Selasa, 24 April 2012

Pilkada, Isu Agama Jangan Dimanfaatkan untuk Politik

Way Kanan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pemilihan kepala daerah secara serentak termasuk di Provinsi Lampung akan berlangsung 9 Desember 2015. Berkaitan dengan itu, Ketua Lembaga Persatuan Tokoh Islam (LPTI) Walisongo Kabupaten Way Kanan KH Rofiul Bashori Annashih mengingatkan agar tidak menunggangi agama untuk kepentingan politik.

"Politik ya politik. Jamaah jangan dikotak-kotakkan," ujar KH Rofiul Bashori Annashih yang mengasuh Pondok Pesantren Roudhotul Mutaqin di kampung dan Kecamatan Bumiagung Kabupaten Way Kanan yang berada sekitar 220 km sebelah utara kota Bandarlampung, Ahad (23/8).

Pilkada, Isu Agama Jangan Dimanfaatkan untuk Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
Pilkada, Isu Agama Jangan Dimanfaatkan untuk Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

Pilkada, Isu Agama Jangan Dimanfaatkan untuk Politik

Salah satu pengurus Nahdlatul Ulama (NU) di Way Kanan itu menganalogikan, seorang suami tidak akan suka jika istri tercintanya dijelek-jelekan. "Gambarannya seperti itu, semua punya pilihan masing-masing, jangan saling menyalahkan karena beda pilihan atau jago," kata Kiai Bashori lagi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada 27 Juli 2015, dua pasangan calon bupati dan wakil bupati mendaftar ke KPU Way Kanan. Bustami Zainudin dan Adinata (Adin Bustami) diusung PDI Perjuangan, Gerindra, Nasdem, PKB mendaftar siang hari. Lalu Raden Adipati Surya dan Edward Anthony (Berani) diusung Demokrat, Hanura, PKS dan PAN mendaftar pagi hari.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Urusan agama jangan dibawa-bawa ke politik. Jamaah mau memilih satunya silakan, mau memilih satunya lagi ya boleh. Ulama harus menghargai pilihan masing-masing jamaah, tidak boleh mengintervensi jamaah," ujar pengasuh pondok yang menanamkan pepatah aja eker-ekeran, sing padha rukun (jangan saling cakar-cakaran, yang guyub rukun) kepada para santri itu menegaskan.

Senada Kiai Bashori, aktivis Peradah (Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia) Lampung I Gede Klipz Darmaja juga berharap agama tidak dibawa berpolitik. Menurut dia, tokoh agama harus berpolitik secara dewasa dan santun.

"Tokoh agama tidak dipungkiri dalam hal politik masih menjadi rujukan umat, karena itu harus terlibat aktif membuat suasana sejuk. Jika ada dua tokoh agama mempunyai pilihan berbeda, tidak perlu membenturkan umat. Sekali lagi, agama tidak perlu dibawa berpolitik, itu? tidak pas," paparnya. (Tegar Inartsa Tantra/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Ahlussunnah, Quote Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar