Minggu, 26 Desember 2010

Ini Cara NU Karanganyar Mendekati Anak Jalanan

Karanganyar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam berdakwah terkadang membutuhkan pendekatan berbeda, agar tujuan dakwah lebih mengena kepada sasaran. Konsep ini pula yang coba diterapkan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan GP Ansor Karanganyar.

Ini Cara NU Karanganyar Mendekati Anak Jalanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Cara NU Karanganyar Mendekati Anak Jalanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Cara NU Karanganyar Mendekati Anak Jalanan

Melalui wadah Mafia Sholawat (Manunggaling Fikiran lan Ati ing Dalem Shalawat), NU dan Ansor Karanganyar mengakomodir para anak jalanan yang terdapat di seluruh kecamatan Karanganyar untuk bisa disatukan dan dididik pemahaman agamanya secara perlahan-lahan.

“Kita mengajak dari mulut ke mulut. Di jalanan itu kan banyak kelompok-kelompok seperti mereka (anak jalanan). Nah, kita ajak mereka untuk bergabung dalam Mafia Shalawat,” terang Wakil Ketua Mafia Shalawat, Pramono Jati di sela-sela acara Mafia Sholawat yang digelar di Alun-Alun Karanganyar, Ahad (8/3) malam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain dari Karanganyar, anak jalanan yang tergabung dalam Mafia Shalawat juga ada yang berasal dari? luar daerah. Diantaranya, dari Ponorogo dan Bojonegoro, Demak, Sukoharjo, Sragen, dan Wonosobo.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Harapan kita, yang penting mereka senang dengan shalawat dulu. Setelah itu nanti kita memberi arahan-arahan supaya memperkuat syariatnya,” ungkapnya.

Menurut Pramono, mayoritas dari anak jalanan yang tergabung dalam Mafia Shalawat ini memang mereka yang telah putus sekolah. Namun, beberapa diantaranya juga masih aktif sekolah.

Dengan mengajak bershalawat dan dikenalkan dengan dakwah Islam yang santun, ia yakin nantinya anak jalanan yang sebelumnya cenderung jauh dari pemahaman agama ini akan mulai membenahi diri mereka.

“Orang seperti itu kan mau salat ke masji pasti malu. Ya, makanya dengan cara seperti ini, kita berharap mereka bisa sadar pelan-pelan,” imbuh Pramono yang juga merupakan Wakil Sekretaris PCNU Karanganyar ini. (Ajie, Rodif/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Habib Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 14 Desember 2010

Di NU, Lesbumi Masih Marginal

Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia disingkat Lesbumi, telah berusia 51 tahun. Lembaga kebudayaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama ini diresmikan di Bandung 28 Maret 1962. Berarti, ia telah melewati masa Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi.

Pada medio 60-an, Lesbumi cukup disegani di antara lembaga-lembaga kebudayaan lain. Lembaga ini sangat berperan, tidak hanya bagi NU, tetapi bagi Indonesia pada umumnya. Tiga tokoh utamanya, Djamaludin Malik, Usmar Ismail, dan Asrul Sani adalah tokoh film nasional.

Di NU, Lesbumi Masih Marginal (Sumber Gambar : Nu Online)
Di NU, Lesbumi Masih Marginal (Sumber Gambar : Nu Online)

Di NU, Lesbumi Masih Marginal

Pada zaman Orde Baru, sebagaimana beberapa lembaga lain di NU, Lesbumi sempat vakum atau bisa dikatakan mati. Baru pada masa Reformasi dihidupkan kembali.

Lalu, bagaimana kiprah Lesbumi, visi kebudayaan, dan perjuangannya untuk NU  dan Inndonesia? Juga bagaimana keadannya sekarang?  

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berikut  petikan wawancara Abdullah Alawi dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Ketua Pengurus Pusat Lesbumi, Zastrouw Al-Ngatawi, melalui surat elektronik:

Untuk apa Lesbumi lahir, kemudian diresmikan tahun 1962 di Bandung?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di satu sisi untuk mewadahi para seniman dan budayawan yang ingin bergabung di NU, karena tidak tertampung di tempat lain karena tidak sesuai dengan garis perjuangan dan ideologi para seniman tersebut. Suasana sosial politik saat itu mencerminkana adanya “pertarungan” ideologi yang sangat kuat antara sosialis yang tercermin dalam Lekra dengan kubu kapitalis yang tergabung dalam Manikebu. Para seniman yang tidak tertampung dalam ekdua ideologi tersebut membutuhkan wadah untuk bergabung, dan gagasan itu sejalan dengan ideologi NU, maka wajar saja jika akhirnya mereka memilih NU sebagai sebagai media untuk berjuang melalui wadah Lesbumi.

Disi lain, pada saat itu NU juga membutuhkan suatu sayap politik untuk merealisasikan ideologinya melalui jalur kebudayaan, untuk menghadapi provokasi dan gerakan kebudayaan yang dilakukan oleh Lekra melalui para senimannya. Atas dasar inilaih maka NU mendirikan Lesbumi sebagai wadah berkiprah para seniman dan hudayawan untuk melakukan gerakan politik melalui jalur seni budaya. 

Bagaimana visi kebudayaan Lesbumi waktu itu? 

Kalau pandangan dan visi kebudayaan Lesbumi pada masa awal berdirinya bisa dilihat dari pandangan para tokohnya pada saat itu, khususnya Usmar Ismail dan Asrul Sani. Dalam hal ini bisa dilihat dalam Surat Kepercayaan Asrul Sani dan pidato kebudayaan Usmar Ismail. Intinya Lesbumi pada saat itu menentang liberalisme seni budaya, termasuk ungkapan seni untuk seni. Karena bagi Lesbumi, di balik seni ada etika, norma dan berbagai spirit religiusitas yang tidak bisa semata-mata diabdikan untuk seni. 

Kedua, Lesbumi pada saat itu juga menentang hegemoni kebudayaan asing terhadap budaya lokal. Hal ini dibuktikan dengan penentangan Lesbumi terhadap beredarnya film-film asing secara bebas dan berlebihan. Hal ini bukana semata-mata karena sikap sentimen terhadap film asing, tetapi sebagai upaya menumbuhkan dan meningkatkan kualitas film nasional. Dan hal ini berhasil dilakukan dengan bukti impor film asing turun sampai mendekati angka 50% dalam kurun waktu sekutar 5 tahun dan produksi film nasional naik hampir 100%. Artinya, nasionalisme kebudayaan merupakan visi kebudayaan Lesbumi dan pandangan kebudayaan Lesbumi.

Pandangan dan visi seperti itu yang kami teruskan hingga saat ini. Sebagimana kita ketahui saat ini, atas nama liberalisasi dan globalisasi, seni tradisi dan budaya lokal digencet dari dua sisi; di sisi kiri seni tradisi didesak oleh proses kapaitalisasi dan industrialisasi seni sehingga tidak dapat menemukan ruang kreasi dan ekspresi yang memadai, bahkan cenderung dilindas habis karena dianggap tidak profit dan tidak menarik. Di sisi kanan seni tradisi digencet oleh gerakan puritanisasi agama. Mengangagap seni tradisi sebagai bid’ah yang harus dihilangkan karena mengotori kesucian agama.Ketika budaya, tradisi dan kesenia  lokal digencet dari dua sisi, Lesbumi berusaha melakukan advokasi dan perlawanan melalui berbagai kegiatan yang mengarah pada upaya revitalisasi seni dan tradisi Nusantara. Inilah yang kami lakukana saat ini.

Kami sadar pilihan ini sangat berat, karena harus menghadapi dua tantangan besar sekaligus. Selain itu, juga menghadapi teman-teman di NU sendiri yang tidak paham tentang strategi kebudayaan, sehingga maunya gebyar, kelihatan mentereng, diliput media dan sebagainya. Padahal kami sadar, apa yang kami lakukan ini tidak akan mendapat liputan media atau publikasi besar karena kami melakukan gerakan yang tidak sesuai dengan cara pandang mereka. Kami sedang bergerilya, gerilya budaya. Perlu keuletan, kesabaran dan ketekunan dalam menjalankan semua ini. Untuk melakukan semua ini, jangankan dibantu, dibina atau dikasih jalan, kita malah sering dilecehkan, dipandang sebelah mata bahkan tidak dianggap, dan ironisnya sikap seperti ini juga datang dari kalangan NU sendiri.

Bagaimana Lesbumi memandang kebudayaan Indonesia (Nusantara) secara umum?

Saat ini, Lesbumi memandang kebudayaan Nusantara sebagai identitas kultural dan panduan hidup bangsa dan masyarakat Indonesia. Kebudayaan Nusantara adalah jangkar dan akar sekaligus modal masyarakat Indonesia yang bisa menjadi sumber inspirasi dalam menghadapi globalisasi dan melawan hegemoni kebudayaan lain. Karena kebudayaan Nusantara inilah yang paling compatible dengan cara hidup dan cara pandng masyarakat Indonesia. Oleh karenanya dia harus menjadi sumber  inspirasi dan pijakan untuk membentuk sistem-sistem kehidupan lainnya; sosial, politik, hukum, ekonomi dan sebagainya. 

Lesbumi, dari singkatannya ada “muslim” bagaimana pandangan kesenian muslimnya? Dan bagaimana strategi kebudayaan Lesbumi di tengah kebudayaan Nusantara yang beragam? 

Dalam Rapat kerja tahun 2010, kata seniman budayawan dan muslimin telah diubah menjadi seni budaya muslim. Karena kata muslim itu sendiri sudah mewakili dari kata seniman dan budayawan. Jadi, kata seni budaya muslim itu sendiri artinya adalah para senimaan dan budayawan yang beragama Islam, jadi tidak perlu diulang dengan kata seniman budayawan mulimin.

Strategi kebudayaan Lesbumi sekarang adalah back to local culture. Artinya melakukan revitalisasi terhadap berbagai seni tradisi dan budaya lokal maasyarakat Nusantara sebagai khazanah peradaban bangsa. Lesbumi memahami seni tradisi sebagai akar kebudayaan Nusantara adalah khazanah dan kapital yang bisa dieksplorasi secara kreatif dan cerdas untuk melawan dan menghadapi modernitas di era globalisasi. Jadi, menjadi modern dengan berbasis tradisi. Artinya mendudukkan modernitas dan tradisionalitas secara setara dan komplementer. Inilah strategi kebudayaan Lesbumi sekarang. 

Bagaimana peran dan gerak Lesbumi waktu itu (sebagai lembaga kebudayaan NU) di tengah lembaga-lembaga kebudayaan lain? 

Sebenarnya saya agak canggung untuk bicara peran Lesbumi pada saat itu, karena takut dituduh terjebak dalam romantisme historis, dan hal ini juga bisa kita lihat dari buku-buku yang sudah ditulis. Tapi secara singkat dapat kami katakan bahwa gerakan Lesbumi pada waktu itu memiliki peran yang sangat besar di tengah-tengah lembaga kebudayaan lainnya. Sebagaimana yang saya jelaskan di atas, Lesbumi pada saat itu berhasil melawan dan menghadang gerakan leberalisasi kebudayaan baik yang dilakukan oleh kaum sosialis melalui Lekra maupun kaum kapitalis melalu Manikebu. 

Melalui film dan seni pertunjukan (drama, film dan musik), dua genre kesenian yang benar-benar dikuasai oleh Lesbumi, Lesbumi bisa melakukan gerakan mulai kalangan elite sampai ke akar rumput. 

Bagaimana Lesbumi pada zaman Orde Baru? Bisa bercerita detail dan Kronoligis?

Pada zaman Orde Baru Lesbumi mengalami mati suri, bahkan kepengurusan tidak ada, sehingga kegitannya juga vakum. Ada dua hal yang mendorong hal ini terjadi, pertama karena kuatnya cengkeraman rezim politik Orba, yang menginginkan kekuatan tunggal, termasuk dalam bidang kebudayaan. Lembaga-lembaga kebudayaan di luar bentukan negara, harus diberangus, termasuk Lesbumi. 

Kedua, karena NU merasa sudah tidak membutuhkan lagi sayap politik yang mengurusi kebudayaan. Sebagaimana kita ketahui sejak terjadinya fusi partai pada awal tahun 70-an, gerakan politik NU dibatasi. Hak ini berpengaruh terhadap sayap politik NU termasuk Lesbumi. Kondisi vakum politik ini menjadi kuat ketika dicanangkan gerakan Khittah NU pada tahun 1984. Kondisi inilah yang membuat Lesbumi vakum pad masa Orba. Kondisi seperti ini  tidak hanya terjadi pada Lesbumi tetapi juga lembaga profesi lainnya yang ada di bawah NU, seperti Sarbumusi, Pertanu, Pergunu, dan sejenisnya 

Semangat apa pada zaman Reformasi muncul kembali. Bisa diceritakan secara kronologis?

Saat terjadi reformasi, kran politik dibuka di segala sektor kehidupan maka hal ini berpengaruh juga terhadap NU, termasuk upaya merevitalisasi Lesbumi. Pada muktamar di Solo tahun 2004, para muktamirin merekomendasikan untuk menghidupkan kembali Lesbumi. Atas rekomendasi muktamar inilah pada tahun 2005 diangkat kepengurusan Lesbumi sebagai lembaga seni budaya yang menjalankan progrsm PBNU di bidang seni budaya. Dalam kepengurusan ini saya dan Dienaldo diangkat sebagai ketua dan sekretaris.

Sejak saat itu pengurus mulai melakukan konsolidasi di beberapa daerah untuk melakukan revitalisasi baik secara kelembagaan maupun kegiatan. Spirit Lesbumi sebenarnya sudah muncul di beberapa tempat, apalagi lembaga ini peernah mencatat tinta emas pada zamannya. Sehingga sebenarnya tidak sulit menghidupkan kembali lembaga ini. Namun satu hal yang menjadi kendala adalah, lembaga ini tidak lagi menjadi badan otonom NU sebagaimana yang terjadi pada tahun 60 dan 70, sebelum mengalami vakum. Sejak direvitalisasi tahun 2004, Lesbumi merupakan bagian dari lajnah/lembaga yang merupakan organ pelaksana program PBNU, oleh karena itu, pengangkatan pengurus dilakukan oleh pengurus NU pada tiap-tiap tingkatan. Oleh karenanya, keberadaannya juga tergantung pda kepedulian pengurus di daerah, semangat tinggi beberapa aktivis Lesbumi kadang tak tertampung oleh pengurus daerah sehingga sulit dibentuk. selain itu beberapa pengurus daerah masih berpikiran bahwa Lesbumi hanya merupakan lembaga yang mengurusi soal penyelenggaraan pentas seni, padahal sebenarnya Lesbumi lebih dari itu, karena lembaga ini berperan penting dengan hal-hal yang terkait dengan masalah kebudayaan, tradisi dan seni.

Apa lembaga kebudayaan seperti Lesbumi masih dibutuhkan dalam konteks sekarang? 

Bagi saya tidak hanya dibutuhkan tetapi sangat dibutuhkan….!!!

Bisa dijelaskan? 

Saat ini hampir tidak ada lembaga yang peduli pada kebudayaan, ekonomi, politik, hukum bahkan pemerintah hampir tidak peduli pada kebudayaan, akibatnya semua sistem berjalan tanpa kebudayaan, politk tanpa kebudayaan, ekonomi tanpa kebudayaan, hukum tanpa pada kebudayaan. Akibatnya terjadi degradasi nilai kemanusiaan dalam semua aspek kehidupan. Untuk itu perlu ada lembaga yang secara serius memikirkan soal kebudayaan, merumuskan strategi kebudayaan dan melakukan gerakan kebudayaan, agar nilai-nilai kemanusiaan tidak terdegradasi seperti saat ini. Karena kebudayaanlah yang membedakan manusia dengan hewan. Kalau politik, ekonomi, hukum sudah mengabaikan kebudayaan maka perilakaunya menjadi tidak manusiawi lagi. Inilah pentingnya lembaga kebudayaan seperti Lesbumi.

Apa yang membedakan gerak Lesbumi tahun 1960-an dengan sekarang?

Gerak Lesbumi tahun 60-an berada di pusat kekuasaan, karena dia menjadi bagian dari politik formal NU yang pada saat itu sangat dekat dengan kekuasaan sehingga bisa mengakses langsung pusat-pusat kekuasaan yang strategis.

Sekarang Lesbumi jauh dari kekuasaan, bahkan berada dalam posisi marginal. Jangankan dalam lingkungan kekuasaan politik praktis, dimana NU sendiri secara formal sudah tidak lagi berada di dalamnya. Dalam lingkungan politik NU sendiri Lesbumi berada dalam posisi marginal, karena dianggap tidak penting, dan hanya lembaga hiburan yang mengkordinir event kesenian. Kami sendiri sudah mencoba menjelaskan tentang urgensi gerakan kebudayaan, tetapi belum ada respon yang memadai, karena tampaknya gerakan ekonomi dan politik lebih menarik perhatian daripada gerakan kebudayaan.

Dari segi spirit memperjuangkan kebudayaan nasional yang tercermin dalam berbagai bentuk seni tradisi dan pemikiran lokal masyarakat Nusantara serta melawan hegemoni kebudayaan asing yang tercermin dalam gerkan liberalisasi seni dan puritanisasi agama, tidak ada bedanya antara Lesbumi tahun 60-an dengan yang sekarang. 

Bagaimana pergerakan Lesbumi sekarang secara umum, dari tingkat pusat hingga daerah? Dan bagaimana seharusnya?

Sebagaimana saya sebutkan tadi, pergerakan Lesbumi sekarang masih berada dalam taraf konsolidasi dan gerilya budaya. Dengana kemampuan apa adanya pengurus mencoba mengawal dan menjalankan gerakan ini. Pengurus juga mencoba melakukan komunikasi dengan beberapa pengurus daerah yang sudah terbentuk. 

Terus terang, pengurus di pusat sendiri kurang bisa intens melakukan kordinasi karena Lesbumi di daerah memang tidak seperti lembaga-lembaga lainnya yang bisa memperoleh perhatian intens dari pengurus NU. Hanya beberapa daerah yang memang progresif saja yang bisa melakukan konsolidasi meski tidak mendapat perhatian dari pengurus NU, seperti di Yogya, Magelang, Jepara, Malang, Surabaya, Jawa Timur, Lombok, dan beberapa kota lainnya.

Dari sisi keorganisasian secara struktur, bagaimana Lesbumi di daerah-daerah? 

Lesbumi di daerah masih kurang mendapat perhatian yang memadai dari pengurus NU baik Cabang maupun Wilayah. Sejauh pengalaman kami ketika turun ke daerah, kami menemukan para seniman dan budayawan yang ingin bergabung ke Lesbumi, tetapi ketika kordinasi dengan pengurus Cabang dan Wilayah, kebanyakan hanya ditanggapi sambil lalu. Kalau kemudian membentuk Lesbumi yang diangkat bukan para seniman uyang sudah memiliki concern kebudayaan, tetapi mereka-mereka yang aktif di jamaah rebana atau pengajian yang dekat dengan pengrus NU. Inilah yang kemudian menjadi kendala saat operasional di lapangan, karena rata-rata pengrus NU masih menganggap Lesbumi hanya mengurusi pentas seni yang bernuansa Arab yanag dianggap sebagai seni Islam.

Apa gerakan Lesbumi di satu daerah mesti sama dengan daerah lain? Apa yang menyamakan dan membedakannya?

Bentuk dan format gerakan Lesbumi antara satu daerah dengan daerah lain tidak perlu sama. Karena perbedaan situasi, sumber daya dan krativitas masing-masing daerah berbeda. Selain itu kondisi sosial dan kultural masyarakat di Indonesia ini beragam. Untuk itu format dan bentuk gerakan tidak perlu sama karena hal ini sangat terkait dengan kondisi geografis, sosial, kultural dan kreatifutas masyarakat.

Namun pada sisi visi, missi dan spirit harus harus sama, karena ini yang menjadi roh gerakan Lesbumi. Kesamaan spirit, visi dan missi ini akan menjadi ciri yang membedakan antara kerakan kebudayaan Lesbumi dengan yang lainnya meski bentuk dan formatnya berbeda.

Apa imbauan dan harapan Anda untuk Lesbumi dari pusat hingga daerah untuk membesarkan kembali Lesbumi pada situasi sekarang ini?

Perlu ada kordinasi dan konsolidasi yang utuh dan intensif agar visi dan misi Lesbumi yang sudah dirumuskan oleh pengrus di tingkat pusat dapat dipahami dan dijalankan oleh pengurus Lesbumi di tingkat daerah.

Kedua perlu ada keseriusan dari pengrus daerah baik PC dan PW untuk membentuk kepengrusan Lesbumi, karena dalam konteks kekinian, gerakan kebudayaan menjadi sesuatu yang sangat penting dan strategis. Sebagaimana kita ketahui, saat ini terjadi proses kebangkrutan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berdampak pada terjadinya krisis di seluruh sektor kehiduoan termasuk dalam bidang keagmaan. Disinilah dibutuhkan gerakan kebudayaan untuk mengembalikan martabat kemanusiaan.

Apa agenda kebudayaan terdekat dari Lesbumi? 

Untuk tahun ini ada dua agenda besar yaitu pekan kebudayaan Lesbumi dalam rangka peringatan Harlah Lesbumi ke-51. Dalam kegiatan ini akan dilakukan Tadarrus Puisi dan syair dzikir yang dimeriahkan oleh KI Ageng Ganjur, Muhfudz MD, Acep Zamzam Noor, Fatin Hamama, Niken KDI, Evie Tamala, dan masih banyak lagi. Tanggal 31 Maret, Pemutaran dan Apresiasi film Santri bersama Rieke Dyah Pitaloka, Soultan Saladin, Ray Sahetaphy dll. Pada tanggal 1 s/d 3 April dan wayang kulit dalang Ki Enthus Susmono dengan lakon “Wisanggeni Gugat” pada tanggal 7 April. Semua kegiatan ini dilakukan di gedung PBNU Jl. Kramat Raya Jakarta.

Agenda kedua adalah melaksanakan Rembuk Budaya Nasional yang akan diikuti oleh para pengurus Lesbumi, pusat maupun daerah, para seniman, budayawan dan akademisi. Dalam event ini akan dilakukan pembahasan secara intens dan mendalam mengenai strategi kebudayaan Nusantara yang akan menjadi kerangka pijakan dan arak kebudayaan Indonesia. Untuk agenda ini sedang disusun TOR, materi dan penjajakan dengan pihak lain untuk kerjasama. (Red:Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 09 Desember 2010

PBNU Berharap PPP Segera Pulih dari Konflik

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali melakukan kunjungan ke gedung PBNU, Rabu (30/4). Ia mengungkapkan Kiai Said Aqil prihatin dengan konflik yang melanda PPP dan berharap kondisinya segera pulih.

PBNU Berharap PPP Segera Pulih dari Konflik (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Berharap PPP Segera Pulih dari Konflik (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Berharap PPP Segera Pulih dari Konflik

Dalam pertemuan tersebut juga didiskusikan perkembangan politik terkini dan ia menyampaikan, terdapat kesamaan aspirasi antara PBNU dengan PPP.

“Saya menangkap adanya kesamaan antara PBNU dan PPP, tapi silahkan dikonfirmasi,” tandasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nahdlatul Ulama memiliki hubungan historis yang sangat dekat dengan PPP karena partai yang mengurung jargon “Rumah Besar Umat Islam” ini merupakan fusi dari berbagai partai Islam semasa awal Orde Baru, termasuk diantaranya Partai NU. Tahun 1984, NU menyatakan khittah atau tidak terikat dengan salah satu partai.

Suryadharma juga mengungkapkan, PBNU mengundang dirinya untuk hadir dalam musyawarah nasional dan konferensi besar alim ulama pada pertengahan Juni mendatang. “Saya memastikan untuk hadir dalam pertemuan tersebut,” ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mengenai pencapresan, ia menegaskan belum keputusan organisasi, semuanya masih dalam penjajakan, meskipun secara pribadi ia condong untuk berkoalisi dengan partai Gerindra untuk mencapreskan Prabowo Subianto.

“Ini merupakan aspirasi dari grassroot, termasuk para kiai dan ulama pendukung PPP,” tegasnya.

Keputusan terakhir koalisi akan ditentukan dalam rapimnas PPP yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Ulama, PonPes Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 06 Desember 2010

Kiai Aliyuddin Baiat Banser dan Beri Hizib Nashar

Sumedang,Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Wakil Rais Pengurus Wilayah Provinsi Jawa Barat KH Muhammad Aliyuddin mengatakan bahwa dengan membela dan membesarkan Nahdlatul Ulama (NU) sama dengan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kiai Aliyuddin Baiat Banser dan Beri Hizib Nashar (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Aliyuddin Baiat Banser dan Beri Hizib Nashar (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Aliyuddin Baiat Banser dan Beri Hizib Nashar

Hal tersebut disampaikan sebelum pembaitan peserta Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser NU Kabupaten Sumedang di Dusun Palasah, Desa Ciawitali, Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari dari Sabtu-Ahad (17-28/9).

KH Muhammad Aliyuddin juga menuturkan bahwa bagi warga nahdliyin, mengurus NU itu wajib. Jangan hanya bangga menjadi warga nahdliyin yang kultural saja. Namun harus bangga dengan terlibat dalam struktur kepengurusan NU. Banon dan lembaga NU itu banyak, warga NU bisa memilih masuk kepengurusan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Zaman sekarang perkembangan berbagai paham dan golongan yang tidak sesuai dengan Aswaja ala NU subur sekali. Malahan paham NU saat ini banyak diserang oleh golongan tersebut. Meraka suka mengadu domba antarsesama warga NU, malahan tidak sedikit yang membuat fitnah terhadap NU.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ini sebuah tantangan bagi warga Nahdliyin. Ayo kita urus organisasi NU ini dengan benar. Jangan hanya jadi warga nahdliyin yang pasif. Tapi jadilah warga NU yang aktif,” ajak KH. Muhammad Aliyuddin.

Pada kesempatan itu, ia memberikan ijazah Hizib Nashar kepada seluruh peserta dan panitia. “Banser itu harus kuat lahir dan batinnya. Yang dibela oleh Banser itu tidak hanya NU, tapi juga NKRI. Semoga Hizib Nashar ini dapat bermanfaat untuk perjuangan Banser,” katanya.

Sementara Kepala Satuan Komando Cabang Banser Kabupaten Sumedang Dadan Khoerudin mengajak kepada seluruh anggota Banser untuk lebih solid lagi. Banser NU Sumedang harus satu komando dan bersatu, jangan mudah dipecah belah. Is juga berjanji akan terus menjaga dan merawat anggota Banser. Ini semua demi NU dan NKRI. (Ayi Abdul Kohar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Hikmah, Anti Hoax Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Khutbah Idul Fitri: Menebar Maaf, Membangun Kebersamaan

Khutbah I



? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Khutbah Idul Fitri: Menebar Maaf, Membangun Kebersamaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Khutbah Idul Fitri: Menebar Maaf, Membangun Kebersamaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Khutbah Idul Fitri: Menebar Maaf, Membangun Kebersamaan

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

? ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

? ? ? ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?’ ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?’ ? ? ? ? ? ? ? ?’ ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Alhamdulillah dengan penuh hidayah Allah SWT, di pagi yang cerah ini kita dapat bersama-sama melaksanakan shalat Idul Fitri 1437 H dengan penuh kekhusyukan, kebahagiaan, dan persaudaraan. Oleh karena itu marilah kita bersyukur atas nikmat Allah SWT atas hidayah dan inayah-Nya sehingga kita ditakdirkan untuk hadir bersama-sama di masjid yang dimuliakan Allah ini, karena masih banyak saudara-saudara kita yang berhalangan, tengah berada di jalan atau terbaring sakit.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

? ?? ? ?? ? ?? ? ?

Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh,



Marilah bersama-sama kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dzat yang maha penyayang yang tak pandang sayang, dzat yang maha pengasih yang tak pernah pilih kasih, dengan cara menjalankan segala perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga khatib mengajak, marilah di pagi yang cerah ini kita buka seluas-luasnya pintu maaf yang telah lama tertutup, kita buka hati suci kita, pikiran jernih kita, kita singkirkan kotoran jiwa kita, yaitu rasa dendam, benci dan permusuhan di antara sesama saudara dan umat beragama. Mudah-mudahan kita yang hadir ini senantiasa tercatat dan digolongkan sebagai orang-orang yang mendapat ampunan Allah SWT, sebagaimana dalam hadits qudsi-Nya yang berbunyi:

? ??? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya, maka Allah pun berkata, ‘Wahai malaikatku, setiap yang mengerjakan amal kebajikan dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka’. Seseorang kemudian berseru, ‘Wahai umat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian diganti dengan kebaikan’. Kemudian Allah pun berkata, ‘Wahai hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang yang telah mendapat ampunan.

? ?? ? ?? ? ?? ? ?

Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh,



Semalam suntuk kita kumandangkan takbir, tahmid dan tahlil tanpa henti, tanpa lelah. Semua itu merupakan simbol kita mencintai dan mengagungkan asma Allah dengan penuh penghayatan dan pengharapan akan hari di mana kita akan berjumpa dengan Penguasa Alam. Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW:

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Dua kebahagiaan bagi mereka yang berpuasa: (1) kebahagiaan ketika berbuka dan (2)? kebahagiaan ketika bertemu langsung dengan Tuhannya.

? ?? ? ?? ? ?? ? ?

Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh,



Rasulullah SAW bersabda:

? ? ?

"Hiasilah hari rayamu dengan Takbir"

Islam sesungguhnya telah mengajarkan umatnya agar senantiasa bertakbir. Saat adzan dikumandangkan, saat iqamah dilafadhkan, saat bayi dilahirkan, dan saat jenazah dikuburkan, kita bunyikan takbir.

Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati kita sebagai wujud pengakuan atas kebesaran dan keagunggan Allah, karena selain Allah semua kecil. sedangkan tasbih dan tahmid adalah wujud menyucikan asma Allah dan segenap yang berhubungan dengan-Nya.

? ?? ? ?? ? ?? ? ?

Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh,



Rasulullah SAW bersabda:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan dilaksanakan dengan benar maka diampuni dosa-dosanya yang telah lewat." (HR. Imam Muslim)

Terampuni dosa-dosa di sini adalah ? ? (haqqu Allah) atau hubungan manusia dengan Allah sedangkan apabila terjadi kekhilafan antarsesama manusia, maka akan terampuni apabila mereka saling memaafkan, saling ridha-meridhai. Oleh sebab itu mari kita buang sifat sombong kita, egois kita untuk senantiasa membuka pintu maaf dan memohon maaf jika khilaf. Dan seyogianya kita melakukan hal itu secara langsung ketika kita mumpun hidup di dunia.

Di dalam kitab Syarhul Hikam dijelaskan bahwa ahli waris tidak berhak untuk memberi maaf jika kesalahan dilakukan terhadap seseorang yang telah meninggal dunia, karena di akhirat nanti tidak ada perbuatan saling maaf memaafkan seperti sekarang ini di dunia kita lakukan. Lantas, bagaimana cara agar dapat menebus dosa terhadap si mayit. Yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak amal ibadah, karena di akhirat nanti mereka yang pernah kita aniaya akan menuntut dan meminta keadilan di hadapan Allah, sehingga amal ibadah kita akan diberikan kepada mereka.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW di dalam kitab Riyadus Shalihin, Abu Hurairah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? - ? ?

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bangkrut) itu? Para sahabat menjawab, Orang yang muflis (bangkrut) di antara kami adalah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya harta. Rasulullah SAW bersabda, Orang yang bankrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) melaksanakan shalat, menjalankan puasa dan menunaikan zakat, namun ia juga datang (membawa dosa) dengan mencela si ini, menuduh si ini, memakan harta ini dan menumpahkan darah si ini serta memukul si ini. Maka akan diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan jika kebaikannya telah habis sebelum ia menunaikan kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, lalu dicampakkan padanya dan ia dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Muslim)

? ?? ? ?? ? ?? ? ?



Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh


Nuansa hari raya seperti sekarang ini kita pasti membayangkan saat-saat begitu indahnya kebersamaan, berkumpul dengan sanak saudara, kita cium tangan kedua orang tua kita dengan rasa haru, kita meminta maaf atas salah dan khilaf kita. Begitulah tuntunan baginda Rasulullah SAW agar kita selalu berbakti kepada orang tua, menghormati mereka dan mengingat jerih payah mereka. Demikian tinggi derajat kedua orang tua kita sehingga berbuat baik terhadap orang tua adalah ibadah yang sangat di cintai Allah SWT. Suatu ketika sahabat Abdullah RA bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amal apakah yang dicintai Allah; beliau bersabda:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Dari Abdulullah RA berkata, saya bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, ‘Apakah amalan yang lebih dicintai Allah?’ Jawab beliau, ‘Shalat dalam waktunya.’ ‘Kemudian apa?’ ‘Berbakti terhadap kedua orang tua.’ ‘Kemudian apa?’ ‘Berjuang di jalan Allah.’

Kemudian ada hadits yang kedua yang artinya, “Diceritakan dari Sahabat Abdullah bin Amr, ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, ‘Saya ingin berjihad ya Rasulullah.’ Nabi menjawab, ‘Apakah ibu bapakmu masih hidup, laki-laki tersebut menjawab, ‘Masih.’ Nabi bersabda, ‘Berjuanglah menjaga kedua orang tuamu.

? ?? ? ?? ? ?? ? ?

Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh



Makna Idul Fitri selanjutnya adalah kita wajib menjaga persatuan dan kesatuan. Diawali dengan saling memaafkan, bersedia berkunjung dan bersilaturahim mempererat dan menyambung kembali orang-orang yang terputus dengan kita sebagaimana hadits shahih Imam Bukhari Muslim beliau bersabda:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan ditunda ajalnya (dipanjangkan usiannya) maka hendaknya menyambung hubungan familinya. (HR. Bukhari dan Muslim)

? ?? ? ?? ? ?? ? ?

Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh

Akhirnya semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai orang-orang pemaaf, orang-orang yang senang bersilaturahim, pembela agama Allah dan berbakti terhadap orang tua kita, dan semoga kita dipertemukan Allah di akhirat kelak dalam keadaan suci, bahagia bersama keluarga kita memasuki surga Nya Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal Aalamin.

? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Khutbah II

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ?. ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

? ? ? ? : ? ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ?. ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ?. ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

? ?. ? ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ?.

? ? ? ? ? ? ? ?.

Amru Almutasim, Dosen Institut Agama Islam Uluwiyah Mojokerto dan Pengurus PC LTNNU Kabupaten Sidoarjo. Sekarang sedang studi S3 Doktor (MPI) di UIN Maliki Malang.



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, Pertandingan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 28 November 2010

JK Janji Tak Bedakan Sekolah Umum-Madrasah

Malang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla berjanji tidak akan membedakan antara pendidikan atau sekolah umum dengan madrasah karena keduanya sama-sama membutuhkan perhatian.

JK Janji Tak Bedakan Sekolah Umum-Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)
JK Janji Tak Bedakan Sekolah Umum-Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)

JK Janji Tak Bedakan Sekolah Umum-Madrasah

"Saya dan Pak Jokowi akan berusaha memperhatikan dua model pendidikan ini. Hanya saja, strukturnya yang harus diperbaiki, sebab masyarakat kita tidak hanya membutuhkan pendidikan saja, tapi juga kesehatan, peningkatan infrastruktur serta faslitas dasar lainnya," tegasnya ketika memberikan sambutan pada silaturrahmi dan halalbihalal Muslimat NU se-Jatim di pesantren Bahrul Maghfiroh Malang, Sabtu.

Ia mengatakan tugas pemerintah bagaimana membuat masyarakat bisa mendapatkan fasilitas dan kebutuhannya terpenuhi secara layak. Namun, di luar itu, bagaimana cara masyarakat memberdayakan diri sendiri.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Ketua Umum PP Muslimat Nahdatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa, menilai pendidikan di pesantren dan madrasah kurang mendapat perhatian dari pemerintah, karena itu Muslimat NU berharap pemerintahan baru dibawah pimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) lebih memperhatikan pesantren dan madrasah.

"Saya berharap kartu Indonesia Pintar yang bakal digulirkan pemerintahan Jokowi-JK ini tidak hanya berlaku untuk siswa di sekolah umum, tapi juga untuk madrasah dan pesantren," kata Khofifah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, selama ini ada dua lembaga yang mengelola pendidikan, yakni Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag). Kemendikbud mengelola pendidikan umum, dan Kemenag mengelola madrasah dan pesantren.

Selama ini, tegasnya, pendidikan umum mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tapi madrasah hanya mendapat Bantuan Operasional Madrasah (BOM) saja. (antara/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 25 November 2010

Rifa Anggyana, Nahkoda Baru KMNU UPI Bandung

Bandung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Musyawarah Anggota Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Pendidikan Indonesia (KMNU UPI) Bandung mengamanatkan Rifa Anggyana sebagai Ketua Umum KMNU UPI untuk masa bakti 2013-2014.

Mahasiswa yang sedang menempuh S1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan di UPI Bandung ini memang dikenal sebagai aktivis kampus dengan segudang kegiatan dan prestasi. 

Rifa Anggyana, Nahkoda Baru KMNU UPI Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)
Rifa Anggyana, Nahkoda Baru KMNU UPI Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)

Rifa Anggyana, Nahkoda Baru KMNU UPI Bandung

Pemilihan dilangsungkan di Masjid Al Falah Panorama, Bandung, Sabtu-Ahad (9-10/13). Pemilihan yang diikuti secara antusias oleh peserta musyawarah, berakhir pada 14.00 siang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mantan Ketua KMNU UPI 2012-2013, Faisal Ramdan, berharap Rifa mampu membangun KMNU UPI menjadi lebih baik, meneruskan kaderisasi yang sudah berjalan, serta meneruskan program jangka panjang belum terselesaikan, yaitu mendirikan KMNU di kampus-kampus lainnya di Bandung.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Itu amanah yang harus sesegera mungkin di selesaikan, paling tidak selama satu tahun kedepan terbentuk sedikitnya 5 KMNU lagi di Bandung dan sekitarnya ,” ujarnya. 

Faisal menambahkan, Rifa pasti mampu untuk memimpin KMNU UPI karena ia sudah berkecimpung di dalamnya serta sarat akan pengalaman organisasi.

Saat di konfirmasi kesiapannya memegang amanah, Rifa Anggyana menyatakan siap. “ Insya Allah saya akan menjaga amanah ini dengan baik, saya siap !” tegasnya. 

Dari perwakilan alumni, Kang Khusnul berharap pengurus sekarang jangan sampai kehilangan arah perjuangan dan tetap konsisten menjaga ciri khas KMNU yang fokus membangun karakter kader NU yang memiliki keunggulan moralitas Islam, intelektualitas, humanitas, profesionalitas, sehingga terbentuk kader yang kritis, loyal dan militan.

Di kesempatan yang lain Kang Khusnul juga mengajak para alumni untuk terus mendukung kinerja KMNU UPI walaupun sudah tidak berada di kampus lagi, baik dengan pikiran, tenaga maupun finansial. 

Di wilayah kampus UPI Bandung, eksistensi mahasiswa NU semakin terasa. Namun yang masih kurang adalah membangun komunikasi dan jaringan dengan para dosen maupun manajemen kampus yang memiliki kesamaan latar belakang.

Di tengah masyarakat pun diharapkan kegiatan Saba Masjid terus di tingkatkan, sehingga hubungan dengan ulama dan masyarakat sekitar dapat terjalin dengan baik. Serta masyarakat mengetahui bahwa di UPI Bandung terdapat komunitas mahasiswa NU, tambah Kang Arif (mantan ketua KMNU UPI 2011-2012).

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Eko Rusli

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Ubudiyah, Aswaja Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 21 November 2010

Mbah Maimoen: Islam Nusantara Harus Menjaga Ukhuwah

Rembang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah KH Maimoen Zubair menegaskan bahwa keberadaan Islam Nusantara harus menjaga ukhuwah, baik ukhuwah Nahdliyah maupun ukhuwah Islamiyah.

Mbah Maimoen: Islam Nusantara Harus Menjaga Ukhuwah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Maimoen: Islam Nusantara Harus Menjaga Ukhuwah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Maimoen: Islam Nusantara Harus Menjaga Ukhuwah

Hal itu disampaikan kiai yang kini hampir menginjak usia 90 tahun itu saat menerima rombongan tim Anjangsana Islam Nusantara STAINU Jakarta, Rabu (25/1) di kediaman Komplek Pesantren Al-Anwar.

"Islam Nusantara, ini benar-benar harus menjaga ukhuwah seperti Islam yang dibawa Nabi Muhammad," tegas Mbah Maimoen sembari menerima kenang-kenangan berupa buku Ensiklopedi Islam Nusantara edisi Budaya dari rombongan Tim Anjangsana.

Namun, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini berpesan, setiap kemenangan dan kejayaan mesti ada orang-orang-orang munafik. Mereka tidak akan pernah senang dengan Islam yang begitu ramah, menjaga identitas budaya, serta dapat bekerja sama memperkuat negara di tengah kemajemukan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dulu Kanjeng Nabi Muhammad dan para sahabat juga sama. Di tengah kemenangan dan kekayaannya muncul tak sedikit orang-orang munafik di sekelilingnya," tutur kiai kharismatik di kalangan Nahdliyin dan para ulama tarekat ini.

Selain penegasan Islam Nusantara, Mbah Maimoen juga banyak membahas persoalan bangsa yang selama ini berkembang. Usianya yang sudah tergolong sepuh itu tak melewatkan sedikitpun apa yang sedang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam menjelaskan dan menganalisis peristiwa dan fakta sejarah masa lalu, Mbah Maimoen juga terlihat masih sangat lancar, bahkan memberikan sejumlah perspektif dalam membaca sejarah kepada rombongan.

Menurut Mbah Maimoen, sejarah adalah masa lalu, sedangkan saat ini zaman sudah berbeda. Dia ingin menegaskan, sejarah harus dikontekstualisasikan.?

"Misal khilafah, itu (khilafah) sudah tidak ada. Saat ini yang ada hanya nasionalisme," terang Mbah Maimoen.

Dalam setiap kesempatan, Mbah Maimoen memang sering menegaskan bahwa sekarang ini yang ada adalah negara bangsa.?

Dia mencontohkan ketika berbagai negara dari belahan dunia melaksanakan ibadah haji. Dulu bendera yang digunakan sama, sekarang setiap jemaah haji menunjukkan bendera dari negara masing-masing. Itulah praktik negara bangsa berdasarkan nasionalisme masing-masing.

Dalam pertemuan tersebut, Mbah Maimoen terlihat begitu telaten melayani sejumlah pertanyaan dari KH Moqsith Ghazali, Zastrouw Ngatawi, Rumadi, dan beberapa akademisi lain yang memimpin kegiatan Anjangsana Islam Nusantara. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 18 November 2010

#HarlahNU Kembali Puncaki Trending Topic di Twitter

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tagar #HarlahNU menempati posisi teratas dalam daftar kosakata yang paling banyak diperbincangkan (trending topic) di Twitter untuk kawasan Indonesia, Senin (25/4) setidaknya hingga pukul 10.44 WIB. Kondisi ini mengulang keadaan sebelumnya, Ahad kemarin, yang juga memuncaki posisi trending topic selama lebih dari empat jam.

Para netizen mengunggah berbagai hal seputar NU, baik berupa foto, video, atau kata-kata. Tagar #HarlahNU juga semakin ramai dengan hadirnya akun yang melempar pertanyaan kuis, seperti yang dilakukan akun @NUgarislucu.

#HarlahNU Kembali Puncaki Trending Topic di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)
#HarlahNU Kembali Puncaki Trending Topic di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)

#HarlahNU Kembali Puncaki Trending Topic di Twitter

“Kenapa Kamu Cinta NU? Tulis alasanmu di kolom Replay dengan hastag #HarlahNU. Dapatkan Hadiah "Kopi Suwuk" sekilo untuk 5 twit terbaik,” kicaunya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tweet tersebut ditanggapi lebih dari 70 akun, dengan jawaban yang bervariasi. “@NUgarislucu cinta NU tidak memerlukan kejelasan! Karena cinta NU cinta tanpa alasan #HarlahNU,” balas @as_adurrofiq.

Akun @ruaien menjawab dengan nada lain, “@NUgarislucu karena NU sdh mengajarkan sy cara mengejek diri sendiri & cara memuji org lain. Dan dgn NU tertawa jadi lebih ikhlas #HarlahNU.”

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ucapan selamat juga mengalir dari sejumlah politis dan pejabat publik, salah satunya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. “Selamat #HarlahNU ke 93. Semoga selalu menjadi benteng Islam yang kokoh dan toleran di Nusantara,” ujarnya melalui akun pribadinya @ridwankamil.

Selain diperingati berdasarkan kalender masehi, yakni 31 Januari, Nahdliyin juga memperingati hari lahir NU mengikuti hitungan kalender hijriah setiap 16 Rajab yang kali ini persis menapaki tahun ke-93. Peringatan harlah NU pada bulan Rajab juga sesuai dengan amanat Muktamar ke-32 di Makassar tahun 2010 lalu. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 13 November 2010

Pendidikan Maju, Sayangnya Hanya Andalkan Aspek Jasadiyah dan Aqliyah

Sumedang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Ketua PP Maarif NU H Arifin Junaedi menyatakan, lembaga pendidikan di Indonesia dari segi kuantitas sudah maju, tetapi sayangnya, hanya menitikberatkan aspek badaniyah dan aqliyah, sedangkan pendidikan ruhaniyah (moral) dan pendidikan amaliyah dari hasil kegiatan pembelajaran sudah mulai ditinggalkan.?

Pendidikan Maju, Sayangnya Hanya Andalkan Aspek Jasadiyah dan Aqliyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendidikan Maju, Sayangnya Hanya Andalkan Aspek Jasadiyah dan Aqliyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendidikan Maju, Sayangnya Hanya Andalkan Aspek Jasadiyah dan Aqliyah

Hal ini dikatakan ketika memberi sambutan dalam acara rapat kerja Pengurus Cabang LP Maarif NU Kab. Sumedang yang silaksanakan pada Sabtu-Ahad (28-29/5) di Kuningan.

Untuk itu ia menekankan pentingnya mendidikan dan menciptakan kecerdasan moral bagi anak didik. Dalam hal ini, pelatihan-pelatihan guru harus dilaksanakan dan didesain untuk mengembangkan kecerdasan tersebut.?

"Kami memberi apresiasi sebesar-besarnya kepada LP Maarif Cabang Sumedang yang telah rutin melaksanakan pelatihan guru. Kami insyaallah akan selalu siap membantu bilamana LP Maarif Sumedang memerlukan pemateri dari Pengurus LP Maarif pusat," kata Arifin Junaedi.

Ilih, selaku Ketua PW Maarif NU Jawa Barat juga memberikan motivasi supaya LP Maarif Sumedang bisa terus bermujahadah dalam menggerakan LP Maarif agar terus maju.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kita terus tingkatkan budaya ikhlas beramal di lingkungan pengurus LP Maarif serta para pendidik di bawah LP Maarif NU," kata Ilih.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cucu Suhayat selaku Ketua LP Maarif Cabang Sumedang berharap agar madrasah-madrasah di bawah LP Maarif NU terus berkembang dan tambah sejahtera.?

Sebelum kegiatan rakercab dimulai, dilaksanakan pula diskusi panel berkenaan penumbuhan perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.?

"Alhamdulillah kegiatan rakercab ini berjalan sesuai yang kita harapkan. Semoga dengan terlaksananya kegiatan rakercab ini bisa menjadikan LP Maarif selalu komitmen, semakin solid dan juga senantiasa istiqomah dalam melaksanakan segala program kerja hasil dari kesepakatan bersama," kata Cucu.?

Sebelum kegiatan rakercab, para peserta melaksanakan ziarah ke makam Sunan Gunungjati Cirebon yang dipimpin langsung oleh Wakil PWNU Jabar KH Muhammad Aliyyuddin. Setelah itu dilanjutkan studi banding ke Pesantren Buntet Cirebon, yang dalam kesempatan itu juga berziarah ke makam pendiri Pesantren Buntet yang dipimpin langsung oleh Ketua Jatman Kab. Sumedang Kiai Ade Djunaedi.

Kegiatan rakercab ini dihadiri oleh 60 orang peserta yang terdiri dari kepala dan bendahara madrasah/sekolah di bawah LP Maarif NU Sumedang. (Dede Rohmat Apandi/Ayi Abdul Kohar/Mukafi Niam)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Nasional, Habib Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 09 November 2010

NU Dorong Tokoh Muda Pimpin Indonesia

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, mendorong tokoh-tokoh muda tampil dalam Pemilihan Umum tahun 2014 mendatang. Tanpa menyebut nama dan maksud pemberian dukungan, tokoh muda diharapkan bisa jadi presiden pengganti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Yang tua-tua mengalah saja. Sudah banyak jasa yang diberikan ke negara, sekarang beri kesempatan yang muda-muda tampil," kata Kiai Said kepada wartawan selepas peresmian Pondok Pesantren Al-Tsaqafah di Ciganjur, Jakarta Selatan, Ahad (27/7) malam.?

NU Dorong Tokoh Muda Pimpin Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Dorong Tokoh Muda Pimpin Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Dorong Tokoh Muda Pimpin Indonesia

Didesak mengenai kategori tokoh muda, apakah didasarkan pada batasan usia atau pola fikir, Kiai Said enggan menjelaskan lebih rinci. "Pokoknya yang muda-muda. Saya dukung yang muda tampil," tegasnya.

Peresmian Pesantren Al-Tsaqafah dihadiri oleh jajaran pengurus PBNU dan sejumlah ulama se Jabodetabek. Hadir pula Ketua DPR RI Marzuki Alie, Menteri Perumahan Rakyat Djan Farid, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faisal Zaini, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Agama Nasarudin Umar, Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron, pengusaha Oesman Sapta Odang, Ketua dan sejumlah tokoh nasional lainnya.?

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat hadir saat buka puasa, namun segera meninggalkan lokasi dengan alasan ada aktifitas lain yang tidak bisa ditinggalkan. Juga hadir di acara tersebut adalah Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Assidiqqie, dan pedangdut Rhoma Irama.

Terkait sejumlah tokoh yang hadir di peresmian pesantrennya, apakah memenuhi kriteria sebagai calon presiden yang disampaikannya, Kiai Said juga enggan menjelaskannya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pak Hatta (Rajasa) bagus, Pak Prabowo (Subianto) juga bagus. Ayo, siapa lagi? Tapi ingat, saya bilang mereka bagus, mereka berpeluang jadi calon presiden, bukan berarti saya, bukan berarti PBNU mendukungnya. NU bukan partai politik, NU tidak boleh dukung mendukung di politik," pungkas Kiai Said tegas.?

Redaktur: Mukafi Niam

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Aswaja, Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 15 Oktober 2010

Tahlil 7 Hari Wafat Buya Ja’far Dipadati Ribuan Jamaah

Cirebon, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tidak kurang 2000 santri, alumni serta para tokoh pesantren memadati komplek Al-Jadid, Pesantren Kempek Cirebon. Mereka  mengikuti tahlil malam ke-7 kepergian KH Ja’far Aqil Siroj, pada Kamis (10/4) lalu.

Tahlil 7 Hari Wafat Buya Ja’far Dipadati Ribuan Jamaah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tahlil 7 Hari Wafat Buya Ja’far Dipadati Ribuan Jamaah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tahlil 7 Hari Wafat Buya Ja’far Dipadati Ribuan Jamaah

Menurut KH Musthofa Aqil Siroj, pada sambutan atas nama keluarga mengatakan, tahlil hari ke-7 kiai yang akrab disapa Buya Ja’far tersebut, terpaksa digelar malam ke 10 karena beberapa pertimbangan dan rumusan dari keluarga besar almarhum.

“Di antaranya ialah faktor Pemilu, jangan sampai pelaksanaan tahlil pada hari ke 7 diindikasi atau dijadikan sebagai moment kampanye pada masa tenang,” ungkap Kiai Musthofa.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Musthofa juga mengatakan, juga untuk memberi kesempatan para alumni dan tamu bisa turut serta dalam acara tahlil dengan lebih leluasa, terlebih mengambil keberkahan malam Jumat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Supaya para tamu juga tidak begitu lelah,” katanya.

Talilan dipimpin KH Amin Siroj, sesepuh dan pengasuh Pesantren Gedongan, Cirebon. Hadir pada saat itu adik kandung almarhum, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua Dewan Kehormatan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), Mahfudh MD. (Sobih Adnan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 08 Oktober 2010

Hasyim: ICIS II Ingin Ciptakan Keadilan dan Perdamaian Dunia

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Hajatan besar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), International Conference of Islamic Scholars (ICIS) II yang akan digelar di Jakarta pada 20-22 Juni mendatang, bertujuan ingin menciptakan keadilan dan perdamaian dunia.

Demikian ditegaskan Ketua Umum KH Hasyim Muzadi kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah ditemui di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jum’at (9/6).

Menurut Hasyim, dua hal (keadilan dan perdamaian) tersebut merupakan sebuah keniscayaan yang harus dipenuhi. “Perdamaian itu syaratnya adalah keadilan. Kalau tidak adil, tidak bisa ada perdamaian,” terangnya.

Dukungan PBNU terhadap program nuklir Iran, kata Hasyim, merupakan bagian dari komitmen NU terhadap perwujudan keadilan dan perdamaian. “(program nuklir red) Iran kita sokong. Kita harus bisa bersikap adil, karena nuklirnya itu merupakan hak dari bangsa Iran.,“ jelasnya.

Demikian juga dengan konflik umat Islam di Timur Tengah serta ketegangan antara dunia Timur dan Barat. Persoalan itu, kata Hasyim, juga menjadi perhatian dalam ICIS II nanti.

“Kita juga berupaya meredakan konflik yang terjadi di Timur Tengah, misalkan konflik (kelompok) Hamas dan Fatah di Palestina. Begitu juga ketegangan antara Timur dan Barat yang akhir-akhir ini kembali memanas,“ terang Hasyim.

Namun demikian, imbuh Hasyim, upaya peredaan ketegangan itu tidak berarti pemihakan terhadap salah satu pihak. Konferensi internasional yang digagas oleh PBNU ini berupaya mengambil jalan tengah, yakni jalan moderat.

Ditegaskan Hasyim, cara-cara ekstrim dalam menghadapi sebuah persoalan umat yang marak belakangan ini, justru merugikan Islam sendiri. “Fundamentalisme dan terorisme benar-benar telah merugikan Islam. Dan juga tidak adil kalau fundamentalisme dan terorisme itu diidentikkan dengan Islam, padahal keduanya juga ada di agama atau sekte manapun,“ tegasnya.

Demikian juga sebaliknya. Liberalisme yang juga menjadi fenomena umum di kalangan Islam dewasa ini, justru tidak memperbaiki masalah. “Liberalisme itu malah menggerogoti akidah Islam. Al Qur’an dan Nabi Muhammad dikritik lah, macam-macam,“ ungkapnya.

NU, kata Hasyim, turut memerangi terorisme. Namun demikian, katanya, sikap tersebut bukan berarti membela Amerika Serikat (AS). Garis moderat yang diambil oleh NU, katannya, berusaha menyeimbangkan antara keyakinan dan sikap toleransi.

“Garis moderat NU itu bukannya semua di-iyani (Jawa: dibenarkan, red). Tapi ada keseimbangan antara keyakinan dan sikap toleran. Kalau terlalu mengedepankan keyakinan tapi tidak toleran, jadinya ekstrim. Begitu juga kalau terlalu toleran, jadinya liberal,“ jelas Hasyim.

Melalui ICIS II ini, Hasyim berharap akan tercipta kekuatan-kekuatan Islam moderat di dunia. “ICIS II ini kita berharap kekuatan-kekuatan Islam moderat di dunia bisa bergabung,“ ujarnya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasyim: ICIS II Ingin Ciptakan Keadilan dan Perdamaian Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasyim: ICIS II Ingin Ciptakan Keadilan dan Perdamaian Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasyim: ICIS II Ingin Ciptakan Keadilan dan Perdamaian Dunia

Selasa, 28 September 2010

Peluncuran Ensiklopedia Gus Dur

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Buku Ensiklopedia Gus Dur mewarnai peringatan seribu hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid yang di Pesatren Tebuireng Jombang, Sabtu (29/9) kemarin.?

Peluncuran Ensiklopedia Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Peluncuran Ensiklopedia Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Peluncuran Ensiklopedia Gus Dur

Para tokoh seperti Rais Syuriyah KH Hasyim Muzadi, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD, Pengasuh Tebuireng KH Sholahudin Wahid dan adiknya Lilly Wahid turut hadir dalam acara tersebut.

Dalam kesempatan itu, KH Hasyim Muzadi menyatakan bahwa Gus Dur adalah pemimpin yang sulit dicari penggantinya di Indonesia. Karena beliau adalah seorang pemimpin yang memiliki pemikiran dinamis.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Beliau bukan tipe pemimpin yang normatif, atau linier, orang seperti ini pemikirannya dinamis,” ujarnya. Dia mengatakan, pemimpin model Gus Dur banyak dijumpai di negara lain akan tetapi di Indonesia tidak banyak.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dur, lanjutnya, mampu menyikapi persoalan langsung pada intinya, tidak pada apa yang mengikutinya. “Intinya apa? Bukan ubo rampai,ditambah dengan kebersihan niat. Beliau menerapkan model Fiqih Manhaj yang menyangkut masalah kaidah dan ushul, dan ini yang nantinya jadi qoul Gus Dur sehingga beliu punya qoul sendiri,” jelasnya.

Hasyim mencontohkan, sikap Gus dur yang terlibat dalam Yayasan Simon Peres Israel, dan pembelaan kebebasan beragama terutama Konghuchu.

Masih menurut KH Hasyim, dalam hal pengembangan jamiyah NU, pemikiran cucu pendiri NU ini jauh ke depan. Gus Dur berkeinginan NU harus diindonesiakan dan diduniakan.?

Dikatakannya, menjelang Muktamar Situbondo, 1984, Gus Dur mengatakan NU harus dikeluarkan dari partai politik PPP. Karena menurutnya ? tidak seharusnya NU ? hanya disekat pada politik praktis. “ Peran NU semuanya harus kelihatan, setelah itu harus di Indonesikan,

Kemudian disusunlah Munas Ulama 1983, yang intinya menurut Gus Dur, NU harus mengisi Indonesia bukan hanya berada di satu sudut Indonesia.

Sementara itu, Mantan Menteri di era presiden KH Abdurrahman Wahid ini, Mahfudz MD menyatakan bahwa sosok Gus Dur dinilai sebagai pemimpin yang sangat berani. Karena menjelang detik detik kejatuhannya sebagai presiden, dirinya sudah mengingatkan agar berdamai dengan partai.

”Apa jawabannya? Kalau Anda mau berjuang jangan mau terbelenggu fakta tetapi harus membuat fakta baru,” kata Mahfudz menirukan Gus Dur.

Padahal, lanjut Mahfudz, dirinya sudah bertemu dengan petinggi tiga parpol besar. Mereka siap tidak menjatuhkan presiden Abdurrahman Wahid jika mau merombak kabinet dan menyusunnya berdasarkan usulan partai.?

“Saya tidak mau tunduk, saya akan buat fakta baru saya tidak mau tunduk partai, jawab Gus Dur, kukuh,” tandas Ketua Mahkamah Konstitusi. ? "Meski demikian Gus Dur sudah berhasil membuat arena demokrasi dan politik di negeri ini Namun arena demokrasi yang ditinggalkan sekarang ini sangat kotor."

Terkait buku Ensiklopedia Gus Dur, Mahfudz berpendapat buku yang telah dicetak sebanyak enam jilid ini merupakan salah satu buku yang terlengkap tentang Gus Dur.?

Dalam buku ini bisa menceritakan sosok presiden RI ke-4 dari berbagai dimensi. “Namun penggunaan beberapa kata perlu dipertimbangkan,agar tidak menyinggung orang lain,” sarannya.

Redaktur ? ? : Hamzah Sahal

Kontributor : Muslimin Abdurrahman

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 September 2010

Cerita Rakyat Hilang, Anak Indonesia Hanya Tahu Spongebob

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Cerita-cerita rakyat atau folklor secara pelan-pelan kini mulai dihilangkan dari khazanah Indonesia. Anak-anak Indonesia lebih kenal Spongebob, Tom and Jerry, Naruto, atay Avatar yang dominan di layar televisi.

Cerita Rakyat Hilang, Anak Indonesia Hanya Tahu Spongebob (Sumber Gambar : Nu Online)
Cerita Rakyat Hilang, Anak Indonesia Hanya Tahu Spongebob (Sumber Gambar : Nu Online)

Cerita Rakyat Hilang, Anak Indonesia Hanya Tahu Spongebob

“Bersamaan itu, cerita-cerita lokal juga akan hilang,” kata ? Wakil Ketua Lesbumi NU Agus Sunyoto di beranda Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gedung PBNU lt.5, Jakarta, Selasa malam (17/4) lalu. Menurutnya, pengabaian terhadap forklor dan cerita lokal akan mengikis semangat cinta tanah air.

Folklor memang berciri pralogis, memiliki logika sendiri di luar logika umum. Ia merupakan suatu kearifan tersendiri yang dianut oleh suatu komunitas. Folklor rakyat Indonesia kerap dihancurkan oleh logika penyeragaman yang diajarkan di sekolah-sekolah dan di televisi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut sejarawan NU itu, cara menyiasatinya adalah dengan pendidikan, bukan pendidikan sekolah tetapi pendidikan yang kita buat sendiri. “Saya sendiri membuat pendidikan sendiri, namanya Pesantren Global,” katanya.

Agus Sunyoto menyadari arti penting folklor yang dimiliki masyarakat Indonesia. Fungsi folklor adalah mengikat memori kolektif masyarakat Indonesia. Ia dalam setiap kesempatan selalu mengampanyekan isu ini. Folklor Indonesia berfungsi mengawal nilai-nilai yang berlaku dan akan dipatuhi masyarakat Indonesia. Folklor pun berdaya menjadi cermin kolektif mental masyarakat. Cermin inilah guru pendidik yang sangat berpengaruh bagi perilaku suatu masyarakat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya sendiri selalu menyadarkan orang-orang bahwa mereka adalah orang Indonesia. Mereka harus terikat dengan tanah kelahiran itu sendiri. Mereka tidak boleh bangga dengan global dunia. Lha, bagaimana kita ini? Masa manusia-manusia global internasional itu dibangga-banggakan gitu?” serunya

Dikatakannya, orang Indonesia harus punya pijakan bahwa “kita orang Indonesia”. Cinta tanah dan air itu yang mesti ditanamkan. Folklor yang dimiliki masyarakat Indonesia mesti direvitalisasi untuk menjaga mental dan kesadaran kolektif rakyat Indonesia.

Perilaku dan sikap suatu masyarakat akan sangat bergantung sekali dengan cara pikir atau memori yang pernah ditangkapnya. Memori kolektif rakyat atau suatu generasi penerus bangsa Indonesia akan sangat berbahaya jika tidak berpijak dan mengakar kepada folklor yang berkembang di tubuh masyarakat Indonesia itu sendiri, tambahnya.

Folklor dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yg diwariskan secara turun-temurun, tetapi tidak dibukukan. Folklor dapat berupa lisan. Folklor jenis ini memiliki cakupan bahasa rakyat, teka-teki, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, dan nyanyian rakyat.

Adakalanya, folklor tidak dalam bentuk lisan. Jenis yang disebut terakhir ini mengambil bentuk antara lain arsitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, pakaian dan perhiasan tradisional, obat-obatan tradisional, makanan dan minuman tradisional, bunyi isyarat, dan musik tradisional.

Folklor suatu kelompok masyarakat adalah ciri atau identitas kolektif yang melekat pada suatu masyarakat, subkultur, atau kelompok tertentu. Ciri atau identitas suatu kelompok masyarakat menjadi semacam pembeda dari kelompok atau subkultur lainnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, AlaSantri, Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kisah Peci Hitam, Bung Karno, dan Mbah Wahab

Bagi Bangsa Indonesia, peci hitam memiliki arti penting. Peci ini dipakai Presiden pertama RI keliling dunia. Tak ayal, para pemimpin negara sahabat pun akrab dengan peci tersebut. Di mana peci hitam tampak, di situlah orang Indonesia disebut. Peci hitam memang menjadi identitas kebangsaan kita.

Dalam buku “Berangkat dari Pesantren”, Menteri Agama KH Saifuddin Zuhri menceritakan tentang uniknya peci hitam. Suatu ketika, di sela-sela sidang Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada September 1959 muncul kisah menarik.

Bung Karno, kata Kiai Saifuddin Zuhri, menyatakan bahwa dia sebenarnya kurang nyaman dengan segala pakaian dinas kebesaran. Akan tetapi, semuanya dipakai untuk menjaga kebesaran Bangsa Indonesia.

Kisah Peci Hitam, Bung Karno, dan Mbah Wahab (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Peci Hitam, Bung Karno, dan Mbah Wahab (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Peci Hitam, Bung Karno, dan Mbah Wahab

“Seandainya saya adalah Idham Chalid yang ketua Partai NU atau seperti Suwiryo, ketua PNI, tentu saya cukup pakai kemeja dan berdasi, atau paling banter pakai jas,” ujar Bung Karno sambil melihat respon hadirin.

Dengan yakin dan percaya, proklamator itu menegaskan tidak ada melepas peci hitam saat acara resmi kenegaraan.

“Tetapi soal Peci Hitam ini, tidak akan saya tinggalkan. Soalnya, kata orang, saya lebih gagah dengan mengenakan songkok hitam ini. Benar enggak, Kiai Wahab?” tanya Bung Karno pada Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang juga anggota DPA, KH Abdul Wahab Hasbullah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan tangkas, Mbah Wahab pun segera menimpali lontaran Bung Karno itu. “Memang betul, saudara harus mempertahankan identitas itu. Dengan peci hitam itu, saudara tampak lebih gagah seperti para muballigh NU,” jawab sang kiai.

Sontak, pernyataan kiai kharismatik ini langsung disambut gelak tawa seluruh anggota DPA. Suasana pun meriah oleh canda tawa dan tepuk tangan hadirin.

“Dengan peci itu saudara telah mendapat banyak berkah. Karena itu, ketika berkunjung ke Timur Tengah, saudara mendapat tambahan nama Ahmad. Ya, Ahmad Soekarno,” seloroh Kiai Wahab yang lagi-lagi disambut gelak tawa hadirin. (Musthofa Asrori)

?

Disarikan dari buku “Berangkat dari Pesantren”, karya KH Saifuddin Zuhri

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, AlaSantri, Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 23 September 2010

Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jombang menggelar Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) bagi seluruh pengurus sejak Sabtu (26/9) hingga Ahad (27/9). PKD wajib diikuti seluruh pengurus harian dan ketua Pimpinan Anak Cabang se-Jombang, Jawa Timur.

Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD

Ketua PC GP Ansor Jombang Zulfikar D Ihwanto mengatakan, pada kepemipinanannya kali ini, pihaknya memang mewajibkan seluruh pengurus untuk mengikuti PKD. Hal ini agar pengurus memahami gerakan dan perjuangan Ansor.

"PKD wajib diikuti seluruh pengurus harian dan koordinator lembaga di Cabang mereka harus lulus pengkaderan semua. Termasuk wajib juga bagi ketua PAC. Kalau tidak lulus maka tidak bisa menjabat sebagai ketua," ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelaksanaan PKD, lanjut Zulfikar, digelar di Kota Batu Malang, selama dua hari dengan harapan peserta bisa lebih serius dan kosnsentrasi mengikuti seluruh proses pengkaderan. "Dengan dilaksanakan di luar daerah peserta tidak pulang, dan lebih fokus mengikuti pelatihan. Apalagi sebagai instruktur atau fasilitator pelatihan dihendel langsung oleh Pimpinan Wilayah Jawa Timur,” imbuhnya..

Sementara itu, Ketua Panitia PKD, Zakky Abdusshomad mengatakan, peserta PKD diikuti sebanyak 63 peserta yang terdiri dari pengurus Cabang dan Ketua Pimpinan Anak Cabang se Jombang. "Alhamdulillah dari target 80 orang peserta, hampir seluruh Pengurus Harian Cabang dan Koordinator lembaga menjadi hadir menjadi peserta," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan PKD ini, dikatakannya, diharapkan seluruh pengurus baik di tingkat Cabang dan PAC bisa memahami alur gerakan perjuangan badan otonom tertua NU dalam menjalankan roda organisasi. "Di samping mendapatkan materi ke-Aswaja-an dan wawasan kebangsaan, peserta juga dibekali kepemimpinan dan juga kewirausahaan berbasis potensi daerah," Somad menambahkan.

Tampak hadir sebagai tim dari PW GP Ansor Jawa Timur, Andree Dewanto Ahmad, Ahmad Zainul, Sholahul Am Notobuwono, Aminuddin, dr Umar yang mengawal selama digelarnya PKD pertama. "Kita harapkan sebagai tindak lanjut, setelah PKD ini, seluruh PAC di Jombang sebanyak 21 menggelar PKD," pungkas Zulfikar menutup kegiatan. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 27 Agustus 2010

Umat Islam Malang Bersatu Lawan Kelompok Garis Keras

Malang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang ramah bagi para pendatang ternyata tak selalu menciptakan kondisi nyaman. Beberapa waktu lalu ketenangannya terusik oleh aksi kelompok garis keras pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Lawang dan Dau yang tiba-tiba ramai di media. Sebelum rentetan peristiwa teror juga menghantui masyarakat setempat.

Umat Islam Malang Bersatu Lawan Kelompok Garis Keras (Sumber Gambar : Nu Online)
Umat Islam Malang Bersatu Lawan Kelompok Garis Keras (Sumber Gambar : Nu Online)

Umat Islam Malang Bersatu Lawan Kelompok Garis Keras

Atas dasar itu, Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Kabupaten Malang bersepakat akan memerangi berbagai kelompok ekstrem di wilayah setempat. Tekad ini muncul dalam Seminar Nasional Melawan Gerakan Islam Radikal yang diadakan GIUB Malang bersama Aswaja NU Center Kabupaten Malang, Rabu (28/1), di Islamic Center Kepanjen, Malang.

“Ada beberapa aksi mencemaskan di Malang (antara lain) bom Gereja Sasana Budaya 24 Desember 1984, DR. Azhari ditangkap 2005, dan bom ATM Karangploso 2014,” tutur Kol. Arm. Totok Imam Santoso, Komandan Korem (Danrem) 083 dalam forum seminar yang dihadiri utusan dari berbagai ormas tersebut.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Totok mengimbau berbagai elemen masyarakat, baik Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, maupun organisasi kemahasiswaan seperti PMII, GMNI, IPNU-IPPNU, dan lainnya, mampu bersinergi dengan pemerintah serta masyarakat dalam menangkal gerakan radikal dan bibit-bibitnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seminar nasional ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Dr KH Cholil Nafis (Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat), Prof Dr Nadirsyah Husen (University of Wolonggong Australia), dan KH Romadlon Chotib (Wakil Katib Syuriah PWNU Jatim).

Acara bertema “Mengungkap Fenomena ISIS di Jawa Timur dan Bahayanya bagi Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara, Serta Upaya Pencegahannya” itu dibuka langsung oleh Bupati Malang Rendra Kresna.

Dalam sambutannya, Rendra mengatakan Kabupaten Malang terkenal di dunia karena ada deklarasi ISIS. Padahal sebelumnya kelompok ekstrem ini ditolak oleh warga. Kabupaten malang, tambahnya, merupakan kabupaten yang pertama kali menolak keberadaan ISIS berada di Indonesia.

Bupati juga mengimbau masyarakat agar tetap damai dan jauh dari intimidasi terutama dalam proses penyelesaian konflik. Ia mendorong warga untuk memberlakukan izin 1 x 24 jam bagi tamu, dan jangan terprovokasi dengan isu-isu.

Hal ini senada dengan pembicaraan Prof Nadirsyah bahwa, isu dan teror yang terjadi di dunia adalah kegilaan dalam memecah belah orang Islam dan negara. “Sehingga kita tidak perlu ikut-ikutan gila," ujarnya. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 25 Agustus 2010

Teknologi Berperan Penting agar Manusia Tidak Teralienasi

Yogyakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Zaman sekarang merupakan era digital. Seseorang akan teralienasi (terasingkan) ketika tidak melek teknologi. Dengan tidak paham teknologi, manusia akan ketinggalan zaman. Apalagi zaman terus berubah dengan cepat.

Teknologi Berperan Penting agar Manusia Tidak Teralienasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Teknologi Berperan Penting agar Manusia Tidak Teralienasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Teknologi Berperan Penting agar Manusia Tidak Teralienasi

Hal tersebut dikatakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) H Nizar saat didaulat membuka resmi Rapat Koordinasi Nasional pematangan draft Peraturan Menteri Agama tentang Sistem Informasi Manajemen Kediklatan (Simdiklat).

"Pengalaman soal teknologi sudah saya terapkan ketika saya dilantik sebagai Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 2010 silam. Saat itu belum ada gadget canggih seperti sekarang. Adanya baru Blackberry," kata Nizar di hadapan peserta rakornas, Kamis (21/4) malam.

Nizar punya ide yang kemudian ia sampaikan ke rektor. "Begini Pak, demi efisiensi, kita gunakan teknologi untuk virtual meeting. Jadi nggak perlu lagi rapat tatap muka. Belum konsumsinya, tenaganya. Belum lagi koordinasi waktu. Pokoknya melelahkan," tuturnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika memakai virtual meeting, lanjut Nizar, sambil tiduran pun tetap bisa memberikan masukan dalam forum rapat. "Lalu kami membuat konsep untuk naskah akademiknya untuk pengadaan Blackberry dan tablet Samsung. Lalu, sejak itu tiap habis subuh dibuka rapat. Tiap hari itu," ungkap pria asal Jepara ini.

Sementara ada beberapa pimpinan yang gagap teknologi. "Mencet tombol aja nggak bisa. Karena sudah terbiasa dengan staf. Mau saya paksa. Ada trik atau briefing sehari untuk penggunaan Blackberry. Akhirnya, semua lancar," ujarnya bangga.

Menurut guru besar yang juga Wakil Rais Syuriah PWNU DIY ini, jika tidak selesai di level virtual, baru dilakukan rapat face to face. Apalagi sekarang sejak media sosial berkembang luar biasa, maka tidak ada alasan diklat juga harus menyesuaikan dengan kondisi kekinian.

"Sekarang, registrasi online sebenarnya sudah terlambat. Pendaftaran SMA di Yogya aja sudah online sejak 2010. Nah, kok Diklat masih manual. Apalagi dari Pusdiklat Ciputat sampai sekarang kalau minta peserta masih manual. Waduh, ini saya yang susah karena disposisi ya jadi lambat juga," selorohnya disambut tawa hadirin.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tapi jika memakai IT, lanjut Nizar, maka real time langsung bisa. "Makanya kemudian, saya di Kanwil itu paperless (minim kertas). Jadi, saya ke mana-mana bisa mendisposisi. Kan sekarang ada electronic office," tukasnya.

Turbulensi birokrasi

Dari tipikal seorang akademisi yang terbiasa gerak cepat ke birokrasi yang "rutinitas", Nizar melihat dunianya yang baru seperti layaknya pesawat yang mengalami turbulensi. "Tapi saya paksakan. Kalau tidak, ke depan bakal makin ketinggalan. Memang, problemnya itu di sarprasnya," ujar Kakanwil.

Apalagi setelah diaudit, ternyata bandwitch internetnya dan server tidak memenuhi syarat. "Data center juga tidak punya. Bagaimana bisa cepat kalau kayak gini. Lalu ada bantuan dari Pinmas yang hanya 2 GB. Itu pun hanya untuk personalia SDM Kepegawaian. Nggak cukup. Kalau bareng-bareng bisa lemot. Makanya, Diklat juga harus memperhatikan aneka kebutuhan tersebut," tegasnya.

Hadir dalam upacara pembukaan rakornas, Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Sekretariat Hj Sunarini, dan Kepala Bagian Ortala dan Kepegawaian Sekretariat H Bahari, Kasubag Hukum dan Perundang-undangan Asroi, dan Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Jakarta Aden Daenuri.

Rakornas yang diinisasi Badan Litbang dan Diklat Kemenag ini digelar di Hotel Ros-In Jalan Lingkar Selatan No 110 Bangunharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan diagendakan selama tiga hari, Kamis-Sabtu, 21-23 April 2016. (Musthofa Asrori/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Kiai, Hadits Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 14 Agustus 2010

Dua Hari ke Depan, Way Kanan Gelar Doa untuk Rohingya dan Pengobatan Gratis via ATS

Way Kanan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Menyikapi kejahatan kemanusiaan di Rohingnya, Rijalul Ansor Way Kanan, GP Ansor Bahuga, Gusdurian Lampung, Satkorwil Banser Lampung, dan Aji Tapak Sesontengan (ATS) Global Indonesia Tim Swarna Raya menggelar doa untuk Rohingya serta bakti sosial penyembuhan alternatif penyakit medis dan non-medis.

Ketua Rijalul Ansor Way Kanan Hasyim Asyari di Blambangan Umpu, Kamis (7/9) menjelaskan, kegiatan itu bertujuan untuk mengundang masyarakat mendoakan agar etnis Rohingya segera terbebas dari kekerasan dan diskriminasi dialami selama ini.

Dua Hari ke Depan, Way Kanan Gelar Doa untuk Rohingya dan Pengobatan Gratis via ATS (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Hari ke Depan, Way Kanan Gelar Doa untuk Rohingya dan Pengobatan Gratis via ATS (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Hari ke Depan, Way Kanan Gelar Doa untuk Rohingya dan Pengobatan Gratis via ATS

Pelaksanaan kegiatan akan berlangsung di dua tempat, pertama pada Jumat 8 September di area Panti Asuhan Pesantren Roudlotul Mutaqqin dan pada Sabtu 9 September di Mushola Al Hikmah, Kampung Dewa Agung, Kecamatan Bahuga.

"Sembari menunggu penagananan penyembuhan penyakitnya seperti asam urat, lemah jantung, sakit gigi, urat kejepit, migrain, vertigo, maag dan berbagai penyakit medis lain oleh Pelaksana Tugas Kepala Satuan Khusus Banser Husada Lampung sekaligus kamitua atau master ATS sahabat Gatot Arifianto, masyarakat akan kami pandu mendoakan saudara kita di Rohingya," ujar Hasyim didampingi Ketua GP Ansor Bahuga Muhammad Nur Hasyim.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menyikapi persoalan Rohingya dengan doa menurut Hasyim, lebih maslahat daripada menyebar gambar hoax tidak sesuai, sadis dan didramatisir yang berpotensi memecah belah masyarakat Indonesia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kami sepakat, bahwa apa yang terjadi di Rohingya ialah tragedi kemanusiaan yang harus segera dihentikan karena bertentangan dengan nalar hingga nurani. Siapapun yang beragama dan mengimaninya dengan benar pasti menolak kebiadaban," katanya.

Selain berdoa bersama, masyarakat juga akan diajak berfoto dengan membawa pesan-pesan perdamaian, seperti wasiat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur): Agama jangan jauh dari kemanusiaan, lalu Dalai Lama XIV: Perdamaian bukan hanya sekadar tidak adanya kekerasan. Perdamaian adalah, perwujudan kasih sayang manusia, serta kutipan positif lain. (Erli Badra/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Lomba Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 26 Juli 2010

Hukum Pelawak atau Komedian dalam Islam

Assalamu ‘alaikum wr.wb.

Kepada Dewan Redaksi Bahtsul Masail Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang terhormat. Saya mau tanya, bagaimana hukum seorang pelawak atau komedian dalam perspektif Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah? Mohon penjelasannya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih. (Rahmawati Abdillah Putri-Brebes)

Jawaban

Hukum Pelawak atau Komedian dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Pelawak atau Komedian dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Pelawak atau Komedian dalam Islam

Assalamu ‘alaikum wr. wb

Penanya yang budiman, semoga Allah SWT merahmati kita selalu. Lawak atau gurau adalah salah satu cara mengisi waktu pertemuan secara menyenangkan. Lawak, kelakar, canda, dan humor dapat menyegarkan mata yang kantuk, menghibur hati yang duka, dan menyejukkan jiwa yang lelah. Singkat kata, gurau merupakan salah satu bagian dalam komunikasi yang diharapkan dapat menyenangkan orang lain.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mausu’atul Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah menyebutkan bahwa Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk hadir sebagai sahabat yang baik di antara mereka. Kepeduliaan terhadap sahabat secara lahir dan batin ini ditekankan sekali dalam Islam. Jangan sampai kehadiran kita menyusahkan orang lain baik lahir maupun batin.

? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? . ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Artinya, “Perihal sikap lembut terhadap rekan dan sahabat, Allah memang memerintahkan kita untuk bersikap baik kepada teman sejawat. Teman sejawat adalah teman seperjalanan, rekan kerja, dan orang yang disatukan dengan kita dalam sebuah pertemuan. Salah satu bentuk sikap baik adalah tidak menyulitkan, bahkan membantu mereka bila perlu. Rabi‘ah bin Abu Abdirrahman mengatakan, ‘Muru’ah dalam perjalanan adalah mendermakan bekal, menghindari perselisihan, memperbanyak bergurau pada masalah yang tidak mengundang murka Allah’,” (Lihat Kementerian Wakaf dan Masalah Keislaman Kuwait, Al-Mausu’atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah).

Perihal gurau, lawak, kelakar ulama memang berbeda pendapat. Sebagian ulama menghindari gurauan dan kelakar karena gurauan menurut mereka dapat mengurangi wibawa seseorang. Sementara sebagian ulama lainnya memandang bahwa kelakar justru melengkapi wibawa seseorang.

? ?: ? ? - ? ? ? - ? ? ? ?.? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? . ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Sebagaimana pernyataan Az-Zubaidi, para ulama berbeda pendapat perihal gurau dan kelakar. Sejumlah ulama menganggap Rasulullah SAW jauh dari gurauan dan kelakar melihat kedudukan dan martabatnya yang mulia. Ketika para sahabat RA menanyakan, ‘Apakah Engkau bergurau dengan kami ya Rasul?’, Beliau menjawab, ‘Aku tidak berkata selain kebenaran.’ Dengan kata lain, sebagian sahabat bertanya, apakah gurauan itu khusus untuk Rasulullah SAW yang mana mereka tidak boleh mengikutinya? Rasul menerangkan, kebolehan bergurau itu bukan sebuah kekhususan baginya. Gurauan tidak menafikan kesempurnaan. Bahkan gurauan itu konsekuensi dan pelengkap kesempurnaan bila gurauan berjalan sesuai undang-undang.” (Lihat Kementerian Wakaf dan Masalah Keislaman Kuwait, Al-Mausu’atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah).

Imam An-Nawawi secara jelas menyebutkan bahwa lawak, humor, dan kelakar itu bergantung pada porsinya. Sejauh tidak terperosok pada hal yang dilarang seperti merendahkan bahkan menyakiti orang lain, kelakar dan gurauan tidak masalah. Ketika dan kelakar mengarah pada pengecilan terhadap martabat orang lain, dilakukan secara berlebihan, atau melalaikannya dari kewajiban, humor dan lawak dilarang agama.

? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Artinya, “Para ulama berkata, ‘Kelakar terlarang adalah kelakar yang berlebihan dan dilakukan terus-menerus karena menyebabkan senda gurau dan keras hati’ serta dapat melalaikan zikir dan menyita perhatian yang semestinya diarahkan untuk memikirkan perihal penting dalam agama. Kecuali itu, kelakar sering kali menyakiti perasaan orang lain, memicu kebencian, dan menurunkan wibawa orang lain. Sementara kelakar yang jauh dari sifat-sifat itu dibolehkan seperti kelakar yang dilakukan Rasulullah SAW. Beliau melakukannya sesekali untuk kemaslahatan dan menghibur hati lawan bicara. Untuk ini tidak ada larangan sama sekali. Bahkan kelakar seperti ini sunah yang dianjurkan bila dilakukan sesuai sifat-sifat gurauan Rasulullah SAW. Pegang lah pendapat ulama yang kami rujuk, dan hadits berikut hukumnya yang kami teliti karena hampir semuanya dibutuhkan. Semoga Allah memberi taufiqnya,”(Lihat Muhyiddin Abu Zakaria An-Nawawi, Al-Adzkar, Darul Hadits, Kairo, halaman 305-306).

Penjelasan dalam kitab Al-Adzkar ini di atas sangat menarik untuk dijadikan catatan bagi mereka yang ingin bergurau dengan orang lain. Rambu-rambu ini patut diperhatikan agar gurauan tidak terjerumus pada hal-hal yang dilarang termasuk menyinggung masalah SARA atau menghina fisik.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq

Wassalamu’alaikum wr. wb


(Alhafiz Kurniawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah