Minggu, 20 Desember 2015

Diawali Indonesia Raya, Maulid di Kanzus Shalawat Diakhiri Maulid Simtuddurar

Pekalongan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ribuan jamaah ikut menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Gedung Kanzus Shalawat, Pekalongan, Ahad (24/12). Acara diawali dengan menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila.

Kapolda Jateng Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono dalam sambutannya mengatakan, rangkaian kegiatan peringatan Maulid Nabi SAW di Kanzus Shalawat ini begitu istimewa.

Diawali Indonesia Raya, Maulid di Kanzus Shalawat Diakhiri Maulid Simtuddurar (Sumber Gambar : Nu Online)
Diawali Indonesia Raya, Maulid di Kanzus Shalawat Diakhiri Maulid Simtuddurar (Sumber Gambar : Nu Online)

Diawali Indonesia Raya, Maulid di Kanzus Shalawat Diakhiri Maulid Simtuddurar

"Penuh dengan nuansa kebangsaan, keragaman, dan kebhinekaan. Komitmen Habib Luthfi di manapun selalu mengajak untuk menjalin ukhuwwah islamiyah, wathaniyah, dan basyariyah," kata Condro.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, dengan adanya kegiatan shalawat, wilayah Jawa Tengah menjadi terasa lebih adem.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Maupun cuaca panas, tapi terasa adem. Begitu juga hati yang panas, bisa didinginkan dengan shalawat," tuturnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rangkaian acara maulid yang dimulai sejak pagi diakhiri dengan pembacaan kitab Maulid Simtuddurar karya Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Pondok Pesantren, Pahlawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 11 Desember 2015

Nahdliyin Grompol Puncaki Dzikir Suroan

Grobogan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Muharram merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan melakukan amal ibadah lainnya. Bahkan puasa pada 10 Muharram diyakini menghapus doa yang lalu dan akan datang.

Kemuliaan bulan Muharram ini dihayati warga NU Grompol, Kradenan, Grobogan, Jawa Tengah. Di bawah pimpinan KH Imam Sujoto, mereka menggelar istighotsah dan tahlil setiap Kamis malam selama bulan Muharram di Masjid Baitus Salam, Kradenan, Grobogan. Kamis (28/11) kemarin menjadi puncak dari rutinitas istighasah dan tahlil di bulan Suro (Muharam) ini.

Nahdliyin Grompol Puncaki Dzikir Suroan (Sumber Gambar : Nu Online)
Nahdliyin Grompol Puncaki Dzikir Suroan (Sumber Gambar : Nu Online)

Nahdliyin Grompol Puncaki Dzikir Suroan

“Manusia hidup memiliki dua tas,” tutur Kiai Imam. “Tas plastik berguna untuk menampung harta, sementara tas qalb (hati) butuh siraman rohani. Manusia lebih sering memenuhi tas plastik dibanding tas qalb. Hal ini menimbulkan ketidakstabilan hidup dan kurang nyamannya hidup,” tegasnya

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan, dzikir sanggup menjadi penentram hati sekaligus bekal untuk kehidupan kelak. Selain itu, bagi anggota keluarga yang telah berpulang terlebih dahulu, doa sangat mereka butuhkan. Orang yang telah meninggal ibarat orang tenggelam. Melalui tahlil inilah, anak cucu saudara memberikan bantuan berupa “pelampung penyelamat”.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selama lebih dari dua jam jamaah tampak khusyuk berdzikir dan berdoa. Meskipun di dalam masjid yang masih dalam tahap renovasi, jamaah larut dalam ibadah. Mereka juga berdoa, agar pembangunan masjid kebanggaannya segera rampung. (Hanif/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 09 Desember 2015

Membaca Siasat Politik NU Era Penjajahan Jepang

Saat fasisme Jepang yang sedang menduduki Indonesia mendekati NU, NU dengan cerdas berhasil memanfaatkan kesempatan dan ruang yang diberikan kepadanya. Konsesi yang didapatkan sebagai konsekuensi dan ketergantungan dari peralihan sikap Jepang ini, dengan cepat dimanfaatkan oleh NU untuk melakukan pergerakan politik yang secara permukaan memperlihatkan sikap mendukung kepentingan Jepang. Namun sesungguhnya secara rahasia ditujukan untuk kepentingan bangsa Indonesia yaitu melakukan konsolidasi kekuatan pribumi. Mempersiapkan ‘condition of possiblities’, memanfaatkan peluang dan momentum, saat terjadi krisis geopolitik di level internasional, kemudian menempatkannya sesuai porsinya di level nasional. Mewujudkan negara bangsaIndonesia, 17 Agustus 1945. Inilah siasat politik kancil melawan serigala, teori perjuangan yang mampu diterapkan putra terkasih Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, yaitu KH Wahid Hasyim.?

Buku ini menjelaskan secara lengkap perjuangan besar dan pengorbanan NU untuk bangsa dan negara di era kolonialisme Jepang. Serta titiknya adalah siasat politik NU menghadapi Jepang, yang sangat ganas, licik, penipu dan congkak. ‘Menindas, membelenggu fisik dan pikiran rakyat Indonesia’, sebagaimana filosofi bendera Negeri Matahari Terbit, siapapun yang terkena panasnya matahari akan meleleh jiwa dan raganya. ?

Membaca Siasat Politik NU Era Penjajahan Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)
Membaca Siasat Politik NU Era Penjajahan Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)

Membaca Siasat Politik NU Era Penjajahan Jepang

Karya buku ini dicetak perdana dalam Muktamar ke-33 NU di Jombang Jawa Timur, dipersembahkan secara khusus untuk jama’ah-jam’iyyah NU dan bangsa Indonesia. Sebuah buku sejarah yang strategis yang berisi siasat pemuda NU yang jauh lebih lihai, cerdas dan keren, yakni siasat pemuda Wahid Hasyim menghadapi keganasan Jepang. Buku ini wajib dibaca, untuk membantu kita dalam mengingat masa lalu yang pernah ada dan perlu kita kobarkan ditengah keterpurukan bangsa, ? bagaimana menyerap energi pendahulu bangsa sebagai energi perlawanan. Sehingga menjadi pemuda NU harus pemberani dan senantiasa terus berjuang, berinovasi untuk kebangkitan NKRI. Karena NKRI adalah milik NU, saatnya NU mengatur bangsa dan negara. Berkhidmat demi kebaikan negeri para kiai & santri, kemuliaan para nabi dan para wali. ? ?

Buku berjudul Siasat Politik NU Era Penjajahan Jepang merupakan buku pertama dari Trilogi buku perjuangan NU. Buku kedua berjudul NU Menginjak Bumi: Siasat Pasca Kemerdekaan, sedangkan buku ketiga berjudul, Ketika NU Ditindas. Hanya dengan akumulasi pengetahuan kita mampu bangkit, beredar dalam pergaulan bangsa-bangsa dunia. Ingatlah, masa lalu adalah energi perlawanan demi masa kini-masa depan. Dahulu kita memiliki patriot besar, the libertador: Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Gus Wahid Hasyim (NU). Pemimpin bangsa yang bisa baca konstelalasi global, punya kesadaran baca psikologis bangsanya, hingga bisa memerdekakan negerinya. Warisan luhur itulah yang sangat penting dikobarkan di pikiran-hati untuk mencipta Indonesia yang revolusioner. Inilah relevansinya membaca buku ini, dalam menghadapi kapitalisme global kontemporer.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam buku ini penulis mengajak masyarakat untuk tahu bahwa Indonesia kita ada karena masa lalu, dan mestinya digerakan pemuda untuk masa kini dan masa depan. Karena kejayaan bangsa hanya bisa ditransformasi merujuk masa lalunya misalnya Kebangkitan Jepang, Turki, Cina, India, Iran, Korea, Inggris dan lainnya. Pemuda seperti kita semua tetap berurusan dengan masa lalu, mesti bisa bertarung seperti pemuda bernama Dyah Wijaya dari Nusantara melawan imperium Mongol, Kubilai Khan. Dan pemuda itu menang atasnya dalam pertarungan, menyelamatkan Asia, Afrika, dunia Islam dan Eropa-Barat dari teror dan ketakutan paling mengerikan sepanjang sejarah, keganasan imperium Mongolia. Berkat perjuangan putra Nusantara, dunia diselamatkan, terwujudlah perdamaian. NU adalah tajalli dari spirit masa lalu, untuk meneguhkan Islam Nusantara dan demi peradaban global yang damai dan berkeadilan. Inilah tantangan PBNU 2015-2020 yang dikukuhkan di Masjid Istiqlal.?

Para kiai dan pejuang NU era kolonial Jepang telah mengabdikan dirinya bagi Islam dan berbakti untuk Kemerdekaan Indonesia. NU mengabdi untuk kebaikan negeri tercinta ini dari awal hingga akhir. Mereka yang tidak mencintai tidak akan memahami. Warna-warni hidupnya para pendekar-pejuang NU disingkat hanya 3 (tiga) kata: Beliau lahir, bergerak dan syahid. Para pejuang NU telah memahat jalan yang mengantarkan kita, mengorbankan nyawanya demi Kemerdekaan Indonesia, demi kita semua hingga detik ini.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Data buku

Judul : Siasat Politik NU Era Penjajahan Jepang

Penulis: Dinno Munfaizin Imamah

Penerbit : The Koweng Press Jakarta?

Cetakan I : Agustus 2015

Tebal : 218

Peresensi : Ningrum Lestary, pecinta buku

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 05 Desember 2015

Pemikiran Bung Karno Bisa Menjadi Tonggak

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pokok-pokok pikiran presiden pertama Republik Indonesia Soekarno (Bung Karno) adalah inspirasi penting untuk merumuskan strategi kebudayaan baru agar bangsa Indonesia tidak terombang-ambing oleh kepentingan global.

”Indonesia saat ini hampir kehilangan identitas diri sebagai bangsa. Pemikiran Bung Karno dapat dijadikan sebagai tonggak,” kata Ketua Lembaga Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama Ngatawi Al-Zastrow, saat memberikan kata pembuka pada acara bedah buku bertajuk "Bung Karno, Islam, Pancasila, NKRI" di gedung PBNU, Jakarta, Jum’at (22/6).

Tokoh nasionalis Bondan Gunawan dalam kesempatan itu menyampaikan, salah satu inti pemikiran Bung Karno adalah penolakannya terhadap berbagai bentuk penjajahan atau kolonialisme. ”Makanya faham neoliberalisme oleh Bung Karno disebut sebagai neokolonialisme, kolonialisme baru,” katanya.

Pemikiran Bung Karno Bisa Menjadi Tonggak (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemikiran Bung Karno Bisa Menjadi Tonggak (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemikiran Bung Karno Bisa Menjadi Tonggak

Menurutnya, hubungan dekat Bung Karno dengan kalangan NU dan pesantren disemangati oleh kepentingan bersama untuk menghancurkan kolonialisme itu.

Pimpinan Redaksi NU Onlne Abdul Mun’im DZ menegaskan, hubungan dekat Bung Karno dengan NU tidak hanya berlangsung secara paragmatis dan oportunistik, untuk kepentingan politik praktis, namun karena kedekatan kultural.”Bahkan lebih tepat disebut hubungan ideologis,” katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan, para tokoh NU dan soekarno berangkat dari kesadaran yang sama bahwa Indonesia mempunyai latar belakang sejarah yang panjang dan berhak menyusun sejarah kedepannya sendiri.

”Sebelumnya, tidak ada itu sejarah Indonesia. Yang ada hanyalah sejarah Eropa.? NU dan Bung Karno sama-sama punya kesadaran sejarah, bahwa Indonesia ini besar dan berdaulat. Kedaulatan itu yang membuat masyarakat sejahtera,” Mun’im DZ.

Dikatakan Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) PBNU itu, Bung Karno tidak pernah mengadopsi konsep-konsep dari luar negeri tanpa dinasionalisasikan terlebih dahulu, disesuaikan dengan kebutuhan bangsa Indonesia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

”Bung Karno tidak pernah teksbook menyebut konsep secara verbal. Hak Asasi manusia atau HAM dia bahasakan sebagai kemanusiaan. Demokrasi dia bahasakan dengan kedaulatan. Ini yang lebih substansial,” katanya.

Sementara itu Rais Syuriah PBNU KH Ma’ruf Amin lebih menghawatirkan adanya gelombang baru nasionalisme yang dia sebut sebagai nasionalisme kosmopolit, yakni model nasionalisme yang sekuler dan ditunggangi oleh kepentingan negara-negara maju.

”Redefinisi nasionalisme seperti ini yang perlu kita waspadai. Ini namanya nasionalisme kesurupan. Perlu diakui bahwa nasionalisme sebagaimana dirumuskan oleh Bung Karno, para tokoh NU dan pendiri bangsa ini adalah nasionalisme religius,” katanya.(nam)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Santri, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 30 November 2015

PCNU Malang Berikan SK Takmir Semua Masjid NU

Malang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Lemabaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Malang, Jawa Timur, dalam satu bulan terakhir ini sedang menyuksekan program memberikan surat keputusan (SK) kepada pengurusan takmir masjid se-Kabupaten Malang.

PCNU Malang Berikan SK Takmir Semua Masjid NU (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Malang Berikan SK Takmir Semua Masjid NU (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Malang Berikan SK Takmir Semua Masjid NU

Hal ini dilaksanakan setelah adanya kesepakatan antara PCNU Kabupaten Malang, Dewa Masjid Indonesia (DMI), dan Pemerintah Kabupaten Malang dalam hal pendataan masjid di kabupaten setempat.

Bagi LTMNU sendiri, program ini ditujukan untuk penguatan internal, termasuk untuk melindungi masjid-masjid NU dari pengambilalihan kelompok Islam garis keras.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saat ini NU Kabupaten Malang sedang mensukseskan program pemberian SK kepada seluruh takmir masjid di Kabupaten Malang. SK Resmi dari LTMNU,” kta Bibit Suprapto, Ketua PCNU Kabupaten Malang saat ditemui Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin, (16/02) kemarin.

Bibit mengatakan, sosialisasi akan hal ini sudah dilakukan beberapa waktu lalu terhadap 33  MWCNU yang ada di kabupaten Malang. Sedangkan saat ini adalah tahap realisasi program yang dilaksanakan secara bertahap dari kecamatan ke kecamatan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sejak beberapa minggu ini sudah kita laksanakan (pemeberian SK-red.) di beberapa kecamatan. Kemarin di Bululawang sudah selesai, nanti menyusul di Pakis, Poncokusumo dan Singosari,” tutur Ketua PCNU yang juga aktif menulis buku itu.

Selain program administratif tersebut, LTMNU Kabupaten Malang juga menginstruksikan agar semua masjid NU se-Kabupaten Malang memasang Papan Nama Nahdlatul Ulama pada masjid masing-masing.

“Kami mengisntruksikan juga kepada semua masjid NU agar memasang semacam nambor NU di depan masjid masing-masing,” katanya. (Ahmad Nur Kholis/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, News Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 25 November 2015

Odong-odong Bershalawat

Oleh Mahbib Khoiron

Mang Idung memutar musik shalawat agak kencang ketika kakinya mulai mengayuh odong-odong keliling di kawasan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Siang itu keringatnya bercucuran, tapi mulutnya yang sesekali menirukan lantunan shalawat menutupi kesan letih pada dirinya. Kepalanya manggut-manggut, di saat yang? sama roda odong-odong terus berputar. Enam anak kecil yang menjadi penumpangnya harus kerasan dan menikmati jasa hiburan Mang Idung itu.

Odong-odong Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Odong-odong Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Odong-odong Bershalawat

Cerita tentang Mang Idung ini menarik karena perilakunya yang di luar kebiasaan. Odong-odong miliknya tidak pernah sereligius sekarang. Meski menjadi tumpangan para balita, Mang Idung lebih sering memutar keras-keras lagu "Sambalado"-nya Ayu Tingting atau lagu dangdut lainnya ketimbang lagu anak-anak, apalagi shalawat. Tampaknya pada Ramadhan kali ini ia adaptif dengan keadaan masyarakat yang sedang gandrung-gandrungnya suasana religius. Mang Idung tahu, suara Opick atau Habib Syech pasti lebih memikat daripada dangdut atau musik "profan" lainnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pesona Ramadhan memang tak pernah membosankan. Bahkan sejak menjelang bulan suci? ini tiba. Ragam ekspresi kerinduan muncul di mimbar-mimbar khotbah, forum-forum pengajian, atau laman media sosial yang berisiknya masyaallah. Cukup susah menilai ungkapan kecintaan mereka atas Ramadhan tidak serius, sebagaimana pula sukar menyimpulkan ekspresi tersebut tidak pura-pura. Entah serius atau pura-pura, yang pasti adalah daya tarik Ramadhan menandai munculnya perilaku sosial baru yang selama sebelas bulan lainnya jarang kita temui.

Pelan-pelan kita melihat suasana menjadi serba-berbau agama. Gejala ini ternyata tidak hanya berlangsung di masjid atau majelis taklim, melainkan juga pasar, mall, televisi, atau media sosial. Di pasar, "religiusitas" itu ditampakkan dengan banyaknya pedagang yang menawarkan busana Muslim keluaran terbaru. Di mall pun sama, plus sepanduk "Marhaban ya Ramadhan" dan replika masjid sebagai ornamen yang dipajang di beberapa sudut. Tayangan sinetron religi pun beranak pinak. Iklan-iklan di layar kaca menjadi kontekstual dengan nuansa bulan puasa. Sejumlah tontonan komedi juga rela menggeser jam tayang mereka, mengikuti perubahan pola makan umat Islam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fenomena musik odong-odong dengan demikian hanyalah bagian kecil saja dari gejala umum yang datang tiap Ramadhan--juga Idul Fitri. Sebuah gejala yang menunjukkan betapa agama memiliki tautan yang amat kompleks ketika dibawa dalam konteks kemasyarakatan. Sifatnya yang sakral, syahdu, dan khidmat tak otomatis terbebas sama sekali dari unsur duniawi. Pengalaman keagamaan yang menyentuh kedalaman jiwa personal pemeluknya bagi banyak orang, bisa menjadi "barang" yang laku dijual bagi sebagian orang. Di sinilah ritual, simbol, atau institusi agama lalu hampir tidak pernah bersih dari keterlibatan kepentingan lain di luar agama, baik kepentingan yang berkaitan dengan ekonomi maupun kepentingan yang berkenaan dengan politik.

Pada level ini sakralitas agama akan menjelma sebagai komoditas di mata orang-orang yang melihat peluang menguntungkan lain di dalamnya. Bila tidak, kita tentu tidak bakal menemukan harga bahan pokok melambung tinggi tiap Ramadhan atau jelang Lebaran datang; pusat perbelanjaan semakin disesaki pengunjung justru ketika malam bakda tarawih tiba; atau para pimpinan parpol yang kian sibuk melakukan kampanye di balik istilah "silaturahim" atau "buka puasa bersama". Bukankah Ramadhan mendorong kita semakin intim dengan Tuhan, istirahat sejenak dari kesibukan yang melelahkan selama sebelas bulan? Lantas, mengapa Ramadhan? yang antiduniawi menjadi kental kepentingan duniawi?

Keadaan yang paradoks ini di satu sisi memperlihatkan kompleksitas agama secara sosial, namun di sisi lain menunjukkan kerentanannya sebagai sesuatu yang diasumsikan suci dan murni karena dikerubungi berbagai kepentingan. Bila kepentingan di luar agama bisa masuk ke dalam aktivitas kultural agama--seperti kasus odong-odong musim Ramadhan--bisa dibayangkan bagaimana bila agama benar-benar terlembaga secara formal, dalam wujud negara agama, misalnya. Sesuatu yang formal lazimnya punya kuasa dan sumber daya yang lebih besar dibanding yang non-formal. Jika demikian, semakin besar pula pihak-pihak berkepentingan bakal mendekat, semakin besar pula potensinya disalahgunakan.

Kita mungkin tak perlu terlalu curiga agama bakal rusak ketika diformalkan, tapi kita juga harus sadar bahwa agama hampir tak pernah berdiri sendiri. Ia akan selalu bersinggungan dengan aspek-aspek lain yang kerap tidak mudah diurai secara sederhana. Karenanya mengatakan "khilafah adalah solusi", misalnya, bukan saja menimbulkan kekhawatiran akan nasib kesetaraan warga negara yang plural tapi juga mengingkari kompleksitas dalam diri agama itu sendiri. Bukankah cerita tentang odong-odong di atas menunjukkan bahwa praktik manipulasi simbol dan pertautan kepentingan bekerja dengan baik, bahkan di level yang sangat mikro?

Wallahu a’lam.

Penulis adalah alumni Madrasah Muallimin Islamiyah Pondok Pesantren at-Tanwir Sumberrejo, Bojonegoro.



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 24 November 2015

Gus Dur : NU Tulang Punggung PKB

Jakarta, NU.Online
Ketua Dewan Syuro DPP PKB, KH Abdurrahman Wahid mengakui meskipun tidak secara jelas Nahdlatul Ulama (NU)  merupakan tulang punggung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), oleh karena itu pada Pemilu 2004 mendatang dirinya tetap yakin pada "Inul" (Insya Allah NU Lagi).

"Saya sangat yakin dan optimis, Pemilu 2004 NU tetap akan berjaya dan akan memimpin bangsa ini seperti tahun 1999 lalu. Oleh karena itu setiap ada kesempatan dan setiap ada waktu saya akan mengkampanyekan ’Inul’," katanya sebelum memberikan ceramah pengajian di Ponpes Putri Al Ishlahiyah Singosari, Minggu.

Menurut mantan Ketua PBNU itu, antara PKB dengan PBNU tidak  ada persoalan apapun, kalaupun ada perbedaan antara NU dan PKB itu  merupakan hal yang wajar. "Yang jelas NU tidak akan ke mana-mana, karena NU sendiri merupakan tulang punggung dari PKB," ujarnya.

Sementara itu sesepuh NU, KH Cholil Bisri yang juga Wakil  Ketua MPR RI itu juga menegaskan, antara NU dan PKB tidak ada persoalan  mendasar, kalaupun selama ini ada perbedaan merupakan hal yang lumrah  dan wajar. "Jadi, saya kira tidak ada perubahan apa-apa antara NU dengan PKB, seperti yang disampaikan tausyiyah oleh NU, itu kan menunjukkan ’kelamin’ dari NU," katanya.

Yang dimaksud NU menunjukkan ’kelamin’ menurut kiai kharismatik itu tidak lain bahwa  NU memang konsisten dengan sikap politis yang diambil selama ini, sebab, NU itu  bukan lembaga politik. "Jadi, NU tidak mungkin terjun ke politik praktis," tandasnya.

Namun demikian, Kholil Bisri juga mengakui bahwa dalam tubuh PKB memang sempat terjadi konflik yang memanas terutama berkaitan dengan perseteruan antara Gus Dur dengan Sekjen PKB Syaifullah Yusuf.

Menurut dia, konflik itu hal biasa, karena dalam suatu kelompok  yang terdiri dari banyak orang terjadi perbedaan merupakan hal  biasa. "Jadi, tidak ada masalah, kendati saya sendiri juga sempat bingung dengan adanya konflik tersebut," katanya.    

Pada kesempatan itu kiai asal Rembang itu menghimbau agar  masyarakat nahdliyin untuk tenang, tidak terpengaruh dengan konflik-konflik yang terjadi di tingkat atas sehingga persiapan Pemilu 2004 mendatang bisa berhasil sesuai dengan yang diharapkan. "Dan kita sudah siap untuk menghadapi Pemilu 2004 nanti  dan kita juga optimis lebih kalau nanti kita akan lebih baik dibanding Pemilu sebelumnya,"ujarnya.(Cih)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dur : NU Tulang Punggung PKB (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur : NU Tulang Punggung PKB (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur : NU Tulang Punggung PKB

Kamis, 19 November 2015

Kemenangan Ar-Rizki NTB III Lengkapi 32 Tim di Seri Nasional LSN

Dompu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah jauh sebelumnya ? 31 region memastikan wakilnya di seri nasional Liga Santri Nusantara (LSN), akhirnya Ahad (16/10) malam, region NTB III yang meliputi Bima, Dompu juga telah selesai melangsungkan laga final yang berlangsung di Lapangan Pantapaju, Dompu.

Kemenangan Ar-Rizki NTB III Lengkapi 32 Tim di Seri Nasional LSN (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenangan Ar-Rizki NTB III Lengkapi 32 Tim di Seri Nasional LSN (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenangan Ar-Rizki NTB III Lengkapi 32 Tim di Seri Nasional LSN

Pada laga final LSN Region NTB III ini mempertemukan Pesantren Ar-Rizki melawan Pesantren Al-Kautsar. Sejak peliut panjang berbunyi yang menjadi tanda dimulainya laga final, kedua tim saling menampilkan permainan terbaiknya.

Setelah menampilkan permainan yang terbaik dari masing-masing tim, jelang beberapa menit babak pertama tepatnya menit 10 Rahman gelandang serang Ar-Rizki dengan nomor punggung 10 berhasil merobek gawang Al-Kautsar, sehingga merubah skor menjadi 1-0.

Detik-detik babak pertama akan berakhir menit ke-30 Rahman kembali menyumbangkan gol yang kedua, dengan demikian skor berubah menjadi 2-0, hingga babak pertama selesai tim Al-Kautsar belum berhasil mengejar ketertinggal 2 gol.

Masuk babak kedua, skuad Al-Kautsar mencoba menyusun serangan guna mengejar ketertinggalan gol, beruntung usaha yang dibangun oleh skuad Al-Kautsar berhasil menciptakan gol melalui kaki kanan Irfan pada menit 40, ? memperkecil ketertinggalan skor menjadi 1-2.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tapi tak diduga sebelum mengakhiri babak kedua yang sekaligus menjadi tanda selesainya laga final LSN Regional NTB III, skuad Ar-Rizki Kasman nomor punggung 7 berhasil menambah koleksi gol yang ketiga, sekaligus menjadi gol penutup laga final tersebut.

Dengan demikian Ar-Rizki tampil sebagai juara LSN Regional NTB III dengan skor 3-1, dan berhak mewakili NTB III pada ? seri nasional yang akan berlangsung pada tanggal 22 Oktober di Yogyakarta.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan hasil laga final tersebut Rahmat Ismail Koordinator Regional NTB III merasa puas dan bersyukur atas suksesnya final LSN Regional NTB III meski cukup dekat waktu pelaksanaannya denga seri nasional.

"Saya sangat puas dengan laga final yang sangat luar biasa ini, juga saya sampaikan terimaksih banyak kepada semua pihak yang telah bekerja sama mensukseskan LSN Region NTB II ini", ungkapnya.

Hadir dalam acara penutupan LSN regional NTB III, Kadispora mewakili Bupati Dompu, Wakil Ketua DPRD Dompu, Ketua Fraksi PKB DPRD Dompu, ? dan tokoh agama berpengaruh KH. Asikin Ahmad. (Red: Fathoni)





Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Pahlawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 13 November 2015

KH Zainul Arifin, Penyeimbang Politik Soekarno

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hari Santri 22 Oktober 2015, sepertinya kurang lengkap jika tidak menziarahi sejarah peran besar ulama dan santri yang ikut membangun negeri ini. Perjuangan santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari Hizbullah dan panglimanya, KH Zainul Arifin Pohan.

KH Zainul Arifin, Penyeimbang Politik Soekarno (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Zainul Arifin, Penyeimbang Politik Soekarno (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Zainul Arifin, Penyeimbang Politik Soekarno

Sejarawan Zainul Milal Bizawie menjelaskan bahwa keberadaan tokoh NU tersebut memberikan keseimbangan politik bagi Presiden Soekarno. Seandainya ia tidak meninggal pada tahun 1963, mungkin tidak akan ada peristiwa G 30 S. Sejak meninggalnya, Soekarno seperti kehilangan satu sayapnya sehingga kelompok kiri cukup berpengaruh di sekelilingnya.

"Setelah KH Zainul Arifin meninggal ditembak, Presiden Soekarno kehilangan satu sayap, sehingga Soekarno banyak  dipengaruhi kelompok kiri. Tentu jika Zainul Arifin masih hidup, tidak akan ada cerita G30S di dalam sejarah Bangsa Indonesia."

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal itu disampaikan Zainul Milal dalam acara launching buku "KH. Zainul Arifin : Panglima Santri, Ikhlas Membangun Negeri" karya Ario Hilmi di panggung utama International Islamic Expo 2015, JCC (Jakarta Convention Center) Balai Sidang Senayan, Jakarta, 15 November 2015 Pukul 13.00-14.00. Acara ini terlaksana karena kerja sama dengan penerbit buku tersebut, Penerbit Pustaka Compass dan keluarga penulis.

Karna itu, kata Milal, inilah pentingnya napak tilas perjalanan Presiden Soekarno dan KH Zainul Arifin Pohan ke Arab Saudi, bagaimana Soekarno dan KH Zainul Arifin Pohan membangun kedekatan dengan pusat keislaman untuk membangun bangsa. Hal ini juga menunjukkan bahwa Soekarno memiliki relijiusitas dan perhatian yang cukup tinggi kepada agama Islam untuk membangun negeri ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bagi KH Zainul Arifin Pohan, Arab Saudi adalah gurunya karena sejak usia muda, gurunya berasal dari Arab langsung di Barus. Di Barus sudah sejak lama menjadi daerah strategis bertaraf internasional, dan sejak abad pertama era Rasulullah telah ada penyebar Islam di sana. Hal ini berarti juga, Islam telah ada di bumi nusantara ini sejak awal perkembangan Islam, era Rasulullah. Yaitu terdapatnya seorang tokoh bernama Syekh Mahmud dan Syekh Rukuniddin pada 671, yang dimakamkan di daerah Barus. 

Ulasan sejarah tersebut juga diamini oleh penulis yang tidak lain adalah cucu dari Sang Panglima Santri sendiri, Ario Hilmi. Bahwa KH Zainul Arifin pernah mendampingi Presiden Soekarno melakukan kunjungan-kunjungan kenegaraan bersejarah sepanjang tahun 1956. Salah satunya adalah ketika berkunjung ke Uni Soviet, dimana Indonesia lewat upaya diplomasi tingkat tinggi berhasil membuat pemerintah komunis di Moskow membuka kembali sebuah masjid yang kiji dikenal dengan Masjid Biru sering kali diulas sebagai Masjid Soekarno.

Ario Hilmi dengan mengutip kakeknya "Here the Moslem religion resembles a lamp in whitch the light has almost died out and the oil has not been renewed (di sini agama Islam seperti lampu minyak hampir padam yang minyaknya belum diganti)". Begitulah komentar Zainul Arifin ketika ditanya media AS tentang keadaan penduduk muslim di Uni Soviet.

Dibukanya kembali Masjid Biru sebagai pusat kegiatan umat muslim Uni Soviet bagaikan minyak baru penerang pelita Islam sampai sekarang.

Peluncuran buku  "Panglima Santri" pada hari terahir International Islamic Expo ini, juga dihadiri oleh Prof. Dr. Rusmin Tumanggor MA, Drs Abdul Karim Pohan, dan banyak keluarga bermarga Pohan yang lain. (Moh.Khoiri/Damar Samana/Abdullah Alawi)

KH Zainul Arifin, Penyeimbang Politik Soekarno

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Hari Santri 22 Oktober 2015, sepertinya kurang lengkap jika tidak menziarahi sejarah peran besar ulama dan santri yang ikut membangun negeri ini. Perjuangan santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari Hizbullah dan panglimanya, KH Zainul Arifin Pohan.

 

Sejarawan Zainul Milal Bizawie menjelaskan bahwa keberadaan tokoh NU tersebut memberikan keseimbangan politik bagi Presiden Soekarno. Seandainya ia tidak meninggal pada tahun 1963, mungkin tidak akan ada peristiwa G 30 S. Sejak meninggalnya, Soekarno seperti kehilangan satu sayapnya sehingga kelompok kiri cukup berpengaruh di sekelilingnya.

 

"Setelah KH Zainul Arifin meninggal ditembak, Presiden Soekarno kehilangan satu sayap, sehingga Soekarno banyak  dipengaruhi kelompok kiri. Tentu jika Zainul Arifin masih hidup, tidak akan ada cerita G30S di dalam sejarah Bangsa Indonesia."

 

Hal itu disampaikan Zainul Milal dalam acara launching buku "KH. Zainul Arifin : Panglima Santri, Ikhlas Membangun Negeri" karya Ario Hilmi di panggung utama International Islamic Expo 2015, JCC (Jakarta Convention Center) Balai Sidang Senayan, Jakarta, 15 November 2015 Pukul 13.00-14.00. Acara ini terlaksana karena kerja sama dengan penerbit buku tersebut, Penerbit Pustaka Compass dan keluarga penulis.

 

Karna itu, kata Milal, inilah pentingnya napak tilas perjalanan Presiden Soekarno dan KH Zainul Arifin Pohan ke Arab Saudi, bagaimana Soekarno dan KH Zainul Arifin Pohan membangun kedekatan dengan pusat keislaman untuk membangun bangsa. Hal ini juga menunjukkan bahwa Soekarno memiliki relijiusitas dan perhatian yang cukup tinggi kepada agama Islam untuk membangun negeri ini.

 

Bagi KH Zainul Arifin Pohan, Arab Saudi adalah gurunya karena sejak usia muda, gurunya berasal dari Arab langsung di Barus. Di Barus sudah sejak lama menjadi daerah strategis bertaraf internasional, dan sejak abad pertama era Rasulullah telah ada penyebar Islam di sana. Hal ini berarti juga, Islam telah ada di bumi nusantara ini sejak awal perkembangan Islam, era Rasulullah. Yaitu terdapatnya seorang tokoh bernama Syekh Mahmud dan Syekh Rukuniddin pada 671, yang dimakamkan di daerah Barus.   

 

Ulasan sejarah tersebut juga diamini oleh penulis yang tidak lain adalah cucu dari Sang Panglima Santri sendiri, Ario Hilmi. Bahwa KH Zainul Arifin pernah mendampingi Presiden Soekarno melakukan kunjungan-kunjungan kenegaraan bersejarah sepanjang tahun 1956. Salah satunya adalah ketika berkunjung ke Uni Soviet, dimana Indonesia lewat upaya diplomasi tingkat tinggi berhasil membuat pemerintah komunis di Moskow membuka kembali sebuah masjid yang kiji dikenal dengan Masjid Biru sering kali diulas sebagai Masjid Soekarno.

Ario Hilmi dengan mengutip kakeknya "Here the Moslem religion resembles a lamp in whitch the light has almost died out and the oil has not been renewed (di sini agama Islam seperti lampu minyak hampir padam yang minyaknya belum diganti)". Begitulah komentar Zainul Arifin ketika ditanya media AS tentang keadaan penduduk muslim di Uni Soviet.

Dibukanya kembali Masjid Biru sebagai pusat kegiatan umat muslim Uni Soviet bagaikan minyak baru penerang pelita Islam sampai sekarang.

 

Peluncuran buku  "Panglima Santri" pada hari terahir International Islamic Expo ini, juga dihadiri oleh Prof. Dr. Rusmin Tumanggor MA, Drs Abdul Karim Pohan, dan banyak keluarga bermarga Pohan yang lain. (Moh.Khoiri/Damar Samana/Abdullah Alawi)

 

 

 

s

 



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Bahtsul Masail Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 08 November 2015

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII

Blitar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Berbagai kegiatan bertajuk “kewirausahaan” semakin sering diselenggarakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di berbagai daerah.

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII (Sumber Gambar : Nu Online)
Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII (Sumber Gambar : Nu Online)

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII

Pengurus Cabang PMII Kabupaten Blitar kali ini berencana menggelar Workshop kewirausahaan dan pertemuan Wirausahawan Muda PMII se Jatim. Acara akan belangsung pada tanggal 12 April 2013 mendatang di gedung Kusumowicitro Rumah Dinas Walikota Blitar.

Menurut Ketua Panitia, Mahatir Muhammad, acara bertemakan? “Gerakan Wirausahawan Muda sebagai solusi permasalahan ekonomi bangsa itu akan menghadirkan beberapa nara sumber, antara lain H Nur Hadi Ridwan, usahawan Muda alumni PMII yang kini juga menjabat sebagai ketua Lembaga Ekonomi NU Jatim dan Komisaris TV 9 milik NU Jatim.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, akan hadir pula ketua himpunan pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Jatim dan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ketua HHIPMI juga akan hadir pada acara itu,’’ ujar Mahatir Muhammad kepada nu online tadi pagi.

Menurutnya, panitia juga akan menghadirkan Adin Jauharuddin, ketua PB PMII dan Dwi Winarso, salah seorang penulis buku “ E A Young Entreprener’.

“Acara akan ibuka oleh Walikota Blitar, Mohammad Samanhudi SH MM,’’ ungkapnya.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Imam Kusnin?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Pahlawan, AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 07 November 2015

Warga Nahdiyin Aceh Menanti Kehadiran Kiai Said

Banda Aceh, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Usai pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) II HUDA Aceh yang berlangsung di Asrama Haji Banda Aceh tanggal 29 November lalu, PWNU Aceh banyak menerima kritikan dari masyarakat Aceh, khususnya warga Nahdiyin.

Kritikan ini muncul setelah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj batal hadir ke Aceh dalam acara Mubes II HUDA, padahal sudah dijadwalkan jauh sebelumnya.

Warga Nahdiyin Aceh Menanti Kehadiran Kiai Said (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga Nahdiyin Aceh Menanti Kehadiran Kiai Said (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga Nahdiyin Aceh Menanti Kehadiran Kiai Said

Warga nahdiyin Aceh sangat menanti kedatangan Ketua Umum PBNU berkunjung ke Aceh. Hal ini terbukti dari bertebarannya sepanduk-sepanduk “selamat datang ketua Umum PBNU di Aceh” oleh  warga Nadhiyin Aceh di jalan-jalan mulai dari arah bandara sampai kepada tempat dilaksanakan Mubes.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam rilis yang diterima Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Indra Kariadi dan Tgk. Muslem Hamdani, petugas harian di kantor PWNU Aceh mengaku merasa kewalahan dalam menjawab pertanyaan demi pertanyaan menyangkut ketidak hadiran ketua umum PBNU ke Aceh.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu dihubungi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Nabil Haroen, salah seorang staf KH Said Aqil Siroj mengatakan, Ketua Umum sudah bersiap hadir ke Aceh bahkan sudah membatalkan jadwal hadir dalam kegiatan NU di Semarang.

“Namun karena alasan teknis, justru pihak PWNU Aceh sendiri yang membatalkan kunjungan Kiai Said dan nanti akan dijadwal ulang,” katanya. (Red:Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, News Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 24 Oktober 2015

Pergunu DKI: Konferwil Momentum NU Jakarta Berbenah

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama (Konferwil NU) DKI Jakarta akan digelar 25 - 27 Maret 2016, di TMII Jakarta. Hajatan penting untuk menentukan kiprah pengabdian NU kepada masyarakat Jakarta ke depan.

Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) DKI Jakarta berharap momentum Konferwil dapat dijadikan sarana refleksi, evaluasi, serta merumuskan program kerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jakarta. Masyarakat Jakarta memiliki karakteristik yang khas, sehingga perlu pendekatan yang khas pula. Pada kondisi seperti ini, NU DKI Jakarta ke depan harus memiliki program yang lebih menyentuh dan melayani grass root masyarakat Jakarta.

Pergunu DKI: Konferwil Momentum NU Jakarta Berbenah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu DKI: Konferwil Momentum NU Jakarta Berbenah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu DKI: Konferwil Momentum NU Jakarta Berbenah

Lebih dari itu, secara ideologis NU DKI Jakarta juga harus mampu menjaga marwah paham Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Apalagi Jakarta menjadi lahan bebas pertarungan ideologi transnasional, gerakan anti NKRI, dan, gerakan radikalisme agama.?

Untuk itu, momentum Konferwil dapat memilih pemimpin NU DKI Jakarta yang mampu menjawab tantangan Aswaja dan kondisi masyarakat Jakarta,” ujar Ketua PW Pergunu DKI Jakarta Aris Adi Leksono lewat rilis yang diterima Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Selasa (22/3).

Intinya, kata Aris, NU Jakarta harus mampu hadir di tengah problematika masyarakat Jakarta, menyapa, melayani, ? dan menjadi oase bagi masyarakat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melihat kebutuhan dan tantangan ke depan, maka ke depan NU DKI Jakarta harus dipimpin oleh figur yang tepat. Figur yang melayani, penggerak, ikhlas bekerja, mempunyai leadership dan manajerial handal.

“NU DKI Jakarta harus steril dari kepentingan pribadi dan golongan, apalagi kepentingan politik atau birokrasi tertentu. Semua harus berkerja untuk nahdliyin dan warga Jakarta,” terangnya. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 11 Oktober 2015

Menag Upayakan Kesatuan Ormas Islam

Jakarta, NU online

Menteri Agama (Menag) Maftuh Basyuni mengatakan, hingga kini banyak orang meragukan bahwa penetapan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri 1428 H akan disepakati pada waktu bersamaan oleh seluruh organisasi massa (ormas) Islam.

“Banyak orang ragu bahwa organisasi massa Islam akan sepakat penetapan 1 Syawal 1428 H pada waktu bersamaan, seperti ketika penetapan awal Ramadhan 1428 H,” kata Maftuh usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menag dengan Direktur Utama Radio Republik Indonesia Parni Hadi, di Jakarta, Jumat (28/9) kemarin.

Menag Upayakan Kesatuan Ormas Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Menag Upayakan Kesatuan Ormas Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Menag Upayakan Kesatuan Ormas Islam

Ketika mendekati Ramadan, banyak umat Islam mempertanyakan kapan awal puasa dapat dimulai. Namun, ketika hendak Ramadan berakhir, pertanyaan yang muncul tentang 1 Syawal semakin banyak. "Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal pada 12 Oktober," kata Maftuh.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menilik perkembangan yang ada, Maftuh mengatakan, banyak orang meragukan umat Islam dapat melakukan Lebaran serentak.

Kendati begitu, ia mengatakan, akan terus berupaya menghapus perbedaan di kalangan ahli hisab dan rukyat dari berbagai organisasi massa Islam. Sementara itu pakar dari Lapan dan pakar lain dilibatkan dengan harapan diperoleh persepsi yang sama tentang penetapan 1 Syawal 1428 H nanti.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Harus diakui bahwa penetapan awal Ramadan dan 1 Syawal 1428 H, masing-masing organisasi massa Islam punya metode. Ada metode rukyat, hisab atau gabungan rukyat dan hisab. Karena itu, menurut Maftuh, dimungkinkan terjadinya perbedaan.

Sungguhpun demikian, Maftuh mengaku gembira. Pasalnya, ketika pimpinan organisasi terbesar NU dan Muhammadiyah bertemu di kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla pekan lalu, para pakar rukyat dan hisab mau bertemu dan membicarakan soal penetapan 1 Syawal 1948 H.

"Selama ini, para pakar itu bertemu saat sidang Isbath, pada saat penetapan awal Ramadhan saja di Depag," kata Maftuh.

Menag berharap pertemuan ahli hisab dan rukyat yang diikuti masing-masing organisasi massa Islam akan diperoleh suatu kesepakatan. Kalau tahun ini masih ada perbedaan dalam penentuan 1 Syawal, paling tidak para pakar itu untuk tahun mendatang ada kesepakatan tentang metodenya. Dengan begitu, tahun mendatang tak lagi ada perbedaan.

Maftuh mengimbau, setiap organisasi massa Islam punya kewajiban kepada massa pengikutnya bahwa jika terjadi perbedaan dalam penetapan 1 Syawal hendaknya memberi pencerahan agar tak terjadi perpecahaan di kalangan umat Muslim. (sm/rif)Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 05 Oktober 2015

Mengenang Subchan ZE

Oleh Yit Prayitno



teringat subchan ze anak negri

Mengenang Subchan ZE (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengenang Subchan ZE (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengenang Subchan ZE

tabir talenta beraneka warni

simponi teduh kiai dan santri

terkenang orasi tak henti

di pangung politik bernyanyi?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

di panggung dansa lenggok menari

bersua kaum papa, sapa priyayi

mengenang pencinta harmoni

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

berhaji jiwa nyawa terhenti

siapa menyudahi?

misteri

kudus, 14 Januari2017

Penulis lahir dan tinggal di Kudus, jurnalis Harian Suara Merdeka, sesekali menulis puisi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Kiai, Sholawat Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 03 Oktober 2015

PMII Raden Mas Said Siapkan Fasilitator Mapaba

Sukoharjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus PK Raden Mas Said Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sukoharjo menggelar ‘Training of Trainers’ (ToT) selama dua hari, Jumat-Sabtu (21-22/3). Forum ini membekali peserta untuk menjadi fasilitator dalam mapaba dan acara apapun ke depan.

PMII Raden Mas Said Siapkan Fasilitator Mapaba (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Raden Mas Said Siapkan Fasilitator Mapaba (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Raden Mas Said Siapkan Fasilitator Mapaba

Kegiatan ini diikuti para pengurus rayon yang ada di bawah naungan PMII Komisariat Raden Mas Said. “Harapannya pelatihan ini para kader siap untuk menjadi fasilitator, baik dalam acara internal PMII seperti mapaba, maupun acara lainnya,” terang Ketua PC PMII Sukoharjo Wakhid Andriyanto.

Dalam pelatihan yang bertempat di pesantren al-Hikmah Gatak tersebut, para peserta mendapatkan beberapa materi di antaranya penguasaan materi, pengendalian forum dan bagaimana cara untuk menghidupkan forum.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakhid menambahkan, sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, para kader nantinya akan langsung diterjunkan pada acara Mapaba rayon yang akan digelar bulan April mendatang. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 02 Oktober 2015

Nuris United, Juara Bertahan Siap Pertahankan Gelar

Jember, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Liga Santri Nusantara (LSN) 2016 Regional Jawa Timur V, siap digelar. Kick off akan dimulai tanggal 1 September 2016. Sebanyak 16 pertandingan yang diikuti 16 tim tersebut, akan dihelat di lapangan kompleks Pondok Pesantren Darussalam, Blok Agung, Banyuwangi, dengan melibatkan 6 wasit.

Menurut ketua panitia, Saifuddin, persiapan LSN 2016 sudah mencapai 100 persen, baik dari sisi teknis maupun akomodasi peserta. "Nanti pembukaannya kami meriahkan dengan marchind band dari pesantren. Insyaallah meriah," tuturnya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui sambungan telepon seluler, Jumat (26/8).

Nuris United, Juara Bertahan Siap Pertahankan Gelar (Sumber Gambar : Nu Online)
Nuris United, Juara Bertahan Siap Pertahankan Gelar (Sumber Gambar : Nu Online)

Nuris United, Juara Bertahan Siap Pertahankan Gelar

Saifuddin menambhakan, kompetisi tersebut akan berlangsung selama 5 hari dengan menggunakan sistem gugur. Di babak penyisihan yang berlangsung dua hari pertama, setiap hari digelar 4 pertandingan, mulai pagi hingga sore. Sedangkan babak perempat final, akan berlangsung sehari dengan menghelat? 4 pertandingan juga. ?

Sementara babak? semifinal, kata dia, akan dilaksanakan hari Ahad dan Senin (4-5, Setember 2016). "Sang juara akan maju ke putaran selanjutnya LSN 2016. Tapi bonus bagi juara satu sampai tiga akan diikutkan piala Gubernur Jawa Timur," jelas Saifuddin, yang juga Sekretaris PC RMI Kabupaten Banyuwangi itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LSN 2016, Regional Jawa Timur V menjadi perhatian pemerhati LSN. Sebab, digrup inilah sang juara bertahan, Nuris United (Jember) bersaing. Barozain FC (Probolinggo) versus Bustanul Makmur FC (Banyuwangi) akan menjadi laga pembuka LSN 2016 Regional Jawa Timur V. Nuris United sendiri akan bentrok dengan Miftahul Ulum FC (Jember) di hari kedua.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Manajer Nuris United, Gus Abdurahman, menyatakan bahwa anak asuhnya siap mempertahankan gelar yang diraihnya tahun lalu. "Dari sekian? kali uji coba, permainan anak-anak cukup meyakinkan. Kerja sama tim sangat bagus. Lini tengah oke, lini depan juga masih haus gol," ujarnya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

?


Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Kiai, Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 30 September 2015

Roadshow Al Khidmah Kampus Bantu Seimbangkan Situasi Bangsa

Tulungagung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Bangsa kita menjadi tidak karuan seperti ini karena memang tidak ada keseimbangan antara tanwirul qulub (penerang hati melalui dzikir kepada Allah) dengan penguasaan pengetahuan dalam rangka mengatur situasi dan kondisi negeri ini. Roadshow ini membantu seimbangkan bangsa.”?

Demikian diungkapkan Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama’ (PCNU) Tulungagung, KH Muhson Hamdani saat memberikan sambutan pada acara Roadshow Al Khidmah Kampus di Kantor PCNU Tulungagung belum lama ini.

Roadshow Al Khidmah Kampus Bantu Seimbangkan Situasi Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Roadshow Al Khidmah Kampus Bantu Seimbangkan Situasi Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Roadshow Al Khidmah Kampus Bantu Seimbangkan Situasi Bangsa

Roadshow Al Khidmah Kampus diselenggarakan dalam rangka membantu berdirinya Al Khidmah Kampus di kota-kota yang belum terjamah akan keberadaan Al Khidmah Kampus. Turut hadir dalam kesempatan tersebut yakni Ketua Tanfidziyah PCNU Tulungagung, KH Abdul Hakim.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam sambutannya, ia sangat mengapresiasi roadshow yang diadakan oleh Al Khidmah Kampus kepada mahasiswa-mahasiswi STAIN Tulungagung ini. Ia berharap ke depan tidak hanya STAIN Tulungagung saja, tetapi juga seluruh kampus-kampus yang ada di Kota Marmer, Tulungagung, ini bisa ikut Al Khidmah Kampus.

“Saya sangat mengapresiasi adik-adik mahasiswa dari Al Khidmah Kampus yang bersedia mengadakan roadshow. Silakan nanti jika mengadakan majelis dzikir di sini. Urusan tempat ndak perlu khawatir. Silakan pakai halaman atau pun aula Kantor PCNU Tulungagung. Wong ini juga kantornya umat,” ungkap KH Abdul Hakim dihadapan para mahasiswa STAIN Tulungagung dan tim roadshow Al Khidmah Kampus.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, belakangan terakhir perilaku mahasiswa-mahasiswi kampus sudah mulai memprihatinkan. Urusan ibadah sholat, ia mencontohkan, tidak menjadi prioritas dan semakin hari semakin tidak terkontrol.

“Jadi yang mahasiswa ini jangan alergi untuk dzikir. Jangan alergi untuk melakukan pendekatan diri kita kepada Allah. Justru itulah pintu kita untuk memperoleh ilmu manfaat. Hikmah dari ilmu manfaat itu ya, dari sini,” imbuhnya.

Usai roadshow di Kota Tulungagung, tim roadshow yang terdiri dari Al Khidmah Kampus Jogjakarta dan Al Khidmah Kampus Semarang melanjutkan perjalanan menuju Kota Malang untuk bertemu dengan sejumlah mahasiswa dari Kampus UIN Maliki Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Untri), Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan sejumlah siswa-siswi tingkat SMA dan SMP-sederajat di Malang dan sekitarnya.

Menutup acara roadshow, tim roadshow melanjutkan perjalanan wisata hati ke sejumlah tokoh Jawa Timur termasuk sowan ke ndalem KH Najib Zamzami di Pesantren Al Ishlahiyyah Kediri, makam KH. Romli Tamim, Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang, dan mengikuti Haul Akbar Gresik 2012.

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Nur Haris ‘Ali

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian, Sunnah, Kajian Sunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 28 September 2015

GP Ansor Kota Sukabumi Nagbuburit dengan Shalawat dan Santunan

Sukabumi,Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gerakan Pemuda Ansor Kota Sukabumi mengadakan kegiatan bertajuk "Kecamatan Bershalawat Nabi" di Kecamatan Baros pada Senin (12/6). Kegiatan sebagai peringatan Nujul Quran itu tak hanya diisi shawatan dan ceramah agama, tapi aksi sosial dengan memberikan santunan kepada 99 anak yatim.

GP Ansor Kota Sukabumi Nagbuburit dengan Shalawat dan Santunan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Kota Sukabumi Nagbuburit dengan Shalawat dan Santunan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Kota Sukabumi Nagbuburit dengan Shalawat dan Santunan

"Anak yatim adalah amanat sang khalik yang menjadi sebuah keharusan bagi siapa pun yang mampu untuk menjawab beban hidupnya," kata Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kota Sukabumi Wingwing Suhendar.

Ia menambahkan, keridloan dan kemurkaan Tuhan begitu dekat dan terkait dengan pemeliharaan terhadap anak yatim.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Maka sayangi dan rawatlah anak yatim itu bila memang kita mangharapkan ridlo Sang Khalik," lanjutnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut Wingwing mengatakan, perwujudan keseriusan GP Ansor adalah konsiten mengawal misi besar Islam, yaitu senantiasa memberikan rahmat bagi semesta alam.

"Pancasila terlahir melewati rangkaian sejarah begitu panjang yang di dalamnya merupakan mahakarya para alim ulama hingga diletakkan menjadi pondasi dalam membangun NKRI. Tentu sudah tidak ada keraguan dalam kandungannya. Untuk itu, pertahankan dan perkenalkanlah kepada anak anak kita untuk senantiasa merawat dan menjaga warisan ulama kita," jelasnya.

Kegiatan tersebut dihadiri PC NU dan Nahdliyin kota Sukabumi, Pengurus Wilayah Ikatan Pemuda Tiong Hoa Indonesia (IPTI) serta khalayak umum.

"Kecamatan Bershalawat Nabi" tersebut diisi juga dengan bazar sembako murah, pameran dan service motor, musabaqah tilawatil qutub, kultum hikmah Nuzulul Qur’an, dan buka puasa bersama. (Andi Surya Fatah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Pemurnian Aqidah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pemuda NU Tulangan Jalan Kaki 15 KM Ziarahi Pejuang

Sidoarjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Dalam rangka menyambut Hari Santri pada 22 Oktober, Gerakan Pemuda (GP) Ansor-Banser Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur menggelar kegiatan bertajuk Napak Tilas Makam Tokoh dan Pejuang NU di kecamatan tersebut.

Sekitar 47 anggota GP Ansor dan 60 anggota Banser berjalan melintasi 7 Desa dan diakhiri dengan pembaiatan di makam Saikhona Gelang.

Pemuda NU Tulangan Jalan Kaki 15 KM Ziarahi Pejuang (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemuda NU Tulangan Jalan Kaki 15 KM Ziarahi Pejuang (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemuda NU Tulangan Jalan Kaki 15 KM Ziarahi Pejuang

Kegiatan itu sarat dengan pesan perjuangan karena selain membawa bendera merah putih untuk mencapai tempat tujuan mereka harus jalan kaki sejauh kurang lebih 15 KM.

Ketua GP Ansor Tulangan Achmad Zaini menjelaskan, dari aksi tersebut diharapkan para kader dapat meneladani perjuangan tokoh-tokoh dan pejuang NU terdahulu. Selain itu, dapat memupuk jiwa nasionalisme dan semangat juang dalam menjaga dan melestarikan ajaran Aswaja An-Nahdliyah.

Sementara itu, Sekretaris GP Ansor Sidoarjo H Riza Ali Faizin yang hadir dalam acara itu memaparkan bahwa aksi tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada para pahlawan NU di Tulangan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Mereka (Kader NU) jangan sampai melupakan sejarah (jasmerah)," tegas Sekretaris GP Ansor Sidoarjo H Riza, Sabtu (15/10) malam. (Moh Kholidun/Abdullah Alawi)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 21 September 2015

IPPNU Suarakan Kearifan Islam Nusantara di Forum Muda Internasional

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) berpartisipasi dalam Islamic Conference Youth Forum di Istanbul, Turki, Senin-Jumat (11-15/4). Pelajar Putri NU ini menawarkan gagasan-gagasan Islam moderat dalam penyelesaian masalah global.

PP IPPNU yang diwakili oleh Ketua Umum Puti Hasni turut serta aktif dalam mengawal konferensi yang mengangkat fokus pada penyelesaian permasalahan global yang dapat digarap oleh para pemuda.

IPPNU Suarakan Kearifan Islam Nusantara di Forum Muda Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Suarakan Kearifan Islam Nusantara di Forum Muda Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Suarakan Kearifan Islam Nusantara di Forum Muda Internasional

Ia memaparkan bahwa urgensi IPPNU turut aktif bergabung dalam konferensi ini adalah sebagai bentuk kontribusi IPPNU dalam memberi solusi atas permasalahan global melalui pengenalan konsep Islam Nusantara yang ramah dan moderat.

"Tentu, sangat jelas di sini IPPNU sebagai representasi pelajar dan santri Indonesia harus hadir memberi perspektif khas dalam memberi solusi atas permasalahan radikalisme, terorisme, ketidakadilan, dan perang saudara yang kini marak terjadi dalam konstelasi global," kata Puti.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam konferensi yang juga dihadiri oleh berbagai organisasi kepemudaan lainnya setara mewakili Indonesia, IPPNU akan berjuang sekuat tenaga mengenalkan Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam Nusantara, Islam moderat, toleran, arif dan bijaksana, serta mengenalkan nilai-nilai pesantren yang membawa ketenteraman dan kedamaian dunia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Nilai-nilai khas yang dimiliki Indonesia, NU secara khusus sangat merepresentasikan keramahan bangsa kita. Begitu pula nilai-nilai pesantren yang menjadi ciri khas budaya Islam di negeri ini," pungkasnya. (Afifah Marwa/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Lomba, Ahlussunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 18 September 2015

Puluhan Pesantren Ikuti Pelatihan Website dan Medsos

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sekitar 44 pesantren mengikuti pelatihan optimalisasi website dan medsos di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta, pada 21-23 Maret 2016. Di antara pesantren tersebut adalah Baitussalam, Yogya, Pesantren Darul Amin, Aceh, Pesantren Al-Amin, Madura.

"Alhamdulillah pada pelatihan gelombang kedua ini, semua pesantren yang hadir sudah memiliki website, tinggal optimalisasi penggunaaannya", ungkap Irfan, Ketua Panitia kegiatan ini d Darunnajah di Jakarta Rabu (23/3). Sebelumnya pada gelombang pertama dihadiri oleh 60 Pesantren dari berbagai daerah di Indonesia

Puluhan Pesantren Ikuti Pelatihan Website dan Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Pesantren Ikuti Pelatihan Website dan Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Pesantren Ikuti Pelatihan Website dan Medsos

?

Pimpinan Darunnajah Sofwan Manaf mengatakan, sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia, pesantren tidak harus mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya, terutama di bidang informasi dan teknologi. "Kalau lembaga pendidikan lain bisa, pesantren bukan sekedar harus bisa, tapi harus lebih baik," jelas Sofwan Manaf.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

Dalam kegiatan ini peserta mendapatkan berbagai materi, di antaranya pengenalan website, optimalisasi mesin pencari, fotografi, sinematografi, membuat video profil pesantren, facebook dan google ads, youtube marketing, praktek pembuatan rilis media, drone dan go pro, pembuatan konten website.

?

Materi-materi ini disini oleh berbagai pakar di bidangnya, yaitu: Musthafa Zahir (Webmaster), Deni Rusman (Internet Marketer), Wildan (Darunnajah Production House), Taufik Effendi (Tim Gontor TV), Hariqo Wibawa Satria (Direktur Eksekutif Komunikonten), Didi Suhaedi (Film Maker).

?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Umumnya di pesantren tidak ada pelajaran khusus soal website dan medsos, hanya para santri punya modal bahasa inggris yang sangat baik, ini memudahkan mereka belajar secara otodidak tentang apapun", jelas Hariqo Wibawa setelah memberikan materi tentang medsos dan media coverage

?

Tidak hanya website dan media sosial, peserta juga diajarkan bagaimana membuat konten, bahkan juga ada praktek menggunakan drone (pesawat tanpa awak) dan aero photography yang diberikan oleh Didi Suhaedi, seorang guru dari Pesantren Madinatul Ilmi yang juga mengelola akun youtube Santri TV

?

Ahmad Sobirin, salah satu peserta dari Pesantren Harisul Khairat, Tidore, Maluku Utara mengaku sangat antusias mengikuti berbagai sesi materi dalam pelatihan ini. "Pesantren kami jauh di Tidore, tidak ada jalan lain untuk mengenalkan pesantren kami kecuali dengan mengoptimalkan websitenya", kata Ahmad Sobirin.(Red: Abdullah Alawi)

?


Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Internasional, Fragmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PBNU Kawal Revisi UU Penyelenggaraan Haji

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkomitmen terus mengawasi dan memberi masukan kepada DPR dan pemerintah dalam proses menjelang pengesahan rancangan undang-undang (RUU) Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji.

Komitmen tersebut direalisasikan dalam bentuk pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) secara berkala yang dimulai Senin (14/9) di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, dengan tema “Penyelenggaraan Ibadah Haji yang Ideal dan Efisien”.

PBNU Kawal Revisi UU Penyelenggaraan Haji (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Kawal Revisi UU Penyelenggaraan Haji (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Kawal Revisi UU Penyelenggaraan Haji

Hasil diskusi akan dibukukan sebagai naskah akademik yang bisa dipertimbangkan para pemangku kebijakan atas RUU tersebut. “Saya sendiri yang akan mengawal naskah akademik ini nanti untuk dipasarkan kepada fraksi-fraksi mainstream,” kata Helmy Faisal Zaini, Sekjen PBNU.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir dalam forum tersebut Achmad Djunaidi, mantan Kepala Biro Perencanaan Kemenag dan mantan Direktur Pengelola Dana Haji Dirjen Pelaksanaan Haji dan Umroh (PHU); Ahmad Kartono, mantan Direktur Pembinaan Ibadah Haji dan Umrah di Direktorat Jenderal PHU Kemenag; serta para ketua PBNU antara lain H marsudi Syuhud, H Eman Suryaman, H Andy Najmi, dan H Abdul Manan A Ghani. Forum juga diikuti perwakilan dari lembaga di PBNU.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Helmy, diskusi akan diselenggarakan secara tematik. Selain soal efisiensi, PBNU akan menyoroti misalnya tentang relevansi haji dikelola swasta, dan lainnya. Ia meyakinkan, sumbangan pikiran PBNU ini memiliki nilai signifikan.

“Kita harus optimis bahwa apa yang kita lakukan ini akan membawa perbaikan tata kelola ibadah haji ke depan,” ujarnya. (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Pahlawan, Tegal Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 11 September 2015

GP Ansor Subang Gelar Diklatsar

Subang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Subang menggelar Pelatihan dan Pendidikan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang diselenggarakan di Sekolah MTs. Darul Ma’arif, Pamanukan, Kamis (3/01).

GP Ansor Subang Gelar Diklatsar (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Subang Gelar Diklatsar (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Subang Gelar Diklatsar

Selain dihadiri oleh ratusan kader Ansor, hadir juga dalam kegiatan ini unsur Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jawa Barat, Ketua Tanfidziyah Pengurus Nahdlatul Ulama Cabang Subang, KH Musyfiq Amrullah, Polres Subang yang diwakili oleh Kapolsek Pamanukan, Kompol Darjim, Kodim 0605 Subang diwakili Pasi Ops, Jama’ah Shodik, dan anggota DPRD Kabupaten Subang, Ir. Awang Gunawan.

Menurut Ketua Panitia, Nashihul Umam, dari 300 peserta yang hadir merupakan perwakilan dari kader Ansor dari 30 Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Kabupaten Subang. “Peserta pada pelatihan ini mencapai 300 0rang yang terdiri dari perwakilan 30 Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Kabupaten Subang,” Papar Umam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagai kader yang dicetak oleh Ansor, lanjut Umam diharapkan dari sekian banyak calon anggota banser ini benar-benar bisa melewati tahapan-tahapan pelatihan sampai selesai.

“Pembinaan yang dilakukan oleh Kodim 0605 Subang ini diharapkan semua peserta bisa melewati tahapan-tahapan sampai tiga hari kedepan. Sehingga outputnya bisa dirasakan manfaatnya nanti oleh masyarakat luas khususnya oleh Nahdlatul Ulama,” Lanjutnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal senada di tegaskan oleh Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Subang, Asep Alamsyah Heridinta bahwa dengan Diklatsar Banser ini merupakan perwujudan dari nilai-nilai pendekatan kultural yang tujuannya untuk khidmat dan mengabdi kepada para Ulama.

“GP Ansor Subang hari ini tampil sebagai wujud dan peran nyata bagaimana kami berkhidmat kepada para Ulama. Karena dengan mencetak banser-banser ini dimaksudkan untuk menjadi apa yang disebut sebagai Benteng Ulama. Jadi jika ada yang merongrong eksistensi Ulama, maka Banser harus siap menjadi garda terdepan,” tegas Asep.

Sementara Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Subang, KH Musyfiq Amrullah pihaknya sangat mengapresiasi atas kinerja GP Ansor Subang saat ini.

“Dilihat dari progresifitas anak-anak Ansor dibawah kepemimpinan Asep Alamsyah ini saya sangat bangga dan mengapresiasi yang setinggi-tingginya. Karena, walau bagaimanapun juga kehadiran Ansor dan Banser sangat diharapkan perannya ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Ade Mahmudin

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Pahlawan, Lomba Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 07 September 2015

BMI Macau Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir NTB

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Buruh Migrant Indonesia (BMI) Macau memberikan 40 paket bantuan kepada masyarakat terdampak banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat. Barang bantuan berupa peralatan memasak, tikar, sarung, mukena, sajadah, buku tulis, bolpoin, tas, sandal, dan minyak goreng. Penyerahan bantuan dilakukan oleh tim NU Care LAZISNU NTB, Jumat (20/1) siang di Bima.?

Daerah-daerah yang menerima bantuan adalah dua wilayah di Kelurahan Manggemaci, meliputi RT 10 RW 04 dan RT 01 RW 02 Kota Bima; serta satu wilayah di Sarae yakni RT 05 RW 02.

BMI Macau Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir NTB (Sumber Gambar : Nu Online)
BMI Macau Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir NTB (Sumber Gambar : Nu Online)

BMI Macau Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir NTB

Siti Fatimah, perwakilan BMI Macau menyampaikan syukur dan terima kasih atas bantuan NU Care LAZISNU NTB yang telah menyalurkan bantuan dari para sahabat BMI di Macau.

“Hanya kata syukur dan terima kasih yang bisa kami haturkan. Semoga Allah SWT membalas atas segala amal kita semua. Dan semoga menjadi berkah buat saudara kita,” ungkap Siti Fatimah yang anggota keluarganya banyak mengalami dampak banjir di Bima.

Senada, Direktur NU Care LAZISNU NTB, Refreandi mengucapkan terimakasih atas bantuan BMI Macau untuk warga terdampak banjir Bima, serta atas kepercayaan menyalurkan bantuan melalui NU Care.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu Direktur Penyaluran NU Care LAZISNU, Slamet Tuhari Ng di Jakarta, berharap sinergitas antara BMI Macau dan NU Care dapat terus terjalin, tidak hanya pada momen kali, tetapi juga pada hal-hal lainnya dalam pembangunan umat. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Nahdlatul Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 02 September 2015

Sirajut Thalibin, Syarah Kiai Ihsan Jampes atas Kitab Tasawuf Imam al-Ghazali

Ini adalah kitab “Sirâjut Thâlibîn” karangan seorang ulama besar Nusantara asal Jampes, Kediri (Jawa Timur), Syekh Ihsân ibn Dahlân al-Jamfasî al-Kadîrî al-Jâwî (dikenal dengan nama Syekh Ihsan Jampes, w. 1952 M), yang merupakan komentar dan penjelasan (syarh) atas kitab tasawuf “Minhâjul ‘Âbidîn” karangan Hujjah al-Islâm al-Imâm al-Ghazzâlî (w. 1111 M).

Kitab “Sirâjut Thâlibîn” ditulis dalam bahasa Arab. Hingga saat sekarang, kitab ini adalah satu-satunya kitab syarh atas teks “Minhâjul ‘Âbidîn” yang paling populer dan berdar luas di seluruh penujuru dunia Islam. Karena itu, tidaklah mengherankan jika kitab karangan Kiai Jampes ini dicetak oleh banyak penerbit di Timur Tengah, sekaligus dipelajari dan dijadikan rujukan otoritatif dalam kajian bidang tasawuf di banyak institusi pendidikan dunia Islam.

Sirajut Thalibin, Syarah Kiai Ihsan Jampes atas Kitab Tasawuf Imam al-Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)
Sirajut Thalibin, Syarah Kiai Ihsan Jampes atas Kitab Tasawuf Imam al-Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)

Sirajut Thalibin, Syarah Kiai Ihsan Jampes atas Kitab Tasawuf Imam al-Ghazali

Al-Imâm al-Ghazzâlî sendiri memiliki tiga buah karya utama dalam bidang tasawuf, yaitu “Minhâjul ‘Âbidîn” yang kemudian di-syarh oleh Kiai Jampes (Sirâjut Thâlibîn), lalu “Bidâyah al-Hidâyah” yang kemudian di-syarh oleh Syekh Nawawi al-Bantanî al-Jâwî, w. 1897 M (Murâqî al-‘Ubûdiyyah), dan “Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn” yang kemudian di-syarh oleh Syekh Muhammad Murthadhâ al-Zabîdî, w. 1790 (Ithâf al-Sâdah al-Muttaqîn).

Kitab “Bidâyah al-Hidâyah” dan “Ihyâ ‘Ulûmal-Dîn” diterjemahkan dan disyarah ke dalam bahasa Melayu untuk pertamakalinya oleh Syekh Abdul Shamad Palembang (w. 1832 M). Versi Melayu “Bidâyah” adalah “Hidâyah al-Sâlikîn”, sementara versi Melayu “Ihyâ” adalah “Sair al-Sâlikîn”.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kembali ke kitab "Siraj al-Thalibin". Dalam kolofon, didapati keterangan jika karya agung ini diselesaikan di Kampung Jampes, Kediri, pada siang hari Selasa, 29 Sya’ban tahun 1351 Hijri. Data ini bertepatan dengan 28 Desember 1932 Masehi. Tertulis dalam kolofon;

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

(Adapun masa penulisan kitab ini adalah delapan bulan kurang beberapa hari lamanya, akhir kali diselesaikannya pada siang hari Selasa, tanggal 29 bulan Sya’ban tahun 1351 Hijri. Selesai di rumahku di desa Jampes, negeri Kediri, salah satu dari negeri-negeri Jawi [Nusantara]).

Keterangan dalam kolofon di atas sekaligus memberikan informasi lain yang sangat mencengangkan, yaitu kitab syarh setebal lebih 1000 halaman ini diselesaikan oleh Syekh Ihsan Jampes hanya kurang dalam jangka masa delapan bulan lamanya.

Dalam pengantarnya, Syekh Ihsan Jampes menulis;

? ? ? ? ?. ? ? ?: ? ? ? ? ?. ? ? ?. ? ? ? ? ?. ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? "? ? ? ? ? ?" ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?. ? "? ? ? ? ?

(Maka berkatalah hamba yang mengarap dari Tuhannya akan pengampunan. Seorang yang fakir kepada rahmatNya: Ihsan anak Muhammad Dahlan dari Jampes Kediri … Ini adalah sebuah syarh [penjelasan] yang ringkas dan ulasan yang halus atas kitab “Minhâjul ‘Âbidîn ilâ Jannah Rabbil ‘Âlamîn” karangan …… al-Imâm al-Ghazzâlî. Aku menuliskan syarh ini sebagai pengingat untuk diriku, dan bagi orang-orang yang kurang pandai sepertiku. Aku namakan syarh ini dengan “Sirâjut Thâlibîn”).

Kitab ini mendapatkan endorsement (taqrîzh) dari Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari yang merupakan sahabat dekat Syekh Ihsan Jampes dan beberapa ulama besar Jawa lainnya. Endorsement ini termuat dalam versi cetakan Dâr al-Fikr Lebanon (tanpa tahun) atas kitab ini. KH Hasyim Asy’ari mengatakan bahwa kitab “Sirâjut Thâlibîn” adalah salah satu kitab tasawuf terbaik yang ditulis pada zamannya. KH Hasyim Asy’ari juga mengisyaratkan Syekh Ihsan Jampes sebagai sosok “maestro keilmuan Islam dari Nusantara yang keilmuannya ibarat samudera tiada tepian”.

Syekh Ihsan Jampes dilahirkan di Jampes, Kediri, pada tahun 1901 M. ayahnya adalah KH Dahlan bin KH Soleh, pengasuh pesantren di Jampes. Kakek beliau, KH Soleh, berasal dari Bogor, Jawa Barat, yang kemudian hijrah ke Kediri di Jawa Timur. Syekh Ihsan memiliki adik kandung yang juga terkenal alim, yaitu KH Marzuqi Dahlan, kelak menjadi pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri setelah dinikahkan dengan putri KH Abdul Karim Manaf Lirboyo.

Di antara guru utama Syekh Ihsan Jampes adalah para ulama besar tanah Jawa pada zaman itu, yaitu KH Kholil Bangkalan (Madura), KH Khozin Bendo (Pare), KH Idris Jamsaren (Solo), dan KH Soleh Darat (Semarang).

Hal yang menarik dari sosok Syekh Ihsan Jampes adalah penguasaannya akan bahasa Arab yang matang, meski tidak pernah belajar dan bermujawarah di Makkah atau negeri Arab lainnya. Tingginya citarasa bahasa Arab beliau dapat tercermin dari karya-karya beliau yang ditulis dalam bahasa Arab dan diterbitkan di Timur Tengah.

Di antara karya-karya beliau adalah; (1) Sirâjut Thâlibîn syarah atas Minhâjul ‘Âbidîn karangan al-Imâm al-Ghazzâlî, (2) Manâhijul-Imdâd syarah atas kitab Irsyâdul-‘Ibâd karangan Syekh Zainuddîn al-Malîbârî, (3) Tashrîhul-‘Ibârât syarah atas kitab falak Natîjah al-Mîqât karangan guru beliau, yaitu Syekh Muhammad Shâlih ibn ‘Umar al-Jâwî (Kiai Soleh Darat Semarang), dan (4) Irsyâdul Ikhwân fî Hukm Syarbil Qahwah wad Dukhân yang mengkaji tentang hukum meminum kopi dan menghisap asap (rokok).

Syekh Ihsan Jampes wafat pada 25 Dzulhijjah tahun 1371 Hijri (September 1952 M) dan dikebumikan di Jampes, Kediri. (A. Ginanjar Sya’ban)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Hikmah, Berita Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 01 September 2015

Kiai Hasyim Asy’ari Mengajarkan Pentingnya Wadah Bagi Umat Islam

Jepara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi kemasyarakatan dan keagamaan Islam yang didirikan para ulama Nusantara. NU bukanlah organisasi politik atau sebuah agama baru. 

Berdasarkan sejarah, NU berdiri atas kesadaran KH Hasyim Asyari dan ulama lain tentang pentingnya wadah (organisasi) bagi umat Islam guna mewujudkan persatuan dan kesatuan bersama.

Kiai Hasyim Asy’ari Mengajarkan Pentingnya Wadah Bagi Umat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Hasyim Asy’ari Mengajarkan Pentingnya Wadah Bagi Umat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Hasyim Asy’ari Mengajarkan Pentingnya Wadah Bagi Umat Islam

“Kalau Islam tidak terorganisir, maka akan mudah dipecah belah oleh pihak di luar Islam,” ungkap Mustain Anas selaku narasumber dalam acara Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) Raya IPNU dan IPPNU se-Kecamatan Mayong di SD-IT Al-Anwar desa Gleget kecamatan Mayong kabupaten Jepara, Ahad  (30/7) kemarin.

Anas mengatakan bahwa orang Islam harus berorganisasi. Hal ini disebabkan karena suatu masyarakat apabila tidak ada kumpulan orang dalam satu organisasi maka segala urusan kebutuhan kehidupan dhahir atau bathin masyarakat akan kacau. Ibarat negara, kalau tidak ada yang mengatur segala urusan rakyatnya maka akan hancur negara tersebut.

Anas yang juga sebagai pembina PAC IPNU-IPPNU Mayong berharap agar generasi  Islam terutama NU, jangan sampai ghirah (kesenanangan) berorganisasi hilang. Karena itu akan menyulitkan dalam melawan kebatilan. Seperti pepatah mengatakan bahwa kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalian adalah calon penerus organisasi di NU,” pungkas Anas kepada seluruh peserta Makesta Raya.

Sementara itu, Rosyita Anna narasumber kedua mengatakan bahwa saat ini kesadaran berorganisasi umat Islam masih lemah. Banyak sekali kendala yang dihadapi. Mulai lunturnya kecintaan terhadap organisasi Islam sampai finansial. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Anna berpesan agar manajemen dalam organisasi terutama NU harus melalui proses. Melalui proses dari yang paling bawah seperti IPNU-IPPNU diharapkan tercipta kader militan NU dan terbentuk pemimpin-peminpin Islam yang kuat.

“Nikmati saja proses ini melalui organisasi dalam NU,” ungkap Anna yang juga alumni Ketua IPPNU Mayong tahun 1990.

Makesta Raya Mayong tahun 2017 diikuti oleh 59 peserta dari 12 ranting dan 2 komisariat IPNU IPPNU se-Kecamatan Mayong. (Muhammad Nur Salim/Fathoni)  

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Khofifah Nilai Istri Bung Tomo Sosok Ibu Bangsa

Sidoarjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menilai istri Pahlawan Nasional Bung Tomo, Ny. Sulistina Sutomo (91), yang meninggal dunia pada Rabu (31/8) dini hari pukul 01.42 WIB, merupakan sosok Ibu Bangsa yang bisa menjadi referensi keteladanannya.

"Beliau merupakan sosok Ibu Bangsa semua orang yang semestinya menjadi referensi karena keteladanan beliau yang keibuan serta keinginan untuk mengawal putra-putri bangsa," katanya di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya, Rabu.

Khofifah Nilai Istri Bung Tomo Sosok Ibu Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah Nilai Istri Bung Tomo Sosok Ibu Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah Nilai Istri Bung Tomo Sosok Ibu Bangsa

Ia mengemukakan terakhir bertemu dengan Sulistina pada November 2015 karena setiap tahun untuk memperingati Hari Pahlawan itu pihaknya selalu berpindah-pindah dari satu keluarga pahlawan nasional yang satu dengan yang lainnya.

"Saat itu, almarhumah memberikan saya buku dan juga puisi-puisi hasil karya Bung Tomo, dan pada pertemuan tersebut saya sempat membacakan puisi," katanya.

Ia mengatakan seharusnya pada saat ini pihaknya akan melakukan rapat terkait dengan kesiapan Hari Pahlawan dan menjadikan Bambang Sulistomo, anak almarhum Bung Tomo dan Sulistina sebagai ketua pelaksana.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Namun, hari ini kami mendapatkan kabar duka dan menunda kegiatan itu. Saat bertemu dengan Pak Bambang, saya sempat menanyakan apa yang menjadi amanah ibu dan beliau mengatakan jangan khianati perjuangan 1945, dan itu maknanya sangat dalam serta menjadi tugas kita mengisi kemerdekaan," katanya.

Jenazah Sulistina tiba di Bandara Internasional Juanda Surabaya dengan menggunakan pesawat Batik Air sekira pukul 14:10 WIB.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Khofifah sempat membatalkan rencana penyambutan tersebut, menyempatkan diri untuk bertemu dengan pihak keluarga sekitar 10 menit di VIP room Bandara Internasional Juanda.

Sesuai dengan rencana jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakamanan Umum Ngagel Surabaya setelah sebelumnya dishalati terlebih dahulu di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 29 Agustus 2015

Menaker Sebut 4 Jenis Orang NU Perspektif Ilmu Nahwu

Bandung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri hadir dalam acara “Kongkow Malam Bersama Menteri Tenaga Kerja” dalam rangka memperingati HUT RI ke-70 di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, Jalan Galunggung, Bandung, Jawa Barat.

Daam kesempatan ini, sekretaris jendral Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menyebut ada empat pola ke-NU-an seseorang dilihat dari kacamata ilmu nahwu. Pertama, model jazm yang biasanya dalam nahwu ditandai dengan sukun yang berarti diam.

"Orang ini melakukan tahlilan, yasinan, manaqiban, tetapi tak peduli kalau misalkan amalannya dibidah-bidahkan. Karena orang ini (melakukan amalan) untuk dirinya sendiri," jelasnya dalam diskusi bertema "Nasionalisme dan Masa Depan Islam Nusantara Perihal Umat Islam, Ketenagakerjaan dan Kewarganegaraan", Kamis, (20/8) malam itu.

Menaker Sebut 4 Jenis Orang NU Perspektif Ilmu Nahwu (Sumber Gambar : Nu Online)
Menaker Sebut 4 Jenis Orang NU Perspektif Ilmu Nahwu (Sumber Gambar : Nu Online)

Menaker Sebut 4 Jenis Orang NU Perspektif Ilmu Nahwu

Kedua, lanjutnya, yaitu pola jar yang dalam nahwu biasanya ditandai dengan kasrah yang artinya pecah. "Orang ini punya kesadaran organisasi tetapi tidak punya solidaritas yang cukup kuat dalam elemen di tubuh NU," imbuh Hanif. Menurutnya, orang macam ini kadang menimbulkan sisi negatif berupa perpecahan antarteman sendiri.

Lalu, yang ketiga adalah pola nasab yang dalam nahwu beralamat fathah yang artinya terbuka. "Dia punya potensi untuk berlaku sama dengan semua entitas semua golongan," tuturnya.

Memang, terang Hanif, potensi untuk menjadi teman banyak, tetapi sebaik-baiknya nasab pada akhirnya menjadi manshub yang dalam bagiannya ditentukan oleh orang lain.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pola yang terakhir yaitu dhamah yang berarti berkumpul atau bersatu. Menurutnya jika warga NU bersatu maka Nahdlatul Ulama akan rafa’ yaitu artinya naik atau tinggi. Ia pun mengharapkan warga NU bisa memimpin bangsa Indonesia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Karena memimpin republik ini adalah hak sejarah NU. Cuma masalah hari ini, tidak bisa ditunggu tetapi harus diperjuangkan dan direbut," tegasnya.

Dalam diskusi ini tampak hadir dari berbagai elemen dan organisasi seperti PMII Kota Bandung, PMII Kabupaten Bandung, Sarbumusi, dan lain sebagainya. Dalam sesi terakhir para peserta diskusi dibagikan buku karya ketua PWNU Jabar DR. Eman Suryaman dengan judul "Jalan Hidup Sunan Gunung Djati". (Bakti Habibie/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, News Pimpinan Pusat Muhammadiyah