Minggu, 31 Agustus 2014

Tiga Parameter Keberhasilan Organisasi

Tegal, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Tanfidiyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Tarub H Imam Turmudzi mengingtakan para pengurus ikatan pelajar putra dan putri NU (IPNU-IPPNU) mengenai tiga hal yang menjadi parameter sebuah organisasi atau kepengurusan dianggap berhasil.

Tiga Parameter Keberhasilan Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Parameter Keberhasilan Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Parameter Keberhasilan Organisasi

Pertama, kata H Imam Turmudzi saat memberikan sambutan dalam pelantikan Pengurus Ranting IPNU-IPPNU Desa Purbasana masa khidmat 2012 – 2014 di pendopo balai desa Purbasana, Ahad (30/12) lalu, yakni ketika pengurus berhasil melakukan kaderisasi. 

“Kaderisasi ini bisa dianggap berhasil apabila kepengurusan sebulnya bisa memberikan pengaruh besar terhadap kadernya sehingga mereka mempunyai andil dalam mengembangkan organisasi berikutnya dan bisa memberikan kader baru yang lebih baik,” ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, program yang direncanakan dapat direalisaikan dengan baik. Ketiga adalah dapat memberikan kontribusi kepada masyarkat secara luas, bukan saja secara internal organisasi, sehingga kehadiran organisasi bisa benar-benar dirsakan manfaatnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Nampaknya ini mudah diucapkan tetapi sulit dilakukan, tetapi dengan niat kita yang tulus mudah-mudahan bisa dilaksankan dengan baik,” imbuhnya

Hadir dalam kesempatan itu PC. IPNU-IPPNU Kabupaten Tegal, Kepala Desa Purbasan dan beberapa pengurus NU, PAC. IPNU-IPPNU Kecamatan Tarub. Sebelum prosesi pelantikan gema maulid Nabi dengan didiringi grup hadroh besutan tangan PR IPNU-IPPNU sebagai iringan pengisi acara. Hadir juga  kurang lebih 50 peserta.

Ketua PAC IPNU Kecamtan Tarub Aditio Prasetio mengucapkan selamat kepada pengurus periode yang baru. “Mudah – mudahan periode ini bisa lebih baik lagi,  saya yakin untuk kepengurusan periode ini bisa lebih baik dari periode sebelumnya, karena satu minggu sebelum acara ini, PAC IPNU – IPPNU telah mengadakan Latihan Kader Muda (Lakmud) yang di ikuti oleh seluruh PR/PK IPNU – IPPNU Kec. Tarub , termasuk PR IPNU – IPPNU Desa Purbasana yang begitu antusias mengikuti acara tersebut,” tukasnya.

Aditio Prasetio juga mengimbau pengurus dan anggota yang telah mengikuti Lakmud  untuk bisa mengaplikasakannya pengalaman yang telah di dapatkan kepada Ranting IPNU – IPPNU Desa Purbasana untuk kemajuan PR IPNU IPPNU Desa Purbasana.

Dalam kesempatan itu Kepala Desa Pubasana Drs. Bambang Dwi Kuntoro berpesan agar kepengurusan yang baru lebih ditingkatkan lagi kerjasam antara IPNU-PPNU dengan pemerintah. 

“Sebentar lagi desa kita akan mengadakan pemilihan kepala desa secara langsung untuk itu kami harap IPNU-IPPNU berperan dalam ajang itu mungkin sebagai panitia ataupun yang lain yang dapat memberikan rasa aman nyaman dan bersih, sehingga pemilihan kepala desa nanti tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,” pintanya.

Bertindak melantik dalam kegitan itu Sekretaris PC. IPNU Kabupaten Tegal Wahidun Ma’mur yang didampingi pengurus PAC. IPNU dan pengambil sumpah janji pelantikan IPPNU adalah ketua PC. IPPNU Kabupaten Tegal Lutfatun Nikhlah.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Abdul Muiz Tg.

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 16 Agustus 2014

Wahai Pemuda, Hidup Itu Akidah dan Perjuangan!

Boyolali, Pimpinan Pusat Muhammadiyah -

Pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan. Demikian pula para kader GP Ansor dan Banser, di masa kini, merupakan calon pemimpin bangsa ini di masa depan.

“Ansor di masa kini adalah pemimpin NU, pemimpin bangsa di masa mendatang,” kata Sekretaris PW GP Ansor Jawa Tengah Sholahudin Aly, saat memberikan semangat kepada para peserta pembaretan yang diselenggarakan GP Ansor-Banser Boyolali di Pondok Pesantren Dawar Boyolali, Sabtu (15/4).

Wahai Pemuda, Hidup Itu Akidah dan Perjuangan! (Sumber Gambar : Nu Online)
Wahai Pemuda, Hidup Itu Akidah dan Perjuangan! (Sumber Gambar : Nu Online)

Wahai Pemuda, Hidup Itu Akidah dan Perjuangan!

Ditambahkan Sholah, jamiyyah NU beserta lembaga dan nanomnya menjadi tonggak penting dalam berdirinya NKRI.

Sementara itu, Pengasuh Pesantren Dawar Mojosongo Boyolali KH Abdul Hamid memberikan pesan kepada para peserta pembaretan agar senantiasa memegang dua prinsip hidup.

“Perlu Anda ingat, wahai pemuda Ansor dan Banser, sesungguhnya hidup adalah akidah dan perjuangan! Hidup adalah bagaimana mempertahankan akidah. Akidah Aswaja tidak boleh dirongrong oleh akidah lain,” tuturnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Abdul Hamid menambahkan, hidup juga perjuangan. Berjuang untuk agama, berjuang untuk bangsa.

Ia juga mengapresiasi kepada para peserta pembaretan, yang rela menempuh perjalanan dengan jalan kaki sejauh 50 km.

“Semangat para sahabat ini membuat saya merasa bangga dan bahagia. Harapan saya Indonesia ini masih tetap utuh dan kokoh,” tutupnya. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Nasional, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 14 Agustus 2014

Kenapa Kemenag Tentang Penyatuan Madrasah dan Sekolah? Ini Alasannya

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pendidikan di Indonesia dikelola oleh dua kementarian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengelola pendidikan umum dan Kementerian Agama yang mengelola madrasah. Berulangkali terdapat usulan penyatuan sistem pendidikan, tetapi Kementerian Agama berpendapat, pembagian dua wewenang ini merupakan kebijakan yang sudah baik.

Direktur Madrasah, Nur Kholis Setiawan berpendapat, jika madrasah digabung pengelolaanya di bawah Kemendikbud, konsekuensinya adalah madrasah harus ikut desentralisasi. Dan disinilah terdapat potensi masalah.

Kenapa Kemenag Tentang Penyatuan Madrasah dan Sekolah? Ini Alasannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenapa Kemenag Tentang Penyatuan Madrasah dan Sekolah? Ini Alasannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenapa Kemenag Tentang Penyatuan Madrasah dan Sekolah? Ini Alasannya

“Ketika madrasah digabung pasti otonomi daerah. Iki arep dadi opo. Wong pendidikan agama yang dikelola pusat saja rongorongannya luar biasa banyaknya. Hingga sekarang, kita belum mampu mengatasi keragaman pendapatan dan friksi paham keagamaan, siapa yang akan mengawal itu,” katanya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah baru-baru ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan, meskipun saat ini ada keterbatasan anggaran pendidikan di bawah Kemenag, yang alokasinya jauh dibawah Kemendikbud, tetapi mengelola pendidikan agama bukan sekedar soal uang.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Justru, kita harus menghargai partisipasi masyarakat. Apalagi pesantren. Kebanyakan madrasah kan juga bernaung di bawah pesantren. Ini eksistensinya jauh lebih tua dari dari republik, sehingga negara hadirnya lebih banyak memberikan apresiasi bukan bantuan,” tuturnya.?

Yang diharapkannya adalah kehadiran negara yang lebih proporsional kepada madrasah. Memang ada sejumlah madrasah yang besar dan mandiri seperti di pesantren Tambak Beras Jombang atau di Darunnajah Jakarta. Bagi kedua madrasah tersebut ada atau tidak ada pemerintah, tetap jalan. Tetapi, banyak sekali madrasah-madrasah kecil yang tidak bernaung di bawah yayasan besar yang jumlahnya jauh lebih banyak.?

“Yang kaut-kuat ini kan tidak mencapai 15-20 persen. Apalagi madrasah-madrasah di daerah terpencil, di pedalaman, di daerah perbatasan, yang terluar segala macam. Negara perlu hadir agar madrasah bisa sustain, terutama di daerah pinggiran, pedalaman, dan terluar,” tandasnya.?

Beberapa daerah memiliki kepada daerah yang memberi perhatian terhadap pendidikan agama, tetapi persentasenya tidak banyak sehingga perlu adanya regulasi yang jelas bahwa pemerintah daerah juga mendukung pemberdayaan madrasah. Nur Kholis mencontohkan, beberapa pimpinan daerah yang memiliki perhatian baik kepada pendidikan agama diantaranya adalah Bupati Tangerang yang menyediakan dana BOS bagi madrasah dan dana operasional lainnya. Walikota Sabang juga salah satu yang memberi perhatian kepada madrasah dengan mengalokasikan bantuan untuk seluruh siswa, baik kaya maupun miskin.

Jalan tengah

Nur Kholis menjelaskan, madrasah tidak boleh terjebak dalam dua kutub yang ekstrem keagamaan, ada yang syiah atau wahabi. Upaya untuk menjaga agar madrasah tetap di garis tengah dilakukan dengan mengontrol buku-buku yang dipakai.?

Ia mencontohkan, dalam pembuatan buku untuk Kurikulum 2013 Direktorat Madrasah berkonsultasi dengan Ma’arif NU, Disdakmen Muhammadiyah, termasuk berdiskusi dengan Al Washliyah. “Ini merupakan bagian dari upaya untuk mencari jalan tengah dari keragaman pendapat,” paparnya.? (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Kajian Sunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 13 Agustus 2014

Santri dan Kiai Ngontel Keliling Sidoarjo

Sidoarjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Berbagai cara dilakukan masyarakat Indonesia untuk memperingati Hari Santri. Di Sidoarjo, santri dan kiai Pondok Pesantren Mambaul Hikam Putat Tanggulangin melakukan aksi ngontel bareng sepeda kuno dengan membawa bendera merah putih berkeliling.

Santri dan Kiai Ngontel Keliling Sidoarjo (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri dan Kiai Ngontel Keliling Sidoarjo (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri dan Kiai Ngontel Keliling Sidoarjo

Dengan mengenakan seragam kemeja takwa, sarung berwarna putih serta songkok, santri dan kiai mengendarai sepeda onthel. Di setiap lokasi bersejarah, mereka berhenti menyempatkan diri untuk foto bareng dan memanjatkan doa untuk para pahlawan, ulama dan pejuang yang telah gugur dalam peperangan membela kemerdekaan Republik Indonesia.

Pimpinan santri ngontel Nahwan Masudi mengemukakan, ngontel bareng yang diikuti santri, kiai dan alumni tersebut bertujuan untuk melestarikan pribadi santri yang sederhana dan tetap menjunjung tinggi nilai Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kita mencoba melestarikan pribadi yang sederhana, asli Indonesia," kata Nahwan Masudi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nahwan berharap, ke depan santri bisa ikut serta berperan aktif di tengah masyarakat dengan baik, dengan gaya yang elegan, tapi tetap khittah santri.

"Kami mengajak masyarakat, khususnya para pemuda untuk tidak malu belajar di pondok pesantren. Mengingat pengaruh negatif dan kenakalan remaja saat ini kian marak. Seperti peredaran dan penggunaan narkoba, miras, balap liar dan kegiatan negatif? lainnya," ujarnya.

Hadir sebagai peserta ngontel sekaligus membuka acara tersebut, KH Wahid Harun jajaran syuriah PCNU Sidoarjo, Ketua RMI KH Ahmad Alawy, Ketua PC Lajnah Falakiyah KH Agus Arifuddin dan segenap jajaran pengasuh ponpes Mambaul Hikam yang kemudian rombongan ngontel menuju alun-alun Sidoarjo guna mengikuti upacara Hari Santri. (Moh Kholidun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Kiai, Pendidikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 07 Agustus 2014

Pelajar NU Giatkan Ngaji Kitab Kuning, I’tikaf, dan Santunan Yatim

Kendal, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Margomulyo Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai kegiatan positif, antara lain ngaji kitab kuning, tadarus bersama, i’tikaf di 10 hari terakhir malam ganjil, buka bersama, serta santunan anak yatim.

Pelajar NU Giatkan Ngaji Kitab Kuning, I’tikaf, dan Santunan Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Giatkan Ngaji Kitab Kuning, I’tikaf, dan Santunan Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Giatkan Ngaji Kitab Kuning, I’tikaf, dan Santunan Yatim

Ketua Pimpinan Ranting IPNU Margmulyo Ahmad Heru Mengatakan, kegiatan ini penting digelar untuk menghidupkan bulan Ramadhan. “Pemuda harus semangat dalam syiar keagamaan, kita tidak boleh kalah dengan perkembangan zaman,” katanya Rabu (29/6).

Agenda tahunan PR IPNU-IPPNU Margomulyo berupa ngaji kitab kuning dan tadarus bersama telah selesai, tepat di 20 hari Ramadhan lalu, dengan dibina langsung oleh Kiai Muhtadin. Kitab Zadush Shaimin dipilih sebagai bahan kajian Ramadhan tahun ini. Kitab ini berisi tentang amaliah-amaliah di bulan Ramadhan dan mengupas tuntas perbedaan-perbedaan pendapat para ulama terdahulu seperti bilangan shalat tarawih hingga perkara-perkara yang membatalkan puasa.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

Setelah kajian kitab selesai sekitar pukul 21.30 dilanjut tadarus bersama satu hari satu juz Al-Qur’an. “Kami berharap dengan kegiatan-kegiatan di bulan Ramadhan tahun ini bisa menambah khazanah amal baik kami IPNU-IPPNU Desa Margomulyo, sebagai semangat dan motivasi agar pemuda selalu fastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam hal kebaikan,” ungkap Dian Amila, Ketua Pimpinan Ranting IPPNU Margomulyo.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

Masih ada dua fokus kegiatan Ramadhan yang akan dilaksanakan, yakni i’tikaf di 10 malam ganjil terakhir di bulan Ramadhan dan buka bersama serta santunan anak yatim.

“Program i’tikaf sudah berjalan, saya selalu mendukung program-program Pemuda IPNU-IPPNU khususnya di Ranting Margomulyo, saya juga selalu mengingatkan agar semua kegiatan harus diniatkan karena Allah SWT sebagai dasar ketaqwaan kita kepadanya,” ungkap Kiai Muhtadin sebagai pembina IPNU-IPPNU.

Program i’tikaf akan diisi dengan istighotsah dan shalat tasbih. Buka bersama di tahun ini pun sedikit berbeda, karena akan dibarengkan dengan santunan anak yatim dengan mengusung tema “Indahnya Berbagi dalam Kebersamaan”. Kegiatan buber dan santunan anak yatim dijadwalkan berlangsung Sabtu besok tepatnya, 2 Juli 2016 dengan sumber dana sukarela dari anggota, para alumni, dan donatur.

“Semoga acara tahun ini bisa bermanfaat khususnya untuk para pemuda, dan semoga dapat mempererat tali silaturahmi keluarga besar IPNU-IPPNU Desa Margomulyo,” tambah Ahmad. (Charis Assagaf-Syarif/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nusantara, Humor Islam, Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 05 Agustus 2014

Rais Aam PBNU Ceritakan Sekilas tentang Syaikh Nawawi

Serang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Aam PBNU KH Maruf Amin menjelaskan sekilas siapa Syaikh Nawawi. Menurutnya, Syekh Nawawi merupakan ulama kelahiran Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Serang, Banten. Ia bernama lengkap Abu Abdullah Al-Muthi Muhammad Nawawi bin Umar Al-Tanari Al Bantani Al Jawi.

Menurut Kiai Maruf, sosoknya terkenal ulet untuk mencari ilmu. Ia disebut-sebut pertama kali belajar dengan ulama besar asal Purwakarta KH Yusuf. Setelahnya ia memutuskan untuk pergi ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji. Tidak sampai di situ, usai pelaksanaan ibadah haji, Syaikh Nawawi tidak langsung kembali ke Tanah Air. Ia kembali mendatangi sejumlah ulama besar yang berada di Makkah.

Rais Aam PBNU Ceritakan Sekilas tentang Syaikh Nawawi (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Aam PBNU Ceritakan Sekilas tentang Syaikh Nawawi (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Aam PBNU Ceritakan Sekilas tentang Syaikh Nawawi

Beberapa ulama tersebut antara lain: Syaikh Ahmad Khatib Sambas yang merupakan Imam Masjidil Haram, Syaikh Nahrawi, Syaikh Ahmad Dimyati, Muhammad Khatib Hambali, Ahmad Zaini Dahlan dan Syaikh Abdul Hamid Daghestani.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Syaikh Khatib Sambas belakangan menunjuk Syaikh Nawawi untuk menggantikannya sebagai Imam Masjidil Haram lantaran uzur. Dari sinilah ia mulai disapa sebagai Syaikh Nawawi Al Jawi,” katanya pada peluncuran peresmian Sekolah Tinggi Ilmu Fiqih (STIF) Syekh Nawawi Tanara (SYENTRA), Banten, Sabtu (3/9), .? ?

Kiai Ma’ruf menambahkan, sosok Syaikh Nawawi juga dikenal sebagai penulis yang produktif. Beberapa literatur menyebut karyanya sudah mencapai lebih dari 100 judul beragam disiplin ilmu, mulai dari ilmu kalam, tauhid, tafsir, syariah, sejarah dan lain-lain.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sejumlah karyanya yang diakui dunia internasional seperti Tafsir Marah Labid, Atsimar al-Yaniah fi Ar-Riyadah al-Badiah, Nurazh Sullam, al-Futuhat al-Madaniyah, Tafsir Al-Munir, Tanqih Al-Qoul, Fath Majid, Sullam Munajah, Nihayah Zein, Salalim Al-Fudhala, Bidayah Al-Hidayah, Al-Ibriz Al-Daani, Bugyah Al-Awwam, Futuhus Samad, dan al-Aqdhu Tsamin, yang sebagian dari karya-karyanya itu diterbitkan di Timur Tengah.

Syaikh Nawawi wafat pada usia 84 tahun di Syeib Ali, sebuah kawasan di pinggiran kota Makkah, tepatnya 25 Syawal 1314 H (1879 masehi). (Redaktur: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Sholawat Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Agustus 2014

Harga Beras Naik di Subang, Pemerintah Abai Awasi Harga Sembako

Subang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Beberapa hari terakhir harga Sembako khususnya beras di Subang merangkak naik sampai angka sepuluh ribu per liter. Kenaikan harga ini membuat ibu-ibu rumah tangga mengeluh. Mereka mempertanyakan sebab kenaikan harga beras tersebut.

"Istri saya dan teman-temannya sesama ibu rumahtangga mengeluh. Tidak masuk di akal mereka ketika harga beras sampai sepuluh ribu seliter?" kata Tito Taqiyudin, warga Caracas, Kalijati, Subang, Senin (23/2).

Harga Beras Naik di Subang, Pemerintah Abai Awasi Harga Sembako (Sumber Gambar : Nu Online)
Harga Beras Naik di Subang, Pemerintah Abai Awasi Harga Sembako (Sumber Gambar : Nu Online)

Harga Beras Naik di Subang, Pemerintah Abai Awasi Harga Sembako

Mantan Ketua Ranting NU Caracas ini pun mengkritik pemerintah yang mencanangkan swasembada pangan bahkan menjadikan Subang sebagai salah satu lumbung padi nasional.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Ini paradoks, Pak Jokowi mencanangkan swasembada pangan bahkan Subang diproyeksikan jadi lumbung padi nasional. Tetapi faktanya di Subang sendiri beras malah mahal?"

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tito mengatakan, beras adalah kebutuhan primer masyarakat. Jika ini tidak terpenuhi maka akan berdampak pada konflik rumah tangga. "Kalau beras terus-terusan mahal nanti bapak-bapak di komplain terus sama istrinya."

Guru madrasah itu berharap para elit politik selalu damai dan rukun agar bisa bekerja untuk kesejahteraan masyarakat. "Para elit politik yang di atas kalau mau rebutan kekuasaan silakan saja. Tapi kompetisinya yang sehatlah, jangan korbankan kami yang ada di akar rumput," kata Tito.

Kegaduhan politik di media, kata dia, berdampak pada lepasnya pengawasan harga sembako di masyarakat karena mata publik diarahkan untuk terus-terusan menonton konflik KPK-Polri.

"Apa untungnya berita cicak-buaya itu buat kami? Tidak ada! Karena, kesejahteraanlah yang menjadi dambaan kami," imbuhnya.

Menurut Tito, naiknya harga beras di Subang disinyalir karena dihapusnya program raskin (Beras miskin). "Jadi para bandar beras bisa menentukan harga seenaknya, karena gak ada yang mengimbangi. Kalau dulu kan ada raskin yang bisa mengimbangi harga beras," pungkasya. (Aiz Luthfi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Cerita Pimpinan Pusat Muhammadiyah