Kamis, 31 Agustus 2017

PBNU Desak Penuntasan Pemerataan Kesejahteraan

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Komisi Masail Diniyah Waqi‘iyah Munas-Konbes NU 2012 telah menyiapkan rancangan pembahasan terkait pemerataan ekonomi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Rancangan ini akan dibawa dalam persidangan akbar yang akan diadakan 14-17 Sepetember 2012 di Pesantren Kempek, Cirebon.

PBNU Desak Penuntasan Pemerataan Kesejahteraan (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Desak Penuntasan Pemerataan Kesejahteraan (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Desak Penuntasan Pemerataan Kesejahteraan

Isu ini diangkat berdasarkan hasil pengamatan keadaan yang menggejala dan laporan masyarakat di lapangan. Isu kesejahteraan patut diangkat karena merupakan kebutuhan mutlak dan mendasar masyarakat.

Pemerataan kesejahteraan ini berkait erat dengan tanggung jawab pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Komisi Munas-Konbes NU menilai kebijakan pemerintah belum menjalankan amanat UUD 1945 terkait pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pasalnya, berdasarkan pengamatan komisi ini, kesejahteraan rakyat Indonesia terus mengalami peningkatan. Sejumlah indikator menunjukkan kenaikan angka tersebut. Hanya saja peningkatan kesejahteraan itu berlaku untuk segelintir elemen. Kenaikan kesejahteraan itu sedikitnya dinikmati oleh mereka yang memiliki akses pendidikan dan kekuasaan.

Ironisnya, pada saat yang sama angka kemiskinan di Indonesia juga tinggi. Bahkan BPS melaporkan bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia di tahun 2011 yang pengeluaran perbulannya kurang dari Rp. 230 ribu, mencapai 57 juta orang. Dengan ukuran lain, sejumlah 24% dari total penduduk Indonesia berada di lapisan bawah kemiskinan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dana sebesar Rp. 230 ribu per bulan, sangat jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang kian tinggi. Biaya tersebut hanya bisa menutupi kebutuhan pangan dengan kualitas gizi di bawah standar. Sedangkan kebutuhan masyarakat juga melingkupi aspek pendidikan dan kesehatan yang jauh dari bayangan dengan uang sebesar Rp. 230 ribu.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Refleksi Sumpah Pemuda dalam Bingkai Islam Nusantara

Oleh Mahrus eL-Mawa

Salah satu elan vital sumpah pemuda itu pengakuan akan keragaman etnis di Indonesia. Kalau dahulu, anak-anak muda dari berbagai etnis itu berjuang meraih kemerdekaan untuk bangsanya, maka saat ini pemuda dari beragam etnis itu mengisi kemerdekaan RI dengan tetap menjunjung tinggi nilai keragaman dalam masyarakat yang multikultural. Salah satu nilai itu tertanam dalam pendidikan Islam program magister STAINU Jakarta dengan jargon kajian Islam Nusantara.

Refleksi Sumpah Pemuda dalam Bingkai Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Refleksi Sumpah Pemuda dalam Bingkai Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Refleksi Sumpah Pemuda dalam Bingkai Islam Nusantara

Dalam catatanku, belum pernah ada di kampus-kampus Indonesia ini, ada program magister yang spesifik nama program studinya dengan Islam Nusantara dalam kurun lima tahun terakhir ini, kecuali di Program Pasca STAINU Jakarta. Hanya saja, karena dalam nomenklatur birokrasi belum tercatat, maka dialihkan ke prodi yang berdekatan; sejarah kebudayaan Islam (SKI).

Satu hal yang menarik dari prodi magister STAINU ini, bukan hanya kajian atau diskursusnya, tapi juga para mahasiswanya juga berasal dari berbagai etnis bangsa Indonesia. Disadari atau tidak, program magister STAINU telah melakukan itu, bahkan mahasiswa dari negeri jiran, seperti Thailand juga sudah ada yang lulus dari program ini. Luar biasa, bukan? Seharian kemarin, saya kebagian menguji tesis mahasiswa STAINU asal Papua Barat.

Tentu saja, menjadi salah seorang penguji tesis dari mahasiswa asli Papua bagi saya merupakan "sesuatu banget". Selama ini, saya kenal orang Papua itu hanya berdasar "katanya", terlebih tentang Papua Muslim/Muslimah. Mendalami Islam masuk di Papua juga hal menarik sebagai suatu kajian sejarah dan kawasan. Apalagi mengkaji budaya Papua terkait dengan Islam dan kearifan lokal di suatu etnis Papua, sungguh kita akan merasakan hal luar biasa akan khazanah Islam di Indonesia ini.

Dua orang Papua, Muslim dan Muslimah yang saya uji tesisnya itu kini keduanya menunggu hari-hari untuk merengkuh legalitas magister humaniora dari UNU Indonesia/STAINU Jakarta. Saya tanya kepada salah satunya, dan mengaku ingin menjadi dosen saat pulang kampung nanti, syukur bila diterima sebagai PNS/ASN.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika para mahasiswa magister STAINU/Unusia berasal dari semua wilayah di Indonesia, seperti etnis Papua ini, tentu sangat keren. Sebelum kedua teman papua ini, mahasiswi asal madura juga lulus pada sidang tesisnya. Sebulan sebelum ini saya juga diberi kesempatan menguji mahasiswa dari etnis Lombok (NTB), Mataram, orang Cirebon, dan seterusnya. Di sinilah saya kira pantas jika prodi magister STAINU Jakarta ini menyebut prodi-nya dengan prodi Islam Nusantara. Sebab, bukan hanya wacana Islam Nusantara yang disampaikan dan dikaji selama kuliah, tetapi juga para pesertanya memang berasal dari berbagai etnis, warga bangsa, dan seterusnya.

Sungguh pendidikan magister di STANU Jakarta itu benar-benar telah mengejawantahkan nilai-nilai Sumpah Pemuda di era global dan kompetitif ini. Perbedaan etnis harus menjadi perekat untuk mengisi pendidikan Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan sebaliknya. semoga program tersebut terus bertahan dalam visi misinya dan selalu maju untuk menghadapi tantangan zaman yang serba keras dan kompetitif dalam berbagai bidang, khususnya keilmuan Islam di Indonesia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penulis adalah Wakil Ketua PP LP Maarif NU, Koordinator Diklat Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Jakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tiga Ulama yang Memprediksi Kemerdekaan Indonesia

Ulama Indonesia, jauh sebelum 17 Agustus 1945 sudah memprediksikan negeri ini akan mengalami gangguan dan akhirnya mampu meraih kemerdekaan. Gangguan terhadap harkat dan martabat bangsa ini, tak lain untuk menguji semangat persatuan dan kesatuan. Tanpa adanya lawan yang merampas marwah bangsa Indonesia, maka persatuan sangat sulit diciptakan.?

Namun dengan hadirnya penjajah, maka seluruh warga bangsa merasa memiliki dan meminta kembali hak pribumi. Oleh para ulama, masyarakat yang beragama Islam diajak melakukan serangkaian mujahadah, istighatsah, tirakat dan doa bersama agar Indonesia selamat dari penjajahan dan bisa merdeka.

Tiga Ulama yang Memprediksi Kemerdekaan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Ulama yang Memprediksi Kemerdekaan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Ulama yang Memprediksi Kemerdekaan Indonesia

Dari kisah para ulama terdahulu, ada banyak cerita menarik tentang penjajahan dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah tiga orang ulama yang sudah memberikan isyarat tentang kondisi Indonesai jauh-jauh hari sebelum diserang Belanda, Jepang dan merdeka. Kisah ini dijelaskan oleh Zainul Milal Bizawie dalam bukunya “Masterpice Islam Nusantara: Sanad dan Jejaring Ulama Santri 1830-1945”.

Pertama, KH Abdus Syakur Senori Tuban (wafat 1359 H/1940 M). Kyai Syakur dikenal sebagai teman akrab KH Hasyim Asy’ari yang memiliki ilmu kasyf. Dengan ilmu yang dimilikinya, Mbah Syakur membuat sya’ir tentang kedatangan tentara Jepang dan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 M/1365 H. Padahal lima tahun sebelum merdeka, Mbah Syakur sudah wafat. Syair karya Mbah Syakur adalah:

? ? ? ? * ? ? ?

? ? * ? ?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

? ? ? ? * ? ? ? ?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

? ? ? * ? ? ?

? ? ? ? * ? ? ? ?

? ? ? * ? ? ? ?

Tarikhkanlah bahwa Jepang akan menjinakkan Nusantara pada tahun ? ghisy-syisa





(Jika dihitung dengan hisabul jummmal adalah 1361 H/1942 M)





Ia sebagai kolonial yang menyengsarakan bangsa Indonesia





Silih berganti, peperangan, adu senjata dan perihnya mengarungi samudera.





Ketika bulan Rajab (1365 H/Juni 1945) telah terjadi keajaiban, kemudian semakin lumpuh pada bulan Sya’ban (Juli 1945).





Kemudian pada bulan Ramadan (17 Agustus 1945) datanglah masa gembira ria (proklamasi) bagi bangsa Indonesia.





Dan pada bulan Syawwal (September 1945), penderitaan Nusantara semakin membaik. ? Posisi Indonesia semakin tenang dengan kemerdekaannya pada bulan Dzul Qa’dah (Oktober 1945)





Di bulan inilah Allah menampilkan sosok pemimpin yang dapat mengayomi masyarakatnya (Soekarno), seorang pemimpin sejati yang tidak ada duanya.

Kedua, Syaikh Ibrahim bin Husain Buengcala Kuta Baro Aceh. Pada tahun 1288 H/1871 M, Syaikh Ibrahim menyatakan: “Negeri di bawah angi (Nusantara) istimewanya akan lepas daripada tangan Holanda (Belanda), sesudah China bangsa lukid (mata sipit, maksudnya bangsa Jepang). Maka Insya Allah ta’ala pada tahun 1365 H (1945 M) lahir satu keajaan yang adil dan bijaksana dinamakan al-Jumhuriyah al-Indunisiyah yang sah”. Kalimat ini dinyatakan 71 tahun sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Tentunya Syaikh Ibrahim memberikan isyarat kepada masyarakat Aceh agar menghormati proses perjuangan bangsa hingga meraih kemerdekaan dengan sempurna.

Dan ketiga, KH Chasbullah Sa’id Jombang (ayahanda KH Abdul Wahab Chasbullah). Setelah melakukan tirakat dan riyadlah yang cukup panjang, Mbah Chasbullah meninggalkan tulisan pendek yang ditutupi dengan kain satir di menara Masjid Pondok Induk (Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang).?

Menjelang wafatnya, Mbah Chasbullan memberikan pesan pada salah seorang santrinya: “Lek misale aku mati, omongno nang Wahab kongkon buka tulisan nak menara tahun 1948; kalau misalnya aku sudah meninggal, katakan pada Wahab untuk membuka tulisan di menara tahun 1948”. Setelah menyampaikan pesan itu, beberapa bulan Mbah Chasbullah wafat.?

Maka sesuai dengan pesan Abahnya, KH Abdul Wahab Chasbullah membuka isi pesan itu pada 1948. Proses membuka isi pesan itu diiringi dengan pembacaan shalawat burdah yang diikuti juga oleh segenap santrinya. Ternyata isi pesan Mbah Chasbullah sangat singkat, yakni tulisan: ? ? ? (hurrun tammun, artinya kemerdekaan yang sempurna). Dan ternyata tahun 1948, kemerdekaan Indonesia sudah diakui oleh dunia dan agresi militer Belanda juga sudah sukses dipukul mundur.

Usaha riyadlah dan tirakat dalam mendukung kemerdekaan sejati itu selalu dilakukan oleh Mbah Chasbullah dengan menyuruh santrinya i’tikaf dan membaca amalan shalwat burdah selama sehari penuh. Sedangkan Mbah Chasbullah memilih berdoa dan riyadlah di rumahnya dengan khusyu’ penuh harapan.

Tiga sosok ulama yang memiliki ilmu kasyaf ini patut untuk dijadikan ‘ibrah bahwa para Kyai sangat peduli dalam proses perjuangan bangsa Indonesia. Karena ilmu yang dimiliki oleh Kyai lebih banyak agama, maka proses keagamaan itu yang menjadi dominan dilakukan. Semangat dalam membaca tanda alam dan isyarat dari Allah itulah yang selalu diasah. Sehingga wajar bila para Kyai sudah memberikan prediksi tentang kondisi bangsa ini jauh hari sebelum kemerdekaan.

Sebagai anak bangsa yang sudah menerima kemerdekaan, tentunya patut menghargai usaha para pendahulu yang telah berjuang untuk bangsa ini. Kemerdekaan dan kebahagiaan hidup dalam suasana Indonesia semacam ini membuat hidup tenang dan bebas beraktivitas apapun. Maka sudah sewajarnya kemerdekaan ini diisi dengan hal positif dari memperkuat persatuan bangsa, memperluas wawasan nusantara, menambah ilmu pengetahuan dan menjaga tumpah darah dengan segenap cinta bangsa.***

M. Rikza Chamami, Sekretaris Lakpesdam NU Kota Semarang & Dosen UIN Walisongo Semarang.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 30 Agustus 2017

“Indonesian Day” Digelar di Maroko

Rabat, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Masyarakat Maroko kembali terhibur dengan serangkaian acara kesenian serta promosi pariwisata dan perdagangan yang digelar KBRI Rabat dalam rangka memperingati HUT RI ke-65 yang diselenggarakan di Wisma Duta dalam kemasan “Indonesian Day” pada 26 September 2010.

Demikian dalam rilis pers yang diterima Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kegiatan dihadiri oleh sekitar 200 undangan dan sejumlah wartawan dari media elektronik Maroko turut hadir meliput acara tersebut.

“Indonesian Day” Digelar di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)
“Indonesian Day” Digelar di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)

“Indonesian Day” Digelar di Maroko

Begitu memasuki Wisma Duta, suara gamelan yang dimainkan secara live, terdengar memanjakan telinga para tamu undangan yang terdiri dari kalangan diplomatik, pejabat setempat dan masyarakat Maroko.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagai pembuka, para hadirin menyaksikan Tarian Panyembrama dari Bali yang ditampilkan sebagai ucapan selamat datang. Selanjutnya, secara berturut-turut, para hadirin dihibur oleh penari-penari Indonesia dengan tarian Yapong (Betawi), Saman (Aceh), Cendrawasih (Bali), Topeng Kelana (Jabar) dan Piring (Sumbar) yang menghentak semangat penonton melalui gerakan penari yang sangat energik dan dinamis. Keberagaman budaya Indonesia yang tercermin pada tarian-tarian tersebut yang diiringi musik dan kostum daerah menarik perhatian penonton yang memadati taman Wisma Duta.

Pertunjukan tarian tersebut diselingi dengan penampilan Rebana dan diakhiri oleh Pencak Silat yang seluruhnya diperagakan para mahasiswa Indonesia di Maroko. Para pesilat terlihat mahir dalam memainkan jurus-jurus silat dengan menggunakan senjata tajam ataupun tangan kosong.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko, Bapak Tosari Widjaja dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesian Day bertujuan agar masyarakat asing khususnya Maroko dapat lebih mengenal keanekaragaman Indonesia melalui berbagai pertunjukan seni dan budaya.

Dubes juga mengharapkan agar penampilan kesenian tersebut dapat menggugah dan menimbulkan rasa ingin lebih mengenal Indonesia kepada khalayak asing dan mengundang mereka untuk datang ke Indonesia. Selain itu, pada kesempatan ini juga dibuka stand-stand promosi budaya dan pariwisata serta Trade Expo Indonesia ke-25, Indo Defense, Indo Marine dan Indo Aerospace yang seluruhnya akan diselenggarakan di Indonesia dalam waktu dekat.

Pada penutupan, tamu undangan dialuni kembali oleh musik gamelan secara live. Kegiatan mendapat sambutan hangat dari para undangan yang dengan antusias menanyakan dan memenuhi stand-stand serta berfoto ria dengan para penari dan pesilat. Para undangan juga menerima sejumlah brosur pariwisata dan profile singkat tentang Indonesia berbahasa Inggris dan Perancis pada akhir acara. (nam)Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Cerita, Humor Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wahai Mahasiswa Baru, Jangan Salah Pilih Masuk Organisasi

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) tidak serta merta hanya sebagai upaya mahasiswa untuk memahami tentang keberadaan kampus dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kampus.

Di STIT Al-Urawatul Wutsqo Jombang, momen itu juga dijadikan jembatan untuk mengenalkan sejumlah organisasi kemahasiswaan, baik intra kampus maupun organisasi ekstra kampus yang sudah berjalan lama.

Wahai Mahasiswa Baru, Jangan Salah Pilih Masuk Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Wahai Mahasiswa Baru, Jangan Salah Pilih Masuk Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Wahai Mahasiswa Baru, Jangan Salah Pilih Masuk Organisasi

Organisasi intra kampus seperti BEM (badan eksekutif mahasiswa), UKM (unit kegiatan mahasiswa), DPM (dewan perwakilan mahasiswa) dan wadah-wadah yang lain. Sedangkan organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, di kampus ini sangat kompleks, salah satu di antaranya PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).

Di sela-sela kegiatan OSPEK yang berlangsung di aula kampus, perwakilan pengurus organisasi yang menaungi setiap organisasi tersebut diperkenankan untuk memprofilkan terkait lembaganya masing-masing.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Komisariat PMII Yaqub Husein STIT Al-Urawatul Wutsqo Iis Sholehah di hadapan ratusan peserta ospek menyatakan bahwa PMII adalah organisasi ekstra mahasiswa terbesar di Indonesia. Dan satu-satunya yang telah menyatakan sikap untuk mengawal dan mempertahankan NKRI dengan bernapaskan Islam Indonesia.

Namun demikian, Iis mengatakan, calon mahasiswa baru tak boleh gegabah untuk menentukan pilihannya dalam berorganisasi, pilihan itu harus murni dari hati nurani yang didukung oleh berbagai sumber yang lain untuk memantapkan pilihannya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setidaknya, menurut dia, PMII adalah wadah yang tepat untuk mahasiswa baru. Mereka dapat menambah pengetahuannya dengan berbagai disiplin ilmu yang diajarkan. "PMII adalah organisasi yang tepat untuk dipilih, apalagi pelajar nahdliyin mesti memilih PMII karena memperjuangkan nilai-nilai Ahlussunnah wal-Jamaah," tandasnya Senin (22/08).

Sementara itu secara terpisah Ketua Umum PC PMII Jombang, Aziz Dwi Prasetyo membenarkan tentang keragaman organisasi kemahasiswaan dengan tipologi yang juga berbeda. Ia mengimbau agar mahasiswa berhati-hati dalam memilih organisasi tersebut.

"Mahasiswa baru mesti berhati-hati dalam memilih organisasi karena banyak sekali organisasi yang berlabel Islam. Padahal organisasi itu menyesatkan. Oleh karena itu, jangan sampai salah memilih organisasi," katanya, Selasa (23/08) malam.

Lebih lanjut ia sedikit membuka gambaran tentang kehadiran PMII untuk mahasiswa. "PMII selaku organisasi pergerakan, mengajak kadernya untuk bergerak melakukan perubahan bangsa dan negara untuk lebih baik dengan berhaluan Islam Ahlussunnah wal-Jamaah. Oleh karena itu, perubahan harus diawali dari diri sendiri, yakni dimulai dari perubahan untuk memilih organisasi yang tepat untuk digeluti," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Nahdlatul Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 29 Agustus 2017

Pokok-pokok Pandangan PBNU terhadap RUU Ormas

Berikut ini adalah pokok-pokok pandangan dan sikap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Organisasi Kemasyarakatan.

PBNU mengapresiasi terhadap langkah pemerintah dan DPR yang tengah menyempurnakan UU No. 8/1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan. Namun, menurut PBNU, masih terdapat pasal-pasal yang harus dirumuskan ulang, bahkan beberapa di antaranya harus dihilangkan.

Pokok-pokok Pandangan PBNU terhadap RUU Ormas (Sumber Gambar : Nu Online)
Pokok-pokok Pandangan PBNU terhadap RUU Ormas (Sumber Gambar : Nu Online)

Pokok-pokok Pandangan PBNU terhadap RUU Ormas

PBNU menghargai rumusan baru tentang penggunaan asas Pancasila, yang mengakomodasi penggunaan ’asas ciri’. Dengan akomodasi itu maka RUU ini tidak terlalu kaku karena pluralitas ideologi, sejauh tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, asas ciri tersebut boleh dicantumkan sebagai ciri organisasi yang bersangkutan.

Namun, NU memandang a-historis definisi ormas, dalam memberi pengertian ormas dengan cara menggeneralisasi pengertian ormas seperti negara-negara Barat sebagai organisasi ”berbadan hukum” dan ”tidak berbadan hukum” tanpa mendeskripsikan tata nilai dan kesejahteraan serta peran-peran ormas, seperti NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam dan lain-lain dalam konteks masyarakat Indonesia. Dengan demikian perlu dibedakan secara tegas antara Yayasan, Perkumpulan, dan Organisasi Kemasyarakatan yang sudah berurat-akar di dalam sistem/kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan bangsa Indonesia, yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Tiga jenis organisasi yang sangat berbeda tersebut harus diatur dalam skema perundang-undangan yang terpisah/berbeda. Tidak perlu mengikuti tradisi Belanda, yang hanya memiliki dua jenis UU, yaitu UU Yayasan dan UU Perkumpulan. Dengan mengancu pada pengalaman kehidupan kemasyarakatan sendiri, maka di negeri ini kita seharusnya berani merumuskan/mengeluaran satu UU yang khusus mengatur kehidupan organisasi kemasyarakatan yang berbeda sama sekali dengan UU Yayasan atau UU Perkumpulan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konsekuensinya, pasal-pasal yang mengatur keberadaan LSM asing, lebih-lebih dengan mempersamakannya dengan aturan atau persyaratan yang dikenalkan kepada ormas, harus dikeluarkan dari RUU Ormas ini. Kalaulah entitas seperti LSM asing itu ingin diberi landasan hukum, dipersilahkan diatur dalam UU tersendiri (Bab VII RUU Ormas).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Naskah RUU ini belum melihat sejarah, peran dan kotribusi ormas seperti NU, Muhammadiyah, Perti, Nahdlatul Wathan, Alkhairat, Syarikat Islam (SI), Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha, dalam proses pembentukan kesadaran berbangsa dan bernegara dan pembentukan NKRI.

Oleh karena itulah PBNU mengusulkan agar DPR menunda pengesahan RUU ini. Untuk menghindari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari pengesahan RUU ini. ?

Jakarta, 4 April 2013

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mubes Iksab TBS Kudus Angkat Tema Aswaja Pagar Nusantara

Kudus, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Maraknya kasus terorisme, dan gerakan anti-Pancasila yang dinilai meresahkan masyarakat luas mendapat perhatian dari kalangan santri di Kudus, Jawa Tengah. Para santri yang tergabung dalam Ikatan Santri Abiturien (Iksab) MA NU TBS Kudus menggelar Musyawarah Besar dengan tema "Aswaja Pagar Nusantara" di Aula Masjid Darul Ilmi Universitas Muria Kudus, Kamis (15/9/16).

?

Menurut Ketua panitia acara Arif Mustain S.Pd kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai sikap atas adanya pihak-pihak yang mengatasnamakan Islam untuk kepentingan yang justru merugikan Islam, misalnya radikalisme dan terorisme.

Mubes Iksab TBS Kudus Angkat Tema Aswaja Pagar Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Mubes Iksab TBS Kudus Angkat Tema Aswaja Pagar Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Mubes Iksab TBS Kudus Angkat Tema Aswaja Pagar Nusantara

?

"Kami merasa perihatin atas berbagai hal yang dituduhkan kepada Islam khususnya yang merugikan seperti terorisme. Jadi itulah alasan mengapa saat ini kami berkumpul. Tidak lain adalah upaya membantu pemerintah dalam menangkal gerakan-gerakan radikal," terangnya

?

Hal senada juga diungkapkan Zainuri MM, Wakil Rektor Universitas Muria Kudus (UMK). Menurutnya, saat ini pemerintah Indonesia perlu meniru Brunei Darussalam dalam melakukan proteksi terhadap penyebaran aliran radikal.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

"Saya kira pemerintah Indonesia perlu meniru Brunei Darussalam. Soal materi khutbah Jumat saja harus melalui seleksi oleh majelis ulama di sana," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Zainuri, meskipun berniat untuk mengamalkan ajakan amar maruf nahi munkar, dakwah dilakukan dengan cara-cara kekerasan akan turut memperburuk citra Islam itu sendiri.

"Jadi apa-apa yang berdampak buruk pada Islam itu tidak sebatas pada gerakan terorisme atau radikalisme. Tapi cara menebar kebaikan dengan cara kekerasan itu juga turut jadi penyebab bahkan justru menjauhkan dari tujuan utama," imbuhnya

Pada kesempatan tersebut selain membahas pentingnya kampanye Islam yang damai juga dilangsungkan pelantikan dan pengesahan pengurus Iksab periode 2016-2020. Dilanjutkan dengan Forum Group Diskusi (FGD) yang dibagi ke dalam lima devisi antara lain devisi penguatan aswaja, pengembangan multimedia dan data, kemandirian ekonomi, penguatan jaringan, dan pemberdayaan alumni. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Syariah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 28 Agustus 2017

Meriahkan Maulid Nabi dan Haul dengan Shalawat

Lampung Tengah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kurang lebih seribuan jamaah Nahdliyyin memadati kompleks halaman Pesantren Bumi Sholawat Darussalamah Dusun Rawa Bunder Kampung Buyut Utara Kecamatan Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Meriahkan Maulid Nabi dan Haul dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Meriahkan Maulid Nabi dan Haul dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Meriahkan Maulid Nabi dan Haul dengan Shalawat

Mereka sedang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul, sekaligus shalawat bersama, Sabtu (24/12) malam, bertepatan 24 Rabiul Awal 1438 H.

?

Kiai Nurkholis, salah satu dewan pengasuh Pesantren Bumi Sholawat Darussalamah, mengatakan shalawat bersama dilaksanakan setiap malam Minggu Wage dan bergilir di lima kecamatan di sebagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah, yakni Kotagajah, Gunung Sugih, Punggur, Trimurjo dan Seputih Raman, dan malam itu masuk pada putaran yang kedelapan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

"Majelis Sholawat bersama ini bernama Majelis Nurul Muhdhor dan di pimpin langsung Habib Umar bin Muhdhor Al Hadad Pimpinan Majelis An Nur Bandar Lampung," kata alumni pesantren Darussalamah Brajadewa Way Jepara Lampung Timur ini.

?

"Dan alhamdulillah pada bulan ini kita selenggarakan pada momentum Maulid Nabi Muhammad SAW dan sekaligus Haul Kiai Muhammad Ilham selaku tokoh sekaligus pendiri pesantren ini," imbuh Kiai Nurkholis yang juga anggota Banser Lampung.

?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir beberapa tokoh NU dan kiai pesantren; Habib Umar bin Muhdhor Al Hadad, KH Daroini Ali, S.H.I (Mustasyar NU Lampung Tengah), KH Imam Ibnu Mubarok (pengasuh pesantren Kendali Sodo Bumi Nabung), KH M. Mabrur (Pengasuh Pesantren Ash Sidiqiyah 9 Lampung Tengah), KH Ahmad Karimullah (Pengasuh Pesantren Bumi Sholawat Bumi Ratu Nuban), Kiai Alie Fadhilah Musthofa (Pengasuh Pesantren Sunan Ampel Punggur), H. Sarjito (Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Tengah), Saryono (Ketua PC GP Ansor Lampung Tengah), H Muhibin (Sekretaris MUI Kecamatan Kotagajah), Wali santri, serta para kader Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, dan puluhan Banser. (Akhmad Syarief Kurniawan/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 26 Agustus 2017

Ribuan Anak TK/RA Latihan Manasik Haji

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untuk memberikan pembelajaran praktek ibadah haji sejak dini, Pengurus Cabang Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kabupaten Brebes menggelar manasik haji. Kegiatan ini diperuntukan bagi ribuan anak Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) se Kacamatan Bulakamba, Kecamatan Losari dan Kecamatan Tanjung.

”Ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima, wajib diajarkan pada anak didik sejak dini,” ujar Ketua panitia penyelenggara Hildan disela kegiatan digedung Horas Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba, Senin (21/3).

Ribuan Anak TK/RA Latihan Manasik Haji (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Anak TK/RA Latihan Manasik Haji (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Anak TK/RA Latihan Manasik Haji

Wildan menjelaskan, latihan manasik haji ini merupakan kegiatan rutin tahunan sebagai sarana pembelajaran dan pengenalan prosesi ibadah haji secara dini kepada anak-anak. Dia berharap lewat latihan manasik tersebut, anak-anak TK/RA tersebut bisa mengingatnya hingga dewasa kelak.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Masa kecil merupakan usia keemasan seseorang, kesempatan ini kami manfaatkan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang postif, termasuk dengan kegiatan latihan manasik ini," ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih kurang 1000 anak dari  31 sekolah TK dan RA di Kecamatan Bulakamba dan Losari berlatih haji dengan antusias. Dengan mengenakan pakaian ihram layaknya ibadah haji di tanah suci sungguhan, siswa-siswi dilatih dan dikenalkan satu persatu ritual manasik haji secara berurutan.

Mulai dari wukuf di Arofah, mabith di Musdalifah dan melempar jumroh. Usai itu, mereka kemudian melakukan thowaf, Sai hingga Tahalul. Ditengah-tengah pelaksanaan manasik tersebut, tak henti-hentinya lafadz talbiyah terus berkumandang. "Labaik ....Allahuma labaik...." teriak ribuan anak-anak dengan lantang sambil berlari-lari kecil mengelilingi replika Kabah. (was).Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

SMA Kholid bin Walid Sidoarjo Gelar Upacara HUT RI di Atas Tanggul

Sidoarjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untuk mengenang sejarah dan memberikan pengetahuan kepada para siswanya, SMA Kholid Bin Walid asal desa Renokenonggo yang saat ini kontrak di desa Glagaharum Kecamatan Porong Sidoarjo melakukan upacara bendera di tengah-tengah pon penampungan lumpur Lapindo tepatnya di titik 42 desa Renokenonggo Porong Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (17/8).

SMA Kholid bin Walid Sidoarjo Gelar Upacara HUT RI di Atas Tanggul (Sumber Gambar : Nu Online)
SMA Kholid bin Walid Sidoarjo Gelar Upacara HUT RI di Atas Tanggul (Sumber Gambar : Nu Online)

SMA Kholid bin Walid Sidoarjo Gelar Upacara HUT RI di Atas Tanggul

Kepala sekolah SMA Kholid bin Walid, Ali Masad menjelaskan, untuk menunjukkan kepada para siswa baru, bahwa awal dari sekolahan itu sudah terendam oleh lumpur Lapindo 9 tahun yang lalu, maka pihak sekolah mengadakan upacara bendera di atas tanggul penahan lumpur. Upacara ini sekaligus memperingati HUT Ke-70 RI.

Ali Masad berharap, melalui peringatan HUT RI ini, sekolahan yang ditenggelamkan lumpur Lapindo itu segara mendapatkan dana ganti rugi. "Soal ganti rugi di sekolahan kami hingga saat ini belum terbayarkan. Kami berharap kepada pihak BPLS untuk segera menyelesaikan proses ganti rugi tersebut," ucapnya penuh harap.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Upacara yang dilakukan oleh puluhan siswa ini layaknya upacara resmi. Meskipun ada kekurangan, namun kegiatan upacara tersebut berjalan dengan baik, lancar dan penuh khidmat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Iklimatul Jazillah kelas 11 SMA Kholid Bin Walid mengaku bahwa, dirinya baru mengetahui kalau sekolahannya dulu berada disini (desa Renokenonggo Porong) yang saat ini sudah terendam oleh lumpur Lapindo.

"Terkait dana ganti rugi saya kurang paham, karena saya siswa baru. Dan alhamdulillah upacara hari kemerdekaan ini berjalan lancar," pungkas Iklimatul Jazillah. (Moh Kholidun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Humor Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kelompok Radikal Salah Pahami Al-Qur’an dan Hadits

Mataram, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Katib Aam PBNU KH Malik Madani mengungkapkan, munculnya gerakan-gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam adalah akibat kesalahan mereka dalam menafsirkan Al-Quran dan dan Hadits Nabi Muhammad SAW.

Demikian disampaikannya dalam seminar nasional “Menangkal Ideologi Radikal  dengan Paham Ahlussunnah wal Jamaah Ala Indonesia” di Mataram, Rabu (29/4) kemarin. Kegiatan diadakan oleh Lembaga Takmir Masjid PWNU NTB yang dibuka oleh Wakil Gubernur setempat.

Kelompok Radikal Salah Pahami Al-Qur’an dan Hadits (Sumber Gambar : Nu Online)
Kelompok Radikal Salah Pahami Al-Qur’an dan Hadits (Sumber Gambar : Nu Online)

Kelompok Radikal Salah Pahami Al-Qur’an dan Hadits

Menurut KH Malik Madani, sebenarnya kelompok radikal itu ingin mengamalkan Al-Quran dan Al-Hadits secara kaffah, namun mereka salah jalan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Akibat salah jalanya itu mereka berprilaku seperti orang-orang Khawarij yang mengkafirkan orang-orang yang tidak segolongan. Tidak hanya itu, mereka pun menghalalkan darah orang-orang yang merekakafirkan,” tuturnya.

Karena itu untuk menangkal merebaknya ideologi ini, menurutnya, pemahaman terhadap Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja) yang genuine harus didakwahkan di tengah-tengah masyarakat. Aswaja yang asli mengajarkan toleransi, keseimbangan, musyawarah, keadilan dan persamaan derajat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Cholil Nafis dalam kesemapatan itu juga menegaskan bahwa gerakan radikalis teroris yang mengatasnamakan Islam adalah akibat tidak paham dengan istilah negara Islam.

Menurut Cholil, Islam tidak menentukan model negara. “Asal dalam negara itu ada kesatuan dan kemaslahatan bagi umat beragama adalah negara Islam. Al-Quran mengatakan bahwa Islam adalah agama wasathi.  yaitu menjadikan umat pilihan yang adil, dan pertengahan dari ekstrim kanan dan ekstrim kiri," paparnya.

Ia menambahkan, nilai-nilai Islam senantiasa humanistik dan tasamuh (toleran). Karena itu, kalau ada gerakan Islam yang anti kemanusiaan dan memaksakan kehendak dengan kekerasan destruktif, jelas itu bukan gerakan Islam. Karena itu jangan diikuti.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB dalam paparannya menyampaikan bahwa pesantren-pesantren yang berbasis budaya lokal telah terbukti mengajarkan Islam rahmatan lil alamin dan telah menjadi penopang berdiri tegaknya NKRI.

Ia juga menegaskan, kemenag telah membuat regulasi  agar pesantren tidak mengajarkan radikalisme agama karena itu pesantren yang diberi izin operasional adalah pesantren yang kurikulumnya tidak mengajarkan radikalisme.

Ketua PWNU NTB Tgh. Ahmad Taqiuddin Manshur, menyerukan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh pemahaman-pemahaman provokatif yang mengatasnamakan Islam. Karena itu, ia menghimbau agar masyarakat memahami betul ajaran Aswaja yang diajarkan di Indonesia.

Acara ini ditutup oleh doa yang dibacakan oleh Ulama Kharismatik NTB Tgh. Lalu Muhammad Turmudzi Badaruddin. Dalam doanya  Tgh. Turmudzi memohon kepada Allah SWT agar umat Islam senantiasa ditunjukan pada pemahaman agama yang benar dan pemahaman agama agama yang dapat mengantarkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. (Red: Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Ubudiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 Agustus 2017

Pelajar NU Jepara Diminta Terlibat Dalam Pembangunan Politik dan Demokrasi

Jepara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kebangpol Linmas) Provinsi Jateng mengajak ormas dan tokoh masyarakat di Jepara dalam peningkatan dan penguatan peran politik ormas. Pihak Kesbangpol Jateng melihat ormas seperti IPNU-IPPNU Jepara memiliki posisi strategis sebagai partner pemerintah perihal menciptakan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab.

Pelajar NU Jepara Diminta Terlibat Dalam Pembangunan Politik dan Demokrasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Jepara Diminta Terlibat Dalam Pembangunan Politik dan Demokrasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Jepara Diminta Terlibat Dalam Pembangunan Politik dan Demokrasi

Seruan ini disampaikan pada pertemuan Badan Kesbangpol Jateng bersama sejumlah ormas di DSeason Premiere Bandengan Jepara, pada Senin-Selasa (10-11/8).

Pada forum ini Miqdad Syaroni perwakilan IPNU Jepara bertanya soal persiapan pemilu serentak yang akan diadakan beberapa bulan mendatang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara dosen Ilmu Pemerintahan Undip Semarang Susilo Utomo yang hadir ketika itu mengatakan, sebagai ormas IPNU-IPPNU Jepara harus berperan sebagai pelengkap pemerintah. “Jangan sampai menjadi bagian atau alat pemerintah.”

Sedangkan Kabid Organisasi Masyarakat dan Politik Dalam Negeri Heru Agus Susilo menambahkan bahwa pertemuan ini bertujuan membangun interaksi sosial bagi masyarakat dalam civil socity dan berpolitik bermartabat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Membangun konsolidasi antarelemen yang strategis serta peningkatan kultur kelembagaan,” kata Heru. (Muhammad MS/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Nahdlatul, Cerita Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berkat Gus Dur, NU Dikenal Dunia Internasional

Probolinggo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Perjuangan dan keikhlasan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam membesarkan organisasi kemasyarakatan (ormas) Nahdlatul Ulama (NU) sudah tidak bisa diragukan lagi. Bahkan Gus Dur sudah mengabdikan jiwa dan raganya agar NU bisa terus maju dan berkembang.

Statemen tersebut disampaikan oleh Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo KH Munir Kholili dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan haul KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke-5, Senin (12/1) malam.

Berkat Gus Dur, NU Dikenal Dunia Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Berkat Gus Dur, NU Dikenal Dunia Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Berkat Gus Dur, NU Dikenal Dunia Internasional

“Berkat jasa dan pengorbanan Gus Dur, NU banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bahkan berkat perjuangan Gur Dur pula, NU bisa dikenal hingga di dunia internasional,” ungkapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Kiai Munir, peringatan haul Gus Dur ini merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada guru besar alim ulama Nahdlatul Ulana dan guru besar bangsa. “Beliau adalah tokoh alim ulama besar NU yang saat ini ajaran-ajarannya dapat menyadarkan dan menggugah umat Islam menjadi baik dan berakhlakul karimah,” jelasnya.

Terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Kiai Munir mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengingat kembali sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW serta untuk meneladani akhlak yang sudah diajarkan oleh Baginda Rasulullah SAW. “Marilah terus bersholawat demi mengagungkan junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,” pintanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Wakil Ketua Tanfidziyah Kota Kraksaan H. Ahmad Muzammil mengatakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini digelar dengan tujuan untuk meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Melalui kegiatan ini kami berharap agar warga NU bisa instropeksi diri atau muhasabah kepada momentum Maulid Nabi Muhammad SAW untuk melangkah kearah yang lebih baik dalam pelaksanaan organisasi,” ujarnya.

Menurut Muzammil, peringatan haul Gus Dur dilakukan agar kita sebagai warga NU bisa selalu mengingat perjuangan dan jasa para alim ulama yang telah berusaha dengan sekuat tenaga untuk membesarkan NU. “Inilah bentuk terima kasih kita, sebab saat ini kita hanya meneruskan perjuangan yang sudah ada,” jelasnya.

Kegiatan yang dilangsungkan di Kantor PCNU Kota Kraksaan di Jalan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo ini dihadiri 1.000 undangan terdiri dari pengurus PCNU, lembaga, lajnah, badan otonom (Banom), 13 MWCNU, ranting mulai dari jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah se PCNU Kota Kraksaan. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LKNU Blitar Sosialisasikan Pengendalian TB Melalui Desa Siaga

Blitar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untuk menyebarluaskan informasi tentang bahaya Tuberkulosis (TB), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) melalui Lembaga Kesehatan NU (LKNU) mengintensifkan program desa siaga aktif dengan membentuk kelompok kader di desa-desa.

LKNU Blitar Sosialisasikan Pengendalian TB Melalui Desa Siaga (Sumber Gambar : Nu Online)
LKNU Blitar Sosialisasikan Pengendalian TB Melalui Desa Siaga (Sumber Gambar : Nu Online)

LKNU Blitar Sosialisasikan Pengendalian TB Melalui Desa Siaga

Wijianto, fasilitator advokasi Community Empowerment of People Against Tuberculosis (CEPAT) LKNU Blitar mengungkapkan, upaya selama ini dengan mengandalkan keberadaan 1 kader di setiap desa dirasa kurang maksimal. Karennya, pihaknya menggelar Orientasi Desa Siaga ktif untuk pembentukan kelompok kader penanggulangan TB, Kamis (26/2) lalu.

Menurutnya, kegiatan ini dimaksudkan untuk mempercepat penemuan dan penyembuhan suspek TB. “Dengan melibatkan kelompok kader dalam struktur desa siaga aktif maka kegiatan sosialisai pengendalian TB, pelacakan, dan pendampingan akan lebih mudah dan intensif,” ujarnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menerangkan, sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini CEPAT- LKNU akan memberikan dana pancingan di setiap desa terpilih sejumlah 2.500.000. Dana pancingan ini untuk membantu biaya operasional kader dalam mencari suspek, pendampingan dan kegiatan sosialisasi di masyarakat.

“Dana pancingan ini hanya bersifat pendorong, pemancing. Bukan satu-satunya solusi masalah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tetap diperlukan kebersamaan masyarakat dalam menggalang dana untuk membantu warga lain yang tidak mampu" ungkap Wijianto.

M. Faizin dari CEPAT-LKNU menjelaskan, pihaknya sudah memilih 6 desa dari 6 kecamatan di wilayah program kerja CEPAT-LKNU untuk mengikuti kegiatan orientasi desa siaga ini. Pemilihan desa ini berdasarkan kriteria; kepedulian pemerintah desa dan toma/toga, keberadaan kader, kemudahan akses masyarakat ke pelayanan dasar, keberadaan UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat), adanya dana dari APBDes dan kontribusi masyarakat, peran aktif masyarakat dan organisasi masyarakat, adanya Perdes Desa Siaga, Adanya PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, News, Kiai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 24 Agustus 2017

Harlah NU, Pelajar NU Probolinggo Gelar Sarasehan Kebangsaan

Probolinggo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Ke-94 Nahdlatul Ulama (NU), Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Probolinggo menggelar sarasehan di Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Desa Pohsangit Ngisor Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo, Sabtu (8/4).

Kegiatan yang mengambil tema Polemik Tradisi NU dan Politik Kebangsaan di Era Modern ini diikuti oleh 100 orang pengurus pimpinan cabang, pimpinan anak cabang, dan pimpinan komisariat (PK) IPNU-IPPNU se-Kabupaten Probolinggo.

Harlah NU, Pelajar NU Probolinggo Gelar Sarasehan Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Harlah NU, Pelajar NU Probolinggo Gelar Sarasehan Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Harlah NU, Pelajar NU Probolinggo Gelar Sarasehan Kebangsaan

Sarasehan ini dihadiri oleh Rais Syuriyah PCNU Probolinggo KH Jamaluddin Al-Hariri, Ketua IPNU Kabupaten Probolinggo Babus Salam, Ketua IPPNU Kabupaten Probolinggo Nur Hakimah Ismawati, jajaran pengurus Muslimat NU Kecamatan Sumberasih, Aswaja NU Center (Asnuter) Kabupaten Probolinggo, Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Kabupaten Probolinggo, Forkopimka Sumberasih.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nur Hakimah mengatakan, sarasehan ini dimaksudkan bagaimana sebagai pelajar NU dan kader NU bisa mengambil sikap dalam mempertahankan dan melestarikan tradisi NU di era modern ini yang sudah banyak mengalami pergeseran dan banyak ditinggalkan khususnya oleh kalangan muda atau pelajar.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sesuai dengan prinsip-prinsip NU melakukan sesuatu atau tradisi baru yang lebih baik tanpa meninggalkan tradisi lama yang baik. Sehingga pelajar NU bisa memahami tradisi yang sudah dilakukan para ulama NU,” katanya.

Menurut Nur Hakimah, pelajar harus cerdas dalam menyikapi politik kebangsaan yang mana di era sekarang ini sudah banyak isu-isu info yang tidak benar dan hoax yang bisa membuat pelajar terprovokasi dan adu domba dengan sesama.

“Maka dari itu, harapannya kader hari ini bisa menjadi agen perubahan yang bisa menitik tularkan kepada yang lain untuk menjaga tradisi NU di era modern agar NU di masa depan tetap utuh,” terangnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua IPNU Kabupaten Probolinggo Babus Salam. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan agar para pelajar NU bisa memahami sejarah perjalanan berdirinya NU sekaligus menjaga serta melestarikan tradisi-tradisi NU. “Mudah-mudahan para pelajar NU bisa ambil bagian dalam pelestarian tradisi NU,” harapnya.

Sementara Kiai Jamaluddin mengharapkan pelajar-pelajar NU hari ini bisa meneruskan dan bisa menjaga nilai-nilai ke-Aswaja-an khususnya tradisi ke-NUan.

“Pelajar NU ini merupakan calon penerus perjuangan para ulama NU di masa depan. Oleh karena itu pelajar NU harus memahami tradisi NU dan membentengi diri dengan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah,” katanya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Doa, Anti Hoax Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat Ini, RMI NU Sumedang Ngaji Sejarah 65

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pengurus Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) NU Sumedang memfasilitasi warga Sumedang untuk membincang kembali peristiwa 1965 di Kantor PCNU Sumedang Jalan Kutamaya Nomor 25 Kompleks Islamic Centre Sumedang, Jumat (30/9). Diskusi ini mengambil tajuk “Ngaji Sejarah Bareng”. Materi ini akan disampaikan langsung oleh Ketua Lesbumi PWNU Jawa Barat Dodo Widarda, KH Alan Dahlan Ahmad Marzuqi (Adam), Kapolres Sumedang, Komandan Kodim Sumedang, dan Kepala Kesbangpol Sumedang. Ketua PCNU Sumedang KH Saduloh sangat mengapresiasi atas inisiasi yang direncanakan RMI NU Sumedang perihal ngaji sejarah itu. Ngaji sejarah ini terbuka untuk kalangan umum. “Siapa saja dan dari kalangan mana saja silakakan hadir. Kita sama-sama menyimak materi dari para pemateri yang berkompeten, juga bila ada yang perlu didiskusikan kita diskusikan bersama,” kata pengurus RMI NU Sumedang Syarif Hidayatullah. Syarif berharap ngaji sejarah ini dapat terlaksana dengan baik sesuai harapan. “Kita dapat mengetahui juga memahami peristiwa G30 S/PKI yang sebenarnya,” tutupnya. (Red Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat Ini, RMI NU Sumedang Ngaji Sejarah 65 (Sumber Gambar : Nu Online)
Jumat Ini, RMI NU Sumedang Ngaji Sejarah 65 (Sumber Gambar : Nu Online)

Jumat Ini, RMI NU Sumedang Ngaji Sejarah 65

Rabu, 23 Agustus 2017

Meneladani Idealisme dan Disiplin Organisasi

Jombang,Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang kembali akan menggelar acara Haul KH Bisri Syansuri yang ke-33 pada Senin malam, 21 Mei 2012 bertempat di kompleks halaman pesantren tersebut.

Puncak acara Haul diagendakan akan dihadiri Ketua Umum PBNU, Dr. KH. Said Aqil Siradj, beberapa penceramah dan wakil Gubernur Jawa Timur, H. Syaifullah Yusuf. 

Meneladani Idealisme dan Disiplin Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Meneladani Idealisme dan Disiplin Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Meneladani Idealisme dan Disiplin Organisasi

Beberapa rangkaian acara haul tahun ini antara lain lomba menghafal nadzam Imrithy, Alfiyah, dan Jauharul Maknun dan juga halaqah pemberdayaan ekonomi pada Kamis (17/05) yang akan mengundang dua menteri, Muhaimin Iskandar dan Helmy Faisal.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ditemui Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Ahad (13/05) setelah menerima rombongan panitia olimpiade Aswaja se-Jawa Timur, Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif K.H. Abdussalam Shohib menyatakan bahwa memperingati haul Mbah Bisri bermaksud mengenang kembali manaqib (kisah perjuangan kebaikan) nya sebagai tokoh yang dikenal memegang teguh idealisme namun moderat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Mbah Bisri dikenal sebagai tokoh yang memiliki idealisme dalam memegang teguh prinsip politik dan hukum Islam, namun juga moderat," ujar Kiai yang dikenal sebagai aktivis Bahtsul Masail ini.

"Sikap moderat mbah Bisri ditunjukkan antara lain jika ada masyarakat yang menanyakan masalah hukum kepada beliau dan beliau memutuskan hukumnya, sebagai perbandingan beliau juga mempersilahkan masyarakat sowan ke Mbah Wahab untuk mendapatkan hukum alternatif yang dirasa luas."

Ditambahkan cucu pendiri NU ini, bahwa Nahdlatul Ulama hendaknya meneladani pula disiplin organisasi yang kerap dicontohkan Mbah Bisri.

"Beliau ini biasa berbeda pendapat dengan Rais Amm PBNU, KH. Wahab Hasbullah, tapi ketika telah menjadi keputusan organisasi maka beliau taat pada keputusan organisasi itu," ujarnya sembari mecontohkan perbedaan sikap antara Mbah Bisri dan Mbah Wahab dalam masalah DPR Gotong Royong pada 1960 pada zaman Soekarno.

"Disiplin organisasi ini yang semestinya dicontoh para aktivis NU," pungkasnya.

Redaktur     : Sudarto Murtaufiq

Kontributor : Yusuf Muhammad

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, PonPes Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 21 Agustus 2017

Muktamar, Ajang Kemeriahan Warga NU

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Muktamar dari dulu sampai sekarang bukan hanya acara persidangan para pengurus. Warga NU selalu memeriahkan penyelenggaraan muktamar melalui rapat umum yang dihadiri ribuan massa. Biasanya diselenggarakan di masjid besar di kota tersebut, atau di lapangan jika diperkirakan jumlah massa yang datang sangat besar. Pada kesempatan tersebut, dai-dai populer dan dihormati masyarakat tampil.

Muktamar, Ajang Kemeriahan Warga NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Muktamar, Ajang Kemeriahan Warga NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Muktamar, Ajang Kemeriahan Warga NU

Pada muktamar pertama NU di Surabaya, acara rapat umum diselenggarakan di masjid Sunan Ampel, yang dihadiri tak kurang dari 10 ribu jamaah. Suatu kejadian yang belum pernah dialami Surabaya. Pada muktamar kedua, rapat umum yang diselenggarakan di masjid Sunan Ampel dihadiri puluhan ribu orang.

Muktamar keempat digelar di Semarang, sementara rapat umum dilaksanakan di Masjid Besar Semarang yang luar biasa meriah. Pada muktamar Pekalongan, rapat umum dilaksanakan di Masjid Besar Pekalongan, yang mendapatkan sambutan mengagumkan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketika Muktamar keenam digelar di Cirebon, sempat terjadi kesulitan untuk menggelar rapat akbar di Masjid Besar Cirebon, tetapi akhirnya dapat diatasi oleh KH Wahab Hasbullah dengan melobi adviseur voor inlandsche zaken di Jakarta.

Muktamar ketujuh digelar di Bandung. Rapat umum diadakan di Masjid Besar Bandung dengan para pembicara ulung diantaranya KH Wahab Hasbullah, yang akhirnya mampu menumbuhkan banyak cabang di Jawa Barat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berikutnya adalah Muktamar Petamburan, Jakarta Pusat. Rapat umum diselenggarakan di depan lokasi muktamar karena masjid besar di Tanah Abang tidak muat untuk penyelenggaraan rapat.

Banjarmasin sebagai penyelenggara muktamar kesebelas juga memperlakukan para peserta dengan sangat istimewa. Rapat umum diselenggarakan sampai tiga kali. Pertama, di arena muktamar, kedua di masjid besar kota Banjarmasin, dan ketiga, atas permintaan cabang Martapura, diadakan sekali lagi di kota tersebut. Seluruh peserta diangkut perahu. Sementara itu, resepsi penutupan diselenggarakan di rumah hartawan Martapura KH Abdurrahman dengan penyelenggaraan yang mewah serta menurut adat asli Martapura dengan seni kasidah dan bacaan Qur’annya. Acara ini meninggalkan kesan mendalam bagi peserta muktamar.

Pada muktamar di Menes Banten, penyelenggaraan semakin meriah karena sudah terbentuk Ansor NU dan Muslimat NU yang turut serta dalam acara tersebut. Muktamar keempat belas di Magelang dihadiri hampir semua wakil organisasi seperti PB Muhammadiyah, PII, PDPP, JIB, wakil pemerintah, pamong praja, polisi dan wakil adviseur voor inlandssche zaker dan para priyayi. Rapat umum yang digelar di lapangan Tidar dihadiri lebih dari 50 ribu orang. (ensiklopedia NU/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam sebuh tim, kerja sama yang baik antara jajaran pimpinan dengan karyawan adalah sebuah keharusan untuk memajukan sebuah organisasi, institusi ataupun perusahaan. Begitu pun dengan jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang pada Selasa (3/1) siang di lantai 8 Gedung PBNU mengadakan acara silaturrahim dengan para karyawan PBNU.

Acara yang di inisiasi oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj ini dihadiri oleh para karyawan dan pegawai kebersihan di PBNU.

Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU

Pada kesempatan tersebut, Kang Said menyampaikan apresiasi dan beberapa pesan kepada para karyawan.“Terima Kasih atas pengabdian saudara-saudara sekalian,” kata kiai asal Cirebon ini.

Menurutnya, selama di PBNU tahun 1995, dirinya baru merasakan gedung PBNU lebih bersih dan tertib. Lebih lanjut, kang Said menyampaikan kabar gembira kepada para karyawan.

“Saya akan meningkatkan kesejahteraan para karyawan,” jelas kang Said diikuti tepuk tangan para karyawan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tapi kang Said tidak berhenti di situ, ia meminta kepada para karyawan agar terus meningkatkan kedisiplinan dan kinerjanya.

Kang Said mengingatkan kepada para karyawan agar tidak capek mengabdi secara ikhlas dengan melakukan perbaikan terus menerus untuk PBNU.?

Lebih lanjut, ia mengutip pesan Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari, “Siapa yang bersedia ngurus NU (mengelola NU dengan ikhlas) saya anggap santriku. Barangsiapa menjadi santriku, aku doakan khusnul khotimah.”

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya berharap hari esok lebih baik dari hari sekarang,” tegas Kiai Said.

Hadir pula pada acara tersebut Ketua PBNU H Marsudi Syuhud, Bendahara Umum H ? Bina Suhendra, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H Andi Najmi Fuaidi. (Husni Sahal/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Sejarah, Doa Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 20 Agustus 2017

Berubah Status, IAIN Jember Ingin Jadi Pusat Kajian Islam Nusantara

Jember, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS) meresmikan perubahan status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Seremonial peresmian diselenggarakan di Auditorium IAIN Jember, Mangli, Jember,Jawa Timur, Kamis (23/4). IAIN Jember berkeinginan jadi pusat kajian Islam Nusantara.

Berubah Status, IAIN Jember Ingin Jadi Pusat Kajian Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Berubah Status, IAIN Jember Ingin Jadi Pusat Kajian Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Berubah Status, IAIN Jember Ingin Jadi Pusat Kajian Islam Nusantara

Selain itu, ? Menag juga meresmikan Ma’had Saifuddin Zuhri, IAIN Jember. Ikut hadir dalam peresmian ini, Sekjen Kemenag Nur Syam, Sesditjen Pendis, Ishom Yusqi, Staf Khusus Menag Hadi Rahman, dan Kabag TU Pimpinan (Sesmen) Khoirul Huda. Selain itu, hadir juga Kakanwil Kemenag Jawa Timur, Kakankemenag Kabupaten dan Kota Jember, para rektor PTAIN dari berbagai wilayah dan keluarga besar Civitas Akademik IAIN Jember. Berita ini dilansir dalam situs kemenag.go.id

Menag melihat, IAIN sebagai sebuah lembaga pendidikan, merupakan investasi besar umat Islam Indonesia, sebagaimana pesantren, masjid, madrasah dan lain sebagainya. “Investasi ini harus kita jaga, rawat ? dan kembangkan, sebagai bentuk pertanggungjawaban moral kepada para pendiri, kepada bangsa, agama dan Allah Swt,” jelas Menag.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, sejak didirikan pada 1966-an, PTAIN mengalami perkembangan pesat. Salah satu perkembangan tersebut, yang sekaligus menjadi pembeda PTAIN dengan PT umum lainnya adalah diperkenalkannya pembelajaran yang memadukan model pesantren dengan pendidikan akademik, dalam bentuk Ma’had al-Jami’ah. “Ini merupakan sebuah gagasan genuine yang lahir dari kesadaran dan pengetahuan yang benar tentang makna pendidikan seutuhnya,” katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menag menilai, pendidikan agama yang diajarkan di sekolah dan lembaga formal terlalu menekankan pada penguasaan pengetahuan tentang Islam, bukan belajar Islam itu sendiri. Akibatnya, kemampuan siswa ditentukan dengan nilai, padahal nilai tidak selalu berkolerasi positif dengan pembentukan nilai dan kepribadian siswa.

Inisiasi Ma’had al-Jami’ah di PTAIN, dalam pandangan Menag akan mampu menjadi oase di tengah kegersangan pendidikan yang menekankan kognisi dan psikomotor, namun miskin nilai. Karenanya, Ma’had mampu memicu siswa untuk mendalami dasar-dasar keislaman sekaligus mempraktekkannya. “Di sini, kita berharap, mahasiswa mampu mempunyai kepribadian yang imbang, antara ilmu sekaligus ketaqwaan, cerdas pikir sekaligus cerdas spiritual,” yakin Menag.

Di hadapan civitas akademika IAIN Jember, Menag berpesan bahwa misi utama pendirian PTAIN adalah untuk mengembangkan dan mengajarkan ilmu dan nilai-nilai keislaman. Karena itu, para pendidik dan tenaga kependidikan di PTAIN ? jangan sampai terjebak pada capaian-capaian yang mengarah pada perangkingan perguruan tinggi dunia semata.?

“Selamat bagi civitas akademika IAIN Jember, saya ikut senang dengan keinginan IAIN Jember untuk menjadi pusat kajian Islam Nusantara, sebuah kajian keislaman Indonesia yang menjunjung tinggi kedamaian, harmonisasi sosial, menghargai pluralitas dan kemajemukan,” tuturnya. ? (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, AlaSantri, Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di Jember, Hafal 3 Juz, Masuk SMA Negeri Tanpa Tes

Jember, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagai upaya mewujudkan Jember kabupaten religius, Pemkab Jember mendorong para remaja agar mencintai Al-Qur’an. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memberi keringanan kepada pelajar yang mau masuk SMP Negeri tanpa melewati tes asalkan yang bersangkutan hafal 2 juz Al-Qur’an. Sedangkan bagi pelajar yang berminat masuk SMA/SMK Negeri tanpa tes, syaratnya harus hafal 3 juz Al-Qur’an.

“Kebijakan ini diberlakukan mulai pendaftaran murid baru tahun ini,” kata Kepala Bidang SMP-SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Tatang Prianggono di gedung DPRD Jember, Kamis (16/6).

Di Jember, Hafal 3 Juz, Masuk SMA Negeri Tanpa Tes (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Jember, Hafal 3 Juz, Masuk SMA Negeri Tanpa Tes (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Jember, Hafal 3 Juz, Masuk SMA Negeri Tanpa Tes

Menurut Tatang, kebijakan tersebut merupakan bagian dari rangkaian program Baca Tulis Al-Qur’an yang sudah dicanangkan Pemkab Jember sekian tahun yang lalu. Secara tidak langsung, tambahnya, kebijakan tersebut akan mendorong pelajar untuk belajar, bahkan menghafal Al-Qur’an. Sebab, dari pada susah-susah ikut tes yang belum tentu lulus, maka lebih baik belajar menghafal Al-Qur’an. Apalagi tes masuk ke SMP atau SMA cukup susah. “Ini juga sebagai penghargaan terhadap para penghafal Al-Qur’an,” tambah Tatang.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Secara terpisah, salah seorang pengurus NU Jember, Taufiq Hidayat memberikan apresiasi terhadap kebijakan tersebut. Menurut Taufiq, langkah ini sangat cerdas, dan patut didukung. Dengan demikian, pelajar akan terdorong dengan sendirinya untuk belajar Al-Qur’an.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita dukung langkah itu. Kalau perlu bonusnya ditambah. Misalnya, pelajar yang hafal 10 juz, maka biaya pendidikannya gratis,” ungkapnya. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

JK Nyatakan Siap Bantu Perkembangan NU

Makassar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Selasa (9/9), H Muhammad Jusuf Kalla (JK) berkunjung ke Kantor Pengurus Wilayah NU (PWNU) Sulsel dan Universitas Islam Makassar (UIM) untuk pertama kali pasca penetapan Mahkamah Konstitusi sebagai wakil presiden terpilih mendampingi H Joko Widodo.

JK Nyatakan Siap Bantu Perkembangan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
JK Nyatakan Siap Bantu Perkembangan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

JK Nyatakan Siap Bantu Perkembangan NU

JK yang tiba di kantor PWNU Sulsel, Makassar, pada pukul 14.30 WITA disambut hangat oleh Rais Syuriyah PWNU Sulsel Anregutta KH Sanusi Baco, Rektor UIM Andi Majdah M Zain, beserta segenap pengurus syuriah, pengurus tanfidziah, dan civitas akademika UIM.

Dari puncak lantai 5 Kantor NU Sulsel, JK juga meninjau pembangunan UIM dan mengaku kagum atas kepemimpinan NU Sulsel kali ini, termasuk sang rektor, Andi Majdah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Andi Majdah yang juga ketua pembangunan UIM melaporkan beberapa kemajuan NU dan universitas yang dipimpinnya. “Mahasiswa yang kami bina saat ini tiap tahun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bahkan kali ini ada sekitar 8000 mahasiswa yang kami bina,” katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perkembangan salah satu kampus unggulan NU tersebut, menurutnya, tak lepas dari komtmen pembangunan Trimatra yang meliputi Nahdlatul Ulama Sulsel, Yayasan Perguruan Tinggi Al Gazali, dan Rektorat. Andi Majdah juga menegaskan, pembangunan baik secara fisik dan mental akan terus dilakukan.

“Dan tentunya kedatangan Bapak Jusus Kalla sebagai orang yang pernah menjabat Ketua Yayasan Al Gazali dan saat ini menjadi Ketua Dewan Penyantun Yayasan Al Gazali Universitas Islam Makassar bisa membawa berkah untuk kemajuan NU dan UIM ke depannya,” tuturnya disambut senyum dan anggukan JK.

JK yang masih berstatus Mustasyar PBNU ini berharap, NU dan Universitas Islam Makassar ke depan memperbanyak ibadah sosial, agar keduanya betul-betul menjadi lokomotif perubahan masyarakat Sulawesi Selatan. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas Kantor NU dan UIM yang terus berlangsung akan berfungsi baik, ketika keduanya memberikan sumbangsih yang rill di tengah masyarakat.

“NU dan UIM ke depan mesti mengembangkan pusat-pusat pendidikan, agar NU mampu menjadi perubahan sosial di tengah masyarakat,” katanya sembari menegaskan, ia siap membantu apa yang menjadi kekurangan dari Nahdlatul Ulama, Yayasan Al Gazali dan Universitas Islam Makassar. (Andy/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Meme Islam, Santri Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Klitih dan Tradisi Bid’ah

Oleh Achmad Faiz MN Abdalla



Merunut data Kepolisian DI Yogyakarta, istilah klitih pertama kali digunakan oleh masyarakat dan media pada akhir 2014. Saat itu terjadi kasus penganiayaan menggunakan senjata tajam di Sleman, DI Yogyakarta, yang memakan empat orang korban jiwa dengan pelaku remaja (Gatranews, 16 Maret 2017).

Klitih dan Tradisi Bid’ah (Sumber Gambar : Nu Online)
Klitih dan Tradisi Bid’ah (Sumber Gambar : Nu Online)

Klitih dan Tradisi Bid’ah

Dalam bahasa Jawa, istilah klitih sejatinya berarti mencari kesibukan di saat senggang (Tribunnews, 15 Oktober 2014). Tidak ada yang aneh sebenarnya. Namun belakangan, istilah itu mengalami pergeseran. Klitih menjadi identik dengan kenakalan remaja, yakni berkeliling menggunakan motor oleh sekelompok oknum pelajar untuk mencari pelajar sekolah lain yang dianggap sebagai musuh.

Kini, istilah itu berkembang lebih luas. Mencakup berbagai aksi kekerasan remaja di jalanan, mulai penganiayaan ringan sampai berat, bahkan pembunuhan. Terbaru, salah satu korban aksi klitih bernama Ilham Bayu Fajar yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia meninggal dunia setelah diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal ketika melintas di Jalan Kenari, Kota Yogyakarta.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepolisian DI Yogyakarta sendiri mengimbau agar istilah itu diganti, guna tercipta suasana kondusif di masyarakat dan tidak menjadi stigma negatif bagi DI Yogyakarta. Menurutnya, aksi tersebut tidak ada bedanya dengan kasus kejahatan pada umumnya, yakni aksi kejahatan biasa yang mengakibatkan penganiayaan ringan, penganiayaan berat, dan pembunuhan. Kejahatan itu dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.

Dalam tinjauan yuridis, memang benar, tidak ada yang berbeda antara aksi klitih dengan aksi kejahatan serupa di berbagai tempat. Dan dalam rangka mewujudkan DI Yogyakarta bebas klitih, imbauan polisi tersebut ada benarnya. Namun menurut penulis, istilah klitih memiliki arti sosiologis tersendiri bila dibandingkan kejahatan penganiayaan dan pembunuhan pada umumnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Salah satunya, yang membedakan aksi klitih dengan penganiayaan dan pembunuhan lainnya, adalah motif pelaku. Tidak ada unsur dendam, motif ekonomi, atau motif lain seperti pada umumnya. Secara umum, aksi klitih dilakukan hanya untuk kepuasan, pengakuan dari kelompok atau eksistensi diri. Dalam kasus Ilham Bayu Fajar pun, tidak ada masalah atau cekcok sebelumnya. Tiba-tiba saja korban dikejar, diserang, dan akhirnya meninggal dunia.

Persoalan Penegakan Hukum



Kapolda memaparkan, selama 2016 terjadi aksi kenakalan, baik tawuran maupun tindak pidana remaja, di DI Yogyakarta sebanyak 43 kasus. Dari kasus itu, berdasarkan usia pelaku, remaja dengan usia 15-17 tahun adalah pelaku terbanyak dengan angka 30 orang, kemudian disusul lebih dari 18 tahun sebanyak 12 orang dan di bawah 15 tahun 1 orang.

Hal itu tentu persoalan tersendiri bagi penegakan hukum, karena kebanyakan pelakunya merupakan para pelajar di bawah umur. Pihak korban tentu tidak bisa mengharapkan pidana maksimal, seperti halnya berlaku pada orang dewasa. Keadilan barangkali kurang dirasakan oleh keluarga korban. Pelaku tergolong anak di bawah umur yang diatur oleh sistem peradilan pidana anak. Sedangkan apa yang dilakukannya telah berakibat pada hilangnya nyawa orang. Aksi itu jamak terjadi dan meresahkan masyarakat.

Karena itu, penegakan hukum represif rasanya bukanlah jawaban yang memenuhi rasa keadilan dan tuntas dalam mengatasi kejahatan yang dilatarbelakangi tanpa motif tersebut. Di sinilah hukum seringkali tidak mampu menjawab persoalan yang ada. Dengan tanpa alasan, seorang bisa membunuh orang lain namun pidana baginya rasanya tidak sebanding.

Mengharmonikan Kaidah Sosial



Norma hukum hanyalah bagian dari norma sosial. Selain hukum, norma sosial terdiri dari norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan. Hukum secara umum merupakan norma sosial yang dipositifkan menjadi peraturan negara. Sehingga membedakan norma hukum dengan norma sosial, secara garis besar, apakah norma tersebut disahkan oleh negara atau tidak.

Ketika bicara hukum, maka cenderung ke arti represif, yakni bagaimana hukum bereaksi setelah sesuatu kejahatan terjadi. Bagaimana suatu aturan yang dilanggar ditegakkan. Tegaknya peraturan tersebut menunggu terjadinya pelanggaran. Dalam norma-norma hukum sejatinya juga terkandung semangat preventif, namun hal itu baru nampak setelah prosedur penegakan hukum berlaku.

Karena itu, hukum sejatinya tidak dapat beroperasi sendiri untuk mewujudkan ketertiban sosial. Dibutuhkan norma sosial lainnya untuk mengatasi hal itu, seperti norma agama, kesusilaan dan kesopanan. Nilai-nilai luhur yang tersimpul di Pancasila, yang merupakan jati diri bangsa, semakin hari, semakin hilang dari kehidupan masyarakat. Salah satu faktornya, karena tidak terbangunnya harmoni norma-norma sosial dalam kehidupan masyarakat.

Misal saja dalam mengatasi persoalan korupsi. Tidak tuntas rasanya bila persoalan tersebut hanya ditangani secara represif-hukum. Pidana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan tergolong ringan, tidak sebanding dengan kerugian dan akibatnya yang berimbas ke hajat hidup rakyat. Korupsi di negara ini terlalu massif dan membudaya. Maka, di samping upaya represif yang harus dipertegas, upaya preventif sejak dini pun perlu melalui penanaman nilai-nilai anti koruptif di keluarga dan lingkungan kecil masyarakat.

Peran Keluarga, Lingkungan, dan Tradisi



Analisis kepolisian, alasan pelaku melakukan aksi kejahatan jalanan tersebut didominasi oleh faktor kesalahan pola asuh, kemudian akibat tindak kekerasan dalam rumah tangga, serta keluarga inti yang berpisah. Selain itu, faktor psikologi remaja yang sering dianggap sebagai kelompok usia labil, sedang mencari jati diri, juga turut berperan. Untuk itu, peran keluarga dan lingkungan menjadi penting agar para remaja tumbuh secara baik.

Nilai-nilai agama, kesusilaan, dan kesopanan sudah seharusnya tertanam di keluarga dan lingkungan kecil para anak sejak dini. Menanamkan nilai-nilai tersebut sebenarnya merupakan bagian penegakan hukum dalam arti preventif, yakni dengan mengharmonikan nilai-nilai serta norma-norma sosial tersebut di lingkungan keluarga dan masyarakat. Seperti dalam contoh mengatasi persoalan korupsi di atas.

Di sinilah, tradisi keagamaan menjadi relevan. Misal saja, tradisi peringatan Haul. Dalam tradisi itu, masyarakat menyelami nilai-nilai agama, keteladanan, dan keluhuran. Maka secara tidak langsung, tradisi Haul telah membangun harmoni norma-norma sosial di tengah kehidupan masyarakat. Tradisi itu memang tidak dikenal pada zaman Rasulullah SAW, namun melalui tradisi itulah, sebenarnya para pendahulu kita telah menyisipkan harmoni nilai-nilai keteladanan dan keluhuran yang berakar dari agama dan budaya.

Di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, nilai-nilai tersebut juga diajarkan oleh guru kepada muridnya, dosen kepada mahasiswanya. Namun oleh pendahulu kita, agar nilai-nilai tersebut mudah diingat serta hidup dalam kebiasaan masyarakat, maka disampaikan dan ditanamkan melalui tradisi. Ruang kelas dan tradisi sejatinya sama, karena menjadi media untuk mengomunikasikan nilai-nilai tersebut. Namun bedanya, bila ruang kelas sekadar bersifat teoritis-normatif, maka tradisi bersifat dinamis-sosiologis. Melalui tradisi, nilai-nilai yang abstrak yang menjadi hidup.



Maka kiranya, untuk mengatasi kenakalan remaja serta krisis nilai dewasa ini, aspek sosial perlu menjadi perhatian dalam penegakan hukum. Nilai-nilai agama, keteladanan, dan keluhuran harus mulai diperkenalkan dan ditanamkan sejak dini, agar para remaja tidak mengalami krisis keteladanan dan jati diri. Karena itu, tradisi keagamaan seperti haul, yasinan, tahlinan, atau maulidan, kiranya dapat menjadi alternatif untuk mengisi ruang kegiatan para remaja. Tujuannya, selain untuk memberi ruang kegiatan positif, juga untuk menyelami nilai-nilai keteladanan dan keluhuran yang berakar dari agama dan budaya bangsa.

Penulis adalah Penulis Pelajar NU Gresik



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Hadits Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 19 Agustus 2017

Tawassuth Mbah Hasyim Tak Cuma di Lingkup Ibadah

Wonosobo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hadlaratussyaikh KH Hasyim Asyari menerapkan prinsip tawassuth (moderasi) dalam lingkup yang amat luas. Lebih dari sekadar urusan ubudiyah, pendiri dan Rais Akbar NU ini juga moderat di bidang ekonomi dan kemasyarakatan.

Tawassuth Mbah Hasyim Tak Cuma di Lingkup Ibadah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tawassuth Mbah Hasyim Tak Cuma di Lingkup Ibadah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tawassuth Mbah Hasyim Tak Cuma di Lingkup Ibadah

Pandangan ini disampaikan Ketua PBNU Prof Maksum Mahfudh dalam Diklat Muharrik Masjid yang digelar Lembaga Tamir Masjid NU (LTMNU) bersama Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU di Kecamatan Mojo Tengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (31/5) malam.

"Hadratussyaikh menganut tawassutiyah yang tidak hanya urusan tahlil dan rakaat tarawih saja tapi juga urusan sosial, urusan ekonomi," tegasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kenyataan ini, menurut Maksum, dibuktikan misalnya dengan komitmen Mbah Hasyim bersama kiai-kiai NU lain untuk mendirikan koperasi melalui Nahdlatut Tujjar. Asas kekeluargaan dalam kerja sama ekonomi (syirkah muawanah) mencerminkan penolakannya terhadap liberalisme yang serba membolehkan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Guru besar Universitas Gajah Mada ini menambahkan, NU hingga sekarang berada dalam tantangan dua kutub ekstrem, antara menjadi kelompok kiri yang liberal atau kanan yang sangat kolot. Sebagaimana Mbah Hasyim, lanjut Maksum, NU mesti melanjutkan teladan itu demi keberpihakannya kepada rakyat banyak.

Di hadapan sekurangnya 50 pengurus NU, Maksum juga mengajak Nahdliyin untuk memfungsikan masjid sebagai motor pengembangan ekonomi, pendidikan, dakwah, dan pelayanan kesehatan. Ia menyayangkan tidak seimbangnya perhatian masalah ritual ibadah dengan persoalan muamalah (hubungan sosial). 

"Kita kadang masih pilih kasih. Di bidang keilmuan, kita bisa membahas kebolehan wudhu dengan air kelapa panjang lebar. Tapi urusan buyu (perdagangan/pasar) jarang sekali," tuturnya.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pesantren Nailul Ula; Ngaji Kitab Melek Teknologi

Sleman, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para santri Pondok Pesantren Nailul Ula Plosokuning Yogyakarta, selain diajarkan kitab kuning, pengajian Al-Qur’an, tapi juga teknologi yang berkembang dewasa ini. Pengenalan teknologi diisi dengan pelatihan Teknologi Informasi (TI).

Pengasuh Pondok Pesantren Nailul Ula KH. Aliy Asad mengatakan, di zaman serba "mobile" ini para santri diajak melek teknologi karena disadari atau tidak, Muslim Indonesia (Aswaja) sudah ketinggalan, “Kebanyakan aplikasi islami dibuat mereka (non-Aswaja). Berangkat dari keperihatinan itulah kami mengadakan kegiatan ini," terangnya, Ahad lalu (19/5).

Pesantren Nailul Ula; Ngaji Kitab Melek Teknologi (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Nailul Ula; Ngaji Kitab Melek Teknologi (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Nailul Ula; Ngaji Kitab Melek Teknologi

Menurutnya, pada zaman dahulu, Walisongo menggunakan kebudayaan sebagai media dakwah di Jawa (islamisasi Jawa - jawanisasi Islam). Hal itu dilakukan karena masih kental dengan budaya Hindu-Budha.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Walisongo kemudian berhasil mendakwahkan Islam melalui media budaya, “Kalau kita sebagai penerus Walisongo, berarti harus jeli menggunakan "perangkat budaya" yang paling dominan hari ini, yaitu teknologi digital, lebih spesifik lagi gadget,” tambahnya.

Ia menambahkan, sebagai para pengikut Walisongo, semestinya dapat memanfaatkan semaksimal mungkin teknologi digital sebagai alat untuk berdakwah, sebagai itiba kepada mereka. Selain itu juga untuk mengimbangi dominasi penguasaan teknologi orang non-Muslim yang semakin kuat dengan konten-konten yang tidak bertanggung jawab dan penuh maksiat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Metode pembelajaran di Nailul Ula tidak sepadat di pesantren pada umumnya, karena memang disesuaikan dengan kegiatan santri yang rata-rata aktivis kampus seperti UGM, AMIKOM, UIN, UII, UNY, dan lain-lain.

Pesantren yang terletak di daerah Ploso Kuning III No:81 Sleman juga menyediakan wadah mendukung minat dan bakat santri, dviantaranya seni rebana, english club, dan juga LPQ Bina Akhlaq.

Redaktur    : Abdullah Alawi

Kontributor    : Ajie Najmuddin, M Khoiruddin

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Fragmen, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kesebelasan Pesantren Al-Halimy Patahkan Juara Bertahan

Mataram, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pesantren Al-Halimy berhasil menghentikan langkah Pesantren Bayyinul Ulum dalam laga babak putaran kedua Liga Santri Nusantara (LSN) dengan skor 1-0. Pesantren Bayyinul Ulum sebagai juara bertahan harus mengakui keunggulan kesebelasan Al-Halimy. Dengan demikian Bayyinul Ulum harus mundur lebih dini tanpa bisa mempertahankan gelar juara LSN.

Demikian pantauan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Lapangan? TNI AU Rembiga, Mataram, Rabu, (24/8). Atas kemenangan ini kesebelasan pesantren asuhan Mustasyar PWNU NTB TGH Munajib Khalid keluar sebagai tim pertama yang lolos babak semi final pada LSN NTB I.

Kesebelasan Pesantren Al-Halimy Patahkan Juara Bertahan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesebelasan Pesantren Al-Halimy Patahkan Juara Bertahan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesebelasan Pesantren Al-Halimy Patahkan Juara Bertahan

Pertandingan antara kedua tim berlangsung alot. Pada babak pertama, Pesantren Bayyinul Ulum harus menerima banyak serangan bertubi-tubi dari Al-Halimy. Untung bagi Bayyinul Ulum, tidak ada serangan yang berhasil menjebol gawang mereka.

Hingga akhir babak pertama, tidak ada gol tercipta dari kedua tim. Bayyinul Ulum bertahan dengan baik mencegah gawangnya kebobolan lawan. Sepertinya tim unggulan ini tidak menyangka akan bertemu lawan yang cukup tangguh.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Babak kedua pemain kesebelasan Bayyinul Ulum Cahyandi hampir mencetak gol. Namun tendangan di depan gawang Al-Halimy itu gagal menghasilkan angka. Pada menit ke-44, kesebelasan Al-Halimy juga gagal memanfaatkan penalti ke gawang lawan.

Hingga akhirnya pada menit ke-52 Al-Halimy berhasil mematahkan pertahanan Bayyinul Ulum lewat tendangan Dawan Rahmami. Skor 1-0 ini bertahan hingga akhir pertandingan. Kemenangan diraih tim Al-Halimy.

Pelatih Al-Halimy Syaifur tak menyangka anak asuhnya akan menang. “Ini benar-benar di luar target kami. Kami tidak menyangka bisa menang. Padahal kami sudah siap kalah karena lawannya juara tahun kemarin,” jelasnya.

Syaifur mengaku, ini kali pertama timnya mengikuti LSN. Timnya hanya melakukan persiapan kurang sebulan. “Karena kami sudah menang, kami harus bekerja mati-matian di pertandingan selanjutnya. Kita harus bisa masuk final,” ucapnya optimis.

Selain Al-Halimy, Pesantren Abhariyah juga menyusul masuk semi final setelah menang 1-0 atas kesebelasan Pesantren Darul Quran pada babak pertama Kamis (25/8) sore.

Dilanjutkan dengan kesebelasan Assulami Lingsar Lombok Barat yang unggul 2-0 atas kesebelasan Pesantren Qomarul Huda Bagu Lombok Tengah. (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, News, Kiai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Amankan Natal dan Tahun Baru, Banser Sidoarjo Terjunkan 1000 Personil

Sidoarjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Sidoarjo akan menerjunkan 1000 personil untuk melakukan pengamanan perayaan Natal 2015 disejumlah gereja yang ada di Sidoarjo. Selain itu, Banser juga akan melakukan pengamanan saat perayaan tahun baru 2016.

Amankan Natal dan Tahun Baru, Banser Sidoarjo Terjunkan 1000 Personil (Sumber Gambar : Nu Online)
Amankan Natal dan Tahun Baru, Banser Sidoarjo Terjunkan 1000 Personil (Sumber Gambar : Nu Online)

Amankan Natal dan Tahun Baru, Banser Sidoarjo Terjunkan 1000 Personil

"Sekitar 1000 personil Banser gabungan dari Satkaryon akan dibagi disetiap kecematan untuk membantu Polres Sidoarjo dalam melakukan pengamanan Natal 2015 dan tahun baru 2016," kata Satkorcab Banser Sidoarjo M Hasanudin di Mapolres Sidoarjo usai gelar apel pasukan pengamanan natal dan tahun baru, Rabu (23/12).

Sekitar 10 hingga 15 personil Banser akan ditempatkan di setiap gereja yang ada. "Bagaimana pun sebagai Banser, atau badan semi otonom Ansor punya kewajiban membantu Polres Sidoarjo untuk pengamanan Natal dan tahun baru," tegas Hasan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kapolres Sidoarjo, AKBP M Anwar Nuris mengatakan, dalam apel gelar pasukan pengamanan Natal 2015 dan tahun baru 2016, pihaknya melibatkan 410 personil gabungan yang terdiri dari jajaran Polsek Sidoarjo, TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub) Sidoarjo, Banser, Dinas Pemadam Kebakaran, Senkom dan penjinak bom (Jibom) Polda Jatim.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Tahap pertama kami akan melakukan sterilisasi di sejumlah gereja yang ada di Sidoarjo. Sekitar 73 gereja itu akan kami sterilkan dengan bantuan pemuda gereja setempat dan Banser. Selanjutnya, pengamanan di luar gereja akan ada personil Jajaran Polres Sidoarjo dan Jibom," ucap mantan Kapolres Nganjuk Jawa Timur ini.

Anwar mengungkapkan, pihaknya akan menyebar personilnya di sejumlah gereja yang ada di Sidoarjo. Baik itu gereja yang berkapasitas kecil maupun besar. "Hampir sama, di titik kerawanan jumlah yang cukup besar akan dijaga 6 personil polisi dan gereja yang kecil akan dijaga 2 personil polisi," ungkapnya.

Anwar menambahkan, pengamanan tersebut akan dilakukan sebelum dan sesudah kebaktian. Adapun operasi lilin semeru itu sendiri dimulai sejak tanggal 24 Desember 2015 hingga 2 Januari 2016. Pihaknya berharap kepada masyarakat pengguna jalan untuk mematuhi peraturan lalu lintas yang ada selama perayaan Natal dan tahun baru 2016 berlangsung.

Selain melakukan pengamanan disetiap gereja, Polres Sidoarjo juga mendirikan 11 pos terdiri dari 9 pos pam dan 2 pos pelayanan yang akan di tempatkan di Bungurasih Waru dan pintuk keluar (exit tol) Porong Sidoarjo. (Moh Kholidun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Meme Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah