Senin, 26 Desember 2016

Kalau Tak Bisa Hargai Waktu, Jangan Minta Panjang Umur

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah 



Yuri Mahatma, putra pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, H Mahbub Djunaidi, mengenang ayahnya sebagai sosok disiplin dan sangat menghargai waktu. Ia menceritakan, Mahbub pernah berujar, orang yang tidak bisa menghargai waktu lebih baik tidak usah berdoa minta panjang umur.

Kalau Tak Bisa Hargai Waktu, Jangan Minta Panjang Umur (Sumber Gambar : Nu Online)
Kalau Tak Bisa Hargai Waktu, Jangan Minta Panjang Umur (Sumber Gambar : Nu Online)

Kalau Tak Bisa Hargai Waktu, Jangan Minta Panjang Umur

Papa, musisi jazz ini, benci orang yang tidak menghargai waktu. Beliau pernah bilang, kalau orang tidak bisa menghargai waktu, lebih baik setelah shalat tidak usah berdoa minta panjang umur. 

“Karena buat apa minta panjang umur, dikasih waktu banyak malah buat tidur melulu,” kata Yuri sebelum tampil bermain gitar mengalunkan jazz dalam haul bertajuk Jazz dan Esai-esai Mahbub Djunaidi, di lapangan parkir Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Jl Taman Amir Hamzah, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/10).

Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya acara tersebut. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sudah 22 tahun papa meninggalkan keluarga besar. Dan pada hari ini kita diingatkan ulang dan papa sangat diapresiasi di sini. Jadi terima kasih banyak," ujar Yuri.

Acara ini mendatangkan musisi Beben Jazz bersama Komunitas Jazz Kemayoran. Selain suguhan musik jazz, kegitan juga diisi dengan pembacaan esai-esai H Mahbub Djunaidi oleh sejumlah tokoh, di antaranya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Sekjen PBNU Helmy Faizal Zaini, Ketua PBNU Syahrizal Syarif, Ketua PBNU M Sulton Fatoni, dan Rektor Unusia Maksum Maffoedz. (MS Wibowo/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pemurnian Aqidah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 25 Desember 2016

Ketua PBNU HM Rozy Munir Jadi Dubes Qatar

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua PBNU Urusan Luar Negeri HM Rozy Munir dilantik oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menduduki jabatan duta besar Indonesia untuk Qatar untuk tiga tahun ke depan. Pelantikan dilaksanakan di Istana Presiden pukul 14.00 Rabu (5/9).

Kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah di PBNU sesaat sebelum keberangkatannya ke istana, Rozy menjelaskan bahwa ia akan memfokuskan tiga hal untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Qatar yang mencakup investasi, perdagangan dan  pariwisata.

“Banyak peluang yang bisa diraih seperti tenaga ahli dibidang perminyakan, konstruksi, perhotelan, sarana dan prasarana sampai dengan dokter dan perawat. Kita juga akan berusaha meningkatkan kunjungan wisatawan dari Qatar ke Indonesia karena sekarang sudah ada penerbangan langsung dari Doha ke Jakarta dan Bali,” tuturnya.

Ketua PBNU HM Rozy Munir Jadi Dubes Qatar (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PBNU HM Rozy Munir Jadi Dubes Qatar (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PBNU HM Rozy Munir Jadi Dubes Qatar

Beberapa hal yang belum diselesaikan oleh dubes sebelumnya seperti MoU tentang Joint Investment Fund juga akan menjadi prioritas garapannya. 

Sebagai orang yang sudah lama mengabdi di NU, Ia juga akan berupaya meningkatkan hubungan keagamaan dengan mengembangkan Islam yang rahmatan lil alamiin yang selama ini sudah dijalankan NU dan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) turut digagasnya.

Ia merupakan satu dari tujuh dubes baru yang bukan merupakan diplomat karir dan hari ini dilantik bersama dengan tiga dubes lainnya. Posisinya di Qatar menggantikan Abdul Wahid Maktub yang sudah habis masa tugasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dilahirkan di Mojokerto, 16 April 1943, darah NU sudah mengalir sejak lahir karena ia merupakan anak dari KH Munasir Ali, salah satu pejuang Hizbullah, yang merupakan pasukan NU dalam mengusir penjajah.

Lulus dari FE UI tahun 1974, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Hawai dengan mengambil program Master of Science in Public Health/Population and Family Planning yang diselesaikan pada tahun 1977 yang selanjutnya ia mengabdi di almamaternya.

Beberapa jabatan penting yang pernah di pegangnya adalah direktur Pranata UI 1986-1997, staff ahli Menakertrans pada tahun 1998, Badan Kependudukan Nasional (200-2001, Menneg  BUMN (2000) dan anggota Panwaslu (2004).

Semasa mahasiswa, Rozy aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi mahasiswa yang menjadi wadah anak-anak NU, selanjutnya, ia aktif di Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) yang merupakan bidang keahliannya. Selanjutnya, ia menjadi ketua PBNU semasa kepemimpinan Gus Dur dan masih dipercaya sampai dua kali masa khidmat kepemimpinan KH Hasyim Muzadi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pernikahannya dengan gadis Bugis yang disuntingnya Hj Mufida Munir membuahkan tiga orang anak, Avianto Muhtadi, Benny Saaf dan Citra Fitri. Ia kini merupakan kakek dari dua orang cucu dari anaknya yang pertama. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Kyai, Kiai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 22 Desember 2016

GP Ansor Jombang Hidupkan Anak Cabang Wonosalam yang Vakum 10 Tahun

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengajak kepada para pemuda Nahdliyin di Kecamatan Wonosalam, Jombang, untuk membentuk kembali kepengurusan GP Ansor di tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan berbagai ranting setempat yang vakum selama kurang lebih 10 tahun.

GP Ansor Jombang Hidupkan Anak Cabang Wonosalam yang Vakum 10 Tahun (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Jombang Hidupkan Anak Cabang Wonosalam yang Vakum 10 Tahun (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Jombang Hidupkan Anak Cabang Wonosalam yang Vakum 10 Tahun

Pembentukan pengurus dimulai dari tingkat PAC GP Ansor Kecamatan Wonosalam. Kegiatan berjalan lancar dan tertib melalui musyawarah mufakat Tim Formatur yang disepakati forum silaturahim generasi muda Wonosalam di Pondok Pesantren Fattahul Muhibbin, Sumberejo, Wonosalam, Ahad (3/1) malam.

Tim Formatur terdiri dari PC GP Ansor Jombang, Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah MWCNU Wonosalam, perwakilan dari pengurus ranting NU se-Wonosalam dan perwakilan generasi muda Wonosalam. Forum silaturahim tersebut memilih Muhammad Nurul Huda sebagai Ketua PAC GP Ansor Wonosalam masa khidmah 2016 – 2019.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PC GP Ansor Jombang H Zulfikar Damam Ikhwanto mengatakan, dengan terbentuknya PAC GP Ansor Wonosalam, kini total ada 21 PAC GP Ansor aktif di 21 Kecamatan se-Kabupaten Jombang. “Bahkan untuk Wonosalam ini nanti akan diselenggarakan Diklatsar (Pendidikan dan Latihan Dasar Banser) dengan jumlah peserta 150 Orang,” katanya saat memberikan sambutannya.

Gus Antok, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa GP Ansor adalah masa depan Nahdlatul Ulama (NU). “Untuk itu gerakan pemuda ansor harus bisa mandiri dan menata diri agar bisa menjadi organisasi yang sehat dan kuat serta berakhlakul karimah,” tambahnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, Kepala Satkorcab Banser, Bendahara dan beberapa pengurus harian PC GP Ansor Kabupaten Jombang. Hadir juga Rais Syuriah Majelis Wakil Cabang (MWCNU) Wonosalam, dan Ketua MWCNU Wonosalam, beberapa perwakilan dari pengurus ranting NU se-Kecamatan Wonosalam, serta generasi muda dari berbagai desa di Wonosalam. (Syamsul Arifin/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

IPNU-IPPNU Komisariat Raudlatuth Tholibin Dilantik

Pati, Pimpinan Pusat Muhammadiyah . Pengurus Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Komisariat MA Raudlatuth Tholibin Pakis, Pati, Jawa Tengah, secara resmi dilantik. Pelantikan dipimpin langsung Ketua PC IPNU Kabupaten Pati, Muhammad Mubarok dan sekretaris, Muhammad Ma’shum di Aula Madrasah, Selasa (20/8).

IPNU-IPPNU Komisariat Raudlatuth Tholibin Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Komisariat Raudlatuth Tholibin Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Komisariat Raudlatuth Tholibin Dilantik

Saat memberikan sambutan, Ketua PC IPNU Kabupaten Pati mengatakan, IPNU-IPPNU adalah organisasi di bawah naungan NU. Karena itu, pemikiran dan gerakan IPNU-IPPNU harus sejalan dengan pemikiran dan gerakan Nahdhatul Ulama (NU). 

”Disamping belajar di bangku pendidikan madrasah, silahkan rekan-rekanita belajar melalui IPNU-IPPNU Komisariat ini. Amanah ini jangan merasa berat, namun sebagai jalan mudah atau jembatan yang memperlancar meraih mimpi dan cita-cita. Selalu siap belajar, berani berjuang, dan ikhlas bertaqwa,” katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain mengembangkan nilia-nilai Islam yang rahmatal lil’alamin, IPNU-IPPNU juga mengembangkan sikap tawasuth (jalan tengah), tawazun (keseimbangan), tasamuh (toleransi), ta’adul (adil) dan amar ma’ruf nahi munkar. Sebagai bentuk supaya jalan organisasi IPNU-IPPNU bisa diterima di lingkungan pendidikan dan bisa diterima di pribadi semua siswa.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena itu, dalam periode kepengurusannya, pihaknya terus memprioritaskan kaderasi di madrsah atau sekolah, yang sekarang sudah berjumlah 42 Komisariat yang berada di Kabupaten Pati, selain kaderisasi di ranting-ranting. Bahkan sudah ada dua sekolah negeri yang terbentuk IPNU-IPPNU, yaitu SMAN 1 TAYU dan MAN 01 PATI. 

Sementara itu, salah seorang guru pembina, H. Nur Hafidh, S.Pd.I., mengatakan dalam sambutannya, IPNU-IPPNU di komisariatnya akan melaksanakan berbagai kegiatan yang sudah terencana dalam program kerja. Seperti mengaktifkan media madrasah, memasyarakatkan tahlil, asmaul husna sebelum masuk pelajaran, dan kegiatan lainnya.

”Mudah-mudahan melalui IPNU-IPPNU ini, bisa membantu membangun karakter anak menjadi lebih baik lagi. Jalankan organisasi IPNU-IPPNU dengan ikhlas.” ujarnya.

Redaktur     : Abdullah Alawi 

Kontributor : Haryati 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Fragmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 21 Desember 2016

Shalat Tarawih NU Lama dan Baru

Meski dikenal mempunyai perbedaan pendapat yang sangat tajam, Gus Dur dan Soeharto tetap berteman baik. Gus Dur merupakan salah seorang tokoh yang kerap berani mengkritik rezim Soeharto di era Orde Baru.

Suatu hari di bulan Ramadhan, Gus Dur diundang oleh mantan Presiden Soeharto ke kediamannya di Jalan Cendana Jakarta untuk berbuka puasa bersama. Waktu itu Gus Dur hadir ditemani Kiai Asrowi.

Shalat Tarawih NU Lama dan Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalat Tarawih NU Lama dan Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalat Tarawih NU Lama dan Baru

?

Setelah buka, kemudian shalat maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, minum teh, dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.

?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Soeharto: Gus Dur sampai malam di sini?

Gus Dur: Enggak pak! Saya harus segera pergi ke tempat yang lain.

Soeharto: Oh, iya ya ya....silaken. Tapi kiainya kan di tinggal disini, ya?

Gus Dur : Oh, ? Iya Pak! Tapi harus ada penjelasan.?

Soeharto: Penjelasan apa?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dur: Shalat tarawihnya nanti itu "ngikutin " NU lama atau NU baru?

Mendengar ucapan Gus Dur itu, Soeharto jadi bingung. Baru kali ini ia mendengar ada NU lama dan NU baru. Kemudian dia bertanya.?

Soeharto: Lho, NU Lama dengan NU baru apa bedanya?

Gus Dur: Kalau NU lama, tarawih dan witirnya itu 23 rakaat.

Soeharto: Oh Iya..ya..ya..ya....gak apa-apa.

Gus Dur sementara diam tak lagi berbicara. Sejurus kemudian Suoharto bertanya lagi.

Soeharto: Lha, kalau NU baru bagaimana?

Gus Dur: Diskon 60 persen! Hahaha... (Gus Dur, Soeharto dan semua orang yang ada di sekitarnya ngakak mendengar dialog itu)?

Gus Dur: Ya, jadi shalat tarawih dan witirnya cuma tinggal 11 rakaat.

Soeharto: Ya sudah, saya ikut NU baru saja, pinggang saya sakit.

(Fathoni)

Disunting dari buku “Ngakak Bareng Gus Dur” karya Muhammad Wahab Hasbullah (Penerbit Insania Yogyakarta, 2010).

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PMII Way Kanan Galang Dana untuk Aceh

Way Kanan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Way Kanan melakukan penggalangan dana untuk korban gempa di Aceh. Sebanyak 50 aktivis PMII se-Lampung peserta PKD ini menggelar penggalangan bantuan di Jalan Lintas Sumatera di depan Kantor PCNU Way Kanan, Kampung Tiyuh Balak Pasar Kecamatan Baradatu, Ahad (25/12).

Ketua PMII Way Kanan Veri Triyono mengatakan, aksi solidaritas penggalangan dana untuk korban bencana alam gempa bumi di Aceh yang dilakukan oleh PMII merupakan aksi untuk menunjukkan rasa kepedulian sosial terhadap sesama.

PMII Way Kanan Galang Dana untuk Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Way Kanan Galang Dana untuk Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Way Kanan Galang Dana untuk Aceh

"Aksi ini merupakan hasil dari analisis wacana atau sosial yang disampaikan pada materi PKD PMII Way Kanan yang kemudian diejawantahkan di dalam aplikasinya," katanya di Baradatu, Ahad (25/12).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepekaan sosial serta untuk saling membantu sesame ini mendorong kader PMII turun ke jalan untuk penggalangan dana.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Total dana yang berhasil dihimpun sebanyak Rp.470,000., dan selanjutnya akan dikumpulkan ke PB PMII yang kemudian akan disalurkan langsung kepada korban bencana.

Sebelumnya, PMII Way Kanan menggelar PKD di Lantai II Gedung PCNU setempat pada Jumat hingga Ahad (23-25/12) yang diikuti oleh kader PMII se-Provinsi Lampung. (Disisi Saidi Fatah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Ubudiyah, Doa Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 19 Desember 2016

Helat Maulid Nabi, Minsyaul Wathon Hadirkan Ketua Lesbumi

Pati,Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Yayasan Pendidikan Islam Minsyaul Wathon Grogolan-Dukuhseti-Pati, Jawa Tengah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada Sabtu (25/1), siang. Peringatan tersebut dihadiri Ketua Umum Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU, Sastro Ngatawi.

Sastro mengatakan, kaum muslimin harus rajin menyambung silaturrahim kepada siapapun agar belajar mendengarkan dan mengambil hal-hal yang positif. “Undzur maa qaal, wa laa tandzur man qaal. Lihat apa yang dibicarakan, jangan lihat siapa yang bicara,” tegasnya.

Helat Maulid Nabi, Minsyaul Wathon Hadirkan Ketua Lesbumi (Sumber Gambar : Nu Online)
Helat Maulid Nabi, Minsyaul Wathon Hadirkan Ketua Lesbumi (Sumber Gambar : Nu Online)

Helat Maulid Nabi, Minsyaul Wathon Hadirkan Ketua Lesbumi

Meskipun yang bicara jenderal bintang sembilan atau kiai yang bersurban besar, lanjut pimpinan grup sholawat Ki Ageng Ganjur ini, jika materi yang bicarakan tidak bermanfaat maka jangan didengarkan, apalagi diikuti.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Selain itu, saya sepakat dengan pidato Kiai Makhtum tadi, kita harus menjunjung tinggi kejujuran dan membudayakan kebersamaan untuk kemaslahatan masyarakat. Jika ada politisi yang suka bohong, maka jangan dipilih lagi. Ini penting apalagi tahun politik seperti sekarang ini,” katanya.

Sebelumnya, selaku pengurus yayasan, KH Ali Makhtum di hadapan ratusan hadirin menyatakan bahwa peringatan Maulid Nabi menjadi jadwal resmi Minsyaul Wathon.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Pesan dari sesepuh yayasan, KH Suyuthi A Hannan, acara maulid harus dilaksanakan besar-besaran biar meriah. Karena maulid merupakan hari istimewa,” terangnya.

Untuk tahun ini, lanjut Kiai Makhtum, maulid diselenggarakan pada 23 Rabi’ul Awal 1435 H. Pelaksanaannya memang tidak selalu bertepatan dengan tanggal lahir Nabi. Akan tetapi disesuaikan dengan situasi dan kondisi termasuk cuaca yang sepekan kemarin dilanda banjir.

Meski demikian, seluruh siswa mulai tingkat PAUD, ibtidaiyah hingga tsanawiyah beserta para wali murid dan anggota majlis guru tumplek blek memenuhi halaman madrasah. Hadir pada kesempatan itu Ketua PBNU KH Arvin Hakim Thoha. Hadir juga dalam acara tersebut kepala desa Grogolan yang baru dilantik beserta para perangkat dan tokoh masyarakat. (Ali Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Pendidikan, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 15 Desember 2016

Menlu Tegasan, Tak Ada Kesepakatan Rahasia dengan Israel

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Menteri Luar Negri Retno Marsudi menegaskan tidak ada pertemuan rahasia antara dirinya dengan Israel dan tidak ada kesepakatan rahasia yang dibuat antara kedua negara.

"Saya bisa tegaskan sekali lagi bahwa apa yang mereka sampaikan tentang pertemuan rahasia itu tidak ada," kata Retno di Jakarta, Kamis.

Menlu Tegasan, Tak Ada Kesepakatan Rahasia dengan Israel (Sumber Gambar : Nu Online)
Menlu Tegasan, Tak Ada Kesepakatan Rahasia dengan Israel (Sumber Gambar : Nu Online)

Menlu Tegasan, Tak Ada Kesepakatan Rahasia dengan Israel

Ia menekankan bahwa Kementerian Luar Negeri tidak pernah melakukan komunikasi dengan pihak Israel.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Retno juga membantah apabila ada pihak Israel yang datang diam-diam menemuinya. "Ya saya tidak tahu. Tapi kan mereka mengatakan karena berhubungan dengan saya. Kemenlu tidak pernah, garis bawahi, tidak pernah," jelas Retno.

Sebelumnya, media Israel Hareetz mengabarkan Wakil Menteri Luar Negeri Israel menuding Menteri Luar Negeri Indonesia melanggar kesepakatan rahasia antara Indonesia-Israel. Israel menyebut ada kesepakatan yang tidak dipenuhi terkait kunjungan ke negara masing-masing.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menlu Retno sebelumnya mendapat penolakan saat akan melantik konsul kehormatan Indonesia di Ramallah yang akhirnya dilantik di KBRI Amman, Yordania. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 10 Desember 2016

Lakpesdam NU Serahkan Bantuan untuk 500 Nelayan di Batang

Batang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memberikan bantuan untuk 500 orang nelayan di Kabupaten Batang di GOR Satria Subah, Jumat (18/11). Bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan dan Lakpesdam NU Batang, Dinsosnakertrans menyerahkan bantuan berupa sarana dan peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Menurut Kepala Dinsosnakertrans Sugiyatmo, perhatian Kemnaker untuk masyarakat nelayan melalui sosialisasi dan pemberian bantuan peralatan K3 diharapkan memperkuat program-program pemberdayaan nelayan sehingga keinginan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dapat terwujud, terutama pada nelayan di Batang.

Lakpesdam NU Serahkan Bantuan untuk 500 Nelayan di Batang (Sumber Gambar : Nu Online)
Lakpesdam NU Serahkan Bantuan untuk 500 Nelayan di Batang (Sumber Gambar : Nu Online)

Lakpesdam NU Serahkan Bantuan untuk 500 Nelayan di Batang

Kepala Dislutkan Batang Taufiq menambahkan, untuk program-program pemberdayaan nelayan dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, nelayan perlu dilengkapi peralatan keselamatan kerja agar nelayan terus meningkatkan kesadaran pentingnya budaya K3.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri sebagaimana disampaikan dalam sambutan Setdijen Dirjen Bina Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 Herman Prakoso Hidayat mengharapkan kesadaran akan budaya K3 di kalangan nelayan semakin meningkat.

Ketua Lakpesdam NU Batang M Arif Rahman Hakim berharap peran semua pihak dapat meningkatkan kerja sama, koordinasi, dan membangun kolaborasi yang sinergis untuk mengatasi semua permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya bagi nelayan di Kabupaten Batang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Alhamdulillah tahun 2016, Lakpesdam bersama dengan Kemnaker sudah memberikan 900 alat K3 kepada nelayan Batang. Bulan Februari lalu 400 paket untuk nelayan Batang kota. Sekarang 500 paket untuk wilayah Kecamatan Tulis, Subah, Banyuputih, dan Gringsing. Meskipun belum merata, kami berharap kerjasama ini akan terus berlanjut,” imbuhnya.

Perwakilan nelayan, Sunarto menyampaikan bahwa budaya K3 perlu dikembangkan secara terus-menerus karena telah terbukti bahwa tingkat penerapan K3 suatu negara sangat memengaruhi produktivitas dan daya saing. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saudi Cekal Ulama yang Katakan ‘Perempuan Cuma Punya Seperempat Akal’

Jeddah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Syekh Saad al-Hijri, anggota komite yurisprudensi Provinsi Asir, Arab Saudi, membuat geger warga di negara setempat usai mengatakan bahwa perempuan tak semestinya mengemudikan kendaraan karena tidak ada dalil agama yang mendukung tentang itu.

Saudi Cekal Ulama yang Katakan ‘Perempuan Cuma Punya Seperempat Akal’ (Sumber Gambar : Nu Online)
Saudi Cekal Ulama yang Katakan ‘Perempuan Cuma Punya Seperempat Akal’ (Sumber Gambar : Nu Online)

Saudi Cekal Ulama yang Katakan ‘Perempuan Cuma Punya Seperempat Akal’

Lebih lanjut al-Hijri mengatakan, perempuan hanya memiliki seperempat akal sehingga ia tak bisa membuat keputusan saat berada di balik kemudi.

Al-Hijri melontarkan pernyataan tersebut dalam sebuah ceramah di depan khalayak di kota Khamis Mushait barat daya, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (22/9).

Ceramah al-Hijri pun mengundang kemarahan dari para pengguna media sosial di Arab Saudi. Mereka ramai-ramai menuntut agar pemerintah melarangnya berceramah dan menerbitkan fatwa. Reaksi ini direspon oleh Gubernur Asir Pangeran Faisal bin Khalid bin Abdulaziz dengan mencekal al-Hijri dari aktivitas ceramah.

Juru bicara gubernur Asir, Saad bin Abdullah al-Thabet, dalam sebuah siaran pers mengatakan, Pangeran Faisal telah mengeluarkan perintah untuk merespon pernyataan al-Hijri yang membuat gempar jagat media sosial dan mengecewakan banyak orang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Thabet menambahkan, pembebas-tugasan al-Hijri dari kegiatan berceramah merupakan langkah yang bertujuan untuk membatasi pemanfaatan mimbar keagamaan sebagai ajang produksi statemen kontroversial dan merendahkan orang.

Ia bahkan mengingatkan, keputusan serupa akan diambil terhadap siapa pun yang mencoba memanfaatkan mimbar agama untuk menyuarakan pendapat yang merendahkan orang. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Meme Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 09 Desember 2016

Inilah 6 Sikap NU Lampung Tentang Kebijakan FDS Permendikbud 2017

Bandar Lampung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Aksi damai menolak Full Day School (FDS) oleh delapan ribuan keluarga besar Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung di Lapangan Korpri kompleks perkantoran Gubernur Lampung dan DPRD Lampung , Bandar Lampung, Selasa (29/8). Aksi ini diakhiri dengan doa oleh para kiai-kiai dan dilanjutkan dengan pembacaan 6 sikap NU Lampung tentang FDS yang dibacakan oleh Ketua PW LPBH NU Provinsi Lampung Yudi Yusnadi.

Berikut isi pernyataan sikap KBNU Lampung.

Inilah 6 Sikap NU Lampung Tentang Kebijakan FDS Permendikbud 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah 6 Sikap NU Lampung Tentang Kebijakan FDS Permendikbud 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah 6 Sikap NU Lampung Tentang Kebijakan FDS Permendikbud 2017

"Berkenaan dengan disahkannya Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.p; yang memberlakukan FDS (sekolah sehari penuh) maka setelah memperhatikan aspirasi keluarga besar Nahdlatul Ulama di Propinsi Lampung mulai tingkat Wilayah, Cabang, Majelis Wakil Cabang, Ranting, Anak Ranting dan Satuan Pendidikan, baik secara tertulis maupun lisan, dengan ini Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Lampung menyampaikan hal-hal sebagai berikut;

1. Bahwa Indonesia terlalu besar dan majemuk untuk diatur dalam pengaturan yang homogen, terlebih mengenai hak dasar pendidikan sebagai hak asasi manusia yang dijamin? konstitusi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

2. Bahwa kondisi geografis Indonesia dan akses pendidikan yang tidak merata serta jarak tempuh sekolah yang jauh menyebabkan sulitnya anak didik untuk memenuhi ketentuan sekolah sehari penuh.

3. Bahwa Permendikbu Nomor 23 Tahun 2017 sama sekali tidak menyinggung secara serius implementasi penguatan pendidikan karakter, bahkan cenderung terfokus mengatur kebijakan soal jam sekolah, sedangkan penguatan karakter tidak bisa secara serta merta di samakan dengan penambahan jam belajar.

4. Kebijakan sekolah lima hari dan 8 jam belajar yang dibuat Menteri akan menggerus eksistensi Madrasah Diniyah (Madin), padahal Madin merupakan tulang punggung yang membentengi umat dari persemaian paham dan gerakan radikalisme, oleh karena itu ironis jika lembaga yang menjadi harapan untuk membangun karakter tunas-tunas bangsa justru malah diusik dan diancan eksistensinya.

5. Kebijakan Full Day School (FDS) harus didahului dengan kajian yang matang dan utuh dan tidak sekedar melihat kebutuhan masyarakat perkotaan dan mengorbankan masyarakat di daerah dan pedesaan.

6. Tidak semua orang tua peserta didik bekerja sehari penuh, utamanya mereka yang dipelosok bekerja sebagai petani dan nelayan yang separuh waktu dalam sehari tetap bersama dengan putra-putri mereka. Belajar tidak selalu identik dengan sekolah. Interaksi sosial peserta didik dengan lingkungan tempat tinggalnya juga bagian dari proses pendidikan karakter sehingga mereka tidak tercerabut dari nilai-nilai adat, tradisi dan kebiasaan yang sudah berkembang selama ini.

Berdasarkan alasan-alasan dan pertimbangan diatas maka keluarga besar Nahdlatul Ulama di Propinsi Lampung menyatakan menolak penerapan FDS dan mendesak dicabutnya Permendikbud No. 23 Tahun 2017. "

Aksi damai menolak FDS dihadiri ribuan warga nahdliyyin yang terdiri atas Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama, Lembaga-Lembaga, Badan Otonom (Banom) NU dari 15 Kabupaten/Kota, yaitu Muslimat NU, GP Ansor, Fatayat NU, IPNU, IPPNU, Pergunu, Pagar Nusa, Sarbumusi, PMII dan lain-lain dan perwakilan pesantren se Lampung. (Akhmad Syarief Kurniawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Aswaja Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 08 Desember 2016

Akar Nasionalisme dari Pesantren

Semarang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nasionalisme atau jiwa kebangsaan Indonesia, bukanlah kesadaran yang datang belakangan. Jiwa mencintai tanah air ini sudah mengakar jauh sebelum ada Indonesia. Dan akar itu ada di pesantren, di kalangan para ulama Nusantara.

Akar Nasionalisme dari Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Akar Nasionalisme dari Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Akar Nasionalisme dari Pesantren

Demikian disampaikan Katib Syuriyah PBNU KH Yahya Staquf salam sambutan pembukaan Konferensi Wilayah NU Jateng ke-14 di komplek sekolah Semesta Gunungpati, Semarang, Ahad (23/6).

Para kiai, sambung KH Yahya, sejak masa penjajahan sudah menyadari, mencintai dan membela tanah air adalah sebagian dari iman. Karena itu, nasionalisme adalah pengamalan syariat Islam. Jadi, semakin orang beriman, semakin cinta pada tanah airnya, dan semakin cinta pada bangsanya. Hal itu pula yang dijiwai oleh Hadlrotus Syaikh KH Hasyim Asy’ari ketika mendirikan NU di tahun 1926 masehi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai muda yang biasa dipanggil Gus Yahya ini mengungkapkan, para ulama Aceh pada tahun 1886, dalam dokumen yang ditemukan oleh peneliti NU Jadul Maula pernah berfatwa, jika suatu masa ada kerajaan berdiri setelah merdeka dari jajahan Belanda, umat Islam di Aceh wajib menaati kerajaan tersebut.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Fatwa Ulama Aceh itu terbukti dengan pengakuan rakyat Aceh terhadap Proklamasi Kemerdekaan RI oleh Bung Karno, dan Aceh menjadi penyumbang sangat besar bagi berdirinya republik ini,” tuturnya.

NU, kata dia, ikut mendirikan republik ini. KH Abdul Wahid Hasyim yang menjadi anggota tim 9 (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia-PPKI), ikut menyusun piagam Jakarta dan menyetujui Pancasila dan UUD 1945. Jadi NU sejak dulu dan sampai kapanpun akan menjadi penjaga  NKRI.

Puncaknya, lanjut dia, pada Muktamar NU ke-27 tahun 1984 di Situbondo, Rais Am Syuriyah waktu itu, KH Ahmad Siddiq menegaskan, NKRI yang berdasar Pancasila dan UUD 1945 adalah bentuk final perjuangan umat Islam menjalankan syariat agama.

“Semua sikap NU dalam mendirikan dan mengawal republik ini, itu berdasar syariat. Ketika pada Oktober 1945 Rais Akbar NU KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad untuk membela tanah air, itu juga demi menjalankan syariat,” tuturnya.

Ia tegaskan, sikap NU yang seperti itu harus dikabarkan. Agar orang-orang tahu bahwa Islam itu bukan yang memusuhi NKRI, menuding Pancasila sebagai thoghut dan menganggap Indonesia negara kafir. Agar khalayak mengerti bahwa  yang bersikap seperti itu tidak mewakili umat Islam.

Pembukaan Konferwil dihadiri sejumlah tokoh nasional, sesepuh NU pejabat pemerintah, politisi, pengamat dari luar negeri maupun tokoh ormas lain. Diantaranya mantan gubernur Jateng Ali Mufiz, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, mantan Wakil Gubernur H Ahmad, Dubes RI untuk Aljazair Ahmad Niam Salim.

Redaktur      : Abdullah Alawi

Kontributor : Muhammad Ichwan

     

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Sholawat, Doa Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 03 Desember 2016

Tebarkan Perdamaian Melalui Jejaring Sosial

Cirebon, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Betapa luar biasanya penyebaran informasi melalui internet, terlebih melalui pemanfaatan jejaring sosial-media. Maraknya penggunaan situs pertemanan sebagai tempat untuk mempermudah komunikasi, menjalin relasi, serta menangkap dan menyebarkan informasi menjadi hal penting untuk diperhatikan sekarang ini.

Tebarkan Perdamaian Melalui Jejaring Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Tebarkan Perdamaian Melalui Jejaring Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Tebarkan Perdamaian Melalui Jejaring Sosial

Jika tidak dapat memanfaatkan dengan baik sebuah media yang masih terbilang baru itu, maka sosial media juga tak jarang melahirkan dampak-dampak negatif dan merugikan penggunanya. Seperti permusuhan, adu domba, sarana penyebar kebencian, bahkan mendorong sebuah tindak kekerasan terjadi di dunia nyata.

Demikian disampaikan Safi Alielha, pemimpin redaksi Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat berkesempatan untuk menyampaikan materi dalam workshop bertema “Sosial-Media Untuk Kemanusiaan” yang digelar oleh komunitas Gusdurian Cirebon, di Gotrasawala Center, Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Sabtu (27/4).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Jejaring sosial-media di internet adalah semacam ? tempat ? berkumpul hampir setiap orang, dan yang dimaksud berkumpul adalah mempertemukan orang-orang, sebagaimana almarhum Gus Dur yang telah menjadi sosok yang paling banyak mengkonsolidasikan ruangan, maka kita teruskan perjuangan ? almarhum ? dengan menggunakan peluang internet sebagai media untuk menebarkan nilai-nilai kemanusiaan untuk perdamaian,” papar pria yang biasa disapa Savic tersebut.

Savic juga menambahkan, kampanye untuk kemanusiaan mengandung pelbagai hal yang mesti dilakukan, yang paling mencolok dan membutuhkan sebuah kerja keras adalah saat meredam sebuah tindak kekerasan sebuah kelompok yang saat itu terjadi, selebihnya turut mengawal masyarakat dunia maya untuk secara terus menerus menebar pesan-pesan perdamaian.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Pesan penting yang harus disebarkan demi redamnya sebuah konflik itu harus dikemas dengan baik, dibutuhkan sebuah penyampaian konten dan materi yang menarik, sehingga akan banyak orang yang terlibat untuk membaca dan menangkap pesan tersebut, dalam hal ini memang dibutuhkan sebuah akurasi, strategi, dan pembelajaran kasus yang mendalam, agar perjuangan itu tidak setengah-setengah,” tambah Savic.

Sebelumnya, Ahmad Rovahan, direktur program JINGGA Media juga menyampaikan tentang pentingnya pemanfaatan sosial-media untuk sebuah pembelaan dan perlindungan kaum lemah. Dalam kesempatan tersebut dia menceritakan beberapa pengalamannya dalam memulangkan dan mengusahakan perlindungan terhadap beberapa tenaga kerja Indonesia (TKI) yang memiliki masalah di luar negeri melalui jejaring sosial di internet.

“Sebagian isi dari nilai-nilai kemanusiaan adalah melakukan upaya pembelaan dan perlindungan terhadap pihak-pihak yang membutuhkan, masih banyak di luar sana saudara-saudara kita yang mengharap sebuah gerakan pembelaan dan perlindungan, dan yang paling mudah tapi sangat berdampak untuk kita lakukan sekarang ini adalah dengan memanfaatkan jejaring sosial di internet semacam ini,” jelas Rovahan.

Workshop tentang pemanfaatan ? sosial-media untuk menebar nilai-nilai kemanusiaan ini dihadiri oleh 40-an peserta yang didelegasikan oleh pelbagai komunitas di Cirebon, Indramayu, dan Kuningan. Turut hadir sebagai peserta dalam workshop tersebut antara lain perwakilan dari Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) kabupaten Indramayu, pimpinan cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) kabupaten Cirebon.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Sobih Adnan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, IMNU, Khutbah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 01 Desember 2016

Kemendes Kembangkan Konsep Transmigrasi Nelayan dan Penyangga

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejak zaman orde baru, konsep transmigrasi identik dengan pola agraris, konsep pertanian dan perkebunan pun lebih banyak dikembangkan di beberapa kawasan transmigrasi. Namun, di era pemerintahan saat ini dengan visi ke maritimannya, juga mulai menggarap pola transmigrasi dengan konsep nelayan.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar menjelaskan bahwa kawasan pantai potensial untuk pengembangan pola nelayan tangkap ikan dan budidaya. Oleh karena itu, kawasan tersebut akan dikembangkan menjadi kawasan pemukiman dengan konsep nelayan.

Kemendes Kembangkan Konsep Transmigrasi Nelayan dan Penyangga (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemendes Kembangkan Konsep Transmigrasi Nelayan dan Penyangga (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemendes Kembangkan Konsep Transmigrasi Nelayan dan Penyangga

"Berbeda dengan kawasan transmigrasi lain yang mayoritas mengembangkan konsep pertanian dan perkebunan," ujar ? Marwan, di Jakarta, Selasa (21/6).

Salah satu kawasan yang coba ingin dikembangkan menjadi kawasan transmigrasi dengan konsep nelayan, salah satunya adalah kawasan Paguyaman Pantai Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo menjadi salah satu prioritas pembangunan transmigrasi tahun ini.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berdasarkan studi Rencana Teknis Satuan Pemukiman Transmigrasi (RTSP), imbuh Marwan, kawasan tersebut potensial untuk 1000 KK (Kepala Keluarga). Oleh karen itu, ? Kemendesa PDTT di Tahun 2015 telah membangun 100 unit rumah transmigran dan telah ditempatkan transmigrasn sebanyak 65 KK (225) jiwa.

"Sisa rumah yang belum ditempati akan segera dipenuhi pada tahun 2016. Transmigran yang akan ditempatkan adalah transmigran dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat," ujarnya.

Untuk tahun ini, Marwan menjelaskan akan membangun 75 unit rumah dan akan menempatkan transmigran sebanyak 75 KK. Transmigran tersebut meliputi Transmigran Penduduk Asal (TPA) dan Transmigran Penduduk Setempat (TPS). Selain transmigrasi dengan konsep nelayan, Marwan juga akan menerapkan pola transmigrasi lokal yang menempatkan para transmigran tidak jauh dari perkotaan.

"Konsep yang berbeda juga akan diterapkan di Pulubala Kabupaten Gorontalo, yang mengembangkan konsepsi keterkaitan desa-kota. Pulubala adalah lokasi transmigrasi yang dibangun berdekatan dengan ibukota kabupaten Gorontalo, yang memiliki akses cukup baik dengan jarak kurang lebih 20 Kilometer dari Ibukota," tandasnya.

Dengan konsep ini, diharapkan kawasan transmigran bisa menjadi hinterland kota, yang berfungsi sebagai buffer (penyangga) untuk mensuplai kebutuhan konsumsi pangan perkotaan. "Pulubala di Tahun 2015, telah dibangun hunian transmigrasi sebanyak 150 unit rumah, dan diimplementasikan transmigran sebanyak 90 KK (360 jiwa). Rumah kosong sebanyak 60 unit, akan diberikan kepada transmigran dari daerah asal yakni Provinsi Lampung, Banten, DIY dan Jawa Timur. Sedangkan Tahun 2016, akan dibangun 25 unit rumah transmigran yang merupakan pemenuh sisa daya tamping, dan saat ini dalam tahap konstruksi," ujarnya. (Red: Fathoni)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, News Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 29 November 2016

Sebar Islam Damai, Gusdurian Didorong Kuasai Strategi Bermedia Sosial

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jaringan Gusdurian diharapkan tidak sekadar sebagai wadah kumpul-kumpul. Gusdurian harus memberikan dampak positif. Demikian disampaikan mantan aktivis 1998, Syafi’ Alielha, di hadapan anggota Jaringan Gusdurian, di Griya Gus Dur, Jakarta, Sabtu (5/3) sore.

Lebih lanjut, Syafi’ yang menjadi pembicara pada lokakarya media sosial Jaringan Gusdurian mengatakan bahwa tantangan saat ini memang besar tetapi bukan berarti tanpa peluang.

Sebar Islam Damai, Gusdurian Didorong Kuasai Strategi Bermedia Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Sebar Islam Damai, Gusdurian Didorong Kuasai Strategi Bermedia Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Sebar Islam Damai, Gusdurian Didorong Kuasai Strategi Bermedia Sosial

Dalam upaya menyebarkan Islam yang damai, Jaringan Gusdurian harus menguasai teknologi dan strategi bermedia sosial. Jaringan Gusdurian bisa membuat meme, status, atau membagikan link-link yang terkait Islam damai melalui media sosial.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, masyarakat saat ini sangat haus akan informasi spiritual. Jangan sampai informasi yang tersedia hanya berasal dari golongan-golongan yang mengedepankan intoleransi dan kekerasan, yang dewasa ini begitu gencar.

Syafi’ mengingatkan, penyebaran informasi soal Islam yang damai, harus didukung dengan penguasaan bahan. Oleh karena itu, diperlukan kebiasaan membaca yang aktif.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lokakarya media sosial tersebut merupakan rangkaian awal dari pertemuan regional Jaringan Gusdurian Wilayah Jawa Bagian Barat yang meliputi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, berlangsung 5-6 Maret 2016. (Kendi Setiawan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 26 November 2016

PBNU Sudah Ingatkan Malaysia Soal Ambalat

Surabaya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Drs A Hasyim Muzadi mengaku pihaknya sudah mengingatkan Malaysia dengan mengirim delegasi ke negeri jiran pada 14 Maret lalu terkait sengketa blok Ambalat. "Pak Said Aqil Siradj sudah bertemu Perdana Menteri (PM) Malaysia, karena jika terjadi perang maka Shell (perusahaan tambang minyak raksasa Belanda) yang untung," katanya di Surabaya, Minggu (20/3) seperti dikutip ANTARA.

Di sela-sela haul (peringatan wafat tahunan) ke-14 KH Mas Tholhah Abdullah Sattar selaku pendiri Pesantren At-Tauhid, Sidoresmo, Surabaya, ia menjelaskan Malaysia tak perlu melibatkan perusahaan tambang minyak Shell dalam agitasi."Perang antara RI-Malaysia akan menguntungkan Shell, tapi justru merugikan Islam, OKI, dan ASEAN. Malaysia sebagai Ketua OKI tidak baik bertempur dengan anggota OKI (Indonesia)," katanya.

Selain itu, kata mantan Ketua PWNU Jatim itu, pertempuran yang terjadi juga akan berarti perang sesama muslim, karena RI-Malaysia sama-sama negara yang mayoritas muslim. "Sebagai sesama muslim dan OKI, harga persatuan RI-Malaysia jauh lebih mahal dibanding harga minyak yang disengketakan," kata mantan Cawapres PDIP dalam pilpres 2004 itu.

Menanggapi peringatan delegasi PBNU, katanya, PM Malaysia menilai Malaysia tidak akan mengambil hak Indonesia, karena itu perlu diperjelas siapa pemilik hak yang sebenarnya."Untuk itulah, pemerintah Indonesia dan Malaysia akan berunding pada 22-23 Maret guna membicarakan solusi yang terbaik," katanya.

Ditanya langkah PBNU mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia menyatakan PBNU mendukung langkah TNI menjalankan langkah-langkah pro-aktif. Diberitakan sebelumnya, kedua negara telah memberi konsesi eksplorasi blok kepada perusahaan berbeda yakni Indonesia telah memberi izin kepada ENI (Italia) dan Unocal (AS), sementara Shell mengantongi izin dari Malaysia.(cih)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Warta Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PBNU Sudah Ingatkan Malaysia Soal Ambalat (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Sudah Ingatkan Malaysia Soal Ambalat (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Sudah Ingatkan Malaysia Soal Ambalat

PMII Purwokerto Ingin Jadi Pusat Pergerakan di Jateng

Purwokerto, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Purwokerto khidmat 2014-2015, resmi dilantik Pengurus Besar PMII di Pondok Pesantran Darussalam, Dukuhwaluh, Kembaran, Banyumas, akhir pekan lalu. Prosesi pelantikan dipimpin langsung Ketum PB PMII Aminuddin Ma’ruf.

Ketua Umum PC PMII Purwokerto, Anwar Aziz mengatakan tugas utama kepengurusannya adalah menjaga khittah yang sudah digariskan para pendiri PMII. Salah satunya yakni menjaga dan melestarikan Ahlussunnah wal Jamaah sebagai konsep hidup yang layak dikembangkan di masyarakat.

PMII Purwokerto Ingin Jadi Pusat Pergerakan di Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Purwokerto Ingin Jadi Pusat Pergerakan di Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Purwokerto Ingin Jadi Pusat Pergerakan di Jateng

Sementara, dengan umur yang matang, kata Aziz, tingkat produktivitas di PMII juga harus meningkat. “PC PMII Purwokerto berharap jadi sentrum pergerakan di Jawa Tengah, salah satunya dengan konsep kaderisasi yang matang dan visi yang jelas serta terukur,”? tutur Aziz. PC PMII Purwokerto juga akan membentuk sistem pengkaderan organik yang optimal.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Majelis Pembinan Cabang (Mabincab) PMII Purwokerto, KH Dr Khariri Shofa berpesan agar pengalaman di PMII seperti pengalaman organisasi, kepemimpinan, manajemen kegiatan, hingga membangun jaringan diaplikasikan hingga tua nanti. “Silaturahmi harus diutamakan,” ujar Khariri yang juga pengasuh Ponpes Darussalam itu.

Ketua Umum PB PMII, Aminuddin Ma’ruf, berharap PC PMII Purwokerto lebih progresif dan menentukan arah pergerakan yang jelas. Menurutnya, ada tempat yang menjadi sasaran pergerakan PMII, salah satunya adalah masyarakat itu sendiri.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita harus ingat tujuan dan fokus pergerakan PMII, apa misi pendahulu kita saat mendidrikan organisasi ini. Para kader PMII, harus bergerak di tiga ranah penting, yaitu kampus, pesantren, dan NU sendiri,” ujar Amin. (Agus Riyanto/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Sejarah, Aswaja Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 24 November 2016

Syiar Positif Pelajar dan Pemuda NU Kubangsari

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ranting IPNU-IPPNU Desa Kubangsari Kecamatan Ketanggungan Brebes, bekerja sama dengan GP Ansor menggelar bakti sosial, berupa santunan anak yatim piatu. Kegiatan berlangsung Ahad (16/10) di Mushola Babbusalam.

Pembina PAC IPNU-IPPNU Ketanggungan Ahmad Fauzan El Azizi mengatakan, kegiatan ini sebagai ajang pendidikan sosial secara dini. Kader-kader muda NU ditingkatakan terbawa, bisa menjadi pelopor kepedulian kepada kaum yang kurang beruntung. Setidaknya, lewat santunan ini bisa menjadi wahana syiar dan gerakan positif tentang anak-anak muda NU. “Karena menebar simpati, maka IPNU-IPPNU pun akan dicintai oleh generasi muda,” terangnya.

Syiar Positif Pelajar dan Pemuda NU Kubangsari (Sumber Gambar : Nu Online)
Syiar Positif Pelajar dan Pemuda NU Kubangsari (Sumber Gambar : Nu Online)

Syiar Positif Pelajar dan Pemuda NU Kubangsari

Sekretaris PAC IPNU-IPPNU Ketanggungan Akbar Wibawa mengapresiasi PR IPNU IPPNU Kubangsari. Diharapkan kegiatan seperti ini bisa menular ke Ranting yang lain. “Semoga saja, Ranting-Ranting IPNU IPPNU di Kecamatan Ketanggungan bisa meniru kegiatan seperti ini,” ucapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Ranting IPNU Kubangsari Fahrurrozi menjelaskan, dana santunan didapat dari uang khas IPNU IPPNU, para donatur yang tidak mengikat sejumlah Rp 3 juta. Sebanyak 28 anak yatim piatu yang terdata, selain mendapatkan uang juga sembako.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fahrurrozi mengagendakan bakti sosial ini akan menjadi kegiatan tahunan dengan dana yang lebih besar lagi, sehingga banyak pula anak yang yatim yang dilibatkan.

Kegiatan yang bertemakan "Jadilah Generasi Muda yang Bermanfaat Untuk Umat, Berguna Untuk Bangsa, Berbhakti Untuk Negeri" diisi cerama Rois Syuriyah Ranting Kubangsari KH Abdul Wahid.

Kiai Wahid mengajak agar anak-anak muda era kini belajar berbuat yang terbaik sesamanya, bisa bermanfaat. Sebab, manusia yang paling baik adalah khoirunas anfa uhum linnas manusia yang berguna untuk sesamanya. Termasuk di dalamnya menyantuni anak yatim.

“Barangsiapa di bulan Muharam bersedekah untuk anak yatin dan mengusap kepalanya, kelak diakherat dari sehelai rambut anak yatim tersebut terhitung pahala yang bisa menghindari dari siksa neraka,” ujar Kiai Wahid yang juga pengasuh Majlis Talim Miftahul Huda. (wasdiun/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Brebes Juara Umum STQ XXIII Jateng

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kafilah Kabupaten Brebes berhasil meraih juara umum Seleksi Tilawatil Quran (STQ) ke-23 tingkat Jawa Tengah di Brebes. Kabupaten tersebut meraih nilai 19, tertinggi dari 35 kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Prestasi gemilang kafilah Brebes merupakan kado istimewa bagi tuan rumah penyelenggaraan STQ XXIII yang berlangsung di Brebes, 17-20 November 2014. Sementara juara umum 2 di raih Kabupaten Kudus (15) dan juara umum 3 Kabupaten Semarang (14).

Brebes Juara Umum STQ XXIII Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
Brebes Juara Umum STQ XXIII Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

Brebes Juara Umum STQ XXIII Jateng

Keberhasilan Brebes diraih dari Cabang Tilawah golongan anak-anak sebagai juara 2 atas nama Umul Quro, Cabang Tahfidz gol 1 juz dan Tilawah juara 1 (Rifdah Khoirunnida), Cabang Tahfidz gol 5 juz dan tilawah juara 1 (Labibah) dan juara harapan 2 (Mumuh Muhammad), Cabang Tahfidz gol 10 Juz juara 1 (Ahmad Adli Asyhari) dan juara 2 (Laelatun Nafisah), Cabang Tahfidz gol 20 juz juara harapan 1 (Abdul Hamid), Cabang Hafidz gol 30 juz juara 2 (Izzatus Sholihah dan juara harapan 2 (Turmudzi).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Berdasarkan Keputusan Dewan Hakim STQ nomor 01/DH/XI/2014, Juara Umum STQ XXIII tingkat Provinsi Jateng di raih Kafilah Kabupaten Brebes,” kata sekretaris Dewan Hakim Drs H Khootibul Umam saat membacakan pengumuman hasil seleksi di alun-alun Brebes, Kamis, (20/10).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti, saat mendengar kabar tersebut, mengaku terharu dan bangga. Atas nama Pemkab Brebes dan segenap warga Brebes, dia sangat bangga dengan prestasi yang diraih para kafilah STQ Brebes.

Keberhasilan meraih gelar juara umum, dinilai Idza Priyanti sebagai keberhasilan pembinaan bidang keagamaan. Selain mampu meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan, juga dapat membangun kehidupan keberagamaan yang sejuk dam damai, dalam kehidupan antarumat beragama yang rukun dan harmonis. “Brebes tidak hanya membangun fisik saja, tetapi juga memberi perhatian sangat besar terhadap pembangunan mental-spiritual,” kata Idza.  

    

Kendati demikian, Idza berpesan agar para pembina, qori dan qoriah tidak boleh terlena atas prestasi yang diraih. Karena seiring dengan waktu, para peserta STQ dari kabupaten lain akan terus meningkatkan kualitasnya untuk meraih gelar juara umum pada tahun-tahun mendatang. Juga agar mempersiapkan diri pada lomba yang sama di tingkat Nasional.

Diakui Idza, meraih gelar juara umum memang suatu kehormatan yang mampu mengangkat citra Kota Bawang dan Telor Asin ini lebih terhormat.

Penutupan STQ dilakukan Kepala Badan Koordinator Wilayah III Provinsi Jateng Hadi Haryanto MM. Penutupan dilakukan dengan cara menabuh bedug dan pembagian piala kejuaraan. Hadi membacakan amanat Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH dengan menggunakan bahasa Jawa.

“Sebagaimana menjadi kebiasaan warga Jawa Tengah, setiap hari Kamis menggunakan bahasa Jawa maka pada hari ini kami akan membawakan sambutan bahasa jawa,” kata Hadi mengawali sambutannya.

Diantaranya, gubernur mengimbau agar jangan ada sifat dan sikap adigang-adigung-adiguna. Sebab sifat buruk tersebut tidak mencerminkan ajaran Quran. Terutama bagi yang menjadi juara. Justeru untuk lebih meningkatkan prestasi. Karena akan menjadi duta Jawa Tengah pada STQ Nasional 2015 mendatang.

Ketua Panitia Penyelenggara STQ Narjo merasa plong karena kegiatan telah berlangsung dengan baik tanpa halangan yang berarti. Dan memohon maaf bila terdapat kekeliruan dan kekilafan di sana-sini. “Sesuai dengan target, kami ingin sukses dalam penyelenggaraan, sukses administrasi dan sukses prestasi,” tandasnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 19 November 2016

Agustus Ini, Gus Mus Siapkan Pagelaran Puisi Untuk Palestina

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dan kawan-kawan kini tengah mempersiapkan pagelaran malam puisi yang dipersembahkan untuk Palestina. Malam puisi untuk Palestina ini diadakan sebagai bentuk solidaritas para penyair Indonesia dan pegiat kemanusiaan untuk Palestina.

“Ini bentuk solidaritas warga Indonesia terhadap konflik di Palestina,” kata Achmad Solechan, tim panitia penyelenggara, kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis (3/8) sore.

Agustus Ini, Gus Mus Siapkan Pagelaran Puisi Untuk Palestina (Sumber Gambar : Nu Online)
Agustus Ini, Gus Mus Siapkan Pagelaran Puisi Untuk Palestina (Sumber Gambar : Nu Online)

Agustus Ini, Gus Mus Siapkan Pagelaran Puisi Untuk Palestina

Malam puisi bertajuk O…Palestina… Doa Untuk Palestina ini akan digelar pada Kamis malam, 24 Agustus 2017 di Graha Bakti Budaya, Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka yang rencananya akan hadir adalah Gus Mus, Abdul Hadi WM, Sutarji Colzoum Bahri, KH M Quraish Shihab, Acep Zamzam Nur, Renny Djajusman, Fatin Hamamah, D Zawawi Imron, Butet Kertaredjasa, Slamet Rahardjo, Mahfud MD, Joko Pinurbo, Sosiawan Leak, Inayah Wahid, Najwa Shihab, Ratih Sanggarwati, Ulil Abshar Abdalla, Taufiq Ismail, Jamal D Rahman? dan Anis Sholeh Basyin.

“Ini momentum pas untuk bicara kemerdekaan dan doa untuk Palestina. Kita akan membaca puisi-pusi kemerdekaan,” kata Solechan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara yang diselenggarakan oleh Gus Mus dan kawan-kawan ini terbuka untuk umum dan gratis. Di acara ini nanti akan digelar perbincangan puisi-puisi Timur Tengah dan dimeriahkan oleh grup Laela Majnun dari Semarang.

“Ada pembacaan puisi Timur Tengah dan ada pembacaan puisi terjemahnya. Pak Quraisy sepertinya akan membaca puisi Timur Tengah.”

Acara seperti ini, kata Solechan, bukan untuk kali pertama diadakan. Pada tahun 1982 acara malam Palestina pernah digelar. Gus Dur yang waktu itu menjadi Ketua DKJ meminta Gus Mus membaca puisi-puisi Arab. Di tahun itu pula Gus Mus pertama kali tampil membaca puisi di publik. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Ahlussunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 11 November 2016

Tanpa Kesejahteraan, Nasionalisme Sulit

Jember, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jangan berbicara ? nasionalisme tanpa memperbincangkan kesejahteraan. Sebab, saat ini bukan lagi jaman penjajahan, sehingga kesejahteraan menjadi ukuran tentang keberhasilan pemerintah dalam membangun bangsa.?

Hal tersebut diungkapkan oleh angota Komisi E DPRD Jawa Timur, ? Moch. Eksan saat menjawab penanya pada Dialog Kebangsaan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat (28/4).?

Tanpa Kesejahteraan, Nasionalisme Sulit (Sumber Gambar : Nu Online)
Tanpa Kesejahteraan, Nasionalisme Sulit (Sumber Gambar : Nu Online)

Tanpa Kesejahteraan, Nasionalisme Sulit

Menurutnya, kesejahteraan merupakan kata kunci dalam membangun nasionalisme bangsa. Jika kesejahteraan tercapai, maka nasionalsme akan datang dengan sendirinya di hati masyarakat.?

"Jadi tidak bisa dibantah bahwa kesejahteraan adalah faktor penting dalam membangun nasionalisme. Artinya jika kita ingin nasionalisme atau rasa cinta terhadap bangsa dimiliki oleh masyarakat, maka kesejahteraan hidup perlu mereka rasakan. Tanpa kesejahteraan, nasionalisme sulit," tukasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Secara teori, nasionalisme dalam artian yang ekstrem, tetap dipunyai oleh rakyat Indonesia. Yaitu nasionalisme dalam konotasi pembelaan ketika bangsa Indonesia diserang negara lain.?

Katanya, jika bangsa Indonesia diejek atau diperlakukan tidak adil oleh bangsa lain, secara naluriah, rakyat ? Indonesia akan bergerak untuk membela. Tapi kondisinya saat ini sudah berbeda, bukan lagi zaman perang, sehinggaa nasionalisme yang seperti itu sudah tidak relevan.?

"Nasionalisme yang dibutuhkan sekarang ini adalah bagaimana kita semua bisa melawan terhadap ancaman penjajahan yang samar, melalui penjajahan ekonomi, politik dan sebagainya," lanjutnya.

Wakil Ketua PCNU Jember itu menambahkan, Indonesia adalah negara agraris. Tapi anehnya, begitu banyak produk pertanian yang masih harus diimpor dari negara lain. Bukan hanya beras yang diimpor dari Thailand dan Vietnam, tapi juga gula, cabai dan sebagainya,bahkan garam juga diimpor.?

"Kalau hal yang kita punya bahan bakunya saja, tidak bisa berdaulat, lalau bagaimana dengan yang lain. Di mana rasa nasionalisme kita," urainya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 09 November 2016

Gus Dur dan Pemikiran Sastra Pesantren

Oleh Ahmad Zaki Muntafi

Siapa yang tak kenal sosok Gus Dur ? Sosok yang sangat progresif-inspiratif dengan segala pemikirannya. Bukan itu saja, Gus Dur dianggap pula sosok yang nyeleneh dalam tingkah lakunya. Termasuk pula pada saat memimpin negeri ini, yakni sebagai Presiden RI dengan gaya kepemimpinannya yang tak jarang nyeleneh pula. Namun, ada pesan yang tersirat dari segala ke-nyelenehan Gus Dur.

Bagi kalangan NU, Gus Dur tentu sebagai ulama besar yang sangat dihormati dan disegani warga nahdliyin dimanapun dan kapanpun. Bahkan, sebagai pemikir modern, sosok Gus Dur bisa dikatakan sebagai intelektual Muslim abad kontemporer. 

Gus Dur dan Pemikiran Sastra Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur dan Pemikiran Sastra Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur dan Pemikiran Sastra Pesantren

Mengenai pemikiran Gus Dur, tentu masyarakat telah mengetahui banyak tentang itu. Bahkan, saat ini terdapat kelompok Gusdurian yang memang fokus mengkaji pemikirannya Gus Dur sebagai sebuah refleksi kehidupan modern. Gusdurian terdiri dari para murid, pengagum, penerus pemikiran dan perjuangan Gus Dur. Di luar itu, telah banyak juga aktivitas-aktivitas yang mengkaji dan melestarikan pemikiran Gus Dur.

Sebagai intelektual pesantren, sosok Gus Dur tak bisa dilepaskan dari hiruk pikuk kehidupan dan polemik dalam pesantren. Bahkan, dalam corak pemikirannya lebih cenderung pada pesantren sebagai basis ideologinya, yang kemudian dibarengi dengan persoalan kebudayaan dan politik. Hal itu bisa dilihat pada awal tahun 70-an hingga 80-an, di mana Gus Dur telah banyak menulis tentang hubungan antara agama, tradisi (budaya), ideologi, dan politik. Misal saja, tulisannya yang berjudul Agama, Ideologi dan Pembangunan dan Pribumisasi Islam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Eksistensi sastra pesantren

Terdapat pula pemikiran Gus Dur yang mencoba mengkritisi eksistensi sastra dalam pesantren, yakni yang dipaparkan dalam tulisannya “Pesantren dan Kasusastraan Indonesia”. Menurut Halid Alkaf (2008) dalam disertasinya, memaparkan bahwa tulisan tersebut telah mencerminkan kuatnya penguasaan Gus Dur terhadap khazanah tradisi lokal, khususnya kaitannya pesantren sebagai bagian dari realitas kehidupan beragama dengan karya sastra yang bersumber pada tradisi keagamaan.

Lebih lanjut lagi, Alkaf menjelaskan bahwa sebagai objek sastra, saat itu pesantren belum mendapatkan perhatian yang lebih dari budayawan sekaligus sastrawan. Padahal saat itu banyak di antara mereka yang telah mengenyam pendidikan keagamaan di dunia pesantren. Namun, justru mereka enggan atau pun belum menempatkan pesantren sebagai media dari karya-karyanya. 

Bisa dikatakan, pada saat itu eksistensi sastra tentang dunia pesantren belum mendapat tempat yang baik. Bahkan, pada tahun-tahun sebelumnya, pada 50-an hingga 60-an, hanya Djamil Suherman yang pernah memfiksikan dunia pesantren dalam cerita pendeknya. Disinilah pemikiran Gus Dur yang menyoal tentang sastra dalam dunia pesantren. 

Gus Dur menjelaskan bahwa terdapat dua hal yang menjadi alasan eksistensi sastra tentang pesantren. Pertama, dramatisme dalam pesantren yang cenderung pada taraf terminologis yang tinggi. Dalam hal yang bersifat abstrak seperti; determinasi, free destination (iradah), intensitas ketundukan pada Tuhan dan lain sebagainya, saat itu amat sukar dituangkan dalam sebuah fiksi sebagai perwujudan sastra. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kemudian, kedua, telah terjadinya kakunisasi pandangan masyarakat Muslim terhadap manifestasi kehidupan beragama di negeri ini. Meminjam istilah Cak Nur disebut sebagai sakralisme agama. Hal ini yang membuat pemikiran Muslim untuk menuangkannya dalam tinta sastra cenderung susah, karena akan dianggap bertentangan dengan teks, ketimbang mementingkan kontekstualitas.

Desakralisasi: sastra pesantren dan pesan moral

 

Sebagai tanggapan atas alasan di atas, Gus Dur menganggap perlu adanya desakralisasi, sehingga agama tidak melulu diitafsirkan secara kaku, tetapi perlu penafsiran ulang dalam manifestasi kehidupan.

 

Dalam hal ini, Gus Dur juga melakukan pembacaan teks sastrawan Barat, di mana terdapat penggunaan satire sebagai medianya, seperti novelnya Giovanni Guareschi di Italia pada tahun 50-an yang menceritakan peliknya upaya dalam desakralisasi. Namun, menurut Gus Dur penggunaan satire kuranglah tepat. Kemudian Gus Dur mengajukan pembacaan atas karya penulis Yahudi Amerika, Chaim Potok.

Karya Potok sangat mengagumkan pembaca. Potok berhasil mengungkapkan dilema keagamaan yang universal. Dengan pembawaannya tentang mensinergikan ketundukan pada nilai agama dengan kebutuhan hidup modern. Hal inilah yang diharapkan Gus Dur tentang bagaimana pesantren merespon doktrin agama dan realitas sosial yang semakin berkembang sebagai pesan moralnya, melalui penggambaran dan pengimajinasian dalam sastra. 

Setidaknya apa yang dilakukan Gus Dur tentang eksistensi sastra dalam pesantren menjadi cambuk, terlebih lagi sosok Gus Dur sebagai penikmat sekaligus pengamat sastra dan budaya. Menurut Gus Dur penggarapan pesantren sebagai objek sastra harus diyakini terlebih dahulu sebagai persoalan dramatis yang akan dikemukakan.

Alhasil, dewasa ini telah banyak sastra yang menceritakan dunia pesantren sebagai objeknya, mulai dari sajak, novel, hingga film yang berlatar pesantren. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari pemikiran Gus Dur dalam menyoal pesantren, khususnya sastra pesantren.

Penulis adalah Ketua Umum KBPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mudabbir Mabna Syaikh Nawawi Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 04 November 2016

Sikapi Perubahan, Pelajar NU Banyutengah Adakan Kajian Bumi Bateg

Gresik, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Banyutengah merupakan sebuah desa di Kabupaten Gresik yang sedang mengalami proses perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Bila dulu mayoritas masyarakat Banyutengah bekerja sebagai petani, maka hari ini sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai buruh pabrik seiring berdirinya banyak pabrik di Banyutengah dan sekitarnya.

Sikapi Perubahan, Pelajar NU Banyutengah Adakan Kajian Bumi Bateg (Sumber Gambar : Nu Online)
Sikapi Perubahan, Pelajar NU Banyutengah Adakan Kajian Bumi Bateg (Sumber Gambar : Nu Online)

Sikapi Perubahan, Pelajar NU Banyutengah Adakan Kajian Bumi Bateg

Hal itulah yang melatarbelakangi diadakannya Kajian Bumi Bateg IPNU Banyutengah. Mengambil tema Fiqih Puasa bagi Pekerja Berat, kajian tersebut diadakan perdana di Masjid Baituzzahid Banyutengah, Gresik, pada Sabtu (2/7). Tema tersebut sengaja diambil sebagai sikap IPNU terhadap perubahan masyarakat yang terjadi.

“Masyarakat kita sudah berubah, namun (di Banyutengah) tidak pernah diadakan pembahasan khusus fiqih puasa bagi pekerja berat,” ujar Abdillahinnuha, Ketua Ranting IPNU Banyutengah.

Diundang sebagai narasumber, yakni Ustadz Khoirul Huda dari Pondok Pesantren Sidogiri yang setiap tahun mengampu pengajian kitab kuning bulan Ramadhan di Masjid Roudlotul Muttaqin, Banyutengah.

Ia menuturkan bahwa Islam diturunkan tidaklah untuk menyusahkan umat manusia. Sebaliknya, Islam diturunkan untuk menjadi maslahat bagi kehidupan manusia.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait hal itu, ia pun merujuk ke Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam Busyrol Karim. Disampaikannya, bahwa ketika memasuki bulan Ramadhan, pekerja berat seperti buruh tani atau pekerja berat lainnya, wajib memasang niat puasa di malam hari. Bila kemudian di siang hari menemukan kesulitan dalam puasanya, ia boleh berbuka. Namun bila ia merasa kuat, maka ia boleh tidak membatalkannya.

“Artinya, Islam mengakomodir pelbagai kondisi manusia dalam hal berpuasa dan beribadah lain. Ada yang bekerja berat, ada yang sakit, dalam perjalanan, pun tua renta,” tambahnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia pun sempat menyinggung keterangan Kiai Nawawi Banten dalam karyanya Nihayatuz Zain fi Irsyadin Mubtadi’in. Menurut Kiai Nawawi, status hukum buruh kasar atau pekerja berat sama halnya dengan penderita sakit yang dijelaskannya dalam karyanya tersebut.

Namun ia mewanti-wanti agar apa yang disampaikannya tersebut tidak disalahartikan oleh masyarakat. Maksudnya, bahwa dibolehkannya secara syariah membatalkan puasa tersebut tidak berarti menjadi alasan bagi pekerja untuk sengaja tidak berpuasa.

“Saya berharap pengajian ini tidak disalahartikan,” tegasnya.

Ia berharap kajian ini menjadi pengetahuan dan pengertian yang baik bagi masyarakat, terutama di tengah masyarakat industri yang sebagian besar penduduknya merupakan pekerja berat.

Rencananya, Kajian Bumi Bateg akan diadakan setiap bulan dengan mengambil tema tertentu untuk menyikapi persoalan yang terjadi di masyarakat, terutama persoalan masyarakat lokal. Nama Bumi Bateg sendiri diambil dari nama Badan Usaha Milik IPNU Banyutengah (Bumi Bateg) yang pada bulan ini genap berusia 4 tahun.

“Di usianya ke-4, Bumi Bateg ingin memberi arti lebih ke NU dan masyarakat dengan mengadakan kajian strategis tentang persoalan-persoalan masyarakat. Hal itu seiring perubahan masyarakat ke arah industrialisasi yang harus dibarengi dengan pembangunan sumberdaya masyarakat,” ujar Saifudin, ketua Bumi Bateg. (Ahmad Faiz/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

IPPNU Probolinggo Napak Tilas Perjalanan NU

Probolinggo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-88 Nahdlatul Ulama (NU), Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Probolinggo melakukan napak tilas perjalanan NU berupa ziarah ke makam KH. Kholil Bangkalan, salah satu tokoh penting berdirinya ormas Islam terbesar ini, Jumat (31/1) hingga Sabtu (1/1).

Napak tilas yang dipimpin Ketua PC IPPNU Kabupaten Probolinggo Shofia ini dilepas secara resmi oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Probolinggo KH. Moch Syaiful Hadi di Kantor PCNU Kabupaten Probolinggo di Desa Warujinggo Kecamatan Leces pada pukul 15.00 WIB, Jum’at (31/1).

IPPNU Probolinggo Napak Tilas Perjalanan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Probolinggo Napak Tilas Perjalanan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Probolinggo Napak Tilas Perjalanan NU

“Mudah-mudahan dengan napak tilas ini, para pelajar NU yang tergabung dalam PC IPPNU Kabupaten Probolinggo bisa memahami dan mengerti sejarah berdirinya NU serta tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam proses berdirinya NU. Sehingga nantinya bisa memahami perjuangan ulama dalam mendirikan NU di Indonesia,” ungkap Syaiful Hadi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain napak tilas perjalanan NU ke makam KH. Kholil Bangkalan, kegiatan yang diikuti oleh 20 orang pengurus PC IPPNU Kabupaten Probolinggo ini juga diisi diskusi umum dengan pengurus Pimpinan Wilayah IPPNU Provinsi Jawa Timur di Kantor PWNU Jawa Timur. Topik yang menjadi pembahasan diskusi adalah meningkatkan peran dan fungsi IPPNU sebagai organisasi keterpelajaran di tengah berkembangnya zaman.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Napak tilas perjalanan NU ini digelar dengan tujuan agar para pengurus PC IPPNU Kabupaten Probolinggo bisa memahami sejarah berdirinya NU lebih dalam serta tokoh-tokoh dibalik berdirinya NU, termasuk didalamnya adalah KH. Kholil Bangkalan,” ungkap Ketua PC IPPNU Kabupaten Probolinggo Shofia.

Menurut Shofia, napak tilas perjalanan NU ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh PC IPPNU Kabupaten Probolinggo untuk mengetahui sejauh mana dan kendala yang dihadapi oleh para ulama selama proses berdirinya NU pada zaman penjajahan. Sehingga ke depan pelajar bisa ikut bersama-sama berkomitmen membesar NU di tengah-tengah perkembangan zaman.

“Dengan lebih memahami sejarah dan mengenal tokoh-tokoh dibalik berdirinya NU, diharapkan kader-kader NU akan lebih semangat lagi dalam berkhidmat di organisasi NU untuk melanjutkan perjuangan para pendiri-pendiri NU, khususnya di segmen pelajar putri,” harapnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)

 

Foto: KH Kholil Bangkalan, guru Hadratusyekh KH Hasyim Asyari

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Anti Hoax, Quote Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 03 November 2016

Petani Tembakau Temanggung Berdoa untuk Kiai Hasyim

Temanggung, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Wafatnya KH Hasyim Muzadi mantan Ketua Umum PBNU 1999-2004, Kamis (16/3) pagi kemarin menjadi duka mendalam bagi bangsa ini. Kiriman doa, bacaan yasin, tahlil terus mengalir dari umat Muslim seluruh pelosok tanah air. Di Temanggung ratusan petani tembakau memanjatkan doa yang dikhususkan untuk arwah Kiai Hasyim.

Doa bersama berlangsung di halaman makam Pahlawan Mayjend Bambang Sugeng Kompleks Monumen Pembunuhan Massal Pejuang RI di dekat Jembatan Kali Progo Kranggan Temanggung, Kamis (17/3) petang. Doa dipimpin oleh Sekretaris? DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung Noer Ahsan.

Petani Tembakau Temanggung Berdoa untuk Kiai Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)
Petani Tembakau Temanggung Berdoa untuk Kiai Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)

Petani Tembakau Temanggung Berdoa untuk Kiai Hasyim

Ahsan mengatakan, pihaknya mengaku kehilangan atas wafatnya tokoh, agamawan, juga negarawan yang menjadi panutan bagi bangsa ini. Menurutnya, jasa-jasa almarhum sangat besar bagi bangsa ini. Pihaknya beserta anggota APTI merasa perlu mengirimkan doa atas kepulangan sosok kharismatik yang peduli toleransi itu.

"Kami berdoa, semoga jasa-jasa dan amal baiknya diterima di sisi-Nya dan Allah SWT memberikan tempat terbaik untuk beliau," kata pria yang juga Kepala Desa (Kades) Losari Kecamatan Tlogomulyo itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Hubungan Antarlembaga DPC APTI Temanggung Yudha Sudarmaji menambahkan, kenapa harus mengirimkan doa untuk KH Hasyim? Karena Ketua Umum PBNU 1999-2010 dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) itu sangat konsen terhadap rokok dan tidak antirokok. "Beliau sangat peduli dan terus mendukung para petani tembakau di masa hidupnya," ucapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua APTI Temanggung Panut Sudarno mengatakan, selain berdoa untuk Kiai Hasyim, pihaknya juga menyampaikan beberapa tuntutan untuk disampaikan kepada Pemerintahan Jokowi. Para petani menuntut antara lain kedaualatan dan kesejahteraan, petani tembakau perlu payung hukum yang jelas.

Petani tembakau membutuhkan peraturan perundangan yang adil dan berimbang, RUU pertembakauan segera disahkan dan diimplementasikan di Indonesia.? "Kita terus berjuang tentang pengendalian impor tembakau dari luar negeri. Secara tegas, kita menolak tembakau impor, mengingat potensi kita masih banyak. Jika tidak ada kendali, sama sama artinya membunuh petani lokal," tegasnya. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 01 November 2016

Baginda Nabi Ajarkan Perilaku Hidup Sehat

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Rasulullah adalah uswatun hasanah bagi segala aspek kehidupan. Bahkan teladan itu tampak dalam perilaku hidup sehat Nabi dalam kesehariannya.

Baginda Nabi Ajarkan Perilaku Hidup Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)
Baginda Nabi Ajarkan Perilaku Hidup Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)

Baginda Nabi Ajarkan Perilaku Hidup Sehat

"Nabi Muhammad benar-benar sebagai uswah hasanah atau contoh terbaik termasuk dalam kesehatan," kata KH Zulfikar Asad, Jumat (18/11). Hal tersebut dibuktikan dengan terjaganya kesehatan beliau yang tidak pernah sakit, kecuali hanya dua kali, lanjutnya.

Menurut Gus Ufik, sapaan akrabnya, contoh lain dari Rasulullah adalah tidak pernah meminum obat sintetik. Inilah menjadi penanda bahwa Islam sangat menghargai perilaku sehat, seperti tercermin pula dalam sejumlah ajarannya.

"Islam mengajarkan wudhu yang ternyata mampu memberikan manfaat kepada manusia," katanya sembari mengutip ? penelitian Musthofa Syahatah. Selain itu ada perintah siwak, kesunnahan fitrah berupa khitan, dan anjuran puasa.

Uswah hasanah tersebut hendaknya dapat ditindaklanjuti dengan perilaku baik di lingkungan, khususnya pesantren.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Indikator pola hidup sehat bisa dengan makan buah dan sayur," kata doktor kedokteran dari Unair ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal lain yang harus dilakukan adalah memperhatikan aktifitas fisik. "Karenanya banyak bergerak dengan olahraga sangat penting," tandas Wakil Ketua Lembaga Kesehatan PBNU ini.

"Dan yang juga tidak kalah penting adalah melakukan deteksi dini terhadap kondisi kesehatan," pungkasnya.

Pandangan salah seorang pengasuh di Pesantren Darul Ulum (PPDU) Peterongan Jombang tersebut disampaikan pada acara talk show. Acara hasil kerja sama Kementerian Kesehatan dan Lembaga Kesehatan PBNU tersebut berlangsung di aula PPBU. Peserta adalah para santri dari berbagai pesantren di Jombang.?

Kegiatan dikemas lewat paparan sejumlah narasumber dengan tema "Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui Gerakan Pesantren Sehat". Acara berlangsung hari ini hingga besok, Sabtu (19/11). (Ibnu Nawawi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Sunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 30 Oktober 2016

Pengakuan Dua Pemuda Setelah Dekat dengan NU

Waykanan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejumlah pemuda di Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung mengaku menemukan nilai setelah dekat dengan Nahldatul Ulama (NU). Pengakuan itu disampaikan Junaidi Hermawan dan Disisi Saidi Fatah kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Blambangan Umpu, Ahad (20/12).

Pengakuan Dua Pemuda Setelah Dekat dengan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengakuan Dua Pemuda Setelah Dekat dengan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengakuan Dua Pemuda Setelah Dekat dengan NU

"Menjadi Barisan Ansor Serbaguna atau Banser minimal mendapatkan tambahan sahabat. Namun yang pasti saya lebih mengerti dengan ajaran Islam yang rahmatan lilalamin," ujar Junaidi yang mengikuti Diklatsar Banser di Waykanan tahun 2013.

Junaidi yang dilahirkan di Kampung Bumi Baru, Kecamatan Blambangan Umpu 6 Juni 1997 dalam beberapa pekan ini belajar memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai media tanam bersama Ketua PC GP Ansor Waykanan Gatot Arifianto.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Daripada sampah dibuang lebih baik dimanfaatkan, contohnya penggunaan popok instan bekas dan plastik bekas tempat deterjen atau minyak yang dimanfaatkan sebagai media tanam sayuran seperti kangkung, sawi dan cabai. Saya belajar itu dan menjadi tahu menghargai lingkungan," kata Junaidi lagi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senada Junaidi, Ketua Alumni Pesantren Kilat Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (Sanlat BPUN) Waykanan 2015 Disisi Saidi Fatah mengaku, pemanfaatan barang bekas sebagai media tanam sangat baik untuk kebersihan lingkungan.

"Pertama mengurangi limbah di sekitar kita. Kami diajari menggunakan media popok bekas sebagai media tanam yang dicampur dengan tanah dan menggunakan bungkus deterjen, kantong beras, kantong minyak sebagai polybag," ujar Disisi.

Pemuda kelahiran Desa Gedung Harta, Kecamatan Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah, 27 September 1996 itu menambahkan, memanfaatkan barang bekas adalah salah satu cara beriman.

"Memanfaaatkan barang bekas sangatlah bagus karena selain kita menjaga dan melestarikan lingkungan pastinya kita juga berhemat. Orang yang beriman adalah orang yang cinta lingkungan dan menjaga kebersihan, salah satunya ialah menjaga kebersihan dan mengurangi limbah dengan cara memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai," kata Disisi.

Mengajarkan hal positif adalah keharusan, ujar Gatot Arifianto menambahkan. "Mencintai NU harus menjadi gerak. Penghormatan atas lingkungan hidup yang merupakan warisan anak cucu kita yang kami lakukan itu adalah upaya kecil. Semoga Junaidi dan Disisi bisa berperilaku sebagaimana pepatah, seribu lilin bisa dinyalakan dari satu lilin," kata Gatot yang merupakan alumni Civic Education for Future Indonesian Leaders (CEFIL) Yayasan SATUNAMA Yogyakarta itu pula.

Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Waykanan, Lampung melalui Pimpinan Ranting Kampung Bumi Baru Kecamatan Blambangan Umpu akan menggelar kaderisasi pada 24-27 Desember 2015.

Pendidikan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor IV dan Pendidikan serta Pelatihan Dasar (Diklatsar) IX Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Waykanan akan dihelat di Masjid Al Muhajirin, Kampung Bumi Baru, Kecamatan Blambangan Umpu yang saat ini sedang dirintis menjadi Pondok Pesantren Riyadlotut Thullab.

Bagi calon kader pemuda NU di Waykanan yang ingin bergabung silakan menghubungi Kasatkorcab Banser Waykanan, Alex Almukmin di nomor 085382935111. (Syuhud Tsaqafi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Tegal, Fragmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 27 Oktober 2016

Gus Mus: Aneh! Ada yang Berpendapat, Sesat Disikat

Sleman, Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Kehadiran KH Mustofa Bisri sebagai muballigh dalam acara Tabligh Akbar dan Istighotsah, Ahad (1/12), berhasil menyedot sebanyak 800 mahasiswa dan warga setempat untuk memadati gedung Multy Purpose UIN Sunan Kalijaga. 

Gus Mus: Aneh! Ada yang Berpendapat, Sesat Disikat (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus: Aneh! Ada yang Berpendapat, Sesat Disikat (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus: Aneh! Ada yang Berpendapat, Sesat Disikat

Pada acara yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas Dakwah kali ini, Gus Mus, begitu dia akrab disapa, banyak menyinggung tentang arti dakwah, objek dakwah, ruh dakwah serta hubungan antara dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan kasih sayang. 

Dalam acara yang mengusung tema “Dakwah Ku Gapai Indonesiaku Damai” ini, Gus Mus mendefinisikan dakwah sebagai sebuah ajakan. “Dakwah itu mengajak. Ada unsur merayu, ada unsur mbujuk,” paparnya. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Gus Mus, ayat tentang dakwah yang berbunyi “Ajaklah ke jalan Tuhanmu” dan sekilas tampak tak ber-maf’ul bih (objek, red.), sejatinya memiliki objek yang sangat jelas.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalau diperhatikan, memang ini tidak ada maf’ul bih-nya. Tapi sebenarnya ini sudah jelas. Orang yang diajak adalah orang yang belum ‘di jalan Tuhanmu’,” ungkapnya seraya menyayangkan realita banyaknya orang yang menganggap bahwa orang yang sesat harus disikat.

“Anehnya sekarang ini, ada orang yang berpendapat yang sesat disikat. Lalu sasaran dakwah ini siapa? Atau, ayat ini dikemanakan? Di-busek (hapus, red.)? Atau (mereka) tidak mudeng (paham, red.) al-Qur’an?!” sesalnya.

Gus Mus juga menjelaskan bahwa yang melakukan dakwah pertama kali adalah Rasulullah. Sebab Rasullah yang pertama kali melaksanakan perintah-perintah Allah. “Jadi kanjeng Rasul tidak kesulitan mencari contoh. Beliau langsung bisa mencontohkan dirinya sendiri. (seperti dalam hadits) shallu kamaa raaitumuuni ushallii,” ungkapnya.

Terkait dengan perbedaan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, Gus Mus menjelaskan bahwa dakwah diperuntukkan bagi mereka yang belum ‘di jalan Tuhanmu’. Sedangkan amar ma’ruf nahi munkar dilakukan kepada mereka yang sudah menempuh ‘jalan Tuhanmu’.  

Korelasi antara dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan kasih sayang juga tak luput dari sorotan Gus Mus. Begitu juga dengan realitas yang menunjukkan adanya krisis ruhud dakwah. 

Sebagai penutup, kyai yang juga seorang penyair ini diminta oleh audiens untuk membacakan bait-bait puisinya. Selama kurang lebih lima menit puisi dibacakan, suasana terasa hening dan syahdu. 

Redaktur     : A. Khoirul Anam

Kontributor : Nur Hasanatul Hafshaniyah 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Ulama, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah