"Workshop membuat website untuk 20 pesantren dari 3 kabupaten di Jawa Barat ini bertujuan agar pesantren tidak hanya menyerap informasi tapi juga bisa berbagi informasi berupa konten Islam yang toleran yang mengusung spirit perubahan dan perdamaian," ungkap kiai yang menjadi anggota DPR dapil Subang, Majalengka, Sumedang itu.
![]() |
Pesantren Subang Majalengka dan Sumedang Ikuti Workshop Website (Sumber Gambar : Nu Online) |
Pesantren Subang Majalengka dan Sumedang Ikuti Workshop Website
Selain itu, kata Maman, workshop ini bertujuan agar konten Islam rahmatan lil alamin bisa mengimbangi konten-konten kelompok radikal dan intoleran yang berkembang di internet. "Dua puluh pesantren ini akan jadi pilot project yang kemudian dikembangkan di seluruh pesantren di Indonesia," tambahnya.Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Kegiatan ini, tambah dia, sebagai ikhtiar dalam membangkitkan spiritualitas pesantren melalui akurasi data, transparansi fakta, dan informasi yang terbuka dan mencerdaskan."Melalui program ini akan meminimalisir pesantren, kiai, santri dan umat dari faham radikal, wawasan sempit, syahwat politik yang naif serta jualan simbol agama untuk kepentingan golongan," katanya.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Dalam workshop itu para pengurus pesantren dilatih secara teori dan praktik dalam membuat website dan akan diberikan sebuah domain dengan alamat http://namapesantren.ponpes.id. Menurut Iniximindo (lembaga yang bergerak di bidang teknologi informasi) domain ponpes.id ini adalah domain pertama di Indonesia bahkan di dunia. (Aiz Luthfi/Abdullah Alawi)Dari Nu Online: nu.or.id
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, Nahdlatul Ulama, Syariah Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar