Minggu, 16 April 2017

Sekjen GP Ansor: Adat Basandi Syarak Wajah Islam Nusantara di Minang

Padang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Muhammad Aqil Irham mengapresiasi filosofi Minangkabau yang berbunyi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Menurutnya, semboyan ini sangat sesuai dengan paham yang dikembangkan GP Ansor yang merupakan anak kandung NU. Filosofi ini menegaskan bagaimana adat (budaya) dengan agama tumbuh dan berkembang di tanah Minang.

Sekjen GP Ansor: Adat Basandi Syarak Wajah Islam Nusantara di Minang (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekjen GP Ansor: Adat Basandi Syarak Wajah Islam Nusantara di Minang (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekjen GP Ansor: Adat Basandi Syarak Wajah Islam Nusantara di Minang

Demikian disampaikan Aqil pada pembukaan Konferensi Wilayah ke-XI GP Ansor Sumatera Barat di Balai Latihan Transmigrasi Padang, Sabtu (6/6). Konferwil dihadiri juga Wakil Ketua PWNU Sumbar Suardiwan, Ketua GP Ansor Sumatera Barat Rusli Intan Sati, pengurus GP Ansor Sumbar dan utusan dari cabang GP Ansor di Sumbar.

Pengembangan Islam dengan pendekatan kultur masyarakat sudah dicontohkan oleh para ulama nusantra yang penuh dengan semangat rahmatan lil alamin. Ternyata penyebaran Islam dengan pendekatan ini berhasil seperti di Jawa dikenal dengan Walisongo.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dengan filosofi ABS-SBK tersebut potensi Ansor untuk berkembang besar di Sumbar," kata Aqil.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Masa khidmat PP GP Ansor saat ini difokuskan pada visi besar Ansor yaitu revitalisasi nilai-nilai Aswaja dan sistem kaderisasi. Kedua visi Ansor ini harus bisa membumi di Nusantara.

"Melalui majelis zikir rijalul Ansor yang tumbuh di berbagai tingkatan kepengurusan Ansor, mampu membentengi umat dari serangan antitahlilan, yasinan, maulud dan lainnya," kata Aqil.

Aqil mengakui, saat ini hampir tidak ada hari bagi anak-anak Ansor tanpa kegiatan Islam Aswaja. Ansor membentengi warga NU di tengah munculnya kelompok yang mengatakan ajaran NU itu sesat.

Berbagai kegiatan yang dilakukan di kalangan warga NU, dituduh sesat. Untuk itu, Ansor melalui Rijalul Ansornya terbukti mampu membentenginya. "Untuk itu, Ansor di Sumbar harus terus berkibar," tutur Aqil.

Terkait dengan kaderisasi, saat ini Ansor terus menertibkannya. Konferwil ini juga merupakan kaderisasi melahirkan pemimpin. Pemimpin yang dilahirkan itu harus siap menghadapi masalah, tantangan dan mampu menyelesaikan masalah.

Pemimpin itu harus menjadi solusi, bukan membuat masalah. Pemimpin itu ada yang lahir melalui sekolah, tapi memang banyak pemimpin yang disiapkan melalui pengkaderan, artinya pemimpin itu memang dikader.

"Melahirkan seorang pemimpin itu memang tidak mudah. Butuh proses kaderisasi dan kemampuan," tambah Aqil. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar