Senin, 28 April 2014

Materi dan Kekuasaan Jadi Tujuan Utama Pengusung Khilafah

Tangerang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pusat Studi dan Pengembangan NU Santri Tangerang Raya (PSP Nusantara) mengadakan sarasehan kebangsaan bertajuk “Membongkar Bahaya Ideologi Radikalisme dan Terorisme”, Rabu (28/1). Diskusi terbuka ini menguak materi dan nafsu berkuasa sebagai motivasi gerakan gerombolan pengusung khilafah yang tidak lain.

Ken Setiawan dari NII Crisis Center lebih menceritakan pengalamannya saat menjadi anggota Negara Islam Indonesia (NII). Menurutnya, tujuan utama organisasi yang mengusung khilafah Islamiyah adalah materi dan? kekuasaan.

Materi dan Kekuasaan Jadi Tujuan Utama Pengusung Khilafah (Sumber Gambar : Nu Online)
Materi dan Kekuasaan Jadi Tujuan Utama Pengusung Khilafah (Sumber Gambar : Nu Online)

Materi dan Kekuasaan Jadi Tujuan Utama Pengusung Khilafah

“Dengan keduanya itu, nilai keislaman yang universal tertutupi oleh rasa keinginan yang mendalam. Mereka akhirnya menghalalkan segala cara, proses taqqiyah (pembohongan menyelinap) pun menjadi metode yang diterapkan,” kata Ken dalam sarasehan di pesantren Jabal Nur, Cipondoh, kota Tangerang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ken mencontohkan bagaimana perekrutan anggota organisasi pendukung syariat Islam sebagai konstitusi dengan membenturkan calon anggota berpengetahuan keislaman yang minim dan kekurangan dari sistem pemerintahan Pancasila.

“Lalu ujung-ujungnya khilafah islamiyah atau pendirian negara Islam dijadikan sebagai solusi,” tegas Ken pada sarasehan yang dihadiri santri, anggota Ansor, anggota IPPNU, dan masyarakat Tangerang ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir narasumber lainnya HM Qustulani dari Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Tangerang dan pimpinan pesantren Jabal Nur KH Saeful Millah. Sarasehan ini diadakan untuk membeberkan pemahaman yang utuh perihal keislaman di kalangan generasi muda Indonesia.

Direktur PSP Nusantara Hilman mengatakan bahwa lembaga yang tengah diamanahkan kepadanya bernaung di bawah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) Tangerang. “Sebab itu, usaha membumikan bahaya radikalisme harus digelorakan demi keutuhan bangsa dan negara di masa depan, khususnya di Tangerang.”

Sementara Kiai Saeful, banyak nilai keislaman yang berbermakna untuk diterapkan dalam kehidupan yang beragam apalagi di Indonesia. Pasalnya, pedoman dasar masyarakat Indonesia mengacu pada demokrasi Pancasila yang mengedapankan asas mufakat.

“Seharusnya, nilai-nilai tersebut diterapkan dalam keseharian tanpa adanya pengafiran atau penyalahan kelompok tertentu atas nama agama,” kata Kiai Saeful.

Senada dengan Kiai Saeful, H Qustulani mengatakan bahwa tipe organisasi yang mengarah pada pragmatisme dan radikalisme ideologi adalah mereka yang mengusung khilafah Islamiyah dan menggugat demokrasi sebagai sistem kafir.

Ia mengingatkan peserta sarasehan untuk tidak tertipu dengan symbol-simbol atas nama agama. Untuk itu, mulai dari sekarang diri, keluarga, saudara serta teman harus dibentengi dari organisasi model seperti itu. (Marwata/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Songsong Haul, PK IPPNU-IPNU Buntet Pesantren Gelar Makesta

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam menyongsong puncak haul (6-7/4) mendatang, PK IPPNU-IPNU Buntet Pesantren Cirebon (BPC) menggelar masa kesetiaan anggota (Makesta) bersama di Jalan Lembaga Pendidikan Islam Buntet Pesantren, Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat, Kamis-Jumat (28-29/3).

Sedikitnya 150 pelajar mengikuti makesta bersama. Mereka terdiri dari pelajar MANU Putri BPC, MANU Putra BPC, MTsNU Putra 1 BPC, MTsNU Putra 2 BPC, MTsNU Putri 3 BPC, dan SMK NU Mekanika BPC.

Songsong Haul, PK IPPNU-IPNU Buntet Pesantren Gelar Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)
Songsong Haul, PK IPPNU-IPNU Buntet Pesantren Gelar Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)

Songsong Haul, PK IPPNU-IPNU Buntet Pesantren Gelar Makesta

Perihal itu disampaikan oleh Ketua PC IPPNU Putri Hidayani kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah per telepon, Kamis (28/3). Makesta bersama berlangsung selama dua hari yang diakhiri dengan pembaiatan. 

“Peserta akan membahas sejumlah materi, antara lain manajemen kepemimpinan, manajemen keorganisasian, ke-NUan, ke-IPPNUan, ke-IPNUan, dan materi Ahlussunah Waljamaah,” ungkap Putri Hidayani.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam membahas sejumlah materi itu, para pelajar Buntet Pesantren dipandu oleh KH Wawan Arwani, Ahmad Ropahan, KH Tubagus Rifqy Chowas, Salman Alfarisi, Ketua PC IPPNU Kabupaten Cirebon Putri Hidayani, dan Ketua PC IPNU Kab Cirebon, tambah Putri.

Setelah pelantikan dan rakercab pengurus PC IPPNU-IPNU Kabupaten Cirebon Sabtu-Ahad lalu (23-24/3), “Kami tidak mau menunggu lama untuk segera bergerak terutama dalam tugas utama, kaderisasi selain program lainnya,” kata Putri.

Usai makesta di Buntet Pesantren, kami masih harus merambah ratusan sekolah lain di Kabupaten Cirebon, pungkas Putri.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Hikmah, Hadits Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 15 April 2014

Ini Harapan Warga Nahdliyin Solo

Solo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-89 Nahdlatul Ulama (NU), yang jatuh pada Sabtu (31/1) ini, menjadi momentum spesial bagi warga Nahdliyin.

Ini Harapan Warga Nahdliyin Solo (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Harapan Warga Nahdliyin Solo (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Harapan Warga Nahdliyin Solo

Berbagai ucapan selamat, serta tak lupa pesan dan harapan diungkapkan mereka untuk NU, baik via SMS maupun diunggah di akun media sosial (medsos).

Ketua PC GP Ansor Solo, Muhammad Anwar, berharap pada momentum ini program yang digarap para pengurus dapat lebih mengena kepada masyarakat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Semoga program-program NU ke depan lebih menyasar, berpihak pada warga NU. Karena selama ini peran program NU kurang bisa dirasakan warga NU secara keseluruhan, khususnya bidang ekonomi, yg kelihatan menjamur hanya dibidang amaliah,” ujarnya.

Senada dengan Anwar, Ketua PC PMII Sukoharjo, David Zainuddin berharap NU lebih menaruh perhatiannya terhadap upaya pemberdayaan secara ekonomi kepada anggotanya.

“Mayoritas anggota NU adalah mereka yang berada di desa. Banyak anggota NU yang kemudian berpaling ke ormas lain karena masalah ini. Mumpung Menteri Desa-nya dari NU, maka harus ada upaya secara terstruktur dan kolektif dari semua pihak,” ungkap Mahasiswa IAIN Surakarta itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Suara perempuan pun ikut hadir untuk memberikan pesan di hari Harlah ini. “Harlah NU, semoga para Nahdliyin tetap solid menjaganya, berjuang dengan ikhlas demi tegaknya Ahlussunnah wal Jamaah ala an-Nahdliyah," begitu tulis ketua PC Fatayat Boyolali, Nur Fauziah dalam akun facebook-nya.

Sedangkan Ketua PC IPNU Klaten, Ahmad Saifuddin menaruh harapan tinggi kepada NU, agar dapat meningkatkan kualitas sekolah yang dimiliki NU. “Meningkatkan kualitas pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi,” harapnya singkat. (Ajie Najmuddin/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Cerita, Anti Hoax Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 11 April 2014

PCNU Kota Sorong: Muktamar Harus Dorong Konsolidasi Keulamaan dan Keumatan

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Muktamar adalah forum tertinggi Nahdlatul Ulama dalam menghasilkan keputusan maupun kebijakan. Organisasi seperti NU sekarang memapunyai tantangan yang begitu besar terutama di daerah-daerah. Oleh karena fungsi keulamaan dan keumatan harus digerakkan dan dikonsolidasikan kembali sebagai sebuah amanah.

PCNU Kota Sorong: Muktamar Harus Dorong Konsolidasi Keulamaan dan Keumatan (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Kota Sorong: Muktamar Harus Dorong Konsolidasi Keulamaan dan Keumatan (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Kota Sorong: Muktamar Harus Dorong Konsolidasi Keulamaan dan Keumatan

Demikian ditegaskan oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Sorong H. Supran, S,Pd., M.Si., Selasa, (30/12) saat berkunjung ke Kantor Redaksi Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta.

“Sifat keulamaan sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah keumatan zaman sekarang,” tambahnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Supran yang usai menghadiri Silaturrahim Nasional Alim Ulama di Pesantren Al-Hikam, Depok, sejarah NU telah membuktikan bahwa peran ulama sangat besar dalam mengkonsolidasikan umat untuk berjuang membela tanah air dan agama.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saat ini, kita benar-benar harus kerja, karena tantangan NU sangat besar terkait keagamaan dan kebangsaan,” ujarnya lagi.

Terkait sistim Ahlul Halli Wal Aqdi, Supran menerangkan, apapun sistim yang diterapkan dalam pemilihan ketua umum, yang terpenting semua harus dikembalikan untuk kebesaran NU. “Bukan untuk kebesaran orang per orang,” katanya.

Dari NU Sorong Sendiri, terang Supran, tidak keberatan penyelenggaraan Muktamar NU 2015 digelar di Jombang, Jawa Timur. “Secara Geografis, kita melihat Jombang tempat yang strategis, karena ia ada di tengah-tengah, dari timur dan barat Indonesia, tidak terlalu jauh,” paparnya.

Lebih jauh, Supran menjelaskan, kejayaan NU lahir Jombang. “Oleh karena itu, kita butuh semangat Jombang secara batin untuk sebaik-baiknya mengabdi untuk kemajuan NU,” pungkasnya. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mulanya Tak Ada yang Berani Mendirikan Cabang NU di Tuban

Kemunculan Nahdlatul Ulama (NU) di daerah Tuban, Jawa Timur, tergolong lebih muda jika dibandingkan daerah-daerah lain di Jawa Timur atau Jawa Tengah. NU yang didirikan pada tahun 1926, baru berdiri di Bumi Wali pada tahun 1935, itupun bukan di pusat kota, melainkan di Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.

“Salah satu penyebabnya, dikarenakan pengaruh dan wibawa dari KH Moertadlo. Beliau merupakan seorang ulama sepuh seangkatan KH Hasyim Asy’ari, yang masih memegang prinsip bahwa dakwah Islam tidak harus melalui organisasi, tetapi cukup melalui dakwah dan pengajian,” terang Wakil Rais Syuriyah PCNU Tuban KH Ahmad Mundzir, saat ditemui Pimpinan Pusat Muhammadiyah, belum lama ini (3/10).

Mulanya Tak Ada yang Berani Mendirikan Cabang NU di Tuban (Sumber Gambar : Nu Online)
Mulanya Tak Ada yang Berani Mendirikan Cabang NU di Tuban (Sumber Gambar : Nu Online)

Mulanya Tak Ada yang Berani Mendirikan Cabang NU di Tuban

Mundzir menambahkan, pendapat Kiai Moertadlo yang kala itu mengasuh Pesantren Ash-Shomadiyah Makam Agung Tuban, kemudian diikuti para kiai dan tokoh Islam setempat. Alhasil, tak ada yang berani mendirikan cabang NU di kota Tuban.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Baru kemudian pada tahun 1935, sejumlah santri alumni Pesantren Tebuireng di Kecamatan Jenu mendirikan NU Cabang Jenu. Sehingga muncul anekdot Jenu (Jelas NU)!” ungkapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagai pengurus di masa awal, KH Khusen mengemban amanah sebagai Rais Syuriyah berduet dengan Kiai Umar Farouq sebagai Ketua Tanfidziyah.

Meskipun demikian, pada perkembangannya hingga Indonesia merdeka, NU di Tuban belum jua mengalami perkembangan yang pesat. Selain karena faktor di atas, kebijakan Jepang yang membekukan semua organisasi masyarakat dan politik di Indonesia juga menjadi alasan lain.

Hingga akhirnya, KH Wahid Hasyim, yang ketika itu menjabat sebagai Ketua Masyumi, datang menemui Bupati Tuban  R.T. Soediman Hadiatmodjo dan memintanya untuk mengizinkan membuka cabang NU di daerah Tuban.

Pada tahun 1945 NU berdiri di kota Tuban dan dengan sendirinya keberadaan NU Cabang Jenu pun berakhir. (Ajie Najmuddin)

Sumber terkait : Buku Perjalanan NU Tuban (PCNU Tuban:2014)

Foto: Rais Syuriah pertama NU Jenu, Tuban, KH Khusen

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah