Rabu, 31 Mei 2017

Pembuatan Identitas Kependudukan Ramaikan Harlah Ansor dan HUT Way Kanan

Way Kanan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah  

Pelayanan pembuatan identitas kependudukan seperti KTP, Akta Kelahiran dan Kartu Keluarga (KK) meramaikan peringatan hari lahir (Harlah) ke-82 Ansor, HUT ke-17 Kabupaten Way Kanan Lampung dan Isra Miraj, di lapangan Kampung Pasar Banjit (Ahad/4).

"Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Kami mohon maaf jika pelayanan kegiatan tersebut belum optimal. Tapi inilah upaya kecil Gerakan Pemuda Ansor dalam membantu pemerintah," ujar Ketua PAC Ansor Banjit, Yudi Hutri Winata.

Pembuatan Identitas Kependudukan Ramaikan Harlah Ansor dan HUT Way Kanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembuatan Identitas Kependudukan Ramaikan Harlah Ansor dan HUT Way Kanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembuatan Identitas Kependudukan Ramaikan Harlah Ansor dan HUT Way Kanan

 

Puluhan warga terpantau mengerubuti Ketua Lakpesdam Supri Iswan dan kader Ansor Banjit yang membantu Kepala Bidang Kependudukan Disdukcapil Kabupaten Way Kanan Syahrul Munir beserta staf yang melayani penduduk untuk memperbarui KK, KTP dan pembuatan akta kelahiran secara gratis secara jemput bola.

Ujang, warga Kampung Bonglai Kecamatan Banjit menilai kegiatan tersebut bermanfaat sehubungan menekan biaya transportasi jika menuju ibukota Kabupaten Way Kanan di Blambangan Umpu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Tentu kami sangat terbantu dengan pola kerja mendatangi masyarakat seperti ini. Terima kasih untuk panitia kegiatan, dalam hal ini Gerakan Pemuda Ansor," ujar Ujang.

Selain adanya penambahan keluarga (kelahiran anak), pelayanan pembaruan KK dikarenakan ada keluarga meninggal dunia namun belum dilaporkan.

"Itu membuktikan kesadaran masyarakat untuk melaporkan kematian terkait administrasi kependudukan masih kurang, karenanya perlu ditingkatkan dengan pelayanan mendatangi warga semacam ini. KPU juga terbantu dengan upaya semacam ini sehubungan berguna untuk pemuktahiran data pemilih," ujar Komisioner KPU Way Kanan Refki Dharmawan yang juga Wakil Ketua PC GP Ansor Way Kanan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara ini digelar di lapangan Kampung Pasar Banjit dan diisi pengajian oleh KH Muhammad Nuh dari Pesantren Miftahul Huda 407, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. (Dian Firasta/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Kajian, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sambangi PBNU, Dubes Inggris Berharap Bisa Belajar Islam Nusantara

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik berkunjung ke PBNU, Jumat (8/4). Dia menandatangi Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman. Di antara poin yang masuk dalam nota kesepahaman adalah deradikalisasi, pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan. Azzam menjelaskan bahwa penandatangan nota kesepahaman ini dimaksudkan agar kedua belah pihak bisa saling belajar dan berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan. ?

Sambangi PBNU, Dubes Inggris Berharap Bisa Belajar Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambangi PBNU, Dubes Inggris Berharap Bisa Belajar Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambangi PBNU, Dubes Inggris Berharap Bisa Belajar Islam Nusantara

“Kita harus bekerja bersama untuk melawan dan menghapuskan terorisme dan resiko ekstrimisme. Kita harus banyak saling belajar,” jelas Azzam.

“Sebelumnya kita juga sudah bekerjasama dengan pemerintah Indonesia (untuk saling belajar dan berdiskusi), tapi kita melihat masih perlu untuk melakukan kerjasama (dengan NU),” lanjutnya. ? ?

Dubes Inggris Muslim pertama tersebut menilai bahwa Indonesia bisa menjadi model dan teladan dalam membangun toleransi dan persatuan. Pun, Indonesia memiliki peran yang penting dalam menciptakan perdamian dunia. Ia berharap bisa belajar banyak hal dari Indonesia termasuk diantaranya kepada NU terkait dengan Islam Nusantara.

“Kita mendorong NU untuk mengampanyekan Islam Nusantara,” tegas laki-laki keturunan Pakistan tersebut.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj mengaku senang dan berterima kasih kepada Dubes Inggris atas kerja samanya tersebut. Menurutnya, kerja sama seperti ini perlu ditingkatkan karena masalah yang dihadapi dunia saat ini begitu rumit dan terkait.

Dan untuk mempromosikan Islam Nusantara, pengasuh pesantren Ats-Tsaqofah tersebut menjelaskan bahwa NU akan mengadakan pertemuan intenasional para pemimpin Islam moderat pada Mei nanti. Rencananya, acara tersebut akan dihadiri oleh empat puluh pemimpin Islam moderat.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut, Kang Said menerangkan bahwa NU memiliki prinsip untuk menyatukan Islam dan nasionalisme. “Maka dari itu, nasionalisme yang dibawa NU bukanlah nasionalisme yang bersifat sekuler ataupun nasionalisme sosialis, tapi nasionalisme yang religious,” pungkasnya. (Muchlison Rohmat/Fathoni)

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PMII Unas Sowan ke Deklarator Murnajati Bahas Independensi

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Beberapa kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Nasional mengadakan pertemuan dengan salah satu deklarator Independensi Murnajati, Profesor Umar Basalim pada Jumat (24/7) sore kemarin.

Pertemuan yang membahas isu masuknya PMII menjadi badan otonom NU tersebut juga merupakan rangkaian silaturahim Idul Fitri.

PMII Unas Sowan ke Deklarator Murnajati Bahas Independensi (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Unas Sowan ke Deklarator Murnajati Bahas Independensi (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Unas Sowan ke Deklarator Murnajati Bahas Independensi

"Pertemuan ini juga dalam rangka momen lebaran, kita silaturahim dengan orang tua kita yang juga mantan rektor Unas Prof Umar. Beliau juga merupakan pelaku sejarah Deklarasi independensi Murnajati," kata Satria Permana, Ketua Komisariat PMII UNAS.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam agenda itu, Prof Umar menceritakan konstelasi saat deklarasi tahun 1972 tersebut.

"Saat itu tentu beda dengan sekarang, dimana kita masih melihat NU sebagai partai yang mempunyai banyak kepentingan," ungkap mantan Sekretaris Jenderal MPR RI itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, perwakilan IKA PMII Unas Don Gusti Rao mengungkapkan pentingnya pertemuan ini dalam rangka konsolidasi internal PMII Unas dan DKI Jakarta.

"Silaturahim ini begitu penting mengingat akan dibahasnya PMII menjadi banom NU pada muktamar di Jombang Agustus nanti. Dan Prof Ubas adalah deklarator yang harus kita dengar pendapatnya secara objektif," tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa apapun keputusannya saat muktamar nanti, kader PMII harus tetap legowo.

"Soal keputusannya ya harus legowo, apapun itu. Meski secara pribadi saya menolak. Adanya pro kontra hal yang lumrah," tutup bendahara umum PKC PMII DKI Jakarta tersebut. (Red: Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Pelajar NU Banyuwangi untuk Rohingya

Banyuwangi, Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Tindak kekerasan yang dilakukan militer Myanmar terhadap etnis muslim Rohingya mendapat kecaman dari berbagai pihak. Di antaranya Pengurus Cabang (PC) IPNU dan IPPNU Banyuwangi. Banom NU tersebut juga melakukan doa bersama di gedung PCNU banyuwangi, Selasa (22/11) untuk kedamaian Rohingya.?

Dari Pelajar NU Banyuwangi untuk Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)
Dari Pelajar NU Banyuwangi untuk Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)

Dari Pelajar NU Banyuwangi untuk Rohingya

"Acara ini sebagai wujud keprihatinan dan solidaritas kita kepada saudara-saudara kita di Rohingya yang mengalami penindasan," ungkap Ketua IPNU Banyuwangi, Yahya Muzakki yang menjadi penggerak kegiatan tersebut.

Selain doa bersama, ada tiga hal yang menjadi pernyataan sikap dari mereka terkait kasus Rohingya. "Pertama, kami mengutuk setiap tindak kekerasan yang menciderai rasa kemanusiaan atas nama apa pun. Terlebih yang melegitimasinya dengan ajaran keagamaan," tegas Yahya.

Mereka juga mendesak kepada Pemerintah Indonesia untuk terlibat penuh dalam upaya-upaya diplomatik mewujudkan kedamaian bagi etnis Rohingya.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kami mengapresiasi respon cepat Pemerintah Indonesia melalui Menlu (Menteri Luar Negeri) untuk melakukan klarifikasi dan langkah-langkah diplomatik lainnya. Namun, kami mendesak Presiden Jokowi untuk lebih intens lagi dalam melakukan penekanan pada Myanmar. Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asean harus menunjukkan kekuatan diplomatiknya pada negara lain sekawasannya," harap Yahya.

Selain itu, Yahya juga mengimbau kepada segenap masyarakat untuk tidak gegabah dalam melihat kasus Rohingya. Konflik Rohingya ini, menurutnya, merupakan konflik sosial yang merambat ke isu keagamaan.?

"Oleh karena itu, kami berharap masyarakat Indonesia tidak mudah terprovokasi dengan ajakan-ajakan jihad yang justru akan semakin memperunyam keadaan. Apalagi sampai muncul di kalangan umat muslim Indonesia budhaphobia karena yang melakukan kekerasan kebetulan beragama Budha," imbau Yahya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebenarnya, sebagai bentuk solidaritas IPNU IPPNU Banyuwangi akan melakukan penggalangan dana, namun berdasarkan informasi yang mereka dapat, sulit untuk menemukan lembaga donor yang akan menyalurkannya," katanya, banyak bantuan yang ditujukan kepada mereka (Rohingya) yang tidak sampai. Bantuan itu ngendon di lembaga-lembaga melakukan penggalangan dana. Kami takut tidak amanah," papar pria berkacamata tersebut.

Sebagai penggantinya, mereka melakukan kampanye #SAVEROHINGYA di media sosial untuk mengundang solidaritas yang lebih luas. "Fungsi media sosial yang saat ini begitu luar biasa dalam memberikan daya tekan, kami harapkan bisa gerakan #SAVEROHINGYA ini bisa terekskalasi secara luas dan menarik perhatian internasional untuk ikut terlibat dalam penyelesaiannya," tutup Yahya. (M. Sholeh Kurniawan/Abdullah Alawi)





Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 30 Mei 2017

STAINU Pacitan Wisuda 165 Sarjana Pendidikan Islam

Pacitan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sedikitnya 165 mahasiswa-mahasiswi program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berkumpul di Graha Bhayangkara Pacitan, Jawa Timur, Sabtu (21/11). Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Pacitan mewisuda mereka sebagai sarjana ke-VII. Mereka dinyatakan berhak menyandang gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

Sebelum diwisuda, jajaran rektorat STAINU Pacitan menggelar rapat senat terbuka. Acara wisuda ini dihadiri alim ulama, Bupati Pacitan, dan tamu undangan lainya. Orasi ilmiah disampaikan Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya, Ali Mudhofir.

STAINU Pacitan Wisuda 165 Sarjana Pendidikan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
STAINU Pacitan Wisuda 165 Sarjana Pendidikan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

STAINU Pacitan Wisuda 165 Sarjana Pendidikan Islam

Ketua STAINU Imam Fakih Sujak menyatakan, lulusan STAINU harus siap mengabdi dan mengamalkan ilmunya di tengah-tengah masyarakat. Karena, tanggung jawab dan amanah sebagai sarjana pendidikan Islam jauh lebih berat dibandingkan sarjana lain.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Hari ini adalah hari di mana kalian melangkahkan kaki untuk menaiki tangga pertama. Hari ini kalian dinobatkan sebagai sarjana pendidikan Islam. Maka, kalian adalah orang yang paling bertanggung jawab atas keselamatan moral dan karakter bangsa Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Ali Mudhofir menyampaikan bahwa STAINU Pacitan hari ini memberikan kado istimewa kepada bangsa Indonesia. Karena, kampus ini baru saja meluluskan 165 sarjana pendidikan Islam yang siap mengabdi kepada agama dan NKRI tercinta.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengharapkan para sarjana setelah diwisuda mengedepankan kecerdasan dalam berpikir dan bertindak. Tidak lagi dikalahkan hawa nafsu. Karena, filosofi pemindahan kuncir toga dari kiri ke kanan adalah pindah dari nafsu kepada kecerdasan. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah News Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rintis Rumah Sakit, PCNU Batang Studi Banding ke RSNU Demak

Batang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Upaya perwujudan program pembangunan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) di Batang secara bertahap mulai dilakukan. Salah satunya ialah kunjungan pengurus harian PCNU Batang ke RSNU Demak yang telah lebih dahulu beroperasi.

Rintis Rumah Sakit, PCNU Batang Studi Banding ke RSNU Demak (Sumber Gambar : Nu Online)
Rintis Rumah Sakit, PCNU Batang Studi Banding ke RSNU Demak (Sumber Gambar : Nu Online)

Rintis Rumah Sakit, PCNU Batang Studi Banding ke RSNU Demak

Kunjungan pada Selasa (14/4) ini diikuti Rais Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Batang. Mereka antara lain KH Manap Syair, H Sholihin, H Sidiq, H Saefudin, H Ihwanudin, KH Rasimin Abdul Azis, KH Maliki, dan Turjaun.

Menurut H Solikhin, tujuan studi banding ke PCNU Demak adalah spesifik berkaitan dengan program pembangunan RSNU Batang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“PCNU Demak menjadi tujuan studi banding karena sudah mempunyai rumah sakit, sehingga sebelum melangkah agar tidak salah langkah dan ada acuan jelas,” kata Solikhin.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setelah tahapan perataan tanah lahan yang akan dibangun rumah sakit beberapa pekan lalu, saat ini secara bertahap mulai membangun talud dan fondasi.

Ketua tim pembangunan RSNU Batang Turjaun menyampaikan bahwa ada beberapa hasil yang bisa kita bawa pulang usai kunjungan. “Kita mendapatkan informasi acuan, gambaran tentang langkah ke depan, bagaimana payung hukumnya, mekanisme perizinannya, model rekrutmen tenaga RS, suka duka pengelolaan, dan lain sebagainya”.

Turjaun berharap seluruh warga NU Batang pada khususnya dan warga Batang pada umumnya ? bersama-sama menyukseskan program besar ini.

“Peran pemerintah daerah juga sangat kami harapkan guna kelancaran proses pembangunan ke depan,” imbuh Turjaun. (M Imron/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 26 Mei 2017

Terorisme Merusak, Sementara Jihad Memperbaiki

Pringsewu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pandangan Islam, hukum melakukan teror adalah haram, baik dilakukan oleh perorangan, kelompok, ataupun negara. Sementara hukum melakukan jihad adalah wajib. Di Indonesia pandangan ini telah ditegaskan dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Terorisme.

Terorisme Merusak, Sementara Jihad Memperbaiki (Sumber Gambar : Nu Online)
Terorisme Merusak, Sementara Jihad Memperbaiki (Sumber Gambar : Nu Online)

Terorisme Merusak, Sementara Jihad Memperbaiki

Demikian dikatakan Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung KH Munawir pada acara Dialog Kebangsaan dan Anti-Radikalisme yang dilaksanakan oleh Ormas Kepemudaan KNPI di aula Bupati Kabupaten Pringsewu, Kamis (24/8/17).

"Terorisme itu tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat," jelas Katib Syuriyah PCNU Pringsewu ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terorisme, lanjutnya, merupakan salah satu bentuk kejahatan yang diorganisir dengan baik (well organized), bersifat transnasional dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra-ordinary crime) yang tidak membeda-bedakan sasaran (indiskrimatif).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara jihad adalah segala usaha dan upaya sekuat tenaga serta kesediaan untuk menanggung kesulitan di dalam memerangi dan menahan agresi musuh dalam segala bentuk- nya. "Jihad dalam pengertian ini juga disebut al-qital atau al-harb," terangnya.

Terorisme dan jihad memiliki perbedaan mendasar. "Terorisme bersifat merusak dan anarkis sementara jihad bersifat perbaikan sekali pun dengan cara peperangan," terangnya.

Tujuan terorisme adalah untuk menciptakan rasa takut dan menghancurkan pihak lain dengan tanpa aturan dan sasaran tanpa batas. Ia mencontohkan, bom bunuh diri adalah tindakan keputusasaan.

"Bom bunuh diri hukumnya adalah haram karena mencelakakan diri sendiri dan orang lain baik dilakukan di daerah damai maupun di daerah perang," jelasnya.

Sementara jihad bertujuan untuk menegakkan agama Allah dan membela hak-hak pihak yang terzalimi. "Jihad dilakukan dengan mengikuti aturan yang ditentukan oleh syariat dengan sasaran musuh yang sudah jelas," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Arogansi Mayoritas Pengaruhi Minoritas Islam di Indonesia

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Radikalisme agama yang arogan di wilayah mayoritas berdampak buruk bagi sejumlah daerah yang memiliki umat Islam minoritas seperti di Papua. Hal itu dikatakan Ketua PC GP Ansor Jayawijaya, Papua, H Abu Hanifah Assho, di Jakarta, Selasa (17/1).

“Apa yang terjadi di pusat mempengaruhi hubungan kami dengan lintas iman. Muslim di Papua minoritas, berbeda dengan di Jawa atau Jakarta,” kata Hanifah.

Arogansi Mayoritas Pengaruhi Minoritas Islam di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Arogansi Mayoritas Pengaruhi Minoritas Islam di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Arogansi Mayoritas Pengaruhi Minoritas Islam di Indonesia

Karena itu, kata dia menambahkan, bagaimana negara ini didirikan harus diingatkan kembali kepada publik.

“Pertama, kami berharap keragaman di Indonesia tidak tercabik. Bagaimana negara ini berdiri juga sudah jelas,” kata dia lagi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Harapan selanjutnya, ujar dia melanjutkan, ulama dan kiai Nahdlatul Ulama (NU) turun ke tengah-tengah lingkaran yang belakangan ini dikacaukan oleh segelintir golongan yang ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Ulama dan kiai NU harus menenangkan publik yang sengaja dibuat gaduh sebab itu ancaman bagi minoritas dan keberagaman di Indonesia. Kami muslim yang minoritas di Papua, sungguh merasakan dampak tersebut sehingga perlu kiranya ulama NU terus bergerak, bersuara membuat kondisi masyarakat bisa tenang,” harapnya.

Sejumlah aksi radikal, pemberitaan hingga meme negatif didesain segelintir golongan belakangan ini muncul telah membuat prihatin sejumlah pihak termasuk pemerintah.? (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Ubudiyah, Khutbah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 25 Mei 2017

Atasi Kekeringan dan Asap dengan Tindakan Dzohir-Batin

Pringsewu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. KH Nasihin dalam Khutbah Istisqa ketika menjadi khotib Shalat Istisqa di Lapangan Pemda Kabupaten Pringsewu, Jumat siang (6/11) mengatakan, kondisi kemarau dan kabut asap yang berkepanjangan sekarang ini, perlu disikapi dengan melakukan tindakan nyata baik bersifat dzohir maupun batin.

Atasi Kekeringan dan Asap dengan Tindakan Dzohir-Batin (Sumber Gambar : Nu Online)
Atasi Kekeringan dan Asap dengan Tindakan Dzohir-Batin (Sumber Gambar : Nu Online)

Atasi Kekeringan dan Asap dengan Tindakan Dzohir-Batin

"Tindakan bersifat dzohir sudah dilakukan oleh pihak pihak terkait seperti pemerintah dengan dibantu oleh masyarakat semisal dengan mengisolir titik api dilahan yang terbakar, membuat rekayasa hujan, melakukan penyiraman dengan pesawat atau tindakan lain yang dapat meminimalisir kabut asap," jelas Rais Syuriyah PCNU Pringsewu ini.

Namun menurutnya, yang tidak kalah pentingnya adalah usaha yang bersifat bathin seperti sholat Istisqa. "Usaha bersifat batin ini belum tentu bisa langsung dirasakan seketika oleh kita. Namun Sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa ada pihak lain yang berkehendak terjadinya kemarau panjang ini. Kita harus yakin bahwa Allah SWT lah yang berkehendak terhadap segala hal yang terjadi sekarang ini," lanjutnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk tindakan bathin ini, Kiai Nasihin mengajak seluruh warga khususnya Kabupaten Pringsewu untuk memperbanyak taubat, mendekatkan diri seraya berdoa kepadaNya dengan penuh keyakinan dan kepasarahan sekaligus Instropeksi diri. "Jangan jangan segala musibah yang terjadi pada saat ini merupakan ulah kita sehingga Allah menurunkan cobaan dikarenakan banyaknya dosa yang telah kita perbuat," tuturnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketika Pelaksanaan Shalat yang di Imami oleh Mustasyar PCNU Pringsewu KH. Anwar Zuhdi, nampak Suasa terik matahari sebelum pelaksanaan, seketika berganti dengan mendung hitam tepat diatas Lapangan. Dan ketika khutbah dimulai, rintik hujan mulai berjatuhan dan bertambah deras tepat ketika khotib membacakan doa kutbah Istisqa.

Hadir pada kesempatan tersebut Bupati Pringsewu Hi Sujadi Saddad yang memimpin lantunan dzikir sebelum pelaksanaan Shalat Istisqa dimulai. Dalam kesempatan tersebut juga, Ia mengingatkan jamaah untuk dapat menggunakan air dengan sebaik baiknya. "Selain untuk kepentingan kehidupan seperti pertanian dan lain sebagainya, mari gunakan air yang telah diturunkan dari langit untuk bersuci dan beribadah kepada Allah SWT sebagai wujud syukur kepada-Nya," katanya.

Nampak hadir pula pada kesempatan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Pringsewu, Kepala Kemenag, Ketua MUI, Ketua Ormas Keagamaan dan segenap warga sekitar perkantoran Pemda Kabupaten Pringsewu. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 24 Mei 2017

Dakwah di AS, M. Syamsi Kenalkan Wajah Islam Aswaja

Makassar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dakwah umum Universitas Islam Makassar, Sabtu (15/11) di aula Gedung PWNU Sulsel, menghadirkan Ketua Masyarakat Muslim New York M. Syamsi Ali. Pada dakwah umum yang dihadiri ribuan mahasiswa ini, ia menceritakan keragaman kehidupan muslim di negara minoritas muslim.

Dakwah di AS, M. Syamsi Kenalkan Wajah Islam Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Dakwah di AS, M. Syamsi Kenalkan Wajah Islam Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Dakwah di AS, M. Syamsi Kenalkan Wajah Islam Aswaja

Rektor UIM ? Andi Majdah M Zain menyambut baik dakwah umum ini. "Alhamdulillah kali ini, kami kedatangan tamu putra daerah asal Bulukumba yang berkiprah di New York. Ketika berkunjung ke Makassar, saya mengajaknya ke daerah-daerah untuk menebar pesan rahmatan lil alamin dan pengalamannya menjadi imam di Amerika Serikat.”

Dalam dakwah itu, M Syamsi mengatakan, banyak pelajaran yang didapatnya di Amerika Serikat. “Agama bukan sekadar formalitas, tetapi nilai-nilai agama mestinya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.”

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, dakwah harus dimulai dari ketulusan hati, bukan sekadar berpikir segi kuantitas. Namun kesalahpahaman dalam menyebar konsep dakwah ini harus senantiasa diperbaiki.

“Membangun komunikasi intens terhadap pemeluk agama lainnya juga penting. Kemudian menjelasakan, bahwa Islam sangat mengedepankan persahabatan di atas permusuhan dan dialog di atas konflik,” tandas Syamsi. (Andy M Idris/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 23 Mei 2017

Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia

Oleh Ahmad Yahya

Wakaf merupakan perbuatan hukum yang suci dan mulia, artinya selama barang yang diwakafkan dapat dimanfaatkan, pahalanya akan tetap mengalir, meskipun si wakif  telah meninggal dunia. Wakaf secara signifikan menyumbangkan pertumbuhan budaya dan intelektual, dan berperan positif dalam menegakkan keadilan sosial, serta mendorong mereka yang kaya untuk mendirikan wakaf. 

Catatan sejarah, wakaf terbukti mampu menyejahterakan umat secara umum. Hanya saja perwakafan di Indonesia masih belum maksimal dalam mencapai spirit yang disyariatkan wakaf, padahal potensi wakaf di Indonesia luar biasa. Hal ini banyak faktor yang terdistorsi, diantaranya pemahaman masyarakat akan wakaf, manajeman wakaf, harta yang diwakafkan dan nadzir. 

Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia

Untuk itu perlu perubahan paradigma pengelolaaan wakaf secara profesional dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam UU No. 41 Tahun 2004 pasal 5 fungsi wakaf adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis. Harta benda wakaf digunakan untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. 

Secara umum, ada beberapa macam sifat permasalahan yang berkaitan sengeketa tanah wakaf, antara lain; pertama masalah yang menyangkut prioritas dapat ditetapkan sebagai pemegang hak yang sah atas tanah yang berstatus hak atau atas tanah yang belum ada haknya. 

Kedua, bantahan terhadap sesuatu alasan hak atau bukti perolehan yang digunakan sebagai dasar pemberian hak. Ketiga, kekeliruan atau kesalahan pemberian hak yang disebabkan penerapan peraturan yang kurang atau tidak benar. Keempat, sengketa atau masalah lain yang mengandung aspek-aspek sosial.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konflik pertanahan sesungguhnya merupakan bentuk ekstrim dan keras dari persaingan. Secara makro, sumber konflik bersifat struktural misalnya beragam kesenjangan. Secara mikro, sumber koflik dapat timbul karena adanya perbedaan atau benturan nilai, perbedaan tafsir mengenai informasi, data atau gambaran obyektif kondisi pertanahan setempat, atau benturan kepentingan ekonomi, yang terlihat pada kesenjangan struktur pemilikan dan penguasaan tanah.

Dalam UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf, pada pasal 1 dinyatakan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif, untuk memisahkan dan menyerahkan sebagian harta benda miliknya, untuk dimanfaatkan selamanya, atau untuk jangka waktu tertentu, sesuai dengan kepentingannya, guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah.

Adanya perkembangan lembaga perwakafan tanah milik, yang berkembang di Indonesia, mengilhami perancang UUPA di mana salah satu pasal dalam UUPA, yang mengatur khusus mengenai Perwakafan Tanah Milik ini, yaitu Pasal 49 yang berbunyi sebagai berikut: Pertama  Hak milik tanah benda-benda keagamaan dan sosial, sepanjang dipergunakan untuk usaha dalam bidang keagamaan, dan sosial diakui dan dilindungi. 

Kedua Badan-badan tersebut dijamin pula, akan memperoleh tanah yang cukup untuk bangunan dan usahanya, dalam bidang keagamaan dan sosial. Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya, sebagai dimaksud dalam Pasal 14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dengan hak pakai. Ketiga Perwakafan tanah milik dilindungi, dan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Mengacu pada ketentuan yang termaktub dalam Pasal 49 UUPA di atas. Maka, ini merupakan pengakuan secara yuridis formal keberadaan perwakafan tanah milik oleh negara sehingga telah disejajarkan dengan hak-hak yang terdapat dalam UUPA lainnya, misalnya Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai.

 

Kegunaan tanah wakaf adalah sebagaimana fungsi wakaf pada umumnya, yaitu untuk kemaslahatan umat, namun secara khusus UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf mengatur bahwa peruntukan tanah wakaf adalah tergantung pada ikrar wakaf yang dibuat. Ikrar wakaf merupakan pengucapan sah yang diucapkan secara ikhlas untuk menyerahkan hartanya yang akan dipergunakan di jalan Allah. 

Hal pokok yang sering menimbulkan permasalahan perwakafan dalam praktik adalah masih banyaknya wakaf tanah yang tidak ditindaklanjuti dengan pembuatan akta ikrar wakaf. Pelaksanaan wakaf yang terjadi masih banyak yang dilakukan secara agamis atau mendasarkan pada rasa saling percaya. 

Kondisi ini, pada akhirnya menjadikan tanah yang diwakafkan tidak memiliki dasar hukum, sehingga apabila dikemudian hari terjadi permasalahan mengenai kepemilikan tanah wakaf penyelesaiannya akan menemui kesulitan, khususnya dalam hal pembuktian. 

Hal lain yang sering menimbulkan permasalahan dalam praktik wakaf di Indonesia adalah dimintanya kembali tanah wakaf oleh ahli waris wakif dan tanah wakaf dikuasai secara turun temurun oleh Nadzir yang penggunaannya menyimpang dari akad wakaf.  Dalam praktik sering didengar dan dilihat adanya tanah wakaf yang diminta kembali oleh ahli waris wakif setelah wakif tersebut meninggal dunia. 

Dan lagi, salah satu penghambat pemberdayaan wakaf di Indonesia adalah pertama masalah pemahaman masyarakat tentang hukum wakaf, kedua pengelolaan dan manajemen wakaf setengah hati, ketiga benda yang diwakafkan dan nazhir. 

Kenyataan adanya berbagai problem terkait dengan sengketa dan pengelolaan tanah wakaf yang terjadi di tengah masyarakat harus di urus dan diselesaikan secara bijak dan benar. Agar supaya tujuan dari adanya wakaf itu sendiri dapat terjaga kesuciannya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. 

Beberapa solusi untuk meletakkan pondasi pengelolaan tanah wakaf dari berbagai hal yang tidak diinginkan adalah; pertama melakukan pemberdayaan wakaf secara produktif. Kedua, Badan Wakaf Indonesia melaksanakan pembinaaan dan pemberdayaan kepada para pengelola wakaf secara intens. 

Ketiga, melakukan penegakan hukum dalam pengelolaan wakaf secara prioritas. Keempat melakukan pengawasan dan pendataan terhadap harta wakaf. Kelima adanya i’tikad baik untuk memberi atau mengurus tanah wakaf. Keenam memaksimalkan peran dan fungsi KUA sebagai wakil pemerintah di daerah dalam pembinaan dan penyuluhan di bidang perwakafan. 

Memahamkan akan pentingya pengelolaan tanah wakaf secara profesional adalah sebuah cita-cita mulia yang harus selalu didengungkan, karena tanah wakaf merupakan aset untuk pemberdayakan dan pengembangan ummat dalam berbagai bidang, dan untuk itu tanah wakaf harus dimanfaatkan secara optimal, agar terwujud  masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Wallahu A’lam.

Penulis adalah Pegiat Lingkar Study Kajian Ilmu Hukum, tinggal di Kota Semarang.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Nahdlatul Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 22 Mei 2017

PCNU Sumedang Gelar Halaqah Aswaja

Sumedang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menggelar Halaqah Ulama Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) se-Kabupaten Sumedang di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Sukamantri Tanjungkerta Sumedang Jawa Barat.

Kegiatan yang diselenggarakan pada Kami (17/1) ini dihadiri perwakilan dari tiap Majelis Wakil Cabang (MWC) NU dan banom-banom NU se-Kabupaten Sumedang. 

PCNU Sumedang Gelar Halaqah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Sumedang Gelar Halaqah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Sumedang Gelar Halaqah Aswaja

Kegiatan halaqoh dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 dan diisi dengan tiga materi. Materi pertama tentang Aswaja sebagai manhajul fikr dan makna sejarah kelahiran firqoh-firqoh dalam Islam yang disampaikan oleh Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sumedang, KH. Drs. Adam Malik Ibrahim.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Materi kedua tentang Pandangan Aswaja terhadap masalah sosial, ekonomi, politik dan budaya serta penerapannya yang disampaikan oleh Ketua PCNU Kabupaten Sumedang, KH. Sa’dulloh, SQ., M.M.Pd. Dan materi ketiga tentang peran NU dalam penegakan hukum di Indonesia yang disampaikan oleh Katua GP Anshor Propinsi Jawa Barat, Hendrik Kurniawan, S.Ag. 

KH. Sa’dulloh, SQ., M.M.Pd. dalam sambutannya mengatakan, Halaqah Ulama Aswaja yang diselenggarakan ini merupakan Halaqoh Ulama Aswaja yang kedua. Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan yang serupa ini pada tahun yang lalu dengan menghadirkan pemateri Habib Luthfi yang menjabat sebagai Ketua Jam’iyyah Thoriqoh Al-Mu’tabaroh Pusat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan Halaqah Ulama Aswaja ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan demi menjaga ajaran faham-faham Aswaja yang benar ala Nahdlatul Ulama khususnya di daerah Kabupaten Sumedang.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Ayi Abdul Kohar

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penderita HIV Meningkat, Remaja Wonosobo Diimbau Hindari Pergaulan Bebas

Wonosobo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para remaja dan pelajar di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, diimbau mengendalikan diri dari pergaulan bebas menyusul meningkatnya jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) di daerah ini. Ironisnya, para penderita kebanyakan tengah memasuki usia produktif, yakni 24-35 tahun.

Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Wonosobo Ahmad Haryanto saat selapanan rutin (pertemuan bulanan) bersama Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU Kecamatan Kejajar, Wonosobo, di Gedung Olah Raga (GOR) Desa Tieng, Kejajar, Selasa (19/11).

Penderita HIV Meningkat, Remaja Wonosobo Diimbau Hindari Pergaulan Bebas (Sumber Gambar : Nu Online)
Penderita HIV Meningkat, Remaja Wonosobo Diimbau Hindari Pergaulan Bebas (Sumber Gambar : Nu Online)

Penderita HIV Meningkat, Remaja Wonosobo Diimbau Hindari Pergaulan Bebas

Menurutnya, perlaku seks bebas di kalangan pelajar dan remaja sangat disayangkan, mengingat di usia produktif ini mereka semestinya memanfaatkan lebih banyak kesempatan untuk meraih prestasi atau melakukan hal positif lainya. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Untuk meminimalisir agar penyakit ini tidak semakin meluas, cara yang bisa dilakukan adalah dengan membentuk Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM) , dimana para pengurusnya adalah mereka yang ahli di bidangnya,” tegas Ahmad Haryanto. 

Pengasuh Pondok Pesantren Nur Hidayah Kongsi Bumirejo, Mojotengah, Wonosobo, Hakim Muzaki, saat memberi taushiyah mendorong hadirin untuk meneladani semangat juang para ulama NU. Pelajar NU harus sanggup menggunakan masa mudanya untuk berkontribusi kepada NU dan bangsa. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengurus Majelis Wakil Cabang NU (MWC NU) Kecamatan Kejajar, Mashud, mengaku senang dengan pertemuan PAC IPNU-IPPNU Kejajar kali ini. Tak hanya dihadiri kader IPNU-IPPNU ditingkat anak cabang tapi juga para pengurus di tingkat cabang. (Fathul Jamil/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Ahlussunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 19 Mei 2017

Pelajar NU Rembang Ajak Warga Gemar Makan Ikan

Rembang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mengadakan safari Ramadhan, pengurus IPNU-IPPNU Rembang menggelar sosialisasi gemar mengonsumsi ikan di pesantren An-Nawawiyah Tasik Agung, Rembang, Kamis (10/7) sore. Sosialisasi ini diadakan mengingat Rembang merupakan daerah penghasil ikan cukup melimpah di Jawa Tengah.

Pelajar NU Rembang Ajak Warga Gemar Makan Ikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Rembang Ajak Warga Gemar Makan Ikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Rembang Ajak Warga Gemar Makan Ikan

Wakil Sekretaris IPNU Rembang Agus Iswanto mengatakan, "Bisa dikatakan Rembang sebagai pemasok ikan bahkan untuk kabupaten lain. Sayang sekali kalau masyarakat Rembang sendiri jarang mengonsumsi ikan.”

Menurut Agus, menu berbuka puasa berasal dari olahan masakan yang berbahan baku dari aneka jenis ikan. Di forum ini, pelajar NU dan para santri mempelajari cara mengolah dan memilih ikan yang layak dikonsumsi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kita juga memberikan ceramah mengenai manfaat ikan yang mengandung banyak omega 3, protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Ikan bisa diolah menjadi steak ikan, bakso ikan, dan kripik ikan,” tutur Agus.

