Rabu, 28 Februari 2018

Ahad, Fatayat, Ansor, dan MWCNU Kedungbanteng Konferensi Bersama

Banyumas, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas , Jawa Tengah, akan menggelar Konferensi Anak Cabang, pada hari Ahad (12/11) besok.

Kegiatan itu akan dilaksanakan bersama Pengurus Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Fatayat NU di Gedung MTs Maarif 01 Kedungbanteng, Desa Kedungbanteng, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah.

Menurut Ketua PAC GP Ansor NU Kedungbanteng, Darto konferensi bersama dilakukan dengan pertimbangan untuk efektifitas waktu dan pembiayaan.

Ahad, Fatayat, Ansor, dan MWCNU Kedungbanteng Konferensi Bersama (Sumber Gambar : Nu Online)
Ahad, Fatayat, Ansor, dan MWCNU Kedungbanteng Konferensi Bersama (Sumber Gambar : Nu Online)

Ahad, Fatayat, Ansor, dan MWCNU Kedungbanteng Konferensi Bersama

"Konferensi bersama jauh lebih strategis dilakukan bersama daripada sendiri-sendiri penyelengaraannya," ujarny Sabtu (11/11) di Gedung MTs Maarif 01 Kedungbanteng.

Konferensi MWC NU,GP Ansor, dan Fatayat akan memilih ketua baru dalam rangka konsolidasi dan regenerasi pengurus yang akan menjalankan roda organisasi sebagaimana tertuang dalam AD/ART .

Sementara itu tokoh senior NU Kedungbanteng Kiai Munir Sarbini menyatakan dengan terlaksananya konfersensi ini pengurus yang akan terpilih nanti dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan mampu menjadi suri tauladan bagi masyarakat serta membawa kemajuan organisasi yang didirikan KH Hasyim Asyari. (Mulyono HP/Kendi Setiawan)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Sunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 27 Februari 2018

GP Ansor Seakan Hadirkan Gus Dur di Mamuju

Mamuju Utara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Utara adalah miniatur Indonesia. Di situ hidup berbagai pemeluk agama, etnis, bahasa, dan golongan. Karenanya perlu terus dibangun keharmonisan dalam bingkai toleransi agar kebhinnekaan terjaga sehingga kedamaian tetap ada di daerah dan negeri ini.

GP Ansor Seakan Hadirkan Gus Dur di Mamuju (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Seakan Hadirkan Gus Dur di Mamuju (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Seakan Hadirkan Gus Dur di Mamuju

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Mamuju Utara Untung Alwi. Sebagai salah satu organisasi yang menjaga kerukunan tersebut, GP Ansor turut memasang spanduk "Selamat Natal dan Tahun Baru 2016” di depan beberapa gereja di Kabupaten Mamuju Utara.

Untung menambahkan, spanduk juga dipasang di beberapa titik strategis di Kabupaten Mamuju Utara seperti di Bundaran Smart Kota Pasangkayu, pertigaan Maradde Kecamatan Tikke, di Kecamatan Lariang, pertigaan Desa Kasano Kecamatan Baras, Tana Moni Kecamatan Sarudu, Desa Mulyosari, Kecamatan Bambalamotu, dan di Desa Martajaya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Salah seorang tokoh umat Kristiani di Kota Pasangkayu, Yustinus, mengungkapkan perasaannya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia mengaku terharu atas upaya anak-anak muda NU di kabupaten tersebut.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya sangat bersyukur dan terharu atas upaya yang dilakukan oleh pemuda Ansor. Karena kehadiran pemuda Ansor di tempat kami seakan juga menghadirkan Gus Dur di tengah umat Kristiani di Mamuju Utara," ungkapnya. (Abdul Hakim Madda/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peringati Haflah Akbar, Pesantren Tambakberas Dukung PBNU

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Lapangan Untung Suropati Tambakrejo yang berada di utara Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang Jawa Timur penuh sesak oleh puluhan ribu santri. Mereka khidmat mengikuti upacara pembukaan al-haflatul kubro pesantren setempat, Rabu (8/2) pagi.

Peringati Haflah Akbar, Pesantren Tambakberas Dukung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati Haflah Akbar, Pesantren Tambakberas Dukung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati Haflah Akbar, Pesantren Tambakberas Dukung PBNU

KH Abdul Choliq Mustaqim dalam amanatnya mengemukakan bahwa peringatan haflah kali membawa pesan bahwa Pesantren Tambakberas, sebutan kepada PPBU memiliki komitmen kuat terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. "Karenanya kita akan pelihara dan jaga NKRI sebagai harga mati," kata Sekretaris Umum Yayasan PPBU tersebut.

"Demikian pula kita akan pelihara dan jaga PBNU yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI serta UUD 1945," katanya disambut tepuk tangan hadirin.

Gus Kholiq, sapaan akrabnya juga menandaskan kepada para kiai, ustadz dan santri yang hadir di lapangan tersebut bahwa haflah kali ini juga terbilang istimewa. "Karena usia madrasah di lingkungan Pesantren Tambakberas telah memasuki 102 tahun," ungkapnya. Sedangkan untuk pesantren sendiri adalah berusia 192 tahun, lanjutnya.

Hadir pada kesempatan tersebut Ketua Majlis Pengasuh yakni KH Hasib Abdul Wahab, serta Ketua Umum Yayasan PPBU yakni KH Irfan Sholeh.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebelum upacara pembukaan, kegiatan diawali dengan penampilan kreasi para santri dari berbagai ribath atau asrama yang ada di pesanren setempat. Tidak ketinggalan, sejumlah kontingen dari madrasah dan sekolah juga turut unjuk kebolehan.

Pantauan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di lokasi, sejumlah santri dan siswa menampilkan kebudayaan dari berbagai suku dan daerah di Indonesia. Dari mulai budaya dan pakaian masyarakat Madura, Nusa Tenggara Timur, Bengkulu, dan beberapa kawasan lain di tanah air.

Kegiatan dipungkasi dengan sambutan dari yayasan serta amanah oleh ketua majlis pengasuh. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)

?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Pondok Pesantren, Syariah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wayang Kulit Meriahkan Peluncuran Muktamar di Surabaya

Surabaya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Panitia Daerah Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama menggelar kegiatan “Launching Sukses Muktamar” di Surabaya, Sabtu (14/3) malam. Dihadiri Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, kegiatan juga dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Enthus Susmono.

Muktamar akan diselenggarakan di Jombang Jawa Timur pada 1-5 Agustus 2015 mendatang. Sementara kegiatan launching Sabtu malam lalu dilpusatkan di Parkir Utara ?PWNU Jatim yang dirangkai dengan peringatan hari lahir (harlah) ke-89 NU.

Wayang Kulit Meriahkan Peluncuran Muktamar di Surabaya (Sumber Gambar : Nu Online)
Wayang Kulit Meriahkan Peluncuran Muktamar di Surabaya (Sumber Gambar : Nu Online)

Wayang Kulit Meriahkan Peluncuran Muktamar di Surabaya

Ki Entus malam itu membawakan lakon Nurkala Kalidasa, yang menggambarkan perjuangan tokoh Nurkala Kalidasa dalam mewujudkan perdamaian dunia. Dalam kisah itu, Prabu Kresna meminta ?Prabu Yudhistira mewujudkan perdamaian dunia dengan cara menemui betara guru di khayangan. Prabu Yudhistira menyetujui dan menjelma menjadi raksasa bernama Nurkala Kalidasa.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia kemudian menemui Betara Guru setelah mengalahkan para dewa di khayangan. Akhirnya, betara guru mengeluarkan titah dan memberi mandat kepada Nurkala Kalidasa untuk mewujudkan perdamaian dunia.

"Setidaknya lakon tersebut sejalan dengan keinginan NU dalam menegaskan Islam Nusantara dalam upaya men?jaga perdamaian dunia," urai Ki Enthus.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Miftakhul Akhyar, Ketua PWNU Jawa Timur KH Mutawakkil Alallah, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yang juga Ketua Panitia Daerah Muktamar ke-33, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anas Yusuf, Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Eko Wiratmoko, dan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto, dan beberapa anggota DPRD Jatim.

Ketua Panitia Daerah Muktamarke-33, Saifullah Yusuf, mengatakan, Muktamar akan dilaksanakan di empat pesantren yakni Tambak Beras, Peterongan, Denanyar, dan Tebuireng. Sementara pembukaan dan rapat pleno akan dadakan di alun-alun kota Jombang

Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memperkirakan, selain para peserta muktamar (muktamirin) akan ada 50 ribuan warga NU yang hadir yang ikut meramaikan muktamar. “Semua akomodasi sudah siap, Pemprov Jatim, TNI dan Polri juga siap mendukung dan mengamankan muktamar," ujarnya.

Muktamar kali ini mengambil tema “Meneguhkan Islam Nusantara untuk peradaban Indonesia dan dunia”. “Mari kita alihkan kiblat peradaban dunia bukan dari Timur Tengah, tetapi dari Indonesia, wa bil khusus Nahdlatul Ulama," ujar Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat memberikan kata sambutan. (Red: Anam)

?

Foto: Vivanews

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Kyai, Makam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mahfud MD: Negarawan Turun, Politisi Mundur

Yogyakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Permasalahan yang melanda negara kita sekarang adalah permasalahan dari dalam, bukan kekuatan luar. Bukan perbandingan atau pertandingan ideologi. Tetapi persoalan manajemen pemerintahan dalam penegakan hukum dan keadilan. 

Pendapat tersebut disampaikan oleh Mahfud MD dalam dialog Kebangsaan dalam rangka Harlah Nahdlatul Ulama ke-87 di XT Square Yogyakarta, Ahad (3/3). Mahfud menyatakan bahwa persoalan ketidakadilan adalah persoalan pokok bangsa. Bangsa manapun jika diperintah dengan ketidakadilan maka akan hancur.

Mahfud MD: Negarawan Turun, Politisi Mundur (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahfud MD: Negarawan Turun, Politisi Mundur (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahfud MD: Negarawan Turun, Politisi Mundur

“Sahabat Ali mengatakan, sebuah negara akan hancur jika dikelola dengan ketidakadilan. Sebaliknya, sebuah Negara akan kuat jika dikelola dengan adil,” tutur Mahfud.

Sehingga pemerintah dalam hal ini perlu untuk bersungguh-sungguh di dalam menegakkan hukum dan keadilan. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Oleh karena itu, sekarang yang diperlukan adalah turunnya para negarawan ke gelanggang, untuk perbaiki negara. Bukan dipercayakan ke politisi. Politisi nunggu dulu, serahkan ke orang yang punya sikap kenegarawanan untuk benahi negara. Sesudah itu, politisi silakan main lagi," jelasnya. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, maka akan rawan terjadi disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, jelaslah bahwa masalah yang mengancam negara ini adalah masalah dari dalam. Bukan kekuatan luar, bukan perbandingan ideologi, tetapi adalah masalah manajemen pemerintahan dalam menegakkan hukum dan aturan. 

Redaktur     : Hamzah Sahal

Kontributor : Anas Bangkit

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 26 Februari 2018

Andi Najmi: Petani Tembakau Selalu Disalahkan

Semarang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ketua Pengurus Pusat Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBHNU) Andi Najmi Fuadi meminta pengalokasian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) itu benar-benar sampai kepada masyarakat petani tembakau.

Hal ini disampaikannya dalam Seminar Nasional “Optimalisasi Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau untuk Pembangunan Pertanian” yang digelar Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) di Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, kemain, Kamis (10/5).

Andi Najmi: Petani Tembakau Selalu Disalahkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Andi Najmi: Petani Tembakau Selalu Disalahkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Andi Najmi: Petani Tembakau Selalu Disalahkan

Ia menyesalkan, petani tembakau selalu disalahkan sebagai pihak yang merugikan kesehatan. Bahkan diharamkan produknya. Plus dalih hasil tembakau dinilai tidak sebanding dengan biaya kesehatan. Lantas karena itu pemerintah memungut uang besar dengan memberi cukai atas rokok. 

“Petani tembakau rokok disalahkan dan bahkan  diharamkan. Tetapi mereka ditelantarkan setelah produknya dikenai cukai yang mahal. Mestinya dari dana bagi hasil itu merekalah yang lebih berhak menerima, karena untuk meningkatkan kualitas tembakau itu sendiri,” tegasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penderita lain adalah para buruh rokok. Selain diupah rendah dan sering tidak dijamin hak-hak pribadinya, buruh rokok tidak mendapat kompensasi dari pembagian DBHCHT tersebut. Padahal ada 10,35 juta orang yang bekerja di pabrik rokok. Sekaligus dari mereka, masuklah pendapatan negara berkisar Rp 68,2 triliun per tahun. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kabar buruknya, lanjut Andi, penerimaannya saja tersendat-sendat, prosesnya susah, sangat memprihatinkan. Bahkan setoran bea cukai yang telah disetorkan industri tembakau di daerah, itu simpang siur. 

Rektor Universiats Wahid Hasyim Semarang Dr H Noor Ahmad MA mengingatkan agar semua pihak yang terkait dengan petani tembakau konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan. Mekanisme pendistribusian maupun sistem tata kelola pembinaan sudah diatur dalam undang-undang termasuk upaya dinas terkait untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian tembakau. 

“Sebenarnya jika semua pihak menjalankan aturan uang sudah ditetapkan dan tidak mencari celah demi kepentingan atau keuntungan tertentu, sudah tidak ada persoalan yang mendasar,” kata dia. 

Persoalannya, beber dia, banyak pihak atau instansi merasa bersangkutan lalu merasa berhak minta uang bagi hasil tersebut. Padahal mestinya cukai tembakau ya cukai tembakau, kesehatan ya kesehatan. Ranahnya sendiri-sendiri Bukannya setiap dinas minta uang dengan berbagai dalih dan cara.

“Tampaknya kita harus berjuang keras untuk membantu petani mendapatkan hak-haknya. Para buruh pabrik rokok harus bisa merebut hak-hak mereka dari cukai yang dipungut pemerintah. Dan saya yakin masih banyak orang-orang atau lembaga-lembaga yang mau membantu mengentaskan persoalan termasuk Nahdhatul Ulama dan Fakultas Pertanian Unwahas,” jelasnya.

Seminar yang dimoderatori Ketua LPPNU Jateng yang juga dosen Fakultas Pertanian Unwahas Lutfi Aris Sasongko itu diikuti ratusan mahasiswa Unwahas dan mahasiswa kampus lain, serta para pengurus LPPNU se-Jateng.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Muhammad Ichwan DS

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita Pimpinan Pusat Muhammadiyah

120 Pelajar Ikuti Sanlat IPNU-IPPNU Sorong

Sorong, Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Sekitar 120 pelajar mengikuti pesantren kilat yang digelar Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan (IPNU) dan PC Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Sorong, Papua Barat pada Senin-Rabu (22-24/8). 

Kontributor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Sorong Zaenal Arifin mengabarkan, peserta tersebut adalah siswa-siswi MTs Al Maarif 1 Aimas beserta santriwan-santriwati Pondok Pesantren Minhajuth Tholibin. Pesantren tersebut sebagai tuan rumah kegiatan tersebut. 

120 Pelajar Ikuti Sanlat IPNU-IPPNU Sorong (Sumber Gambar : Nu Online)
120 Pelajar Ikuti Sanlat IPNU-IPPNU Sorong (Sumber Gambar : Nu Online)

120 Pelajar Ikuti Sanlat IPNU-IPPNU Sorong

Dalam kegiatan tersebut diharapkan peserta lebih mengenal dan mencintai agamanya, sekaligus penanaman faham Ahlussunnah wal-Jamaah sejak dini bagi mereka.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Redaktur: Abdullah Alawi 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pergunu Diminta Membentuk Anak Didik Berakhlakul Karimah

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) diminta untuk membentuk anak didik yang berakhlakul karimah. Pasalnya, telah terjadi pergeseran etika moral bagi generasi muda di era digitalisasi. 

Pergunu Diminta Membentuk Anak Didik Berakhlakul Karimah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu Diminta Membentuk Anak Didik Berakhlakul Karimah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu Diminta Membentuk Anak Didik Berakhlakul Karimah

“Pergunu, harus mampu membentuk anak didik yang berakhlakul karimah,” pinta Ketua Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Kab Brebes H Athoillah saat menyampaikan sambutan pelantikan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pergunu se Kab Brebes di Gedung NU, Jalan Yos Sudarso 36 Brebes, Kamis (28/6).

Anggota Pergunu, lanjutnya, harus mampu menjadi garda terdepan dalam pembentukan karakter dan akhlakulkarimah peserta didik. “Peran guru sangat penting dalam pembentukan akhlakul karimah,” terangnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun demikian, kata Athoillah, anggota pergunu harus membuat citra positif terlebih dahulu dengan keteladanan. 

Athoillah juga memuji guru-guru swasta yang walaupun tidak mempunyai gaji yang jelas, tetapi hidupnya tentram dan sejahtera. Para guru ngaji, guru madrasah dan guru swasta lainnya yang sebagian tersebar di sekolah-sekolah NU, hanya memilih manajemen barokah. “Walau hanya mengharap bisaroh (sumbangan suka rela, red), mereka bisa mempertahankan aqidah dan akhlakul karimah,” pujinya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Diapun berpesan, menjalankan tugasnya sebagai guru NU, agar tetap pada korikodor memperjuangkan 4 dimensi. Yakni dimensi keagamaan, dimensi keilmuan, dimensi kepemimpinan dan dimensi kebangsaan. 

Sementara, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Pergunu Kab Brebes Syamsu Asyifa MPd menjelaskan, Pergunu di Kab Brebes telah lahir sejak 16 Mei 2011. Dalam kurun waktu setahun telah menginventaris guru NU di Kabupaten Brebes, termasuk pembentukan pengurus ditingkat kecamatan.

Secara serentak, 17 Kepengurusan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pergunu se Kabupaten Brebes dilantik untuk masa bakti 2012-2017. Pelantikan ditandai dengan pembacaan baiat atau janji pengurus di hadapan Pengurus Cabang NU yang dipimpin oleh Wakil Ketua PC NU KH Sodikin Rachman.  

 

Redaktur      : Syaifullah Amin

Kontributor : Wasdiun

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Pertandingan, Kiai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 25 Februari 2018

Shalat, Lebih dari Sekadar Kegiatan Fisik

Bondowoso, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Shalat sebagai hasil dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengandung makna penting bagi umat Islam. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa hikmah peristiwa ajaib tersebut tak hanya untuk Rasulullah tapi juga untuk umatnya.

Shalat, Lebih dari Sekadar Kegiatan Fisik (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalat, Lebih dari Sekadar Kegiatan Fisik (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalat, Lebih dari Sekadar Kegiatan Fisik

"Shalat tidak hanya merupakan kegiatan fisik namun di sana kemudian Allah memberikan anugerah yang terbesar pada umat agar bisa bermunajat, berkomunikasi kepada Allah subhanahu wata’ala,” kata KHR Ahmad Azaim Ibrahiminy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sekorejo Asembagus, Situbondo, Jawa Timur dalam peringatan Isra’ dan Mi’raj di Bondowoso, Rabu (6/4) malam.

Shalat, menurutnya, menjadi tema sentral dalam peristiwa Isra dan Mi’raj yang bisa dikaji dalam berbagai sudut pandangan pembahasan dan teori. Termasuk terkait “Penguatan Aqidah Umat demi Keutuhan NKRI” yang menjadi tema penyelenggaraan kali ini. Shalat bias menjadi penguat aqidah juga kesatuan umat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peringatan tahunan tersebut diselenggarakan Forum Komunikasi Ulama Sunni (Fokus) Kabupaten Bondowoso berkerja sama dengan Pengurus Takmir Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso. Acara yang dikemas dengan tajuk “Gema Sholawat dan Pengajian Akbar” ini dihadiri kurang lebih empat ribu jamaah.

Suasana di tempat acara begitu khusyuk dan tertib ketika shalawat yang diiring musik hadrah dikumandangkan lalu diikuti semua jamaah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain KHR Ahmad Azaim Ibrahiminy, turut hadir pula Ketua Yayasan At-Taqwa Bondowoso KH Imam Barmawi Burhan dan Wakil Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin. Ketiganya mendapatkan serban dari panitia sebagai penghargaan dan cenderamata. (Ade Nurwahyudi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seruan Syekh Taufiq Ramadhan al-Buthi untuk Bangsa Indonesia

Ketua Ikatan Ulama Suriah Dr Syekh Muhammad Taufiq Said Ramadhan al-Buthi mengeluarkan seruan khusus untuk bangsa Indonesia. Putra dari ulama terkemuka Suriah, almarhum Syekh Ramadhan al-Buthi yang wafat akibat bom bunuh diri anggota kelompok ekstrem, ini memuji sembari menaruh harapan kepada Muslim di Tanah Air. Berikut teks lengkap seruan tersebut yang dikirim ke redaksi Pimpinan Pusat Muhammadiyah:

? ? ? ? ?. ? ? ? ? ?. Seruan untuk Bangsa Indonesia

Seruan Syekh Taufiq Ramadhan al-Buthi untuk Bangsa Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Seruan Syekh Taufiq Ramadhan al-Buthi untuk Bangsa Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Seruan Syekh Taufiq Ramadhan al-Buthi untuk Bangsa Indonesia

?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Segala puji bagi Allah Pencipta semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga, sahabat, dan pengikut mereka dengan kebaikan hingga hari akhir.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wahai saudaraku yang mulia di Indonesia, negeri yang penuh dengan keberkahan, yang penduduknya mencintai Islam, lalu memeluk Islam juga karena cinta terhadap agama ini, karena mereka merasa kagum dengan akhlak mulia yang mereka temukan dalam Islam, serta sifat-sifat terpuji dari umat Islam yang bersosialisasi dengan mereka. Suatu fakta yang meniscayakan Indonesia menjadi negeri muslim terbesar, dengan penduduk dan luas teritorialnya.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Saya temukan pada diri kalian, kemurnian fitrah dan akhlak yang baik, sesuatu yang menjadikan saya sangat cinta pada negeri ini dan penduduknya. Saya merasakan, penduduk Indonesia berhasil merepresentasikan kejernihan bersikap yang dibutuhkan oleh banyak bangsa-bangsa Muslim.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Umat Islam saat ini membutuhkan keteguhan dalam berpegang diri pada Islam yang benar, yang jauh dari propaganda yang mereduksi (kebenaran ajarannya). Umat Islam butuh untuk mempraktikkan semua petuah, yang sementara ini hilang dari pikiran kita, (padahal) itu adalah inti syariat dan dasar agama kita. Jika tidak, maka bahaya mengancam umat dan akan menghancurkannya.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ?} ? 92 ? ? ? ? ?: {? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? } ? ? 103

? ?: {? ? ? ? ? ? ? ? ? ?} ? 10

Saya tidak mengerti, mengapa perpecahan dan perselisihan menimpa umat ini, padahal kita adalah umat yang disebut oleh Allah dalam firman-Nya: “Sungguh agama tauhid inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya: 92)

Allah memerintahkan, sekaligus menguji kita dalam perintah-Nya, “Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali (agama) Allahdan janganlah kamu bercerai berai. Ingatlah nikmat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu kalian agar kamu mendapatkan petunjuk.” (QS. Ali Imran: 103)

Allah juga berfirman kepada kita: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah di antara kedua saudaramu (yang berselisih). Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Sesungguhnya kaum yang tamak terhadap sumber daya bangsa kita, begitu benci terhadap persatuan kita, tidak suka kita menjadi umat yang satu. Mereka tidak suka, kita seiya sekata sehingga menjadi kuat dalam ekonomi, kuat dalam lembaga pendidikan dan perusahaan kita, kuat dalam independensi keputusan dan kedaulatan bangsa. Sungguh banyak kekuatan zhalim yang menginginkan bangsa kita bekerja untuk kepentingannya, (sehingga) bangsa ini menjadi miskin, tidak memiliki keputusan dan kekuatan, lemah, tidak mampu membela kepentingan dan tidak mampu bangkit.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: {? ? ? ? ? ?} ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?! ? ? ? ? ? ? ? ? ?! ? ? ? ? ? ? ?: " ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? " ? ? ? ? ? " ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? "

Saat ini kita butuh pada persatuan umat dan merapatkan barisan, melaksanakan perintah Allah agar kita berpegang taguh pada tali-Nya, demi menjaga masa depan umat. Agama kita mempersatukan, bukan memecah belah, lalu mengapa kita terpecah tidak mau bersatu? Agama Islam menyeru kita untuk saling mencintai dan bekerjasama, lalu mengapa kita saling membenci dan menjauh? Bukankah Nabi Muhammad SAW dalam hadits shahih mengingatkan, “Janganlah saling hasud, berseteru, saling membenci, saling menjauh. Sebagian kalian tidak boleh menjual atas jualan sebagian yang lain. Jadiah hamba Allah yang bersaudara. Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Ia tidak boleh menganiaya, merendahkan, dan menghinanya. Ketakwaan itu ada di sini (Nabi menunjuk dada beliau sebanyak tiga kali). Cukuplah kejelekan seseorang, dengan dia merendahkan saudaranya yang muslim. Setiap muslim bagi muslim yang lain, haram darah, harta, dan kehormatannya.”

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ?: {? ? ? ? ? ? ? ? ? ?} ? 10. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: {? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? } ? 53. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Sesungguhnya faktor yang dapat menyatukan kita, meski dengan beragamnya pendapat dan perbedaan ijtihad, lebih besar daripada faktor yang dapat memisahkan kita. Tidak selayaknya kita memberi kesempatan pada setan untuk merusak hubungan persaudaraan yang telah diamanahkan Allah di antara kita. Bukankah Allah berfirman kepada kita: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah di antara kedua saudaramu (yang berselisih). Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10). Bukankah Allah mengingatkan kita, terhadap siapapun yang merusak hubungan di antara kita, dan Allah menjelaskan kepada kita bahwa dia adalah setan. Allah berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik. Sungguh, setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Al-Isra: 53). Setan pada ayat ini, terkadang berbentuk jin, terkadang pula berbentuk manusia. Siapapun yang berkeinginan menyebarkan perpecahan dan kebencian di antara kita, dia telah memerankan pekerjaan setan.

? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Saudaraku yang mulia. Marilah kita mengadakan perjanjian berdasarkan prinsip-prinsip agama kita, berpondasikan hal-hal yang telah disepakati oleh nash-nash syari’at, yang tidak ada perbedaan di dalamnya. Berdasarkan hal itu semua persatuan kita terjaga dan barisan kita menjadi kokoh.Berdasarkan hal itu kita bersatu, menebarkan cinta di antara kita, bukan kebencian.

-? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ,? ? ? ? ? ? ?: {? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? } ? 33

Semua kita beriman kepada al-Qur’an dan Sunnah yang suci, sebagai sumber syariat, dalam rangka mengamalkan firman Allah, “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, dan janganlah kamu merusakkan segala amalmu.” (QS. Muhammad: 33)

-? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ?:{? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?} ? 23? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: " ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ?" . ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Kita semua cinta kepada keluarga Nabi, di mana kecintaan kepada mereka merupakan bagian dari ajaran agama kita. Keturunan Nabi Muhammad SAW adalah panutan kita. Cinta kepada semua sahabat, sesuai prinsip persatuan umat, seperti yang dimaksud oleh kebanyakan sahabat, adalah perkara yang tidak dapat dipungkiri. Bukankah Allah berfirman: “Katakanlah (Muhammad), ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu impalan pun atas seruanku, kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan, dan barang siapa mengerjakan kebaikan akan kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.” (QS . al-Syura: 23). Kita tidak lupa terhadap hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan al-Nasai, dengan redaksi yang mirip, dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, Rasulullah SAW dalam hajinya, pada hari Arafah, berkhutbah - sedang beliau berada di atas unta beliau “Qashwa”. Aku mendengar beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku meninggalkan untuk kalian sesuatu yang bila kalian berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitabullah dan Itrah, keluargaku.” Dan pastinya kalian tahu, bahwa keturunan Nabi Muhammad SAW adalah penyebab masuknya Islam di negara kalian, Indonesia.

-? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: {? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?}? 7 .

Kita semua sepakat bahwa di antara tugas kita adalah mempelajari hal pokok dalam akidah kita, hal pokok dari hukum-hukum syariat. Hal itu dapat menjadikan sah ibadah dan muamalah kita. Jalan menuju ke sana adalah dengan cara kembali kepada ulama yang disebut sebagai “orang yang berilmu” oleh Allah dalam kitabsuci-Nya: “Dan Kami tidak mengutus (Rasul-Rasul) sebelum Engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya: 7)

-? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Karena tidak semua orang mampu mengambil hukum dari al-Qur’an dan Sunnah, maka menjadi suatu keniscayaan orang awam kembali kepada ulama yang kompeten. Mereka tidak mampu mempraktikkan syarat ijtihad, maka mereka harus kembali kepada hasil ijtihad para ulama mujtahid. Umat Islam selalu konsisten dan terbukti selalu mengikuti imam-imam mujtahid madzhab. Mengikuti mereka bukan karena mereka atau hasil ijtihad mereka belaka, namun capaian madzhab mereka dalam dinamika perjalanan madzhab, mulai generasi ashhab, kemudian ulama mujtahid madzhab, lalu pen-tarjih, dan mufti. Hal itu terjadi berabad-abad, melalui proses penelitian mendalam (tahqiq) dan diskusi (munaqasyah) hingga madzhab mereka teruji, di mana salah seorang di antara kita tidak dapat melakukannya.

-? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Bukanlah suatu kebijaksanaan, kita memulai sesuatu yang telah dilakukan oleh para imam yang jeda masa mereka dengan Nabi Muhammad SAW hanya dua abad. Kita tidak dapat acuh terhadap usaha mereka, perpustakaan besar yang mengoleksi karya fiqih, dan segala apapun yang menjelaskan tentang syariat. Sedangkan kita di masa ini dipisahkan oleh 14 abad. Bahasa kita lebih lemah untuk memahami nash (dalil). Penguasaan kita terhadap syarat ijtihad dan pirantinya sangat lemah. Tidak mengindahkan madzhab-madzhab fiqih berarti memusnahkan khazanah keilmuan klasik, sesuatu yang telah dihasilkan oleh ribuan ulama. Mereka mengerahkan segenap usaha untuk meneliti produk-produk ijtihad para imam fiqih dan para pengikut mereka pada era berikutnya.

-? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Mereka juga menyempurnakan amal usaha dalam membangun keilmuan fiqih ini untuk menyelesaikan berbagai kasus yang terjadi saat sudah tersedia nash, atau hal-hal yang telah terjadi atau dipotensikan akan terjadi. Hasil diskusi antar ulama merupakan simpanan kekayaan besar, dalam pola diskusi yang baik, sisi pengambilan hukum dari dalil (idtidlal), dalam kekuatan dan keelokannya.

-? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Umat Islam meskipun berbeda, namun mereka bertemu dalam pokok dan prinsip agama yang sama, berupa hakikat keimanan, sumber hukum, dan lainnya. Umat Islam sebenarnya sejak dulu telah berbeda pendapat, namun mereka menyudahi perbedaan mereka dengan diskusi ilmiah, dilakukan di masjid-masjid, atau di depan pemerintah. Mereka tidak menyelesaikan perselisihan itu dengan kekerasan, kecuali yang memang hujjahnya lemah. Umat Islam dari kalangan Ahlussunnah Wal-Jama’ah tidak berinteraksi dengan kelompok yang berbeda dengan cara keras dan lalim. Hal itu memang tidak sepatutnya terjadi. Kita, jika diperintahkan untuk bedebat dengan ahli kitab atau kelompok yang berbeda lainnya, harus hanya dengan cara yang baik. Lalu, mengapa kita lebih memilih cara ekstrim, takfiri, dan keras terhadap saudara-saudara kita sendiri yang terkadang mereka berbeda dengan kita yang umumnya dalam masalah ijtihadiyah, atau yang kebenarannya relatif (tidak absolut).

-? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: (? ? ? ? ? ? ? ? ? ?)? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: (? ? ? ? ? ? ? ? ? ?)? 10 ? ? ? ?: (? ? ? ? ? ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Allah telah memerintahkan kita untuk mengatakan kepada Ahli Kitab: “Katakanlah:"Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu.” (QS. Ali Imran: 64). Jika Allah memerintahkan kita sedemikian rupa dalam menyikapi non Muslim, maka lebih utama lagi bagi kita untuk mencari pola yang dapat menyatukan kita. Bukan dengan cara mencari dan memanfaatkan perselisihan, atau mencari-cari hal-hal yang kita anggap salah pada saudara kita. Penyematan kata kufur dan syirik terhadap kelompok berbeda tidak menguntungkan persatuan umat yang telah diperintahkan Allah. Hal itu bertentangan dengan firman Allah:

“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah di antara kedua saudaramu (yang berselisih). Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10).

Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmt.” (QS. Al-Anfal: 46)

Semua perselisihan itu telah menjadikan umat Islam berkeping, tercerai-berai, lemah dalam menghadapi musuhnya, tidak mampu mewujudkan berbagai kemaslahatannya.

-? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: (? ? ? ? ? ? ? ? ? ?)

Allah telah menyebut umat Islam bahwa mereka adalah “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka

-? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ?: ? ? ? ? ? ? ...

Sebagai penutup, wahai saudara yang saya cintai, sesungguhnya negeri kalian adalah amanah di pundak. Karena itu jangan kalian rusak dengan keteledoran dan perselisihan. Umat kalian adalah amanah di pundak, jangan diceraiberaikan dengan polemik dan perseteruan. Kalian adalah bangsa yang beriman, yang baik, yang tetap menjaga persatuan umat meski pernah digampur oleh banyak serangan, selama lebih dari 3 abad. Persaudaraan Islam adalah amanah Allah, karena itu jangan dirusak. Allah akan menanyai kalian tentang hal ini.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Semoga Allah menjaga Indonesia, bangsa, agama, pemuda, pemudi, pesantren, dan universitas negeri ini. Semoga Allah menjadikannya senantiasa berada dalam bimbingan-Nya. Semoga Allah memberipetunjuk terhadap hal yang Dia ridhai. Semoga kalian dan negeri kalian mendapatkan kebaikan, kebahagiaan, dan kemakmuran.

?

(Red: Mahbib Khoiron)

.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Amalan, AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Puasa Setengah Hari Masa Kecil Pak Menteri

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Menteri Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara mengaku diajari berpuasa oleh keluarga sejak ia masa kecil. Sebagaimana umum anak-anak seusianya, ia hanya bisa melaksanakan puasa setengah hari.?

Puasa Setengah Hari Masa Kecil Pak Menteri (Sumber Gambar : Nu Online)
Puasa Setengah Hari Masa Kecil Pak Menteri (Sumber Gambar : Nu Online)

Puasa Setengah Hari Masa Kecil Pak Menteri

“Saya diajari dengan puasa setengah hari karena ganjarannya diberi bonus oleh orang tua setengah hari juga. Padahal kita tahu tidak ada puasa setengah hari itu,” katanya di gedung PBNU sebelum meresmikan Nusantara Command Center (NCC) Senin (22/5).?

Namun ia menilai, puasa setengah hari itu merupakan cara mendidik yang baik orang tua kepada anak agar kelak setelah dewasa terbiasa melakukannya.?

“Saya dibesarkan di Bogor, dididk orangtua, terutama nenek saya,” lanjutnya meriwayatkan masa kecilnya.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Neneknnya, adalah pihak yang mendukung dia dalam menimba ilmu-ilmu agama dengan mengirimkannya ke sekolah agama sore hari.?

Jika ia malas pergi ke madrasah, maka neneknya itu akan memanggil tukang becak agar mengantarkan Rudiantara ke madrasah.?

“Supaya saya ikut kelas. Kalau enggak, nanti saya malas. Sampai sekarang saya tidak lupa itu,” katanya.?

Makanya, lanjut dia, saat dia berdoa untuk orangtuanya, ia selalu menyertakan nama neneknya.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Karena saya tidak bisa baca Qur’an, tidak bisa baca nahwu sharaf, grammer (tata bahasa) segala rupa kalau tanpa nenek saya. Saya di Bogor di Madrasah Ibtidaiyah belajar nahwu, sharaf, fiqih, tauhid, di Jalan Menteng,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Kyai Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bunyi Komitmen NU pada Demokrasi Pancasila di Muktamar 1967

Ketika Pancasila telah diakui sebagai dasar negara maka setiap sistem yang di bangun di atasnya haruslah bersendikan pada dasar yang telah disepakati bersama, baik dalam politik budaya termasuk dalam demokrasi. Sejak kembali ke UUD 1945, Indonesia telah menerapkan sistem Demokrasi Terpimpin. Istilah ini pertama kali dilontarkan oleh Ki Hajardewantara, kemudian diterjemahkan dalam realitas oleh Bung Karno, sebagai bentuk demokrasi Indonesia. Demokrasi ini sendiri mengacu pada pasal empat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Artinya demokrasi yang mengacu pada nilai dan cita-cita bersama bangsa ini.

Sejak awal NU yang diwakili KH Saifuddin Zuhri dan KH A Syaichu menegaskan bahwa NU menerima sistem Demokrasi Terpimpin asal penekanan tetap diletakkan pada demokrasinya, bukan pada terpimpinnya. Karena tanpa adanya kepemimpinan demokrasi menjadi anarki, demikian juga tanpa demokrasi maka kepemimpinan menjadi represi. NU menginginkan adanya demokrasi yang terarah bukan demokrasi liberal yang tanpa arah, yang ada hanya suara bersama, yang mengabaikan prinsip dan moral. Hadirnya Demokrasi Terpimpin penting untuk mengatasi anarki politik yang ditimbulkan oleh demokrasi liberal zaman itu.

Bunyi Komitmen NU pada Demokrasi Pancasila di Muktamar 1967 (Sumber Gambar : Nu Online)
Bunyi Komitmen NU pada Demokrasi Pancasila di Muktamar 1967 (Sumber Gambar : Nu Online)

Bunyi Komitmen NU pada Demokrasi Pancasila di Muktamar 1967

Ternyata pelaksanaan Demokrsi Terpimpin banyak mengalami penyimpangan, penekanan tidak pada demokrasinya, tetapi pada pemimpinannya. Karena itu NU pada Muktamar Ke-24 NU di Bandung mengadakan tinjauan ulang terhadap Demokrasi Terpimpin itu. Bukan pada substansinya tetapi pada istilah serta bentuk penerapannya. NU berusaha mengembalikan demokrasi pada sumber dasarnya yaitu Pancasila.

Dengan asumsi semacam itu NU mengusulkan penggunaan istilah baru Demokrasi Pancasila, yaitu demokrasi atau kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam kebijaksanaan dan permusyawaratan serta perwakilan. Pada dasarnya Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan. Dengan demikian, kebebasan berdemokrasi dibatasi oleh pertama, batas keselamatan negara; kedua, kepentingan rakyat banyak; ketiga, kepribadian bangsa; keempat, batas kesusilaan; dan kelima, batas pertanggung-jawaban pada Tuhan. Setiap keputusan yang melanggar kelima batas itu dinyatakan batal secara moral dan politik. Demikian pandangan dan sikap NU terhadap politik dan demokrasi. Berikut adalah maklumat lengkap dari deklarasi pada muktamar tahun 1967 itu:

Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Deklarasi Demokrasi Pancasila

Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh pertanggungan jawab kepada Allah subhanahu wata’ala, kepada perjuangan memenangkan Orde Baru untuk kebahagiaan jasmaniah dan rohaniah seluruh bangsa Indonesia, Muktamar NU ke-24 di Bandung mengeluarkan Deklarasi Tentang Demokrasi Pancasila.

Mukaddimah

Penentangan terhadap ajaran Demokrasi Liberal pada hakikatnya penentangan terhadap suatu politik yang membuka kemungkinan timbulnya peranan perorangan dan kelompok kecil di dalam masyarakat yang dapat mencapai kekuasaan politik dengan mengabaikan kepentingan rakyat banyak.

Penentangan terhadap ajaran Marxisme-Leninisme pada hakikatnya penentangan terhadap sistem politik yang membenarkan pencapaian kekuasaan melalui kekerasan dan dominasi berdasarkan kekuatan dari satu golongan terhadap golongan yang lain.

Penentangan terhadap ajaran Demokrasi Terpimpin pada hakikatnya penentangan terhadap sistem politik yang menjurus kepada kekuatan perorangan dan segolongan kecil dengan menggunakan predikat “terpimpin” sebagai cara untuk melenyapkan demokrasi setahap demi setahap sehingga sempurna.

Pembinaan Orde Baru dengan demikian pada hakikatnya adalah pembinaan demokrasi yang tidak menganut sistem Demokrasi Liberal, ajaran Maerxisme-Leninisme maupun Demokrasi Terpimpin. Demokrasi ini berdasarkan Pancasila atau “Demokrasi Pancasila”.

Sifat Umum Demokrasi Pancasila

Demokrasi Panacasila adalah demokrasi yang berlandaskan UUD 1945 dan Pancasila.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang menegaskan bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, melalui lembaga-lembaga perwakilan yang anggota-anggotanya dipilih di dalam suatu pemilihan umum yang bebas dan demokratis.

Demokrasi Pancasila menolak semua bentuk kekuasaan dan kekuatan yang dipeproleh dari lembaga perwakilan rakyat.

Mengakui hak mayoritas seimbang dengan kewajiban yang dipikulnya.

Di bidang agama, Demokrasi Pancasila mengakui hak dan kewajiban pemeluk mayoritas begitu juga hak dan kewajiban pemeluk minoritas sesuatu agama.

Demokrasi Pancasila

Lembaga Perwakilan Rakyat dibentuk melalui pemilihan umum yang bebas dan demokratik, dari representasi partai-partai politik dan lain-lain organisasi massa yang terorganisir, yang mencalonkan wakil-wakilnya di dalam pemilihan umum.

Berdasarkan kondisi-kondisi objektif, sistem proporsional adalah sistem yang terbaik di dalam pemilihan umum.

Tentang Peranan Rakyat di Dalam Demokrasi Pancasila

Massa Rakyat yang terorganisir di dalam partai-partai politik dan lain-lain organisasi massa adalah alat yang mutlak di dalam melaksanakan Demokrasi Pancasila yang sesungguhnya.

Partai politik dan lain-lain organisasi massa mempunyai hak dan kewajiban untuk memperjuangkan politik ideologi masing-masing serta berjuang untuk kesejahteraan seluruh rakyat di atas landasan Pancasila.

Bandung 10 Juli 1967

Sumber: Abdul Mun’im DZ (Editor), Piagam Perjuangan Kebangsaan, 2011 (Jakarta: Setjen PBNU-Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, PonPes Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bersyukur dan Cerdaslah dengan Kekuatan Batin

Batam, Pimpinan Pusat Muhammadiyah -

Ketua Dewan Penasehat Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H. Asad Said Ali, di Batam Kepulauan Riau, Jumat (25/12) mengajak kader muda Nahdlatul Ulama (NU) senantiasa bersyukur dan cerdas dengan kekuatan batin dimiliki.

Mantan Wakil Kepala BIN itu menegaskan, salah satu kekuatan Ansor adalah kekuatan ruhani. "Bersyukur kepada Allah membuat tenang. Lalu wirid yang diajarkan ulama-ulama kita, itu membuat batin anak-anak Ansor menjadi kuat," ujar dia lagi.

Bersyukur dan Cerdaslah dengan Kekuatan Batin (Sumber Gambar : Nu Online)
Bersyukur dan Cerdaslah dengan Kekuatan Batin (Sumber Gambar : Nu Online)

Bersyukur dan Cerdaslah dengan Kekuatan Batin

Alumni Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta itu mengingatkan kader Ansor yang menjadi peserta Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) III untuk menjaga lisan dan perbuatan.

"Sekali kita berbohong maka akan terus berbohong. Kader Ansor harus cerdas, jangan mengumbar persoalan internal ke media sosial, itu namanya goblok bin goblok," ujar dia lagi.

Ia lalu menyarankan, kader Ansor yang pintar harus masuk atau membuat koperasi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Itu ada mas Fahmi Akbar Idries, Ketua Divisi Nusa Makmur Induk Koperasi Syirkah Muawwanah Nusantara atau Inkopsimnus. Jagoan itu kalau soal koperasi, tapi ingat, jangan korupsi," tuturnya.

Pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 19 Desember 1949 itu lalu mencontohkan PCNU Magetan, Jawa Timur yang bisa membangun gedung senilai Rp7 miliar dengan kemandirian ekonomi.

"Sumber daya sebagai syarat pergerakan organisasi harus dipahami dulu. Jangan bondo nekat," ujar dia di sela memaparkan materi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Susbanpim III PP GP Ansor digelar di Asrama Haji Batam Centre, Engku Putri, Kota Batam, Kepulauan Riau, bertema Meningkatkan Transformasi dan Profesionalisme Banser dalam Mewujudkan Kemandirian Bangsa. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 24 Februari 2018

Hadapi Ujian Nasional, Rajin Belajar Saja Tidak Cukup

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ibu Nyai Hj Mundjidah Wahab selaku Wakil Bupati Jombang memberikan wejangan kepada siswa dan siswi yang akan menghadapi Ujian Nasional (UN). Menurut dia, belajar yang rajin saja tidak cukup, tapi juga harus dibarengi dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meminta restu orang tua.

"Belajar saja kurang," kata Ibu Mundjidah, sapaan akrabnya. Para pelajar harus juga berdoa, mendekat kepada Allah SWT agar dimudahkan dalam menjalani UN, lanjutnya di hadapan ribuan pelajar yang berkumpul di Masjid Agung Baitul Mukminin, Kota Jombang, Selasa (29/3).

Hadapi Ujian Nasional, Rajin Belajar Saja Tidak Cukup (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadapi Ujian Nasional, Rajin Belajar Saja Tidak Cukup (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadapi Ujian Nasional, Rajin Belajar Saja Tidak Cukup

Bagi Ketua PC Muslimat NU Jombang ini, istigatsah maupun doa bersama sangat mendukung kesiapan mental dalam menghadapi UN. "Tapi doa dan istigatsahnya jangan berhenti sampai di sini, tapi nanti dilanjutkan di rumah, sukur rutin shalat malam," kata putri KH Abdul Wahab Chasbullah tersebut.

Yang juga harus dilakukan pelajar adalah mohon ampun dan minta doa restu kepada kedua orang tua. Karena ridla Allah bergantung kepada ridla orang tua. "Jadi kalau orang tua sudah mendoakan dan memberikan restu kepada kita, maka Allah akan memberikan kemudahan dalam segala hal termasuk menghadapi UN," kata politisi PPP ini.  

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

UN di Jombang digelar secara serentak 4 hingga 6 April dengan menggunakan dua model, yakni UN berbasis komputer yang diikuti 19 sekolah. Rinciannya, 12 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), 5 SMA (Sekolah Menengah Atas), dan 2 MA (Madrasah Aliyah). Sementara 162 sekolah lainnya, menggelar UN berbasis kertas atau manual.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sedangkan untuk jumlah peserta UN tahun ini sebanyak 20.141 orang. Mereka berasal dari 58 lembaga SMK sebanyak 8.477 peserta, 46 lembaga SMA dengan 5.997 peserta, dan 77 lembaga MA yakni 5.667 peserta. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)

 

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, RMI NU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

4000 Kader Banjiri Perayaan Harlah Ke-66 Fatayat Wonosobo

Wonosobo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ribuan anggota Fatayat NU Wonosobo menghadiri resepsi harlah ke-66 Fatayat NU yang dihelat di Gedung Sasana Adipura Wonosobo, Jawa Tengah. Peserta yang hadir dari berbagai penjuru daerah Wonosobo itu membludak hingga membuat gedung dengan aula terbesar di kota dingin tersebut tidak muat menampung mereka. Sebagian hadirin terpaksa mengambil tempat di area teras luar gedung untuk mengikuti jalannya acara.

Menurut keterangan pihak panitia, resepsi harlah Fatayat kali ini dihadiri lebih dari 4000 orang. Meski majelis tempat acara sudah dibuat model duduk lesehan, tapi tetap tak dapat menampung tingginya antusiasme anggota Fatayat yang hadir.

4000 Kader Banjiri Perayaan Harlah Ke-66 Fatayat Wonosobo (Sumber Gambar : Nu Online)
4000 Kader Banjiri Perayaan Harlah Ke-66 Fatayat Wonosobo (Sumber Gambar : Nu Online)

4000 Kader Banjiri Perayaan Harlah Ke-66 Fatayat Wonosobo

Dalam puncak harlah Fatayat NU pada Kamis (5/5) tersebut dimeriahkan pula dengan sesi acara Fatayat Bershalawat dan menghadirkan Cita Helmy, seorang pembawa acara "Keluarga Sakinah" TV9 Nusantra dari Surabaya. Selain itu, terdapat juga hiburan dari grup Al-Kiswah Surabaya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan tersebut, dibagikan beberapa piala dan hadiah untuk para pemenang dalam kompetisi atau festival berbagai cabang perlombaan yang diadakan PC Fatayat NU Wonosobo beberapa waktu lalu.

Festival yang diadakan pada Ahad  (1/5) di kompleks Masjid Al-Mansur Kauman Wonosobo tersebut di antaranya memperlombakan baca kitab kuning, pembacaan al-Barzanji, rebana hadrah, pembacaan tahlil, dan pidato. (M. Haromain/Mahbib)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 23 Februari 2018

Selfie dan Kemabruran Ibadah Haji

Oleh Ach. Mudzakki M

Setiap orang yang melaksanakan ibadah haji tentu berharap agar hajinya mabrur, karena haji yang mabrur memiliki pahala yang besar. Menunaikan ibadah haji merupakan kesempatan istimewa bagi umat muslim, terutama bagi mereka yang berada di negara yang jauh dari Mekkah. Ongkos dan biaya yang mahal menjadikan ibadah haji identik dengan kemewahannya tersendiri.

Selfie dan Kemabruran Ibadah Haji (Sumber Gambar : Nu Online)
Selfie dan Kemabruran Ibadah Haji (Sumber Gambar : Nu Online)

Selfie dan Kemabruran Ibadah Haji

Mari sejenak menyimak sebuah kisah menarik berkaitan dengan haji pada masa Nabi Muhammad SAW. Ada orang miskin yang ingin menunaikan ibadah haji, ia rupanya telah mengumpulkan semua biaya ibadah haji itu selama 20 tahun. Namun, ketika dalam perjalanan mulia menuju Mekkah, ia menyaksikan banyak kaum muslimin yang sedang dilanda kemiskinan di mana-mana. Tidak tega melihat saudara-saudaranya yang seiman sedang membutuhkan bantuan, ia pun kemudian mengurungkan niatnya untuk ziarah ke Mekkah. Selanjutnya ia bagi-bagikan semua hartanya kepada mereka. Persoalan itu kemudian sampai ke telinga Nabi dan Nabi pun haru mendengarnya. Selanjutnya nabi bersabda "hajimu sah dan kamu berhak masuk surga".

Dari kisah di atas menunjukkan bahwa rukun Islam kelima itu bukan hanya ibadah yang kaitannya dengan Allah (hablum minallah), tetapi juga ibadah yang menuntut terwujudnya keshalehan sosial (hablum minannas). Sehingga dari perpaduan entitas tersebut mewujudkan kehidupan manusia yang baik (insan kamil).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konsepsi Haji



Menunaikan ibadah haji merupakan bentuk ritual tahunan yang dilakukan kaum muslimin. Dilakukan dalam kondisi mampu untuk berkunjung dan melaksanakan kegiatan ibadah di tempat-tempat Arab Saudi yang dikenal dengan musim haji (bulan Dzulhijah).

Secara epistimologi haji bermakna menyengaja, menuju dan mengunjungi. Sedang menurut ishthilah fiqhiyah adalah menuju ke baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan ibadah. Menurut Ali Shariati dalam bukunya yang berjudul Haji bahwa ibadah tersebut merupakan kepulangan manusia kepada Allah SWT yang muthlaq, yang tidak memiliki keterbatasan dan yang tidak dipadankan oleh sesuatu apapun. Kepulangan yang merupakan gerakan menuju kesempurnaan, kebaikan, keindahan, kekuatan, pengetahuan, nilai, dan fakta-fakta.

Sedangkan pengertian haji mabrur, mengutip pendapat Jalaludin As Suyuti dan Muhyiddin Syarf An-Nawawi cukup kiranya untuk mendefinisikannya. Menurutnya, haji mabrur adalah haji yang diterima dan dibalas dengan pahala yang sangat besar yakni surga, yang mana, di dalamnya  tidak tercampur kemaksiatan, dan unsur-unsur riya’. Sebagaimana merujuk pada pendapat Al Qurthubi bahwa haji mabrur adalah haji yang dipenuhi seluruh ketentuanya dan dijalankan dengan sesempurna mungkin oleh pelakunya sebagaimana yang dituntut darinya.

Pergeseran Ekspresi Ibadah Haji



Namun, kesempatan mewah ini seringkali membuat orang yang mampu menunaikan ibadah haji acap kali digunakan sebagai ajang pamer. Entah caranya dengan selfie atau live video yang kemudian mengunggahnya ke media sosial. Alangkah ruginya kita melakukan amal ibadah haji dengan bersusah payah, mengerahkan banyak pengorbanan fisik dan materi, namun kemabrurannya hilang karena kesalahan motivasi atau niat, seperti riya’ (pamer), ‘ujub (membanggakan diri sendiri), takabbur (sombong), dan sebagainya.

Menurut pakar sosiologi, selfie diartikan sebagai aksi narsistik untuk mengabadikan gambar diri sendiri melalui sebuah ponsel atau kamera digital. Fenomena ini memberikan peluang bagi pelaku untuk tetap eksis dan mendokumentasikannya. Dan adanya fenomena ini juga dapat mengakibatkan banyak hujatan karena mempunyai tendensi negatif dan melanggar norma.

Seakan, praktek selfie menjadi rukun ibadah haji yang baru. praktek yang seakan tidak komplit ketika tidak menjalankanya. Ratusan bahkan ribuan jamaah haji yang terkena virus selfie. Akibatnya, praktek tersebut hanya akan mengganggu ibadah jamaah lain dan menodai nilai-nilai dari ibadah tersebut. Pada musim haji 2015 lalu, terjadi musibah yang mengakibatkan robohnya crane di masjidil haram, dan banyak dari jamaah haji yang mendokumentasikan musibah itu dengan ber-selfie dan menjadikanya latar padan akun media sosial.

Sebenarnya pendapat yang berkaitan dengan mendokumentasikan peristiwa langka dan peristiwa mewah telah lama disuarakan. Pendapat pertama dari Assim Al Hakim dari Arab Saudi adalah pendapat yang cukup tegas dan keras melarang karena hal-hal seperti itu dapat meciptakan sifat riya’ dan pamer yang merusak tujuan haji. Kemudian pendapat kedua dari seorang Profesor Hukum Syariah dari Riyadh Arab Saudi adalah diperbolehkan dalam mendokumentasikan momentum haji dengan catatan tidak untuk pamer, diperbolehkan juga ketika telah menyelesaikan ritual syarat dan rukun haji, dan diperbolehkan ketika tidak mengganggu ibadah orang lain.



Penulis tinggal di Pondok Pesantren Nailul Ula Center Plosokuning, Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta
Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Nusantara, Pendidikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ibu Tonggak Keberhasilan Keluarga

Subang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Al-ummu madrosatul ula, idza adadtaha adadta syaban thayyibal araq. Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik.

Ibu Tonggak Keberhasilan Keluarga (Sumber Gambar : Nu Online)
Ibu Tonggak Keberhasilan Keluarga (Sumber Gambar : Nu Online)

Ibu Tonggak Keberhasilan Keluarga

Demikian bunyi sebuah syair arab yang diungkapkan Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Subang, Hj. Iis Salamah saat berbincang dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis (22/12) untuk mengingatkan betapa pentingnya posisi seorang ibu dalam mempersiapkan generasi terbaik.

Bukan tanpa alasan, Hj. Iis yang merupakan seorang mubalighoh (penceramah) tersebut kembali mengingatkan di momentum Hari Ibu yang jatuh pada hari ini, Kamis memiliki harapan besar bahwa kita harus menyadari betul peran seorang ibu.

"Dalam syair tadi sangatlah jelas bahwa seorang Ibu itu merupakan tonggak keberhasilan keluarga. Ibu adalah pendidik yang pertama dan utama," ujar Hj. Iis.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam hal itu, dirinya berpesan kepada seluruh kaum ibu untuk tidak bosan-bosannya memberikan pencerahan kepada keluarga, anak-anak dan generasi muda disekitarnya.

"Karena kegagalan masa depan generasi bangsa, diantaranya akibat ketidakberhasilan seorang ibu dalam mendidik putra putrinya," ucapnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, ia juga berpesan kepada segenap generasi muda agar selalu hormat dan takzim kepada orang tua, terutama ibu.

"Ibu yang mengandung dan melahirkan kita. Ibu juga yang dengan ikhlas merawat dan membesarkan kita. Bahkan nama kita selalu diucapkan dalam setiap nafas dan doa-doanya. Maka hormatilah, jangan sekali-kali kita membentak, apalagi melawan," pungkasnya. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bersama Warga Mahasiswa Pesantren Annuqayah Cegah DBD

Pamekasan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para mahasiswa Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura menggandeng warga beserta perangkat desa setempat guna mencegah penyebaran penyakit mematikan yang dipicu oleh Demam Berdarah Dengue (DBD).

Aksi berupa bersih-bersih lingkungan sekitar tersebut dipelopori peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko XVI Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) di Dusun Bungkaleng, Lembung, Galis, Pamekasan Sabtu pagi (9/1).

Bersama Warga Mahasiswa Pesantren Annuqayah Cegah DBD (Sumber Gambar : Nu Online)
Bersama Warga Mahasiswa Pesantren Annuqayah Cegah DBD (Sumber Gambar : Nu Online)

Bersama Warga Mahasiswa Pesantren Annuqayah Cegah DBD

Nobel Irawan selaku ketua KKN Instika Posko XVI menegaskan, kegiatan tersebut diupayakan agar DBD yang saat ini banyak menjangkiti warga Lembung bisa dicegah. Berdasar penelusurannya, sejauh ini sudah ada 3 orang dari Dusun Bungkaleng yang terserang DBD.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Menurut Kepala Dusun Bungkaleng Pak Rasyid, total keseluruhan yang terjangkit DBD kini mencapai 4 orang. Tiga orang dari Bungkaleng, sisanya dari Dusun Lembung Tengah. Dan rata-rata mereka masih anak-anak," ujarnya.

Salah seorang peserta KKN Instika, Arief Al-Miftah menerangkan, berdasar hasil observasi yang dilakukan Tim KKN Instika 2016 Posko XVI, ada banyak dusun rawan yang perlu disterilkan dari DBD, yaitu, Lembung Tengah, Lembung Utara, Bungkaleng, Bengkal.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sebagai langkah pencegahan, kami akan terus melanjutkan kegiatan kerja bakti ini agar lingkungan tetap steril, dan warga bisa hidup sehat seperti sedia kala," tegas Nobel Irawan yang merupakan bagian dari keluarga besar Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Latee.

KKN Instika Posko XVI mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat untuk bekerja sama guna terus menjaga, merawat, dan membina masyarakat Lembung, terutama terkait dengan penjagaan lingkungan, pendidikan, dan ekonomi. (Hairul Anam/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelantikan di Hotel Mewah, Ansor-IPNU-IPPNU Dikritik

Tegal, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Memprihatinkan. Mungkin kata-kata itu yang bisa di selipkan di sela-sela acara pelantikan bersama antara PC Ansor, PC IPNU-IPPNU kota Tegal dan 4 PAC Ansor yakni kecamatan Tegal barat, kecamatan Tegal timur, kecamatan Tegal selatan dan kecamatan Margadana.



Pelantikan di Hotel Mewah, Ansor-IPNU-IPPNU Dikritik (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelantikan di Hotel Mewah, Ansor-IPNU-IPPNU Dikritik (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelantikan di Hotel Mewah, Ansor-IPNU-IPPNU Dikritik

Di tengah kemeriahan acara pelantikan bersama karena dilakukan di hotel Riez Jl Gajah Mada, sebuah hotel yang cukup mewah di kota Tegal, terselip keprihatinan karena tidak jalanya organisasi dan banyaknya ranting serta PAC di kota Tegal yang berhenti baik dari Ansor ataupun IPNU-IPPNU walaupun ada pengurusnya.

“Saya merasa prihatin dengan banyaknya ranting IPNU-IPPNU yang tidak jalan. Dari 32 ranting yang ada, hanya 5 ranting yang jalan, yakni ranting Margadana, Tunon, Bandung, Debong tengah dan Debong kulon, sementara 27 ranting tidak jalan. Sedang dari 4 PAC yang ada, yang jalan hanya 2, yaitu kecamatan Margadana dan Tegal selatan. Mudah-mudahan dengan pelantikan ini IPNU-IPPNU kedepan bisa lebih baik lagi,” kata Erwin Riyadi, ketua PC IPNU kota Tegal, dalam wawancaranya dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah setelah berlangsungnya acara pelantikan, Ahad (21/11), di ruang lobi hotel Riez.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Oleh karenanya, lanjut Erwin, prioritas program IPNU-IPPNU kota Tegal kedepan adalah, menghidupkan kembali ranting dan PAC yang tidak jalan serta tidak meninggalkan belajar, berjuang, bertaqwa sebagaimana moto IPNU-IPPNU yang diimplementasikan dalam berbagai kegiatan, yang bersifat fisik agar sehat jasmani, seperti porseni antar pelajar.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sedang agar sehat ruhaninya akan diupayakan kegiatan-kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan para Salafu Shalih seperti Istigosah, doa bersama dan pengajian-pengajian dalam rangka menumbuhkan kesadaran beragama dikalangan pelajar dan pemuda.

“Kegiatan menumbuhkan kesadaran beragama dikalangan pelajar dan pemuda tetap perlu dilakukan, karena era globalisasi yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan sangat mudahnya mengakses informasi serta layanan konten di internet baik yang bermanfaat ataupun sampah dengan sangat mudah kita dapatkan, maka benteng moral generasi sekarang lebih khusus pelajar harus diperkokoh, dengan cara mempertebal keimanan melalui pengajian-pengajian,” kata Erwin, yang hingga sekarang masih berstatus sebagai mahasiswa STAIBN Slawi.

Semantara kondisi Ansor di kota Tegal juga tak jauh berbeda. Dari 49 kelurahan yang ada di kota Tegal, terdapat 27 ranting Ansor. Dari 27 yang jalan hanya 3 ranting, yaitu Kalinyamat kulon, Margadana dan Kejambon. Sedang 24 ranting Ansor tidak jalan walaupun ada pengurusnya. 4 PAC yang adapun tidak efektif berjalan.

“Oleh karenanya, sama seperti IPNU, prioritas program PC Ansor kota Tegal kedepan adalah menghidupkan kembali Ansor yang tidak jalan serta konsolidasi ke dalam,” ungkap Hasan Mustofa Kamil kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di sela-sela acara pelantikan bersama.

Dalam sambutanya, ketua PW Ansor Jawa Tengah, Jabir Al Faruqi, mengajak kepada kader NU baik Ansor ataupun IPNU untuk menjadikan momen pelantikan, sebagai momen kebangkitan dalam Fastabiqul Khaerat.

“Kita bangga dengan sahabat-sahabat Ansor dan Banser di Magelang yang sigap dan tanggap dalam penanganan bencana akibat meletusnya gunung merapi. Sejak pertama meletus Ansor dan Banser ada di garda depan dalam penanganan pengungsi sehingga timbul istilah pengungsi yang turun dari gunung sebagai kaum Muhajirin. Sedang mereka yang menolong pengungsi adalah kaum Ansor,” katanya seperti menggambarkan peristiwa hijrah di zaman Nabi SAW.

Acara pelantikan bersama yang dirangkai dengan seminar nasional tentang pluralisme di Indonesia, menyedot perhatian para undangan. Hadir dalam kesempatan tersebut, PP IPNU-IPPNU, PP Ansor, PW  IPNU-IPPNU, Ansor, PC NU kota Tegal, PC PMII kab Tegal, BEM STAIBN, MUI kota Tegal, ranting IPNU dan Ansor se kota Tegal. (fth)Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Habib, Nahdlatul Ulama Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 22 Februari 2018

Innalillah, Ketua IKA-PMII Meninggal Dunia

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Innalillahi wainna ilaihi rojiun.  Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) H Arief Mudatsir Mandan meninggal dunia Senin (10/11) tadi pagi sekitar 05.45 WIB. Sahabat Arief Mudatsir dipanggil kehadirat-Nya setelah menjalani perwatan di RS OMNI Alam Sutera BSD, Serpong, Tangerang Selatan.

Innalillah, Ketua IKA-PMII Meninggal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Innalillah, Ketua IKA-PMII Meninggal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Innalillah, Ketua IKA-PMII Meninggal Dunia

Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus sahabat dekat almarhum H. Arvin Hakim Thoha. Menurut Arvin, jenazah disemayamkan di Fontaineblue Residence No 81 Bumi Serpong Damai Tangerang.

Rencananya jenazah baru akan dimakamkan pada Selasa (11/10) besok pada pukul 08.00 WIB di Pemakaman Tanah Kusir Jakarta Selatan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dr. H. Arief Mudatsir Mandan, M.Si. lahir di Jepara pada 11 November 1956. Selain memimpin IKA-PMII menggantikan H Ahmad Bagdja, ia aktif sebagai politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di NU, ia pernah menjadi Direktur Pengurus Pusat Lakpesdam NU dan ketua Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor. Sahabat Arif adalah Ketua Forum Indonesia Satu, salah satu lembaga kajian strategis yang menjadi tempat berkumpul para alumni PMII dan telah menghasilkan banyak karya. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Habib Luthfi: Warga Tarekat Harus Jadi Teladan dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Pekalongan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Aam Idaroh Aliyah Jamiyyah Ahlith Thariqah Al Mutabarah An Nahdliyyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya meminta kepada warga pengamal ajaran tarekat untuk menjadi teladan di tengah masyarakat dalam menjaga kerukunan dan keutuhan bangsaa Indonesia dengan mencontoh perilaku para ulama terdahulu yang ikut serta mendirikan Negara Kesatuan Republik Indinesia (NKRI).

Habib Luthfi: Warga Tarekat Harus Jadi Teladan dalam Menjaga Keutuhan NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Luthfi: Warga Tarekat Harus Jadi Teladan dalam Menjaga Keutuhan NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Luthfi: Warga Tarekat Harus Jadi Teladan dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Keterlibatan para ulama yang turut berupaya keras mendirikan NKRI yang di dalamnya mengandung berbagai keragaman mulai dari suku, bangsa, bahasa dan agama merupakan perwujudan rasa syukur mereka kepada Allah SWT.

“Dengan menyepakati NKRI para ulama kita telah membuang jauh-jauh rasa dengki, iri dan sifat-sifat tidak terpuji lainnya. Atas perilaku mulia mereka itu kemerdekaan Indonesia bisa terwujud, “ ujar Habib Luthfi saat Khotbah Iftitah (pidato pembukaan) Muktamar ke-12 JATMAN yang berlangsung di pendopo Kabupaten Pekalongan, Senin (15/1).

Dengan demikian lanjutnya, warga tarekat yang dalam kehidupan sehari-harinya mendapatkan bimbingan dari para mursyid dan pimpinan Jatman hendaknya selalu terpanggil jiwaraganya untuk mempertahankan NKRI sebagai wujud syukurnya kedapada Allah SWT.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia berharap warga tarekat yang memiliki potensi besar dalam membangun sebuah gerakan bakal dilirik oleh kekuatan-kekuatan politik yang saat ini tengah berkompetisi untuk memobilisasi dukungan suara di pentas demokrasi.

Namun, dia menambahkan kepada semuanya diingatkan gerakan tarekat di bawah Jatman bukan gerakan politik, karena Jatman bukan lembaga politik dan wahana untuk berpolitik. Politik Jatman adalah politik kebangsaan yang tak lain menjaga keutuhan NKRI.

Menurutnya, dalam meneladani perilaku mulia ulama terdahulu, warga tarekat tidak menghadapi kesulitan, karena setiap saat sudah terlatih bagaimana menyikapi berbagai perbedaan. Munculnya perbedaan cara mengamalkan ajaran tarekat oleh para mursyid kepada muridnya tidak sampai memunculkan gejolak.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Karena warga tarekat di Indonesia yang terhimpun dalam Jatman meyakini ajaran-ajaran tarekat yang ada memiliki hubungan atau kesinambungan yang jelas. Jika dilacak sumbernya, sama-sama dari ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW,” tutur Habib Luthfi. 

Kegiatan Muktamar XII Jatman yang berlangsung hingga Kamis Mendatang membahas berbagai persoalan organisasi dan ekonomi keummatan yang terbagai dalam 7 komisi, antara lain Komisi Majelis Ifta’ , Komisi Organisasi, Komisi Program, Komisi Rekomendasi, Komisi Ekonomi , Komisi Muslimat dan Komisi Mahasiswa Ahlith Thariqah An Nahdliyyah (MATAN). (Abdul Muiz/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Daerah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 21 Februari 2018

PBNU: Saatnya Dunia Bersatu Menyelamatkan Palestina

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kondisi memanas akibat penyegelan dan pelarangan aktivitas ibadah kepada umat Islam di kompleks Masjid Al-Aqsha memantik kecaman dan reaksi dari pelbagai pihak. Salah satunya dari Sekjen PBNU HA. Helmy Faishal Zaini.

PBNU: Saatnya Dunia Bersatu Menyelamatkan Palestina (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: Saatnya Dunia Bersatu Menyelamatkan Palestina (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: Saatnya Dunia Bersatu Menyelamatkan Palestina

Helmy mengatakan bahwa konflik yang terjadi di Masjid Al-Aqsha sesungguhnya merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan. Dalam tragedi itu hak ibadah yang sesungguhnya merupakan hal dasar setiap manusia, dikekang dan diintervensi. Inilah yang menurutnya sangat bertentangan dengan prinsip, hak, dan sekaligus rasa kemanusiaan.

Oleh karena yang terjadi merupakan tragedi kemanusiaan, tambah Helmy, maka tanggung jawab untuk mengatasi dan mencari solusi bagi tragedi tersebut merupakan tanggung jawab bersama.

Masalah Palestina, imbuhnya, harus diletakkan sebagai tragedi kemanusiaan, sehingga ini bukan semata-mata masalah yang harus ditanggung umat Islam semata. Maka sudah saatnya dunia bersatu menyelamatkan Palestina.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Seluruh komponen dan entitas dunia harus meletakkan masalah Palestina ini sebagai masalah dan tanggung jawab semua pihak," jelas Helmy, Rabu (26/7).

Terkait konflik yang terjadi di Palestina ini, pada Muktamar ke-33 NU di Jombang tahun 2015 komisi rekomendasi secara khusus merumuskan beberapa rekomendasi langkah kongkret yang harus dilakukan oleh pihak-pihak terkait, baik PBNU, Pemerintah, serta organisasi internasional seperti OKI dan PBB.?

Sebagaimana yang tertuang dalam rekomendasi tersebut, sikap PBNU dalam hal ini mendukung tegas kemerdekaan Palestina. (Fariz Alniezar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Kajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sumbang Solusi Bangsa melalui Munas dan Konbes

Dalam struktur organisasi NU, forum permusyawaratan tertinggi disebut dengan muktamar yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Forum lain yang sangat penting adalah musyawarah nasional dan konferensi besar (munas dan konbes) yang diselenggarakan minimal selama dua kali dalam satu periode kepengurusan. Dua forum ini biasanya mendapat perhatian publik karena biasanya terdapat keputusan atau rekomendasi penting yang menyangkut sikap NU terhadap sebuah persoalan bangsa atau pandangan NU dalam sebuah permasalahan keagamaan. 

Keputusan penting dalam muktamar adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban pengurus setelah lima tahun bekerja dan pemilihan mandataris baru, yaitu rais aam dan ketua umum yang akan memimpin NU lima tahun selanjutnya. Nahkoda baru, selalu memiliki gaya tersendiri dalam mengendalikan NU terkait bagaimana menjalankan visi, misi, dan program yang telah ditetapkan sehingga selalu menarik perhatian pihak luar yang memiliki kepentingan dengan NU.

Acara munas berisikan pembahasan masalah-masalah kebangsaan yang dilihat dari perspektif keagaman atau persoalan-persoalan keagamaan kekinian yang belum  terpecahkan yang terbagi dalam tiga forum bahtsul masail waqi’iyah (membahas kasus-kasus aktual), maudluiyah (membahas isu-isu tematik), dan qanuniyah (membahas masalah yang berkaitan dengan perundang-undangan). Pada forum itu, para kiai dan alim ulama yang tidak masuk dalam struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama turut diundang untuk mendiskusikan berbagai persoalan tersebut. Semantara itu konferensi besar membahas persoalan internal organisasi, seperti evaluasi program dan penyusunan program baru.

Sumbang Solusi Bangsa melalui Munas dan Konbes (Sumber Gambar : Nu Online)
Sumbang Solusi Bangsa melalui Munas dan Konbes (Sumber Gambar : Nu Online)

Sumbang Solusi Bangsa melalui Munas dan Konbes

Forum munas dan konbes telah berkontribusi menyelesaikan sejumlah persoalan bangsa seperti penerimaan NU atas asas Pancasila, masalah KB, bunga bank, atau hukum tidak membayar pajak karena maraknya kasus penggelapan dana pajak. Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesaia dengan pengikut yang mengakar sampai ke desa-desa, apa yang diputuskan oleh NU memiliki dampak yang signifikan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara karena menjadi panduan para pengikut NU dalam bersikap.

Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah dua kali menjadi tempat munas dan konbes, pertama pada tahun 1997 dan dua puluh tahun kemudian, 2017 ini, pulau seribu masjid ini terpilih kembali menjadi tempat penyelenggaraan acara. Terdapat dua isu pokok yang mengemuka, yaitu soal radikalisme dan kesenjangan ekonomi. Era kebebasan setelah berakhirnya rezim Orde Baru membuat ideologi transnasional tumbuh dan berkembang cepat di Indonesia. Setelah dua puluh tahun, eksistensi mereka semakin mengakar, sekalipun masih dalam taraf kecil. Upaya pemerintah untuk menghambat perkembangan mereka layak diapresiasi karena kalau terlambat, akan menimbulkan permasalahan terhadap harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Forum ini berusaha mencari solusi agar ajaran-ajaran radikal dan transnasional ini tidak berkembang di Indonesia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Persoalan kesenjangan ekonomi juga menjadi perhatian dari para ulama NU ketika ada sekelompok kecil orang yang menguasai aset negeri ini sangat besar, dan komposisinya dari tahun ke tahun semakin membesar sementara di sisi lain, banyak warga negara yang masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya. Dalam pertemuan kali ini, isu yang dibahas adalah rencana redistribusi lahan guna meningkatkan kesejahteraan para petani. Isu kesenjangan kepemilikan tanah merupakan permasalahan paling krusial mengingat ada konglomerat yang menguasai lahan lebih dari satu juta hektar sementara rata-rata petani hanya memiliki lahan 0.3 hektar. Redistribusi juga tidak dimaknai sebatas pembagian lahan saja, tetapi banyak aspek yang terkait. Upaya redistribusi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani. Tetapi yang harus diingat adalah bahwa redistribusi bukanlah hal yang gampang karena banyak sekali pihak yang berkepentingan. Jangan sampai timbul moral hazard terkait dengan niat baik mensejahterakan para petani ini.  

Media sosial, selain menghubungkan orang-orang yang sebelumnya terpisah dan sebagai sarana ekpresi diri, juga menimbulkan persoalan ketika menjadi ruang untuk menyebarluaskan ujaran kebencian dan hoaks. Sejumlah peristiwa telah memberi pelajaran bahwa jika dampak negatif tersebut tidak dikelola, akan menimbulkan persoalan dalam harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara. Isu SARA bisa dengan mudah “digoreng” untuk kepentingan politik kelompok tertentu. Keputusan munas dan konbes ini diharapkan mampu memberi panduan bagaimana berperilaku yang baik di media sosial dan bagaimana negara mengatur ujaran kebencian ini. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

RUU KUHP yang sudah dibahas setiap periode DPR sejak tahun 1960an, tetapi hingga kini belum kelar padahal keberadaannya sangat penting untuk mengatur masyarakat. KUHP yang dibuat era kolonial itu tentunya sudah tidak sesuai dengan konteks masyarakat kini. PBNU akan memberikan masukan pada isu-isu tertentu yang sangat penting. NU memiliki ahli-ahli yang sangat menguasai masalah fiqih dan hukum nasional. Dengan demikian, KUHP versi kolonial tersebut bisa disesuaikan dengan konteks kekinian dan kondisi sosial di mana masyarakat Indonesia sebagian besar adalah Muslim. 

Total terdapat 18 isu yang dibahas yang merupakan turunan dari tema besar soal radikalisme dan kesenjangan ekonomi ini. Sejumlah isu merupakan isu berat yang tidak selalu populer dalam wacana publik sebagaimana isu-isu politik sesaat yang kemudian hilang dalam seminggu-dua minggu ditelan isu baru lainnya, tetapi keberadannya sangat penting untuk memajukan bangsa ini. 

Jokowi dalam sambutan pada pembukaan acara menyatakan menunggu rekomendasi dari pertemuan para alim ulama NU ini. Hal tersebut tentu harus kita apresiasi bahwa niat baik NU ini mendapat sambutan dari pemerintah dan menunjukkan kesadaran bahwa persoalan-persoalan bangsa tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Peran ormas Islam dan kelompok masyarakat lainnya sangat penting dalam mendukung perjalanan bangsa ini menuju situasi yang lebih baik. (Ahmad Mukafi Niam)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Nusantara, Pendidikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP GP Ansor Siap Luncurkan Kursus Keaswajaan

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untuk penguatan kader, PP GP Ansor akan mengadakan Kursus Keaswajaan yang akan diluncurkan pukul 15.00, Kamis sore, 26 Juli 2012 di kantor PP GP Ansor, jalan Kramat Raya nomor 65.A, Jakarta Pusat. Kursus ini akan dibuka oleh KH Malik Madani, Katib Aam PBNU.

PP GP Ansor Siap Luncurkan Kursus Keaswajaan (Sumber Gambar : Nu Online)
PP GP Ansor Siap Luncurkan Kursus Keaswajaan (Sumber Gambar : Nu Online)

PP GP Ansor Siap Luncurkan Kursus Keaswajaan

“Kursus Keaswajaan ini sedikitnya akan diikuti oleh enam puluh peserta. Selain kader PP GP. Ansor, para peserta terdiri dari jajaran Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Pengurus Anak Cabang GP Ansor DKI Jakarta, IPNU, dan PMII,” ungkap Hasan Sagala, panitia Kursus kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah di aula lantai dasar kantor PP GP Ansor, jalan Kramat Raya nomor 65.A, Jakarta Pusat, Rabu (25/7) malam.

Menurut Sagala, dari enam puluh peserta, panitia kursus akan membagi mereka menjadi dua; kelas A dan kelas B. Mereka akan mengikuti kursus tersebut selama enam kali pertemuan sesuai jadwal yang ditentukan panitia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam jadwal kursus, kepanitiaan menetapkan hari Senin dan Rabu bagi peserta kelas A. Sementara jadwal kursus bagi peserta kelas B adalah hari Selasa dan Kamis. Pembagian jadwal dan kelas seperti ini bertujuan untuk mengondisikan forum lebih efektif.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Para peserta akan menerima materi keaswaajaan baik dari pelbagai sisi, antara lain sejarah, tauhid, syariah, tasawuf, dan politik. Materi aswaja akan diuraikan secara komprehensif dari pelbagai aspek. Selain mengejar pembahasan komprehensif, panitia juga menyediakan pengisi materi yang mumpuni untuk memngupas materi secara mendalam.

Pengisi materi antara lain adalah KH Malik Madani, KH Tolchah Hasan, KH Mashdar F. Mas’udi, dan KH Yahya C. Staquff. Uraian mendalam mereka diharapkan dapat membekali para peserta kursus dengan kematangan materi aswaja.

Penyelenggaraan kursus ini diadakan dalam rangka pelaksanaan PO baru yang diatur belakangan dalam Konbes di PP Alhamid, Cilangkap, Jakarta Timur, tambah Sagala. Selain itu, lewat kursus ini, GP Ansor bermaksud untuk memperkuat pemahaman aswaja di tingkat bawah. Karena, mereka berhadapan langsung dengan tantangan-tantangan dari luar.

Kata Sagala, pembekalan ini juga bisa dianggap sebagai matrikulasi bagi kader-kader GP. Ansor yang baru mengenal permukaan aswaja. Forum kursus ini dapat mengakomodir para peserta untuk bersama meningkatkan sinergi dalam sebuah gerakan yang berhaluan aswaja.

Kursus ini akan konsentrasi membahas hanya materi aswaja. Forum ini tidak menyinggung materi-materi lain yang tidak terkait aswaja, tandas Sagala. ? ? ?

?

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan Pimpinan Pusat Muhammadiyah