Kamis, 04 Desember 2008

Jelang Natal, GP Ansor NTT Datangi Kapolda

Kupang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor dan sejumlah pengurus Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sowan ke Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (11/12/13). Kedatangan mereka adalah dalam rangka konsolidasi partisipasi damai Natal di walayah NTT.

Jelang Natal, GP Ansor NTT Datangi Kapolda (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Natal, GP Ansor NTT Datangi Kapolda (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Natal, GP Ansor NTT Datangi Kapolda

Silaturahmi dilakukan di Markas Polda NTT Kota Kupang, NTT. Rombongan pengurus PW GP GP Ansor dan Banser diterima Kapolda NTT Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana dan jajarannya. Yoga mengaku menyambut baik inisiasi para pemuda yang ingin menjalin persatuan dan kesatuan di lintas agama.

"Secara pribadi saya senang respon GP ansor mempunyai niat sama-sama menjaga situasi Natal dan tahun baru di wilayah NTT," jelasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dijelaskan Untung, perbedaan merupakan anugerah Tuhan. Membenci perbedaan berarti tidak mengenali Tuhannya.? Kehadiran manusia didunia karena adanya perbedaan. Dia yakin GP Ansor NTT mampu menghayati ini dengan baik.

Menurut Yoga, terkait perayaan Natal dan tahun baru 2013, kepolisian daerah? NTT berusaha keras menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh pelosok selama aktivitas berlangsung. "Kita saling koordinasi, di mana ada polisi harus ada (pula) perwakilan Banser di setiap gareja di Kota Kupang," ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Yoga berharap, GP Ansor dan Banser terlibat bukan saja di pengamanan gareja tetapi juga mengamankan situasi lalulintas dan berpatroli bersama Polisi. Dia mengingatkan, generasi muda perlu waspada dengan berbagai provokasi berbau adu domba melalui jaringan teknologi sekarang ini, seperti baik SMS, BBM, dan Twiter.

Karo OPS Polda NTT Kombes Pol Marffin Efendi saat dialog mendampingi Kapolda mengatakan, selama pengamanan berlangsung di lapangan patut bagi seluruh yang terlibat dalam kegiatan pengamanan untuk selalu? koordinasi.

Ketua PW GP Ansor NTT Abdul Muis Aps mengungkapkan terima kasih kepada Polda NTT yang bersedia kerja sama dengan pihaknya untuk bergotong-royong mengamankan secara damai perayaan Natal.

“Sinergi tetap kita bangun di NTT, demi menyatukan keberagaman guna membangun NTT ke depan. GP Ansor tetap semangat dan menyapakati akan menjadi garda terdepan kerukunan umat beragama. Ini bagian dari lokomotif bersama membangun NTT tercinta,” katanya. (Ajhar Jowe/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian, Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 13 November 2008

Para Pelaku Sejarah Bicara Khittah NU 1926

Situbondo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Memori tentang keberhasilan Muktamar NU ke-27 di Situbondo yang mengukuhkan? kembalinya NU ke Khittah 1926 dan penerimaan asas tunggal Pancasila, kembali dikuak. Melalui halaqah nasional yang bertema “Dinamika Pemikiran Munas Alim Ulama dan Muktamar NU ke-27”, sejumlah tokoh sekaligus pelaku sejarah, memberikan kesaksian, Rabu (12/6).

Para Pelaku Sejarah Bicara Khittah NU 1926 (Sumber Gambar : Nu Online)
Para Pelaku Sejarah Bicara Khittah NU 1926 (Sumber Gambar : Nu Online)

Para Pelaku Sejarah Bicara Khittah NU 1926

Mereka adalah KH Muchit Muzadi sebagai asisten KH Ahmad Shiddiq, KH Hasyim Muzadi selaku panitia lokal; H Ahmad Thohir, dokter pribadi? KH As’ad Syamsul Arifin; Muhamad Baharun, wartawan majalah Tempo yang diberi akses KH As’ad untuk meliput secara bebas jalannya Muktamar, dan Slamet Efendi Yusuf, Ketua Umum GP Ansor saat itu.

Mereka memberikan testimoni betapa bersejarahnya? muktamar itu. “Kita di sini ingin menyampaikan fakta sejarah, bukan tafsir sejarah. Kita kagum dengan dengan pemikiran para kiai sepuh itu. Meski mereka hidup sederhana namun bisa merubah pemahaman umat Islam tentang agama dan negara,” jelas Slamet Efendi Yusuf.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sedangkan KH Hasyim Muzadi menyatakan bahwa saat ini terjadi pemahaman yang kacau? antara khittah dan politik, sehingga perlu penjelasan dari saksi hidup pelaku sejarah kembalinya NU ke Khittah 1926. “Politik memang tidak bisa dihilangkan dari negara, tapi bagaimana agar penerapan politik itu baik, sehingga tidak mengacaukan arti khittah dan politk itu sendiri,” ucapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Halaqah itu sendiri dihelat di aula pesanten putra, kompleks Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Kegiatan yang dibuka pengaush pesantren, KH Ahmad Azaim Ibrahimy itu merupakan rangkaian? acara Pra-Munas dan Konbes NU yang digelar Agustus mendatang, sekaligus memperingati? 1 abad usia pesantren tersebut. (Aryudi A Razaq/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Humor Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 29 Oktober 2008

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama

Padang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sistem demokrasi yang dikembangkan di Indonesia seharusnya sistem demokrasi yang berakar dari agama dan budaya Indonesia sendiri. Demokrasi yang dirumuskan para pendiri Negara Republik Indonesia tahun 1945 silam adalah permusyawaratan perwakilan, bukan demokrasi pemilihan langsung yang salah satu penyebab bobroknya proses kepemimpinan nasional.

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama

Hal itu terungkap pada Diskusi Publik yang diselenggarakan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Padang, Sabtu (24/5/2014) di hotel Daima, Padang seperti dilansir oleh sitinjaunews.com. 

Tampil sebagai narasumber A’wan PBNU Buya Tuanku Bagindo Muhammad Leter, Wakil Amir Majelis Mujahiddin Indonesia (MII) Jel Fathullah Al Anshori, Lc dan Wakil Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat Rahmat Tunku Sulaiman.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Diskusi Publik dibuka Ketua PKC PMII Minangkabau Habibullah, dihadiri Ketua PC PMII Padang Hasbullah Alqomar, Mabincab PMII Padang Firdaus. Diskusi Publik diikuti 100-an peserta berasal dari utusan organisasi kemahasiswaan diberbagai perguruan tinggi, OKP dan kader PMII Kota Padang.

Menurut M. Letter, sejak era reformasi demokrasi yang ditiru dan diterapkan di Indonesia demokrasi barat, liberal dan bebas. Seperti demokrasi tanpa batas. Bayangkan, Amerika Serikat saja, yang negaranya besar dan sudah maju hanya memiliki 2 partai. Tapi Indonesia memiliki 12 partai.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sistem demokrasi sekarang yang diterap di Indonesia, dimana harga dan nilai seorang profesor dengan orang maling sama saja. Artinya, jika ada 10 orang yang akan memilih, ada 7 orang diantaranya maling, maka pemimpin yang dihasilkan adalah maling. Karena suara terbanyak itu pasti akan memilih orang maling. Jadi jangan heran kalau sekarang banyak pemimpin dan pejabat maling uang rakyat,” kata M. Letter yang juga Ketua Mubalig Sumbar ini.

Sistem demokrasi yang kini berkembang dengan pemilihan langsung juga mendorong biaya tinggi. Sehingga pemimpin yang terpilih cenderung “maling” untuk mengembalikan cost yang sudah dihabiskan dalam proses pemenangan pemilu, katanya.

Solusinya, kata M.Leter, harus dikembalikan pada demokrasi perwakilan. Dalam Islam demokrasi yang dikembangkan adalah permusyawaratan/perwakilan. “Sekarang yang terjadi bukan lagi era reformasi, melainkan era repot sekali,” kata M. Leter sambil guyonan disambut tawa hadirin.

Budaya sebagai salah akar budaya politik demokrasi di Indonesia kini sudah rusak. Mereka yang tampil wah, punya uang yang dibagi-bagikan ke masyarakat, dianggap pemimpin pilihan rakyat. Padahal tampilannya di publik hanya pencitraan, uang dibagi-bagikan, sekalipun hasil maling. Masyarakat tidak peduli apakah bermoral atau tidak, jika sudah membagi-bagikan “sesuatu” dianggap sudah layak jadi pilihan sebagai pemimpin, kata M.Leter.

Ketua PC PMII Padang Hasbullah Alqomar menyebutkan, diskusi publik ini diselenggarakan menyambut peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, 27 Rajab 1435 H. Sekaligus menyongsong pelaksanaan pemilihan presiden langsung pada Juli 2014 mendatang. 

“Kader PMII harus banyak kajian Islam dan Demokrasi Pancasila sebagai bagian dari kehidupan bernegara dan berbangsa,” kata Alqomar menambahkan.

Wakil Amir MMI Jel Fathullah menambahkan, tingginya tingkat golput (golongan putih) yang tidak menggunakan hak suaranya pada berbagai pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia membuktikan bahwa semakin tidak percayanya masyarakat terhadap sistem demokrasi yang dikembangkan di Indonesia. 

“Untuk itu, sudah saatnya demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam harus dikembangkan. Tidak perlu takut dengan demokrasi Islam bagi non-Muslim, karena terbukti mereka yang hidup di negara yang menjalankan hukum Islam tidak pernah terzalimi. Tapi justru merasa nyaman dengan adanya ketentuan Islam di negaranya,” kata Jel.

Rahmat Tuanku Sulaiman mengakui, sistem pemilihan langsung belum tentu sesuai dengan negara-negara berkembangan. Boleh jadi di negara maju seperti Amerika Serikat atau Eropa, sistem pemilihan langsung cocok. “Hal itu disebabkan kesiapan mental, budaya dan tingkat pendidikan masyarakat sudah baik. Berbeda  negara berkembang masyarakatnya masih banyak miskin, tingkat pendidik rendah dan budaya politik yang belum mendukung,” kata Rahmat mantan Ketua PCNU Padangpariaman, Sumatera Barat ini. (Bagindo Armaidi/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Ubudiyah, Doa Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 23 Oktober 2008

Pergunu Jabar Rombak Struktur Kepengurusan

Bandung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Barat mengubah struktur kepengurusannya menyusul hasil rapat evaluasi yang digelar di kantor PWNU Jawa Barat, Bandung, Kamis (23/4).

“Dalam sebuah organisasi yang dinamis, restrukturisasi kepengurusan adalah hal wajar, apalagi mempertimbangkan efektifitas dan untuk peningkatan kinerja organisasi, sebagai bagian evaluasi organisasi, hal ini dibenarkan ” tutur Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat Pergunu H Aksan Usthadi yang juga hadir dalam rapat.

Pergunu Jabar Rombak Struktur Kepengurusan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu Jabar Rombak Struktur Kepengurusan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu Jabar Rombak Struktur Kepengurusan

Rapat evaluasi dihadiri pula Wakil Ketua PWNU Jawa Barat KH Wahyu Wibisana dan segenap pengurus harian PW Pergunu Jawa Barat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Aksan, rapat evaluasi organisasi merupakan hal yang dibenarkan dalam PD/PRT Pergunu dalam rangka peningkatan efektifitas dan kinerja organisasi.

Dari hasil rapat evalusi, Pergunu Jawa Barat memutuskan adanya rotasi susunan kepengurusan, di antaranya Dr H Diding Nurdin yang dulunya sekretaris menjadi Wakil Ketua dan H. Saepuloh yang sebelumnya wakil ketua menjadi sekretaris Pergunu Jawa Barat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, menurut sekretaris terpilih H Saepuloh, dalam kepengurusan baru ini, Pergunu Jawa Barat juga akan mengakomodasi pakar pendidikan dari UPI Bandung, UNPAD dan UIN Bandung. “Ada beberapa guru besar dari UPI, UNPAD dan UIN Bandung yang bersedia untuk masuk dalam kepengurusan Pergunu Jawa Barat,” tutur H. Saepuloh. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 29 September 2008

Prof Machasin Jelaskan Pudarnya Semangat Ngaji Kitab Kuning

Surabaya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kitab kuning (kutub al-turats) merupakan salah satu elemen penting dari sebuah pesantren. Kitab kuning telah menjadi bahan ajar pesantren dalam waktu yang lama sehingga kitab kuning memiliki posisi dan peran yang signifikan di pesantren.

Hal ini dikatakan Kepala Balitbang Kemenag RI Prof Machasin dalam sambutannya pada pembukaan temu tokoh agama (Halaqah Ulama) di hotel Singgasana, Surabaya (1/12), malam.

Prof Machasin Jelaskan Pudarnya Semangat Ngaji Kitab Kuning (Sumber Gambar : Nu Online)
Prof Machasin Jelaskan Pudarnya Semangat Ngaji Kitab Kuning (Sumber Gambar : Nu Online)

Prof Machasin Jelaskan Pudarnya Semangat Ngaji Kitab Kuning

Dahulu, kata dia, sebuah pesantren dikenal dengan kitab kuning yang diajarkannnya. Pernah dikenal pesantren fiqih, pesantren hadits, pesantren ilmu alat dan sebagainya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Machasin, hasil survei yang dilakukan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan terhadap 327 kitab di sejumlah pesantren yang tersebar di 15 provinsi pada Mei-Juni 2011 ditemukan sebanyak 321 (98%) kitab diajarkan dan 6 (2%) kitab tidak diajarkan.

Meskipun demikian, sebanyak 279 (87,2%) kitab keterpilihannya rendah; 9 kitab keterpilihannya tinggi (2,8%), dan sisanya 33 kitab keterpilihannya sedang (10,1%). Tingkat keterpilihan kitab-kitab yang diajarkan berdasarkan bidang kitab juga memiliki keterpilihannya rendah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain rendahnya keterpilihan terhadap kitab-kitab yang diajarkan, lanjutnya, pengajaran kitab kuning juga dipengaruhi oleh beberapa fenomena.

Dia merinci fenomena itu, yaitu munculnya terjemahan kitab kuning, keterbatasan waktu pembelajaran, pergeseran metode pembelajaran, kurangnya minat masyarakat, kurangnya spesifikasi keilmuan yang dikembangkan pondok pesantren, keterbatasan keilmuan kiai/ulama pondok pesantren,

Dan yang terakhir, kata dia, munculnya “kiai pop” yang tidak berbasis penguasaan kitab (baik kutub al-tsuras maupun kutub al-ashry).

“Terkait dengan beberapa masalah pengajaran kitab kuning tersebut, muncul kebutuhan terhadap perlunya standarisasi kurikulum pondok pesantren. Dalam konteks itulah perlu dilakukan kegiatan halaqah ulama yang mengangkat tema tentang penguatan pengajaran kitab kuning di pesantren,” ujar Rais Syuriah PBNU ini. (Ali Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dukung Atlet Olimpiade, Menpora Siapkan Rp 5 Miliar Peraih Medali Emas

Jakarta,Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dua hari lagi, Olimpiade 2016 Rio de Janeiro Brasil akan dimulai. Guna memberikan dukungan secara langsung kepada para atlet Indonesia yang berjuang mengibarkan Merah Putih di Negeri Samba tersebut, Menpora Imam Nahrawi akan berangkat menuju Brasil pada Rabu (3/8). Tidak hanya dukungan semangat, Kemenpora juga menyiapkan penghargaan atau bonus besar kepada para atlet yang berhasil meraih medali.

Dukung Atlet Olimpiade, Menpora Siapkan Rp 5 Miliar Peraih Medali Emas (Sumber Gambar : Nu Online)
Dukung Atlet Olimpiade, Menpora Siapkan Rp 5 Miliar Peraih Medali Emas (Sumber Gambar : Nu Online)

Dukung Atlet Olimpiade, Menpora Siapkan Rp 5 Miliar Peraih Medali Emas

Hal itu disampaikan Menpora pada konferensi pers di Media Center Kemenpora, Jakarta, Selasa (2/8) siang. "Bonus kali ini bagi peraih medali emas olimpiade adalah Rp 5 miliar untuk satu medali emas, Rp 2 miliar untuk peraih perak dan Rp 1 miliar untuk perunggu," ujar Cak Imam sapaan Menpora.

Angka bonus tersebut menurutnya merupakan capaian luar biasa. Meskipun anggaran Kemenpora terbatas, berkat dukungan dari Presiden Joko Widodo semua dapat terlaksana dengan baik. Meski demikian, Menpora berpesan kepada seluruh atlet olimpiade untuk tidak menjadikan bonus sebagai tujuan utama. Sebab yang paling utama adalah menorehkan sejarah dan mengharumkan bangsa dan negara dengan raihan medali Olimpiade serta memberikan motivasi kepada atlet-atlet lain untuk meraihnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Semua atlet dan ofisial yang akan bertanding ke Olimpiade di Brasil telah siap bertanding siap untuk membawa sejarah baru bagi tradisi juara Indonesia dan beberapa persiapan, pemerintah memberikan perhatian sangat serius diantaranya semua atlet diberangkatkan dengan pesawat bisnis, uang saku dan peralatan telah siap," kata Menpora. ?

Menpora menegaskan bahwa kebijakan pemerintah untuk mengangkat kesejahteraan atlet tak berhenti sampai di bonus saja. Pemerintah juga telah menyiapkan tunjangan hari tua untuk peraih medali olimpiade yang akan diberikan seumur hidup.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Rp 20 juta untuk peraih emas per bulan, Rp 15 juta untuk peraih perak per bulan, dan Rp 10 juta peraih perunggu per bulan, tetapi akan diberikan per tahun, yakni Rp 240 juta untuk peraih emas, Rp180 peraih perak dan Rp 120 juta peraih perunggu," jelas Menpora.

Menpora menambahkan, nilai bonus dan penghargaan bagi olimpian itu juga berlaku kepada atlet paralimpian. Usai Olimpiade Rio akan ada Paralimpiade pada September 2016 dan Indonesia akan mengirimkan 9 atlet dan 10 ofisial.

"Pemerintah ingin serius dan sungguh-sungguh menghormati dan memberikan penghargaan kepada para olimpian, kami berharap kepada seluruh masyrakat Indonesia untuk mendoakan dan memberikan semangat agar Sang Saka Merah-Putih berkibar hingga kembali ke tanah air dengan selamat," tutur Menteri asal Madura ini.

Pada kesempatan ini, Menpora juga meminta Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2016, Raja Sapta Oktohari berusaha keras dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan agar para atlet nasional bebas dan terhindar dari virus yang sedang melanda Brasil. Seperti virus zika dan virus air yang disebut-sebut terkait dengan saluran air yang terkontaminasi.

"Waspada dan antisipasi terkait apapun kemungkinan terjadi di lapangan telah dilakukan, kami telah meminta kepada CdM untuk segera memastikan sebelum even tersebut dilaksanakan bersama dengan otoritas terkait di Rio de Jeneiro," kata Menpora. (ben/abdullah alawi)

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, IMNU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 15 Juni 2008

Musik Meriahkan Khataman Kitab Kuning

Subang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pesantren At-Tawazun menggelar “Gebyar Salafiyah’’ atau khataman kajian kitab kuning. Gebyar tersebut digelar di komplek pesantren yang beralamatkan di Kalijati, Subang, Jabar, Jumat (23/11) malam.

Acara yang di adakan tiap enam bulan sekali tersebut dimeriahkan penampilan kesenian santri dari semua marhalah atau angkatan. Beragam alat musik Sunda ditampilkan. Mulai angklung, celempung, dan karinding. Di samping itu ada juga yang menggunakan drum, marawis, dan galon.

Musik Meriahkan Khataman Kitab Kuning (Sumber Gambar : Nu Online)
Musik Meriahkan Khataman Kitab Kuning (Sumber Gambar : Nu Online)

Musik Meriahkan Khataman Kitab Kuning

Penampilan-penampilan tidak asal dipilih panitia, melainkan dengan cara pengundian. Peserta pertama, yaitu "Maximum Agression D’CR", angkatan kelima pesantren yang diasuh Ketua PCNU Subang, KH Musyfiq Amrullah tersebut. Mereka melantunkan nadoman Alfiyah dengan menggunakan alat musik khas sunda.? ?

Penampilan kedua, “Pemuda-Pemudi 08”, angkatan kedelapan. Mereka melantunkan Amtsilah Tasrifiyah diiringi marawis. Penampilan ketiga "D’vixtiteria", angkatan ketujuh. Mereka melantunkan nadom Imriti. Penampilannya diiringi musik suling bambu dan celempung.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kemudian "D’vixtivention", kembaran dari D’vixtiteria. Mereka melantunkan Amtsilah Tasrifiyah diiringi hadroh.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kelima, ‘’The King of Ten,’’ angkatan kesepuluh. Mereka menampilkan ? muthola’ah disertai drama diiringi karinding dan suling bambu.

Keenam, "D’nice of Riciation" angkatan kesembilan. Mereka melantunkan Amtsilah Tasrifiyah diiringi marawis. Penampilan terakhir bernama "Sesuatu" angkatan keenam. Berbeda dengan kelompok lain, mereka menggunakan galon sebagai alat musiknya.?

Acara yang dimulai selepas Isya hingga tengah malam ini diselingi kuis oleh panitia. Hadiahnya langung diberikan kepada pemenang.?

Acara yang berlangsung tertib dan lancar tersebut kemudian ditutup dengan doa majelis oleh salah seorang pembimbing pesantren, yaitu Ustadz Muslihudin.

?

Redaktur ? ? : Hamzah Sahal

Kontributor : Muhammad Thobathoba

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 11 Juni 2008

Rumus Menghadapi Ahok ala Gus Mus

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Sebagai seorang pemimpin sebuah ibu kota negara, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dari awal kepemimpinannya sebagai suksesor Jokowi banyak mendapat sorotan publik. Selain cara dia mereformasi birokrasi di DKI Jakarta, pria yang didukung Gus Dur saat maju dalam Pilkada Provinsi Bangka Belitung ini juga berkali-kali mendapat kecaman karena gaya komunikasinya yang kerap menabrak batas-batas kesantunan.

Rumus Menghadapi Ahok ala Gus Mus (Sumber Gambar : Nu Online)
Rumus Menghadapi Ahok ala Gus Mus (Sumber Gambar : Nu Online)

Rumus Menghadapi Ahok ala Gus Mus

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus kembali melontarkan penilaiannya terhadap tokoh yang dikenal bersih tetapi keras ini. Gus Mus menuliskan penilainnya dalam akun Facebook pribadinya pada 13 September 2016 lalu.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini mengatakan secara gamblang bahwa sebagai virus, makhluk yang diciptakan Allah bernama Ahok --Gubernur DKI-- itu memang luar biasa. Ia menyerang otak dan menghilangkan akal sehat banyak orang, termasuk mereka yang seharusnya sangat waras.?

“Parahnya lagi; penyakit yang diakibatkannya, menular dengan cepat. Mewabah. Hanya mereka yang dirahmati Allah saja yang selamat dari wabah ini,” tulis Pj Rais Aam PBNU 2014-2015 ini.

Lalu adakah penangkalnya, kata Gus Mus, ada; yaitu sebagaimana penangkal virus-virus lain yang menyerang penalaran: bersikaplah sedang-sedang saja dalam segala hal.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Jangan berlebih-lebihan. Termasuk sedang-sedang saja dalam menyenangi dan tidak berlebih-lebihan dalam membenci,” tandasnya. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 22 Mei 2008

NU Tak Perlu Lagi Diajari Soal Bela Negara

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Nahdlatul Ulama (NU) organisasi yang sejak dulu telah ikut andil dalam perjuangan membela negara. Komitmen kebangsaan NU dan sejarah panjang keberpihakan NU pada tanah air tidak perlu diragukan.

“Soal bela negara, NU tak perlu lagi diajari karena NU sejak dahulu (zaman penjajahan) turut andil dalam berjuang mempertahankan NKRI,” kata Idris Masudi, salah seorang narasumber seminar RUU Antiterorisme: Mengawal NKRI dari Bahaya Terorisme dan Radikalisme di Indonesia di ruang teater Lantai IV Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Rabu (13/5).

NU Tak Perlu Lagi Diajari Soal Bela Negara (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Tak Perlu Lagi Diajari Soal Bela Negara (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Tak Perlu Lagi Diajari Soal Bela Negara

Dalam seminar yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Idris menuturkan bahwa perjuangan bela negara telah difatwakan fardu ain oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari.

Perjuangan bela negara yang telah dilakukan oleh NU ini merupakan wujud konkret afirmasi NU atas berdirinya NKRI dengan dasar negara Pancasila. Berbeda dengan pemahaman kelompok-kelompok radikal yang menganggap bahwa Pancasila adalah sistem taghut yang wajib diperangi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Idris, salah satu cara untuk menangkal radikalisme dan terorisme adalah semua masyarakat harus berperan aktif dan tidak hanya berpangku tangan menunggu pemerintah.

Sementara narasumber lain Ansyad Mbai mengimbau mahasiswa Tafsir Hadits yang memiliki kompetensi dalam mengkaji Al-Quran dan Hadits untuk bisa mengkaji lebih dalam siapakah dalang dari pemahaman menyimpang tersebut, yakni pemahaman yang bertentangan dengan Islam Rahmatan lil Alamin.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Karena bisa jadi dalang tersebut sebenarnya memiliki motivasi lain dalam melakukan tindakan teror dan radikalnya. Hanya saja ia mengatasnamakan agama sebagai basis tindakannya,” kata Ansyad.

Seminar ini juga dihadiri oleh Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan Fakultas Ushuluddin? Dr Suryadinata MA, Ketua jurusan Tafsir Hadits UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr Lilik Umi Kaltsum, serta utusan Polres Tangerang Selatan Abdul Kohar. (M Alvin Nur Choironi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 04 Mei 2008

GP Ansor Kutim Gelar Bhakti Sosial di Gang Mushalla Sangatta

Sangatta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejumlah pengurus Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kutai Timur bersama warga dan masyarakat setempat adakan bakti sosial membersihkan parit dan jalan di Gang Mushalla Sangatta baru-baru ini.

Ketua pelaksana harlah ke-83 GP Ansor Kutai Timur, Nasirudin menyampaikan bahwa kegiatan sejumlah pengurus dan panitia ini dalam rangka akan melaksanakan rangkaian harlah ke 83 GP Ansor dipusatkan Kutai Timur. Pemilihan lokasi di Gang Mushola Sangatta ini berdasarkan informasi dari warga sekitar bahwa ketika ada hujan, Gang Mushalla selalu berdampak banjir.

GP Ansor Kutim Gelar Bhakti Sosial di Gang Mushalla Sangatta (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Kutim Gelar Bhakti Sosial di Gang Mushalla Sangatta (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Kutim Gelar Bhakti Sosial di Gang Mushalla Sangatta

"Untuk itu, kami bersama pengurus maupun panitia harlah melakukan bakti sosial untuk membersihkan jalan dan parit," ujar ketua pelaksana kegiatan yang sekaligus menjadi sekretaris GP Ansor Kutai Timur.

Kegiatan ini sambut positif oleh warga setempat dan berharap bahwa GP Ansor Kutai Timur akan mengadakan kegiatan yang serupa di tempat tersebut maupun di tempat-tempat yang lain.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara Puncak akan dilaksanakan pada tanggal 24 April 2017 dengan menghadirkan PBNU KH Mustofa Bisri. Setelah pagi harinya, diadakan apel Banser se Kalimantan Timur di lapangan Swarga Bara Sangatta Kutai Timur.

Senada dengan ketua pelaksana Nasirudin, ketua GP Ansor Kutai Timur, Zainul Arifin, mengungkapkan bahwa rangkaian harlah ke- 83 GP Ansor mulai dilakukan awal bulan April ini dengan berbagai agenda kegiatan di antaranya bakti sosial sebagaimana yang dilakukan sekarang di Gang Mushola.

"Di samping bakti sosial, GP Ansor juga akan mengadakan donor darah, lomba menggambar untuk anak-anak TK/TPA, diklat jurnalistik, sekolah aswaja, tabligh akbar, dan dan apel Banser se-Kalimantan Timur," ujarnya.?

Lanjut Zainul, ia berharap bahwa dalam rangkaian harlah GP Ansor Kutai Timur ini menjadi wahana pengenalan Aswaja An Nahdliyah sehingga panitia akan mengadakan seminar nasional Aswaja dan Islam Nusantara? (22/4) nanti.?

Dua hari kemudian, panitia harlah juga akan mengadakan tabligh Akbar dan juga apel Banseri se Kalimantan Timur. Untuk itu, ia berharap dan juga sekaligus mengundang kepada masyarakat bisa hadir dalam tabligh akbar yang mendatangkan budayawan sekaligus tokoh NU pengurus besar Nahdlatul Ulama di lapangan Swarga Bara.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Malam hari, kami adakan tabligh akbar menghadirkan KH Mustofa Bisri tanggal 24 April dan Apel banser se Kalimantan Timur pagi harinya," pungkasnya. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Nasional, Nahdlatul Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 25 Maret 2008

Savic Ali: Saatnya Kiai NU Go Online

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Direktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah Savic Ali kurang sepakat dengan salah satu pernyataan peserta yang menyatakan kiai NU harus kembali ke barak. Mengaji kitab dan tidak usah larut dalam pengaruh media yang semakin berkembang.

Savic malah mengajak kiai NU untuk Go Online. “Sudah saatnya kiai-kiai kita go online,” katanya dalam diskusi Perilaku Netizen terhadap Isu Radikalisme dan Intoleransi yang merupakan rangkaian workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya Bersama Media di Hotel Millennium Jakarta, Rabu-Jum’at (22-24/3).

Savic Ali: Saatnya Kiai NU Go Online (Sumber Gambar : Nu Online)
Savic Ali: Saatnya Kiai NU Go Online (Sumber Gambar : Nu Online)

Savic Ali: Saatnya Kiai NU Go Online

Menurutnya, lewat ngaji via online banyak ustadz-ustadz mempunyai pengikut yang banyak. Sebut saja Khalid Basalamah. “Dakwah” online ditonton 1 juta lebih penduduk di Indonesia.

Meski ustad tersebut tidak sejalan dengan NU tetapi menurut Savic sudah memiliki pengaruh besar karena konsisten menyebarkan dakwah-dakwahnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika kiai NU harus kembali ke barak, maka 20 tahun mendatang kiai-kiai NU akan mempunyai pengaruh yang kecil.

Saat ini dirinya memang menyadari banyak kiai NU yang tidak suka shooting serta banyak tidak bisa berbicara bahasa Indonesia dengan fasih dan berbagai persoalan yang lain.

“Sepulang dari forum ini shooting aktivitas kiai-kiai kita, ditulis kemudian di-online-kan,” ajak Savic di hadapan ratusan penggiat media Islam moderat, Kamis (23/3).

Dengan cara itu, ia berharap internet di Indonesia didominasi kiai NU, kiai yang moderat, dan kiai yang berpaham Islam kebangsaan.

Adapun kiai-kiai yang belum paham literasi lanjut dia hanya soal waktu dan perlunya terus-menerus untuk diedukasi. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 13 Maret 2008

Banser Tanggap Bencana Jember Bantu Evakuasi Korban Puting Beliung

Jember, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hujan deras yang disertai terjangan angin puting beliung di Desa/Kecamatan Pakusari Jember Jawa Timur, Kamis sore (5/1) menyisakan duka yang memilukan. Duka tersebut tidak hanya diderita korban dan keluarganya, tapi juga dirasakan tim Bagana (Banser Tanggap Bencana) Jember. Pada Jumat (6/1) tim penanggulangan bencana yang dibentuk? GP Ansor Jember tersebut menurunkan 10 anggotanya untuk membantu penanganan rumah dan fasilitas yang rusak akibat hantaman puting beliung.

Menurut salah seorang? pernonil Bagana, Rasyidi, puting beliung itu cukup dahsyat sehingga menghunjam kekagetan bagi warga. “Kata saksi mata, puting beliung? itu hanya berlangsung? beberapa saat, namun besar. Untungnya, warga segera berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” ujarnya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Banser Tanggap Bencana Jember Bantu Evakuasi Korban Puting Beliung (Sumber Gambar : Nu Online)
Banser Tanggap Bencana Jember Bantu Evakuasi Korban Puting Beliung (Sumber Gambar : Nu Online)

Banser Tanggap Bencana Jember Bantu Evakuasi Korban Puting Beliung

Bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember dan masyarakat, tim Bagana Jember menyasar Desa Pakusari. Desa inilah yang paling parah dirusak puting beliung. Tercatat ada 25 rumah roboh dan? 240 rumah rusak sedang hingga ringan serta sejumlah pohon tumbang. Di desa ini pula korban atas nama Ny Musia (60) meninggal dunia dan beberapa lainnya cedera, mulai dari patah tulang hingga lecet dan memar. Tim Bagana bahu membahu dengan elemen lain membereskan reruntuhan rumah yang berserakan.

“Kalau korban cedera sudah ditangani Puskesmas. Kami kerja bakti membantu menangani rumah-rumah yang rusak,” lanjutnya sambil menambahkan bahwa tim Bagana akan turun lagi untuk membantu berikutnya.

Selain menghantam Pakusari, angin? puting beliung? juga menerjang beberapa desa di Kecamatan Sumbersari, Mayang dan Silo. Namun kerusakan yang ditimbulkan tidak sebetapa parah. Data BPBD Kabupaten Jember menyebutkan total ada 292 rumah rusak akibat amukan puting beliung. (Aryud A. Razaq/Abdullah Alawi)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 03 Maret 2008

Lewat Buku Ini, Segala Sesuatu tentang Pesantren Tambak Beras Diungkap

Tangerang Selatan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Penulis buku Tambak Beras: Menelisik Sejarah, Memetik Uswah Abdul Jabbar Hubby mengatakan, ada banyak hal yang dibahas dalam buku tersebut. Pertama, asal usul Pesantren Tambak Beras atau Bahrul Ulum. Buku ini menceritakan tentang perjuangan para pendiri dalam membangun Pesantren Tambak Beras atau Bahrul Ulum. 