Melihat tingginya minat santri untuk belajar mengolah ikan, Abdul Rohim mewakili pihak IPNU Rembang menyatakan janjinya untuk mengadakan tindak lanjut dalam mengolah ikan menjadi aneka bentuk masakan. (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Internasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 18 Mei 2017

KH Ridwan Mujahid, Pendiri NU Asal Semarang

Mengenang kembali sosok pendiri Nahdlatul Ulama (NU) asal Semarang bernama KH Ridwan Mujahid sangat dibutuhkan. Belum banyak orang mengetahui sosoknya. KH Ridwan Mujahid berasal dari Kauman Semarang. Sebagaimana disebutkan oleh Agus Tiyanto, KH Ridwan Mujahid adalah keturunan dari kiai Lasem yang sama dengan kerabat KH Makshum dan KH Baidlawi yang bersambung nasabnya hingga Mbah Sambu. Silsilah KH Ridwan Mujahid yang didapatkan Amirul Ulum dari KH Maimun Zubair dalam buku "Muassis Nahdlatul Ulama" adalah: KH Ridwan bin KH Mujahid bin KH Baidlawi bin Kiai Abdul Lathif bin Kiai Abdul Bar bin Kiai Abdul Alim bin Sayyid Abdurrahman (Mbah Sambu Lasem). Makam KH Ridwan Mujahid berada di Pemakaman Umum Bergota (tepatnya di selatan Makam KH Sholeh Darat, satu area makam keluarga H. Abu Bakar Kauman).

Dalam buku “Kemelut di NU Antara Kiai dan Politisi” karya Abdul Basith Adnan disebutkan peran besar KH Ridwan Mujahid. Jasanya dalam membentuk organisasi ulama pesantren bersama KH M Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Chasbullah tidak dapat dilupakan. Ulama yang semula berkumpul untuk membahas persoalan negeri Hijaz bernama Komite Hijaz, berubah nama dengan Nahdlatul Ulama.

KH Ridwan Mujahid, Pendiri NU Asal Semarang (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Ridwan Mujahid, Pendiri NU Asal Semarang (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Ridwan Mujahid, Pendiri NU Asal Semarang

Usaha mengenalkan NU di Semarang bagi KH Ridwan Mujahid awalnya tidak mudah. Namun berkat ajaran Islam ahlussunnah wal jama’ah yang ditinggalkan oleh KH Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani (KH Sholeh Darat), maka NU mudah dikenal dan diikuti oleh warga Semarang. Sehingga ketika NU diresmikan pada tahun 1926, masyarakat Semarang dan sekitarnya mudah menerima dan mengakar dalam sanubari (Amirul Ulum: 2014).

KH Ridwan Mujahid adalah salah satu murid KH Sholeh Darat. Perkenalan KH Ridwan Mujahid dengan KH M Hasyim Asy’ari lebih karena keduanya merupakan murid KH Sholeh Darat saat mondok di Pesantren Darat Semarang. Maka perjuangan mendirikan NU merupakan hasil dari kerjasama para murid sesepuh ulama Nusantara semisal: KH Cholil Bangkalan, KH Sholeh Darat Semarang, KH Nawawi Banten, KH Mahfudz Termas dan ulama lainnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Murid KH Sholeh Darat lainnya yang berjuang menegakkan Ahlussunnal wal Jama’ah di Semarang antara lain KH Ridwan bin Mujahid, Kiai Sya’ban bin Hasan, Kiai Thahir Mangkang, Kiai Sahli Kauman, Kiai Ali Barkan, Kiai Abdullah Sajad dan lain-lain. Anasom dalam papernya “KH Saleh bin Umar dan Pondok Pesantren Darat” menyebutkan bahwa salah satu karya KH Ridwan Mujahid Semarang adalah “I’anatul ‘Awam fi Mufhimmati Syara’ Al-Islam”.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KH Ridwan Mujahid selain dikenal sebagai Kiai yang berjuang dalam pengembangan organisasi NU juga dikenal mengembangkan dakwah di Pesantren. Salah satu muridnya yang juga bersama-sama mendirikan NU adalah KH Ma’shum Ahmad Lasem Rembang. Dengan demikian semakin nyata, bahwa perjuangan keagamaan, dakwah dan pesantren menjadi semangat yang dimiliki oleh KH Ridwan Mujahid.

Keakraban KH Ridwan Mujahid dengan para pendiri NU lainnya sudah tidak asing. KH Ridwan Mujahid bersama ulama Jawa Tengah lainnya, KHR Asnawi Kudus dan KH Kamal Hambali Kudus turut serta hadir dalam deklarasi pendirian NU pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M di kediaman KH Abdul Wahab Chasbullah Kertopaten Surabaya.

Di antara ulama yang hadir dalam pendirian NU di Surabaya berasal dari Semarang, Kudus, Tegal, Jombang, Sidoarjo, Pasuruhan, Bangkalan Madura, Gresik, Bangil,? Mojokerto dan Mesir. Mereka antara lain: KH Abdul Wahab Chasbullah, KH M Hasyim Asy’ari, KHR Muntaha (menantu KH Cholil Bangkalan), Kiai Mas Nawawi, KHR Asnawi, KH Kamal Hambali, KH Ridwan Mujahid, KH Muhammad Zubair Gresik, Syaikh Ahmad Ghonaim Al Mishri dan lain-lain.

Oleh para pendiri NU, KH Ridwan Mujahid diamanahi sebagai Musytasyar Syuriyah dalam struktut Pengurus NU periode pertama bersama dengan: KH Muhammad Zubair Gresik, KHR Muntaha Bangkalan Madura, KH Mas Nawawi Sidogiri, Syaikh Ahmad Ghonaim Al Mishri, KHR Asnawi Kudus dan KH Kamal Hambali Kudus. Adapun Rois Akbar dipegang oleh KH M Hasyim Asy’ari dan Katib KH Abdul Wahab Chasbullah.

Keberadaan KH Ridwan Mujahid dalam struktur NU semakin membawa daya tarik bagi masyarakat Semarang. Maka KH Ridwan Mujahid mengajak KH Abdullah dan KH Showam untuk mendirikan NU Kota Semarang. Tepat tanggal 24 April 1926, pengurus NU Cabang Kota Semarang berdiri dan dilantik oleh Katib Syuriyah KH Abdul Wahab Chasbullah yang berpusat di Surabaya. Lokasi pelantikan berada di Alun-Alun Kota Semarang yang berada di depan Masjid Agung Kauman Semarang.

Keberadaan resmi NU Cabang Semarang ini menjadi titik perjuangan para Kiai dalam mengenalkan Islam ahlussunnah wal jama’ah.Dan pergerakan NU Kota Semarang menjadi ringan karena ditopang oleh murid-murid KH Sholeh Darat yang sudah lebih dulu mengenalkan ahlussunnah wal jama’ah sebelum NU lahir dan berdiri di Semarang.

Walapun sudah dilantik dan resmi berdiri di Semarang, oleh karena NU belum memiliki gedung, maka koordinasi NU masih secara tradisional dari Masjid ke Masjid. Di antara Masjid yang sering digunakan untuk koordinasi NU adalah Masjid Nahdlatul Ulama di Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang. Zainul Milal Bizawie (2016) mencatat sejak 1916 sudah berdiri Madrasah Nahdlatul Wathan di Surabaya dan mempunyai Cabang di Semarang yang bernama Madrasah Akhul Wathan. Oleh Choirul Anam (2015) lokasi Madrasah Cabang Nahdlatul Wathan di Semarang berada di Jomblangan Kidul.

Dalam catatan Amirul Ulum disebutkan bahwa NU Kota Semarang hingga tahun 1950-an masih menempati sekretariat di rumah-rumah pengurus. Di antara tempat yang dijadikan bascamp koordinasi pengurus NU adalah di rumah KH Irhas (Ketua Syuriyah tahun 1950-an). Pada tahun 1970-an NU Semarang memiliki gedung di Jalan Sudirman dari hasil wakaf. Anasom menjelaskan, sejak 1992 hingga sekarang, NU Semarang menempati gedung di Jalan Puspogiwang Semarang.

Kematangan organisasi KH Ridwan Mujahid dalam berkhidmah kepada NU ditunjukkan dengan kesiapan Semarang sebagai tuan rumah Muktamar NU keempat. Muktamar NU keempat adalah pertama kalinya Muktamar yang digelar di luar Kota Surabaya. Dikisahkan bahwa dalam kegiatan Muktamar NU keempat ini, KH Ridwan Mujahib berperan kuat dalam mensukseskan.

Muktamar NU keempat digelar pada 12-15 Rabiuts Tsani 1348 H/17-20 September 1929 M di Hotel Arabistan Kampung Melayu Semarang. Muktamar di Semarang tergolong sukses karena dihadiri 1.450 peserta terdiri dari 350 Kiai, 900 pengawal Kiai dan 200 pengurus Tanfidziyah. Saat Muktamar keempat di Semarang sudah terdaftar: 63 Cabang (13 Jawa Barat, 27 Jawa Tengah dan 23 Cabang Surabaya dan Madura).

Penutupan Muktamar Semarang juga sangat meriah karena digelar di Alun-Alun Semarang dengan dihadiri 10.000 jama’ah. Muktamar Semarang dihadiri langsung oleh Rais Akbar KH M Hasyim Asy’ari dinilai sebagai tonggak awal perkenalan NU daerah-daerah di luar Surabaya (Choirul Anam: 2015).

Melihat sepak terjang yang tidak kenal lelah dari KH Ridwan Mujahid, maka semangat ini patut ditiru oleh para generasi muda saat ini dalam memperjuangkan NU. Termasuk belum terungkapnya kisah-kisah lain dari KH Ridwan Mujahid masih perlu diperdalam. Sehingga dibutuhkan waktu lagi untuk melacak kiprahnya dalam semangat mendirikan NU dan menyebarkan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

M. Rikza Chamami, Sekretaris Lakpesdam NU Kota Semarang dan Dosen UIN Walisongo



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, Warta, Halaqoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Guru Aktor Penentu Keberhasilan Peserta Didik

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Guru adalah aktor utama selain orang tua dan elemen lainnya dalam mencapai keberhasilan dan kesuksesan yang tidak direncanakan. Tanpa keterlibatan aktif seorang guru, pendidikan akan kosong dari apa yang namanya materi ajar, baik dalam bentuk keterampilan maupun ilmu pengetahuan.

Guru Aktor Penentu Keberhasilan Peserta Didik (Sumber Gambar : Nu Online)
Guru Aktor Penentu Keberhasilan Peserta Didik (Sumber Gambar : Nu Online)

Guru Aktor Penentu Keberhasilan Peserta Didik

Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jakarta Timur D. Lutfi Hakim Wahid pada acara Fun Teaching Day, yang diselenggarakan PC Pergunu Jakarta Timur, di Gedung Pasca Sarjana ? Universitas Islam Attahiriyah Jakarta pekan lalu.

Menurutnya, secanggih apapun visi misi suatu lembaga pendidikan, kalau gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas pendidikan akan merosot tajam.?

Begitu pun sebaliknya, katanya, selemah apapun visi misi dan kurikulum, tapi kalu gurunya inovatif dan produktif, maka kualitas pendidikan akan maju pesat. Oleh karenanya menjadi wajib keberadaan guru yang ideal.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Guru ideal, kata Lutfi, harus mengetahui seluruh kebutuhan peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangannya, bersahabat dengan murid serta bisa menjadi teman belajar murid, tidak pilih kasih terhadap muridnya, kehadirannya selalu ditunggu oleh muridnya, tegas tapi tetap bijak kepada muridnya.

Guru yang ideal juga mampu memberikan contoh yang baik kepada muridnya, seperti jujur, rendah hati, tidak sombong, dan sabar.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“karakter ini makin sempurna ketika dipadukan dengan karakter disiplin kesehariannya, berani dalam memegang prinsip hidup, dan tangguh atau ulet dalam berkarya,” terangnya. (Husni Sahal/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Halaqoh, Khutbah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 15 Mei 2017

Gus Yahya: Harmoni Sosial di Indonesia Jadi Daya Tarik Negara Maghribi pada NU

Rembang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Nahdlatul Ulama (NU) dan komponen bangsa lainnya dinilai berhasil menjaga kerekatan NKRI terutama dalam menekan ancaman yang datang dari negara luar. Hal ini menjadi daya tarik negara maghribi untuk mendirikan ormas serupa, bahkan dengan nama yang sama.

Demikian disampaikan oleh Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) usai ngaji jamaah Selasa-Jumah di aula Pesantren Raudlatut Tholibin Leteh, Kabupaten Rembang, Selasa (26/7).

Gus Yahya: Harmoni Sosial di Indonesia Jadi Daya Tarik Negara Maghribi pada NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Yahya: Harmoni Sosial di Indonesia Jadi Daya Tarik Negara Maghribi pada NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Yahya: Harmoni Sosial di Indonesia Jadi Daya Tarik Negara Maghribi pada NU

Gus Yahya mengatakan, para ulama ahlussunnah waljamaah di negara maghribi melihat bukti bahwa hanya ulama di Indonesia yang? berhasil memelihara harmoni sosial di tengah berbagai ancaman yang datang dari negara luar. Keberhasilan para ulama, tak lepas dari keberadaan jamiyyah NU yang menjadi penopangnya.

"Satu-satunya komunitas ahlussunnah waljamaah yang terorganisir seperti Nahdlatul Ulama.”

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam hal mekanisme pembentukan ormas seperti NU di luar negeri, Gus Yahya menyampaikan bahwa PBNU tidak harus terlibat.

PBNU, kata Gus Yahya, sedang melakukan konsolidasi Ahlussunnah wal Jamaah secara global. Pihaknya sedang membangun jaringan secara global di negara Islam maghribi untuk membangun jaringan aswaja yang ada di seluruh dunia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika di negara islam seperti Tunisia, Maroko, Libanon dan Yordania dapat berdiri organisasi ahlussunnah wal jamaah, atau dengan mengatas namakan NU dan organisasi sejenis NU, maka PBNU berhak membangun jaringan antarnegara Aswaja. (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 11 Mei 2017

Setelah Tunggu Lama, Resolusi PBB untuk Israel Akhirnya Lolos di PBB

New York, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Setelah Amerika Serikat menyatakan abstain dalam pemungutan suara, Dewan Keamanan PBB, Jumat, mengesahkan resolusi yang menuntut Israel menghentikan pembangunan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki mereka.?

Sikap abstain itu perubahan kebijakan pemerintah Amerika Serikat, yang sebelumnya melindungi Israel dari langkah-langkah PBB. Ini terjadi di ujung masa jabatan kedua sekaligus terakhir Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Setelah Tunggu Lama, Resolusi PBB untuk Israel Akhirnya Lolos di PBB (Sumber Gambar : Nu Online)
Setelah Tunggu Lama, Resolusi PBB untuk Israel Akhirnya Lolos di PBB (Sumber Gambar : Nu Online)

Setelah Tunggu Lama, Resolusi PBB untuk Israel Akhirnya Lolos di PBB

Rancangan resolusi diusung Selandia Baru, Malaysia, Venezuela, dan Senegal, untuk dimajukan dalam pemungutan suara, Jumat, satu hari setelah Mesir menarik rancangan di bawah tekanan Israel dan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.?

Israel dan Trump sebelumnya meminta Amerika Serikat untuk menggunakan hak veto (hak menolak) pengesahan rancangan di tingkat Dewan Keamanan PBB.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rancangan resolusi akhirnya disahkan setelah 14 negara menyatakan mendukung. Keputusan itu disambut dengan tepuk tangan meriah.?

Resolusi pada Jumat merupakan yang pertama kalinya disahkan Dewan Keamanan menyangkut Israel dan Palestina selama hampir delapan tahun terakhir ini. (Antara/Mukafi Niam)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Ahlussunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 10 Mei 2017

Tradisi Peuphon Kitab di Dayah Jam’iyah Al-Aziziyah

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tradisi peuphon kitab (memulai kitab) menjadi salah satu bukti penghormatan santri terhadap ilmu dan pemiliknya. Kebiasaan ini dilakukan di hampir seluruh dayah atau pesantren tradisional di Aceh. Seperti yang berlangsung di Dayah Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Santri kelas III Dayah Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek, Rabu (24/12), menggelar kegiatan tersebut bersama Abi Zahrul Mubarrak, putra Abu MUDI Mesra Samalanga. Peuphon kitab dimulai dengan pemberian hadiah bacaan surat al-Fatihah untuk pengarang kitab.

Tradisi Peuphon Kitab di Dayah Jam’iyah Al-Aziziyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Peuphon Kitab di Dayah Jam’iyah Al-Aziziyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Peuphon Kitab di Dayah Jam’iyah Al-Aziziyah

Kitab pertama yang dimulai dalam tradisi rutin yang bertujuan mengharap keberkahan (tabaruk) kali ini adalah Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin Al Malibari, Syarh Waraqat karya Syekh Jalal al-Mahalli yang merupakan uraian dari kitab ushul fiqih karangan Imam Haramain, dan Kitab Nazam Sulam Munauraq karya Syekh Abdurrahman Al-Ahdhari.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam siaran pers yang diterima Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abi Zahrul memperkenalkan kitab tersebut satu persatu kepada santri lengkap dengan biografi singkat pengarangnya. Salah satu pelajaran penting yang dapat dipedomani, menurut Abi, adalah pentingnya sebuah nama.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kitab Qurratul Ain, misalnya, bermakna penyejuk jiwa. Nama ini menjadi salah satu doa tersirat sang pengarang (mushannif) agar menarik bagi pembacanya. “Bek sampe kitab baro geubuka, santri kadipreh-preh pajan su lonceng,” kata Abi yang disambut tawa santri Batee Iliek.

Abi juga heran ada sebagian orang yang terkadang memberikan nama anaknya terlebih dahulu, baru mencari tahu arti belakangan. Padahal, dalam Islam nama adalah perkara yang sangat penting dan bagian dari doa.

Ia menguraikan panjang lebar tentang perbedaan fiqih, ushul fiqih dan qaidah fiqih saat mengawali pembelajaran kitab Waraqat. Ushul fiqih merupakan sekumpulan teori yang digunakan oleh para mujtahid untuk menggali hukum fiqih, jadi secara teori ushul fiqih lahir sebelum fiqih, sedangkan qaidah fiqih justru lahir setelah fiqih.

Satu hal lain yang menarik dari kitab ini adalah hasyiah-nya (penjabaran atas syarah) yang dikarang orang Indonesia, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Abi menceritakan bahwa dulu banyak ulama Indonesia yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah yang mengajar di Masjidil Haram sebelum Arab Saudi dikuasai oleh kalangan Wahabi.

Dalam mengomentari kitab Sulam Munauraq dalam fan mantiq, salah satu hal yang disampaikan oleh Abi adalah letak perbedaan antara filsafat Islam dan filsafat barat. “Filsafat Islam berangkat dari keyakinan, sedangkan filsafat barat berangkat dari keraguan,"

Kemudian dalam hal pencapaian ilmu, filsafat barat hanya berorientasi pada mahsus (indrawi) dan al-‘aqlu (rasio), sedangkan filsafat Islam dalam pencapaian ilmu diklasifikasikan dalam tiga hal, mahsus, al-‘aqlu dan tawatur yaitu sesuatu yang bersumber dari Alquran dan hadis dengan periwayatan dalam jumlah ramai.

