Selasa, 31 Oktober 2017

LSPT Akan Sosialisasi ke Muktamirin

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) akan memanfaatkan momentum Muktamar ke-33 NU yang berlangsung di Jombang, Jawa Timur, awal Agustus mendatang untuk menyosialisasikan dirinya. Karena itu, LSPT mempersiapkan sejumlah kegiatan untuk tujuan tersebut.

LSPT Akan Sosialisasi ke Muktamirin (Sumber Gambar : Nu Online)
LSPT Akan Sosialisasi ke Muktamirin (Sumber Gambar : Nu Online)

LSPT Akan Sosialisasi ke Muktamirin

Pimpinan Umum LSPT Jombang Jawa Timur, Mohammad Asad menandaskan bahwa akan banyak warga dan pengurus NU dari berbagai kota di Tanah Air yang hadir pada Muktamar NU mendatang. "Bahkan kontingen dari luar negeri juga dipastikan datang," katanya saat memimpin rapat persiapan dengan sejumlah pengurus LSPT, Jumat (20/3).

"Kita akan sampaikan bahwa LSPT adalah lembaga resmi yang mengelola dana dari para peziarah di pesarean Gus Dur," kata alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini. Sejumlah kegiatan yang telah dilakukan LSPT akan disampaikan dalam brosur baru yang dicetak dalam jumlah besar, lanjutnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bila memungkinkan, seluruh titik di mana para peserta melakukan sidang baik pleno serta komisi, LSPT akan hadir dan menyapa peserta dan warga yang datang. "Hal ini kami lakukan agar keberadaan LSPT bisa lebih dikenal masyarakat, tidak terbatas di Jombang tapi juga peserta dari berbagai penjuru ang hadir," kata dosen di Universitas Hasyim Asyari (Unhasy) Jombang ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Asad menyadari bahwa keberadaan LSPT selama ini masih belum dikenal baik masyarakat. "Ini terjadi lantaran kiprah yang kami lakukan masih belum optimal dan menyentuh masyarakat secara luas," ungkapnya.

Dengan adanya Muktamar ke-33 NU, diharapkan semakin banyak lagi khalayak yang mengenal dengan baik keberadaan LSPT dengan berbagai khidmat yang dilakukan. Karena sejumlah program yang telah dilakukan ternyata benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Dari mulai operasi katarak, santunan bagi para dhuafa, beasiswa, serta layanan kesehatan dan lainnya.

"Kita berharap dengan menyapa para muktamirin, maka perhatian dan kepercayaan kepada LSPT semakin tinggi," katanya. Dan hal tersebut tentu saja membuat para pengurus untuk terus berbenah memperbaiki pelayanan agar sesuai dengan harapan masyarakat, lanjutnya.

Pada rapat tersebut juga mulai diinventarisir sejumlah kegiatan yang akan dilakukan selama muktamar berlangsung. Demikian juga yang tidak luput dibahas adalah persiapan menghadapi bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.  "Ini tentu memerlukan pembahasan yang lebih teknis dan teliti agar syiar serta manfaatnya bisa dirasakan masyarakat, khususnya mereka yang kurang mampu," pungkasnya. (Syaifullah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wujud Kepedulian, GP Ansor Probolinggo Santuni Ratusan Yatim

Probolinggo,Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor yang digelar Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Probolinggo di Pendopo Kecamatan Wonomerto, Ahad (8/10/2017) malam berbeda dari biasanya. Pasalnya dalam kegiatan tersebut, mereka  berbagi kebahagiaan dengan memberikan santunan kepada ratusan anak yatim.

Wujud Kepedulian, GP Ansor Probolinggo Santuni Ratusan Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Wujud Kepedulian, GP Ansor Probolinggo Santuni Ratusan Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Wujud Kepedulian, GP Ansor Probolinggo Santuni Ratusan Yatim

Kegiatan yang digelar dalam rangka Ansor Peduli dalam rangkaian peringatan di tahun baru 1439 Hijriyah ini dihadiri oleh Ketua PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo Muchlis didampingi Komandan Satkorcab Banser Kabupaten Probolinggo Adimas Lutfi Putra Jaya, Camat Wonomerto Taufik Alami dan jajaran Muspika serta para pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kecamatan Wonomerto.

Ketua PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo Muchlis mengatakan bahwa kegiatan santunan kepada ratusan anak yatim ini merupakan salah satu upaya pemuda Ansor untuk berbagi kebahagiaan dan wujud kepedulian terhapad anak yatim.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Pemberian santunan kepada anak yatim ini merupakan salah satu program yang kami lakukan untuk memakmurkan dan mensejahterakan anak yatim di berbagai PAC, bukan hanya di Kecamatan Wonomerto saja,” katanya.

Selain berbagi santunan jelas Muchlis, pemuda Ansor juga mendistribusikan beras kepada ratusan kaum dhuafa di berbagai PAC GP Ansor.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Beras ini didapat dari hasil pengumpulan dari pengurus Ansor baik di tingkat cabang sampai anak cabang. Tidak ada paksaan, ada yang mengumpulkan 1 mangkok atau 1 kilogram setiap pengurus. Intinya beras ini murni berasal dari pengurus sendiri,” jelasnya.

Setelah beras terkumpul jelas Muchlis, barulah pemuda Ansor dan Banser mendistribusikannya kepada para kaum dhuafa di semua PAC GP Ansor.

“Dalam pendistribusian beras ini, kami tidak pandang bulu. Jatah setiap PAC setiap bulannya diambil rata. Untuk teknis pendistribusiannya diserahkan kepada masing-masing PAC. Alhamdulillah, program ini disambut antusias oleh para kaum dhuafa,” tegasnya.

Sementara Camat Wonomerto Taufik Alami menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian yang diberikan oleh para pemuda Ansor dan Banser Kabupaten Probolinggo. Diharapkan apa yang dilakukan ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para anak yatim dan kaum dhuafa, khususnya di Kecamatan Wonomerto.

Selain di Kecamatan Wonomerto, kegiatan serupa pada waktu yang bersamaan juga digelar di Kecamatan Tegalsiwalan. Sama halnya di Kecamatan Wonomerto, kegiatan ini juga dihadiri oleh para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Tegalsiwalan. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Jadwal Kajian, Hadits Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Al-Quran Universal, Tafsirnya Nisbi

Tangerang Selatan,Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Buku “Rekonstruksi Metodologi Kritik Tafsir” dibedah di Pesantren Bayt al-Qur’an, Selasa (9/6). Pesantren yang mengelola program Pasca-Tahfidzh Al-Quran ini beralamat di Perum Villa Bukit Raya (South City) Jl Boulevard Diamond Selatan, No 10 Pondok Cabe, Cinere, Tangerang Selatan, Banten.

Al-Quran Universal, Tafsirnya Nisbi (Sumber Gambar : Nu Online)
Al-Quran Universal, Tafsirnya Nisbi (Sumber Gambar : Nu Online)

Al-Quran Universal, Tafsirnya Nisbi

Diskusi dan bedah buku karya kader muda NU Dr M Ulin Nuha Husnan ini dimoderatori Romli Syarqawi Zain. Dua narasumber didaulat membedah buku tersebut, yakni intelektual muda NU Dr Abdul Moqsith Ghazali dan peneliti Pusat Studi Al-Quran (PSQ) Faried F Saenong, PhD.

Dalam prolognya, moderator Romli Syarqawi Zain mengatakan, ada beberapa sarjana muslim yang mencoba memberi pendekatan baru bagi teks atau penafsiran Al-Quran. Selain Nasr Hamid Abu Zayd dari Mesir, Muhammad Syahrur asal Suriah juga mencoba mendekati kitab suci ini secara kritis.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tradisi kritis terhadap pendekatan Al-Quran, lanjut Romli, lahir bukan dari sarjana lulusan kuliah keagamaan, bukan lulusan UIN atau IAIN. Umumnya, yang menyumbangkan pemikiran kritis itu justru lulusan ilmu umum.

“Nah, Doktor Ulin Nuha memecahkan rekor ini. Penulis buku ini ternyata santri lulusan madrasah dan pesantren di Lamongan lalu kuliah di Al-Azhar Cairo. Beliau ini adik kelas saya di Mesir. Huwa asgharu minni sinnan, wa akbaru minni ‘ilman. Meski secara umur lebih muda, namun ilmunya lebih luas dari saya,” ujar Romli mengawali diskusi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam presentasinya, Ulin Nuha Husnan mengatakan, metodologi tafsir penting untuk mengetahui makna Al-Quran. Penelitian ini berangkat dari beberapa temuan adanya inhirafat yang kalau dibiarkan akan berimplikasi kepada pemaknaan kitab suci itu sendiri.

“Padahal Al-Quran berbeda sama sekali dengan tafsir. Al-Quran itu universal yang melampaui ruang dan waktu. Sementara Tafsir itu nisbi. Meski nisbi, tetap saja ia harus memiliki parameter untuk mengukur kenisbian itu agar tidak melampaui batas,” ujar Ulin.

Abdul Moqsith Ghazali dalam penilaiannya menyatakan, tentu jika dicari kesalahan buku ini pasti banyak sekali apalagi ketika yang dikritik sudah dituliskan. Buku ini misalnya, menjelaskan adanya banyak kosakata dalam Al-Quran yang bukan bahasa Arab, misalnya, kaafuuraa, zanjabiilaa, firdaus, dan lain-lain.

Rekonstruksi penafsiran

Menurut Moqsith, buku tersebut berbicara mengenai al-dakhil fil Quran. Dari situ kemudian bergerak untuk merekonstruksi sebuah metodologi. Lalu tiba-tiba muncul hermeneutika.

“Saya menduga, penulis ingin lolos dari al-dakhil fil tafsiril Quran, tapi dia masuk ke al-dakhil fi qawaid wa manahij al-Quran. Sejak kapan hermeneutika punya otoritas punya mandat intelektual dipakai untuk menafsirkan Al-Quran. Hati-hati ini,” kritiknya.

Padahal, lanjut Moqsith, kita punya modal berupa karya para ulama untuk melakukan rekonstruksi metodologi terhadap penafsiran Al-Quran. Ada Usul al-Tafsir dan Qawaid Tafsir. Jadi, memasukkan perangkat metodologi dari luar perlu stamina luar biasa.

“Untungnya, para ulama kita zaman dahulu berani. At-Tabari misalnya, dalam Tafsirnya banyak muncul kisah Israiliyat. Mereka berani mengimpor informasi dari luar untuk membantu menjelaskan sesuatu yang tidak seluruhnya ingin dijelaskan dalam Tafsirnya,” terang Moqsith.

Sementara itu, Faried F Saenong menyebut selain kisah israiliyat ada juga maudhu’at dalam Al-Quran. Tafsir yang hanya menggunakan akal atau penafsiran yang diawali dengan skeptisisme. Menyikapi al-dakhil, Faried berpendapat, mau menolak atau menerima dipersilakan selama memiliki argumentasi yang bisa dipertanggungjawabkan.

Selama bisa menjelaskan al-dakhil dengan baik, lanjut Faried, kenapa harus ditolak. Bagi dia, tidak perlu jauh-jauh ke ranah Tafsir, Al-Quran saja banyak dakhil-nya. Termasuk harakat dan aneka bacaan yang mungkin tidak sahih.

“Jadi, kompleksitas Al-Quran sangat panjang. Nggak cukup kita bahas di sini. Yang penting, jangan hanya kita bicara metodologi kritik tafsir, namun juga bicara kritik metodologi tafsir. Nah, dua-duanya jadi bersinggungan. Karena pada dasarnya yang dikritik adalah produk tafsir itu sendiri,” tandas Faried.

Hadir dalam diskusi tersebut, pembina utama Pesantren Bayt Al-Quran Habib Ali bin Ibrahim Assegaf dan para santri. Sementara peserta dari luar terdiri dari mahasiswa UIN Ciputat, Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran, dan Institut Ilmu Al-Quran Jakarta. (Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Santri Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PBNU Jalin Kerjasama dengan Pertamina

Surabaya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Upaya untuk meningkatkan kemandirian NU terus dilakukan baik untuk kepentingan organisasi atau warga nahdliyyin. Kali ini PBNU bekerjasama dengan Pertamina menandatangani nota kesepakatan kerjasama dalam pemasaran produk-produk Pertamina.

Bertindak sebagai wakil PBNU KH Sahal Mahfudz sementara Pertamina diwakili oleh Direktur Utama Ari. H. Soemarno dengan disaksikan oleh KH Hasyim Muzadi dan seluruh peserta munas dan konbes di Aula Al Zaitun Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Sabtu.

PBNU Jalin Kerjasama dengan Pertamina (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Jalin Kerjasama dengan Pertamina (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Jalin Kerjasama dengan Pertamina

KH Sahal Mahfudz dalam pengantarnya dihadapan para pengurus wilayah dan cabang mengingatkan bahwa kerjasama ini sifatnya bisnis yang harus ditangani secara professional. “Nantinya jangan sampai nuntut ke PBNU untuk meminta berbagai fasilitas, business is business,” tandasnya.

Nantinya Kerjasama ini tidak akan secara langsung ditangani oleh pengurus wilayah atau cabang karena ditakutkan bisa terbengkalai seperti pengalaman yang sudah ada, tetapi akan diserangkan para profesional dan akan ada seleksi bagi yang berminat untuk menjalin kerjasama.

Diingatkan oleh Ketua Umum MUI tersebut bahwa jika ingin sukses, warga NU harus bisa menyingkei atau berlaku seperti singkek (orang cina) yang bisa berperilaku hidup hemat dan tidak gampang berfoya-foya meskipun telah sukses.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu Ari Sumarno mengungkapkan bahwa sebagai kerjasama yang sifatnya bisnis, diharapkan dapat menguntungkan kedua belah fihak. Kerjasama ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keunggulan pertamina setelah hak monopolinya dihapus dan saat ini harus berhadapan dengan para pesaing globalnya.

Nantinya dimasing-masing unit pemasaran Pertamina dan pengurus wilayah NU akan dibentuk sebuah tim yang akan menyeleksi berbagai proposal yang masuk. SPBU, distribusi elpiji sampai dengan penjualan oli merupakan sektor yang memungkinkan untuk digarap.

“Banyak pesantren yang memiliki lahan di lokasi strategis. Nantinya Pertamina akan membantu mulai dari masalah permodalan sampai dengan manajemennya,” tutur Ari.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika kerjasama awal ini sukses, NU dimungkinkan untuk menggarap sektor-sektor yang lebih kompleks dengan memasuki industri hulunya. “Bahkan kalau mungkin bisa melakukan eksplorasi atau pengeboran,” tuturnya. (mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Pertandingan, RMI NU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 30 Oktober 2017

Haul KH Abdul Manan Dipomenggolo, Peretas Jejaring Ulama Nusantara

Pacitan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tidak banyak catatan riwayat hidup dan perjuangan KH Abdul Manan Dipomenggolo yang berhasil dikumpulkan. Padahal beliau mempunyai banyak kapasitas sebagai ulama besar. Selain pendiri Pesantren Tremas Pacitan, beliau juga peretas jejaring intelectual chains generasi ulama-ulama Nusantara.

“Sungguh sangat disayangkan, tokoh sehebat KH Abdul Manan Dipomenggolo riwayatnya terlewatkan begitu saja. Padahal bila diteliti lebih dalam, ketokohan dan peran KH Abdul Manan Dipomenggolo sangat luar biasa,” demikian disampaikan pengasuh Pesantren Tremas Pacitan KH Luqman Harits Dimyathi saat membacakan Manaqib dalam rangka peringatan Haul ke-147 dari wafatnya pendiri pertama Pesantren Tremas Al Magfurlah KH Abdul Manan Dipomenggolo di Makam Bukit Semanten Pacitan, Senin (1/8) lalu.

Haul KH Abdul Manan Dipomenggolo, Peretas Jejaring Ulama Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Haul KH Abdul Manan Dipomenggolo, Peretas Jejaring Ulama Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Haul KH Abdul Manan Dipomenggolo, Peretas Jejaring Ulama Nusantara

Kiai luqman mengatakan, sulit dibayangkan, KH Abdul Manan Dipomenggolo merintis pesantren sejak zaman kolonial Belanda (1830 M), namun hingga kini masih tetap istiqamah sebagai pusat peradaban keilmuan. Sehingga muncul pertanyaan, ? sebenarnya tirakat apa yang pernah dilakukan oleh beliau sehingga pesantren yang didirikanya masih kokoh berdiri, keturunanya banyak yang menjadi ulama, seperti Syekh Mahfudz Attarmasi, Kiai Dimyathi dan Kiai Dahlan Al Falaki Attarmasi, hingga beliau diakui sebagai salah satu peretas jejaring ulama Nusantara.

“Hal ini yang harus terus direnungkan dan digali oleh generasi yang akan datang,” ungkap Katib Syuriyah PBNU itu.





Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dihadapan ribuan peziarah, Kiai Luqman mengulas kembali tentang riwayat pendidikan KH Abdul Manan Dipomenggolo, yang diketahui pernah belajar di Pesantren Tegalsari Ponorogo dan di Universitas Al Azhar Mesir pada tahun 1850-an.? Menurut catatan sejarah dari buku Jauh di Mata Dekat di Hati, Potret Hubungan Indonsia-Mesir, terbitan KBRI Kairo tahun 2010, KH Abdul Manan Dipomenggolo berguru kepada Grand Syeikh Al Azhar ke-19, Ibrahim Al Bajuri. KH Abdul Manan Dipomenggolo dikenal sebagai generasi pertama orang Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar Mesir.?



Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Yang menarik untuk direnungkan disini, bagaimana cara dan usaha KH Abdul Manan Dipomenggolo hingga dapat mengenyam pendidikan di Al Azhar Kairo Mesir. Padahal waktu itu masih dalam masa penjajahan kolonial Belanda, bagaimana bisa seorang santri Pacitan, dari daerah yang sangat tertinggal dan jauh dari pusat peradaban, mampu belajar hingga ke universitas tertua di dunia itu,” kata Koordinator Gerakan Ayo Mondok itu.

Kiai Luqman menambahkan, kalau bukan karena sesungguhan dan kegigihan KH Abdul Manan Dipomenggolo untuk membangun peradaban pesantren di Pacitan khususnya Indonesia, tidak mungkin KH Abdul Manan Dipomenggolo dapat belajar hingga ke luar negeri, hingga memiliki reputasi keilmuan yang luas. Bahkan pengembaraannya dalam menuntut ilmu ke luar negeri akhirnya diikuti oleh putera dan cucunya, seperti yang paling masyhur, Syekh Mahfudz Attarmasi.

“Maka tidak bisa diragukan lagi keluasan ilmu yang telah diperoleh KH Abdul Manan Dipomenggolo. Sanad keilmuan yang dimiliki oleh KH Abdul Manan Dipomenggolo, kesemuanya bersambung hingga kepada Rasulullah SAW,” pungkasnya.

Dzikra Haul KH Abdul Manan Dipomenggolo berlangsung khidmat. Dihadiri oleh ribuan peziarah, yang terdiri dari para santri Pesantren Tremas Pacitan dan Pesantren Al Fattah Kikil. Tampak hadir para Kiai, seperti KH Fuad Habib, KH Muhammad Habib, KH Burhanuddin HB, KH Rotal Amin, Gus Muhammad Bin Kiai Harir Demak, Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo, dan para alumni dari berbagai daerah. (Zaenal Faizin/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, Nahdlatul Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

7000 Anak TK di Brebes ‘Naik Haji’

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebanyak 7.420 anak Raudlatul Athfal (RA) VI 2016, se-Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (24/3/16), berangkat malakasanakan manasik haji. Mereka akan melakukan tawaf, sa’i, wukuf, lempar jumrah, dan prosesi ibadah lainnya.

Praktik tersebut merupakan bagian dari latihan peragaan ibadah haji yang digelar di Islamic Center Brebes, Brebes. Ketua Panitia H Robihun saat menyampaikan laporan kepada Bupati Brebes di Pendopo Bupati, Rabu (23/3), mengatakan, dalam kegiatan manasik haji, peserta didik setingkat taman kanak-kanak (TK) itu akan dilatih tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji, misalnya persyaratan, wajib, sunnah, maupun hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji.

7000 Anak TK di Brebes ‘Naik Haji’ (Sumber Gambar : Nu Online)
7000 Anak TK di Brebes ‘Naik Haji’ (Sumber Gambar : Nu Online)

7000 Anak TK di Brebes ‘Naik Haji’

“Kami mengemas dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di tanah suci yang sesungguhnya,” kata Robihun yang juga Pengawas Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Brebes.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan yang mengambil tema “Manasik Haji, Menumbuhkan Semangat Berhaji Sejak Dini” bertujuan untuk memberikan pengalaman serta pembelajaran dengan cara praktik langsung tentang ibadah haji dan umrah kepada peserta didik Raudhatul Athfal se-kabupaten Brebes.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peserta diberangkatkan dari RA masing-masing dan tiba di Islamic Center pada Kamis (24/3) pagi. Sebanyak 7.420 anak berangkat dengan mengggunakan kendaraan masing-masing didampingi 7.420 orang tuanya masing. “Mereka dibina oleh 976 guru pembimbing,” tuturnya.

Untuk menghindari macet, maka kendaraan peserta diberlakukan satu arah ke utara di Jalan Yos Sudarso mulai pukul 08.00 sampai 11.00 WIB. Kendaraan bisa keluar ke arah timur melalui jalan KH Hasyim Asyari atau ke barat jalan KH Ahmad Dahlan.

Ketua Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Rokhyati menambahkan, manasik haji merupakan kegiatan out class. Diharapkan, peserta akan selalu teringat dan termotivasi untuk melaksanakan ibadah haji yang sesungguhnya. Manasik haji bagi anak RA digelar setiap dua tahun sekali berselang dengan Festifal Anak Sholeh (FASI).

Rokhyati menambahkan, RA yang merupakan institusi pendidikan usia dini di jajaran kementerian agama sudah menjamur hingga mencapai lebih dari 200 buah. “7600 peserta didik.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti mengaku bangga dengan kegiatan tersebut, dan bersedia membuka secara  langsung jalannya Manasik ke-7 bagi anak-anak RA se-Kabupaten Brebes. Dia mengapresiasi besar kepada RA sebagai pendidikan PAUD setara dengan Taman Kanak-kanak.

“Saya berharap RA akan lebih maju dan guru serta lembaga juga ada kesetaraan TK dan PAUD karena sama sama membimbing anak-anak Brebes, untuk mencetak generasi emas yang berkualitas,” ucapnya ketika menerima rombongan panitia. (Wasdiun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Pendidikan, Internasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sekjen Ansor: Kader Punya Tantangan dan Peluang Hidupkan NU

Panaragan,? Pimpinan Pusat Muhammadiyah -. Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor Adung Abdul Rahman mengisi Pendidikan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) dan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) di Pesantren Darus Sholihin Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung. Ia mendorong kader pemuda NU ini untuk membaca tantangan dan peluang dalam berkhidmah kepada NU dan para kiai.

Sekjen Ansor: Kader Punya Tantangan dan Peluang Hidupkan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekjen Ansor: Kader Punya Tantangan dan Peluang Hidupkan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekjen Ansor: Kader Punya Tantangan dan Peluang Hidupkan NU

"Pemuda Ansor memiliki tantangan dan peluang dalam menghidupkan NU," ujar Adung kepada peserta PKL di Panaragan, Tulang Bawang Barat, Rabu (19/10).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

GP Ansor Lampung menggelar PKL dan Susbalan sebagai upaya peningkatan kapasitas kader organisasi pemuda NU di salah satu provinsi di Sumatera itu.? Materi kegiatan antara lain, Kepemimpinan Efektif, Manajemen Organisasi, Ke-GP Ansoran II, Aswaja II, Ke-NUan II.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan diikuti 15 utusan dari kabupaten/kota se-provinsi Lampung, yaitu Way Kanan, Pringsewu, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Timur, Mesuji, Pesawaran, Tanggamus, Pesisir Barat, Kota Madya Bandar Lampung, dan Kota Madya Metro.

Hadir pada kegiatan ini Ketua GP Ansor Lampung Hidir Ibrahim, Sekretaris Budi H Yunanto, Kasatkorwil Banser Tatang Sumantri beserta jajaran. Kegiatan berlangsung Senin-Kamis (17-20/10).? (Gatot Arifianto).





Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Warta, Tegal Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Warga NU Blitar Kesulitan Nonton Film Sang Kiai

Blitar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para kiai dan waga NU Blitar, kebingungan nonton Film Sang Kiai. Karena di daerah berjuluk Bumi Bung Karno dan Penataran itu tidak gedung Film. Gedung–gedung yang dulu ada seperti Dipoyono sudah gulung tikar  puluhan tahun lalu.

Untuk bisa melihat film drama Indonesia tahun 2013 yang mengangkat kisah seorang pejuang kemerdekaan sekaligus salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dari Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari itu, mereka harus rela pergi ke kota tetangga, misalnya ke Malang, Tulungagung dan Kediri. Itupun hanya sebagian. Padahal antusias warga NU untuk bisa melihat Film yang dibintangi oleh Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro, Adipati Dolken, sangat tinggi.

Warga NU Blitar Kesulitan Nonton Film Sang Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga NU Blitar Kesulitan Nonton Film Sang Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga NU Blitar Kesulitan Nonton Film Sang Kiai

Konco-konco sangat kebingungan kemana harus melihat film itu. Kan di Blitar tidak ada gedung bioskop,” ungkap Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Blitar, KH Imam Sugrowardi, Selasa pagi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena film ini bagian dari perjuangan Kiai Hasyim Asyari, maka warga NU sangat ingin melihatnya. Bahkan bila perlu seluruh warga harus nonton bersama (nobar). Cuma teknisya bagaimana yang harus dicari. Mengingat di Blitar tidak ada gedung film.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Karena tidak ada gedung.Maka alternatifnya ada dua. Nonton ke Kediri atau menunggu CD-nya. Tapi sebaikanya nonton bersama saja, Kalau nunggu CD-nya lama,” tambah Mohammad Faizin, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Blitar.

Keduanya sepakat bila agar film tersebut segera bisa diketahui warga NU. Maka sebaiknya dibentuklah panitia Nobar yang melibatkan semua badan otonom NU dan lembaga NU.

“Sebaiknya ada sinergi antara Banom dan lembaga. Misalnya LP Ma’arif  dan Lesbumi. Juga Ansor, IPNU, Fatayat dan Muslimat,” tandas Kiai Imam. 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Imam Kusnin

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Pesantren, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pembelajaran PAI di PTU Masih Menjemukan

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Perguruan tinggi umumnya sudah menerapan kebijakan PAI sebagai matakuliah yang mesti dipelajari di setiap program studi (prodi). Pihak kampus memasukkannya sebagai bagian dari kelompok matakuliah pengembangan kepribadian (MPK), sebagaimana tertuang dalam keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI Nomor 43 tahun 2006, yang serumpun dengan matakuliah PPKn dan Bahasa Indonesia.

Demikian hasil temuan riset Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag RI pada tahun 2015 tentang penyelenggaraan PAI di delapan PTU, antara lain Universitas Tanjung Pura, Universtas Mataram, Universitas Hasanudin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Jember, Universitas Andalas, dan Universitas Mulawarman.

Pembelajaran PAI di PTU Masih Menjemukan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembelajaran PAI di PTU Masih Menjemukan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembelajaran PAI di PTU Masih Menjemukan

Tentang sumber belajar PAI di PTU, diketahui bahwa sampai saat ini masing-masing PTU menyusun ataupun menerbitkan buku daras PAI yang dapat dijadikan pegangan para dosen PAI dalam perkuliahan. Ada juga PTU yang menggunakan sumber belajar berasal dari Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi) dan dari Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama. Buku-buku referensi yang digunakan adalah hasil musyawarah kesepakatan di tingkat koordinator dosen PAI.

Dari segi metode perkuliahan, hasil riset menunjukkan bahwa PAI disampaikan dengan cara yang cukup variatif, tapi yang kerap digunakan adalah metode ceramah atau kuliah mimbar, tanya jawab, dan diskusi. Dan hanya sedikit dosen PAI yang menggunakan metode brainstorming, small group discussion, role play, dan concept maps.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal ini “maklum” lantaran umumnya rasio perbandingan dosen dengan mahasiswa di PTU tak ideal. Jumlah mahasiswa yang terlalu banyak membuat perkuliahan diformat semacam kuliah umum dan hasilnya pembelajaran berpusat pada dosen (lecturer centered) yang cenderung menjemukan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena itulah, Puslitbang Penda merekomendasikan perlu dipikirkan bagaimana mendorong dosen PAI dapat menggunakan metode perkuliahan yang lebih kreatif, inovatif, memikat, tapi sekaligus membumi dengan program studi mahasiswa. Dosen bisa memanfaatkan media, sarana, prasarana yang tersedia, juga waktu di luar kelas wajib yang memungkinkan pemberian materi tambahan.

Mengenai media pebelajaran, hampir setiap kampus mempunyai sejumlah perlengkapan penunjang seperti mesin proyektor, komputer, pemutar audio visual, atau lainnya. Sarana tempat ibadah, yakni masjid dan mushala, juga tersedia meski penggunaannya sebagai sentra lain penyelenggaraan PAI di luar jam resmi tak selalu sesuai dambaan. Kendala paling mencolok pada jamak PTU di Indonesia dalam hal sarana PAI adalah kurangnya koleksi perpustakaan seputar bahan bacaan agama Islam bagi mahasiswa. Ada kesan matakuliah PAI sekadar pelengkap SKS di tengah belantara matakuliah umum di kampus bersangkutan.

Dosen alumni perguruan tingi agama Islam (PTAI) juga tak menjamin kesanggupan untuk menyesuaikan diri dengan disiplin keilmuan di tempat mereka bertugas. Para dosen PAI sering kesulitan tatkala harus menjawab pertanyaan mahasiswa di bidang biogenetika, kedokteran, ekonomi, atau semacamnya. Artinya, ijazah dari PTAI bukan jaminan seorang dosen PAI menguasai kelas karena kebutuhan akan integrasi materi keagamaan dengan matakuliah yang menjadi fokus mahasiswa di PTU. Jika kendala tersebut muncul, kebijakan team teaching bisa diberlakukan, yakni dengan melibatkan dosen pakar lain untuk mengajar bersama dalam menjelaskan relasi agama dan sains, misalnya. (Mahbib)Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kang Said: Pengabdi di NU Harus Paham Tawasut dan Tasamuh

Yogyakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) menegaskan bahwa Islam bukan hanya akidah dan syariah. Islam juga adalah agama budaya, peradaban, kemajuan, dan kemanusiaan. Untuk ke sana para pengurus NU harus menjalankan misi tawasut dan tasamuh.

Demikian disampaikan oleh Kang Said pada peluncuran Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta di Kampus UNU Yogyakarta Jalan Lowanu 47, Sorosutan, Umbulharjo, Jum’at (10/3).

Kang Said: Pengabdi di NU Harus Paham Tawasut dan Tasamuh (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Pengabdi di NU Harus Paham Tawasut dan Tasamuh (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Pengabdi di NU Harus Paham Tawasut dan Tasamuh

“Itu butuh kecerdasan. Oleh karena itu, aktif dan mengabdi di NU harus cerdas karena membawa misi tawasut dan tasamuh,” kata Kang Said.

NU Yogyakarta sudah menyusul wilayah lain. UNU di sini segera hadir untuk mendukung madinatul ilmu wat tsaqafah, kota ilmu dan peradaban, Yogyakarta. “Apa pun jurusannya, jurusan syariat, jurusan akidah atau jurusan apa saja, harus bersikap tawasut moderat,” tegas Kang Said.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada kesempatan ini Kang Said mengucapkan selamat kepada PWNU DIY yang sudah melahirkan Universitas Nahdlatul Ulama.

“Saya ucapkan selamat kepada NU wilayah DIY yang sudah melahirkan UNU yang akan membawa misi besar Islam ahlusunnah wal jamaah berpikir tawasut fis syariah, fil aqidah fis siyasah. Selalu moderat dalam berteologi, dalam beribadat, berakhlak dan berpolitik. Tidak mengenal radikal dan terorisme,” kata Kang Said.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tampak hadir Kemenristekdikti H Mohammad Nasir, Wakil Gubernur Yogyakarta Paku Alam X, Bupati Sleman Sri Purnomo, Kapolda DIY Ahmad Dofiri, Rais Syuriyah KH Mas’ud Masduqi, Ketua PWNU DIY Nizar Ali, Katib Syuriyah KH Hasan Abdullah, Wakil Katib KH Hilmy Muhammad serta pengurus harian PWNU DIY. (Nur Rokhim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Prihatin Kasus Video Porno, IPNU-IPPNU Jepara Angkat Bicara

Jepara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar NU dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Jepara merasa prihatin terhadap kabar yang dirilis sebuah media Senin (6/7) terkait kasus video porno.

Prihatin Kasus Video Porno, IPNU-IPPNU Jepara Angkat Bicara (Sumber Gambar : Nu Online)
Prihatin Kasus Video Porno, IPNU-IPPNU Jepara Angkat Bicara (Sumber Gambar : Nu Online)

Prihatin Kasus Video Porno, IPNU-IPPNU Jepara Angkat Bicara

Dalam koran tersebut seorang ABG yang diduga warga Batealit Jepara melakukan aksi masturbasi yang terekam di ponsel pribadinya. Ponsel pribadinya dijual. Kabar pun semakin melebar akhir Juni kemarin tatkala video tersebut diupload di Youtube oleh orang tak dikenal identitasnya. ?

Mengetahui kabar ini ketua PC IPPNU Jepara, Hidayatun Nikmah angkat bicara. “Pada intinya PC IPNU-IPPNU mengimbau kepada generasi muda agar menggunakan teknologi dengan bijak,” tulisnya sebagaimana rilis yang diterima Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis (09/07).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perkembangan teknologi, baginya, memiliki dua sisi positif dan negatif. Agar selamat sebaiknya menggunakan teknologi untuk kebaikan. Nikmah menambahkan, dalam memilih teman juga harus selektif. Jangan sampai memilih teman yang malah menjerumuskan ke dalam jurang yang merusak kehidupan.

Menurutnya, yang dibutuhkan generasi muda saat ini adalah bekal agama yang kuat. “Dengan ilmu agama yang kuat insyaAllah akan kita mampu mengontrol diri serta mampu menjaga diri dari perilaku yang menyimpang dari agama maupun norma-norma yang berlaku,” kata? alumnus Unisnu Jepara ini. ?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Agar perilaku generasi muda tidak menyimpang sangat perlu aktif dalam kegiatan positif. Salah satu cara ialah bergabung dalam IPNU-IPPNU. “Ikut IPNU-IPPNU 100 persen kegiatannya positif,” jelas Muhammad Khoironi, Ketua PC IPNU Jepara.

Dengan mengikuti kegiatan positif ini, generasi muda akan memperoleh banyak kegiatan baik sosial, budaya, ekonomi, politik, maupun agama. Di samping itu, lanjut Khoironi, tiga aspek pendidikan keluarga, sekolah dan lingkungan harus saling bersinergi.

Keluarga dan sekolah mempunyai tugas untuk mendidik dan mengontrol perilaku anak. Sedangkan lingkungan yang menjadikan anak menjadi baik dan buruk. “Karena itu pilihlah lingkungan yang positif,” pungkas Khoironi. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 29 Oktober 2017

Gus Dur Luncurkan Buku Terbaru

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menyusul mantan Presiden B.J. Habibie yang membuat buku memori mengenai detik-detik pertamanya di puncak kekuasaan setelah Soeharto lengser, mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) juga meluncurkan sebuah buku.

Buku Gus Dur tersebut akan diluncurkan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (21/9) petang, sekaligus merayakan HUT ke-2 The Wahid Institute (WI), sebuah yayasan atas nama Gus Dur yang dipimpin oleh putri keduanya Zanuba Arifah Chafshoh (Yenny Wahid).

Buku setebal 412 halaman ini diterbitkan langsung oleh WI pada pertengahan Agustus 2006 lalu. “Judul buku ini memperlihatkan bahwa pluralitas diutamakan termasuk dalam melihat Islam. Tak ada satu Islam. Islam adalah multi wajah, wajah kemanusiaan,” ujar Direktur Eksekutif WI Ahmad Suaedy sebagaimana dilansir situs resmi Gus Dur.

Gus Dur Luncurkan Buku Terbaru (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Luncurkan Buku Terbaru (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Luncurkan Buku Terbaru

Melalui buku ini, demikian Suaedy, Gus Dur mengusulkan keharusan pluralitas dalam melihat Islam dan kehidupan, dengan bersandar pada etika dan spiritualitas, termasuk untuk mengelola dunia yang terus bergerak ke arah globalisasi ini. “Ini ditujukan untuk perdamaian abadi dan saling menghormati antar bangsa dan antar manusia,” ujarnya.

WI didirikan secara resmi pada tanggal 7 September 2004 di Jakarta. Dengan motto Seeding Plural and Peaceful Islam, WI mengemban komitmen menyebarkan gagasan muslim progresif yang mengedepankan toleransi dan saling pengertian di masyarakat dunia Islam dan Barat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dur Foundation

Sebelumnya, tersiar kabar bahwa yayasan milik Gus Dur yang lain, Gus Dur Foundation (GDF) yang diketuai oleh Aris Junaidi,? digunakan oleh aparat intelijen (BIN) untuk melobi Kongres Amerika Serikat terkait usaha pencabutan embargo senjata bagi TNI.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dur sendiri, seperti dikatakan Yenny Wahid, mengaku tidak pernah terlibat lobi dengan kongres AS itu. "Gus Dur sendiri tidak tahu GDF digunakan untuk itu. Jangankan menandatangani, bentuk dan isi perjanjiannya seperti apa juga tidak tahu," kata Yenny kepada pers (11/9).

Penggunaan nama GDF berawal dari pembicaraan antara Gus Dur dengan pejabat BIN, M. As`ad, dalam kapasitas pribadi sebagai sesama warga NU. Pada satu kesempatan As`ad pernah mengatakan pada Gus Dur untuk meminjam namanya demi kepentingan bangsa. Dikatakan,? nama Gus Dur masih diperhitungkan orang-orang AS dan Gus Dur pun, dan tidak keberatan. (nam/dar)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mahasiswa NU Sukabumi Serahkan Bantuan Korban Banjir Subang

Subang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mahasiswa NU dari Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Islam (YAPI) Syamsul Ulum Kota Sukabumi yang terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Syamsul Ulum, BEM Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIP), BEM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), dan OSIS SMK Syamsul Ulum Kota Sukabumi serahkan bantuan untuk korban banjir di Kabupaten Subang, Selasa (29/1).

Bantuan ini langsung diberikan oleh Presiden BEM STISIP Syamsul Ulum Nunu Nugraha, didampingi Ketua PMII Komisariat Syamsul Ulum Kota Sukabumi Ahmad Fauzi. Secara simbolis bantuan ini diberikan langsung kepada Ketua PMII Cabang Kabupaten Subang Ade Mahmudin di sekretariat PMII Cabang Subang, Jalan Rancasari, Pamanukan, Subang untuk kemudian disalurkan kepada korban banjir yang saat ini masih melanda di Kabupaten Subang.

Mahasiswa NU Sukabumi Serahkan Bantuan Korban Banjir Subang (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa NU Sukabumi Serahkan Bantuan Korban Banjir Subang (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa NU Sukabumi Serahkan Bantuan Korban Banjir Subang

Presiden BEM STISIP Nunu Nugraha menegaskan, berangkat dari rasa keprihatinan dan kepedulian kepada para korban banjir di Kabupaten Subang pihaknya merasa terpanggil untk bagaimana bisa mengurangi beban para korban banjir.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami merasa prihatin dan terpanggil untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah banjir yang ada di Kabupaten Subang. Terlepas dari besar kecilnya nilai yang kami berikan, tapi mudah-mudahan hal ini bisa meringankan beban mereka yang saat ini sedang membutuhkan,” tegas Nunu kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua PMII Komisariat STAI Syamsul Ulum Kota Sukabumi, Ahmad Fauzi bahwa hal ini merupakan upaya penyadaran kepada masyarakat terkait betapa pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai solidaritas.

“Bantuan ini hasil dari upaya sahabat-sahabat dari Keluarga Besar YAPI Syamsul Ulum Kota Sukabumi yang pada beberapa waktu lalu melakukan aksi penggalangan dana disejumlah titik di Kota Sukabumi. Mudah-mudahan saja ini bisa kita ambil hikmahnya terkait penyadaran kepada masyarakat betapa pentingnya rasa solidaritas terhadap sesama sebagai wujud dari jati diri Bangsa Indonesia,” papar Fauzi.

Sementara, Ketua PMII Cabang Kabupaten Subang, Ade Mahmudin menyambut baik dengan saluran bantuan ini yang nantinya akan langsung diberikan kepada para korban banjir di Kabupaten Subang.

"Kami sangat apresiatif dan berterimakasih kepada sahabat-sahabat dari Kota Sukabumi yang sudah jauh-jauh datang ke Subang hanya untuk memberikan bantuan ini kepada para korban banjir. Dan Insya Allah, nanti juga kita akan berikan bersamaan dengan hasil yang kami dapatkan, dimana pada saat yang lalu juga PMII Cabang Subang melakukan aksi penggalangan dana untuk korban banjir,” pungkas Ade.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Ahlussunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KMNU IPB Gelar Istilaul Qudroh di Pesantren Mina 90

Bogor, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Institut Mahasiswa Bogor (IPB) Isti’laul Qudroh pengembangan diri peningkatan kemampuan di pondok pesantren Mina 90,  Cibeureum, Kabupaten  Bogor, Jawa Barat pada Sabtu malam (30/11).

KMNU IPB Gelar Istilaul Qudroh di Pesantren Mina 90 (Sumber Gambar : Nu Online)
KMNU IPB Gelar Istilaul Qudroh di Pesantren Mina 90 (Sumber Gambar : Nu Online)

KMNU IPB Gelar Istilaul Qudroh di Pesantren Mina 90

Kegiatan yang merupakan jenjang pertama memasuki KMNU IPB tersebut diikuti 50 mahasiswa dan mahasiswi. Para santriyin dan santriyat pesantren tersebut juga ikut berbaur pada acara tersebut.

Dalam pantauan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sebelum acara yang digelar selepas Isya, para peserta dan para santri makan malam bersama di atas daun pisang dengan lauk pauk yang sederhana.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Ketua KMNU IPB, Ahamad Mujib, mengatakan Isti’lalul Qudroh tahun kelima ini merupakan cara KMNU IPB untuk mengabdi kepada masyarakat, “Setiap pelajaran di kampus dipraktikan di sini (pesantren KMNU 90) mulai dari budi daya tanaman seperti sayuran organik dan pengembangan dan budidaya lele,” katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengasuh Pesantren Mina 90 Kiai Misbahudin mengungkapkan senangnya dengan adanya kegiatan ini. “Mudah-mudahan kebersamaan ini berlanjut. Tidak sampai di sani saja,” harapnya.

Ia mengatakan, kegitan ini merupakan proses menjadi khoirun nas anfa’uhun li nas, atau manusia yang terbaik di antara manusia lain adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. “Marilah kita berlomba-lomba untuk menjadi manusia bermanfaat,” imbaunya.

Allah, kata dia, memberikan potensi yang bermanfaat dan buruk, tapi yang harus dipupuk adalah potensi yang baik supaya menjadi khoirun nas anfa’uhun li nas. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Kiai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 28 Oktober 2017

Untuk Syiar, NU Pringsewu Curi Start Terbitkan Kalender 2016

Pringsewu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu provinsli Lampung, melalui Lembaga Talif wan Nasyr  (LTN ) yang menangani masalah publikasi dan penulisan, telah “mencuri start” menerbitkan kalender tahun 2016.

Untuk Syiar, NU Pringsewu Curi Start Terbitkan Kalender 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)
Untuk Syiar, NU Pringsewu Curi Start Terbitkan Kalender 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)

Untuk Syiar, NU Pringsewu Curi Start Terbitkan Kalender 2016

"Kalender 2016 ini sudah siap didistribusikan kepada seluruh warga NU dan masyarakat umum di Kabupaten Pringsewu," kata Sekretaris LTN Pringsewu, Mustanir di sela-sela mempersiapkan distribusi kalender tersebut di Kantor LTN Pringsewu, Senin (28/9).

Mustanir menambahkan, kalender 4 lembar ini, memuat foto beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh PCNU, Badan Otonom dan lembaga-lembaga selama tahun 2015. "Selain kegiatan-kegiatan kita juga memperkenalkan sosok kepengurusan di tingkat kabupaten dan kecamatan di dalam kalender ini," tambahnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Mustanir, penerbitan kalender ini merupakan program tahunan yang masuk dalam prioritas penting di lembaga yang ditanganinya. Dan sejauh ini program tersebut direspon sangat tinggi masyarakat. "Pada tahun tahun sebelumnya kami selalu mencetak kalender dan animo masyarakat untuk memilikinya sangat tinggi," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap dengan diterbitkannya kalender 2016 ini, masyarakat akan terbantu dalam hal penanggalan sekaligus mensyiarkan NU di Kabupaten Pringsewu. “Bagi masyarakat yang hendak memiliki kalender 2016 tersebut dapat menghubungi kami atau pengurus NU Kabupaten maupun kecamatan," terangnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Pendidikan, Nahdlatul Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kembali Pimpin Muslimat Kaltim, Hj Aminah Prioritaskan Tiga Program

Samarinda, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hajah Aminah kembali terpilih menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama Kalimantan Timur (Kaltim) pada Konferensi Wilayah akhir pekan lalu. Setelah terpilih, ia berjanji akan memprioritaskan tiga program.

Program pertama, kata Aminah, Muslimat NU Kaltim akan memasukan pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1 jam setiap hari dengan rincian 30 menit di awal pelajaran dan 30 sebelum mengakhiri pelajaran. “Hal itu khusus di lembaga pendidikan dibawah naungan muslimat NU,” katanya pada Konferwil yang berlangsung di Pendopo Lamin Etam, Samarinda pada Sabtu (27/2) tersebut.

Kembali Pimpin Muslimat Kaltim, Hj Aminah Prioritaskan Tiga Program (Sumber Gambar : Nu Online)
Kembali Pimpin Muslimat Kaltim, Hj Aminah Prioritaskan Tiga Program (Sumber Gambar : Nu Online)

Kembali Pimpin Muslimat Kaltim, Hj Aminah Prioritaskan Tiga Program

Kedua, lanjut dia, Muslimat NU Kaltim akan memperluas sasaran dakwah, tidak hanya kepada anggota saja, melainkan kepada pihak-pihak lain.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara yang ketiga, meningkatkan jalinan kerja sama dengan lembaga-lembaga baik pemerintah maupun swasta.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PR Muslimat NU

Sebelumnya pada pembukaan Konferwil, Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU Hj. Khofifah Indar Parawansa yang turut hadir menekankan pentingnya fastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Hal itu perlu dilakukan karena masih banyak pekerjaan rumah persoalan sosial di hadapan Muslimat.

“Adanya prostitusi dan banyaknya lokalisasi dengan memperkerjakan anak perempuan yang masih sekolah di SMP dan juga penyalahgunaan narkoba di lingkungan anak-anak sekolah itu adalah PR Muslimat,” katanya.

Muslimat, kata Menteri Sosial RI ini, perlu membuat pemetaan sosial sehingga permasalahan itu dapat diselesaikan dengan mendidik anak-anak. Hal itu bisa dilakukan di keluarga yang suci hati, pikiran dan perilaku.

“PR buat muslimat NU agar dapat bekerja keras, kerja cerdas, bekerja dengan ikhlas dan kerjakan semua sampai tuntas,” pintanya.

Pada pembukaan konferensi juga Hj Aminah melantik10 Pimpinan Cabang Muslimat NU. Kemudian konferensi diikuti 9 Cabang dari Kaltim, dan 4 Cabang dari Kalimantan Utara.

Hadir pada kesempatan itu Gubernur Kaltim yang diwakili H. Bere Ali, Ketua PBNUH. Farid Wadjdy, Ketua PWNU Kaltim KH Muhammad Rasyid, Anggota DPR-RI yang juga Ketua Muslimat NU Balikpapan Hj. Kasriyah, dan pada pengurus PCNU Samarinda, Kutai Kartanegara, Bontang, Balikpapan, dan peserta konferensi. (Chairul Anwar/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Pahlawan, Doa Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LTMNU Jombang Data dan Registrasi Masjid

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (PC LTMNU) Jombang, pada Jum’at (31/05) melakukan penyerahan secara simbolik papan nama untuk masjid-masjid yang sudah terdaftar dalam database LTMNU.

LTMNU Jombang Data dan Registrasi Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
LTMNU Jombang Data dan Registrasi Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

LTMNU Jombang Data dan Registrasi Masjid

Acara yang berlangsung di Dusun Siwalan, Desa Mejoyolosari Gudo tersebut dihadiri oleh hampir semua perwakilan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Jombang. Disamping itu juga tampak hadir Rais Syuriyah PCNU Jombang, KH Mujib Adnan, Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, KH Isrofil Amar, dan Wakil Ketua, H Edy Labib Patriadin.

Dalam sambutannya, ketua LTMNU Jombang H Ahsan Sutari menyatakan, pendataan masjid-masjid di Jombang sangat penting dilakukan.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Papan nama yang dibuat akan diberi nomor registrasi. Jadi masjid-masjid yang dibangun dan dimiliki warga NU tidak akan lagi bisa dikuasai oleh pihak lain,” kata Sutari.

Lebih lanjut, Ahsan Sutari menyampaikan, “LTMNU Jombang disamping melakukan pendataan masjid, juga berupaya memperkuat takmir dalam mengelola masjid, dengan melakukan pelatihan-pelatihan kepada takmir.”

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami juga berupaya agar amalan-amalan ciri khas Nahdliyin tetap selalu dijaga di dalam masjid, misalnya pujian sebelum sholat fardlu, membaca usholli saat takbir, membaca qunut, wiridan setelah sholat fardlu, melakukan kegiatan diba’an, tahlilan, manaqiban dan lain-lain,” tambahnya.

Disamping acara penyerahan papan nama, pada pagi itu juga diserahakan bisyaroh bagi operator pendataan masjid-musholla yang dikelola oleh orang-orang NU se-kabupaten Jombang.?

Bisyaroh yang kami berikan tidak seberapa, hanya sebagai ganti transport dan sekedar konsumsi. Jadi bukan apa-apa jika dibandingkan dengan jerih payah para operator,” kata Sutari mengakhiri sambutannya.?

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Muslimin Abdilla

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Doa Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Israel Dihebohkan Pernikahan Muslim-Yahudi, Pasukan Elit Diturunkan

Rishon Lezion, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Polisi Israel mempagarbetisi lebih dari 200 demonstran ultra kanan Yahudi dari menyerbu pesta pernikahan seorang wanita Yahudi dengan seorang pria muslim. Demonstran meneriakkan kata-kata "matilah Arab".

Lusinan polisi termasuk anggota unit paling elite, membentuk rantai manusia untuk menahan demonstran dari pintu gerbang gedung pernikahan dan menahan mereka yang mengabaikan peringatan. Empat demonstran ditahan, namun tidak ada yang cedera.

Israel Dihebohkan Pernikahan Muslim-Yahudi, Pasukan Elit Diturunkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Israel Dihebohkan Pernikahan Muslim-Yahudi, Pasukan Elit Diturunkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Israel Dihebohkan Pernikahan Muslim-Yahudi, Pasukan Elit Diturunkan

Pengacara pasangan pengantin Maral Malka (23) dan Mahmoud Mansour (26) yang keduanya warga Jaffa di Tel Aviv, gagal meminta pengadilan untuk mencegah demonstrasi itu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sang mempelai pria lalu meminta perlindungan polisi agar demonstran tetap berada 200 meter dari gedung pernikahan di sudut kota Tel Aviv di Rishon Lezion.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Demonstrasi ini menandai meningkatnya ketegangan antara warga Yahudi dan Arab di Israel dalam dua bulan terakhir menyusul konflik di Gaza, penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel Juni lalu menyusul aksi balas dendam atas kematian seorang remaja Palestina di wilayah Yerusalem Israel.

Sebuah kelompok bernama Lehava yang mengorganisir demonstrasi anti pernikahan itu telah mengusik pasangan Yahudi-Arab itu sebelumnya dengan kerap mengutipkan ayat-ayat keagamaan untuk menolak perkawinan itu. Kelompok ini sebenarnya jarang berdemonstrasi di situs pernikahan.

Pasangan pengantin berkata kepada Channel 2 TV Israel bahwa demonstran gagal mencegah pernikahan mereka atau menciutkan semangat mereka.

"Kami akan berdansa dan menikah sampai matahari terik. Kami mendukung koeksistensi," kata sang mempelai pria.

Para demonstran yang kebanyakan anak muda mengenakan kaos hitam, mengutuk Malka yang lahir sebagai Yahudi namun masuk Islam demi pernikahan itu.

Mereka mengutuk sang mempelai wanita sebagai "pengkhianat yang melawan negara Yahudi," dan meneriakkan kata-kata kebencian kepada warga Arab dengan "matilah Arab."  Mereka juga menyanyikan, "Semoga desa kalian ludes terbakar."

Beberapa warga Israel sayap kiri menggelar demonstrasi tandingan di dekat tempat pernikahan dengan membawa bunga, balon dan tanda bertuliskan "Cinta menaklukkan siapa saja."

Dalam laman Facebook-nya, Presiden Israel Reuven Rivlin mengkritik demontrasi anti pernikahan itu sebagai penyebab kemarahan.

"Ekspresi semacam itu mengabaikan dasar koeksistensi kita di sini, di Israel, sebuah negara Yahudi nan demokratis," kata Rivlin yang justru berasal dari koalisi pimpinan Partai Likud berhaluan kanan yang diketuai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Juru bicara Lehava dan mantan anggota parlemen Michael Ben-Ari mengutuk pernikahan campuran Yahudi-non Yahudi itu sebagai lebih buruk dari kelakuan Adolf Hitler.

Yang justru mengejutkan pernikahan itu dihadiri Menteri Kesehatan Israel Yael German. Politisi tengah dalam pemerintahan Netanyahu itu hanya berkata bahwa demonstrasi anti pernikahan Yahudi-Muslim itu sebagai ekspresi demokrasi semata.

Warga keturunan Arab di Israel mencapai 20 persen dari total penduduk Israel. Mayoritas warga Arab Israel ini beragama Islam. Kalangan pendeta Yahudi menentang pernikahan campuran karena khawatir itu akan mengurangi keyahudian.

Banyak warga Israel yang melakukan pernikahan campuran dengan menyelenggarakannya di luar Israel.

Ayahanda Malka, Yoram Malka, berkata kepada televisi Israel juga menentang pernikahan itu dengan menyebutnya sebagai kejadian yang sangat menyedihkan.

Reuters melaporkan, Yoram mengaku marah putrinya itu masuk Islam. Mengenai menantunya, dia berkata, "Masalah saya dengan dia adalah dia itu orang Arab." (antara/mukafi niam)

foto: leftfootforward.org

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 27 Oktober 2017

Rusak Masa Depan, IPNU-IPPNU Kuripan Diminta Perangi Narkoba

Probolinggo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo masa bakti 2016-2018 resmi dilantik di Pendopo Kecamatan Kuripan, Kamis (8/9). Mereka dituntut untuk terjun secara aktif memerangi narkoba dengan penyuluhan dan sosialisasi di kalangan pelajar.

“Narkoba ini merupakan musuh nyata yang akan menghancurkan masa depan generasi muda. Kalau tidak dicegah sejak dini, dikhawatirkan akan menjadi ancaman yang serius di masa mendatang,” kata Ketua IPNU Kabupaten Probolinggo Babussalam.

Rusak Masa Depan, IPNU-IPPNU Kuripan Diminta Perangi Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
Rusak Masa Depan, IPNU-IPPNU Kuripan Diminta Perangi Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

Rusak Masa Depan, IPNU-IPPNU Kuripan Diminta Perangi Narkoba

Dengan dilantiknya pengurus baru ini Babussalam berharap akan menjadikan pemuda dan pelajar di Kecamatan Kuripan tertanam ghiroh ke-NU-an dengan wadah organisasi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Alasannya daerah ini berada di kawasan pegunungan yang mudah terprovokasi oleh paham lain di luar Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Karena itu, pengurus harus senantiasa membentengi pelajar dengan akidah Aswaja yang kuat,” harapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Ketua IPPNU Kabupaten Probolinggo Nur Hakimah Ismawati berharap agar pengurus yang baru dibentuk dan dilantik dapat betul-betul menjalankan roda organisasi sesuai dengan tupoksinya dengan melanjutkan perjuangan pengurus sebelumnya demi memajukan IPNU-IPPNU di Kecamatan Kuripan.

“Selamat bergabung dan berjuang bersama kami dengan rekan dan rekanita dari kecamatan lain untuk membina watak generasi muda. Kami juga memohon agar para ulama, pejabat serta tokoh masyarakat turut serta mendukung kegiatan kepemudaan,” harapnya.

Berdasarkan hasil konferensi IPNU-IPPNU Kecamatan Kuripan, Muhammad Tholibin terpilih sebagai Ketua IPNU Kecamatan Kuripan dan Hanifah Parawansah terpilih sebagai Ketua IPPNU Kecamatan Kuripan. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Santri, Pendidikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hari Santri, Merayakan Sikap Jalan Tengah

Oleh Abdullah Aniq Nawawi

Akhir-akhir ini Indonesia kembali memanas karena politik di Jakarta. Di saat bersamaan kaum santri sibuk menyiapkan peringatan Hari Santri. Ini lebih tinggi dari sekadar politik praktis semacam Pilkada sebab peringatan tersebut adalah mengingat Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama 22 Oktober 1945, sebuah resolusi untuk mengusir penjajah. Maka? memperingatinya, setali tiga uang dengan bersyukur atas anugerah terbesar untuk bangsa Indonesia. Kita menyebutnya kemerdekaan.

Di sini kita tidak akan membahas kemerdekaan dan peranan santri di dalamnya. Adalah hal yang dharuriy (wajib) bagi seorang santri untuk menjunjung tinggi nasionalisme dan cinta tanah air. Tengok saja jargon hubbul wathan minal iman yang terkenal itu. Itu bukanlah hadits atau ayat suci. Tetapi santri meyakininya sepenuh hati. Lebih dari itu santri merealisasikannya dalam kehidupan nyata. Dengan kata lain itu bukanlah sesuatu yang nadzariy (sebatas teori) belaka. Itu adalah sesuatu yang tajribiy (telah dilaksanakan), dan sekali lagi Resolusi Jihad adalah contoh terbaiknya.

Hari Santri, Merayakan Sikap Jalan Tengah (Sumber Gambar : Nu Online)
Hari Santri, Merayakan Sikap Jalan Tengah (Sumber Gambar : Nu Online)

Hari Santri, Merayakan Sikap Jalan Tengah

Apa yang kemudian melatarbelakangi lahirnya Resolusi Jihad tentu lebih penting untuk diketengahkan di sini. Karena fikrah (pemikiran) apa sebenarnya yang membuat kita meyakini bahwa mencintai negara adalah bagian dari iman, dan berjihad membelayanya adalah fardhu ‘ain (wajib bagi semuanya)? Bukankah tak ada hadits atau ayat suci yang secara eksplisit menerangkan itu? Tentu saja ada banyak jawaban. Mulai dari teori sederhana ushul fiqh yang menyebutkan al-wasilah laha hukmul ghayah. Yakni sebuah perantara sama hukumnya dengan hal yang dituju. Karena jika hifdz wa iqamat ad-din (menjaga dan mendirikan agama) adalah wajib, maka menjaga negara dengan tujuan itu tentu saja wajib.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tentu masih ada jawaban lainnya dari pertanyaan di atas. Tetapi hal yang paling menarik dari kasus ini adalah sikap NU (baca: santri) yang meyakini bahwa agama dan negara harus berjalan bergandengan. Sikap ini adalah semacam usaha mencari jalan tengah (tawassuthiyyah) di antara dua kutub yang terlalu berjauhan; yang satu adalah kutub kiri yang beranggapan bahwa nasionalisme adalah segalanya. Karena itu tak perlu mencampurkan agama di dalamanya. Dan kutub yang lainnya adalah kutub kanan yang menganggap bahwa agama adalah segalanya. Karena itu negara harus tunduk pada agama.

Di antara dua kutub ini NU mencoba hadir untuk memberikan jalan tengah. Bahwa agama dan negara tidak ada yang saling mengungguli dan keduanya harus berjalan beriringan. Sikap ini lahir dari prinsip penting yang dipegang NU. Prinsip itu disebut tawassuthiyyah (sikap mencari jalan tengah). Inilah yang membuat jargon hubbul wathan minal iman bukan hanya sekedar teori bagi Santri. Dan inilah yang –salah satunya- melatarbelakangi lahirnya Resolusi Jihad yang terkenal itu. Inilah yang membuat kita bisa merasakan kemerdekaan sampai saat ini. Dan sesungguhnya perayaan 22 Oktober adalah perayaan atas prinsip tawassuth yang kita yakini selama ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika kita mundur ke belakang, sejak? pertama kali sejarah bermula, selalu ada dua kelompok ekstrem yang menghiasi roda perjalanannya. Dua kelompok ekstrem ini –ekstrem kanan dan ekstrem kiri- telah mewarnai berbagai macam ideologi yang ada, mulai dari politik, sampai keagamaan. Kitab suci setidaknya menulis bahwa ada dua kelompok yang terlalu kanan seperti malaikat, juga yang terlalu kiri seperti iblis yang pada akhirnya, kedua kelompok ini tidak dipilih Tuhan untuk menjadi khalifah.

Tuhan memilih manusia yang memang memiliki dua karakter di atas. Tuhan pada akhirnya lebih menyukai penengah dan penyambung dua kutub daripada mereka yang terlalu berlebihan. Ketika Nabi bersabda halaka al-mutanaththi’un (celakalah mereka yang terlalu berlebihan), sesungguhnya nabi sedang menekankan kepada kita bahwa sikap tawassuthiyyah sangatlah penting. Atau ketika beliau berkata kepada sayyidina Ali: “halaka fika itsnani, muhibbun ghalin wa mubghidhun ‘alin (celakalah mereka yang? mencintai atau membencimu secara berlebihan), ini sesungguhnya adalah penegasan bahwa mencari jalan tengah harus terus diupayakan.

Itu artinya memperingati 22 Oktober harus kita maknai sebagai memperingati anjuran ini. Perayaan Hari Santri lebih dari sekadar seremonial belaka, melainkan momentum di mana kita harus terus meyakinkan diri kita bahwa kita adalah pelaku utama dari sikap yang dianjurkan Islam, yaitu sikap yang membuat 22 Oktober layak dirayakan. Sekali lagi, itu adalah sikap tawassuth.

Tetapi sebagaimana tenaga ada habisnya, semangat itu pun terkadang ada redupnya. Dan sebagaimana makhluk tak pernah sempurna, selalu ada yang harus dibenahi bersama. Karena itu sangat perlu untuk terus mengingat, memperbarui, dan membenahi semangat ber-tawassuth kita. Itulah mengapa peringatan Hari Santri memiliki urgensi tersendiri untuk terus menjaga semangat ini tetap ada dan terwariskan dengan baik kepada generasi berikutnya. Karena tugas utama dari setiap generasi adalah mempersiapkan generasi setelahnya.



Abdullah Aniq Nawawi, PCINU Maroko



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Kiai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jamaah Baasyir Tegang, Kang Said Imbau Dakwah Tanpa Kekerasan

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seminar Nasional tentang implementasi syariat Islam di Indonesia yang diselenggarakan oleh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) di Jakarta, Ahad (25/11) tadi malam berlangsung menegangkan. Para anggota MMI berteriak "Allahu akbar" dan tidak segan-segan menghentikan pembicaraan peserta seminar jika dianggap tidak sesuai.

Seminar itu diadakan oleh Lajnah Pimpinan Wilayah MMI DKI Jakarta dan lembaga kajian Islam Al Manar dan dihadiri langsung oleh pemimpin utama MMI Ustadz Abu Bakar Baasyir. Pembicara lainnya yang diundang adalah Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj (Kang Said).

Seminar bertajuk "Implementasi Nilai Syariat Islam dalam masyarakat dan Negara Menuju Indonesia yang Religius, Adil dan Sejahtera" itu sudah dibuka dengan suasana tegang. Moderator Hamzah Zahal baru mengucapkan beberapa kata langsung diintrupsi oleh para anggota MMI. Hamzah memberikan pengantar seputar perkembangan opini tentang Islam akhir-akhir ini, tentang dua tipologi besar Islam yang muncul yakni liberalis dan fundamentalis.

Jamaah Baasyir Tegang, Kang Said Imbau Dakwah Tanpa Kekerasan (Sumber Gambar : Nu Online)
Jamaah Baasyir Tegang, Kang Said Imbau Dakwah Tanpa Kekerasan (Sumber Gambar : Nu Online)

Jamaah Baasyir Tegang, Kang Said Imbau Dakwah Tanpa Kekerasan

Kontan moderator diinterupsi dan diminta untuk tidak ikut berbicara dalam seminar itu. "Itu pembagiannya orang kafir," kata anggota MMI. Ismail Yusanto akhirnya mendapat giliran berbicara pertama setelah sebelumnya Abu Bakar Baasyir telah menyempaikan pemikirannya saat memberikan sambutan pengantar seminar.

Menurut Baasyir, mengamalkan syariat Islam harus didukung dengan kekuasaan, dalam hal ini kekuasaan pemerintahan Islam. Pluralisme, misalnya, kata Baasyir, baru bisa dipraktikkan secara adil dalam pemerintahan Islam.

"Jadi kesimpulan seminar ini adalah implementasi Islam dalam bangsa dan negara wajib hukumnya," kata Baasyir saat membuka seminar. "Kalau tidak saya kuatir nanti kena hukum murtad," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senada dengan Abu Bajar Baasyir, Ismail Yusanto mengatakan, dakwah Islamiyah yang dilakukan selama ini kurang berhasil karena tidak ditopang oleh negara Isam. "Hanya dengan kekuasaan dan kekuatan, dakwah Islam itu bisa berhasil," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 

Dikatakannya, dakwah pada saat tertentu perlu dengan kekerasan dan kekuatan senjata. "Tergantung pada saat apa dan kepada siapa," katanya.

Sementara itu Kang Said yang mendapat kesempatan berbicara terakhir menurunkan ketegangan dengan bercerita seputar cara dakwah Wali Songo dalam menyebarkan Islam di Indonesia. Menurutnya, dakwah yang dilakukan dengan kekerasan selalu tidak berhasil.

"Wali Songo mengganti cara dakwah 180 derajat, tidak dengan kekerasan tapi bil hikmah wal mauidzatul hasanah wal mujadalah billati hiya ahsan. Akhirnya Islam dapat tersebar dengan baik," kata Kang Said sembari bercerita dengan sangat apik tentang teknik para penyebar Islam di Indonesia.

Namun suasana di ruang pertemuan Hotel Accacia Jakarta itu kembali seperti semula ketika seorang penanya bernama Abu Jibril memprotes cara Kang Said menyampaikan materi. "Cerita Pak Said malah menidurkan kita, padahal Rasul tidak malah membikin kita tidur, tapi malah bangkit," katanya disambut teriakan "Allahu akbar" dari para anggota MMI.

Suasana semakin menegang ketika peserta lainnya, Luthfi A Tamimi, direktur majalah Sabili, salah satu Majalah yang dikenal menyuarakan aspirasi kelompok Islam yang berdakwah dengan keras, meminta Ismail Yusanto secara tegas mengumumkan nama pemimpin utama atau khalifah yang menjadi memimpin pemerintahan Islam atau khilafah islamiyah yang dikampanyekan HTI.

"Kita tidak ada khalifah hanya amir," kata Ismail menanggapi dan langsung dibantah oleh Lutfi bahwa khalifah dan amir itu sama saja. Ia menyebutkan bahwa para khalifah diberi gelar amirul mukminin.

Para anggota MMI yang merasa rikuh meminta Lutfi untuk menghentikan pembicaraan. "Jangan ngotot!" kata anggota MMI sambil berdiri dan menodongkan telunjuk.

Diskusi diakhiri pada pukul 22.05 meski saat itu Kang Said belum selesai menjelaskan konsep jihad menurut NU. Moderator bergegas menutup seminar karena saat mencoba menyimpulkan bahwa ada pendapat yang berbeda, dia langsung diprotes anggota MMI. "Islam itu hanya satu," kata mereka dengan suara keras. (nam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Santri Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jokowi: Saya Memakai Sarung Untuk Menjiwai Kultur Nahdliyin

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ada yang beda dengan penampilan Presiden RI Ir H Joko Widodo di acara pembukaan Muktamar Ke-33 NU, Sabtu (1/8) malam. Mantan Wali Kota Solo ini mengenakan sarung, kain khas warga NU pada umumnya.

“Saya sangat bahagia berada di antara para Nahdliyin (warga NU) dalam Muktamar Ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang. Saya memakai sarung untuk menjiwai kultur Nahdliyin,” tulis Jokowi di Fan Page resminya, “Presiden Joko Widodo”, Sabtu (1/8) yang diposting pukul 23.25 WIB.

Jokowi: Saya Memakai Sarung Untuk Menjiwai Kultur Nahdliyin (Sumber Gambar : Nu Online)
Jokowi: Saya Memakai Sarung Untuk Menjiwai Kultur Nahdliyin (Sumber Gambar : Nu Online)

Jokowi: Saya Memakai Sarung Untuk Menjiwai Kultur Nahdliyin

Sejarah mencatat, lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, sejak berdiri tahun 1926, Nahdlatul Ulama turut melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, teguh menjunjung semangat kebangsaan, menegakkan ke-Indonesia-an serta menghargai kebhinekaan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Oleh karena itu, saya juga mengusulkan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada KH A Wahab Chasbullah, atas jasa-jasa beliau kepada bangsa dan negara kita,” lansirnya mengungkapkan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam rilisnya ini, Jokowi menandaskan dengan mengucapkan, selamat dan sukses atas terselenggarnya Muktamar Ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang, Jawa Timur. (Red: Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mensos Akan Rehabilitasi Kaum LGBT

Sidoarjo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menteri Sosial Republik Indonesia, Hj Khofifah Indar Parawansa akan merehabilitasi kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). ? Hal itu dilakukan karena sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Ary Ginanjar Agustian, salah satu pendiri ESQ Ledership Center.

Mensos Akan Rehabilitasi Kaum LGBT (Sumber Gambar : Nu Online)
Mensos Akan Rehabilitasi Kaum LGBT (Sumber Gambar : Nu Online)

Mensos Akan Rehabilitasi Kaum LGBT

"Lewat ESQ tersebut, ternyata laki-laki sudah mau menikah dengan perempuan. Dan itu salah satu opsi redesain rehabilitasi sosial apakah LGBT ataukah Napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Kita sedang melakukan hitung-hitungan dengan Pak Ary Ginanjar, dalam artian begini, kita bisa menyiapkan berapa kapasitas dimana," papar Khofifah kepada wartawan usai menghadiri acara majlis dzikir dan doa bersama jamaah Al-Khidmah di depan masjid Agung Sidoarjo, Ahad (28/2).

Khofifah menyebutkan bahwa pada tanggal 16 Maret nanti, di salah satu puncak di Bogor ? ada semacam pelepasan LGBT yang bisa kembali sesuai dengan fungsi sosial semula.

Menurutnya, proses rehabilitasi Napza bisa dilakukan dengan cara memasukkan korban Napza ke dalam air rebus. Lalu korban Napza dimasukkan di sebuah tempat dengan suhu 85 derajat celcius. Dan proses tersebut tidak berbahaya karena ada rempah-rempah. "Saya sendiri pernah mencoba dan itu memang tidak berbahaya. Saya juga meminta kepada Dirut nafsah untuk mencobanya dan ternyata tidak ada masalah," ujranya.

Lebih lanjut Khofifah menerangkan, ada semacam jamu yang dimiliki oleh pusat rehabilitasi nafsah, dan bisa melakukan ditok. "Kalau dihentikan mungkin tidak bisa 100 persen. Tapi kemungkinan untuk bisa dikurangi saya rasa selama ini sudah bisa dibuktikan. Bahkan dari beberapa negara asing juga sudah mendatangi ke Mojokerto untuk melihat cara rehabsos korban nafsah yang ada di Mojokerto," terangnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Khofifah juga mengaku pernah melakukan kuinjungan ke Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai Kartanegara. Di sana juga ada rehab untuk LGBT. Di Kalimantan Timur sendiri terdapat 35 titik lokasi dan lokalisasi prostitusi. Gubernur Kaltim sudah melakukan pencanangan penutupan lokasi dan lokalisasi. Dan yang sudah siap ditutup di Kutai Kartanegara.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Tahun 2019, Kemensos dan Dinsos se-Indonesia mentargetkan penutupan lokasi dan lokalisasi prostitusi sudah ditutup," pungkasnya. (Moh Kholidun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 26 Oktober 2017

Politisi Nahdliyin Desak Kemenlu Segera Pulangkan Sugiayem

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Politisi Nahdliyin Nihayatul Wafiroh meminta dengan sangat kepada Kementerian Luar Negeri untuk segera menangani Sugiayem, Tenaga Kerja Wanita asal Banyuwangi, Jawa Timur. Kemenlu harus tanggap dan cepat memenuhi hak-hak Sugiayem, TKW yang sedang sakit di Taiwan.

Politisi Nahdliyin Desak Kemenlu Segera Pulangkan Sugiayem (Sumber Gambar : Nu Online)
Politisi Nahdliyin Desak Kemenlu Segera Pulangkan Sugiayem (Sumber Gambar : Nu Online)

Politisi Nahdliyin Desak Kemenlu Segera Pulangkan Sugiayem

“Saya mendesak Kemenlu segera memberi jawaban jelas soal penanganan Sugiayem dan juga TKI/TKW yang mengalami hal serupa. Kemenlu tidak hanya wajib menyiapkan dana perawatan Sugiayem. Namun, juga harus memulangkan TKW ini,” tegas Nihayatul Wafiroh dalam press release-nya yang diterima Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Saat menjenguk Sugiayem, Nihayah mendapat keterangan dari dokter kemungkinan pasien menderita epilepsi akut atau kelainan di otaknya. Untuk memastikannya harus melalui scan otak, semantara RS Taoyuan tidak memiliki alat tersebut. Nihayah berkunjung ke rumah sakit di sela-sela acara Asian Women Parliamentary Conference yang dihelat di Taiwan, Jumat 26 Juni 2015.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sugiayem (40) merupakan TKW asal Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, saat ini sedang dirawat di ruang Gawat Darurat (ICU) General Hospital Taoyuan, Taiwan. Sugiayem merupakan warga Nahdliyin yang sadar betul akan hak-haknya sebagai pekerja.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ia merasa pekerjaan yang diberikan tidak sesuai perjanjian awal. Lalu ia memutuskan kabur dari rumah majikannya. Setelah itu, ia pun aktif mencari informasi ke KDEI (Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia) tentang tata cara pulang,” tutur Nihayah.

Dalam hukum tenaga kerja di Taiwan, pekerja yang ‘melarikan diri’ dari majikan tidak lagi mendapat cover kesehatan dan biaya kepulangan. Karena itu, Sugiayem tidak mendapatkan biaya baik dari majikan maupun agen yang memberangkatkan.

Karena tidak ada biaya-biaya tersebut, sebelum terbang ke Taiwan, Anggota Komisi IX DPR RI Dapil III Jawa Timur (Banyuwangi-Situbondo-Bondowoso) ini menghubungi Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dzakiri, Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, dan juga Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Dari ketiga pejabat tersebut, Nihayah mendapat informasi soal status Sugiayem yang sudah kabur. “Posisinya bukan lagi sebagai pekerja, tapi WNI biasa. Sesuai nomenklaturnya, biaya berobat dan pemulangan Ibu Sugiayem berada di bawah tanggungjawab Kemenlu,” tandas Nihayah.

Menurut Nihayah, negara harus hadir untuk warganya. Sugiayem, bagi dia, termasuk warga Indonesia yang punya keberanian luar biasa. Karena itu, pemerintah Indonesia harus berterima kasih pada Sugiayem dan segera memenuhi hak-haknya. 

“Jangan sampai negara diam dan baru bereaksi setelah masyarakat sipil bergerak,” pungkas Nihayah. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 25 Oktober 2017

NU Jember Serukan Orang Tua Dukung Gerakan Ayo Mondok

Jember, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Kiai MN Harisudin mendukung Gerakan Nasional Ayo Mondok. Katib Syuriyah NU Jember mendorong semua elemen orang tua untuk memerhatikan pendidikan anaknya. Ia mengimbau orang tua memondokan anak-anak mereka di pesantren.

“Gerakan Ayo Mondok, hemat saya, sangat bagus. Ini ide brilian untuk mendidik anak-anak bangsa ini menjadi lebih baik. Jangan biarkan anak-anak didik kita dididik secara sekuler. Kalau sudah sekuler, jangan salahkan anaknya,” kata Kiai Harisudin di Kantor PCNU Jember, Selasa (19/4) pagi.

NU Jember Serukan Orang Tua Dukung Gerakan Ayo Mondok (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Jember Serukan Orang Tua Dukung Gerakan Ayo Mondok (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Jember Serukan Orang Tua Dukung Gerakan Ayo Mondok

Di tengah-tengah tantangan moralitas anak-anak masa sekarang, pesantren adalah sekolah prioritas untuk mendidik anak-anak saleh yang berkarakter. Di pesantren, anak kita dididik untuk berakhlakul karimah. Anak-anak yang dijauhkan dari pergaulan bebas, dijauhkan dari narkoba, dijauhkan dari radikalisme-terorisme, dan sebagainya. Karena itu, kita harus bangga dengan pesantren kita, ujar Kiai MN Harisudin yang juga Pengasuh Pesantren Darul Hikam Mangli, Kaliwates, Jember.

Dalam konteks? Jember, Kiai MN Harisudin mendorong para pelajar dan mahasiswa untuk tidak sungkan-sungkan di pondok. “Ya ini karena Jember dikenal sebagai kota pelajar. Banyak mahasiswa dan pelajar dari kabupaten lain di sini. Mereka kuliah di Universitas Jember, Politeknik Negeri Jember, IAIN Jember, Universitas Islam Jember, dan lain-lain. Mereka juga pelajar di MAN 1 Jember, MAN 2 Jember, SMA 1 Negeri Jember, SMA 2 Negeri Jember dan lain-lain. Jangan gengsi di pondok. Justru, di pondok mereka diajari banyak hal seperti kemandirian, kesederhanaan, kejujuran dan juga kebersamaan.”

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karenanya para orang tua harus memilih pondok. Jangan biarkan anak perempuannya bebas tinggal di kontrakan dan kos tanpa kendali karena akibatnya kita sudah bisa tebak. Mereka yang di luar pondok lebih mudah terpengaruh tradisi ‘kumpul kebo’ dan perzinaan,” jelas Kiai MN Harisudin yang juga Wakil Ketua LTN NU Jawa Timur ini.

Tapi ia mengingatkan orang tua untuk waspada dengan kos-kosan bermerk pesantren. “Pesantren yang benar, ada bangunan pondoknya, ada kiainya, ada ngajinya, dan ada mushalla atau masjidnya. Karena sekarang ada namanya pesantren, tapi tidak ada ngajinya. Itu bukan pesantren, tapi kos-kosan berlabel pesantren,” tandas Kiai MN Harisudin. (Anwari/Alhafiz K)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah News Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dur Kembali Menerima Hadiah Internasional

Jakarta, NU-Online
Pepatah mengatakan bahwa seorang nabi tidak pernah dihormati di negeri sendiri, hanya orang asing yang mampu menghargainya. Kelihatan pepatah itu pas dengan pengalaman Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang selama ini telah mengantungi lusinan penghargaan dari luar negeri sejak dari penghargaan berupa hadiah-hadiah kemanusiaan, hingga  beberapa gelar doktor honoris dari berbagai universitas bergengsi baik di Asia, Eropa maupun Amerika. Tetapi tidak satupun gelar baik akademik maupun kultural diperoleh dari dalam negeri, padahal prestasi dan kontribusi Mantan Ketua Umum PBNU dan Presiden RI ke 4 ini  sangat besar, tetapi dilupakan begitu saja oleh bangsa ini bahkan diremehkan.

Bersamaan dengan ulang tahun yang ke 63 ini Gus Dur mendapatkan kado istimewa, yakni menerima kunjungan Presiden Korea-Indonesia Friendship Association dari Korea Selatan, Hwang Hak Soo. Bersama rekannya, Hwang, dia kemarin tampak berada di antara sejumlah pembesuk. Kehadiran tokoh dari Korea Selatan itu untuk menyampaikan Piagam Penghargaan Perdamaian Dunia (World Peace Prize Award) pada Gus Dur dari lembaga nirlaba yang berkedudukan di Amerika Serikat dan Korea Selatan, World Peace Prize Awarding Council (WPPAC). 

Gus Dur dinilai layak menerima Hadiah Perdamaian Dunia karena dalam berbagai kegiatan nasional maupun internasional, dia senantiasa membawa pesan perdamaian antar pemeluk agama. Chief Judge, Dr Lester Wolff dan Chairman Judge, Dr. Han Min Su, tokoh yang mensponsor pemberian piagam itu menyatakan bahwa selama ini Gus Dur berperan aktif dalam mengkampanyekan pluralisme, anti-terorisme dan perlindungan terhadap hak-hak kelompok minoritas. Karena itu Gus Dur layak disejajarkan dengan beberapa tokoh-tokoh dunia yang pernah menerima hadiah ini antara lain presiden Ronald Reagan (AS), Husni Mubarak (Mesir), Yitzhak Rabin (Israel), Annette Lu (Taiwan)  dan Meles Zenawi (Ethiopia).

Ternyata penghargaan yang diberikan terhadap Gus Dur dalam ulang tahunnya ini tidak hanya itu, sebab selain menerima Hadiah Perdamaian Dunia, Hwang Hak Soo juga menyampaikan berita akan dinobatkannya Gus Dur sebagai presiden pertama World Headquarters of Non-Violence Peace Movement (Markas Dunia untuk Gerakan Perdamaian dan Anti-Kekerasan). “Untuk jabatan bergengsi itu, Gus Dur bersaing ketat dengan tokoh perdamaian dunia lainnya, seperti  Jimmy Carter (AS) dan Nelson Mandela (Afsel),” kata Hwang.

Sementara pemberian penghargaan dan penobatan sebagai presiden pertama lembaga itu akan dilaksanakan di Seoul, Korea Selatan, Rabu 20 Agustus 2003. Menurut rencana Gus Dur akan menghadiri acara tersebut. Tetapi kehadiran Gus Dur ini sangat tergantung pada kondisi kesehatan, sebab hingga saat ini masih berbaring di rumah sakit, baru Rabu besok diperkirakan akan diperkenankan pulang. Tentu saja penghargaan dan kehormatan itu tidak hanya membanggakan bagi masyarakat NU, tetapi juga bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan yang bisa menghormati jasa-jasa para pelopor yang memberi nama harum pada negara yanag sedang terpuruk ini. (MDZ dari berbagai sumber).

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Anti Hoax, Pertandingan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dur Kembali Menerima Hadiah Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Kembali Menerima Hadiah Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Kembali Menerima Hadiah Internasional

Selasa, 24 Oktober 2017

Juara Liga Santri Diperebutkan di Priyangan

Garut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ratusan santri dari 10 kota dan kabupaten se-Priangan berkumpul di lapangan Yonif 330 Raider Cibuluh, Garut, Rabu (16/9) pagi. Mereka mengikuti turnamen Liga Santri Nusantara yang baru pertama kali diselanggarakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga.

Sekertaris Umum Liga Santri Zona 2 Priangan Subhan Romansyah mengatakan, para santri pun memiliki perstasi yang luar biasa dalam olahraga cabang sepak bola. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya para santri yang telah menjadi bintang-bintang nasional.

Juara Liga Santri Diperebutkan di Priyangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Juara Liga Santri Diperebutkan di Priyangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Juara Liga Santri Diperebutkan di Priyangan

Pada program awal ini, kata Subhan, akan diselenggarakan pada priode 5 tahun sekali dan akan dibina pada satu tahun sekali di tingkat kabupaten. "Karena ini baru pertama kali diselenggarakan dan nantinya jenjang pembinaan akan lebih mengarah ke seleksi di kota atau kabupaten masing-masing sebelum masuk pada zona ke wilayah," kata Subhan saat konferensi pers di Yonif 330.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Liga Santri Nusantara sendiri diadakan untuk menjaring bibit-bibit muda. "Hadirnya bibit-bibit muda tidak begitu saja ada, tapi harus ada proses seleksi dan kompetisi yang sehat," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Para santri yang memiliki talenta di atas rata-rata nantinya akan dibina, serta khususnya untuk Garut yang memiliki banyak legenda seperti Kang Adeng, Kang Giman, Zaenal Arif legenda Persib merupakan orang pesantren asli Garut.

Kemenpora sendiri banyak menyelengarakan kompetisi dari mulai pelajar, mahasiswa, umum, santri, dan sekarang yang sudah berlangsung banyak menemukan bibit muda sangat potensial.

Untuk zona 2 sendiri ada 12 tim yang mengikuti ajang liga santri ini. Banyak pesantren mendaftarkan diri untuk ikut serta. Hanya saja ada beberapa tim yang lolos verifikasi, dan ada yang tidak lolos.

Kepala dinas Pemuda dan Olahraga Kuswendi menyambut baik turnamen ini. "Saya sangat mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut. Kami pun akan berusaha melakukan pembinaan secara menyeluruh ke depannya," tandasnya.

Rais Syuriyah PCNU Garut KH Munir mengatakan memang sarana dan pra sarana olahraga untuk santri sangat minim bahkan hampir tidak ada. "Hampir tidak ada sarana dan prasarana untuk santri. Kalaupun ada di beberapa pesantren modern. Untuk pesantren tradisional, sangat tidak memiliki sarana untuk olahraga. Maka dari itu saya meminta kepada Dispora agar bisa mensupport para santri kita," paparnya.

Pada pertandingan pertama bertanding tim pesantren Nurul Bayan Pangandaran dan pesantren Musyadadiah yang kemudian dimenangkan oleh Musyadadiah dengan skor 3 - 0. (Rul/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, News Pimpinan Pusat Muhammadiyah