Mereka dibentuk oleh wadah tempat “belajar” yaitu kampus, baik dalam pengertian harfiah maupun substansial. Dialektika antara mahasiswa sejak dini dan asupan ilmu pengetahuan akan membentuk tanggung jawab.

Kepekaan demikian hanya akan didapatkan melalui proses analisis-kritis atas tanggungjawab yang diembannya sebagai kekuatan perintis, pendobrak sekaligus kekuatan pengisi kehidupan. Dengan idealismenya, mahasiswa rela berkorban untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan sesaat, materalistis dan hedonistis. Kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan adalah sesuat yang menggelisahkan bagi mahasiswa. Sementara penggusuran, pembungkaman, dan diskriminasi adalah sesuatu yang selama ini menjadi musuh mahasiswa untuk dilawan. ?

Tidak berlebihan, jika saya memberi catatan, disain Ospek, merupakan momen strategis mengenalkan masalah-masalah sosial sejak dini dan membuka kesadaran insan kampus, khususnya mahasiswa. Teori “pembangunanisme” dirasa telah menjauhkan mahasiswa pada masyarakat di samping faktor kemajuan teknologi informasi di satu sisi. Capaian akademik tinggi harus diimbangi dengan bekal membekali kepedulian mahasiswa kepada yang miskin. Kalau bukan kepada “mahasiswa”, kepada siapa lagi bangsa ini berharap?

Pemberdayaan Masyarakat



Pemberdayaan masyarakat (empowering society) dimaksudkan sebagai bentuk penguatan posisi tawar masyarakat vis a vis negara. Negara tidak dimungkinkan melakukan tindakan sewenang-wenang dan mengambil kebijakan dengan tanpa mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Hulme dan Turner (1990) berpendapat pemberdayan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal dan nasional. Pemberdayaan juga mrupakan suatu proses yang menyangkut hubungan kekuasaan kekuatan yang berubah antara individu, kelompok dan lembaga.

Kata pemberdayaan meliputi tiga matra menurut Robert S. Friedman, yaitu matra kekuasaan social (social power), kekusaaan politik (political power) dan kekuasaan psikologis (psychological power). Kekuasaan sosial berarti bahwa rakyat memiliki akses yang luas atas sumber? informasi, pengetahuan dan ketrampilan partisipasi dalam organisasi sosial dan sumber keuangan. Matra kekuasaan politik mengacu ke proses pengambilan keputusan strategis khususnya pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depan rakyat dan kelompok-kelompok marginal. Sedangkan kekuasaan psikologis berkaitan dengan kesadaran akan potensi rakyat sendiri. Rakyat semakin memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki kepentingan bersama, kesadaran berbeda dengan negara, akhirnya rakyat semakin sadar bahwa mereka bisa merubah kondisi dan posisi struktural mereka (MM. Billah, 1996).

Peran mahasiswa adalah di wilayah gagasan, ide, pemikiran dan sekaligus gerakan pembebas kepada yang lemah. Mahasiswa yang idealis dan dapat menjaga jarak dengan kepentingan politik-praktis merupakan bekal penting. Karenanya Ospek menjadi awal bagi upaya pencerahan, penanaman nilai-nilai, membekali ketrampilan dan sekaligus mengasah keberpihakan pada mahasiswa.

Wujud konkrit peran mahasiswa yang harus ditanamkan sejak dini melalui Ospek adalah: Pertama, menjadi penyumbang gagasan yang progresif bagi kepentingan pembangunan di wilayah pemikiran. Hal ini dapat dilakukan dengan berdiskusi, sharing wacana, menulis di koran, pelatihan dan penelitian; Kedua, sebagai aktor pendamping rakyat di wilayah pergerakan, misalnya melakukan pendekatan kepada pemegang kebijakan, melakukan dengar pendapat (hearing) dengan legislatif, dan adakalanya melalui saluran-saluran penyampaian aspirasi lainnya seperti demonstrasi, petisi, dan lain-lain; Ketiga, memberikan advokasi kepentingan masyarakat luas, seperti petani, buruh, nelayan, kaum miskin juga nasib kaum marginal.

Wilayah peran dan khidmat mahasiswa berjibun, tak terhitung jumlahnya dari persoalan pendidikan, kesehatan dan ekonomi dan sekaligus akibat sosial yang ditimbulkannya. Saya berharap besar, disain Ospek mampu membekali mahasiswa memahami masalah masyarakat dan sekaligus tahu bagaimana melakukan pendampingan dan advokasi.

Melatih kekritisan dan kepedulian mahasiswa sebagai corong intelektual tidaklah rugi. Kampus akan mempunyai kapital yang luar biasa, tidak sekedar menjadikan kampus itu populer namun secara substantif menjadikan kampus menjadi dekat dengan masyarakat, laboratorium sosial dan sekaligus menjadi center of social empowerman.

Panitia Ospek baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa senior, dituntut untuk mendesain gawe besar ini menempatkan mahasiswa sebagai intelektual capital yang sekaligus aktor perubahan sosial. Mahasiswa bukan makhluk yang harus ditakuti karena susah dikendalikan, sebaliknya dijadikan sebagai sparing parner dalam mengembangkan kampus. Nuansa Ospek yang cenderung mencekam lagi menakutkan, rutinitas yang membosankan harus segera diakhiri di gantin dengan kegiatan yang menyenangkan, akademis dan kondusif untuk penanaman nilai-nilai idealisme dan keberpihakan kepada yang lemah.? ? ?

Aktivis Mahasiswa 1998, Ketua I Senat Mahasiswa (SEMA) IAIN Walisongo 1997-1998 dan kini Kepala Seksi Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

?


Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melanggar Lalu Lintas, Ditilang dengan Taushiyah

Jember, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Operasi Simpati 2015 yang digelar jajaran Polres Jember, Kamis ? (9/4) agak unik. Kali ini polisi tidak memberikan sanksi tilang terhadap ? pengendara yang terjaring razia, namun diberi sanksi lain yang lebih simpati, yaitu diberikan taushiyah oleh seorang ustadz.

Melanggar Lalu Lintas, Ditilang dengan Taushiyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Melanggar Lalu Lintas, Ditilang dengan Taushiyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Melanggar Lalu Lintas, Ditilang dengan Taushiyah

Tujuannya agar pengendara yang melanggar disiplin lalu lintas itu, ? bisa sadar dan tidak mengulangi perbuatannya lagi. “Kita berharap agar ustadz bisa memberikan ceramah agama kepada pengendara yang melanggar, karena ? pelanggaran ini erat kaitannya dengan ajaran agama,” ujar Kapolres Jember, Sabilul Alif.

Dalam operasi ? yang digelar di ruas jalan protokol kemarin, ratusan pengendara terjaring razia karena tidak ? melengkapi kendaraannya dengan surat-surat yang diperlukan seperti STNK, SIM dan sebagainya. Bukan ditilang, mereka malah ? digiring ke depan sebuah musholla terdekat. Di situ sudah ? menunggu aparat kepolisian dan seorang ustadz, Mansur namanya.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sang ustadz pun langsung memberikan ‘khotbah’-nya. Di hadapan mereka, ustadz Mansur menegaskan bahwa melanggar peraturan lalu lintas, juga melanggar peraturan agama. “Itu jelas dalam ? ayat al-Qur’an, supaya kita patuh kepada Allah dan rasul-Nya serta ulil amri atau para pemimpin,” ujarnya seraya menyitir ayat yang terkait dengan hal tersebut.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan bahwa taat kepada pimpinan berarti juga taat kepada peraturan pemerintah. Peraturan lalu lintas itu dibuat untuk keselamatan diri sendiri dan orang lain. Karena itu, katanya, melanggar peraturan lalu lintas itu hukumnya juga melanggar ajaran agama. ? “Jadi pemerintah ? membuat peraturan itu sudah melalui banyak kajian. Makanya mulai sekarang ayo kita disiplin,” urainya.

Setelah mendengarkan ceramah, para pengendara itu diperbolehkan melanjutkan perjalanannya tanpa perlu susah-susah memikir soal tilang. (Aryudi A. Razaq/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, RMI NU, Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PMII Sampang Bantu Korban Banjir

Sampang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Sampang, Jawa Timur, prihatin dengan bencana banjir yang merendam rumah warga. Seperti aksi-aksi sebelumnya, Sabtu (21/12), para aktivis PMII membagikan sejumlah makanan untuk para korban.

PMII Sampang Bantu Korban Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Sampang Bantu Korban Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Sampang Bantu Korban Banjir

Selain nasi bungkus, mereka juga membagi-bagikan mie instan yang menjadi kebutuhan korban banjir di wilayah pedesaan. Aksi sosial ini berlangsung di  tiga titik lokasi, yaitu Desa Kemuning, Desa Pandiyan dan Desa Panggung.

Abdullah (45), salah satu korban banjir, mengaku sangat gembira dan bersyukur atas bantuan dari para aktivis PMII. "Kami merasa terbantu dengan bantuan yg berharga ini,” katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, musibah banjir yang menimpanya Jumat kemarin telah melenyapkan bahan makanan sehingga keluarganya tidak bisa memasak.

Ketua PC PMII Sampang Syaifullah mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk senantiasa berada di garda depan dalam aksi kepedulian sosial.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sudah menjadi kewajiban manusia untuk saling tolong menolong, walau dengan dana seadanya hasil urunan para kader. Kami tidak akan pernah diam untuk bahu membahu meringankan beban korban banjir," tandasnya. (Agus Wedi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 14 Juni 2017

Khulasoh Lupa Kaus Kaki di Kongres Muslimat

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Lupa itu ada ongkosnya. Meski hal sepele, tapi akbitanya kaki Ketua Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Brebes Khulasoh lecet karena saking bergesekan dengan sepatu yang dikenakannya.

“Biasanya pakai kaus kaki, tapi kali ini lupa,” kata pensiunan PNS di Kemenag Brebes sambil meraba jari-jari kakinya di aula utama Asrama Haji Embarkasi Jakara, Pondok Gede, Jakarta Timur, pada Kamis siang (24/11).

Khulasoh Lupa Kaus Kaki di Kongres Muslimat (Sumber Gambar : Nu Online)
Khulasoh Lupa Kaus Kaki di Kongres Muslimat (Sumber Gambar : Nu Online)

Khulasoh Lupa Kaus Kaki di Kongres Muslimat

Kaki dalam kondisi seperti itu, tentu tidak nyaman beraktivitas di arena Kongres Muslimat ke-17 tersebut. Ibu kelahiran tahun 1947 tersebut tertatih jika berjalan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia tak kehabisan akal untuk melindungi kaki lecetnya.

“Mas, di luar ada yang jualan hansaplas tidak ya?” ?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tentu saja ini adalah kode bahwa ia sebetulnya ingin dibelikan benda tersebut. Di Jakarta, benda semacam itu pasti tersedia di hampir setiap warung. Saya pun menawarkan diri jadi relawan. Tanpa diskusi, langsung mencari benda tersebut. ?

Sepanjang perjalanan membeli tersebut, saya menebak, ibu tersebut pasti akan membayarnya. Dan ternyata betul. Namun saya menolaknya. Saya hanya meminta ditukar dengan kesediaan dia untuk diwawancarai. Dia mengiyakan.

“Saya diminta aktif di Muslimat pada tahun 1989 oleh almarhum KH Masyhuri Mughni dari Pesantren Benda Sirampog,” katanya.

Padahal, kata dia, waktu itu dia aktif di Fatayat sebelumnya saja tidak. Namun ia tak bisa menolaknya karena itu perintah kiai yang ditaatinya.

Bagi ibu yang pernah nyantri di Babakan Ciwaringin, Cirebon tersebut, perintah kiai Msyhuri dulu ia pahami sekarang bahwa aktif di Muslimat NU adalah karena li i’lai kalimatillah, menegakkan agama Allah.

“Saya merasakan betul-betul banyak manfaat aktif di Muslimat. Banyak barokahnya. Barokah silaturahim, barokah rezeki,” ungkapnya.