Di akhir pengajian muqaddimah Mantiq, Abi Zahrul menceritakan sosok Syekh Abdurrahman Al-Ahdhari yang mengarang kitab Mantiq ini pada usia 21 tahun. Namun, ternyata masih ada pengarang yang lebih muda dari Syekh al-Ahdhari yaitu Ibnu Hajib yang mengarang nazam Jamal al-Khawanji pada usianya yang masih 6 tahun. Acara peuphon kitab ini diakhiri dengan salam-salaman yang dipandu dengan shalawat badar. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Santri, Meme Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 08 Mei 2017

Abuya Dimyati, Keramat dari Barat

Ulama dan guru tarekat yang ‘alim dan wara’ di Banten. Nama lengkapnya adalah KH. Muhammad Dimyati bin Muhammad Amin al-Banteni yang biasa dipanggil dengan Abuya Dimyati, atau oleh kalangan santri Jawa akrab dipanggil “Mbah Dim”.?

Lahir sekitar tahun 1925 dari pasangan H. Amin dan Hj. Ruqayah. Sejak kecil Abuya Dimyati sudah menampakan kecerdasan dan keshalihannya. Ia belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya, menjelajah tanah Jawa hingga ke pulau Lombok demi memenuhi pundi-pundi keilmuannya.

Abuya Dimyati, Keramat dari Barat (Sumber Gambar : Nu Online)
Abuya Dimyati, Keramat dari Barat (Sumber Gambar : Nu Online)

Abuya Dimyati, Keramat dari Barat

Kepopuleran Mbah Dim setara dengan Abuya Busthomi (Cisantri) dan kiai Munfasir (Cihomas). Mbah Dim adalah tokoh yang senantiasa menjadi pusat perhatian, yang justru ketika dia lebih ingin “menyedikitkan” bergaul dengan makhluk demi mengisi sebagian besar waktunya dengan ngaji dan ber-tawajjuh ke hadratillah.

Sebagai misal, siapakah yang tidak kecil nyalinya, ketika begitu para santri keluar dari shalat jama’ah shubuh, ternyata di luar telah menanti dan berdesak-desakan para tamu (sepanjang 100 meter lebih) yang ingin bertemu Mbah Dim. Hal ini terjadi hampir setiap hari.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Para peziarah Walisanga yang tour keliling Jawa, semisal para peziarah dari Malang, Jember, ataupun Madura, merasa seakan belum lengkap jika belum mengunjungi ulama Cidahu ini, untuk sekadar melihat wajah Mbah Dim; untuk sekadar ber-mushafahah (bersalaman), atau meminta air dan berkah doa.

Mbah Dim menekankan pada pentingnya ngaji dan belajar, yang itu sering disampaikan dan diingatkan Mbah Dim kepada para santri dan kiai adalah jangan sampai ngaji ditinggalkan karena kesibukan lain ataupun karena umur. Sebab, ngaji tidak dibatasi umur. Sampai-sampai, kata Mbah Dim, thariqah aing mah ngaji!, yang artinya ngaji dan belajar adalah thariqahku.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bahkan kepada putera-puterinya (termasuk juga kepada santri-santrinya) Mbah Dim menekankan arti penting jama’ah dan ngaji sehingga seakan-akan mencapai derajat wajib. Artinya, tidak boleh ditawar bagi santri, apalagi putera-puterinya.

Mbah Dim tidak akan memulai shalat dan ngaji, kecuali putera-puterinya—yang seluruhnya adalah seorang hafidz (hafal Al-Qur’an) itu sudah berada rapi, berjajar di barisan (shaf) shalat. Jika belum dating, maka kentongan sebagai isyarat waktu shalat pun dipukul lagi bertalu-talu. Sampai semua hadir, dan shalat jama’ah pun dimulai.

Mbah Dim merintis pesantren di desa Cidahu Pandeglang sekitar tahun 1965, dan telah banyak melahirkan ulama-ulama ternama seperti Habib Hasan bin Ja’far Assegaf yang sekarang memimpin Majelis Nurul Musthofa di Jakarta. Dalam bidang tasawuf, Mbah Dim menganut tarekat Qodiriyyah-Naqsabandiyyah dari Syeikh Abdul Halim Kalahan. Tetapi praktik suluk dan tarekat, kepada jama’ah-jama’ah Mbah Dim hanya mengajarkan Thariqah Syadziliyah dari syekh Dalhar.

Itu sebabnya, dalam perilaku sehari-hari ia tampak tawadhu’, zuhud dan ikhlas.?

Banyak dari beberapa pihak maupun wartawan yang coba untuk mempublikasikan kegiatannya di pesantren selalu di tolak dengan halus oleh Mbah Dim, begitu pun ketika ia diberi sumbangan oleh para pejabat selalu ditolak dan dikembalikan sumbangan tersebut. Hal ini pernah menimpa Mbak Tutut (Anak Mantan presiden Soeharto) yang member sumbangan sebesar 1 milyar, tetapi oleh Mbah Dim dikembalikan.

Tanggal 3 Oktober 2003 tepat hari Jum’at dini hari Mbah Dim dipanggil oleh Allah SWT ke haribaan-Nya. Banten telah kehilangan sosok ulama kharismatik dan tawadhu’ yang menjadi tumpuan berbagai kalangan masyarakat untuk dimintai nasihat.?

Bukan hanya masyarakat Banten, tapi juga umat Islam pada umumnya merasa kehilangan. Ia di makamkan tidak jauh dari rumahnya di Cidahu Pandeglang, dan hingga kini makamnya selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah di Tanah Air. (Ensiklopedi NU)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Internasional, IMNU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bencet

Bencet adalah alat tradisional penunjuk waktu yang mengandalkan pergerakan sinar matahari. Alat ini disebut juga jam matahari atau jam bencet.

Nama bencet merujuk pada logam berbentuk setengah lingkaran yang ditulisi deretan angka. Di bagian tengahnya terdapat besi yang menghubungkan kedua titik pada bentuk setengah lingkaran tersebut.

Di tengah besi itu dipasang jarum di sisi kanan dan kiri untuk menunjukkan angka-angka yang diartikan sebagai waktu.

Bencet (Sumber Gambar : Nu Online)
Bencet (Sumber Gambar : Nu Online)

Bencet

Karena mengandalkan sinar matahari, jam bencet hanya bisa digunakan pada sekitar pukul 07.00 hingga 17.00 dengan kondisi matahari cerah. Bayangan waktu yang akan ditunjukkan jarum di jam bencet tidak akan kelihatan jika muncul mendung atau hujan. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Posisi dan kemiringan alat ini juga harus diukur sehingga mampu menunjukkan waktu secara akurat.

Kalangan pesantren memanfaatkan jam bencet untuk mengetahui tibanya waktu shalat. Karena dimanfaatkan pada saat matahari bersinar, maka alat ini hanya bisa membantu menentukan waktu shalat zhuhur dan ashar. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Secara tradisional, dua waktu ini memang ditentukan berdasarkan bayangan matahari. Sedangkan penentuan waktu shalat maghrib, isya’, dan subuh dilakukan dengan melihat ufuk barat dan ufuk timur. (Sumber: Ensiklopedi NU)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Syariah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Umat Islam di Papua Siap Khatamkan 2000 Al-Quran

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ribuan umat Islam yang berada di Orivinai Papua akan ikut menyukseskan Gerakan Nusantara Mengaji (GNM). Salah seorang koordinator GNM Indrajaya menyatakan, kurang lebih tiga belas daerah akan ikut menyukseskan Nusantara Mengaji.

"Kita Papua insya Allah akan melangsungkan 2000 hataman yang akan tersebar di beberapa daerah di Provinsi Papua seperti Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Sarmi, Jayawijaya, Timika, Nabire, Yapen, Biak, Kerom, Wamena, Merauke, Bufendigul, dan Asmat," kata Indrajaya saat ditemui di Masjid Al-Askar Entrop.

Umat Islam di Papua Siap Khatamkan 2000 Al-Quran (Sumber Gambar : Nu Online)
Umat Islam di Papua Siap Khatamkan 2000 Al-Quran (Sumber Gambar : Nu Online)

Umat Islam di Papua Siap Khatamkan 2000 Al-Quran

Untuk di Jayapura, menurut Indrajaya, Walikota sendiri akan mengunjungi titik-titik yang menyelenggarakan Nusanara Mengaji.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Program Nusantara Mengaji ini bertujuan mengajak umat Islam khususnya di Jayapura untuk berdoa bersama bagi keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan bangsa dan rakyat Indonesia. Jadi walikota Jayapura sangat mendukung kegiatan ini. Insya Allah Walikota selain mengunjungi titik-titik yang mengadakan Nusantara Mengaji, ia juga akan hadir dalam acara pembukaan Nusantara Mengaji yang akan dilaksanakan di Masjid Asolihin, Abepura Ahad malam," tambah Indrajaya.

Abdul Wahab selaku koordinator Kantor Berita Aswaja (KBA) Provinsi Papua mendukung kegiatan Nusantara Mengaji. Menurut Wahab, pihaknya juga akan membantu dalam hal dokumentasi.

"Ini momen yang bagus untuk menunjukkan bahwa Papua itu indah penuh toleransi, kami berniat ingin ikut mempublikasikan secara live acara pembukaan Nusantara Mengaji yang akan dilaksanakan nanti malam melalui aplikasi Nutizen," tutur Abdul Wahab. (Red Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 07 Mei 2017

Gara-gara Ceramah Kebencian, Swiss Cabut Suaka Muslim Libya

Geneva, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seorang Muslim Libya, Jumat (29/9), terpaksa kehilangan hak suakanya di Swiss setelah berkotbah yang memuat ujaran kebencian di sebuah masjid di kota Biel.

Pengadilan Administratif Federal di St. Gallen secara resmi mencabut suaka seorang penceramah bernama Abu Ramadan lantaran pidatonya yang dinilai kontoversial.

Gara-gara Ceramah Kebencian, Swiss Cabut Suaka Muslim Libya (Sumber Gambar : Nu Online)
Gara-gara Ceramah Kebencian, Swiss Cabut Suaka Muslim Libya (Sumber Gambar : Nu Online)

Gara-gara Ceramah Kebencian, Swiss Cabut Suaka Muslim Libya

Menurut pengadilan itu, keputusan ini final dan Ramadan tidak dapat mengajukan banding atas keputusan tersebut, lapor media Swiss seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Ramadan yang berkhotbah di masjid ArRahman di Biel, di kaki pegunungan Jura, diduga telah menyerukan penghancuran terhadap orang-orang Yahudi, Kristen, Rusia, dan Muslim Syiah.

Pria 64 tahun itu menyangkal telah menyampaikan pidato kebencian. Ramadan merasa pidatonya yang berbahasa Arab diterjemahkan secara tidak akurat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ramadan saat ini tinggal di Nidau, kanton Bern dan merupakan pemegang paspor Libya. Dia memperoleh suaka di Swiss pada tahun 1998 dan secara reguler menerima manfaat jaminan sosial selama 13 tahun terakhir. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 04 Mei 2017

Pesantren Al-Mawaddah Berlakukan Program Jumat Menulis

Kudus, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pondok Pesantren Entrepreneur Al-Mawaddah, Desa Honggosoco, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus baru-baru ini meluncurkan program Jumat Menulis dalam rangka memberi bekal kepenulisan kepada para santrinya.

Pengasuh Pesantren Entrepreneur Al-Mawaddah KH Sofiyan Hadi mengatakan, program Jumat Menulis tersebut merupakan upayanya untuk membangkitkan budaya tulis-menulis di dunia pesantren.

Pesantren Al-Mawaddah Berlakukan Program Jumat Menulis (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Al-Mawaddah Berlakukan Program Jumat Menulis (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Al-Mawaddah Berlakukan Program Jumat Menulis

Apalagi menurutnya, saat ini pondok pesantren tidak banyak yang memberikan pengajian khusus seputar tulis menulis. Akibatnya, kemampuan menulis tidak banyak dimiliki oleh santri padahal itu merupakan sebuah keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap orang, untuk menunjang kehidupannya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Oleh karena itu, Pondok Pesantren Al-Mawaddah kemudian meluncurkan progam Jumat Menulis ini. Karena saya melihat, seorang santri harusnya tidak hanya dibekali dengan ilmu agama saja. Karena dengan kemampuan menulis, mereka bisa mengamalkan ilmu agamanya dengan menerbitkan banyak tulisan yang bisa dibaca oleh banyak orang. Tidak menunggua ia jadi seorang pendakwah," tambahnya melalui siaran pers yang diterima Pimpinan Pusat Muhammadiyah Selasa (13/9).

Sofiyan melanjutkan, program ini nantinya akan dilaksanakan setiap hari Jumat dengan mendatangkan beberapa pemateri dari berbagai bidang kepenulisan. Sehingga, para santri punya banyak input keilmuan dari para pemateri tersebut.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Harapannya, dengan program ini, para santri mulai menyukai dunia kepenulisan dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Syukur-syukur kalau nantinya malah bisa jadi profesi. Jumat kemarin kita undang pemateri terkait penulisan berita yakni mas Rosidi mantan wartawan Suara Merdeka," sambung Sofiyan.

"Jumat depan penulisan opini, esai, dan artikel kita undang M Nafiul Haris. Salah seorang penulis muda produktif," imbuhnya

Salah satu peserta Nidaul khoiroh mengaku senang dengan adanya program Jumat Menulis ini. Karena menurutnya, dengan progam ini, Ia bersama dengan teman-temanya bisa mendapatkan ilmu baru dan juga pengalaman baru dalam hal tulis menulis. Apalagi dengan pemberian keterampilan menulis ini, harapannya akan sangat bermanfaat di kemudian hari.

"Sangat senang sekali. Apalagi pelatihan menulis seperti ini tidak banyak dilakukan oleh pesantren lain. Sehingga sangat membantu sekali terhadap pemambahan keterampilan para santri," ucap santri asal Solo tersebut. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Anti Hoax, AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 02 Mei 2017

SMPN 2 Ende Beri Layanan Pendidikan Agama Tanpa Diskriminasi

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Layanan pendidikan agama di sekolah yang sesuai dengan agama peserta didik merupakan amanah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Layanan pendidikan agama harus diberikan oleh guru yang seagama dengan agama siswa. Sayangnya praktik layanan agama di sekolah di masyarakat masih ada pihak-pihak yang keberatan dalam pelaksanaanya. Tentu saja ini perlu mendapat perhatian negara terkait dengan hak-hak warga negara untuk mendapatkan layanan pendidikan agama sesuai dengan agama siswa. 

SMPN 2 Ende Beri Layanan Pendidikan Agama Tanpa Diskriminasi (Sumber Gambar : Nu Online)
SMPN 2 Ende Beri Layanan Pendidikan Agama Tanpa Diskriminasi (Sumber Gambar : Nu Online)

SMPN 2 Ende Beri Layanan Pendidikan Agama Tanpa Diskriminasi

Kajian ini ingin melihat nuansa implementasi Undang-undang tersebut sekaligus kreativitas yang terjadi pada konteks masyarakat umat beragama tertentu. Daya dukung sosial dan budaya sangat menentukan di dalam pelaksanaan Undang-undang tersebut. Karenanya memahami konteks sosial dan budaya sekaligus proses yang terjadi dalam implementasi isi perundangan menjadi kajian yang menarik untuk dilakukan. Dalam konteks ini, kajian ini akan mengambil konteks sosial masyarakat Flores Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Kabupeten Ende sebagai Pusat Keuskupan di Provinsi tersebut.

Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) diketahui sebagai daerah dengan penduduk yang mayoritas beragama Katholik. Jumlah mayoritas Katholik tidak hanya di Pulau Flores, tetapi di tingkat Provinsi pemeluk Katholik juga memiliki jumlah penganut yang terbanyak, yaitu 56,28 %. Di tingkat provinsi prosentase umat beragama secara berturut-turut Katolik (56,28 %), Protestan (34,21 %) dan Islam (9,28 %). Kenyataan ini menarik perhatian untuk dilihat praktik  layanan pendidikan agama pada sekolah di wilayah Pulau Flores.

Tahun 2016 Balitbang Diklat Kemenag melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui salah satu model layanan pendidikan agama di sekolah, khususnya layanan pendidikan terhadap pemeluk agama minoritas. Penelitian ini merupakan pelaksanaan dari jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Sebagai kasus ditentukan pada lembaga pendidikan SMP N 2 Ende.   

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penelitian ini awalnya ingin mencari kasus pada lembaga pendidikan swasta yang berlatar belakang agama mayoritas setempat. Namun karena sekolah swasta yang berlatar belakang Katholik sesuai dengan agama mayoritas di Ende mengeluarkan kebijakan bahwa siapapun yang menimba ilmu di lembaga pendidikan tersebut harus menandatangani surat pernyataan kesediaan tidak menerima layanan pendidikan agama non Katolik, maka penelitian ini menyasar pada lembaga pendidikan berstatus negeri. Berikut beberapa penemuan dari penelitian tersebut.

Konteks sosial masyarakat Ende ada sekitar 75 % anak usia pendidikan dasar dan menengah yang menempuh pendidikan di Sekolah Katholik. Karena ada kebijakan bahwa di sekolah Katholik tidak memberikan layanan pendidikan agama kepada semua agama, maka terdapat banyak anak yang belum mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama siswa.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada sekolah berstatus negeri, layanan pendidikan agama sesuai dengan agama siswa sudah mulai dilaksanakan. Contohnya pada SMP 2 N Ende dalam rangka mendukung layanan pendidikan agama sesuai dengan agama siswa, lembaga pendidikan tersebut mencoba merintis tempat ibadah bagi Katholik dan Muslim.

Ada sekolah swasta berlatar belakang Islam, yaitu sekolah Muhammadiyah yang muridnya banyak beragama Katolik dan Kristen yang tetap mendapatkan layanan pendidikan agama sesuai dengan agama siswa.

Dari kenyataan di atas, terdapat beberapa hal yang direkomendasikan dalam layanan pendidikan agama, yaitu setiap sekolah hendaknya memberikan layanan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik. Kemudian sekolah yang berlatar belakang agama hendaknya tidak mewajibkan untuk mempelajari agama yang bukan peserta didik anut. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah