Selasa, 31 Januari 2017

Donor Darah, Program Unggulan GP Ansor Jaten

Karanganyar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda  Ansor Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, rutin menggelar donor darah sebagai salah satu program unggulan. Selain menjadi wujud kepedulian terhadap sesama, donoro darah diyakini memberikan hal yang positif bagi si pendonor itu sendiri.

Donor Darah, Program Unggulan GP Ansor Jaten (Sumber Gambar : Nu Online)
Donor Darah, Program Unggulan GP Ansor Jaten (Sumber Gambar : Nu Online)

Donor Darah, Program Unggulan GP Ansor Jaten

“Di PAC Jaten sudah berjalan program rutinan donor darah, meskipun jeda waktu pelaksanaannya sekitar empat bulan sekali,” ungkap Ahmad Fatoni, salah satu pengurus PAC  GP Ansor Jaten, Senin (3/2).

Pendonor darah pertama pada program aksi donor darah perdana adalah Kiai Ahmad Hudaya. Ia adalah alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, yang kini aktif di berbagai organisasi, mulai dari PCNU Karanganyar, MUI, Bazis, Forum Kabupaten Sehat, FKUB Karanganyar, serta dosen Tafsir di Fakultas Usuludin dan Dakwah IAIN Surakarta.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Orang yang mendapatkan darahnya Kiai Hudaya adalah orang yang beruntung,” imbuh Fatoni sembari bercanda.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain donor darah, PAC GP Ansor Jaten juga memiliki program unggulan lainnya yaitu “Ansor Berdzikir” sebagai salah satu sarana  refleksi diri. Kemudian, program bersih-bersih makam sebagai salah satu bentuk pengabdian dan kepedulian kepada lingkungan.

“Meskipun program kami sederhana, namun kami berharap dapat mendatangkan kemanfaatan dan kemashlahatan bagi masyarakat setempat,” pungkasnya. (Ahmad Rosyidi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 24 Januari 2017

"Karatan", Grup Musik Pesantren dengan Alat Tradisional Sunda

Subang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Juni tahun 2012 adalah bulan bersejarah bagi Fauzi Muhajir (17). Pasalnya di bulan itu Fauzi bersama sahabat-sahabatnya yang tergabung dalam grup musik “Karatan” memenangkan juara harapan I dalam perlombaan seni musik yang diselenggarakan oleh Lanud Suryadarma Kalijati, Subang.

Karatan, Grup Musik Pesantren dengan Alat Tradisional Sunda (Sumber Gambar : Nu Online)
Karatan, Grup Musik Pesantren dengan Alat Tradisional Sunda (Sumber Gambar : Nu Online)

"Karatan", Grup Musik Pesantren dengan Alat Tradisional Sunda

Grup musik Karatan sendiri merupakan akronim dari “Karinding Attawazun”, sebuah grup musik tradisional yang ada di Pesantren Attawazun, Kalijati, Subang, peralatan musiknya terdiri dari alat musik tradisional warisan leluhur Sunda, yaitu karinding, celempung, toleat dan suling.?

Grup musik tersebut dipelopori oleh Fauzi Muhajir. Saat di temui Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Pesantren Attawazun, Senin (18/2), santri asal Kecamatan Ciater, Subang tersebut mengatakan bahwa dalam pembentukan grup “Karatan” bisa dibilang sangat mendadak.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Awalnya umpama besok ada lomba musik, hari tadi kita daftar jadi peserta, tadinya mau marawis, cuma kan (marawis) sudah ada, ya jadinya Karinding, kebetulan saya bisa karinding sedikit-sedikit,” ujar siswa kelas XII tersebut

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fauzi pun kemudian berembug bersama sahabat-sahabatnya di kobong, dari rembugan tersebut menghasilkan grup musik karatan yang digawangi oleh Fauzi Muhajir, Rifaldi, Chorul Umam, M. Thaba-thaba, Farhan Zulfikar dan Dena Hediana.

Malamnya, setelah selesai mengikuti pengajian di Pesantren, Fauzi bersama sahabat-sahabatnya yang tergabung dalam Karatan mulai latihan dari Nol, sebab awalnya yang menguasai seni Karinding di Pesantren yang diasuh oleh Ketua PCNU Subang tersebut hanya Fauzi saja.

Alhamdulillah, dari puluhan peserta kita dapat Juara harapan I, padahal kita latihan cuma satu kali saja” kenang Fauzi dengan sumringah

Setelah tampil perdana di acara perlombaan tersebut, Grup musik Karatan mulai dikenal oleh masyarakat, sampai sekarang mereka sering tampil dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, seperti muludan, hajatan, dan lain sebagainya. Adapun lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu islami, terutama shalawat.

Redaktur? ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor : Aiz Luthfi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Pendidikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 21 Januari 2017

PAC Waru Juara Umum Jambore Harlah GP Ansor Sidoarjo

Sidoarjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Perhelatan Jambore dalam rangka merayakan hari lahir ke-81 Gerakan Pemuda Ansor yang diadakan Pimpinan GP Ansor Sidoarjo, Jawa Timur, berlangsung meriah. Juara umum dalam perlombaan kali ini disabet Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Kecamatan Waru, Sidoarjo.

PAC Waru Juara Umum Jambore Harlah GP Ansor Sidoarjo (Sumber Gambar : Nu Online)
PAC Waru Juara Umum Jambore Harlah GP Ansor Sidoarjo (Sumber Gambar : Nu Online)

PAC Waru Juara Umum Jambore Harlah GP Ansor Sidoarjo

PAC GP Ansor Kecamatan Waru memperoleh juara I bidang keansoran dan kebanseran,  yakni mars dan orasi kebangsaan; juara I bidang keagamaan, yang terdiri dari terbang al-banjari dan dai; juga juara I di cabang olahraga, yaitu tenis meja dan catur.

Perlombaan yang diikuti 18 PAC ini terdiri dari beberapa kategori, antara lain empat perlombaan pada bidang keansoran dan kebanseran, dua perlombaan pada bidang keagamaan, dan lima perlombaan pada cabang olahraga (cabor).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Empat bidang keansoran dan kebanseran yang dilombakan adalah pelatihan baris berbaris (PBB), melantunkan mars, pencak silat, dan orasi kebangsaan; dua perlombaan yang ditandingkan pada bidang agama yakni lomba terbang al-banjari dan dai; sedangkan lima cabor yang dilombakan adalah  bulu tangkis, futsal, voli, tenis meja, dan catur.

"Kali ini yang menjadi juara umum kontingen dari PAC Ansor Kecamatan Waru Sidoarjo. Jambore yang diadakan ini untuk menambah keakraban dan silaturrahmi antar kader Ansor se-Sidoarjo," tutur Slamet Budiono, Ahad (3/5), di Pendopo Delta Wibawa usai acara jalan bareng santri.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melalui kegiatan seperti ini, Slamet bersyukur lantaran kader-kader GP Ansor dari 18 Kecamatan itu diketahui banyak yang mempunyai bakat, baik di bidang agama, keansoran, olahraga dan lainnya. "Semoga kegiatan untuk mendukung kreativitas dan olahraga ini bisa diadakan setiap tahunnya. Jika perlu cabor dan lainnya, tahun depan jumlah yang dilombahkan ditambah," tandas Slamet. (Moh Kholidun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Nadir: Smartphone Tidak Lantas Membuat Semua Orang Jadi Smart

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Rais Syuriyah PCINU Australia dan Selandia Baru Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) menyatakan, kepesatan perkembangan teknologi informasi tidak mengubah pola pikir orang fundamentalis menjadi modern.

“Era teknologi ini, tidak mengubah orang fundamentalis jadi modern. Orang-orang yang memiliki smartphone tidak lantas menjadi smart, jadi pintar,” kata Gus Nadir disambut riuh tawa hadirin pada acara diskusi bertajuk Mengaji dan Mengkaji Islam, Medsos, dan Generasi Milenial di kantor Pengurus Pusat GP Ansor, Jakarta Pusat, Senin (25/9) malam.

Gus Nadir: Smartphone Tidak Lantas Membuat Semua Orang Jadi Smart (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Nadir: Smartphone Tidak Lantas Membuat Semua Orang Jadi Smart (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Nadir: Smartphone Tidak Lantas Membuat Semua Orang Jadi Smart

Gus Nadir menjelaskan bahwa hal tersebut dibuktikan dengan menyeruaknya hoax dan hate speech. Banyak orang tidak pintar dan tidak memerhatikan etika bermedsos.

“Ketika seorang pemuda menghina Gus Mus atau ketika Profesor M Quraish Shihab disuruh membaca syahadat oleh seorang netizen, mereka-mereka itu tidak menggunakan etika dalam bermedia. Mereka tidak paham siapa yang mereka hina,” tutur Gus Nadir.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Generasi milenial memang lebih banyak berkomunikasi lewat layar ketimbang tatap muka langsung. “Mungkin, mereka pikir, yang dihadapi bukan siapa-siapa melainkan hanyalah sebuah layar,” kata dosen hukum di Monash Law School Australia itu.

Ia mengharapkan, etika bermedsos perlu dikaji dan juga menjadi tugas Ansor untuk menyebarkannya; untuk menebarkan bahwa Islam itu santun dan ramah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ini menjadi tugas sahabat-sahabat Ansor. Acara (diskusi) ini tidak boleh berhenti sampai di sini,” imbuhnya.

Selain Gus Nadir, ada beberapa pemateri lain yang hadir pada diskusi malam itu, yakni Haidar Bagir dan Nuruzzaman (Kabid Hubungan dan Kajian Strategis GP Ansor), dengan moderator Tsamara Amany, yang sering disebut sebagai politisi milenial. (Wahyu Noerhadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 20 Januari 2017

Ikrar kesetiaan

Ikrar Kesetian, lengkapnya Ikrar Kesetiaan Warga Nahdlatul Ulama.

Istilah tersebut pertama kali digunakan pada perayaan hari lahir NU ke-68 menurut penanggalan Hijriah atau ke-66 dalam versi Masehi, di Parkir Timur Senayan Jakarta Pusat, 1 Maret 1992.

Seperti yang dituturkan KH Abdurahman Wahid, ikrar kesetiaan berisi tiga hal utama. Pertama, penyampaian rasa syukur pada Allah Swt. 

Ikrar kesetiaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikrar kesetiaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikrar kesetiaan

Kedua, penegasan NU bahwa NKRI adalah bentuk final yang diperjuangkan umat Islam Indonesia. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketiga, penegasan bahwa NU mendukung UUD 1945 dan Pancasila.  Pada saat dibacakan di rapat akbar, teks asli Ikrar Kesetiaan sendiri terdiri dari lima poin.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebelum dibacakan, ada prosesi penyerahan naskah, disebut ijab-kobul, dari ketua umum PBNU ke pembaca teks. Ikrar kesetiaan bukanlah nomenklatur resmi organisasi, tapi dapat digunakan pada kondisi tertentu. (Hamzah Sahal)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Anti Hoax, Nusantara Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 19 Januari 2017

Kemenag Bangun Moderatisme Lewat Perkemahan Wirakarya Mahasiswa PTK

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI terus berupaya membangun kualitas pemahaman agama yang baik meliputi kebersamaan, moderatisme, gotong royong, dan kemandirian. Nilai-nilai tersebut akan diwujudkan melalui kegiatan Perkemahan Wirakarya (PW) Nasional Mahsiswa Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK). Kegiatan ini akan bergulir di IAIN Kendari Sulawesi Tenggara pada tanggal 16-22 Mei 2016 mendatang.

Dalam jumpa pers, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin menegaskan bahwa PW PTK ini merupakan salah satu instrumen untuk membangun jiwa kebersamaan dan kemandirian di antara seluruh generasi bangsa.

Kemenag Bangun Moderatisme Lewat Perkemahan Wirakarya Mahasiswa PTK (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Bangun Moderatisme Lewat Perkemahan Wirakarya Mahasiswa PTK (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Bangun Moderatisme Lewat Perkemahan Wirakarya Mahasiswa PTK

“Apalagi kegiatan ini pertama kali melibatkan perguruan tinggi non-Islam selama 13 tahun penyelengaraannya. Tentu hal ini langkah yang sangat strategis untuk membangun jiwa kemandirian, kebersamaan, dan kegotong-royongan,” ujar Kamaruddin.

Melalui kegiatan Pramuka ini, lanjut Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini, PTK bisa memaksimalkan perannya sebagai penjaga nilai-nilai keindonesiaan terutama untuk membendung ekstremisme dan paham radikal di kampus.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Secara nyata, perkemahan ini sebagai instrumen mewujudkan Islam moderat sekaligus mempromosikan Islam damai dan toleran,” tegas Kamaruddin.

Sementara itu, Rektor IAIN Kendari Nur Alim menjelaskan, dalam kegiatan bertajuk Merajut Harmoni, Berkarya untuk Negeri ini pihaknya sebagai tuan rumah menyajikan kegiatan-kegiatan menarik unruk membangun harmoni melalui berbagai karya para Pramuka Pandega dan Dewan Racana.

“Apalagi PW PTK tahun ini berbeda dari sisi peserta, sebab kita melibatkan perguruan tinggi non-Islam dan perguruan tinggi umum di Kota Kendari, bahkan para mahasiswa asing juga beberapa kita undang,” terang Nur Alim.

Melalui kegiatan Pramuka ini, lanjutnya, mahasiswa akan diarahkan secara dominan dalam keterlibatannya dengan problem-problem di tengah masyarakat. “Artinya berbasis sosial kemasyarakatan. Ini sesuai dengan poin-poin yang terdapat di Tri Darma Perguruan Tinggi maupun Dasa Darma Pramuka,” ujar Nur Alim.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir juga dalam jumpa pers ini Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bakhtiar dan Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Diktis Siti Sakdiyah. Kegiatan PW PTK ini akan dihadiri kurang lebih 1.500 Pramuka Pandega dari PTK se-Indonesia. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cerpen: Kecil itu Besar

“Uang satu juta rupiah



tidak akan menjadi satu juta

jika kurang seratus rupiah”

Cerpen: Kecil itu Besar (Sumber Gambar : Nu Online)
Cerpen: Kecil itu Besar (Sumber Gambar : Nu Online)

Cerpen: Kecil itu Besar

“Mengapa anda gelisah?” kata Sartono ketika melihat Sarkadi mondar-mandir di depan teras kontrakannya.

“Ane lupa kalau sekarang ada kuliah, No,” jawab Sarkadi.

“Lantas apa hubungannya kuliah dengan mondar-mandir, Di?” tanyanya kembali.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Begini, No. Ane lupa naruh kunci motor ane. Kayaknya tadi malem jatuh disini. Lah kalau sudah gitu kan ane nggak bisa kuliah,No.”

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalau memang anda tahu kalau tadi malem jatuh, mengapa anda tidak mengambilnya tadi malam, di?”?

“Ane kira itu tidak mungkin hilang, No. Makanya ane biarin.”

“Wah, anda terlalu meremehkan suatu hal yang kecil, Di.”

Pagi bukanlah sebuah pagi jika tidak ada percekcokan antara Sarkamon dan kawan-kawan. Entah mengapa, selalu saja ada masalah setiap pagi. Mungkin ini menandakan bahwa pagi adalah awal dari sebuah masalah yang kan terpecahkan pada malam harinya. Mungkin.



Pada pagi itu, tidak didapati sepasang mata dari Sarkamon. Dia sibuk ngutek laptopnya yang masih error. Software antivirus yang ada di dalamnya ter-uninstall. Itu terjadi gara-gara Sartono meminjamnya untuk men-download sebuah game. Kalau manusia biasa, pasti kebanyakan nggrundel ketika sesuatu yang dimilikinya dirusakkan oleh temannya. Tapi sarkamon tidak. Dia tidak ingin masalah yang sepele seperti itu dijadikan sebagai cara untuk merusak pertemanan.?

“Ane harus bagaimana ini, No?” tanya Sarkadi melanjutkan pembicaraan.

“Anda cari sampai ketemu, Di! Saya tidak bisa meminjamkan motor saya kepada anda. Saya akan mengikuti seminar di luar kampus hari ini,” kata Sartono.

“Khalash, No! Nggak ketemu tapi..”

?

“Bukan tidak ditemukan, Di. Anda saja yang kurang giat mencari,” berkata Sartono dengan nada yang sedikit menasihati.

“Haduh.. kaifa hadza?”



Sebenarnya, kunci motor Sarkadi sudah diambil oleh Sarkamon tadi malam. Tapi dia enggan memberikannya. Dia ingin memberi sebuah pelajaran kepada Sarkadi agar tidak menyepelkan sesuatu yang kecil. Karena sesuatu yang besar tidak akan terjadi tanpa adanya sesuatu yang kecil.?

Ada sebuah kisah tentang betapa pentingnya seorang manusia untuk tidak menyepelekan sesuatu yang kecil. Pada suatu hari, ada sekelompok nelayan yang ingin berlayar untuk mencari ikan di lautan. Salah seorang nelayan ingin mencari jaring untuk ditebarnya dalam lautan. Pada ketika itu, dia mendapati seekor rayap yang berada di dalam perahu. Nelayan itu tidak menghiraukan keberadaannya. Dia beranggapan bahwa tidak akan mungkin seekor rayap yang kecil dapat menimbulkan masalah yang besar.



Di hari pertama dan kedua, perahu itu berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Namun di hari ketiga, sebuah insiden terjadi. Seekor rayap telah menjadi berekor-ekor. Mereka melubangi bagian perahu yang dapat membuat tenggelam. Akhirnya, perahu yang besar seperti itu dapat tenggelam karena kecerobohan salah satu nelayan yang tidak menghiraukan seekor rayap. Untung saja, ada beberapa perahu yang dekat dari perahu mereka. Mereka tertolong dengan selamat dan penyesaan.

Dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari zaman Nabi Adam Alaihis Salaam sampai zaman pro-kontra Koh Basuki yang akan menjadi Gubernur DKI Jakarta, banyak sekali terlihat manusia meremehkan hal-hal yang kecil. Dalam dunia pendidikan, banyak sekali siswa maupun mahasiswa yang menganggap sebuah tugas adalah hal yang remeh. Mereka jarang sekali mengerjakan sebuah tugas ketika tugas itu masih sedikit.

Namun ketika sebuah tugas itu menjadi bermacam tugas, mereka malah enggan mengerjakannya dan beranggapan bahwa tugasnya terlalu banyak. Sebenarnya ini bukan masalah banyak atau sedikitnya sesuatu, akan tetapi ini adalah masaah bagaimana kita menganggap besarnya sesuatu yang kecil, atau banyaknya sesuatu yang sedikit.

Jika kita mengerjakan sesuatu yang sedikit dengan cara yang berulang-ulang atau berkeanjutan, itu akan menjadi sesuatu yang banyak. Begitu juga mengenai besar dan keci. Seperti halnya cerita tentang keberadaan seekor rayap tadi. Pada awalnya, rayap itu memang hanya satu jumlahnya, karena tidak menganggap itu adalah sesuatu yang penting, seekor rayap itu menjadi berekor-ekor yang menimbulkan masalah yang besar.

Keberadaan sesuatu yang sedikit atau yang kecil biasanya sering dianggap sesuatu hak yang remeh. Satu hal yang harus dipikirkan kembali oleh manusia adalah keberadaannya tidak akan menjadi sebesar itu jika tanpa keberadaan kecilnya yang lalu.?

Dalam hakikat kehidupan manusia, dia diciptakan melalui segumpal daging dahulu. Tidak langsung menjadi sebesar itu. Dalam hal menabung juga begitu. Uang yang kita tabung tidak akan menjadi sebanyak itu jika kita tidak mengumpulkan dari yang sedikit.

Betapa pentingnya sesuatu yang sedikit atau yang kecil, uang satu juta rupiah tidak akan menjadi satu jika kurang seratus rupiah. Maka dari itu, harus kia sadari bahwa sesuatu yang kecil bukanlah hal yang remeh. Itu harus kita perhatikan lebih intensif dalam keberadaannya.

(Achmad Itsbatunnadzri)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kang Said: Agar Tak Salah Paham Islam Nusantara, Tabayun ke PBNU

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Alunan shalawat Nabi mengiringi peringatan Maulid Nabi yang dilaksanakan PBNU, Rabu (16/3) di lantai 8 Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta. Puluhan Habib Se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) turut hadir meramaikan kegiatan tersebut.?

Kang Said: Agar Tak Salah Paham Islam Nusantara, Tabayun ke PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Agar Tak Salah Paham Islam Nusantara, Tabayun ke PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Agar Tak Salah Paham Islam Nusantara, Tabayun ke PBNU

Setelah pembacaan shalawat burdah, acara disusul dengan sambutan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan perwakilan Habaib se-Jabodetabek Habib Husein bin Hamid Al-Attas.

Kiai Said mengatakan bahwa banyak orang yang salah paham terhadap konsep Islam Nusantara. “Banyak yang salah paham, tapi mereka tidak mau bertabayun (minta penjelasan atau konfirmasi, red) ke PBNU,” jelas Kang Said.

Kang Said menjelaskan bahwa Islam Nusantara adalah Islam yang menggabungkan Islam dengan budaya, Islam yang bersatu dengan nasionalis, dan Islam yang bersatu dengan kebangsaan. Ia menerangkan bahwa Wali Songo-lah yang menjadi panutan dalam mengembangkan Islam Nusantara yang melebur dengan budaya, toleran, dan ramah.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Adapun puncak konsep Islam Nusantara, imbuh Kang Said, adalah dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari dengan konsep penggabungan Islam dan kebangsaan. ? ?

“Islam Nusantara bukan mazhab, bukan aliran, tapi tipologi, mumayyizaat, khashais,” terangnya.

Demikian, Kang Said menegaskan bahwa Islam Nusantara bukanlah Islam yang anti-Arab dan Islam yang benci Arab. “Islam yang santun, berbudaya, ramah, toleran, berakhlak, dan berperadaban. Inilah Islam Nusantara,” tegasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Setuju dengan Islam Nusantara silakan, tak setuju tidak apa-apa,” pungkasnya.

Pengasuh Pesantren Ats-Tsaqofah tersebut mengaku kalau istilah dan konsep Islam Nusantara adalah gagasan PBNU. Ia membeberkan bahwa konsep ini dibahas di rapat gabungan Tanfidziyah dan Syuriyah PBNU sebelum akhirnya menjadi tema Muktamar Ke-33 NU di Jombang 2015 lalu.

Sejauh ini, banyak pihak yang tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam tentang konsep Islam Nusantara, diantaranya adalah Laurent Booth (adik ipar Tony Blair), Dubes Perancis, Dubes Austria, Dubes Australia, Dubes Inggris, Mufti Ankara, dan Rektor Dar Al-Quran Sudan. ?

Acara tersebut dihadiri juga oleh Habib Abdurrahman Al-Attas, Habib Mahdi, Habib Muhsin Al-Habsyi, Sayyid Abu Bakar Al-Hamid, Habib Zein bin ? Hamid Al-Attas. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 17 Januari 2017

Empat Seruan NU kepada Pemerintah soal Utang Luar Negeri

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Secara prinsip, negara harus berkomitmen untuk segera melunasi semua hutangnya. Postur APBN harus ditata sedemikian rupa agar pembangunan tetap berjalan, namun pada saat yang sama hutang juga terbayar.

Empat Seruan NU kepada Pemerintah soal Utang Luar Negeri (Sumber Gambar : Nu Online)
Empat Seruan NU kepada Pemerintah soal Utang Luar Negeri (Sumber Gambar : Nu Online)

Empat Seruan NU kepada Pemerintah soal Utang Luar Negeri

Demikian dinyatakan Abdul Moqsith saat membacakan hasil sidang Komisi Bahtsul Masail Diniyah Maudluiyah pada rapat pleno Muktamar Ke-33 NU dengan agenda pengesahan sidang-sidang komisi, di alun-alun Jombang, Jawa Timur, Rabu (5/8).

?

Untuk kepentingan ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, pada dasarnya yang wajib kita bayar adalah utang-utang pokok, bukan beban bunga. Oleh karena itu sah apabila Pemerintah RI menuntut pembebasan bunga dari negara-negara kreditor.

?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, Pemerintah harus secara tegas mengontrol anggaran agar tidak bocor, dan menarik kembali uang negara yang telah? dijarah oleh para koruptor, baik dari kalangan pejabat atau pengusaha.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

"Ketiga, pemerintah sedapat mungkin melakukan efisiensi dengan menggunakan barang dan jasa dalam negeri yang dibarengi dengan kebijakan pro growth, pro job, pro poor, dan pro environment," ujar anggota Komisi Bahtsul Masail Diniyah Maudluiyah itu.

?

Keempat, Pemerintah dianjurkan melakukan optimalisasi dana penerimaan pajak, cukai dan pembiayaan non utang dari keuntungan pengelolaan aset negara, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pembiayaan dari saldo rekening Pemerintah dari penerimaan Rekening Dana Investasi (RDI), Rekening Pembangunan Daerah (RPD), Rekening Pembangunan Hutan (RPH), Saldo Anggaran Lebih (SAL), dan rekening lainnya.

Forum bahtsul masail menyayangkan kondisi bangsa Indonesia yang hingga kini lekat dengan utang luar negeri. Menurut forum, jika dibandingkan dengan data kekayaan sumber daya alam, kondisi tersebut sangat ironis dan mengkhawatirkan, walau pemerintah dengan indikator ekonomi makro masih menyatakan aman. (Mahbib Khoiron)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Nusantara Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 05 Januari 2017

Dilantik, Pengurus GP Ansor Cipondoh Kompak Kenakan Sarung

Tangerang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Anak Cabang (PAC) Ansor Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, Banten masa khidmah 2016-2018 di bawah pimpinan Nur Asyik resmi dilantik, Sabtu (29/10) lalu di Ballroom Hotel Narita Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. SK Resmi pelantikan ini dibacakan oleh H. Syahroni Pengurus Wilayah GP Ansor Banten.

Dalam pelantikan tersebut, para pengurus baru kompak memakai sarung, seragam GP Ansor serta peci. Khusus soal sarung, tidak banyak yang melakukan pelantikan dengan memakainya. Sehingga inisiatif Ansor Cipondoh ini dapat menjadi teladan budaya.

Dilantik, Pengurus GP Ansor Cipondoh Kompak Kenakan Sarung (Sumber Gambar : Nu Online)
Dilantik, Pengurus GP Ansor Cipondoh Kompak Kenakan Sarung (Sumber Gambar : Nu Online)

Dilantik, Pengurus GP Ansor Cipondoh Kompak Kenakan Sarung

Tampak hadir Ketua PC GP Ansor Kota Tangerang H. Mustaya Hasyim, Ketua PW GP Ansor Banten H Ahmad Imron, Wakil Ketua PP GP Ansor H Lukmanul Hakim. Hadir juga Sekretaris PCNU Kota Tangerang, Camat Cipondoh Demi Koswara, Kapolsek Cipondoh dan juga unsur tokoh masyarakat dan organisasi kepemudaan.?

Ketua PC GP Ansor Kota Tangerang H. Mustaya Hasyim menyatakan, Ansor bukanlah organisasi politik. "Ansor berdiri di atas semua kaki. Karena itulah, cara pandang politik Ansor adalah politik kebangsaan bukan partisan. Itulah politik amar makruf nahi munkar yang menjadi haluan Nahdlatul Ulama," ujarnya.

Sedangkan Ketua PW GP Ansor Banten H. Ahmad Imron menyatakan, Ansor adalah organisasi yang merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah, maka jangan tanyakan apa yang telah diperbuat Ansor untuk Bangsa ini. “Sehingga sudah semestinya kita sebagai kader-kader penerus melanjutkan dan mempertahankan kedaulatan, Kesatuan dan Persatuan NKRI,” ujarnya.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam sambutan selanjutnya mewakili PP GP Ansor H. Lukmanul Hakim menyampaikan terkait isu gerakan yang akan terjadi pada tanggal 4 November 2016, agar kader-kader Ansor, Banser, NU manut arahan PBNU.?

Karena apa yang disampaikan PBNU berdasarkan hasil kajian-kajian yang sumbernya dapat dipercaya. Kita dorong melalui jalur hukum agar pihak terkait menegakkan hukum dengan seadil-adilnya. “Kita percayakan kepada Kiai-kiai kita di PBNU untuk menghadapi masalah ini secara elegan,” ujarnya.?

Ketua terpilih, Nur Asyik berjanji untuk memberikan yang terbaik pada Ansor. "Insya Allah apa-apa yang diamanahkan oleh Pimpinan Cabang akan kami laksanakan dengan sebaik-baiknya," terangnya. Nur Asyik berharap, kepengurusan baru ini terdiri dari personil-personil yang amanah dan profesional.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Tanpa hal ini, kerusakan yang akan terjadi. Semoga juga, pengurus memiliki karakter yang aktif, kreatif, inovatif dan komunikatif," jelasnya.?

Tak lupa, Nur Asyik juga berharap semoga Ansor yang bermakna penolong itu bergerak untuk turut membantuk semua pihak dalam mewujudkan kebaikan bagi masyarakat. "Kita membantu di bidang keagamaan dan kemasyarakatan. Inilah gerakan Ansor sebagai penolong," tandasnya. (Atho/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Ubudiyah, Tegal Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 03 Januari 2017

Ma’arif NU Lampung Beri Beasiswa Pendidikan kepada Para Penghafal Qur’an

Pringsewu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua LP Ma’arif NU Provinsi Lampung H Fauzi adalah sosok yang sangat komit dan inten berkiprah dalam dunia pendidikan di Provinsi Lampung. Dengan keuletan dan kegigihannya, Alumni S3 Universitas Gajah Mada ini berhasil mendirikan sejumlah perguruan tinggi di beberapa Kabupaten di Provinsi yang dijuluki Bumi Ruwai Jurai tersebut.

Ma’arif NU Lampung Beri Beasiswa Pendidikan kepada Para Penghafal Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Ma’arif NU Lampung Beri Beasiswa Pendidikan kepada Para Penghafal Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Ma’arif NU Lampung Beri Beasiswa Pendidikan kepada Para Penghafal Qur’an

Perguruan Tinggi yang berhasil didirikannya tersebut tidak semata diikuti oleh para mahasiswa yang hanya mampu dalam hal finansial. Dalam hal agama, Fauzi juga memberikan kesempatan kepada para Penghafal Quran (Hafiz dan Hafizah) untuk dapat mengenyam pendidikan di Peguruan Tinggi miliknya.

Para Hafiz Qur’an tersebut tidak hanya dapat berkuliah dan mendapatkan ilmu sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Namun mereka juga mendapatkan beasiswa kuliah gratis di lima Perguruan Tinggi miliknya yang tersebar di empat Kabupaten di Provinsi Lampung.?

Menurutnya, langkah yang dilakukannya ini adalah dalam rangka memuliakan para hafiz hafizah dengan memberikan kesempatan berkiprah di dunia pendidikan. Selain itu Ia ingin keberkahan selalu menaungi Kampus yang didalamnya terdapat para Hafiz dan Hafizah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya ingin memberikan fasilitas kepada mereka untuk menekuni dunia pendidikan formal di Kampus sehingganya insyaallah akan membawa manfaat bagi mereka dan membawa keberkahan bagi kami," ujarnya disela kesibukan hariannya sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu, Rabu (26/5).

Ditemui ditempat terpisah Wakil Ketua Bidang III STIT Pringsewu Abdul Hamid menjelaskan bahwa lima Perguruan Tinggi yang memberikan beasiswa gratis kepada para hafidz yaitu STMIK Pringsewu, STIT Pringsewu, STIT Multazam Lampung Barat, STEBI Tanggamus ataupun STIE Lampung Timur.

Abdul Hamid yang juga Hafiz Quran ini menjelaskan bahwa bagi Alumni SLTA yang sudah menghafal Al Quran dan ingin melanjutkan kuliah bisa langsung mendaftarkan diri pada Tahun Akademik 2016-2017 ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Silahkan hubungi saya atau langsung datang ke kampus untuk melewati rangkaian proses yang salah satunya adalah test kemampuan menghafal Quran," kata Hamid yang juga Pengurus JQHNU Kabupaten Pringsewu.

Ia mengatakan bahwa program ini ditujukan sebagai apresiasi terhadap para penghafal quran khususnya di Provinsi Lampung. "Mudah mudahan dengan program ini banyak para pelajar yang termotivasi untuk menghafalkan Al-Qur’an. Sehingga Kitab Suci kita tersebut dapat tertanam pada jiwa jiwa generasi penerus kita," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Jadwal Kajian, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 01 Januari 2017

Jalan Panjang Terbentuknya "IPNU Putri"

Solo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada tulisan sebelumnya, lahirnya organisasi yang sekarang bernama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) ini berawal dari gagasan hasil diskusi para pelajar putri di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta.

Jalan Panjang Terbentuknya IPNU Putri (Sumber Gambar : Nu Online)
Jalan Panjang Terbentuknya IPNU Putri (Sumber Gambar : Nu Online)

Jalan Panjang Terbentuknya "IPNU Putri"

Gagasan ini menjadi semakin matang dengan diusulkannya pembentukan sebuah tim kecil oleh Ahmad Mustahal Masyhud, ketua IPNU cabang Surakarta saat itu, yang juga secara rajin memantau perkembangan gagasan nahdliyyat muda tersebut untuk membuat draf resolusi pendirian IPNU Putri.

Tim yang diketuai Nihayah dan sekretaris Atikah Murtadlo ini menyusun draf resolusi di kediaman Haji Alwi di daerah Sememen-Kauman-Surakarta dan memutuskan untuk memberitahukan adanya rencana resolusi tersebut kepada PP IPNU yang ? berkedudukan di Yogyakarta.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tim juga menetapkan dua orang anggotanya yaitu Umroh Machfudzoh dan Lathifah Hasyim sebagai utusan untuk menemui PP IPNU di Yogyakarta. ? Selanjutnya utusan tersebut berangkat ke Yogyakarta dan diterima langsung oleh Ketua Umum PP IPNU, M. Tolchah Mansoer.

Dalam pertemuannya, Umroh menyampaikan permintaan tim resolusi IPNU Putri agar PP IPNU dapat menyertakan cabang-cabang yang memiliki pelajar-pelajar putri untuk menjadi peserta/wakil putri pada Kongres I IPNU di Malang. Selanjutnya disepakati pula dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di Malang nantinya dinamakan IPNU Putri.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam Kongres di Malang, yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari - 5 Maret 1955, ternyata keberadaan IPNU putri masih diperdebatkan secara alot. Rencana semula yang menyatakan bahwa keberadaan IPNU putri secara administratif menjadi departemen dalam organisasi IPNU. Namun, hasil pembicaraan dengan pengurus PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusifitas IPNU hanya untuk pelajar putra.

Melihat hasil tersebut, pada hari kedua kongres, peserta putri yang terdiri dari lima utusan daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri) terus melakukan konsultasi dengan jajaran teras Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yakni PB Ma’arif (KH. Syukri Ghozali) dan PP Muslimat (Mahmudah Mawardi).

Dari pembicaraan tersebut menghasilkan keputusan yakni IPNU putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dari IPNU. Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan-pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu Umroh Mahfudhoh dan sekretaris Syamsiyah Mutholib.

Maka, sejak tanggal 2 Maret 1955 M/ 8 Rajab 1374 H, yang kemudian diperingati sebagai hari kelahirannya, organisasi pelajar putri NU itu resmi berdiri. Sedangkan Pengurus Pusat (PP) IPNU putri pada saat itu berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah. (Ajie Najmuddin/Red:Anam)

Sumber: Wawancara terpisah dengan Umroh M., Nihayah Ahmad Siddiq, dan Mahmudah Nachrowi/ KMNU Mesir.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita Pimpinan Pusat Muhammadiyah