Sebagai ketua Muslimat, ia juga menjaga betul anak-anaknya agar tetap dalam barisan Nahdlatul Ulama. Caranya dengan memperkenalkan anak sedari dini melalui kegiatan, tradisi, praktik ibadah yang sesuai dengan ajaran Islam Ahlussunah wal-Jamaah an-nahdliyah.

Kongres Muslimat NU ke-17 tersebut dibuka Presiden Joko Widodo dengan tabuhan rebana disaksikan Ketua Umum PBNU, Ketua Umum Pimpinan Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dan ribuan pengurus dan anggota Muslimat serta tamu Undangan. Di antara tamu tersebut ada Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Ketua MPR RI Osman Sapta Odang, dan lain-lain. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Ubudiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cara Fatayat-Muslimat Sumberrejo Cetak “Modin Perempuan”

Bojonegoro, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Banyaknya bencana alam yang tidak terduga maupun bencana yang ditimbulkan oleh kelalainan manusia menimbulkan banyak korban yang memerlukan penanganan, baik dari sisi perawatan medis sampai kepada korban meninggal dunia.

Cara Fatayat-Muslimat Sumberrejo Cetak “Modin Perempuan” (Sumber Gambar : Nu Online)
Cara Fatayat-Muslimat Sumberrejo Cetak “Modin Perempuan” (Sumber Gambar : Nu Online)

Cara Fatayat-Muslimat Sumberrejo Cetak “Modin Perempuan”

Jika banyak pihak mampu mengatasi maupun memberikan tidakan kepada korban bencana ketika masih hidup tidak dengan korban bencana yang sudah meninggal dunia. Banyak yang enggan bahkan menjauhi ketika harus merawat orang yang telah meninngal dunia.

Hal inilah yang mendorong Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU dan Muslimat NU Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar pelatihan pemulasaran jenazah, Ahad (26/1), di Kompleks MINU Walisongo Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka ingin mencetak modin atau pemuka agama yang biasa menangani jenazah yang umumnya laki-laki. Acara yang sudah diagendakan sebulan sebelumnya ini mengundang hampir seluruh ranting yang ada di kecamatan Sumberrejo. Setiap ranting mengirimkan tiga wakilnya yang terdiri dari unsur Fatayat dan Muslimat.

Pemateri tingkat kabupaten menjadi pemandu selama kegiatan yang berlangsung dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 ini. Acara yang disusun panitia meliputi tata cara menjenguk dan merawat orang sakit, tata cara memandikan dan mengkafani jenazah, praktik memandikan dan mengakafani jenazah, tata cara sholat dan mengubur jenazah. Panitia juga memberikan sertifikat bagi para peserta setelah melalui post test atau evaluasi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami berharap peserta yang jumlahnya ratusan ini tidak hanya mendapatkan ilmu maupun praktek namun lebih dari itu agar mereka lebih memiliki tanggung jawab serta mampu mengambil peran (dalam merawat jenazah) ketika kembali ke masyarakatnya,” tutur H Muntaha, salah satu pemateri alumni Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. (Ahsanul Amilin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba, Daerah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 13 Juni 2017

Apakah Sama Tabaruk Kepada Nabi dan Kiai?

Bertabaruk kepada Rasulullah SAW sudah sangat jelas tuntunanya dalam hadits. Bahkan beberapa sahabat telah mencontohkan berbagai cara untuk bertabaruk kepada Rasulullah SAW.

Ada beberapa hadits yang menjelaskan sifat dan macam-macam tabaruk sahabat kepada Rasul SAW. Ada sahabat yang bertabaruk dengan tubuh Rasul sebagaimana yang dilakukan oleh Aisyah (HR Bukhari-Muslim), rambut Rasul sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Thalhah (HR Muslim), liur Rasul sebagaimana dilakukan Asma binti Abu Bakar (HR Bukhari-Muslim), keringat Rasul sebagaimana yang dilakukan Ummu Salim dan hal itu diafirmasi kebenarannya oleh Rasul (HR Muslim), bahkan barang-barang yang pernah disentuh Rasul pun dijadikan tabaruk oleh sahabat, salah satunya adalah minuman (HR Bukhari dalam Kitab Al-Asyribah).

Apakah Sama Tabaruk Kepada Nabi dan Kiai? (Sumber Gambar : Nu Online)
Apakah Sama Tabaruk Kepada Nabi dan Kiai? (Sumber Gambar : Nu Online)

Apakah Sama Tabaruk Kepada Nabi dan Kiai?

Tetapi, bolehkah kita menggunakan cara tabaruk yang dilakukan para sahabat kepada Rasulullah SAW dengan tabaruk kita kepada para kiai dan guru-guru kita? Apakah bisa disamakan antara bertabaruk dengan Rasulullah SAW dan bertabaruk (ngalap berkah) dengan orang saleh zaman sekarang seperti kiai? Mengingat derajat antara kiai dan Nabi sangat berbeda jauh.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Imam An-Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim menjelaskan bahwa hadits-hadits di atas merupakan dalil kebolehan untuk tabarruk dengan bekas orang saleh. Tentunya kiai juga merupakan orang saleh. Sah-sah saja kita untuk bertabaruk kepada para kiai sebagaimana para sahabat bertabaruk kepada Rasulullah SAW.

Bahkan Ibnu Hibban dalam Sahih-nya membuat dua bab khusus yang menjelaskan kebolehan bertabaruk dengan orang saleh dan ahli ilmu. Dua bab itu adalah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Bab menjelaskan kesunahan bagi seseorang untuk bertabaruk dengan orang saleh dan orang yang serupa dengan orang saleh.”

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Bab menjelaskan tentang kebolehan bertabaruk dengan wudhunya orang saleh yang merupakan bagian dari ahli ilmu jika mereka mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah.”

Dari dua bab di atas, Ibnu Hibban ingin menyebutkan bahwa bertabaruk seperti yang dilakukan oleh para sahabat kepada Rasul itu boleh dilakukan oleh orang lain kepada orang yang saleh asalkan orang tersebut menjalankan sunah-sunah Rasulullah SAW.

Ibnu Hibban dalam bab pertama yang saya sebutkan menjelaskan sebuah hadits tentang anjuran Rasul untuk bertabaruk kepada orang yang lebih tua.

? ? ?

Artinya, “Keberkahan itu terdapat pada orang-orang yang lebih tua (lebih berilmu) dari kalian.”

Hadits di atas dinyatakan sahih oleh Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak alas Sahihain-nya dan menyatakan bahwa hadits di atas sahih sesuai dengan syarat Bukhari.

Makna lebih tua dalam hadits di atas bukan cukup lebih tua secara umur akan tetapi lebih ahli secara ilmu. Jika ada anak kecil yang lebih berilmu dan mumpuni, maka anak kecil tersebut juga termasuk akabir dalam hadits di atas. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al-Minawi dalam kitab Faidhul Qadir-nya.

Dalam prespektif Ibnu Hibban ini, tentu seorang kiai yang setiap harinya mengajarkan agama dan ilmu-ilmu keislaman kepada para santrinya bisa dikategorikan sebagai orang saleh yang mengikuti sunah Rasul. Dan bukan haram, bidah, bahkan musyrik untuk ngalap barakah kepadanya.

Memang beberapa ulama mengatakan bahwa tabaruk yang dilakukan sahabat kepada Rasul itu tidak bisa disamakan dengan bertabaruk kepada orang saleh lain selain Rasul. Pendapat ulama ini bertujuan untuk berhati-hati agar tidak terjadi perbuatan syirik dan ghuluw (perbuatan kelewat batas). Jika tidak terjadi demikian ketika bertabaruk kepada orang saleh yang lain seperti kiai, maka hal itu tentu diperbolehkan. Wallahu a’lam. (M Alvin Nur Choironi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah News Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelajar NU Semin Gelar Doa Bersama Jelang UN 2016

Gunungkidul, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pengurus harian PAC IPNU-IPPNU Semin Kabupaten Gunungkidul mengajak lebih dari 100 pelajar tingkat SMP dan SMA/sederajat untuk berdzikir dan berdoa bersama di Gedung MWCNU setempat, Sabtu (19/3) malam. Kegiatan yang diadakan untuk menghadapi Ujian Nasional 2016 ini diawali dengan sesi share dan tips hadapi UN.

Selain pelajar tingkat SMP dan SMA, sejumlah siswa tingkat SD yang berada di sekitar Gedung MWCNU Semin juga ikut hadir didampingi orang tua mereka berdoa. Sesi doa berjalan lancar dipimpin KH Mustajib Muhyi.

Pelajar NU Semin Gelar Doa Bersama Jelang UN 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Semin Gelar Doa Bersama Jelang UN 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Semin Gelar Doa Bersama Jelang UN 2016

"Semoga dengan adanya doa bersama tadi malam bisa menambah motivasi teman-teman, bisa menambah semangat belajar. Terima kasih untuk panitia yang mengadakan acara ini. Semoga lain kali dapat bertemu kembali," tutur Fitri Astuti, salah seorang peserta dari Dusun Duren, Karangsari, Semin, Gunungkidul.

Kegiatan diakhiri tepat pukul 21.30 yang kemudian dilanjutkan dengan rapat evaluasi yang dipimpin oleh ketua pelaksana Alfan Febri Asnawi dan didampingi oleh Ketua IPPNU Semin Diyah Susanti.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kendati masih terdapat berbagai kekurangan, acara yang hanya dipersiapkan dalam jangka waktu satu pekan ini berjalan cukup baik.

Pembina IPNU dan IPPNU Semin Marhaban Husni juga menyambut baik atas acara perdana pascapelantikan rekan-rekanita PAC IPNU dan IPPNU Semin.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pokoknya sip. Yang penting jangan berhenti memunculkan ide-ide segar," terang Marhaban Husni. (Anik Mariyani/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Sejarah, Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 10 Juni 2017

Alumni PMII Inginkan Santri “Goes to UI"

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Forum Alumni PMII Universitas Indonesia akan bersilaturrahim ke sejumlah pesantren di pulau Jawa dengan menggelar kegiatan bertajuk "Santri Goes to UI". Program ini dimaksudkan untuk memotivasi para santri agar melanjutkan kuliah di universitas terkemuka di Indonesia ini.

Ketua Umum Forum Alumni (Forluni) PMII UI Alfanny  kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah Rabu (9/9) mengatakan, program “Santri Goes to UI” sudah dilaksanakan untuk pertama kali di Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang Jawa Timur di sela-sela Muktamar NU di Jombang, 3 Agustus 2015 lalu.  

Alumni PMII Inginkan Santri “Goes to UI (Sumber Gambar : Nu Online)
Alumni PMII Inginkan Santri “Goes to UI (Sumber Gambar : Nu Online)

Alumni PMII Inginkan Santri “Goes to UI"

Program "Santri Goes to UI" berikutnya akan diadakan di Pondok Pesantren Nurul Huda Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi pada Sabtu 19 September 2015 pukul 13.00-selesai. Materi yang diberikan dalam sesi seminar antara lain informasi program studi di UI, peluang beasiswa di UI dan sebagainya. Pemateri dalam seminar tersebut adalah alumni PMII UI yang sudah berkiprah di berbagai bidang baik di pemerintahan dan swasta.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Selain memberikan motivasi kepada para santri untuk jangan takut kuliah di UI, kami juga akan mencari bibit-bibit terbaik dari pesantren-pesantren tersebut untuk menjadi peserta Sanlat Supercamp "Road to UI" pada Juni 2016 mendatang. Di Sanlat Supercamp, kami akan melatih santri dan pelajar agar bisa lulus tes SBMPTN dan SIMAK UI", papar Alfanny.

Dikatakannya, pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tertua dan khas nusantara yang kontribusinya terhadap perjuangan bangsa tidak diragukan lagi. Alumni pesantren pun bisa melanjutkan pendidikannya di berbagai kampus terkemuka, termasuk Universitas Indonesia.   

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bagi pondok pesantren yang ingin bekerja sama menggelar kegiatan "Santri Goes to UI" dengan Forluni PMII UI dapat menghubungi 085319908829. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasyim Muzadi Temui Raja Yordan Sosialisasikan ICIS II

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus melakukan sosialisasi berkaitan dengan akan digelarnya International Conference of Islamic Scholar (ICIS) II pada 20-22 Juni mendatang di Hotel Borobudur, Jakarta. Setelah beberapa waktu lalu berkunjung ke Iran, kali ini, rombongan PBNU berkunjung ke Yordania untuk melakukan pertemuan dengan raja Abdullah.

Rombongan PBNU yang terdiri dari Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi Ketua PBNU, Rozy Munir dan Wakil Sekjen PBNU, Ikbal Sulam itu bertolak dari Jakarta ke negara bekas jajahan Inggris itu pada 2 Juni lalu dan akan kembali ke Jakarta pada 7 Juni mendatang.

Wakil Sekjen PBNU, Syaiful Bahri Anshori mengatakan, kedatangan rombongan PBNU ke Yordania adalah meminta kesediaan Raja Abdullah untuk menjadi keynote speaker dalam ICIS II. Selain itu, rombongan PBNU juga akan menemui sejumlah ulama dan cendekiawan Yordania yang mendapat undangan untuk menjadi peserta dalam pertemuan internasional itu.

“Selain ketemu Raja (Abdullah), rombongan PBNU juga akan bertemu para ulama di sana, terutama mereka yang mendapat undangan sebagai peserta,” kata Syaiful kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (5/6)

Menurutnya, keberadaan Raja Abdullah pada ICIS II sangat penting, karena ia memang digadang-gadang menjadi wakil dari negara-negara di Timur Tengah. Sejauh ini, panitia ICIS II telah menentukan empat keynote speaker. Raja Abdullah dan tiga tokoh lainnya telah dipastikan hadir sebagai keynote speaker, yaitu, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana dan wakil dari Vatikan.

“Keynote speaker ICIS II ada empat. Raja Abdullah kita harapkan menjadi wakil dari Timur Tengah, Vatikan sebagai wakil dari tokoh Agama, Uni Eropa sebagai wakil dari Eropa dan Abdullah Ahmad Badawi sebagai wakil dari Asia,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, ICIS II akan dihadiri oleh para ulama dan cendekiawan perwakilan dari 57 negara di dunia. Para peserta kegiatan bertajuk ”Upholding Islam as Rahmatan Lil Alamin Toward Global Justice and Peace” itu berasal dari negara Islam atau negara non-Islam yang mempunyai kebijakan kajian ke-Islaman. (amh)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Meme Islam, Bahtsul Masail Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasyim Muzadi Temui Raja Yordan Sosialisasikan ICIS II (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasyim Muzadi Temui Raja Yordan Sosialisasikan ICIS II (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasyim Muzadi Temui Raja Yordan Sosialisasikan ICIS II

Jumat, 09 Juni 2017

PMII Perlu Membangun Strategi Kebudayaan

Bandung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) perlu gerakan kebudayaan sebagai salah satu pilar mengembangkan kaderisasi dan gerakan. Selama ini visi perjuangan masih dengan strategi advokasi dan gerakan jalanan. Padahal gerakan kebudayaan bernilai strategis jangka panjang.

Menurut Ketua PKC PMII Jawa Barat, Edi Rusyandi, praktik kaderisasi dan gerakan yang dibangun PMII selama ini belum memberikan ruang apresiasi berdimensi kebudayaan dalam menginternalisasi nilai-nilai oraganisasi kepada kader-kadernya.

PMII Perlu Membangun Strategi Kebudayaan (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Perlu Membangun Strategi Kebudayaan (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Perlu Membangun Strategi Kebudayaan

Hal itu diungkapkan Edi pada pembukaan “Serambi Sastera Pesantren dan Wisata Kampung Santri” yang diselenggarakan Pengurus Komisariat PMII STAI Darul Falah Kabupaten Bandung Barat di Pondok Pesantren Banuraja Batujajar Kabupaten Bandung Barat (29/03).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dalam momentum jelang Harlah ke 53 ini, alangkah baiknya PMII untuk membangkitkan spirit kebudayaan sebagai pilar kaderisasi dan gerakannya. Agar hidup pergerakan lebih hidup lagi,” katanya melalui press realeas yang disampaikan melalui surat elektronik kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada Selasa, (2/4).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih jauh Edi mengatakan, dalam konteks benturan ideologi yang berlangsung saat ini, spirit keislaman dan kebangsaan PMII dapat menjadi alternatif gerakan.

Sementara itu ketua pelaksana  kegiatan, Masturi Fajrin menyampaikan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan atas dukungan penuh PKC PMII Jawa Barat sebagai salah satu mata rangkaian menyambut Harlah ke-53 PMII. Di samping itu menghidupkan PMII di Kabupaten Bandung Barat yang baru dipekarkan.

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 08 Juni 2017

Kisah Seorang Wali Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

Syahdan, suatu masa hidup seorang muda pada zaman Amirul Mukminin Harun Ar-Rasyid berkuasa. Pemuda ini berperangai buruk. Banyak perilakunya tidak menarik simpati penduduk Bashrah. Ia bukanlah pemuda idaman masyarakat. Penduduk kota tersebut kehilangan empati terhadapnya.

Karena perilakunya yang tidak terpuji dan banyaknya maksiat terang-terangan itu, ia kehilangan wibawa di tengah masyarakat. Penduduk memandang rendah kepadanya. Tak satupun anggota masyarakat yang peduli kepadanya.

Kisah Seorang Wali Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Seorang Wali Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Seorang Wali Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

Namun demikian seorang muda ini selalu tampil lebih baik saat bulan Rabi‘ul Awal tiba. Ia berdandan perlente. Ia mencuci pakaian yang dikenakannya. Ia mengenakan wangi-wangian pada pakaiannya. Rambutnya disisir dengan rapi. Ia bercermin untuk memastikan penampilannya yang terbaik.

Apakah yang dilakukan pemuda ini selanjutnya? Di luar dugaan masyarakat ia mengadakan jamuan kenduri. Di tengah jamuan itu ia meminta sejumlah penduduk untuk membacakan maulid atau sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perjamuan kenduri semacam ini ia lakukan sepanjang usianya setiap kali bulan Rabi‘ul Awal tiba. Setiap kali bulan maulid tiba, setiap kali itu juga ia berhias, berpakaian rapi, mengenakan parfum, menyisir rambut, menjamu penduduk, dan tentu saja meminta salah satu dari mereka untuk membacakan riwayat kelahiran Rasulullah SAW.

Meski demikian, penduduk tidak mengubah pandangannya terhadap pemuda yang beralih senja. Mereka tetap memandang hina salah satu anggotanya ini. Hingga pada giliran Allah mencabut nyawanya, penduduk masih saja membencinya. Penduduk dengan enggan dan berat hati mengurus jenazahnya.

Tetapi alangkah terkejutnya penduduk Bashrah. Ketika orang ini wafat, mereka mendengar suara tanpa bentuk (hatif) yang menggema di atas langit Bashrah.

“Hai sekalian penduduk Bashrah, saksikanlah jenazah salah seorang waliyullah. Ia adalah seorang yang mulia di sisiku,” kata suara tersebut.

Penduduk Bashrah lalu berduyun-duyun menyaksikan jenazah orang tersebut. Mereka mengurus jenazah itu dengan sebaik-baiknya. Mereka menggelar upacara pemakamannya.

Dalam mimpi mereka melihat orang yang baru dimakamkan mengenakan pakaian berbahan sutra halus dan sutra tebal berlungsin emas. Mereka melihat almarhum berjalan penuh wibawa dengan pakaian indahnya.

“Dengan apa kau mendapatkan kehormatan seperti ini? tanya mereka.

“Berkat penghormatan terhadap hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW,” jawab waliyullah tersebut.

***

Cerita ini dikutip dari I‘anatut Thalibin karya Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, terbitan Darul Fikr, Beirut, tahun 2005 M/1425-1426 H, juz III, halaman 414. (Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Nahdlatul, Halaqoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah