Selasa, 28 Februari 2017

Kang Said Diserang, Ketua Ranting NU Kapuk Siap Jadi Tumbal

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj ramai diperbincangkan di media sosial atas sejumlah pernyataannya yang dianggap kontraversial. Sejumlah video ceramahnya di masa lalu diunggah sepotong-sepotong sehingga bisa menimbulkan salah tafsir.

Tanggapan miring akibat salah tafsir membuat Ketua Tanfidziah Pengurus Ranting NU Kapuk Cengkareng H Gus Siroj Ronggo Lawe geram dan angkat bicara. "Kami pada dasarnya NU saman wa thaatan antara santri dan kiai. Kami siap menjadi bemper yang  utama menghadapi situasi apapun untuk kiainya," Kata Gus Siroj di kediamannya, Jalan Pasir Alam, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Kang Said Diserang, Ketua Ranting NU Kapuk Siap Jadi Tumbal (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said Diserang, Ketua Ranting NU Kapuk Siap Jadi Tumbal (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said Diserang, Ketua Ranting NU Kapuk Siap Jadi Tumbal

Mendengar ramainya sosmed yang membicarakan Kiai Said Aqil dengan perkatakan tidak santun, ia mengatakan, "Bagi santri menghina ulama adalah hal yang fatal. Saya siap menjadi tumbal buat PBNU dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, apapun risikonya," kata mantan Komandan Banser Jakarta Barat ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Gus Siroj, gerakan Wahabi semakin tampak sehingga pencegahan harus lebih gencar. Ia mengaku prihatin atas maraknya dakwah yang disebarkan melalui jalur fitnah.

"Apapun risikonya sebagai santri saya siap bemper terdepan dan menjadi tumbal buat Ulama, kami NU Kapuk Cengkareng yang satu-satunya ranting di DKI Jakarta memiliki pengurus anak ranting ril, siap sebagai garda terdepan untuk membela seluruhnya NU, kami juga memohon doa kepada seluruh pembaca dan seluruh warga nahdliyin semoga mudah-mudahan Ranting Kapuk Cengkareng ini awet menjadi harapan dari seluruh kader NU," tambahnya. (Junaidi/Mahbib)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Internasional, Nahdlatul Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 27 Februari 2017

Pesantren Gudangnya Ilmu Pengetahuan

Jepara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Nusantara merupakan gudangnya ilmu pengetahuan. Demikian dikemukakan Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Jepara H Muhdi Zamru dalam kegiatan Gerakan Santri Menulis; Sarasehan Jurnalistik Ramadhan 2013.

Kegiatan diselenggarakan di Pondok Pesantren Balekambang desa Gemiring Lor kecamatan Nalumsari kabupaten Jepara, Selasa (16/7).  

Pesantren Gudangnya Ilmu Pengetahuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Gudangnya Ilmu Pengetahuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Gudangnya Ilmu Pengetahuan

Muhdi menyatakan, sebagai gudang ilmu pengetahuan pesantren kini sudah sesuai dengan tuntutan zaman. Pesantren mempertahankan kajian kitab kuning dan menambah kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan santri. Sehingga jebolan-nya bisa menyamai lulusan pendidikan umum yang lain. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Disisi lain lanjut Muhdi santri mempunyai banyak kemahiran. Semisal kepandaian dalam berbicara. Namun keluwesan dalam berbicara himbaunya agar diimbangi dengan kepandaian dalam menulis. Sebab menulis, tambahnya, sudah diwariskan sejak penghafal Al-Qur’an era sahabat berkeinginan mengumpulkan hafalan itu dalam bentuk teks. Tujuannya agar saat para penghafal itu wafat teks itu masih kekal abadi. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karenanya, kegiatan yang difasilitasi harian Suara Merdeka dan sudah berlangsung 19 tahun itu disambutnya dengan positif. “Dengan berkarya (menulis, red) maka generasi yang akan datang akan tetap bisa menikmati karya-karya yang kita torehkan,” tambahnya. 

Ia juga menyebut Kurikulum 2013 salah satu tujuannya untuk menggerakkan otak kiri dan kanan. Otak kiri untuk menghafal paling banter hanya mampu menampung 10%. Sedangkan otak kanan dengan prosentase selebihnya 90% merupakan pusat untuk kreativitas berpikir. 

“Salah satu kreativitas untuk berpikir ya dengan membaca dan menulis. Dengan menulis kita akan memberikan informasi kepada khalayak. Dan itu merupakan ikhtiar kita untuk menguasai dunia,” tegasnya kepada 300an santri yang mengikuti kegiatan.

Dalam kegiatan yang berlangsung sehari itu hadir HM Solikhin (Kabid Madin dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah), H Ahmad Marzuqi (Bupati Jepara), Harun-Rofiul Hadi (Unwahas Semarang), H Miftakhudin dan KH Mustamir Wildan (perwakilan Pengasuh Pesantren).

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syaiful Mustaqim

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Pesantren, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 25 Februari 2017

Kiai Said Ungkap 3 Faktor Penyebab Maraknya Ideologi Radikal

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Akhir-akhir ini ideologi radikal berkembang pesat di Indonesia. Wajah Islam Indonesia yang yang memiliki karakteristik damai dan sejuk seakan tertutupi oleh sekelompok umat Islam yang mengusung paham Islam yang kaku dan radikal. ?

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj menjelaskan ada tiga faktor yang menyenyebabkan ideologi radikal tumbuh subur di Indonesia.?

Kiai Said Ungkap 3 Faktor Penyebab Maraknya Ideologi Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said Ungkap 3 Faktor Penyebab Maraknya Ideologi Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said Ungkap 3 Faktor Penyebab Maraknya Ideologi Radikal

Pertama, dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau membaca literatur keagamaan secara literal. Kiai Said menuturkan, kelompok garis keras mampu merubah mereka menjadi seorang teroris dengan menanamkan doktrin keagamaan yang literal tersebut.

“Mati dengan digantung atau ditembak adalah apa yang mereka inginkan karena mereka berpikir itu akan menghantarkan mereka ke surga,” jelas Kiai Said saat memberikan kuliah umum yang diselenggarakan oleh S. Rajaratnam School of International Studies (RSiS) NTU di Sheraton Towers Singapore, Singapura, Senin (13/3).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, kemiskinan. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah itu mengatakan, ada jarak yang menganga antara yang kaya dan yang miskin.?

“Di Indonesia, ada lima puluh konglomerat yang beretnis Tionghoa. Hanya delapan orang yang berasal dari muslim pribumi,” terang penulis buku Tasawuf sebagai Kritik Sosial itu.?

Ia mengaku, banyak warga NU yang miskin. Namun ia menjamin mereka tidak akan menjadi teroris. “Karena saya bisa mengatur mereka. Mereka loyal kepada kepemimpinan NU,” tegasnya.

Dan yang ketiga, kurangnya pendidikan. Kiai Said mengatakan, pemimpin-pemimpin NU terus berupaya untuk menjaga dan berusaha untuk menyediakan pendidikan yang cukup, kesehatan, dan dukungan finansial untuk Nahdliyin.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara kuliah umum tersebut dihadiri juga oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya dan juga Direktur S. Rajaratnam School of International Studies (RSiS) NTU. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 22 Februari 2017

Keluhkan Radikalisme, Para Jurnalis Australia Minta Masukan PBNU

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sejumlah jurnalis dari Australia berkunjung ke kantor Pengrus Besar Nahdlatul Ulama, Jumat (11/6). Dalam kunjungan yang didampingi langsung oleh Timothy Tobing, atase kedutaan besar Australia untuk Indonesia, jurnalis-jurnalis Australia tersebut diterima langsung oleh Sekertaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) HA Helmy Faishal Zaini.

Keluhkan Radikalisme, Para Jurnalis Australia Minta Masukan PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Keluhkan Radikalisme, Para Jurnalis Australia Minta Masukan PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Keluhkan Radikalisme, Para Jurnalis Australia Minta Masukan PBNU

Para jurnalis menyampaikan soal maraknya radikalisme yang hari ini semakin merabak. Stuart Washington dari The Sidney Morning menyampaikan kepada Helmy bahwa radikalisme dan juga terorisme adalah wajah dunia hari ini. "Radikalisme hari ini telah menjadi bahasa yang mendominasi komunikasi antarmanusia. Kekerasan dan ancaman terjadi di mana-mana," imbunya.

Menanggapi hal itu, Helmy mengatakan bahwa sebagai ormas yang barpegang teguh pada azas tawasuth, tasamuh, tawazun, danitidal, PBNU menolak segala bentuk kekerasan, terlebih terorisme. "Kami dengan tegas menolak pelbagai bentuk radikalisme dan terorisme. Pendekatan yang kita pakai adalah pendekatan toleransi dan tenggang rasa,” papar Helmy.

Pada kesempatan itu, Helmy banyak memberi masukan soal proporsi gaya jurnalisme hari ini yang lebih banyak berorientasi pada slogan "bad news is good news". Slogan ini sesungguhnya sangat merugikan. Sebab yang sering muncul justru berita buruk, sementara berita baik dan positif seperti NU yang kerap mengampanyekan perdamaian kurang mendapat liputan.?

"Berita-berita kriminal dan kejahatan diliput masif, sementara kegiatan-kegiatan yang bernilai positif malah tidak diliput sama sekali,” imbuhnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rombongan jurnalis yang terdiri dari Mattew Bardey, Greg Sharidan (The Australian), Stuart Washington (The Sindey Morning), Patricia Karvelas (ABC Radio), Julia Bird (ABC TV), dan Moher Mughrabi (The Age) sangat mengapresiasi masukan-masukan PBNU tersebut. Mereka berharap NU terus konsisten mengempanyekan perdamaian. (Fariz Alniezar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jamak Sembahyang Karena Sakit atau Macet?

Sembahyang lima waktu ada jangka waktunya. Setiap kita pun diperintahkan agar melaksanakan sembahyang pada jangka waktu tersebut. Tidak mencuri start. Atau kedaluwarsa. Bagusnya sembahyang di awal waktu setelah azan dan iqomah. Semua itu berlaku bagi orang dalam keadaan sehat dan lapang tanpa halangan. Bagaimana mereka yang sakit atau berhalangan lain?

Dalam Fathul Mu‘in, Syekh Zainuddin Al-Malibari menerangkan.

Jamak Sembahyang Karena Sakit atau Macet? (Sumber Gambar : Nu Online)
Jamak Sembahyang Karena Sakit atau Macet? (Sumber Gambar : Nu Online)

Jamak Sembahyang Karena Sakit atau Macet?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut qaul yang mukhtar, seseorang dengan udzur sakit diperbolehkan menjamak dua sembahyang (Zuhur-Ashar dan Maghrib-Isya, -red.) baik jamak taqdim maupun ta‘khir. Ia boleh memilih waktu yang terbaik dari keduanya.

Maksudnya, bila sakitnya meningkat parah seperti panasnya semakin tinggi pada waktu Ashar atau Isya, maka boleh melakukan jamak taqdim dengan syarat jamak taqdim. Tetapi kalau sakitnya parah pada waktu Zuhur atau Maghrib, maka lakukan jamak ta‘khir.

Ulama muta’akhirin menyebut ketentuan bahwa sakit yang dimaksud di sini ialah sebuah penyakit yang membuat penderitanya sulit mengerjakan sembahyang pada waktunya. Persis kesulitan bergerak di saat hujan lebat yang dapat membuat pakaian menjadi basah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara ulama lain mengemukakan, kesulitan untuk jamak tidak boleh tidak mesti tampak dan lebih daripada itu. Kesulitannya kira-kira setingkat dengan kesulitan yang membolehkan seseorang sembahyang duduk. Inilah pendapat paling mengemuka.

Sementara Sayid Bakri bin M Sayid Syatho Dimyathi dalam I‘anatut Tholibin menegaskan sebagai berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Adapun sakit yang tidak menyulitkan dalam melakukan sembahyang seperti kepala sedikit pusing atau badan agak meriang, maka tidak diperbolehkan menjamak dua sembahyang.

Bagaimana dengan kemacetan yang kerap mendera pengguna lalu lintas atau penumpang angkutan umum di saat jam macet? Ini juga mesti dilihat dari tingkat kemacetannya separah apa dan sesulit apa untuk melakukan sembahyang pada waktunya.

Kalau memang sangat sulit sekali, dengan menimbang keterangan Fathul Mu‘in berikut hasyiyah-nya seseorang bisa melakukan jamak menimbang tingkat masyaqqahnya yang tidak memungkinkan untuk sembahyang pada waktunya.

Ketentuan udzur yang memiliki tingkat masyaqqahnya sendiri, dibuat oleh kalangan ulama agar masyarakat umum memiliki panduan perihal kebolehan dan tidaknya menjamak dua sembahyang. Gampangnya, ketentuan itu dimaksud agar jangan sampai orang yang berudzur sya’ri memaksakan diri. Jangan juga orang yang senggang dan segar bugar mengambil jalan pintas; jamak. Wallahu A‘lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 16 Februari 2017

MINU Walisongo Akrabkan Anak-anak dengan Alam

Bojonegoro, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Unggulan Wali Songo desa Sumuragung kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro menyelenggarakan kegiatan Camping dan Outbond II, Ahad (23/12). 

Kegiatan rutin yang digagas oleh sie kesiswaan madrasah milik Majlis Wakil Cabang (MWCNU) kecamatan Sumberrejo tersebut mulai dilebarkan sampai pada kelas bawah.

MINU Walisongo Akrabkan Anak-anak dengan Alam (Sumber Gambar : Nu Online)
MINU Walisongo Akrabkan Anak-anak dengan Alam (Sumber Gambar : Nu Online)

MINU Walisongo Akrabkan Anak-anak dengan Alam

Kegiatan semacam ini sudah pernah dilakukan pada tahun ajaran sebelumnya, bertempat di gunung Drajat kota Lamongan. Namun tahun sebelumnya hanya pada kelas atas. Sehingga banyak wali siswa merasa kasihan ketika putra-putrinya berangkat mengikuti kegiatan yang diadakan setiap menyambut liburan semester ganjil tersebut.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sebenarnya kegiatan ini bukan hanya sekedar rekreasi, kegiatan ini merupakan ajang memupuk karakter anak didik. Banyak dijumpai anak didik yang yang mempunyai EQ (emotional Question), SQ (Spiritual Question) yang bisa dikembangkan lebih baik lagi, dan inilah kesempatan terbaik bagi anak didik MINU Unggulan Wali Songo untuk mengembangkannya,” kata Ahsanul Amilin Ketua kegiatan Camping dan Outbond jilid 2 yang juga menjadi ketua pada kegiatan Camping dan Outbond I.

“Semoga karakter-karakter anak yang didik yang selama ini belum nampak sedikit-demi sedikit muncul dan mampu memberikan warna bagi/pengaruh baik kepada teman-temannya,” ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Camping dan Outbond pernah dilakukan di gunung Drajad Lamongan tahun kemaren. Acara yang dikemas dengan fun serta berbasis pendidikan alam ternyata mampu merubah mindseat (pola pikir) anak didik dalam memahami segala sesuatu.

Alhamdulillah akhirnya kegiatan ini diadakan kembali, semoga lebih heboh dan menarik. Walaupun tidak berkunjung dan berziarah ke Maqbaroh Waliyulloh Sunan Drajad serta Museum seperti di Komplek makam sunan Drajad dulu  tapi kami tetap senang karena kami akan bisa lebih banyak mengerti budaya/kekayaan kota kami,” kata Moh Alfian Hidayat Wakil tim karakter Kelas V yang juga selalu langganan peringkat 3 besar dikelasnya.

Kegiatan Camping dan Outbond II kali ini rutenya meliputi kunjungan karya ke Bendungan Gerak Bojonegoro yang baru selesai beberapa bulan terakhir pengerjaannya, setelahnya menuju ke Khayangan Api, wisata Alam satu-satunya di Propinsi Jawa Timur yang mengeluarkan Api abadi, setiap ada PON di jawa timur/multi even lainnya, api dari Khayangan Api ini selalu diambil sebagai pralambang semangat yang tiada pernah padam.

Peserta lalu menuju ke petilasan Angling Dharma dan di tutup di Kebun Buah Belimbing, adapun temanya  yaitu “GO...GO...Love the culture and nature Bojonegoro”. Tujuannya untuk semakin mengenalkan kekayaan budaya dan alam yang dimilki kota sendiri, maklum meskipun berada di wilayah sendiri yaitu disekitaran Kecamatan kalitidu, banyak anak-anak didik MINU unggulan Wali Songo belum tahu maupun berkunjung kesana. Hal inilah yang memacu pihak sekolah untuk mengangkat tema ini.

“Kami ingin generasi-generasi Bojonegoro ini nantinya lebih mencintai wilayahnya, biarpun sudah menjadi pengusaha maupun bisnismen di luar daerah maupun mancanegara paling tidak mereka mampu bercerita dengan bangga akan akar leluhurnya kepada teman-temanya, selanjutnya semoga kegiatan ini memang bermanfaat bagi masa depan anak-anak didik MINU unggulan Wali songo,” tutup Mariyanto, selaku kepala madrasah yang juga menjabat Sekretaris MWC NU Sumberrejo.

Camping dan Outbond II diberangkatkan dari Halaman Madrasah jam 06.00 WIB oleh kepala madrasah ibtidaiyah Nadlotul Ulama unggulan Wali Songo dengan mengendarai dua kendaraan Bus. Dan satu kendaraan pribadi milik madrasah ibtidaiyah yang satu komplek dengan masjid Jami’ Wali Songo desa Sumuragung kecamatan Sumberrejo tersebut.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Muhammad Satria

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Halaqoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 14 Februari 2017

Alissa Wahid: Haul Bukan Momen Puja-puji

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Puncak peringatan Haul Ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berlangsung meriah, Jumat (23/12) malam, di kediaman Gus Dur di Jalan Warung Silah Nomor 10, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Di hadapan Presiden Joko Widodo, para tokoh, dan ribuan jamaah, putri sulung Gus Dur Alissa Wahid menegaskan bahwa haul bukanlah momen bersuka riya dan puja-puji. Seperti dalam tradisi Nahdlatul Ulama, katanya, haul adalah momen untuk memanjatkan doa, serta silaturahim dan peningkatan kohesifitas sosial.

Alissa Wahid: Haul Bukan Momen Puja-puji (Sumber Gambar : Nu Online)
Alissa Wahid: Haul Bukan Momen Puja-puji (Sumber Gambar : Nu Online)

Alissa Wahid: Haul Bukan Momen Puja-puji

Alissa juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai kalangan atas penghormatan yang tinggi terhadap Gus Dur yang memang ia sadari bukan hanya milik keluarga namun juga bangsa Indonesia secara umum. Itulah yang membuat keluarganya salalu merasa Gus Dur masih ada di tengah-tengah mereka.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selanjutnya ia mengingatkan pesan-pesan presiden ke-4 itu. Menurutnya, Gus Dur adalah figur yang meneladani misi yang dibawa Nabi Muhammad sebagai penebar kasih sayang bagi seluruh alam. Hal ini tercermin dari pikiran-pikiran dan tindakan-tindakannya yang begitu menghargai perbedaan.

"Yang sama jangan dibeda-bedakan. Yang beda jangan disama-samakan," katanya mengutip pernyataan Gus Dur.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian ini juga mengungkap semangat kebangsaan Gus Dur yang ditemukan pula dalam pemikiran KH Achmad Shiddiq tentang trilogi ukhuwah (persaudaraan), yakni ukhuwah islamiyah (keislaman), ukhuwah wathaniyah (kebangsaan), dan ukhuwah basyariyah (kemanusiaan).

"Jika bicara Indonesia harus bicara umat Islam. Jika bicara Islam di Indonesia juga harus bicara keindonesiaan," tutur Alissa.

Tampak hadir dalam kesempatan itu mantan wakil presiden Boediono, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito Karnavian, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Habib Umar Muthohar, Habib Jafar Alkaff, para pemuka dari lintas agama, dan para seniman. (Mahbib)Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

RSNU Jombang Diresmikan, Nama Pendiri NU Diabadikan

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah sempat tertunda, Rumah sakit NU Jombang, Sabtu (10/ 3) resmi dibuka. Rumah Sakit dengan Tipe C ini memberikan nama kamar-kamarnya dengan nama Pendiri NU, termasuk juga nama KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

RSNU Jombang Diresmikan, Nama Pendiri NU Diabadikan (Sumber Gambar : Nu Online)
RSNU Jombang Diresmikan, Nama Pendiri NU Diabadikan (Sumber Gambar : Nu Online)

RSNU Jombang Diresmikan, Nama Pendiri NU Diabadikan

Pemberian nama para pendiri NU, pada kamar dan beberapa ruangan merupakan kesepakatan antara direksi dan Pengurus Cabang NU. "Karena milik NU atas intruksi kiai semua kamar, ruangan kita beri nama pendiri NU," terang Bambang Hayunanto Direktur RSNU disela- sela peresmian kepada NU online.

Untuk kamar VVIP misalnya, tertempel nama besar Hadratus Syeikh KH Hasyim Asyari, sedangkan nama  KH Abd Wahab Hasbulloh, menempati kamar VIP yang terdiri dari 3 kamar sementara nama  KH Bisri Syansuri juga menjadi nama salah satu kamar kelas VÍP. "Untuk  nama Gus Dur dipakai pada ruangan pertemuan utama," tambah dokter Bambang mengatakan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mantan Direktur RSUD Jombang, ini menambahkan, RS NU merupakan Rumah sakit kelas D  yang memiliki  36 yang terdiri dari, kamar VVIP ada  4  kamar, kamar VIP 6  kamar, kelas satu 6 kamar, kelas 3  ada 8 kamar. "Setelah diresmikan, insyaallah mulai Senin, kita langsung beroperasi," pungkasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Muslim Abdurrahman

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Ubudiyah, Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 03 Februari 2017

MATAN Ingin Lahirkan Pemimpin Bermoral

Surabaya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mahasiswa Ahli At-Thariqah An-Nahdliyyah (MATAN), sayap anak muda Jamiyyah Ahli Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyyah, ingin melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang bermoral.

Ketua Umum PP MATAN DR. KH. Hamdani Muin mengatakan, bahwa arah tujuan organisasi yang didirikan di Malang tersebut, adalah sebagai jawaban atas problematika bangsa, yaitu krisis moral.

MATAN Ingin Lahirkan Pemimpin Bermoral (Sumber Gambar : Nu Online)
MATAN Ingin Lahirkan Pemimpin Bermoral (Sumber Gambar : Nu Online)

MATAN Ingin Lahirkan Pemimpin Bermoral

JATMAN melalui MATAN, berkomitmen untuk melahirkan kader-kader pemimpin bangsa yg memiliki integritas dan moralitas," katanya pada sambutan pelantikan PW MATAN Jawa Timur, PC Kota Surabaya dan PC Kabupaten Sidoarjo, di Pondok Pesantren Nurul Khoir, Surabaya, (24/2).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan mengharap ridho dari para mursyid dan masyayikh, sambung Hamdani, MATAN siap berkiprah untuk Bangsa. Tentunya tanpa membawa organisasi ini ke dalam ranah politik praktis.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara tersebut dihadiri masyarakat, pemuda dan para Masyayikh JATMAN dari daerah Surabaya dan sekitarnya. Ikut memberikan sambutan pada acara pelantikan tersebut, Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Internasional, AlaSantri Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 01 Februari 2017

Istri Bupati Kembali Pimpin Muslimat NU Lumajang

Lumajang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hj Tutuk Fajriah M terpilih kembali sebagai ketua Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Lumajang periode 2015-2020 dalam Konferensi Cabang Muslimat NU ke-11 di Pendopo Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (11/6). Istri Bupati Lumajang H As’at Malik ini telah memimpin Muslimat NU periode sebelumnya 2010-2015.

Tutuk Fajritah memperoleh suara hampir mutlak sebesar 199 suara sementara calon lainnya hanya meraih 15 dan 8 suara. Dengan perolehan ini, sesuai tata tertib yang telah disepakati, forum memutuskan pimpinan muslimat petahana sebagai ketua terpilih.

Istri Bupati Kembali Pimpin Muslimat NU Lumajang (Sumber Gambar : Nu Online)
Istri Bupati Kembali Pimpin Muslimat NU Lumajang (Sumber Gambar : Nu Online)

Istri Bupati Kembali Pimpin Muslimat NU Lumajang

Konferensi yang dihadiri seluruh Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting Muslimat? NU yang ada di Lumajang ini mengangkat tema, “Dengan Konferensi Cabang Muslimat NU Ke-11, Kita Tingkatkan Pengabdian dan Progran Kerja untuk Kesejahteraan Masyarakat”.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perhelatan yang memenuhi luasnya ruang pendopo ini dibuka oleh Bupati Lumajang, dengan mengundang Pimpinan Wilayah Muslimat NU Jatim Hj Masruroh Wahid bersama tim. Tampak pula hadir Koordinator Daerah (Korda) Muslimat NU wilayah Karesidenan Malang, ketua PCNU Lumajang, ketua MUI Lumajang, anggota DPRD Lumajang, pimpinan Satker dan yang paling menarik Ibu-ibu Camat se-Kabupaten Lumajang turut diundang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bupati Lumajang dalam sambutannya mengatakan, perlu mengundang ibu-ibu camat ke acara Konferensi Muslimat NU agar anggota muslimat di wilayahnya masing-masing punya rasa percaya diri berkomunkasi dengan Bu Camat dan merasa dekat. Dengan demikian Muslimat bisa selalu tanggap serta mendukung program-program pemerintah baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat desa.

Dalam pengarahannya Hj. Masruroh Wahid selaku Pimpinan Wilayah Muslimat NU Jatim menekankan perlunya Muslimat Cabang, Anak Cabang dan Ranting menggalakkan kembali gerakan ianah syahriah seribu rupiah tiap anggota tiap bulan. Apabila gerakan ini dikembangkan secara masif dan dikelola secara profesional, maka bisa menghidupi organisasi mengingat besarnya jumlah anggota muslimat.

Dalam mengelola organisasi semacam muslimat kita dituntut ikhlas. Ikhlas berjuang untuk agama. Tidak boleh mengharapkan sesuatu darinya.

“Oleh karena itu ibu-ibu muslimat harus cermat dalam memilih pemimpin. Dalam memilih pemimpin itu ada 4 kriteria, pertama pemimpin harus pinter. Kedua harus seser (benar dan inovatif). Ketiga kober (mau bekerja). Dan keempat, ini yang penting yaitu harus nyumber (membiayai),” demikian kata Masruroh disambut gerr ibu-ibu Muslimat.

Di akhir pengarahan yang sering mengundang gelak tawa hadirin itu, Masruroh menyitir ungkapan pendiri NU KH Hasim Asy’ari: sopo wae sing gelem ngurip-uripi NU, bakal tak dungakno sak keluargane (Siapa saja orang yang mau menghidupi NU akan saya do’akan dia beserta keluarganya supaya masuk surga). (Saiful Ridjal/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nusantara, Berita, RMI NU Pimpinan Pusat Muhammadiyah