“Kapan Tambak Beras dimulai, dibabat,” kata Jabbar dalam acara bedah buku di Universitas Islam Negeri Jakarta, Selasa (19/12).

Lewat Buku Ini, Segala Sesuatu tentang Pesantren Tambak Beras Diungkap (Sumber Gambar : Nu Online)
Lewat Buku Ini, Segala Sesuatu tentang Pesantren Tambak Beras Diungkap (Sumber Gambar : Nu Online)

Lewat Buku Ini, Segala Sesuatu tentang Pesantren Tambak Beras Diungkap

Kedua, peran kiai –terutama sesepuh Pesantren Tambak Beras- dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwa kiai dan pesantren memiliki peran yang signifikan dalam melawan penjajah, termasuk para kiai dan sesepuh Tambak Beras. 

“(Buku ini juga membahas) Peran-peran kiai (Tambak Beras) di dunia internasional,” ucapnya.

Selain itu, imbuh Jabbar, buku ini juga menceritakan tentang kelebihan para kiai terutama dalam sisi mistis dan kearifannya dalam merespon setiap persoalan umat. Misalnya para kiai tersebut menyebarkan Islam dengan menggunakan semangat tasawuf sehingga pendekatannya tidak kaku dan hitam putih. 

“Ruh-ruh seperti ini juga ada dalam buku ini,” terangnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tim penulis buku lainnya Ning Nida’us Sa’adah mengungkapkan, latar belakang penulisan buku ini adalah doa restu daripada sesepuh Pesantren Tambak Beras. Dengan buku ini, kiprah dan peran Pesantren Tambak Beras bisa dibaca siapa saja, bukan hanya alumninya saja. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dengan buku ini juga ingin mengembalikan kembali ruh pesantren,” imbuhnya.

Ada dua orang pembedah yang dihadirkan dalam acara ini, yaitu Zastrou Al-Ngatawi (Budayawan) dan KH Maman Imanul Haq (Anggota DPR RI Komisi VIII / Ketua LD PBNU). (Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Ulama, Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 22 Januari 2008

LDNU Gelar Simposium Formulasi Dakwah dan Kebangsaan

Pasuruan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Lembaga Dakwah NU (LDNU) Jawa Timur segera menerbitkan buletin tentang Islam yang rahmatan lil alamin. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka membendung faham garis keras yang saat ini sedang mewarnai wajah Islam Nusantara ini sehingga mengesankan bahwa Islam itu, radikal dan suka berdarah-darah.

Rencana diatas merupakan hasil rekomendasi dari Simposium selama dua hari yang berlangsung di Hotel Tanjung, Jl. Wilis Tretes, Pasuruan, 2-5 Januari 2013 lalu.

LDNU Gelar Simposium Formulasi Dakwah dan Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
LDNU Gelar Simposium Formulasi Dakwah dan Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

LDNU Gelar Simposium Formulasi Dakwah dan Kebangsaan

Selain penerbitan buletin, acara yang bertemakan, Formulasi Dakwah Aswaja dan Simposium Kebangsaan, itu juga sepakat akan membuat website Aswaja Annahdliyah dan buku khutbah, yang berisi tentang hakekat jihad dan Islam yang rahmatan lil alamin.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ada tiga rekomendasi mendesak yang harus segera kita lakukan. Pertama pembuatan buletin Aswaja Annahdliyah. Web Aswaja dan Buku Khutbah tentang Islam rahmatan lilalamin,” ujar Ketua LDNU Jatim KH Ilhamulloh Sumarhan, tadi siang.

Agar kegiatan ini segera sampai ke tingkat akar rumput dan umat, lanjut Kiai Ilhamulloh, hendaknya kegiatan serupa juga dilaksanakan di tingkat cabang di Jawa Timur.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kegiatan serupa juga akan digelar di masing-masing cabang, sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini,” tandasnya.

Ikut memberikan pengarahan dalam acara itu, Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi, KH Ali Maschan Musa atas nama Komisi ? VIII DPR RI dan Prof Dr KH Abdul A’la, rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Kiai Hasyim, saat itu banyak mengupas masalah perkembangan teroris internasional. Menurutnya, munculnya teroris–teroris baru lantaran adanya ketidakadilan global. Sehingga muncul gerakan radikal.

Sementara itu, Kiai Ali Maschan, pada kesempatan banyak mengupas masalah kebijakan pemerintah, terkait dengan masalah teroris dan gerakan radikal. Sedangkan, Profesor Abdul A’la, menyampaikan masalah tafsir jihad ditinjau dari aspek hukum Islam.

Simposiaum ? ini diikuti ? 120 orang peserta. Mereka datang dari perwakilan Cabang LDNU se Jatim dan da’i penyuluh.Turut hadir pada acara itu, Rais Syuriyah PWNU Jatim, KH Miftachul Ahyar, Wakil Ketua PWNU yang membidangi da’wah Drs H Abdul Wachid Asa.?

Redaktur ? : Mukafi Niam

Kontributor: Imam Kusnin

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah