Sabtu, 17 September 2011

Aset Koperasi Nahdlatul Tujjar Meningkat 25,9%

Bandung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk tahun buku 2014, Ketua Koperasi Simpan Pinjam Nahdlatut Tujjar (Nahdlar) H. Saepuloh menyatakan bahwa aset koperasi warga NU itu meningkat sekitar 25,9 persen.

“Ini juga diimbangi dengan peningkatan pendapatan sebesar 24,75%,” tuturnya pada RAT yang berlangsung di Wahana Wisata Cibolang Kabupaten Bandung Jawa Barat, Ahad (18/1).

Aset Koperasi Nahdlatul Tujjar Meningkat 25,9% (Sumber Gambar : Nu Online)
Aset Koperasi Nahdlatul Tujjar Meningkat 25,9% (Sumber Gambar : Nu Online)

Aset Koperasi Nahdlatul Tujjar Meningkat 25,9%

Menurut Saepuloh yang juga Pengurus Pergunu Jabar ini, laporan pertanggungjawaban dari pengurus KSP “Nahdlar” mendapat respon positif dari anggota yang hadir, sehingga secara aklamasi anggota dapat menerima pertanggungjawaban pengurus KSP Nahdlar untuk masa kerja tahun 2014.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap dalam perjalanannya, KSP “Nahdlar” dapat mewujud sebagai koperasi yang mandiri dan dikelola secara profesional sehingga dapat memberikan manfaat dan dapat? lebih meningkatkan perekonomian warga nahdliyin.

Sekretaris PCNU Kabupaten Bandung H. Usep Dedi Rostandi dalam sambutannya mengimbau para pengurus, dan anggota saling mendukung, bekerja sama dan saling memperkuat dalam membangun koperasi. “Koperasi ini milik anggota, oleh anggota dan untuk anggota” tuturnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

RAT yang dihadiri sekitar 86 orang peserta tersebut mengusung tema “Melalui Koperasi Kita Bangun Ekonomi Warga Nahdliyin”.

Untuk memeriahkan jalannya RAT, pengurus menyediakan berbagai doorprize untuk diberikan kepada anggota yang terpilih. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Sejarah, Ahlussunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 15 September 2011

Kesebelasan Darul Ahkam Menang Tipis atas Attarmasi FC

Ponorogo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pertandingan Sepak Bola Liga Santri Nusantara (LSN) Region Jawa Timur I dan Piala Bupati Ponoogo U-18 mempertemukan kesebelasan Pesantren Darul Ahkam Geger Madiun dan kesebelasan Pesantren Tremas Pacitan. Kedudukan berakhir dengan skor tipis 3-2 untuk Pesantren Darul Ahkam.

Pertandingan yang digelar di lapangan Setono, Ponorogo, Jum’at (26/8) pagi itu berlangsung sengit. Pada babak pertama, pertahanan kesebelasan Pesantren Tremas (Attarmasi FC) terlebih dahulu dibobol oleh tim Darul Ahkam pada menit ke-16 melalui gol yang diciptakan oleh Ridwan nomor punggung 9.

Kesebelasan Darul Ahkam Menang Tipis atas Attarmasi FC (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesebelasan Darul Ahkam Menang Tipis atas Attarmasi FC (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesebelasan Darul Ahkam Menang Tipis atas Attarmasi FC

Attarmasi FC yang merasa tertinggal mulai melakukan serangan balasan ke pertahanan lawan. Namun kesebelasan Darul Ahkam dapat menghalaunya. Tak puas dengan satu gol, Darul Ahkam kemudian membobol pertahanan Attarmasi FC pada menit ke-30. Gol lagi-lagi diciptakan Ridwan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menjelang akhir babak pertama, Attarmasi FC harus kembali tertinggal skor dengan masuknya bola Darul Ahkam ke gawang Attarmasi FC melalui tendangan yang dilakukan oleh Sigit nomor pungung 11. Alhasil pada babak pertama pertandingan skor akhir 3-0 untuk Darul Ahkam.

Memasuki babak kedua, Attarmasi FC mulai mengatur strategi untuk menembus pertahanan Darul Ahkam. Anak asuh pelatih Mukhibuddin ini mulai bermain agresif. Attarmasi FC berhasil mengejar ketertinggalan dengan membobol pertahanan Darul Ahkam melalui gol yang dilakukan oleh Rahmad Adi Wijaya pada menit ke-10.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tak puas dengan satu gol, Attarmasi FC berusaha membalas Darul Ahkam dengan umpan-umpan panjangnya. Darul Ahkam kali ini sulit menembus kembali pertahanan Attarmasi FC. Bahkan tiga orang pemain Darul Ahkam harus diganjar kartu kuning oleh wasit karena melakukan pelanggaran.

Pada menit ke-31 Maulana Malik menambah satu gol untuk Attarmasi FC setelah mendapat hadiah penalti dari wasit.

Beberapa tendangan Attarmasi FC hampir saja menembus pertahanan Darul Ahkam. Karena waktu yang tidak memungkinkan, Attarmasi FC tidak dapat mengejar ketertinggalan dari Darul Ahkam. Hingga peluit panjang dibunyikan oleh wasit pertanda akhir pertandingan, Darul Ahkam? tetap unggul 3-2 atas Attarmasi FC.

Sementara itu, pada pertandingan perdana LSN Jawa Timur I yang digelar di stadion Batoro Katong Ponorogo, Kamis (25/8) sore Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo yang pada LSN Jawa Timur tahun 2015 menjadi runner up, berhasil memenangkan pertandingan 3-2 atas kesebelasan Pesantren Roudlotul Huda, Lembeyan, Magetan.

Seperti diketahui, LSN Region Jawa Timur I diikuti oleh 32 tim, meliputi Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Trenggalek dan Pacitan. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 07 September 2011

PBNU: Masyarakat Tidak Perlu Reaktif Soal Al-Quran Langgam Jawa

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Mas’udi mengajak masyarakat untuk tetap tenang menyikapi pembacaan Al-Quran dengan langgam lokal. Terlalu sensitif, manusia cenderung kehilangan daya cerna sehingga tergesa-gesa memutuskan sesuatu.

PBNU: Masyarakat Tidak Perlu Reaktif Soal Al-Quran Langgam Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: Masyarakat Tidak Perlu Reaktif Soal Al-Quran Langgam Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: Masyarakat Tidak Perlu Reaktif Soal Al-Quran Langgam Jawa

“Jangan keterlaluan. Masak apa saja diributkan? Jangan reaktif begitulah. Agama itu juga soal rohani, sangat dekat dengan dzauq, perasaan. Tetapi dzauq di sini jangan diartikan sebagai emosi kemaharan, kebencian,” kata Kiai Masdar kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Selasa (19/5) sore.

Menanggapi kontroversi pembacaan Al-Quran dengan langgam Jawa di Istana Negara, Jumat (15/5), Kiai Masdar menegaskan bahwa langgam lebih dekat dengan soal budaya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalilnya jelas, “Bacalah Al-Quran dengan baik”. Ulama memahami dalil ini sebagai kewajiban bagi pembaca Al-Quran untuk pertama memerhatikan makhraj juga tajwidnya. Ini paling penting, ujar Kiai Masdar.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jangan sampai tertukar panjang-pendeknya. Jangan juga “ha” dibaca “kha”, huruf hamzah dibaca sebagai ain, atau sebaliknya. Ini bisa merusak makna.

Kedua, tetap harus menghargai dan menghormati kalimat Al-Quran sebagai sesuatu yang suci dan Ilahi. Perlu respek pada Al-Quran, bukan niat melecehkan.

“Jadi tidak boleh ada maksud-maksud yang kurang menghormati. Mau langgam apa, tidak masalah asal taat pada dua asas tadi itu,” tandas Kiai Masdar. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 04 September 2011

Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in Biasakan Santri Baca Koran

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in, Paculgowang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur menerapkan kegiatan santri gemar membaca Koran tiap jam istirahat sekolah. Tepat pada pukul 10.30 WIB siang, sejumlah 300 santri sudah mulai keluar dari masing-masing kelas dan menuju halaman Pondok Pesantren guna membaca koran yang sudah dipajang di papan pengumuman.

Zainur Roziqin, salah satu pengurus pondok pesantren ini mengatakan, kebiasaan membaca itu sudah lama diterapkan dan bahkan pihaknya harus terus berlangganan koran. “Salah satu kebiasaan santri di sini ya seperti ini, setiap hari pada jam istirahat membaca koran di halaman. Dan kami harus berlangganan,” katanya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat diwawancarai di kantor pengurus, Rabu siang (21/10).

Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in Biasakan Santri Baca Koran (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in Biasakan Santri Baca Koran (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in Biasakan Santri Baca Koran

Zainur, panggilan akrabnya menambahkan, bahwa koran adalah satu-satunya media untuk mengetaui dunia luar, sementara alat elektronik, seperti telivisi (TV) dan handphone (HP) tidak diperbolehkan ada di Pondok Pesantren ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Untuk keperluan komunikasi dengan kelurganya, kami sudah sediakan HP dengan beberapa kartu yang berbeda,” ungkap pria asal Sumatra Selatan itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penerapan sistem itu, bertujuan untuk lebih fokus pada kegiatan-kegiatan yang dianggap lebih bermanfaat oleh pondok pesantren ini. Menurutnya, alat elektronik sering disalahgunakan jika tidak ada pengawasan intensif. “Biar mereka lebih mengutamakan kegiatan yang lebih bermanfaat, seringkali media elektronik disalahfungsikan,” terangnya.

Meskipun demikian, kondisi itu tidak mengganggu kewajiban-kewajiban santri yang lain. Mereka juga harus membagi waktu sekolah, diniyah, ngaji al-Qur’an, kitab kuning, shalat berjamaah di masjid dan kegiatan-kegiatan yang lain. “Pada kondisi seperti ini, para santri di sini tetap bisa melaksanakan tugas dan kewajiban-kewajiban setiap harinya,” tuturnya. (Syamsul/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah