Rabu, 30 Oktober 2013

Final LSN Jatim 1, Sulaiman Trenggalek Tantang Darul Huda Ponorogo

Trenggalek, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tuntas sudah babak Semifinal Liga Santri Nusantara Jatim 1 yang digelar Rabu sore (20/9). Skuad Sulaiman Trenggalek dan skuad Darul Huda Mayak Ponorogo berhasil melanggang menuju babak Final yang akan digelar Kamis sore (21/9) di Stadion Menak Sopal Trenggalek. Keduanya akan memburu tiket menuju seri Nasional yang dihelat akhir Oktober mendatang.

Pertandingan Semifinal berlangsung sangat sengit. Bagaimana tidak, dua tim tuan rumah Qomarul Hidayah Trenggalek dan Sulaiman Trenggalek berhadapan dengan dua tim tamu yang merupakan Juara Liga Santri Nusantara tahun 2016. 

Final LSN Jatim 1, Sulaiman Trenggalek Tantang Darul Huda Ponorogo (Sumber Gambar : Nu Online)
Final LSN Jatim 1, Sulaiman Trenggalek Tantang Darul Huda Ponorogo (Sumber Gambar : Nu Online)

Final LSN Jatim 1, Sulaiman Trenggalek Tantang Darul Huda Ponorogo

Keduanya adalah Darul Huda Mayak Ponorogo, juara Region Jawa Timur 1 Karesidenan Madiun dan Daruttaibin, juara Region Jawa Timur 2 Karesidenan Kediri. Kedua tim ini memiliki rekam yang cukup kuat, baik dalam strategi maupun permainan. 

"Ini luar biasa. Jarang-jarang ada pertandingan seperti ini. Hawa persaingannya sangat terasa sekali di tengah lapangan," ucap Gus Anam Panpel LSN, disela menyaksikan jalanya pertandingan.

Pada laga yang dihelat di Stadion Menak Sopal Trenggalek, Darul Huda Mayak Ponorogo tanpa ampun menghajar Qomarul Hidayah dengan skor 4-0. Gol diciptakan oleh pemain bernama Miftahul A dan Wiranto. Ini menghantarkan tim dari Kota Reog Ponorogo melaju ke babak Final.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari awal hingga akhir, Darul Huda Mayak mendominasi jalanya pertandingan. Anak asuh pelatih Agus S ini bermain dengan solid. Komunikasi antar pemain terlihat sangat bagus.

 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Qomarul Hidayah juga bermain cukup bagus. Beberapa kali mereka hampir menembus pertahanan Darul Huda, tapi usaha mereka dapat dihalau oleh penjaga gawang. Namun hingga pertandingan berakhir, Qomarul Hidayah masih tidak mampu membalas kekalahan. 

Sementara itu, hasil mengejutkan datang dari lapangan Sumber Gedong. Dimana pertandingan antara tim tuan rumah Sulaiman Trenggalek melawan Daruttaibin Tulungagung berakhir dengan adu pinalti.

Sejak peluit pertama dibunyikan,  kedua tim menampilkan permainan yang sangat alot. Mereka saling kejar-mengejar untuk menciptakan gol terlebih dahulu. Namun hingga pertandingan berakhir. Kedua tim tidak mampu membobol gawang masing-masing lawan.

Keduanya lalu melakukan adu pinalti. Kesempatan ini benar-benar dimanfaatkan oleh kedua tim, namun sayang tim Daruttaibin hanya mampu menciptakan satu gol, sementara tuan rumah Sulaiman Trenggalek berhasil menciptakan empat gol. Alhasil Sulaiman Trenggalek yang berhak mengantongi tiket menuju babak Final.

Menurut koordinator Region, Habib Mustofa, babak Final nampaknya akan berlangsung sangat meriah. Kedua tim yang berlaga akan didukung supporter masing-masing. Darul Huda Mayak akan mendatangkan ratusan supporternya. Masyarakat Trenggalek pun akan berbondong-bondong menyaksikan penutupan Liga Santri.

"Babak final seri region ini juga akan disiarkan secara langsung oleh TV9 mulai pukul 14.00. Selain itu direktur pertandingan LSN, Kusnaini yang akrab disapa Bung Kus juga akan hadir menjadi komentator pertandingan," ungkap Gus Toev. 

Seperti diketahui, 32 tim pesantren ikut berpartisipasi dalam kompetisi Liga Santri Nusantara Region Jatim 1 yang digelar di Trenggalek. LSN Jatim 1 berlangsung sejak Ahad (17/9) dan akan berakhir Kamis (21/9). Pelaksanaan kompetisi dinilai lebih baik dari pelaksanaan pada tahun lalu. (Zaenal Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Ubudiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 29 Oktober 2013

Bukan Tandingi “Kiai Kampung” Gus Dur

Pekalongan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Raudlatut Tholibien, Rembang, Jawa Tengah, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) kembali akan mengumpulkan ulama dan kiai pesantren se-Indonesia. Acara yang digagasnya bersama tiga ulama besar, Habib Mohammad Luthfy Bin Ali Bin Yahya, KH Mahfudl Ridlwan dan KH Dimyathi Rois itu bakal digelar pada 22 Mei mendatang di Ponpes Al Mubarok, Medono, Kota Pekalongan, Jateng.

Pertemuan tersebut merupakan ketiga kalinya. Sebelumnya, kegiatan serupa yang diikuti sekira 700 kiai pesantren dan ulama tarekat se-Indonesia itu diselenggarakan di Ponpes Raudlatut Tholibien, Leteh, Rembang, 8 April 2006 silam dan di Ponpes Edi Mancoro, Kabupaten Semarang, Jateng, pada 10 Pebruari 2007 lalu.

Bukan Tandingi “Kiai Kampung” Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Bukan Tandingi “Kiai Kampung” Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Bukan Tandingi “Kiai Kampung” Gus Dur

Gus Mus kepada Kontributor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Pekalongan Abd Muiz mengatakan, kegiatan bertajuk “Kiai sebagai Penggerak Simpul Panduan Utama Bangsa bagi Kemaslahatan Umat” itu akan membahas sejumlah agenda penting. Antara lain, memperkuat tali silaturrahim ulama pesantren dan kiai thariqah, menggali para kiai pendahulu dalam menjalankan peran ke-kiai-an dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Selain itu, ujar Gus Mus yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), acara silaturrahim yang rencananya dibuka Menteri Agama Maftuch Basyuni tersebut, juga akan membahas peneguhan sikap para kiai sebagai pelayan umat (khadimul ummah) serta menyatukan pandangan tentang upaya-upaya untuk melaksanakan peran tersebut.

Gubernur Jateng H Mardiyanto dan Wakil Rais Aam PBNU KH Tolchah Hasan yang juga mantan Menteri Agama RI era Presiden Abdurrahman Wahid dijadwalkan hadir pada acara tersebut.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Panitia Pelaksana acara tersebut, KH Zakaria Ansor menegaskan, acara itu bukan untuk menandingi sejumlah forum kiai muncul belakangan ini, seperti halnya Forum Kiai Langitan, Forum Kiai Kampung hingga Majelis Silaturrahim Ulama Rakyat (Masura) yang digagas Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Melainkan merupakan amanat dan rekomendasi dari pertemuan kedua di Kabupaten Semarang beberapa waktu lalu.

“Ada sejumlah masalah yang dianggap penting untuk diperhatikan oleh para kiai sebagai mitra dan pelayan umat (khadimul ummah), masalah-masalah itu antara lain berkaitan dengan perilaku (akhlaq karimah), perekonomian (iqtishadiyah) dan kemasyarakatan (ijtima’iyah),” ujar Kiai Zakaria.

Sementara, Ponpes Al-Mubarok yang didaulat menjadi tempat perhelatan tingkat nasional itu, terus melakukan sejumlah pembenahan fisik, termasuk pavingisasi halaman seluas 1000 meter persegi dan prasarana umum lainnya. Hal tersebut dilakukan agar para tamu undangan merasa nyaman mengikuti acara.

Selain itu, pihak ponpes juga menyediakan sejumlah penginapan khusus tamu yang terdiri dari para kiai sepuh, antara lain di Medono 20 rumah, Buaran 15 rumah dan Pringlangu 10 rumah. Beberapa warga lainnya mengaku bersedia jika rumahnya dijadikan tempat penginapan para tamu yang datang dari berbagai penjuru Tanah Air itu. (rif)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 Oktober 2013

Ansor Majalengka Seleksi Anggota Baru Densus 99

Majelangka, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Majalengka menggelar pleno pembahasan isu terkini dan seleksi anggota Densus 99 bagi anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna) untuk tahap pertama di objek wisata durian Gunung Kandaga, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Acara yang berlangsung Ahad (5/10) pagi ini dihadiri sekitar 100 orang, di antaranya dari Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Majalengka, Satuan Koordinator Cabang (Satkorcab) Banser, dan perwakilan (Satuan Koordinator Rayon) Satkoryon Banser se-Kabupaten Majalengka.

Ansor Majalengka Seleksi Anggota Baru Densus 99 (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Majalengka Seleksi Anggota Baru Densus 99 (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Majalengka Seleksi Anggota Baru Densus 99

Ketua Ansor Majalengka Ahmad Khotib mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menyeleksi anggota Banser Majalengka dari segi kecakapan dan mental sebagai anggota satuan khusus Densus (Detasemen khusus) 99 Kabupaten Majalengka.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Satuan ini dibentuk tidak hanya menjadi pengawal khusus para ulama NU Majalengka namun juga membantu pihak aparat keamanan untuk mencegah gerakan-gerakan radikalisme yang merongrong masyarakat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Khotib berharap satuan yang sudah terbentuk bisa bekerja secara totalitas dalam melakukan setiap tugasnya sebagai satu kesatuan yang dapat mengamankan masyarakat Majalengka dari ancaman gerakan radikalisme yang tidak sejalan dengan aqidah Ahlussunah wal Jamaah serta dapat menjaga keutuhan NKRI.

Anggota dari satuan khusus Densus 99 kini baru baranggota 30 personel, sedangkan yang dibutuhkan adalah 99 personel. Dalam seleksi juga Drs Arifin Muslim terpilih menjadi Pimpinan Satuan khusus Densus 99.

Sebelum seleksi digelar, acara tersebut dimulai dengan pembahasan isu gerakan radikalisme dan cara pencegahannya. Ke-30 personel yang lolos melalui uji fisik, ilmu kanuragan, dan uji materi wawasan ke-NU-an serta kebangsaan. (Aris Prayuda/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 18 Oktober 2013

MTs NU Kusuma Husada Tradisikan Baca Asmaul Husna sebelum KBM

Tegal, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - MTs NU Kusuma Husada Jatinegara Kabupaten Tegal mentradisikan membaca asmaul husna sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM).

"Setelah pembacaan asmaul husna dilanjutkan menyanyikan Yalal Wathan," ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Sukirno kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

MTs NU Kusuma Husada Tradisikan Baca Asmaul Husna sebelum KBM (Sumber Gambar : Nu Online)
MTs NU Kusuma Husada Tradisikan Baca Asmaul Husna sebelum KBM (Sumber Gambar : Nu Online)

MTs NU Kusuma Husada Tradisikan Baca Asmaul Husna sebelum KBM

Menurut pria yang diamanahi Pengurus LKK MWCNU Jatinegara itu, tradisi tersebut dimaksudkan untuk menanamkan rasa kecintaan kepada Allah dan Rasulullah SAW.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, agar para siswa terbiasa dan hafal asmaul husna sebagai sarana pendekatan diri kepada Allah SWT. "Kecintaan kepada tanah air juga kita tanamkan dengan melantunkan Yalal Wathan," ungkapnya.

Dijelaskan Sukirno, sebagai sekolah yang berbasis keagamaan, pihaknya menginginkan agar siswanya setelah lulus memiliki akhlakul karimah, bekal iman dan takwa di samping ilmu pengetahuan.

"Tidak cukup ilmu saja, tapi iman dan takwa perlu ditanamkan secara kokoh di hati dan jiwa para peserta didik khususnya di MTs Kusuma Husada Capar, Jatinegara," pungkasnya. (Hasan/Alhafiz K)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Lomba Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 11 Oktober 2013

Hubungan Indonesia-Arab Tak Bisa Disamakan dengan Eropa

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)  Hasyim Muzadi mengatakan, hubungan Indonesia dengan Arab Saudi tidak bisa disamakan dengan Eropa, karena dimensinya berbeda.

"Kalau Eropa, dimensinya bisnis, keamanan, atau dimensi politik. Tapi, kalau dengan Arab Saudi hubungan Indonesia dimensi agamis," kata Hasyim usai seminar bertajuk Amandemen UUD 1945 di kantor PBNU Jakarta, Kamis.

Hasyim mengatakan, mengenai wacana larangan terbang terhadap maskapai penerbangan Indonesia ke Arab Saudi tidak perlu ditangapi dengan keras. "Indonesia cukup melakukan penjelasan, tidak usah keras. Kalau memang harus ada yang diperbaiki dari Garuda, ya diperbaiki," katanya.

Hubungan Indonesia-Arab Tak Bisa Disamakan dengan Eropa (Sumber Gambar : Nu Online)
Hubungan Indonesia-Arab Tak Bisa Disamakan dengan Eropa (Sumber Gambar : Nu Online)

Hubungan Indonesia-Arab Tak Bisa Disamakan dengan Eropa

Hasyim menegaskan, dalam hal ini yang lebih terlihat adalah pihak Arab Saudi yang ingin mendapatkan keterangan dari pihak Indonesia. "Belum ada larangan, saya juga belum yakin itu larangan. Saudi cuma ingin penjelasan, kenapa itu terjadi di Eropa," ujarnya.

Lebih lanjut Hasyim yakin, posisi Arab Saudi tidak akan melakukan sesuatu yang bertentangan sesuai amanah yang diembannya. "Saya yakin posisi Arab sesuai namanya dalam bahasa Arab "Qodimun Haromain" itu, sesungguhnya pengabdi haji. Maka dia tidak mungkin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip yang ia lakukan," katanya.

Disinggung adanya boikot haji, Hasyim menegaskan hal itu tidak perlu dilakukan. "Saya kira itu tidak perlu. itu, hanya, karena kaget saja," demikian Hasyim Muzadi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebelumnya, Menteri Agama Maftuh Basyuni menegaskan bahwa pemerintah Arab Saudi belum melarang penerbangan Indonesia ke Arab Saudi. Semua yang berkembang saat ini baru wacana.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pemerintah Arab Saudi baru mempertanyakan keputusan Uni Eropa yang melarang penerbangan Indonesia ke Eropa. Utusan dari sana (Arab Saudi) telah diminta datang ke Indonesia untuk memperoleh penjelasan langsung mengenai kondisi penerbangan di Indonesia," katanya.

Menag berharap pembatalan pemberangkatan jemaah haji Indonesia tahun ini tidak sampai terjadi.(sbr)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Kiai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 08 Oktober 2013

Malam Ini, Keraton Surakarta Gelar “Malem Selikuran”

Solo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Keraton Surakarta akan menggelar peringatan ‘Malem Selikuran’ yang ditandai dengan prosesi kirab sambil membawa tumpeng, malam ini, Jumat (18/7). Tradisi Malem Selikuran rutin diadakan bertepatan pada malam 21 Ramadhan.

Malam Ini, Keraton Surakarta Gelar “Malem Selikuran” (Sumber Gambar : Nu Online)
Malam Ini, Keraton Surakarta Gelar “Malem Selikuran” (Sumber Gambar : Nu Online)

Malam Ini, Keraton Surakarta Gelar “Malem Selikuran”

Menurut Tafsir Anom Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Moh Muhtarom, “Acara ini digelar sekaligus menyambut datangnya malam Lailatul Qadar.

Saat ditemui Pimpinan Pusat Muhammadiyah di kompleks Masjid Agung Surakarta, Kamis (17/7), Muhtarom menjelaskan rute kirab Malem Selikuran. Rute kirab tahun ini, berbeda dengan rute tahun lalu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rute kirab dimulai dari Keraton menuju Masjid Agung Surakarta. “Ini dilakukan untuk mengembalikan Masjid Agung sebagai simbol pusat umat,” jelas Muhtarom yang kini diamanahkan sebagai Syuriyah MWCNU Pasar Kliwon itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun, perubahan itu tidak menghilangkan makna prosesi perayaan Malam Selikuran. Memang, di masa Paku Buwono X sempat dibuat kebijakan untuk melaksanakan ‘Malem Selikuran’ di Sriwedari.

“Karena dulu diselenggarakan menuju Masjid Agung dan sempat diadakan ke Sriwedari, makanya kami ingin mengembalikan ini lagi,” kata Muhtarom.

Malem Selikuran akan diadakan sehabis shalat Tarawih di mana prosesi kirab membawa tumpeng. “Setelah sampai masjid, tumpeng didoakan dan kemudian dibagi-bagikan ke masyarakat,” imbuhnya. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Humor Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 04 Oktober 2013

Ketika Warga Surabaya Terusik Tuduhan Musyrik dan Ahli Neraka

Surabaya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Surabaya khususnya kawasan utara bergolak. Sejumlah warga di wilayah Sidotopo mempersoalkan keberadaan Sekolah Tinggi Agama Islam Ali bin Abi Thalib. Kampus di bawah Yayasan Al-Iskan ini telah menyulut amarah warga lantaran mengeluarkan selebaran yang menghina amaliyah salafus shalih.

Selebaran berupa buletin Al-Iman edisi 205 tahun ke-5 Nomor 9 untuk bulan Rabiul Awal 1436 H tersebut sebagai "balasan" atas kegiatan masyarakat setempat yang mengundang KH Marzuki Mustamar dalam acara maulid Nabi Muhammad SAW pertengahan bulan Maret, serta istigotsah yang dilangsungkan akhir April lalu.

Ketika Warga Surabaya Terusik Tuduhan Musyrik dan Ahli Neraka (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Warga Surabaya Terusik Tuduhan Musyrik dan Ahli Neraka (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Warga Surabaya Terusik Tuduhan Musyrik dan Ahli Neraka

Dalam selebaran itu dikatakan bahwa apa yang dilakukan masyarakat dengan menyelenggarakan maulid Nabi Muhammad sebagai kegiatan bidah dan tindakan syirik yang tentu saja akan membawa pelakunya masuk neraka.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terang saja pandangan pimpinan kampus yang diteruskan dalam selebaran tersebut menyulut amarah warga. Sebenarnya emosi masyarakat sudah tidak bisa dikendalikan, namun tokoh masyarakat setempat masih mencoba meredam, termasuk melakukan komunikasi dengan pihak keamanan. Konsultasi kepada PWNU Jawa Timur juga dilakukan agar ditemukan solusi terbaik.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Puluhan tokoh agama Sidotopo Surabaya yang intensif melakukan konsultasi, antara lain H Sulthon dari Forum Warga Sidotopo, Hafidh Sanafi (Ketua MWCNU Semampir), Ustadz Ismail, H Abdurrahman, KH Magrobi serta KH Rasyidi bersama tokoh setempat melakukan konsultasi kepada KH Miftachul Akhyar, Rais PWNU Jawa Timur beberapa waktu berselang.

"Kami meminta PWNU Jawa Timur bisa melakukan langkah-langkah kongkrit agar keberadaan kampus yang meresahkan warga ini," kata H Sulthon kepada media ini, Selasa (5/5).

Secara? lebih rinci, pria berperawakan tinggi tegap ini menceritakan bahwa awal gejolak di kawasan Sidotopo dimulai dengan beredarnya Buletin Al-Iman edisi 205 tahun ke-5 Nomor 9 bulan terbit Rabiul Awal 1436 H.

"Secara umum, buletin tersebut dengan sengaja dan sadar telah memberikan predikat kepada umat Islam yang melakuklan maulid Nabi dan acara lainnya seperti Isra Miraj, hari Asyura, Nuzulul Quan sebagai kegiatan bidah," katanya. Demikian juga kelompok ini memberikan vonis, apa yang dilakukan warga sebagai perbuatan musyrik dan akan masuk neraka, lanjutnya.

Sebagai reaksi spontan atas beredarnya buletin tersebut, ratusan masyarakat melakukan unjuk rasa ke kampus setempat. "Prinsipnya masyarakat meminta pertanggungjawaban kampus terkait karena apa yang telah disebarkan menimbulkan keresahan bagi masyarakat," ungkapnya.

Beberapa tokoh masyarakat mencoba menenangkan suasana. "Bahkan ada yang sudah menguhubungi pihak keamanan agar diselengarakan musyawarah dengan pihak kampus tersebut," kata KH Abdurrahman. Dan akhirnya terjadilah dialog yang mempertemukan kedua belah pihak yang difasilitasi pihak di Kodim setempat.

"Dalam pertemuan tersebut ternyata pihak kampus masih tetap bersikukuh dengan pendapatnya," kenang Ustadz Ismail yang saat itu juga memberikan keterangan. Bahkan dengan sangat jelas mereka menyatakan bahwa antara masyarakat Sidotopo dengan kampus tersebut beda paham.

Tidak berhenti sampai di situ yang dilakukan kampus tersebut. Bahkan selama tiga hari yakni 7, 8 dan 9 Mei mendatang mereka akan menyelenggarakan daurah dengan mengundang tokoh nasional. "Para ikhwan atau jamaah mereka dari berbagai daerah juga diundang," katanya.

Bagi tokoh masyarakat, apa yang dilakukan oleh pihak kampus sebagai tindakan arogan dan terkesan ingin unjuk kekuatan. "Diajak dialog saja mereka mengatakan beda paham, dan kemudian? ditambah dengan menyelenggarakan kegiatan daurah," kata Ustadz Amir.

Bagi tokoh masyarakat Sidotopo ini, apa yang telah dilakukan kampus tersebut sebagai tindakan arogan yang juga terkesan menantang. "Padahal mayoritas masyarakat, termasuk umat Islam di wilayah kami sangat menghargai ukhuwah, dan hidup penuh kedamaian," terangnya.

Justru dengan kehadiran komunitas muslim yang terkesan tertutup ini, Islam toleran dan menghargai perbedaan menjadi tercoreng. "Bahkan bila tidak ada tindakaan riil, bukan tidak mungkin pada saatnya akan ada konflik horizontal di akar rumput," katanya.

KH Miftachul Akhyar sangat prihatin dengan kondisi ini. "Saat NU ingin menyebarkan Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah, dan penyebarannya tidak merata, ternyata hal itu masih diganggu ulah masyarakat muslim sendiri," ungkapnya.

Rais Syuriah PWNU Jawa Timur ini mengingatkan pemerintah untuk bisa responsif melihat permasalah ini. "Karena kalau terjadi kekacauan di kawasan tertentu, maka yang akan rugi adalah pemerintah sendiri lantaran dianggap gagal memberikan rama aman bagi masyarakatnya," tandas Pengasuh Pondok Pesantren Miftahussunnah Kedungtarukan Surabaya ini.

Kiai Miftah, sapaan akrabnya bahkan mengistilahkan para pengganggu amaliyah warga ini dengan istilah "begal akidah". Padahal sebagai organisasi sosial keagamaan, Nahdlatul Ulama ingin agar ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah dapat lestari di Indonesia. Namun dalam kenyataannya, ada sejumlah kelompok masyarakat muslim yang justru mempersoalkan bahkan mengkafirkan amaliyah warisan para ulama terdahulu tersebut.

Sebagai solusi,maka Kiai Miftah sepakat dengan tuntutan warga agar keberadaan kampus ini bisa dipindah atau ditutup. "Ya, tuntutannya hanya dua, relokasi atau kampus tersebut ditutup karena keberadaannya mengganggu ketertiban umum," terangnya. (Syaifullah/Mahbib)

Foto: Sejumlah elemen masyarakat Sidotopo usai diterima Rais Syuriah PWNU Jatim

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Berita, Kajian Sunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 01 Oktober 2013

Pertukaran Pemuda Internasional GP Ansor di Mata Peserta Asal Belanda

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) kembali menggelar agenda Pertukaran Pemua Antarbudaya. Kali ini, ada delapan puluh lima peserta yang berasal dari dua puluh tiga negara.?

Diantara sekian peserta, ada yang cukup mencuri perhatian karena tinggi badannya yang di atas rata-rata orang Asia dan berambut pirang. Xander Laurence V.C namanya. Seorang peserta dari negeri kincir angin, Belanda.

Pertukaran Pemuda Internasional GP Ansor di Mata Peserta Asal Belanda (Sumber Gambar : Nu Online)
Pertukaran Pemuda Internasional GP Ansor di Mata Peserta Asal Belanda (Sumber Gambar : Nu Online)

Pertukaran Pemuda Internasional GP Ansor di Mata Peserta Asal Belanda

Awalnya, ia mendapatkan info tentang agenda ini dari temannya yang membagikan info tersebut kepadanya. Lalu kemudian ia mendaftarkan diri dan diterima sebagai peserta. Ia mengaku sudah memiliki persiapan yang matang dalam menjalani setiap acara dalam agenda ini.

“Saya memiliki minggu-minggu yang sibuk untuk mempersiapkan diri mengikuti acara ini,” kata Xander selepas mengikuti Perayaan Pembukaan Global Intercultural Youth Exchange dengan tema Strengthening Global Bond for A Better World di Jakarta, Kamis (19/5).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan mengikuti agendanya itu, mahasiswa Universitas Indonesia itu berharap, ia bisa bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara dengan agama dan budaya yang berbeda-beda.?

“Saya berharap bisa bertemu banyak orang di sini. Melewati batas-batas negara dan sekat yang ada di antara kita,” ujar laki-laki yang mengaku baru bisa berbahasa Indonesia sedikit-sedikit itu.

Selama ini, ia mengaku fokus untuk bertemu dan bergabung dengan orang-orang di luar negaranya untuk menjelaskan batas-batasnya.?

Rencananya, ada dua kota yang akan dijelajahi oleh peserta Global Intercultural Youth Exchange, yaitu Kebumen dan Yogyakarta. Di Kebumen, mereka akan mengunjungi Pondok Pesantren Al Kahfi, sementara di Yogyakarta mereka akan mengeksplorasi kota budaya tersebut dan dijadwalkan bertemu dengan Sri Sultan. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kisah Mursyid Syattariyah Mimpi Melihat Gigi Rasulullah

Subang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Rasulullah adalah manusia mulia, siapa pun yang ada di dekatnya pasti akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan yang tiada terhingga. Maka tidak heran jika sebagian para sahabat rela tinggal di masjid karena ingin selalu dekat dengan Rasulullah.

"Kemana pun Rasulullah pergi, para sahabat selalu mengikutinya. Karena bagi para sahabat, ada kenikmatan tersendiri jika berada di dekat Rasulullah, bahkan menjelang wafatnya Rasulullah, ada seorang sahabat yang bernama Ukasyah yang rela mengelabui hanya karena ingin memeluk Rasulullah," papar mantan Rais Syuriyah PCNU Subang, KH Nawawi di kediamannya, Kecamatan Pabuaran, Subang, Kamis (4/8).

Kisah Mursyid Syattariyah Mimpi Melihat Gigi Rasulullah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Mursyid Syattariyah Mimpi Melihat Gigi Rasulullah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Mursyid Syattariyah Mimpi Melihat Gigi Rasulullah

Suatu hari, kata Kiai Nawawi, Rasulullah ingin istirahat, karena bagaimana pun juga Rasulullah adalah seorang manusia yang membutuhkan istirahat. Namun saat Rasulullah hendak memasuki rumah, para sahabat tetap mengikutinya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Rasulullah mau melarang sahabat tapi tidak enak, sehingga yang melarangnya langsung oleh Allah, ‘Janganlah kalian masuk rumah Nabi tanpa izin’," ungkapnya sambil mengutip Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab Ayat 53.

Mengenai hal ini, Kiai Nawawi mengisahkan mimpinya KH Sayuti Maksudi yang bertemu Rasulullah. Kiai Sayuti adalah mursyid tarekat Syattariyah dan Kiai Nawawi sendiri diberi amanat sebagai khalifahnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saat saya berkunjung ke rumahnya, beliau (Kiai Sayuti, red) sudah dua hari terbaring sakit dan tidak enak makan, sepertinya sakitnya karena pikiran dan keluarganya tidak ada yang tahu bahwa Kiai Sayuti sedang memikirkan sesuatu," jelas Kiai Nawawi

Saat ditanyakan, kata Kiai Nawawi, barulah diketahui bahwa dua hari sebelumnya Kiai Sayuti bermimpi melihat Rasulullah sedang tersenyum dan giginya terlihat, saat melihat mimpi tersebut, Kiai Sayuti merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, sehingga mimpi tersebut selalu terbayang sampai tidak bisa merasakan kenikmatan yang lain, termasuk nikmatnya makan.

"Akhirnya setelah saya kasih nasihat, beliau baru mau makan dan tidak lama kemudian sembuh," pungkasnya. (Aiz Luthfi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Humor Islam, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah