Kamis, 25 Juli 2013

Syekh Nawawi Banten dan Belut

Kiai Tamad (90) meriwayatkan salah satu kebesaran Syekh Nawawi Al-Bantani. Ia mendapat riwayat itu dari gurunya, Mama Ajengan Tubagus Ahmad Bakri (Mama Sempur) Purwakarta. Mama Sempur adalah salah seorang murid langsung Syekh Nawawi di Makkah.

Syekh Nawawi adalah seorang alim yang seumur-umur tidak pernah memakan ikan jenis apapun. Suatu ketika, seorang Arab (tidak disebutkan namanya) mengejek kebiasaan orang Nusantara. Ia mengatakan, orang Nusantara itu memakan barang haram, yaitu belut.

Syekh Nawawi Banten dan Belut (Sumber Gambar : Nu Online)
Syekh Nawawi Banten dan Belut (Sumber Gambar : Nu Online)

Syekh Nawawi Banten dan Belut

Menurut orang Arab itu, belut adalah ular, maka hukumnya haram.

Meski Syekh Nawawi tak pernah memakan belut, ia yakin hewan yang umum dimakan di tanah kelahirannya itu halal. Maka ia mengatakan kepada orang Arab, bahwa belut halal!

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Orang Arab menolak pendapat itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena kehabisan cara untuk menjelaskan, Syekh Nawawi memukulkan tangannya ke dalam pasir di hadapan orang itu. Tangannya langsung menelusup seperti ke dalam lumpur. Ia mengambil sesuatu.

Ketika tangannya diangkat kembali, seekor belut berada dalam genggamannya. Lalu ia menunjukkan kepada orang itu. Inilah belut yang dimakan orang Nusantara. Beda dengan ular.

Syekh Nawawi menjelaskan perbedaan ular dan belut terletak pada insangnya. Karena belut memilki insang, maka hukumnya seperti ikan. ?

Kiai Tamad menjelaskan kisah itu di kediamannya, kampung Pungangan, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang pada Rabu, (10/4).

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Doa, Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 20 Juli 2013

Ikhtiar Revolusi Mental Jamiyyah Shalawat Nariyyah Blitar

Blitar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ribuan jamaah Majelis Talim dan Dzikir Jamiyyah Shalawat Nariyyah Mustaghitsu Al-Mughits asuhan KH Mohammad Sunhaji Nawal Karim Zubaidi Abdul Ghofur (Gus Shon) Selasa malam (26/7) tumplek blek di jantung desa Jati, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur untuk menghadiri rutinan perdana setelah jeda selama sebulan puasa dan Idul Fitri.

Jamaah datang dari daerah sekitar, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Kediri, Nganjuk, Jombang, dan Malang. Hadirin didominasi kalangan anak muda, tidak jarang ada juga yang sudah tua. Rata-rata mereka datang dengan berombongan roda empat dan sepeda motor berboncengan.

Ikhtiar Revolusi Mental Jamiyyah Shalawat Nariyyah Blitar (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikhtiar Revolusi Mental Jamiyyah Shalawat Nariyyah Blitar (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikhtiar Revolusi Mental Jamiyyah Shalawat Nariyyah Blitar

Majelis Talim dan Dzikir Jamiyyah Shalawat Nariyyah Mustaghitsu Al-Mughits adalah suatu organisai yang menjadikan Shalawat Nariyyah sebagai salah satu amalannya, berlandaskan ajaran Ahlussunnah wal-Jama’ah serta ajaran ulama salafussholih. Jam’iyah ini berpusat di Pesantren Mambaul Hikam, Mantenan Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Jam’iyyah ini berdiri kurang lebih 7 tahun lalu diprakarsai KH Muhammad Shonhaji Nawal Karim Zubadi. Ia adalah cucu dari KH Abdul Ghofur, pendiri Pondok Pesantren Mambaul Hikam Mantenan. Meski baru 7 tahun begitu pesat perkembanganya. Hal ini tidak lepas dari figur pemimpin yang kharismatik dan keturunan dari ulama besar.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jam’iyyah Shalawat Nariyyah Mustaghitsu Al Mughits dilaksanakan dengan berbagai macam rutinan, baik itu rutin induk, rutin pusat sughro, rutin pusat kubro, rutinan cabang dan rutin iqroran (buka cabang) setiap Selasa malam. Setiap rutinan buka cabang sementara ini dihadiri kurang lebih 15-30? ribu jamaah bahkan lebih.

Adapun rangkaian kegiatannya, yaitu pembacaan surat Yasin dan pembacaan Shalawat Nariyah dan pengajian (talim) yang disampaikan Gus Shonhaji. Di samping itu, selama acara berlangsung disediakan fasilitas pengobatan gratis bagi para jamaah. Pengobatan gratis ini ditangani tim khusus berjumlah 30 orang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ini bagian dari ikhtiar revolusi mental umat agar mereka bisa terarah sesui perintah Allah SWT dan tuntunan? rasulillah SAW,’’ ujar Gus Shon. (imam kusnin ahmad/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Nasional, Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah