Suatu hari di bulan Ramadhan, Gus Dur diundang oleh mantan Presiden Soeharto ke kediamannya di Jalan Cendana Jakarta untuk berbuka puasa bersama. Waktu itu Gus Dur hadir ditemani Kiai Asrowi.
![]() |
Shalat Tarawih NU Lama dan Baru (Sumber Gambar : Nu Online) |
Shalat Tarawih NU Lama dan Baru
?Setelah buka, kemudian shalat maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, minum teh, dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.
?
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Soeharto: Gus Dur sampai malam di sini?Gus Dur: Enggak pak! Saya harus segera pergi ke tempat yang lain.
Soeharto: Oh, iya ya ya....silaken. Tapi kiainya kan di tinggal disini, ya?
Gus Dur : Oh, ? Iya Pak! Tapi harus ada penjelasan.?
Soeharto: Penjelasan apa?
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Gus Dur: Shalat tarawihnya nanti itu "ngikutin " NU lama atau NU baru?Mendengar ucapan Gus Dur itu, Soeharto jadi bingung. Baru kali ini ia mendengar ada NU lama dan NU baru. Kemudian dia bertanya.?
Soeharto: Lho, NU Lama dengan NU baru apa bedanya?
Gus Dur: Kalau NU lama, tarawih dan witirnya itu 23 rakaat.
Soeharto: Oh Iya..ya..ya..ya....gak apa-apa.
Gus Dur sementara diam tak lagi berbicara. Sejurus kemudian Suoharto bertanya lagi.
Soeharto: Lha, kalau NU baru bagaimana?
Gus Dur: Diskon 60 persen! Hahaha... (Gus Dur, Soeharto dan semua orang yang ada di sekitarnya ngakak mendengar dialog itu)?
Gus Dur: Ya, jadi shalat tarawih dan witirnya cuma tinggal 11 rakaat.
Soeharto: Ya sudah, saya ikut NU baru saja, pinggang saya sakit.
(Fathoni)
Disunting dari buku “Ngakak Bareng Gus Dur” karya Muhammad Wahab Hasbullah (Penerbit Insania Yogyakarta, 2010).
Dari Nu Online: nu.or.id
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar