Selasa, 25 Maret 2008

Savic Ali: Saatnya Kiai NU Go Online

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Direktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah Savic Ali kurang sepakat dengan salah satu pernyataan peserta yang menyatakan kiai NU harus kembali ke barak. Mengaji kitab dan tidak usah larut dalam pengaruh media yang semakin berkembang.

Savic malah mengajak kiai NU untuk Go Online. “Sudah saatnya kiai-kiai kita go online,” katanya dalam diskusi Perilaku Netizen terhadap Isu Radikalisme dan Intoleransi yang merupakan rangkaian workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya Bersama Media di Hotel Millennium Jakarta, Rabu-Jum’at (22-24/3).

Savic Ali: Saatnya Kiai NU Go Online (Sumber Gambar : Nu Online)
Savic Ali: Saatnya Kiai NU Go Online (Sumber Gambar : Nu Online)

Savic Ali: Saatnya Kiai NU Go Online

Menurutnya, lewat ngaji via online banyak ustadz-ustadz mempunyai pengikut yang banyak. Sebut saja Khalid Basalamah. “Dakwah” online ditonton 1 juta lebih penduduk di Indonesia.

Meski ustad tersebut tidak sejalan dengan NU tetapi menurut Savic sudah memiliki pengaruh besar karena konsisten menyebarkan dakwah-dakwahnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika kiai NU harus kembali ke barak, maka 20 tahun mendatang kiai-kiai NU akan mempunyai pengaruh yang kecil.

Saat ini dirinya memang menyadari banyak kiai NU yang tidak suka shooting serta banyak tidak bisa berbicara bahasa Indonesia dengan fasih dan berbagai persoalan yang lain.

“Sepulang dari forum ini shooting aktivitas kiai-kiai kita, ditulis kemudian di-online-kan,” ajak Savic di hadapan ratusan penggiat media Islam moderat, Kamis (23/3).

Dengan cara itu, ia berharap internet di Indonesia didominasi kiai NU, kiai yang moderat, dan kiai yang berpaham Islam kebangsaan.

Adapun kiai-kiai yang belum paham literasi lanjut dia hanya soal waktu dan perlunya terus-menerus untuk diedukasi. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 13 Maret 2008

Banser Tanggap Bencana Jember Bantu Evakuasi Korban Puting Beliung

Jember, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hujan deras yang disertai terjangan angin puting beliung di Desa/Kecamatan Pakusari Jember Jawa Timur, Kamis sore (5/1) menyisakan duka yang memilukan. Duka tersebut tidak hanya diderita korban dan keluarganya, tapi juga dirasakan tim Bagana (Banser Tanggap Bencana) Jember. Pada Jumat (6/1) tim penanggulangan bencana yang dibentuk? GP Ansor Jember tersebut menurunkan 10 anggotanya untuk membantu penanganan rumah dan fasilitas yang rusak akibat hantaman puting beliung.

Menurut salah seorang? pernonil Bagana, Rasyidi, puting beliung itu cukup dahsyat sehingga menghunjam kekagetan bagi warga. “Kata saksi mata, puting beliung? itu hanya berlangsung? beberapa saat, namun besar. Untungnya, warga segera berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” ujarnya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Banser Tanggap Bencana Jember Bantu Evakuasi Korban Puting Beliung (Sumber Gambar : Nu Online)
Banser Tanggap Bencana Jember Bantu Evakuasi Korban Puting Beliung (Sumber Gambar : Nu Online)

Banser Tanggap Bencana Jember Bantu Evakuasi Korban Puting Beliung

Bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember dan masyarakat, tim Bagana Jember menyasar Desa Pakusari. Desa inilah yang paling parah dirusak puting beliung. Tercatat ada 25 rumah roboh dan? 240 rumah rusak sedang hingga ringan serta sejumlah pohon tumbang. Di desa ini pula korban atas nama Ny Musia (60) meninggal dunia dan beberapa lainnya cedera, mulai dari patah tulang hingga lecet dan memar. Tim Bagana bahu membahu dengan elemen lain membereskan reruntuhan rumah yang berserakan.

“Kalau korban cedera sudah ditangani Puskesmas. Kami kerja bakti membantu menangani rumah-rumah yang rusak,” lanjutnya sambil menambahkan bahwa tim Bagana akan turun lagi untuk membantu berikutnya.

Selain menghantam Pakusari, angin? puting beliung? juga menerjang beberapa desa di Kecamatan Sumbersari, Mayang dan Silo. Namun kerusakan yang ditimbulkan tidak sebetapa parah. Data BPBD Kabupaten Jember menyebutkan total ada 292 rumah rusak akibat amukan puting beliung. (Aryud A. Razaq/Abdullah Alawi)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 03 Maret 2008

Lewat Buku Ini, Segala Sesuatu tentang Pesantren Tambak Beras Diungkap

Tangerang Selatan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Penulis buku Tambak Beras: Menelisik Sejarah, Memetik Uswah Abdul Jabbar Hubby mengatakan, ada banyak hal yang dibahas dalam buku tersebut. Pertama, asal usul Pesantren Tambak Beras atau Bahrul Ulum. Buku ini menceritakan tentang perjuangan para pendiri dalam membangun Pesantren Tambak Beras atau Bahrul Ulum. 

“Kapan Tambak Beras dimulai, dibabat,” kata Jabbar dalam acara bedah buku di Universitas Islam Negeri Jakarta, Selasa (19/12).

Lewat Buku Ini, Segala Sesuatu tentang Pesantren Tambak Beras Diungkap (Sumber Gambar : Nu Online)
Lewat Buku Ini, Segala Sesuatu tentang Pesantren Tambak Beras Diungkap (Sumber Gambar : Nu Online)

Lewat Buku Ini, Segala Sesuatu tentang Pesantren Tambak Beras Diungkap

Kedua, peran kiai –terutama sesepuh Pesantren Tambak Beras- dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwa kiai dan pesantren memiliki peran yang signifikan dalam melawan penjajah, termasuk para kiai dan sesepuh Tambak Beras. 

“(Buku ini juga membahas) Peran-peran kiai (Tambak Beras) di dunia internasional,” ucapnya.

Selain itu, imbuh Jabbar, buku ini juga menceritakan tentang kelebihan para kiai terutama dalam sisi mistis dan kearifannya dalam merespon setiap persoalan umat. Misalnya para kiai tersebut menyebarkan Islam dengan menggunakan semangat tasawuf sehingga pendekatannya tidak kaku dan hitam putih. 

“Ruh-ruh seperti ini juga ada dalam buku ini,” terangnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tim penulis buku lainnya Ning Nida’us Sa’adah mengungkapkan, latar belakang penulisan buku ini adalah doa restu daripada sesepuh Pesantren Tambak Beras. Dengan buku ini, kiprah dan peran Pesantren Tambak Beras bisa dibaca siapa saja, bukan hanya alumninya saja. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dengan buku ini juga ingin mengembalikan kembali ruh pesantren,” imbuhnya.

Ada dua orang pembedah yang dihadirkan dalam acara ini, yaitu Zastrou Al-Ngatawi (Budayawan) dan KH Maman Imanul Haq (Anggota DPR RI Komisi VIII / Ketua LD PBNU). (Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Ulama, Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah