Selasa, 29 November 2016

Sebar Islam Damai, Gusdurian Didorong Kuasai Strategi Bermedia Sosial

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jaringan Gusdurian diharapkan tidak sekadar sebagai wadah kumpul-kumpul. Gusdurian harus memberikan dampak positif. Demikian disampaikan mantan aktivis 1998, Syafi’ Alielha, di hadapan anggota Jaringan Gusdurian, di Griya Gus Dur, Jakarta, Sabtu (5/3) sore.

Lebih lanjut, Syafi’ yang menjadi pembicara pada lokakarya media sosial Jaringan Gusdurian mengatakan bahwa tantangan saat ini memang besar tetapi bukan berarti tanpa peluang.

Sebar Islam Damai, Gusdurian Didorong Kuasai Strategi Bermedia Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Sebar Islam Damai, Gusdurian Didorong Kuasai Strategi Bermedia Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Sebar Islam Damai, Gusdurian Didorong Kuasai Strategi Bermedia Sosial

Dalam upaya menyebarkan Islam yang damai, Jaringan Gusdurian harus menguasai teknologi dan strategi bermedia sosial. Jaringan Gusdurian bisa membuat meme, status, atau membagikan link-link yang terkait Islam damai melalui media sosial.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, masyarakat saat ini sangat haus akan informasi spiritual. Jangan sampai informasi yang tersedia hanya berasal dari golongan-golongan yang mengedepankan intoleransi dan kekerasan, yang dewasa ini begitu gencar.

Syafi’ mengingatkan, penyebaran informasi soal Islam yang damai, harus didukung dengan penguasaan bahan. Oleh karena itu, diperlukan kebiasaan membaca yang aktif.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lokakarya media sosial tersebut merupakan rangkaian awal dari pertemuan regional Jaringan Gusdurian Wilayah Jawa Bagian Barat yang meliputi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, berlangsung 5-6 Maret 2016. (Kendi Setiawan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 26 November 2016

PBNU Sudah Ingatkan Malaysia Soal Ambalat

Surabaya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Drs A Hasyim Muzadi mengaku pihaknya sudah mengingatkan Malaysia dengan mengirim delegasi ke negeri jiran pada 14 Maret lalu terkait sengketa blok Ambalat. "Pak Said Aqil Siradj sudah bertemu Perdana Menteri (PM) Malaysia, karena jika terjadi perang maka Shell (perusahaan tambang minyak raksasa Belanda) yang untung," katanya di Surabaya, Minggu (20/3) seperti dikutip ANTARA.

Di sela-sela haul (peringatan wafat tahunan) ke-14 KH Mas Tholhah Abdullah Sattar selaku pendiri Pesantren At-Tauhid, Sidoresmo, Surabaya, ia menjelaskan Malaysia tak perlu melibatkan perusahaan tambang minyak Shell dalam agitasi."Perang antara RI-Malaysia akan menguntungkan Shell, tapi justru merugikan Islam, OKI, dan ASEAN. Malaysia sebagai Ketua OKI tidak baik bertempur dengan anggota OKI (Indonesia)," katanya.

Selain itu, kata mantan Ketua PWNU Jatim itu, pertempuran yang terjadi juga akan berarti perang sesama muslim, karena RI-Malaysia sama-sama negara yang mayoritas muslim. "Sebagai sesama muslim dan OKI, harga persatuan RI-Malaysia jauh lebih mahal dibanding harga minyak yang disengketakan," kata mantan Cawapres PDIP dalam pilpres 2004 itu.

Menanggapi peringatan delegasi PBNU, katanya, PM Malaysia menilai Malaysia tidak akan mengambil hak Indonesia, karena itu perlu diperjelas siapa pemilik hak yang sebenarnya."Untuk itulah, pemerintah Indonesia dan Malaysia akan berunding pada 22-23 Maret guna membicarakan solusi yang terbaik," katanya.

Ditanya langkah PBNU mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia menyatakan PBNU mendukung langkah TNI menjalankan langkah-langkah pro-aktif. Diberitakan sebelumnya, kedua negara telah memberi konsesi eksplorasi blok kepada perusahaan berbeda yakni Indonesia telah memberi izin kepada ENI (Italia) dan Unocal (AS), sementara Shell mengantongi izin dari Malaysia.(cih)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Warta Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PBNU Sudah Ingatkan Malaysia Soal Ambalat (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Sudah Ingatkan Malaysia Soal Ambalat (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Sudah Ingatkan Malaysia Soal Ambalat

PMII Purwokerto Ingin Jadi Pusat Pergerakan di Jateng

Purwokerto, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Purwokerto khidmat 2014-2015, resmi dilantik Pengurus Besar PMII di Pondok Pesantran Darussalam, Dukuhwaluh, Kembaran, Banyumas, akhir pekan lalu. Prosesi pelantikan dipimpin langsung Ketum PB PMII Aminuddin Ma’ruf.

Ketua Umum PC PMII Purwokerto, Anwar Aziz mengatakan tugas utama kepengurusannya adalah menjaga khittah yang sudah digariskan para pendiri PMII. Salah satunya yakni menjaga dan melestarikan Ahlussunnah wal Jamaah sebagai konsep hidup yang layak dikembangkan di masyarakat.

PMII Purwokerto Ingin Jadi Pusat Pergerakan di Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Purwokerto Ingin Jadi Pusat Pergerakan di Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Purwokerto Ingin Jadi Pusat Pergerakan di Jateng

Sementara, dengan umur yang matang, kata Aziz, tingkat produktivitas di PMII juga harus meningkat. “PC PMII Purwokerto berharap jadi sentrum pergerakan di Jawa Tengah, salah satunya dengan konsep kaderisasi yang matang dan visi yang jelas serta terukur,”? tutur Aziz. PC PMII Purwokerto juga akan membentuk sistem pengkaderan organik yang optimal.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Majelis Pembinan Cabang (Mabincab) PMII Purwokerto, KH Dr Khariri Shofa berpesan agar pengalaman di PMII seperti pengalaman organisasi, kepemimpinan, manajemen kegiatan, hingga membangun jaringan diaplikasikan hingga tua nanti. “Silaturahmi harus diutamakan,” ujar Khariri yang juga pengasuh Ponpes Darussalam itu.

Ketua Umum PB PMII, Aminuddin Ma’ruf, berharap PC PMII Purwokerto lebih progresif dan menentukan arah pergerakan yang jelas. Menurutnya, ada tempat yang menjadi sasaran pergerakan PMII, salah satunya adalah masyarakat itu sendiri.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita harus ingat tujuan dan fokus pergerakan PMII, apa misi pendahulu kita saat mendidrikan organisasi ini. Para kader PMII, harus bergerak di tiga ranah penting, yaitu kampus, pesantren, dan NU sendiri,” ujar Amin. (Agus Riyanto/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Sejarah, Aswaja Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 24 November 2016

Syiar Positif Pelajar dan Pemuda NU Kubangsari

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ranting IPNU-IPPNU Desa Kubangsari Kecamatan Ketanggungan Brebes, bekerja sama dengan GP Ansor menggelar bakti sosial, berupa santunan anak yatim piatu. Kegiatan berlangsung Ahad (16/10) di Mushola Babbusalam.

Pembina PAC IPNU-IPPNU Ketanggungan Ahmad Fauzan El Azizi mengatakan, kegiatan ini sebagai ajang pendidikan sosial secara dini. Kader-kader muda NU ditingkatakan terbawa, bisa menjadi pelopor kepedulian kepada kaum yang kurang beruntung. Setidaknya, lewat santunan ini bisa menjadi wahana syiar dan gerakan positif tentang anak-anak muda NU. “Karena menebar simpati, maka IPNU-IPPNU pun akan dicintai oleh generasi muda,” terangnya.

Syiar Positif Pelajar dan Pemuda NU Kubangsari (Sumber Gambar : Nu Online)
Syiar Positif Pelajar dan Pemuda NU Kubangsari (Sumber Gambar : Nu Online)

Syiar Positif Pelajar dan Pemuda NU Kubangsari

Sekretaris PAC IPNU-IPPNU Ketanggungan Akbar Wibawa mengapresiasi PR IPNU IPPNU Kubangsari. Diharapkan kegiatan seperti ini bisa menular ke Ranting yang lain. “Semoga saja, Ranting-Ranting IPNU IPPNU di Kecamatan Ketanggungan bisa meniru kegiatan seperti ini,” ucapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Ranting IPNU Kubangsari Fahrurrozi menjelaskan, dana santunan didapat dari uang khas IPNU IPPNU, para donatur yang tidak mengikat sejumlah Rp 3 juta. Sebanyak 28 anak yatim piatu yang terdata, selain mendapatkan uang juga sembako.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fahrurrozi mengagendakan bakti sosial ini akan menjadi kegiatan tahunan dengan dana yang lebih besar lagi, sehingga banyak pula anak yang yatim yang dilibatkan.

Kegiatan yang bertemakan "Jadilah Generasi Muda yang Bermanfaat Untuk Umat, Berguna Untuk Bangsa, Berbhakti Untuk Negeri" diisi cerama Rois Syuriyah Ranting Kubangsari KH Abdul Wahid.

Kiai Wahid mengajak agar anak-anak muda era kini belajar berbuat yang terbaik sesamanya, bisa bermanfaat. Sebab, manusia yang paling baik adalah khoirunas anfa uhum linnas manusia yang berguna untuk sesamanya. Termasuk di dalamnya menyantuni anak yatim.

“Barangsiapa di bulan Muharam bersedekah untuk anak yatin dan mengusap kepalanya, kelak diakherat dari sehelai rambut anak yatim tersebut terhitung pahala yang bisa menghindari dari siksa neraka,” ujar Kiai Wahid yang juga pengasuh Majlis Talim Miftahul Huda. (wasdiun/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Brebes Juara Umum STQ XXIII Jateng

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kafilah Kabupaten Brebes berhasil meraih juara umum Seleksi Tilawatil Quran (STQ) ke-23 tingkat Jawa Tengah di Brebes. Kabupaten tersebut meraih nilai 19, tertinggi dari 35 kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Prestasi gemilang kafilah Brebes merupakan kado istimewa bagi tuan rumah penyelenggaraan STQ XXIII yang berlangsung di Brebes, 17-20 November 2014. Sementara juara umum 2 di raih Kabupaten Kudus (15) dan juara umum 3 Kabupaten Semarang (14).

Brebes Juara Umum STQ XXIII Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
Brebes Juara Umum STQ XXIII Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

Brebes Juara Umum STQ XXIII Jateng

Keberhasilan Brebes diraih dari Cabang Tilawah golongan anak-anak sebagai juara 2 atas nama Umul Quro, Cabang Tahfidz gol 1 juz dan Tilawah juara 1 (Rifdah Khoirunnida), Cabang Tahfidz gol 5 juz dan tilawah juara 1 (Labibah) dan juara harapan 2 (Mumuh Muhammad), Cabang Tahfidz gol 10 Juz juara 1 (Ahmad Adli Asyhari) dan juara 2 (Laelatun Nafisah), Cabang Tahfidz gol 20 juz juara harapan 1 (Abdul Hamid), Cabang Hafidz gol 30 juz juara 2 (Izzatus Sholihah dan juara harapan 2 (Turmudzi).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Berdasarkan Keputusan Dewan Hakim STQ nomor 01/DH/XI/2014, Juara Umum STQ XXIII tingkat Provinsi Jateng di raih Kafilah Kabupaten Brebes,” kata sekretaris Dewan Hakim Drs H Khootibul Umam saat membacakan pengumuman hasil seleksi di alun-alun Brebes, Kamis, (20/10).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti, saat mendengar kabar tersebut, mengaku terharu dan bangga. Atas nama Pemkab Brebes dan segenap warga Brebes, dia sangat bangga dengan prestasi yang diraih para kafilah STQ Brebes.

Keberhasilan meraih gelar juara umum, dinilai Idza Priyanti sebagai keberhasilan pembinaan bidang keagamaan. Selain mampu meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan, juga dapat membangun kehidupan keberagamaan yang sejuk dam damai, dalam kehidupan antarumat beragama yang rukun dan harmonis. “Brebes tidak hanya membangun fisik saja, tetapi juga memberi perhatian sangat besar terhadap pembangunan mental-spiritual,” kata Idza.  

    

Kendati demikian, Idza berpesan agar para pembina, qori dan qoriah tidak boleh terlena atas prestasi yang diraih. Karena seiring dengan waktu, para peserta STQ dari kabupaten lain akan terus meningkatkan kualitasnya untuk meraih gelar juara umum pada tahun-tahun mendatang. Juga agar mempersiapkan diri pada lomba yang sama di tingkat Nasional.

Diakui Idza, meraih gelar juara umum memang suatu kehormatan yang mampu mengangkat citra Kota Bawang dan Telor Asin ini lebih terhormat.

Penutupan STQ dilakukan Kepala Badan Koordinator Wilayah III Provinsi Jateng Hadi Haryanto MM. Penutupan dilakukan dengan cara menabuh bedug dan pembagian piala kejuaraan. Hadi membacakan amanat Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH dengan menggunakan bahasa Jawa.

“Sebagaimana menjadi kebiasaan warga Jawa Tengah, setiap hari Kamis menggunakan bahasa Jawa maka pada hari ini kami akan membawakan sambutan bahasa jawa,” kata Hadi mengawali sambutannya.

Diantaranya, gubernur mengimbau agar jangan ada sifat dan sikap adigang-adigung-adiguna. Sebab sifat buruk tersebut tidak mencerminkan ajaran Quran. Terutama bagi yang menjadi juara. Justeru untuk lebih meningkatkan prestasi. Karena akan menjadi duta Jawa Tengah pada STQ Nasional 2015 mendatang.

Ketua Panitia Penyelenggara STQ Narjo merasa plong karena kegiatan telah berlangsung dengan baik tanpa halangan yang berarti. Dan memohon maaf bila terdapat kekeliruan dan kekilafan di sana-sini. “Sesuai dengan target, kami ingin sukses dalam penyelenggaraan, sukses administrasi dan sukses prestasi,” tandasnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 19 November 2016

Agustus Ini, Gus Mus Siapkan Pagelaran Puisi Untuk Palestina

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dan kawan-kawan kini tengah mempersiapkan pagelaran malam puisi yang dipersembahkan untuk Palestina. Malam puisi untuk Palestina ini diadakan sebagai bentuk solidaritas para penyair Indonesia dan pegiat kemanusiaan untuk Palestina.

“Ini bentuk solidaritas warga Indonesia terhadap konflik di Palestina,” kata Achmad Solechan, tim panitia penyelenggara, kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis (3/8) sore.

Agustus Ini, Gus Mus Siapkan Pagelaran Puisi Untuk Palestina (Sumber Gambar : Nu Online)
Agustus Ini, Gus Mus Siapkan Pagelaran Puisi Untuk Palestina (Sumber Gambar : Nu Online)

Agustus Ini, Gus Mus Siapkan Pagelaran Puisi Untuk Palestina

Malam puisi bertajuk O…Palestina… Doa Untuk Palestina ini akan digelar pada Kamis malam, 24 Agustus 2017 di Graha Bakti Budaya, Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka yang rencananya akan hadir adalah Gus Mus, Abdul Hadi WM, Sutarji Colzoum Bahri, KH M Quraish Shihab, Acep Zamzam Nur, Renny Djajusman, Fatin Hamamah, D Zawawi Imron, Butet Kertaredjasa, Slamet Rahardjo, Mahfud MD, Joko Pinurbo, Sosiawan Leak, Inayah Wahid, Najwa Shihab, Ratih Sanggarwati, Ulil Abshar Abdalla, Taufiq Ismail, Jamal D Rahman? dan Anis Sholeh Basyin.

“Ini momentum pas untuk bicara kemerdekaan dan doa untuk Palestina. Kita akan membaca puisi-pusi kemerdekaan,” kata Solechan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara yang diselenggarakan oleh Gus Mus dan kawan-kawan ini terbuka untuk umum dan gratis. Di acara ini nanti akan digelar perbincangan puisi-puisi Timur Tengah dan dimeriahkan oleh grup Laela Majnun dari Semarang.

“Ada pembacaan puisi Timur Tengah dan ada pembacaan puisi terjemahnya. Pak Quraisy sepertinya akan membaca puisi Timur Tengah.”

Acara seperti ini, kata Solechan, bukan untuk kali pertama diadakan. Pada tahun 1982 acara malam Palestina pernah digelar. Gus Dur yang waktu itu menjadi Ketua DKJ meminta Gus Mus membaca puisi-puisi Arab. Di tahun itu pula Gus Mus pertama kali tampil membaca puisi di publik. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Ahlussunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 11 November 2016

Tanpa Kesejahteraan, Nasionalisme Sulit

Jember, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jangan berbicara ? nasionalisme tanpa memperbincangkan kesejahteraan. Sebab, saat ini bukan lagi jaman penjajahan, sehingga kesejahteraan menjadi ukuran tentang keberhasilan pemerintah dalam membangun bangsa.?

Hal tersebut diungkapkan oleh angota Komisi E DPRD Jawa Timur, ? Moch. Eksan saat menjawab penanya pada Dialog Kebangsaan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat (28/4).?

Tanpa Kesejahteraan, Nasionalisme Sulit (Sumber Gambar : Nu Online)
Tanpa Kesejahteraan, Nasionalisme Sulit (Sumber Gambar : Nu Online)

Tanpa Kesejahteraan, Nasionalisme Sulit

Menurutnya, kesejahteraan merupakan kata kunci dalam membangun nasionalisme bangsa. Jika kesejahteraan tercapai, maka nasionalsme akan datang dengan sendirinya di hati masyarakat.?

"Jadi tidak bisa dibantah bahwa kesejahteraan adalah faktor penting dalam membangun nasionalisme. Artinya jika kita ingin nasionalisme atau rasa cinta terhadap bangsa dimiliki oleh masyarakat, maka kesejahteraan hidup perlu mereka rasakan. Tanpa kesejahteraan, nasionalisme sulit," tukasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Secara teori, nasionalisme dalam artian yang ekstrem, tetap dipunyai oleh rakyat Indonesia. Yaitu nasionalisme dalam konotasi pembelaan ketika bangsa Indonesia diserang negara lain.?

Katanya, jika bangsa Indonesia diejek atau diperlakukan tidak adil oleh bangsa lain, secara naluriah, rakyat ? Indonesia akan bergerak untuk membela. Tapi kondisinya saat ini sudah berbeda, bukan lagi zaman perang, sehinggaa nasionalisme yang seperti itu sudah tidak relevan.?

"Nasionalisme yang dibutuhkan sekarang ini adalah bagaimana kita semua bisa melawan terhadap ancaman penjajahan yang samar, melalui penjajahan ekonomi, politik dan sebagainya," lanjutnya.

Wakil Ketua PCNU Jember itu menambahkan, Indonesia adalah negara agraris. Tapi anehnya, begitu banyak produk pertanian yang masih harus diimpor dari negara lain. Bukan hanya beras yang diimpor dari Thailand dan Vietnam, tapi juga gula, cabai dan sebagainya,bahkan garam juga diimpor.?

"Kalau hal yang kita punya bahan bakunya saja, tidak bisa berdaulat, lalau bagaimana dengan yang lain. Di mana rasa nasionalisme kita," urainya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 09 November 2016

Gus Dur dan Pemikiran Sastra Pesantren

Oleh Ahmad Zaki Muntafi

Siapa yang tak kenal sosok Gus Dur ? Sosok yang sangat progresif-inspiratif dengan segala pemikirannya. Bukan itu saja, Gus Dur dianggap pula sosok yang nyeleneh dalam tingkah lakunya. Termasuk pula pada saat memimpin negeri ini, yakni sebagai Presiden RI dengan gaya kepemimpinannya yang tak jarang nyeleneh pula. Namun, ada pesan yang tersirat dari segala ke-nyelenehan Gus Dur.

Bagi kalangan NU, Gus Dur tentu sebagai ulama besar yang sangat dihormati dan disegani warga nahdliyin dimanapun dan kapanpun. Bahkan, sebagai pemikir modern, sosok Gus Dur bisa dikatakan sebagai intelektual Muslim abad kontemporer. 

Gus Dur dan Pemikiran Sastra Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur dan Pemikiran Sastra Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur dan Pemikiran Sastra Pesantren

Mengenai pemikiran Gus Dur, tentu masyarakat telah mengetahui banyak tentang itu. Bahkan, saat ini terdapat kelompok Gusdurian yang memang fokus mengkaji pemikirannya Gus Dur sebagai sebuah refleksi kehidupan modern. Gusdurian terdiri dari para murid, pengagum, penerus pemikiran dan perjuangan Gus Dur. Di luar itu, telah banyak juga aktivitas-aktivitas yang mengkaji dan melestarikan pemikiran Gus Dur.

Sebagai intelektual pesantren, sosok Gus Dur tak bisa dilepaskan dari hiruk pikuk kehidupan dan polemik dalam pesantren. Bahkan, dalam corak pemikirannya lebih cenderung pada pesantren sebagai basis ideologinya, yang kemudian dibarengi dengan persoalan kebudayaan dan politik. Hal itu bisa dilihat pada awal tahun 70-an hingga 80-an, di mana Gus Dur telah banyak menulis tentang hubungan antara agama, tradisi (budaya), ideologi, dan politik. Misal saja, tulisannya yang berjudul Agama, Ideologi dan Pembangunan dan Pribumisasi Islam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Eksistensi sastra pesantren

Terdapat pula pemikiran Gus Dur yang mencoba mengkritisi eksistensi sastra dalam pesantren, yakni yang dipaparkan dalam tulisannya “Pesantren dan Kasusastraan Indonesia”. Menurut Halid Alkaf (2008) dalam disertasinya, memaparkan bahwa tulisan tersebut telah mencerminkan kuatnya penguasaan Gus Dur terhadap khazanah tradisi lokal, khususnya kaitannya pesantren sebagai bagian dari realitas kehidupan beragama dengan karya sastra yang bersumber pada tradisi keagamaan.

Lebih lanjut lagi, Alkaf menjelaskan bahwa sebagai objek sastra, saat itu pesantren belum mendapatkan perhatian yang lebih dari budayawan sekaligus sastrawan. Padahal saat itu banyak di antara mereka yang telah mengenyam pendidikan keagamaan di dunia pesantren. Namun, justru mereka enggan atau pun belum menempatkan pesantren sebagai media dari karya-karyanya. 

Bisa dikatakan, pada saat itu eksistensi sastra tentang dunia pesantren belum mendapat tempat yang baik. Bahkan, pada tahun-tahun sebelumnya, pada 50-an hingga 60-an, hanya Djamil Suherman yang pernah memfiksikan dunia pesantren dalam cerita pendeknya. Disinilah pemikiran Gus Dur yang menyoal tentang sastra dalam dunia pesantren. 

Gus Dur menjelaskan bahwa terdapat dua hal yang menjadi alasan eksistensi sastra tentang pesantren. Pertama, dramatisme dalam pesantren yang cenderung pada taraf terminologis yang tinggi. Dalam hal yang bersifat abstrak seperti; determinasi, free destination (iradah), intensitas ketundukan pada Tuhan dan lain sebagainya, saat itu amat sukar dituangkan dalam sebuah fiksi sebagai perwujudan sastra. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kemudian, kedua, telah terjadinya kakunisasi pandangan masyarakat Muslim terhadap manifestasi kehidupan beragama di negeri ini. Meminjam istilah Cak Nur disebut sebagai sakralisme agama. Hal ini yang membuat pemikiran Muslim untuk menuangkannya dalam tinta sastra cenderung susah, karena akan dianggap bertentangan dengan teks, ketimbang mementingkan kontekstualitas.

Desakralisasi: sastra pesantren dan pesan moral

 

Sebagai tanggapan atas alasan di atas, Gus Dur menganggap perlu adanya desakralisasi, sehingga agama tidak melulu diitafsirkan secara kaku, tetapi perlu penafsiran ulang dalam manifestasi kehidupan.

 

Dalam hal ini, Gus Dur juga melakukan pembacaan teks sastrawan Barat, di mana terdapat penggunaan satire sebagai medianya, seperti novelnya Giovanni Guareschi di Italia pada tahun 50-an yang menceritakan peliknya upaya dalam desakralisasi. Namun, menurut Gus Dur penggunaan satire kuranglah tepat. Kemudian Gus Dur mengajukan pembacaan atas karya penulis Yahudi Amerika, Chaim Potok.

Karya Potok sangat mengagumkan pembaca. Potok berhasil mengungkapkan dilema keagamaan yang universal. Dengan pembawaannya tentang mensinergikan ketundukan pada nilai agama dengan kebutuhan hidup modern. Hal inilah yang diharapkan Gus Dur tentang bagaimana pesantren merespon doktrin agama dan realitas sosial yang semakin berkembang sebagai pesan moralnya, melalui penggambaran dan pengimajinasian dalam sastra. 

Setidaknya apa yang dilakukan Gus Dur tentang eksistensi sastra dalam pesantren menjadi cambuk, terlebih lagi sosok Gus Dur sebagai penikmat sekaligus pengamat sastra dan budaya. Menurut Gus Dur penggarapan pesantren sebagai objek sastra harus diyakini terlebih dahulu sebagai persoalan dramatis yang akan dikemukakan.

Alhasil, dewasa ini telah banyak sastra yang menceritakan dunia pesantren sebagai objeknya, mulai dari sajak, novel, hingga film yang berlatar pesantren. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari pemikiran Gus Dur dalam menyoal pesantren, khususnya sastra pesantren.

Penulis adalah Ketua Umum KBPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mudabbir Mabna Syaikh Nawawi Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 04 November 2016

Sikapi Perubahan, Pelajar NU Banyutengah Adakan Kajian Bumi Bateg

Gresik, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Banyutengah merupakan sebuah desa di Kabupaten Gresik yang sedang mengalami proses perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Bila dulu mayoritas masyarakat Banyutengah bekerja sebagai petani, maka hari ini sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai buruh pabrik seiring berdirinya banyak pabrik di Banyutengah dan sekitarnya.

Sikapi Perubahan, Pelajar NU Banyutengah Adakan Kajian Bumi Bateg (Sumber Gambar : Nu Online)
Sikapi Perubahan, Pelajar NU Banyutengah Adakan Kajian Bumi Bateg (Sumber Gambar : Nu Online)

Sikapi Perubahan, Pelajar NU Banyutengah Adakan Kajian Bumi Bateg

Hal itulah yang melatarbelakangi diadakannya Kajian Bumi Bateg IPNU Banyutengah. Mengambil tema Fiqih Puasa bagi Pekerja Berat, kajian tersebut diadakan perdana di Masjid Baituzzahid Banyutengah, Gresik, pada Sabtu (2/7). Tema tersebut sengaja diambil sebagai sikap IPNU terhadap perubahan masyarakat yang terjadi.

“Masyarakat kita sudah berubah, namun (di Banyutengah) tidak pernah diadakan pembahasan khusus fiqih puasa bagi pekerja berat,” ujar Abdillahinnuha, Ketua Ranting IPNU Banyutengah.

Diundang sebagai narasumber, yakni Ustadz Khoirul Huda dari Pondok Pesantren Sidogiri yang setiap tahun mengampu pengajian kitab kuning bulan Ramadhan di Masjid Roudlotul Muttaqin, Banyutengah.

Ia menuturkan bahwa Islam diturunkan tidaklah untuk menyusahkan umat manusia. Sebaliknya, Islam diturunkan untuk menjadi maslahat bagi kehidupan manusia.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait hal itu, ia pun merujuk ke Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam Busyrol Karim. Disampaikannya, bahwa ketika memasuki bulan Ramadhan, pekerja berat seperti buruh tani atau pekerja berat lainnya, wajib memasang niat puasa di malam hari. Bila kemudian di siang hari menemukan kesulitan dalam puasanya, ia boleh berbuka. Namun bila ia merasa kuat, maka ia boleh tidak membatalkannya.

“Artinya, Islam mengakomodir pelbagai kondisi manusia dalam hal berpuasa dan beribadah lain. Ada yang bekerja berat, ada yang sakit, dalam perjalanan, pun tua renta,” tambahnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia pun sempat menyinggung keterangan Kiai Nawawi Banten dalam karyanya Nihayatuz Zain fi Irsyadin Mubtadi’in. Menurut Kiai Nawawi, status hukum buruh kasar atau pekerja berat sama halnya dengan penderita sakit yang dijelaskannya dalam karyanya tersebut.

Namun ia mewanti-wanti agar apa yang disampaikannya tersebut tidak disalahartikan oleh masyarakat. Maksudnya, bahwa dibolehkannya secara syariah membatalkan puasa tersebut tidak berarti menjadi alasan bagi pekerja untuk sengaja tidak berpuasa.

“Saya berharap pengajian ini tidak disalahartikan,” tegasnya.

Ia berharap kajian ini menjadi pengetahuan dan pengertian yang baik bagi masyarakat, terutama di tengah masyarakat industri yang sebagian besar penduduknya merupakan pekerja berat.

Rencananya, Kajian Bumi Bateg akan diadakan setiap bulan dengan mengambil tema tertentu untuk menyikapi persoalan yang terjadi di masyarakat, terutama persoalan masyarakat lokal. Nama Bumi Bateg sendiri diambil dari nama Badan Usaha Milik IPNU Banyutengah (Bumi Bateg) yang pada bulan ini genap berusia 4 tahun.

“Di usianya ke-4, Bumi Bateg ingin memberi arti lebih ke NU dan masyarakat dengan mengadakan kajian strategis tentang persoalan-persoalan masyarakat. Hal itu seiring perubahan masyarakat ke arah industrialisasi yang harus dibarengi dengan pembangunan sumberdaya masyarakat,” ujar Saifudin, ketua Bumi Bateg. (Ahmad Faiz/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

IPPNU Probolinggo Napak Tilas Perjalanan NU

Probolinggo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-88 Nahdlatul Ulama (NU), Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Probolinggo melakukan napak tilas perjalanan NU berupa ziarah ke makam KH. Kholil Bangkalan, salah satu tokoh penting berdirinya ormas Islam terbesar ini, Jumat (31/1) hingga Sabtu (1/1).

Napak tilas yang dipimpin Ketua PC IPPNU Kabupaten Probolinggo Shofia ini dilepas secara resmi oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Probolinggo KH. Moch Syaiful Hadi di Kantor PCNU Kabupaten Probolinggo di Desa Warujinggo Kecamatan Leces pada pukul 15.00 WIB, Jum’at (31/1).

IPPNU Probolinggo Napak Tilas Perjalanan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Probolinggo Napak Tilas Perjalanan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Probolinggo Napak Tilas Perjalanan NU

“Mudah-mudahan dengan napak tilas ini, para pelajar NU yang tergabung dalam PC IPPNU Kabupaten Probolinggo bisa memahami dan mengerti sejarah berdirinya NU serta tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam proses berdirinya NU. Sehingga nantinya bisa memahami perjuangan ulama dalam mendirikan NU di Indonesia,” ungkap Syaiful Hadi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain napak tilas perjalanan NU ke makam KH. Kholil Bangkalan, kegiatan yang diikuti oleh 20 orang pengurus PC IPPNU Kabupaten Probolinggo ini juga diisi diskusi umum dengan pengurus Pimpinan Wilayah IPPNU Provinsi Jawa Timur di Kantor PWNU Jawa Timur. Topik yang menjadi pembahasan diskusi adalah meningkatkan peran dan fungsi IPPNU sebagai organisasi keterpelajaran di tengah berkembangnya zaman.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Napak tilas perjalanan NU ini digelar dengan tujuan agar para pengurus PC IPPNU Kabupaten Probolinggo bisa memahami sejarah berdirinya NU lebih dalam serta tokoh-tokoh dibalik berdirinya NU, termasuk didalamnya adalah KH. Kholil Bangkalan,” ungkap Ketua PC IPPNU Kabupaten Probolinggo Shofia.

Menurut Shofia, napak tilas perjalanan NU ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh PC IPPNU Kabupaten Probolinggo untuk mengetahui sejauh mana dan kendala yang dihadapi oleh para ulama selama proses berdirinya NU pada zaman penjajahan. Sehingga ke depan pelajar bisa ikut bersama-sama berkomitmen membesar NU di tengah-tengah perkembangan zaman.

“Dengan lebih memahami sejarah dan mengenal tokoh-tokoh dibalik berdirinya NU, diharapkan kader-kader NU akan lebih semangat lagi dalam berkhidmat di organisasi NU untuk melanjutkan perjuangan para pendiri-pendiri NU, khususnya di segmen pelajar putri,” harapnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)

 

Foto: KH Kholil Bangkalan, guru Hadratusyekh KH Hasyim Asyari

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Anti Hoax, Quote Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 03 November 2016

Petani Tembakau Temanggung Berdoa untuk Kiai Hasyim

Temanggung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Wafatnya KH Hasyim Muzadi mantan Ketua Umum PBNU 1999-2004, Kamis (16/3) pagi kemarin menjadi duka mendalam bagi bangsa ini. Kiriman doa, bacaan yasin, tahlil terus mengalir dari umat Muslim seluruh pelosok tanah air. Di Temanggung ratusan petani tembakau memanjatkan doa yang dikhususkan untuk arwah Kiai Hasyim.

Doa bersama berlangsung di halaman makam Pahlawan Mayjend Bambang Sugeng Kompleks Monumen Pembunuhan Massal Pejuang RI di dekat Jembatan Kali Progo Kranggan Temanggung, Kamis (17/3) petang. Doa dipimpin oleh Sekretaris? DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung Noer Ahsan.

Petani Tembakau Temanggung Berdoa untuk Kiai Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)
Petani Tembakau Temanggung Berdoa untuk Kiai Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)

Petani Tembakau Temanggung Berdoa untuk Kiai Hasyim

Ahsan mengatakan, pihaknya mengaku kehilangan atas wafatnya tokoh, agamawan, juga negarawan yang menjadi panutan bagi bangsa ini. Menurutnya, jasa-jasa almarhum sangat besar bagi bangsa ini. Pihaknya beserta anggota APTI merasa perlu mengirimkan doa atas kepulangan sosok kharismatik yang peduli toleransi itu.

"Kami berdoa, semoga jasa-jasa dan amal baiknya diterima di sisi-Nya dan Allah SWT memberikan tempat terbaik untuk beliau," kata pria yang juga Kepala Desa (Kades) Losari Kecamatan Tlogomulyo itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Hubungan Antarlembaga DPC APTI Temanggung Yudha Sudarmaji menambahkan, kenapa harus mengirimkan doa untuk KH Hasyim? Karena Ketua Umum PBNU 1999-2010 dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) itu sangat konsen terhadap rokok dan tidak antirokok. "Beliau sangat peduli dan terus mendukung para petani tembakau di masa hidupnya," ucapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua APTI Temanggung Panut Sudarno mengatakan, selain berdoa untuk Kiai Hasyim, pihaknya juga menyampaikan beberapa tuntutan untuk disampaikan kepada Pemerintahan Jokowi. Para petani menuntut antara lain kedaualatan dan kesejahteraan, petani tembakau perlu payung hukum yang jelas.

Petani tembakau membutuhkan peraturan perundangan yang adil dan berimbang, RUU pertembakauan segera disahkan dan diimplementasikan di Indonesia.? "Kita terus berjuang tentang pengendalian impor tembakau dari luar negeri. Secara tegas, kita menolak tembakau impor, mengingat potensi kita masih banyak. Jika tidak ada kendali, sama sama artinya membunuh petani lokal," tegasnya. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 01 November 2016

Baginda Nabi Ajarkan Perilaku Hidup Sehat

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Rasulullah adalah uswatun hasanah bagi segala aspek kehidupan. Bahkan teladan itu tampak dalam perilaku hidup sehat Nabi dalam kesehariannya.

Baginda Nabi Ajarkan Perilaku Hidup Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)
Baginda Nabi Ajarkan Perilaku Hidup Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)

Baginda Nabi Ajarkan Perilaku Hidup Sehat

"Nabi Muhammad benar-benar sebagai uswah hasanah atau contoh terbaik termasuk dalam kesehatan," kata KH Zulfikar Asad, Jumat (18/11). Hal tersebut dibuktikan dengan terjaganya kesehatan beliau yang tidak pernah sakit, kecuali hanya dua kali, lanjutnya.

Menurut Gus Ufik, sapaan akrabnya, contoh lain dari Rasulullah adalah tidak pernah meminum obat sintetik. Inilah menjadi penanda bahwa Islam sangat menghargai perilaku sehat, seperti tercermin pula dalam sejumlah ajarannya.

"Islam mengajarkan wudhu yang ternyata mampu memberikan manfaat kepada manusia," katanya sembari mengutip ? penelitian Musthofa Syahatah. Selain itu ada perintah siwak, kesunnahan fitrah berupa khitan, dan anjuran puasa.

Uswah hasanah tersebut hendaknya dapat ditindaklanjuti dengan perilaku baik di lingkungan, khususnya pesantren.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Indikator pola hidup sehat bisa dengan makan buah dan sayur," kata doktor kedokteran dari Unair ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal lain yang harus dilakukan adalah memperhatikan aktifitas fisik. "Karenanya banyak bergerak dengan olahraga sangat penting," tandas Wakil Ketua Lembaga Kesehatan PBNU ini.

"Dan yang juga tidak kalah penting adalah melakukan deteksi dini terhadap kondisi kesehatan," pungkasnya.

Pandangan salah seorang pengasuh di Pesantren Darul Ulum (PPDU) Peterongan Jombang tersebut disampaikan pada acara talk show. Acara hasil kerja sama Kementerian Kesehatan dan Lembaga Kesehatan PBNU tersebut berlangsung di aula PPBU. Peserta adalah para santri dari berbagai pesantren di Jombang.?

Kegiatan dikemas lewat paparan sejumlah narasumber dengan tema "Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui Gerakan Pesantren Sehat". Acara berlangsung hari ini hingga besok, Sabtu (19/11). (Ibnu Nawawi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Sunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah