Rabu, 31 Januari 2018

Habib Lutfi : Pemimpin Harus Memanusiakan Manusia

Bogor, Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Rais ‘Am Jamiyyah Ahlith Thariqah al-Mutabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya ? menegaskan, seorang pemimpin harus bisa memanusiakan manusia sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Ia mengatakan hal itu pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Riyadul Aliyah Cisempur, Jl. Majend HR. Edi Sukma Km. 19 Cinagara Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor pada Selasa (7/2).

Habib Lutfi : Pemimpin Harus Memanusiakan Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Lutfi : Pemimpin Harus Memanusiakan Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Lutfi : Pemimpin Harus Memanusiakan Manusia

Memanusiakan manusia dalam konteks kenegaraan dan kebangsaan hendaklah mempelajari Piagam Madinah yang tercetus pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Ia juga memberikan nasihat kepada para hadirin tentang menjauhi kesyirikan. Hal itu tidak jauh dari keseharian manusia yang senantiasa harus dijauhi. Berdoa sebelum makan, misalnya, adalah upaya menjauhkan diri dari syirik dan lebih mensyukuri nikmat yang Allah berikan.?

“Contohnya mengambil nasi yang jatuh walaupun sebutir bagian dari cara untuk menjauhkan kita dari syirik yaitu dengan selalu bersyukur kepada Allah,” kata habib asal Pekalongan tersebut. ?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Danramil Caringin mewakili Muspika menekankan bahwa segenap bangsa harus tetap menjaga kebinekaan dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. "Mari kita jaga khazanah kebinekaan dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa,” ajaknya.

Sekretaris PCNU Kabupaten Bogor KH Abbas memgamanatkan kepada warga nahdhiyin harus senantiasa bertoleransi seperti visi dan misi Hadratussyaikh Hasyim Asyari pada saat pembentukan NU pada masa lalu.

"Hadratussyaik Hasyim Asyari mengajarkan kita membangun toleransi antarsesama sebagaimana tertuang dalam visi pembentukan jam’iyyah NU," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut hadir Habib Husen Assegaf mengajak untuk meneladasi Akhlak Rasul dalam membina persatuan dan kesatuan. "Indahnya Islam jika bisa mengembalikan Al Amin (orang-orang terpercaya, red.) pada negeri ini," tegasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan Ini di selenggarakan oleh panitia bersama KBNU di antaranya PAC GP Ansor Caringin, PC Ansor Kabupaten Bogor, Satkorcab Banser Kabupaten Bogor dan Muspika, serta keluarga besar Pondok Pesantren Riyadul Aliyah Cisempur.

Sebelumnya digelar Apel Kesiapan Banser Kabupaten Bogor dalam persiapan memyambut dan yang dipimpin oleh Kasatkoorcab Banser Kabupaten Bogor. (Dhamiry Al-Ghazaly/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pagar Nusa Pati Jawab Kelangkaan Instruktur Pencak Silat

Pati, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Kabupaten Pati, Jawa Tengah menggelar kegiatan Pelatihan Pelatih di Gedung PCNU Pati, Ahad-Senin (28-29/8). Acara yang pertama kali digelar ini diikuti tidak kurang dari 50 pendekar dari berbagai pelosok Pati.

Pagar Nusa Pati Jawab Kelangkaan Instruktur Pencak Silat (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagar Nusa Pati Jawab Kelangkaan Instruktur Pencak Silat (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagar Nusa Pati Jawab Kelangkaan Instruktur Pencak Silat

Kegiatan ini merupakan salah satu program prioritas dari Pagar Nusa Pati karena semakin banyaknya permintaan dari lembaga pendidikan, pesantren, dan masyarakat untuk dilatih pencak silat oleh Pagar Nusa. Sementara kendala yang ada saat ini kekurangan tenaga pelatih.?

Diharapkan kegiatan ini mampu melahirkan pelatih yang berkompeten, berkualitas dan siap diterjunkan untuk melatih di berbagai lembaga pendidikan, pesantren, dan masyarakat yang membutuhkannya.

Menurut Ketua Pagar Nusa Kabupaten Pati, Edy Suyono, pelatihan digelar di Gedung PCNU Pati dikarenakan untuk memudahkan akses para peserta, baik yang berasal dari ujung selatan hingga ujung utara Kabupaten Pati sekaligus memperkenalkan diri kepada masyarakat perkotaan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tak tanggung-tanggung, dalam pelatihan ini langsung mendatangkan instruktur dari Jawa Timur yang merupakan Juara Umum Kejurnas II Pagar Nusa di Jakarta. Dengan harapan ke depan Pagar Nusa Pati bisa semakin berkembang baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga mampu mencetak atlet berprestasi. (Ashadi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Muslimat NU Brebes Juara 1 Akseptor KB Terbanyak

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kabupaten Brebes berhasil menggondol juara 1 dalam Lomba Pemilihan Pencapaian Akseptor Keluarga Berencana (KB) Terbanyak tingkat Jawa Tengah dengan capaian 22.327 akseptor disusul juara 2 dari Tegal dan juara 3 dari Jepara.

Sebagai juara 1, Muslimat NU Brebes mendapat piagam yang diberikan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah Sri Kusuma Astuti di Semarang beberapa waktu lalu.

Muslimat NU Brebes Juara 1 Akseptor KB Terbanyak (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Brebes Juara 1 Akseptor KB Terbanyak (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Brebes Juara 1 Akseptor KB Terbanyak

Ketua PC Muslimat NU Brebes Hj Nurhalimah SH menjelaskan, Muslimat NU Brebes berhasil memotivasi dan menggerakan pelayanan KB di  17 Kecamatan se kabupaten Brebes. “Pelayanan ini sebagai bentuk kepedulian Muslimat NU kepada warganya dalam upaya membentuk keluarga yang berkualitas,” ujarnya di Gedung Muslimat NU Brebes jalan Kyai Kholid Barat Pasarbatang Brebes, Senin (14/7/2014).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari 22.327 akseptor, masing-masing untuk kontrasepsi IUD sebanyak 1.067 orang. MOP 5, MOW 171, Implant 3.879, Suntik 10.649, Pil 5.767 dan Kondom 789. “Dari jerih payah para kader Muslimat NU di Brebes, akhirnya kami berhasil menjadi juara 1,” ujarnya.

Menurutnya, kepedulian PC Muslimat NU dalam program KB agar jangan sampai perempuan Brebes meninggalkan keturunan yang lemah.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kab Brebes H Khambali SH melalui Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Kualitas Hidup Perempuan (PP & KHP) Dra Hj Farikha menjelaskan, penanganan pelayanan KB tidak hanya menjadi tugas BKBPP saja. Tetapi menjadi tugas dan tanggung jawab bersama. “Kami menjalin kerjasama dalam pelayanan maupun promosi dengan semua pihak, termasuk Muslimat NU,” tuturnya.

Farikha merasa terbantu dengan aktivitas Muslimat NU yang telah menjalin kerja sama sejak tahun 2007. Apalagi jumlah penyuluh KB di Brebes masih sangat terbatas. “Mudah-mudahan kerja sama ini bisa terus dijalin dengan baik,” terangnya.

Kabupaten Brebes juga mendapatkan penghargaan dari Presiden berupa Parahita Eka Praya, memacu kepada kita untuk mengembangkan potensi wanita dan member penghargaan yang layak kepada anak. “KB, merupakan bentuk nyata penghargaan kepada wanita dan anak-anak,” pungkasnyaa. (wasdiun/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Indonesia Berkomitmen Bangun Suriah Setelah Konflik Panjang

Damaskus, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Wijaya Karya (Tbk) berkomitmen untuk membangun Suriah kembali pasca konflik berkepanjangan dan Pemerintah Suriah siap memberikan dukungan kemudahan bagi keterlibatan Indonesia di Suriah. Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara delegasi PT Wijaya Karya (WIKA) dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Suriah, Husein Arnous, di Damaskus.

“Kami mulai mencanangkan program Rebuild Syria (Membangun kembali Suriah) pasca kehancuran oleh para teroris. Dan kami sangat berharap PT WIKA dari Indonesia dapat terlibat dalam pembangunan pasca konflik. Prioritas Pemerintah Suriah adalah pembangunan gedung yang hancur, seperti rumah, saluran air, rumah sakit, dan sekolah," pinta Husein Arnous pada pertemuan Jumat (9/9) melalui siaran pers yang diterima Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahad (11/9).

Indonesia Berkomitmen Bangun Suriah Setelah Konflik Panjang (Sumber Gambar : Nu Online)
Indonesia Berkomitmen Bangun Suriah Setelah Konflik Panjang (Sumber Gambar : Nu Online)

Indonesia Berkomitmen Bangun Suriah Setelah Konflik Panjang

Menanggapi hal tersebut, Manajer Divisi Operasi Timur Tengah dan Afrika Utara PT WIKA, Bimo Prasetyo menyampaikan bahwa WIKA telah berpengalaman tinggi pada proyek konstruksi cepat pasca bencana.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Menghadapi tantangan yang serupa dengan kerusakan Suriah pasca konflik, WIKA berpengalaman dalam pembangunan Aceh pasca bencana tsunami? pada 2004 silam. Selain itu, WIKA juga kini dipercaya oleh banyak negara untuk mengerjakan proyek penting, seperti mall dan jembatan di Malaysia, jalan tol di Myanmar, bandara di Thailand, juga Libya, Timor Leste, dan Dubai," kata Prasetyo.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, hubungan Indonesia Suriah mencapai titik yang sangat baik, mengingat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus yang tidak hanya tetap bertahan di Damaskus, tetapi juga berkiprah cukup aktif di tengah konflik Suriah. “Tinggal bagaimana kalangan bisnis di Indonesia dapat memanfaatkan peluang besar di Suriah yang telah terbuka lebar ini menjadi keuntungan ekonomi,” ujar Dubes Djoko.

Suriah mengalami konflik berkepanjangan sejak tahun 2012 dan semakin diperparah dengan munculnya kelompok teroris ISIS yang berpusat di kota Raqqah Suriah. Kota-kota penting di Suriah hancur akibat serangan mortar dan bom, seperti Aleppo, Idlib, juga beberapa titik penting di ibukota Damaskus. Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang mempertahankan misi diplomatiknya dengan kepala perwakilan duta besar di ibukota Damaskus.

Pada pertemuan terpisah antara PT WIKA dengan Hamsho Group, perusahaan konstruksi terbesar di Suriah, dijajaki pula tentang kerja sama proyek pembangunan pasca konflik di Suriah, terutama perihal kemampuan lembaga keuangan penjamin dan cara pembayaran, mengingat Suriah masih terbelenggu embargo ekonomi. Hamsho Group tertarik bekerja sama dengan PT WIKA pada renovasi bandara internasional Damaskus dan pembangunan gedung apartemen yang hancur. Hamsho Group merupakan holding company yang menguasai bisnis strategis di Suriah, seperti konstruksi, telekomunikasi, dan media.

Ditambahkan oleh Pejabat Fungsi Ekonomi KBRI Damaskus, Makhya Suminar, KBRI Damaskus siap memfasilitasi kalangan bisnis di Indonesia yang ingin terlibat dalam pembangunan kembali Suriah. “Peluangnya terbuka sangat lebar. Bahkan Indonesia adalah satu-satunya kedutaan yang hadir pada pameran Rebuild Syria 7-11 September 2016,” pungkas Makhya. (Red: Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sunnah, Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 30 Januari 2018

Bulan Rajab, Bukan Bulan Biasa

Khutbah I



? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Bulan Rajab, Bukan Bulan Biasa (Sumber Gambar : Nu Online)
Bulan Rajab, Bukan Bulan Biasa (Sumber Gambar : Nu Online)

Bulan Rajab, Bukan Bulan Biasa

Jamaah shalat Jumat hadâkumullah,

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tak terasa kita kembali memasuki bulan Rajab. Entah karena kesibukan atau waktu kita yang kurang berkah, perjalanan hidup serasa semakin cepat. Tiba-tiba saja kita bertambah tua. Tiba-tiba saja kita menapaki kembali bulan Rajab. Tiba-tiba saja kita akan menghadapi bulan Sya’ban lalu bulan suci Ramadlan. Sejatinya, tidak ada istilah “tiba-tiba”, karena waktu berjalan linier seperti lazimnya, kecuali timbul dari perasaan pribadi lantaran sikap abai alias tidak peduli.

Bulan Rajab adalah bulan istimewa. Dalam kitab I‘anatut Thalibin dijelaskan bahwa “Rajab" merupakan derivasi dari kata “tarjib” yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut “Al-Ashabb” (?) yang berarti “yang mengucur” atau menetes”. Dijuluki demikian karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bulan Rajab bisa juga dikenal dengan sebutan “Al-Ashamm” (?) atau “yang tuli”, karena tidak terdengar gemerincing senjata pasukan perang pada bulan ini. Julukan lain untuk bulan Rajab adalah “Rajam” (?) yang berarti melempar. Dinamakan demikian karena musuh dan setan-setan pada bulan ini dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang saleh.

Allah memasukkan bulan Rajab sebagai salah satu bulan haram alias bulan yang dimuliakan.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram. (QS. At-Taubah:36)

Bulan haram adalah empat bulan mulia di luar Ramadlan, yakni Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.? Disebut “bulan haram” (? ?) karena pada bulan-bulan tersebut umat Islam dilarang mengadakan peperangan.

Memang beberapa hadits dla’if, bahkan palsu, yang menjelaskan secara eksplisit tentang gambaran pahala amalan-amalan tertentu pada bulan Rajab. Namun demikian, bukan berarti tidak ada keutamaan menjalankan ibadah, misalnya puasa, dalam bulan Rajab. Justru puasa menjadi istimewa karena dilakukan pada bulan istimewa. Hanya saja, seberapa besar pahala yang akan didapat, Allahu a’lam. Hanya Allah yang tahu. Tugas hamba adalah menghamba kepada Allah dan seyogianya tak terikat dengan pamrih apa saja.

Dalam hadits riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad dikatakan:

? ? ?

“Berpuasalah pada bulan-bulan haram.”

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi kian bernilai bila dilakukan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan, dan tiap minggu. Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab masuk dalam kategori al-asyhur al-fadhilah di samping Dzulhijjah, Muharram dan Sya’ban. Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum? di samping Dzulqa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram.

Jamaah shalat Jumat hadâkumullah,

Keitimewaan bulan Rajab juga terletak pada peristiwa ajaib isra’ dan mi’raj Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam. Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rajab tahun 10 kenabian (620 M). Itulah momen perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha lalu menuju ke sidratul muntaha yang ditempuh hanya semalam. Dari peristiwa isra’ dan mi’raj ini, umat Islam menerima perintah shalat lima waktu. Begitu agungnya peristiwa ini hingga ia diperingati tiap tahun oleh kaum muslimin di berbagai belahan dunia.

Saat memasuki bulan Rajab, Rasulullah memberi contoh kita untuk membaca:

? ? ? ? ? ? ? ?

“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.”

Khatib mengajak diri sendiri dan jamaah sekalian agar tidak menyianyiakan bulan yang agung ini. Dari berbagai keterangan yang disebutkan tadi, sangat jelas bahwa bulan Rajab memiliki keutamaan lebih di atas bulan-bulan pada umumnya. Ia adalah momen untuk meningkatkan kualitas diri, baik tentang kedekatan kita kepada Allah (taqarrub ilallâh) maupun perbuatan baik (amal shâlih) kita kepada sesama. Belum tentu tahun berikutnya kita akan berjumpa dengan kesempatan merasakan kembali bulan Rajab. Saatnya menyisihkan fokus kita kepada bulan mulia ini di tengah kesibukan duniawi kita yang melengahkan. Wallahu a’lam.

Khutbah II

? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Alif Budi Luhur



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, News, Meme Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mahasiswa yang Lulus Seleksi akan Diberangkatkan Setelah Lebaran

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para calon mahasiswa Indonesia yang mengikuti program strata satu (S-1) pada International University of Africa, Sudan, dan telah lulus seleksi yang diadakan selasa (3/10) lalu akan diberangkatkan setelah lebaran Idul Fitri. Perkuliahan baru dimulai awal November 2006 nanti.

“Kami sangat bahagia dengan kerjasama ini. Kami berharap ini menjadi langkah yang baik untuk mempererat hubungan antara Kudutaan Sudan dengan ormas-ormas Islam di Indonesia,” kata Sekretaris Dua Bidang Kerjasama Kebudayaan dan Informasi Kedutaan Besar Sudan El Rayh A. El Mahdi kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah di kantor Kedubes Sudan, Jakarta, Kamis (5/10).

Dikatakan El Rayh, program pertukaran mahasiswa itu diharapkan dapat menghasilkan perkembangan yang baik dalam kerangka hubungan antara bangsa-bangsa Islam.

Mahasiswa yang Lulus Seleksi akan Diberangkatkan Setelah Lebaran (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa yang Lulus Seleksi akan Diberangkatkan Setelah Lebaran (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa yang Lulus Seleksi akan Diberangkatkan Setelah Lebaran

5 dari 30 mahasiswa yang dikirim ke Sudan merupakan perwakilan dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU), yakni Muhibbul Jamil (jember), Abdussalam (Cirebon), Karimullah (Jakarta Timur), Aang Mudhi Gozali (Tasik Malaya) yang kesemuanya memilih fakultas syariah, dan Ulfiyatul Abidah (Jakarta Barat) pada fakultas tarbiyah.

“5 Kader NU ini sedianya dipersiapkan untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari para syekh di sana, terutama ilmu-ilmu yang tidak dipelajari di sini. Diharapkan tidak hanya sampai S-1 tapi sampai S-3 dengan hasil yang baik,” kata HM. Dawam Sukardi Koordinator Pelaksana Biro Urusan Beasiswa Timur Tengah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Selain bebas biaya kuliah para calon mahasiswa dari Indonesia mendapatkan fasilitas berupa asrama, makan-minum dan kebutuhan sehari-hari, buku-buku kuliah. Pada hari-hari liburan para mahasiswa yang memenuhi standar penilaian akan mendapatkan bonus uang saku.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saat ini para calon mahasiswa sedang menyelesaikan persyaratan teknis seperti pemeriksaan kesehatan, pengurusan paspor dan visa serta penandatanganan perjanjian atau kontrak belajar.

“Ada persyaratan yang sangat baik dan harus ditandatangani oleh para mahasiswa dari Indonesia, yakni para mahasiswa tidak boleh tinggal bersama dalam satu asrama dengan rekan senegaranya. Ini penting agar mereka dapat mengenal banyak budaya dari negara-negara Islam yang lain. Kalau ingin berorganisasi ya di luar asrama,” kata Dawam. (nam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Ubudiyah, AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kesebelasan As-Sulamy Masuk Runner Up Group A pada LSN 2016

Yogyakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Perjuangan maksimal ditunjukkan oleh tim kesebelasan Pesantren Assulamy Lingsar Lombok Barat pada babak penyisihan group A Liga Santri Nusantara yang berlangsung selama tiga hari di Yogyakarta, Selasa (25/10) sore. Kapten Kesebelasan As-Sulamy M Dwiki Risnawan dan timnya harus puas pada posisi kedua setelah dikalahkan oleh kesebelasan Pesantren Salafiah United FC Jawa Barat 2 di Stadion Bantul.

Jawa Barat 2 yang sebelumnya melumpuhkan Kalimantan 3 dengan skor 5:1 tampak kewalahan untuk mengecoh pertahanan belakang NTB 1 yang terbukti babak pertama dengan kedudukan skor 0:0.

Kesebelasan As-Sulamy Masuk Runner Up Group A pada LSN 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesebelasan As-Sulamy Masuk Runner Up Group A pada LSN 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesebelasan As-Sulamy Masuk Runner Up Group A pada LSN 2016

Pelatih NTB 1 bongkar pasang pemain di babak kedua untuk menekan tim lawan yang tampak semakin kuat. Namun sayang dua gol berturut-turut diciptakan oleh Jawa Barat 2 atas kesebelasan NTB.

"Alhamdulillah, kami bersyukur. Sebetulnya tidak menyangka akan sampai masuk putaran 16 besar," kata M Dwiki usai bertanding.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ini semua, lanjutnya, merupakan berkat kekompakan anggota tim dan juga berkat doa. "Yang penting sekarang fokus latihan. Dan yang tidak kalah penting selain latihan adalah doa," jelasnya.

Seperti diketahui, tim As-Sulamy sepanjang perjalanan mulai berangkat bahkan hingga saat bertanding selalu membaca shalawat Nariyah secara bersama-sama.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Ini yang membuat kita tenang," kata Dwiki. (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Pondok Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketum PBNU: Selamat Harlah Ke-14 NU Online

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tepat pada 11 Juli 2017, Situs Resmi Nahdlatul Ulama, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menginjak usia 14 tahun. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengungkapkan kebanggaanya dengan ikut memotong kue ulang tahun Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Rabu (12/7/2017) di lantai 8 Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta Pusat.

Ketum PBNU: Selamat Harlah Ke-14 NU Online (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum PBNU: Selamat Harlah Ke-14 NU Online (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum PBNU: Selamat Harlah Ke-14 NU Online

Pada kesempatan yang dibarengi dengan kegiatan halal bihalal dan sarasehan Netizen NU tersebut, Kiai Said mengatakan bahwa Pimpinan Pusat Muhammadiyah lahir atas prakarsa teman-teman muda NU dibimbing oleh para tokoh senior akan pentingnya dakwah Islam moderat di dunia maya.

“Selamat Harlah ke-14. Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini lahir atas jasa As’ad Said Ali dan kawan-kawan jauh sebelum saya menjadi ketua umum. Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan temen-temen Netizen NU sangat berjasa dalam mendakwahkan Islam ramah di dunia maya,” jelas Kiai Said di hadapan hadirin yang memadati ruang acara.

Peringatan Harlah ke-14 Pimpinan Pusat Muhammadiyah, halal bihalal, dan sarasehan Netizen NU ini dihadiri oleh Waketum PBNU Maksoem Mahfoedz, Ketua PBNU Robikin Emhas, Sekjen PBNU HA. Helmy Faishal Zaini, Intelektual Muda NU Ulil Abshar Abdalla, Pengamat Media Jose Rizal, Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin, Ketua LTN PBNU Hari Usmayadi, Direktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah Savic Alielha, dan Pemred Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Mukafi Niam serta para aktivis media sosial.

Savic Alielha menerangkan, saat ini media sosial sebagai alat penyebar dan memproduksi informasi telah banyak diwarnai oleh informasi yang tidak sehat, baik itu berita palsu (hoax) maupun kampanye-kampanye radikal.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia bercerita ketika setiap hari membuka akun media sosial miliknya, baik Twitter, Facebook, dan Instagram. Ia mengaku tidak sedikit yang pekerjaannya cuma mem-bully dan menuduh dengan perkataan yang tidak patut. Savic mendorong aktivis agar membesarkan media yang dikelolanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dari 10 besar website keislaman dengan pembaca terbanyak, hanya Pimpinan Pusat Muhammadiyah satu-satunya yang moderat. Pimpinan Pusat Muhammadiyah membutuhkan teman,” jelas Savic.

Sebelumnya, Pemred Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Mukafi Niam dalam sambutannya menyatakan bahwa dengan sumber daya yang ada, Pimpinan Pusat Muhammadiyah terus berkomitmen menyajikan konten keislaman moderat dan informasi aktual serta berimbang. Ia juga berterima kasih kepada seluruh pembaca yang mendukung kemajuan Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama ini. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Khutbah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menakar Kualitas Takwa Pasca Ramadhan

Oleh Nasrulloh Afandi

Pasca Ramadhan hanya ada dua pilihan; beruntung atau buntung (dalam ketakwaan). Faktanya bermacam-macam kondisi ketakwaan orang-orang beriman selepas mengarungi “lautan mutiara” bernama bulan Ramadhan.

Menakar Kualitas Takwa Pasca Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Menakar Kualitas Takwa Pasca Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Menakar Kualitas Takwa Pasca Ramadhan

Esensi Ramadhan adalah momentum spesial “karantina suci” satu bulan penuh, menggembleng jiwa-jiwa yang beriman untuk menjadi lebih unggul, dan prestasi puncaknya yaitu menggapai “honoris causa” suci dari Allah swt berupa; takwa.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Identiknya suatu karantina, berkualitas atau buruknya hasil tergantung pada kemauan dan keseriusan pribadi peserta. Pasca karantina bernama Ramadhan, tentu berbeda-beda hasilnya, dari masing-masing “peserta”, ada yang mendapatkan hasil maksimal, ada yang sederhana.



Untuk Apa Takwa Setelah Ramadhan?


Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ramadhan bukan momentum kesalehan musiman, kemudian “tidak perlu” saleh di bulan-bulan lainnya, dan hanya akan (kembali) beramal saleh pada Ramadhan tahun berikutnya.

Syekh Doktor Ali Jum’ah, mufti besar Mesir beropini: "Orang yang telah berada pada posisi benar-benar takwa, ia otomatis mendapatkan banyak keuntungan, bukan hanya dalam konteks beragama (ukhrawi) tetapi juga mendapatkan banyak kemudahan dan kesuksesan dalam hal duniawi."

Hal terpenting untuk diperhatikan dan dievaluasi adalah, apa yang dihasilkan setelah proses “karantina” selama satu bulan Ramadhan itu selesai? Bukan hanya dominan berlebihan gegap gempita, dalam aktivitas fisik saat “karantina” belaka, tanpa penghayatan mendalam, agar karantina (Ramadhan) yang dibayar mahal dengan “ongkos” haus dan dahaga selama sebulan itu, tidak sia-sia.

Idul Fitri adalah awal kembali suci, setelah segala noda, dosa, dan sifat-sifat tak terpuji dibersihkan dalam ruang karantina bernama Bulan Ramadhan. Oleh karenanya, sudah semestinya manusia menjaga kesucian tersebut setelah Ramadhan usai, ditandai dengan hari Raya Idul fitri, sampai dengan datangnya Ramadhan berikutnya.

Diharapkan setelah Ramadhan, takwa itu kemudian melekat pada kepribadian orang-orang beriman, yang secara estafet akan melahirkan hal-hal positif dan unsur-unsur kemanfaatan dalam kehidupan si muttaqin (orang bertakwa). Dan di konteks inilah titik temu puncak dari ibadah puasa Ramadhan dengan ibadah-ibadah lain seperti haji, zakat dan berbagai ibadah lainnya.

Ramadhan ladang mutiara bagi yang memfungsikan momentum itu sebaik-baiknya. Namun Ia bukan apa-apa bagi orang yang salah jalan dalam menelusurinya.

Sungguh kerugian besar Jika Pasca Karantina tidak menghasilkan hal-hal positif yang terkait dengan ketakwaan setelah Ramadhan berlalu. Kerugian tersebut bukan hanya karena dibayar dengan jerih payah haus-dahaga satu bulan penuh. Tetapi yang lebih harus ditangis-sesali adalah lewatnya peluang “Tambang mutiara” setahun sekali yang bernama bulan Ramadhan itu.

Ibarat kendaraan mewah, pasca Ramadhan, manusia adalah habis melakukan perbaikan total, atau “turun mesin”, sudah semestinya harus dijaga, agar jangan kembali rusak hanya dalam hitungan detik, setelah keluar dari “bengkel spesialis” bernama Ramadhan.

Dalam konteks menjaga kesucian Ramadhan setelah Idul Fitri. Waktu saya masih remaja, nasihat orang tua saya, dengan bahasa sederhana: “Janganlah panas setahun, sirna hanya diguyur hujan sesaat” . Maksudnya, janganlah kesucian pribadi muslim yang sudah dibersihkan, susah payah (selama bulan Ramadhan) itu kembali dikotori dengan kemaksiatan dalam sekejap, setelah Ramadhan berlalu.

Qaidah Fiqih pun berujar: “al-umuru bi maqashidiha” (status suatu amal perbuatan itu terganggun ikhlas dan tidaknya niat). Jadi, bila kemarin-kemarin saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan tanpa menyertakan (niat) baik untuk meningkatkan religiusitas selepas Ramadhan, untuk apa jerih payah berpuasa?

Melacak Kontrol Takwa

Dalam tinjauan Maqashid Syariah, bukan hanya ibadah puasa Ramadhan, namun semua amal ibadah adalah tangga untuk menggapai posisi tertinggi dalam beragama; bernama takwa.

Selain Ramadhan yang hanya setahun sekali. Jika diselami, sebenarnya setiap orang beriman, estafet diberi “pengingat” dipandu untuk selalu ikhlas dalam beribadah, harus berniat murni hanya untuk mengharap ridha Allah swt, sehari semalam dalam salat lima kali. Yaitu di rakaat awal, sebelum membaca al-Fatihah, ketika membaca doa iftitah: “Inna shalatî wa nusukî wa mahyâyâ wa mamâtî lillâhi rabil a’lamin.” Artinya: “Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS Al-An’am: 162)

Di konteks ini, juga ada momentum mingguan. Hari raya Islam setiap minggu, yaitu setiap hari Jumat, orang-orang beriman dianjurkan melakukan introspeksi diri (muhasabah nafs) atas amal-perbuatannya selama satu minggu, banyak mana antara amal buruk dan amal baiknnya dalam seminggu itu? Untuk kemudian meningkatkan ketaatan beribadah, menggapai takwa.

Karena itulah, Sang khatib Jumat pun disyaratkan dalam berkutbah untuk berpesan kepada para jamaahnya; untuk selalu bertakwa kepada Allah swt. Bahkan tidak syah khutbahnya jika meninggalkan pesan untuk bertakwa.

Inilah dua momentum introspeksi diri, harian dan mingguan, untuk menjaga kontinuitas dan kualitas ketakwaan, namun sering terabaikan oleh Muslim yang taat sekalipun.

Mengapa Takwa Menghilang Pasca Ramadhan?

Takwa adalah “bahan pokok” untuk menciptakan peradaban Islami manusia. Karena dengan takwa otomatis menjadikan pribadi manusia terhormat. Mencampakkan hal-hal yang kurang patut menurut agama dan bertentangan dengan norma sosial berbangsa. Dengan kata lain, menjauhkan diri dari fenomena-fenomena jahiliyah (egois, rakus kekuasaan, sombong, gila hormat, haus menumpuk harta dan sejenisnya)

Dalam tinjauan maqashid syariah, jika selepas Ramadhan, tidak tertanamnya ketakwaan pada kepribadian manusia, dan kembali bermaksiat, berarti Ia tidak mendapatkan target utama kewajiban beribadah puasa(Takwa) Itu.

Kemana dan dimanakah hasil puasa Ramadhan yang bernama takwa itu “lari” atau “bersembunyi”? Jika mulai komunitas “akar bumi” sampai “atap langit” pasca Ramadhan, kerusakan akhlak kian kembali menjadi-jadi, korup (Para pemegang jabatan) dan pergaulan bebas (generasi muda) adalah fenomena yang paling mencolok di pentas publik. Bukankah mereka beragama (Islam) dan fisiknya pun berpuasa setiap Ramadhan?

Merespon fenomena itu, publik Muslim religius tidak perlu heran. Sungguh banyak orang yang berpuasa Ramadhan, tetapi mereka masih belum termasuk golongan orang bertakwa. Karena landasan ibadah cuman “fisik” atau “kulit” belaka. Jadi wajar saja ketika Ramadhan usai, tidak “Saleh” atau tidak “Takwa” lagi.

Dalam tinjauan Ilmu Balaghoh, gegap gempita “seremonial” ibadah Ramadhan di ruang publik Indonesia ini (masih) sebatas pendahuluan (muqaddimah) dan belum menghasilkan kesimpulan (natijah), yaitu kondisi takwa. Perlu adanya introspeksi dari masing-masing individu yang melaksanakan puasa dan berbagai ibadah di bulan Ramadhan, untuk bisa menggapai natijah (hasil ibadah) yaitu takwa.

Jika Nabi saw bersabda: “Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.”(HR Turmudzi). Fakta pun berbicara, berapa banyak selepas Ramadhan yang (kembali) korupsi? Berapa banyak wanita saat Ramadhan mendadak berbusana Islami—Pun dengan harga sangat mahal—tetapi (kembali) berpakaian mini selepas Idul Fitri? Dan berbagai fenomena lainnya yang (kembali) menabrak rambu-rambu Ilahi setelah Idul Fitri?

Waspadalah! Itulah fenomena skandal berpuasa tetapi masih belum berkualitas (takwanya) pasca Idul Fitri.



Penulis adalah Kandidat Doktor Maqashid Syariah, Universitas al-Qurawiyin Maroko. Wakil Ketua Yayasan Pesantren Asy-Syafi’iyyah, Kedungwungu, Krangkeng, Indramayu. ?



Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasyim Muzadi: Keluarga PKI Jangan Membuka Luka Lama

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama  (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta keluarga dan keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI) tak lagi membuka luka lama sejarah tahun 1965 dan 1968, demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hasyim Muzadi: Keluarga PKI Jangan Membuka Luka Lama (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasyim Muzadi: Keluarga PKI Jangan Membuka Luka Lama (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasyim Muzadi: Keluarga PKI Jangan Membuka Luka Lama

Peryataan kiai yang juga pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok itu merespon adanya bentrokan antara massa Front Anti Komunis Indonesia (FAKI) dan Forum Komunikasi Putra-Putri  TNI–Polri (FKPPI) dengan keluarga PKI di Yogyakarta,  akhir pekan lalu.  

“Bentrok antara massa Front Anti Komunis Indonesia (FAKI) dan keluarga PKI merupakan lampu kuning untuk keselamatan NKRI ke depan. Karena masalah ini menyangkut luka sejarah tahun 1965 dan 1948. Seharusnya kedua kelompok menahan diri,” kata Hasyim Muzadi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (31/10).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Hasyim, era reformasi telah membebaskan mereka dari kungkungan politik Orde Baru. Kebebasan itu sebenarnya sudah cukup bagi mereka. “Kini, Keluarga atau keturunan PKI telah mempunyai hak-hak yang sama dengan warganegara yang lain,” jelasnya.

Ia menambahkan, kini keluarga dan keturunan PKI telah banyak yang mengisi pos-pos penting di negara ini. Sehingga mereka seharusnya tidak perlu lagi membuka luka lama. “Mereka bebas menjadi anggota parlemen, ketua komisi DPR RI, masuk departemen-departemen, jadi pegawai negeri, gubernur, dan masuk istana dan sebagaianya,” katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun, tambah Hasyim, jika hal tersebut masih kurang diterima dan mereka akan menghidupkan kembali luka lama, maka NKRI akan terkoyak lagi. “Tuntutan agar negara maminta maaf kepada PKI, minta ganti rugi, pengadilan jendral dan ulama tertentu mencari gara-gara,” tandasnya.

Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ini mengungkapkan, Indonesia tak seperti Vietnam dan bukan pula seperti Kamboja. “Mereka telah menggunakan HAM sebagai kendaraan strategis, sering melapor ke internasional, serta mampu menggiring publik opini. Itu bukan berarti mereka bebas berbuat semau mereka,” kata Hasyim.

Lebih lanjut, mantan Ketua Umum PBNU ini mengatakan, jika keluarga dan keturunan  PKI terus membuka luka lama, tak menutup kemungkinan organisasi anti-Komunis akan semakin kuat berdiri di Indonesia. “Organisasi seperti FAKI dan FKPPI dapat serentak berdiri dan bergerak di seluruh Indonesia . Dan hal itu pasti menyulitkan mereka,” jelasnya.

Hasyim juga berpesan kepada pihak FAKI dan FKPPI agar tidak mudah melakukan kekerasan, kecuali dalam kondisi bahaya. “Karena kekerasn itu sendiri yang mereka harapkan. Polisi pun pasti tidak melihat hal tersebut semata sebagai masalah lokal Yogayakarta, atau hanya hukum legal formal, namun berakar dalam,” katanya.

Karena itu, Hasyim juga mengimbau agar semua pihak, terutama keluarga PKI agar melukapakan masa lalu. “Hilangkan angan-angan mendirikan PKI baru, bersatulah dengan bagsa untuk Ber-NKRI . “Karena kalau diteruskan, dalam jangka pendek, hal ini justeru akan memggugah kesadaran masyarakat untuk tidak memilih wakil-wakil rakyat dan pejabat publik dari keturunan PKI, dan jangka panjangnya akan menciptakan konflik ketiga kali di republik ini,” pungkasnya. (Ahmad Millah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Said: Dengan Budaya, Islam Kuat

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jauh sebelum Islam datang, masyarakat Nusantara telah memiliki kekayaan budaya dan tradisi. Oleh karena itu, Wali Songo menggunakan strategi lain dalam berdakwah. Pendekatan yang dilakukan adalah berperadaban dengan tradisi yang sudah ada. Sehingga Islam yg dibawa Wali Songo bisa menyatu dengan budaya.

Hal tersebut dikatakan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat didaulat berpidato pada acara ‘Sholawat dan Tahlil untuk Bangsa’ yang digelar bersamaan peluncuran Majelis ‘Pecinta Sholawat Nusantara’ (Pesona) di Graha Gus Dur DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta, Selasa (23/6/2015) malam.

“Lalu bagaimana Wali Songo berdakwah, yakni berangsur-angsur (al-Tadrij). Islam disebarkan tanpa menyakiti siapapun. Tidak pernah mengancam, apalagi mengintimidasi. Jadi, sweeping itu nomor terakhir,” ujar Kiai Said.

Kiai Said: Dengan Budaya, Islam Kuat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said: Dengan Budaya, Islam Kuat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said: Dengan Budaya, Islam Kuat

Bahkan, lanjut Kiai Said, Wali Songo tetap menjaga hubungan baik dengan tetua adat. Para wali dalam dakwahnya memperkecil perintah yang membebani, meminimalisir kewajiban (taqlilut-takaalif).

Menurut Kiai Said, para pendakwah masa kini menggunakan Islam Nusantara dalam rangka mempertahankan tradisi yang sudah ada. “Kenapa pakai Islam Nusantara? Karena kita ingin mempertahankan Islam Aswaja dan budaya yang sudah kita warisi dari nenek moyang kita,” tegasnya.

Islam Nusantara, lanjut dia, merupakan Islam yang sudah menyatu dengan budaya, yang sudah melebur dengan tradisi. “Dengan Islam, budaya menjadi ramah. Dengan budaya, Islam menjadi kuat,” tandas Kiai Said.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Doktor jebolan Universitas Ummul Quro Mekah ini mengingatkan, waktu itu Hadratusy Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari tak henti-hentinya mengingatkan kepada putranya, Kiai Abdul Wahid Hasyim, agar tidak mempertentangkan antara Islam dan kebangsaan. “Kedua hal penting itu jangan dipertentangkan,” ujarnya menirukan Mbah Hasyim.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Said menyatakan keteguhan ormas yang dipimpinnya, yakni NU, dalam mengajarkan akidah Islam yang bertumpu pada tradisi lokal. Karena itu, Ia menegaskan bahwa pada Muktamar ke-33 NU yang akan dihelat di Jombang 1-5 Agustus mendatang mengusung tema yang menitikberatkan pada nilai-nilai Islam Nusantara.

“Karena itu, pada Muktamar NU yang akan datang, untuk pertama kalinya dilaksanakan di Jombang, mempunyai tema Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia,” tuturnya disambut aplaus ribuan warga Nahdliyin yang hadir.

Tema tersebut, tambah Kiai Said, menjadi bukti komitmen NU sebagai organisasi keagamaan yang menjadi pilar peradaban Islam yang bertumpu pada kearifan lokal. Hanya saja, Kiai Said menyayangkan masih banyak masyarakat bahkan para kiai NU yang belum memahami betul yang dimaksud Islam Nusantara.

Selain Ketua Dewan Syura PKB KH Abdul Aziz Mansyur, Hadir dalam acara tersebut para ulama NU dan pengasuh pesantren, antara lain KH Kholil Asad Syamsul Arifin (Situbondo), KH Munif Zuhri (Girikusumo, Demak), Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftahul Akhyar, KH Yusuf Chudlori (Magelang), dan Mustasyar PBNU Tuan Guru Haji Turmudzi Badruddin. (Musthofa Asrori/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Pahlawan, AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 29 Januari 2018

Cuci Otak ke Jalan yang Benar melalui Konten Positif

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Saiful “Djarot” Hidayat mengucapkan selamat atas peluncuran Command Center dan Smart Card Nusantara milik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang dikerjasamakan dengan PT XL Axiata.?

Cuci Otak ke Jalan yang Benar melalui Konten Positif (Sumber Gambar : Nu Online)
Cuci Otak ke Jalan yang Benar melalui Konten Positif (Sumber Gambar : Nu Online)

Cuci Otak ke Jalan yang Benar melalui Konten Positif

Menurutnya, itu adalah langkah yang sangat tepat karena semakin maraknya konten-konten negatif di dunia digital dan media sosial.

“Kami sampaikan selamat dan sukses kepada PBNU yang telah meluncurkan Command Center dan Smart Card,” kata Djarot di Lantai 8 Gedung PBNU, Senin (22/5).

Ia menerangkan, banyak sekali orang yang memproduksi dan membagikan ujaran-ujaran kebencian sehingga itu bisa menimbulkan keresahan dan ketegangan di tengah-tengah masyararakat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ujaran-ujaran kebencian bisa dengan mudah kita temukan di media sosial. Ini bisa menimbulkan ketegangan sosial,” ucap alumni Universitas Amsterdam itu.

Mantan Wali Kota Blitar tersebut mengungkapkan, tidak sedikit orang-orang yang otaknya tercuci menjadi radikal setelah mereka membaca informasi-informasi yang bernada provokatif, dan yang mengatasnamakan agama untuk memecah belah bangsa Indonesia.?

Ia berharap, dengan adanya Command Center PBNU bisa menghiasai dunia jagat maya Indonesia dengan konten-konten yang menyejukkan dan sesuai dengan Islam yang ramah.?

“Kita akan cuci otak ke jalan yang benar. Masyarakat berharap kepada NU,” lanjutnya.?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih jauh, ia menyatakan, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa terjaga apabila Bhinneka Tunggal Ika kuat dan Pancasila bisa membumi.?

“Dengan Pancasila kita bisa merawat bisa merawat dan memperkuat Bhinneka Tunggal Ika. Dengan Bhinneka Tuggal Ika kita kita bisa menjaga keutuhan NKRI,” tukasnya. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Pertandingan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Musta’in Syafi’i: Assalamualaikum Lebih Bermakna dari Hallo

Way Kanan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Umat Islam memiliki salam khas, sunah diucapkan namun wajib dijawab, yakni Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam tersebut memiliki arti positif: semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa, sehingga tidak pantas umat Islam menggantinya dengan kata “hallo”.

Kiai Musta’in Syafi’i: Assalamualaikum Lebih Bermakna dari Hallo (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Musta’in Syafi’i: Assalamualaikum Lebih Bermakna dari Hallo (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Musta’in Syafi’i: Assalamualaikum Lebih Bermakna dari Hallo

"Jangan ragu mengucapkan kalimat tersebut? (Assalamualaikum) saat menerima panggilan masuk dari handphone karena salam tersebut mendoakan selamat dan sebaliknya, yang menjawab mendoakan selamat,” ujar salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Dr KH Ahmad Mustain Syafii, MAg, di Kasui, Way Kanan, Lampung, Rabu (27/5).

“Mungkin ditakdirkan celaka, namun karena mengucapkan Assalamualaikum menjadi sangat mungkin Allah menurunkan keselamatan. Kalau hallo, apa makna dan manfaatnya?" sambungnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KH Mustain pada Pengajian Akbar Dalam Rangka Isro dan Miraj dan Peresmian Mushola Al Ikhlas Lingkungan 1 Kelurahan Kasui itu lalu menambahkan, khusnul khotimah pun bisa diraih dengan salam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia lalu mengisahkan kisah Baginda Rasul Muhammad SAW saat mengucap salam dan ketuk pintu tiga kali di rumah salah seorang sahabat namun tidak juga dibuka. Karena itu Nabi Muhammad SAW beranjak pergi. Namun setelah sesampai di pagar dikejar dan dipersilakan pemilik rumah untuk masuk.

"Saat ditanya Nabi Muhammad mengapa salam demi salam tidak dijawab, sahabat tersebut menjelaskan jika tiga kali juga menjawabnya dengan lirih karena ingin terus didoakan selamat oleh Baginda Rasul," ujarnya.

Ia lalu mengingatkan, bagi tamu yang berkunjung namun tiga kali salam dan ketuk pintu tidak ada jawaban maka haram jika melakukan operasi. "Lubang kunci sampai jendela diintip, tidak boleh semacam itu. Haram dilakukan," paparnya.

Menurut dia pula, dititipi salam itu wajib disampaikan, namun tanpa Assalamualaikum sama dengan barang dititipkan tidak ada. "Tapi ada salam dilarang diucapkan. Misalnya saat ada acara makan bersama selesai tahlilan. Jika ada orang datang terlambat mengucapkan salam saat puluhan orang menikmati jamuan makan bersama menurut fiqih tidak boleh mengucapkan Assalamualaikum," kata dia lagi.

Larangan mengucap salam lain ialah yang berpotensi menimbulkan fitnah. Semisal ada perempuan, mantan pacar sudah bersuami berpapasan di jalan, maka tidak boleh mengucap salam kepada perempuan tersebut. "Bagaimana perasaan suaminya jika yang diberi salam istrinya saja? Itu tidak boleh dilakukan karena bisa menimbulkan pertengkaran," ujar KH Mustain menjelaskan.

Hadir dalam pengajian dihadiri kisaran 1.000 orang itu Lurah Kasui Pasar Sapriadi Wijaya, Ketua Yayasan Shuffah Blambangan Umpu Khairul Huda, Ketua PCNU Way Kanan KH Nur Huda dan Ketua PC GP Ansor Gatot Arifianto.

"Penyampaian beliau membumi alias mudah dicerna. Masyarakat awam butuh penceramah yang piawai menyampaikan hal-hal bermanfaat terkait ibadah dengan mudah tanpa berbelit-belit," ujar Gatot menambahkan. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian, Pendidikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dituduh Pro Pemberontak, Hunian Sipil Suriah Dihancurkan

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch menuduh pemerintah Suriah membumihanguskan ribuan rumah warga sipil, sebagi hukuman karena dianggap mendukung pemberontakan melawan Presiden Assad.

Human Rights Watch menerbitkan foto-foto satelit sebelum dan penghancuran permukiman di Damaskus dan Hama, yang diperkirakan sebagai basis pemberontak, sebagaimana dilaporkan oleh BBC Indonesia.

Dituduh Pro Pemberontak, Hunian Sipil Suriah Dihancurkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Dituduh Pro Pemberontak, Hunian Sipil Suriah Dihancurkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Dituduh Pro Pemberontak, Hunian Sipil Suriah Dihancurkan

Organisasi HAM ini mengatakan penghancuran rumah-rumah warga, termasuk gedung apartemen bertingkat delapan, menggunakan bahan peledak dan alat-alat berat seperti buldoser.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Human Rights Watch mengatakan penghancuran rumah-rumah tersebut di bawah pengawasan militer.

Kawasan yang dihancurkan pada 2012 dan 2013 ini setara dengan luas dua lapangan sepak bola.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Human Rights Watch mengatakan penghancuran dengan sengaja dan hukuman kolektif seperti ini masuk kategori kejahatan perang.

"Membumihanguskan seluruh perkampungan atau permukiman warga sipil bukan taktik perang yang sah," kata Ole Solvang, peneliti Human Rights Watch.

"Penghancuran rumah-rumah warga secara sengaja ini menambah panjang kejahatan perang yang dilakukan pemerintah Suriah," kata Solvang.

Pemerintah Suriah mengatakan penghancuran dilakukan untuk memindahkan bangunan-bangunan ilegal.

Human Rights Watch tidak menerima alasan ini karena bangunan-bangunan ilegal di distrik-distrik yang propemerintah tidak dihancurkan. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, AlaNu Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Puluhan MTs Ikuti Porseni dan Olimpiade Tingkat Nasional

Jepara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Puluhan MTs dari Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat mengikuti Porseni dan Olimpiade #3 Mapel PAI dan Bahasa Arab Fokus MTs PSA Aidep berlangsung di pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Jepara, Selasa-Rabu (15-16/12). Mereka akan memperebutkan juara dari perlombaan PAI, Bahasa Arab, Tenis Meja, Bola Voli dan Futsal.

Puluhan MTs Ikuti Porseni dan Olimpiade Tingkat Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan MTs Ikuti Porseni dan Olimpiade Tingkat Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan MTs Ikuti Porseni dan Olimpiade Tingkat Nasional

Puluhan MTs hadir mewakili kabupaten Jepara, Brebes, Banyumas, Cilacap, Semarang, Kabupaten Semarang, Grobogan, Sragen, Boyolali, Sukoharjo, Solo, Pati, Blora, Cianjur, Tasikmalaya, Garut, Lamongan,Tuban dan Bangkalan.

Miftahuddin yang mewakili Jepara mengatakan, Forum Komunikasi (Fokus) Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pesantren Satu Atap (PSA) Aidep Indonesia merupakan komunitas yang berjalan sudah 9 tahun. Ia berharap komunitas itu semakin berkualitas.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Fokus MTs PSA Aidep Indonesia Saifur Rohman menambahkan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memelihara kerja sama Indonesia dengan Australia. "Ada 504 MTs dari 9 Provinsi yang memperoleh bantuan. Saat ini kita bisa melihat kemajuan secara fisik maupun kualitas pendidikannya," ungkap Saifur.

Wujud dari kerja sama yang harmonis itu diharapkan mengantar generasi MTs menuju kesalehan dan berkarakter. Kegiatan yang dilaksanakan saban 3 tahun sekali itu merupakan ajang silaturahmi madrasah penerima bantuan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kasi Sarana Prasarana MA Kemenag RI Ruchman Bashori dalam sambutannya menyampaikan, menurut penelitian Mikency Institut tahun 2030 Indonesia memperoleh bonus demografi penduduk yang lebih banyak. Hal itu menurut Ruchman menjadi kekuatan bangsa Indonesia.

"Sehingga anak-anak yang lahir hari ini 20 tahun mendatang ialah yang akan memimpin bangsa," lanjut mantan Kasi Sarpras Kopontren Kemenag RI.

Ia menegaskan, keberadaan madrasah tidak boleh diremehkan. Madrasah harus sejajar dengan sekolah. Seiring dengan olimpiade madrasah kualitas pendidikan berbasis agama itu semakin baik.

"Madrasah lebih baik. Lebih baik madrasah," begitu semboyan di pengujung sambutannya.

Hadir dalam pembukaan kegiatan Kepala Kemenag Jepara Muhdi, Kepala Dinas Pendidikan Jepara Khusairi dan Kasi Kopontren Kanwil Kemenag Jawa Tengah Muhtasit. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, Internasional, News Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 28 Januari 2018

Tawakal Gugurkan Logika Kausalitas

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam menempuh perjalanan menuju Allah, seseorang harus melewati beberapa pos-pos tertentu. Seseorang akan melewatinya baik secara lancar maupun lambat sesuai dengan bobot bantuan Allah yang diterimanya selama perjalanan.

Tawakal Gugurkan Logika Kausalitas (Sumber Gambar : Nu Online)
Tawakal Gugurkan Logika Kausalitas (Sumber Gambar : Nu Online)

Tawakal Gugurkan Logika Kausalitas

Setelah melewati gerbang pertobatan, kewara‘an, dan kezuhudan, seseorang akan memasuki pintu pos tawakal. Tawakal merupakan bentuk kepasrahan penuh kepada Allah atas segala keadaan yang sudah, sedang, dan akan terjadi.

Seseorang yang bertawakal, memercayakan diri kepada kehendak Allah atas segala bentuk upaya-upaya lahiriah. Karena, tawakal merupakan sikap batin seseorang. Seseorang yang bertawakal, tidak mengandalkan upayanya dalam mencapai sebuah tujuan tertentu.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bagi seseorang yang sudah bertawakal, segala amal ibadah tidak menjadi tumpuan dalam mencapai tujuan-tujuannya,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) dalam pengajian tasawuf di kantor PBNU jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (28/1) malam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kaitan ini, Kang Said melansir ucapan Imam Ghazali, ketika seseorang sudah mantap di maqam tawakal, maka logika kausalitas menjadi gugur dalam pandangannya. Aspek kausalitas (sebab-akibat), tidak lagi menjadi faktor yang menentukan.

Kang Said mengambil sebuah contoh konkret. Sehelai kertas menjadi hangus terbakar karena tersentuh api. Peristiwa terbakarnya kertas karena api yang terus berulang setiap hari, merupakan hukum adat, kebiasaan.

Mereka yang belum sampai di maqam tawakal, akan menduga hukum adat tersebut sebagai sebab-akibat. Mereka menduga api sebagai penyebab terbakarnya kertas. Padahal, peristiwa itu hanya bersifat kebiasaan.

Logika kausalitas itu diruntuhkan oleh peristiwa ketahanan Nabi Ibrahim AS saat disiksa dalam api besar oleh penguasa zamannya. Api zaman itu tidak berpengaruh sedikitpun terhadap Nabi Ibrahim AS. Peristiwa ini menunjukan api bukanlah sebab terbakarnya sesuatu, tegas Kang Said.

Sedangkan bagi mereka yang sudah teguh menginjak maqam tawakal, akan melihat hukum kausalitas sebagai peristiwa lahiriah belaka. Secara batin, dia memandang Allah sebagai penyebab segala peristiwa yang terjadi, tandas Kang Said.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis    : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Kajian Sunnah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Duet Kiai Asy’ari-Abd Qodir Kembali Pimpin NU Bondowoso

Bondowoso, Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Konfererensi cabang (konfercab) ke-22 yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, berlangsung lancar. Melalui sistem Ahlul Halli wal Aqdi atau mufakat komite terbatas, Konfercab memutuskan pemimpin baru PCNU Bondowoso periode 2016-2021.

Forum yang diikuti utusan dari Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) dan Pengurus Ranting NU setempat ini memilih kembali KH Asyari Pasha sebagai rais syuriyah PCNU Bondowoso dan H Abd Qodir Syam sebagai ketua tanfidziyah PCNU Bondowoso.

Duet Kiai Asy’ari-Abd Qodir Kembali Pimpin NU Bondowoso (Sumber Gambar : Nu Online)
Duet Kiai Asy’ari-Abd Qodir Kembali Pimpin NU Bondowoso (Sumber Gambar : Nu Online)

Duet Kiai Asy’ari-Abd Qodir Kembali Pimpin NU Bondowoso

Pemilihan yang berlangsung di Pondok Pesantren Nurut Tholabah Dusun Bunder, Krajan, Desa Pancoran, RT 17 RW 03 Kecamatan Kota, Kabupaten Bondowoso, Ahad (17/1), ini melalui beberapa tahap, dari bakal calon, calon, hingga ketua atau rais.

Saat diminta kesediaannya menjadi memimpin PCNU Bondowoso, Kiai Asyari Pasha mengatakan menerima keputusan tim Ahlul Halli wal Aqdi yang terdiri dari KH Amin Said Husni, KH Imam Barmawi Burhan, KH Salwa Arifin, KH Imam Hasan Alhasani, dan KH Asyari Pasha.

“Beliau-beliau juga sepuh dan juga senior kami, dengan demikian kami menerima dengan harapan ke depan lebih baik," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, agenda pemilihan ketua tanfidziyah yang digelar melalui pemungutan suara menempatkan Abd Qodir Syam pada urutan teratas meraup dukungan dari peserta Konfercab. Ia unggul dengan 122 suara, lebih banyak dari calon lain H Hasim Husnan (16 suara), H Mahfud Ali (1 suara), H Dhafir (1 suara), Gus Syef (2 suara). (Ade Nurwahyudi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gemasaba Akan Surati Kemendagri, Bubarkan HTI

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (DPN Gemasaba) menilai keberadaan dan aktivitas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) membahayakan keutuhan NKRI. Karena itu, Gemasaba mendesak pemerintah agar segera membubarkan organisasi transnasional ini.

Gemasaba Akan Surati Kemendagri, Bubarkan HTI (Sumber Gambar : Nu Online)
Gemasaba Akan Surati Kemendagri, Bubarkan HTI (Sumber Gambar : Nu Online)

Gemasaba Akan Surati Kemendagri, Bubarkan HTI

Ketua Umum DPN Gemasaba Ghozali Munir menyampaikan hal tersebut di kantor DPP PKB, Ahad (21/9). "Keberadaan Hizbut Tahrir atau organisasi makar yg bercita-cita mendirikan khilafah di bumi Indonesia sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI dan pemerintah harus segera membubarkannya," tegas Ghozali.

Menurut Ghozali, Hizbut Tahrir tidak layak hidup di bumi Indonesia karena pancasila sebagai dasar negara sudah final dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Selain itu, lanjutnya, cita-cita Hizbut Tahrir untuk mendirikan khilafah di Indonesia termasuk tindakan makar.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Jika pancasila diubah maka Indonesia akan bubar. Ide khilafah adalah ide bodoh dan kurang ajar. Mereka tidak ikut berjuang mengusir penjajah, tetapi tiba-tiba datang sambil menikmati indahnya kemerdekaan dan kebebasan demokrasi tetapi ingin menghancurkannya dan menggantinya dengan ide khilafah yang absurd," ujar Ghozali bernada geram.

Lebih jauh menurut Ghozali, Nabi Muhammad sendiri tidak pernah memakai ide khilafah sepihak dalam mendirikan negara, akan tetapi memakai satu konstitusi yang disusun bersama seluruh elemen bangsa yang bernama Piagam Madinah. Posisi Pancasila adalah sama persis dengan piagam madinah yang dipraktikkan Nabi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ghozali menambahkan, sebagai tindakan konkret penolakan Gemasaba atas Hizbut Tahrir, DPN Gemasaba telah memasang berbagai spanduk di berbagai sudut ibukota yang isinya menyadarkan masyarakat akan bahaya Hizbut Tahrir.

"Kami dalam waktu dekat juga akan mengirim surat resmi kepada Kesbangpol Depdagri (Kementerian Dalam Negeri, red) dengan tuntutan agar pemerintah segera membubarkan Hizbut Tahrir," pungkasnya. (Nidhomatum MR/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Pendidikan, Tegal Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Muhammad Said Nahkoda Baru PW IPNU DKI

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rekan Muhammad Said terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) DKI Jakarta dalam Konferensi Wilayah yang ke-XVII yang bertempat di jalan Utan Kayu Raya No. 112 Matraman Jakarta Timur, Sabtu-Ahad (13-14/4).

Muhammad Said Nahkoda Baru PW IPNU DKI (Sumber Gambar : Nu Online)
Muhammad Said Nahkoda Baru PW IPNU DKI (Sumber Gambar : Nu Online)

Muhammad Said Nahkoda Baru PW IPNU DKI

Pembukaan konferwil berlangsung dengan khidmat yang dihadiri oleh pengurus PWNU DKI Jakarta yang diwakilkan oleh Drs. KH. Hasanuddin, SH, Sekretaris PWNU DKI Jakarta, Hj. Neneng Hasanah, anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta, DR. H Nawawi dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan rekan Ketum PP IPNU Khairul Anam serta ratusan peserta dari masing-masing Pimpinan Cabang se-DKI Jakarta.

Ketua PW IPNU DKI Heri Susanto dalam sambutannya mengatakan kader IPNU Jakarta harus selalu bergerak dan solid. Ia juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh pengurus PW IPNU dan PC IPNU se DKI Jakarta yang telah membantu merealisasikan program-program kegiatan dan mohon maaf atas beberapa kegiatan yg belum teralisasi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Heri Susanto yang juga Wakil Ketua PP IPNU berharap penggantinya nanti adalah orang progresif dalam menjalankan agenda-agenda IPNU kedepan. 

Sementara Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam HS mengatakan, bahwa program PP IPNU tahun ini adalah tahun pengabdian pada Pimpinan Komisariat IPNU dan penguatan kaderisasi yakni mempersiapkan kader-kader unggulan yang siap untuk dimakestakan. 

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya akan beri tantangan kepada PW IPNU DKI Jakarta untuk mampu mengadakan makesta unggulan, ya kalau bisa anaknya Gubernur, anaknya pejabat-pejabat lainnya kita ikut sertakan dalam makesta tersebut.  Maka PP IPNU siap memfasilitasi 100 % dalam kegiatan tersebut,” tambahnya yang juga kandidat Doktor UIN Jakarta.

Konferwil ini berlanjut ke diskusi atau talk show dengan tema “Quo Vadis Arah dan Kebijakan Pendidikan di DKI Jakarta.”  Sebagai narasumber adalah DR. H Nawawi, Drs Hamid dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta  dan ketua Umum PP IPNU, Khairul Anam HS.

Kegiatan dilanjutkan dengan laporan dan pandangan umum pertanggungjawaban oleh PW IPNU DKI Jakarta masa khidmat 2009-2012. Dan dilanjutkan dengan sidang-sidang, yang meliputi sidang tatip (tata tertib) Konferwil, sidang komisi, sidang pleno dan sidang tatib pemilihan ketua PW IPNU DKI Jakarta masa khidmat 2013-2016. 

Laporan pertanggung jawaban pengurus masa khidmat 2009-2012 menjadi menarik karena dari 6 PC IPNU, 3 menerima dan 3 menolak. Tapi pimpinan sidang akhirnya menyatakan menerima  laporan pertanggung jawaban dengan berbagai catatan untuk dilanjutkan dikepengurusan berikutnya.

Setelah melalui proses sidang tatib pemilihan ketua PW IPNU DKI Jakarta masa khidmat 2013-2016. Ada 2 calon yang mendaftarkan dan yang memenuhi syarat yaitu rekan Muhammad Said dari PC IPNU Jakarta Pusat dan rekan Ahmad Muhajir dari PC IPNU Jakarta Barat. Sebelum melakukan prosesi pemilihan, bakal calon menyampaikan visi dan misi dihadapan peserta Konferwil.

Suasana Konferwil semakin memanas ketika ada perdebatan antara salah satu perwakilan pimpina cabang IPNU dengan pimpinan sidang karena ada salah satu pimpinan cabang tidak mendapat hak suara dikarena SK belum memenuhi syarat. 

Proses pemilihan ketua PW IPNU DKI Jakarta terpilih rekan Muhammad Said yang mendapatkan 3 suara. Sementa Muhajir 2 suara. Muhammad Said terpilih menjadi ketua PW IPNU DKI Jakarta masa khidmat 2013-2016. Suasana sangat mengaharukan saat semua peserta berpelukan denga ketua PW IPNU yang terpilih.  

Dalam sambutannya ketua PW IPNU DKI Muhammad Said berjanji akan memaksimalkan potensi kader, memperbaiki data base IPNU dan memfasilitasi berbagai program ke depan. Dengan syarat seluruh kader IPNU harus kompak, bersatu dengan di bawah satu visi yaitu Nahdhatul Ulama. Selamat bekerja!

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Anshory

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Doa Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dilantik, Ranting-ranting GP Ansor Kukar Perkuat Aswaja di Desa

Kutai Kartanegara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Kutai Kartanegara melantik Pimpinan Ranting GP Ansor se-Kecamatan Tenggarong dan Kecamatan Sebulu di sekretariat PC GP Ansor Kab Kutai Kartanegara pada Sabtu (23/1).

Dilantik, Ranting-ranting GP Ansor Kukar Perkuat Aswaja di Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Dilantik, Ranting-ranting GP Ansor Kukar Perkuat Aswaja di Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Dilantik, Ranting-ranting GP Ansor Kukar Perkuat Aswaja di Desa

Pelantikan tersebut dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul Habib Muhammad bin Ali bin Hasan bin Thoha bin Yahya (Noto Igomo), Haul KH Abdurahman Wahid (Gus Dur)

Pada kesempatan itu turut hadir Ketua PCNU Kutai Kartanegara Chairul Anwar, Rais Syuriyah KH Hormansyah, Lembaga Dakwa Nahdlatul Ulama Muhamad Fajri Al Faroby, Ketua Pengurus Ansor Wilayah Kaltim beserta jajaran serta Ketua Cabang GP Ansor Hadi Purnomo.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan tersebut Chairul mengingatkan bahwa tugas Ansor adalah memperjuangkan dan melaksanakan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah, melaksanakan roda organisasi sebaik-baiknya berdasar Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga, serta berkhidmah kepada alim ulama.

“Ansor harus disiplin menjaga etika dan akhlakul karimah tidak melakukan tindakan yg memalukan organisasi serta menjaga keutuhan NKRI dari rongrongan radikalisme dan ekstremisme juga menjaga dan mencermati munculnya ajaran baru yang menyesatkan,” katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Chairul juga meminta GP Ansor untuk memperkuat ajaran Ahlusunah Waljamaah di setiap ranting di masing-masing kecamatan.

Ketua pengurus ansor wilayah Kaltim dalam sambutannya menyampaikan perlunya Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta organisasi-organisasi keagamaan seperti NU, Muhammadiyah untuk membina masyarakat di daerah-daerah terpencil agar tidak terjerumus ikut ajaran sesat.

“Pengikut yang sudah banyak bertobat, perlu ada pembinaan dari pemerintah dan tokoh-tokoh agama agar tidak kembali ke ajaran tersebut. Ansor harus turun ke daerah-daerah membantu ulama sesuai tugasnya berkhidmah kepada alim ulama dalam menjaga NKRI dari ancaman radikalisme,” ujarnya pada kegiatan yang ditutup taushiyah Ustadz Abu Ali. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nusantara Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jelang Perdagangan Bebas, HIPSI Jatim Sinergikan Potensi Santri

Jombang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Jawa Timur mengingatkan anggotanya akan tantangan ke depan khususnya menjeleng perdagangan bebas kelak. Banjirnya produk luar negeri dan tenaga kerja asing ke Tanah Air hanya dapat ditangani dengan penguatan jaringan pengusaha santri.

Jelang Perdagangan Bebas, HIPSI Jatim Sinergikan Potensi Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Perdagangan Bebas, HIPSI Jatim Sinergikan Potensi Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Perdagangan Bebas, HIPSI Jatim Sinergikan Potensi Santri

Demikian disampaikan Ketua HIPSI Jatim Sulayman yang akrab disapa Pak Leman dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) sekaligus silaturahim dan pelatihan Informasi dan Teknologi di Pondok Pesantren Al-Ilahiyah Ngoro Jombang, Jawa Timur, Sabtu (30/11).

Pak Leman yang juga pengusaha kertas bekas di Jombang ini mengingatkan tantangan berat itu dapat dilawan dengan mempererat tali silaturahmi dan kelengkapan struktur organisasi HIPSI di setiap kota dan kabupaten.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sejumlah kepengurusan di tingkat pusat dan wilayah harus juga diimbangi dengan kelengkapan kepengurusan di level kecamatan hingga desa. Karena, bila hal itu dapat dilakukan, maka ketersediaan barang dan jasa dari sejumlah pengusaha santri dapat disinergikan dan didistribusikan hingga level paling bawah, lanjutnya.

Senada dengan Leman, Ketua Umum HIPSI Muhammad Ghozali yang hadir pada kegiatan itu juga mengingatkan pentingnya sinergi sejumlah potensi ekonomi para santri yang sebenarnya berpotensi sangat besar.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita prihatin karena negeri ini hanya dikuasai orang kaya yang tidak berlatar belakang santri,” katanya saat memaparkan hasil survey sebuah majalah yang menampilkan sejumlah orang kaya di Tanah Air.

Tampilnya pengusaha kaya dari kalangan nonsantri dan bukan warga negara kita mengindikasikan bahwa pemilik negeri ini adalah ternyata orang lain, ungkapnya.

Dengan sejumlah fakta itu, ia mengajak para pengurus untuk terus bergerak mengisi kesempatan untuk bakti kepada bangsa dan masyarakat. Kalau saya mengibaratkan, kita adalah setetes air mata. Bila diakumulasikan, maka akan menjadi lautan samudera, terangnya.

Dengan visi menciptakan satu juta santri pengusaha di tahun 2022 kelak, HIPSI akan terus bergerak dalam upaya melengkapi kepengurusan di berbagai kawasan. Kita optimis akan lahir pengusaha besar nasional dari kalangan santri, imbuhnya.

Di HIPSI ada jabatan ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan ketua bidang. Sedangkan kepengurusan dibedakan dengan tugas organisasi dan pengkaderan, pendidikan wirausaha dan pembinaan usaha pemula, usaha, koperasi dan UKM, bidang IT, publikasi dan media, industri kreatif dan seni, kerjasama luar.

Ada juga hubungan pesantren dan sosial kemasyarakatan, perdagangan dan perindustrian, pertanian serta peternakan, properti dan konstruksi, dan pemberdayaan wanita. ? Kami juga memiliki bidang koordinator kampus, serta penelitian dan pengembangan, lanjut Ghazali. (Syaifullah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, IMNU Pimpinan Pusat Muhammadiyah

STAINU Jakarta Gelar Wisuda III

Jakarta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta menggelar Wisuda III. Kali ini acara wisuda digelar di Gedung Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. 

“Wisuda bukan berarti proses belajar itu berhenti, ini langkah awal dalam mempertanggungjawabkan keilmuan kita sebagai seorang sarjana di masyarakat,” ujar Ketua STAINU Jakarta, HM Mujib Qulyubi, MH dalam sambutannya di Gedung Sasono Langen Budoyo, TMII, Jakarta, Rabu (7/5).

Sebuah lembaga pendidikan, kata Mujib menyitir Pakar Pendidikan NU, Prof Dr KH M Tolhah Hasan, mengalami tiga transformasi, yang pertama adalah tahap bertahan, kedua yaitu tahap berkembang, dan yang ketiga ialah tahap bersaing. STAINU Jakarta, lanjut Mujib, telah melalui ketiga tahap tersebut dengan baik.  

STAINU Jakarta Gelar Wisuda III (Sumber Gambar : Nu Online)
STAINU Jakarta Gelar Wisuda III (Sumber Gambar : Nu Online)

STAINU Jakarta Gelar Wisuda III

Sementara itu, H Abdul Wahid Hasyim, Wakil Koordinator Kopertais Wilayah I DKI Jakarta menuturkan bahwa STAINU Jakarta telah berkontribusi nyata untuk masyarakat dalam mencetak lulusan-lulusannya. “Oleh karena itu, STAINU Jakarta harus terus membangun sumber daya yang berkualitas, produktif, dan berdaya saing,” ujarnya.

Untuk dapat melakukan itu, lanjut Hasyim, STAINU Jakarta juga harus senantiasa meningkatkan kualitas Dosen-dosennya, sebab merekalah pencetak lulusan berkualitas. “Untuk wisudawan dan wisudawati, masyarakat menunggu kiprah kalian, selamat bekerja,” pungkas Hasyim.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Menteri Perumahan Rakyat RI H Djan Faridz dalam kertas sambutan yang dibawakan oleh asistennya Dr Muhammad Dimyati mengingatkan, dalam tahap bersaing ini, STAINU Jakarta dapat menerapkan strategi yang disebut Diamond In Diamond Out (DIDO) yaitu masuknya emas, keluarnya harus berlian. “Artinya, STAINU Jakarta harus membangun dan memperkuat,” ungkapnya.

Pada wisuda kali ini, STAINU Jakarta telah meluluskan sebanyak 222 wisudawan dan wisudawati. Wisuda kali ini juga dihadiri oleh Sekjen PBNU H Marsudi Suhud, Pengasuh Pondok Pesantren Asshidiqiyah Dr KH Nur Muhammas Iskandar SQ, Anggota DPR RI yang juga Dosen STAINU Jakarta, H Djazilul Fawaid, serta orasi ilmiah oleh Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Kemendikbud RI Prof Ir H Hermawan Kresno Dipojono, Ph.D. (Fathoni/Mahbib)  

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, IMNU, Lomba Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 27 Januari 2018

Penjaga Cahaya Religiusitas di Ibukota Jakarta

Jakarta sebagai ibukota Indonesia identik dengan kehidupan metropolitan yang gemerlap dan hedonis. Tetapi cahaya pendidikan keagamaan masih bersinar di beberapa tempat, salah satunya di Pesantren Assidiqiyah Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Pesantren ini juga masih mempertahankan beberapa tradisi pengajian salaf, disamping pengajaran dari kurikulum resmi pemerintah. 

Pada awalnya, Kiai Nur Iskandar sendiri agak ragu ketika pertama kali ingin mendirikan pesantren di lokasi tersebut. Awalnya, sebagai santri Pesantren Lirboyo, ia diminta oleh KH Mahrus Ali, pengasuh Lirboyo untuk mendirikan pesantren di Jakarta, tetapi ia belum berani memutuskan. Bahkan ketika ada seseorang yang berniat memberi tanah wakaf, ia pun masih ragu. Isyarat datang ketika berangkat haji ke Makkah, ia diminta oleh seorang asing untuk mengaji. Awalnya Kiai Nur menolak karena merasa masih muda padahal disitu ada beberapa kiai senior seperti KH As’ad Syamsul Arifin, KH Subakir, dan Kiai Muhtar Syafaat. Oleh beberapa kiai tersebut, permintaan orang asing tersebut dimaknai sebagai perintah untuk mendirikan pesantren. 

Penjaga Cahaya Religiusitas di Ibukota Jakarta (Sumber Gambar : Nu Online)
Penjaga Cahaya Religiusitas di Ibukota Jakarta (Sumber Gambar : Nu Online)

Penjaga Cahaya Religiusitas di Ibukota Jakarta

Setibanyak di Jakarta, langsung saja, tanah wakaf tersebut di terima dan dibangun masjid. Tahun 1985 resmi dibuka pesantren. Dari satu-dua santri, akhirnya pesantrennya terus berkembang sehingga tanah di sekitar masjid tersebut dibeli untuk perluasan pesantren. Bukan hanya di Kebun Jeruk saja, bahkan kini Assidiqiyah sudah memiliki cabang di delapan lokasi di seluruh Indonesia seperti di Batu Ceper, Puncak Cianjur, Palembang, Lampung, dan lainnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Muhammad Riza Azizi, pengasuh pesantren Assidiqiyah di kawasan Puncak Cianjur yang ditemui di Assidiqiyah Kebun Jeruk menjelaskan, beberapa tradisi pesantren salaf masih dipertahankan seperti ngaji sorogan. Beberapa kitab kuning juga masih diajarkan seperti Jurumiyah, Imriti, Tafsir Jalalain, Taklimul Mutaallin, dan beberapa lainnya.   

Para santri memiliki jadual yang sangat padat. Dari papan pengumuman yang dipasang di salah satu area pesantren, pada jam 03.30 santri sudah harus bangun untuk shalat tahajjud dan istighotsah. Setelah shalat Subuh, jadual pelajaran bahasa Arab atau Inggris sudah menunggu dalam bentuk small group atau pelajaran di kelas. Sekolah formal berlangsung sampai 12.30 dan pada pukul 16.00-17.30 santri harus mengikuti Madrasah Diniyah. Malam hari, mereka masih harus belajar Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, dan belajar mandiri. Baru pukul 22.00 mereka bisa istirahat.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di Assidiqiyah Kebon Jeruk, jumlah santri sekitar 800 yang belajar di tingkat SMP, Aliyah dan Ma’had Ali. Selain adanya kajian agama yang lengkap, menurut Riza Azizi, biaya yang murah juga menjadi faktor wali santri mengirimkan anaknya ke pesantren ini. Dalam satu bulan, orang tua hanya perlu membayar 900 ribu yang sudah meliputi biaya makan tiga kali, sekolah dan fasilitas asrama dengan ranjang tidur. Untuk ukuran Jakarta, biaya tersebut cukup murah, apalagi jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta yang bayarannya saja bisa diatas satu juta. 

Jika digabungkan dengan cabang-cabangnya, jumlah total santri lebih dari 3.000. Kebijakan kurikulum masing-masing pesantren ada yang terstandarisasi dari pusat seperti pembelajaran Qur’an dengan metode Yambu’a sedangkan hal lainnya, masing-masing cabang diizinkan melakukan inovasi karena masing-masing kondisinya berbeda, baik kemampuan masyarakat maupun tenaga pengajarnya. 

Sementara itu, para santri berasal dari jaringan alumni dan ketokohan pengaruh pesantren, khususnya Kiai Nur Iskandar yang sudah berkiprah di dunia dakwah lebih dari 30 tahun. Beberapa alumni juga menjadi dai populer seperti Ustadz Solmet, Ustadz Fikri Haikal, Ustadz Anwar Pandeglang dan lainnya. Mereka turut mempromosikan pesantren Assidiqiyah ke masyarakat. Keberadaan para alumni yang menjadi dai tersebut menunjukkan apa yang diajarkan di pesantren ini bisa diteruskan ke masyarakat melalui para alumni. Juga mengharumkan nama pesantren atas keberhasilannya dalam mendidik mereka. 

Mengingat biaya operasional yang mahal, pesantren memiliki sejumlah unit usaha seperti SQ Mart dengan motto “Dari santri, oleh santri, untuk santri.” Keuntungan dari unit usaha ini kembali ke kas pesantren untuk kebutuhan sehari-hari. 

Program Ma’had Ali merupakan program tiga tahun yang setara dengan D3. Pesantren mendorong mereka untuk melanjutkan ke S1 karena juga sudah ada STAI di Karawang. Para mahasantri bisa mengkonversi kuliahnya dan tinggal menambah satu tahun untuk menambah kekurangan mata kuliah dan menulis skripsi.

Untuk pelajar SMP-Aliyah, mereka juga memiliki beberapa kegiatan seperti drumband, tata bonga, hadrah dan marawis. 

Ditengah persaingan ketat berbagai lembaga pendidikan, pesantren Assidiqiyah terus mampu menjaga eksistensinya, menjaga cahaya religiusitas di ibukota Jakarta. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Nahdlatul, Pahlawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Siapkan Juara, LPTQ Brebes Gelar Try Out STQ

Brebes, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebagai upaya mendapatkan predikat terbaik bagi kafilah Seleksi Tilawatil Quran (STQ) tingkat Provinsi Jawa Tengah, Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Brebes menggelar Try Out. Hal ini juga didorong oleh keadaan bahwa Kabupaten Brebes menjadi tuan rumah ajang perlombaan tersebut pada 17-19 November mendatang.

Ketua LPTQ Kabupaten Brebes Drs H Imam Hidayat MPdI menjelaskan, yang mengikuti try out adalah kafilah (kontingen) Brebes telah diseleksi. Sebelumnya dilakukan pembinaan secara bertahap dengan mendatangkan pelatih dari luar daerah yang berkelas Nasional.

Siapkan Juara, LPTQ Brebes Gelar Try Out STQ (Sumber Gambar : Nu Online)
Siapkan Juara, LPTQ Brebes Gelar Try Out STQ (Sumber Gambar : Nu Online)

Siapkan Juara, LPTQ Brebes Gelar Try Out STQ

“Sebanyak 16 orang personalia Kafilah Brebes yang di-try out,” tuturnya di sela Try Out di ruang rapat Bupati Brebes, Rabu (5/11).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keenam belas kafilah Brebes akan berebut piala pada cabang Tilawah, Tahfidz dan Tafsir. Sebagai tuan rumah, selaku Ketua LPTQ akan mendukung penuh agar Kabupaten Brebes dapat sukses penyelenggaraan, sukses, prestasi dan sukses administrasi. “Try out ini untuk mendukung sukses prestasi,” tekadnya.

Try out, lanjut Imam, dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dalam mencapai target. Bila ternyata belum mencapai nilai minimum maka akan terus dilakukan langkah-langkah perbaikan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Bupati Brebes Narjo selaku Ketua Panitia STQ tingkat Jateng menjelaskan, pelaksanaan STQ tingkat Provinsi Jawa Tengah di Brebes akan berlangsung pada 17-20 November 2014. Gelaran ini bakal diikuti 35 Kafilah (kontingen) Kabupaten/Kota Se Jateng. Tiap kafilah akan mengirimkan 16 peserta, 3 pelatih, 1 Ketua Kafilah dan 2 pendamping.  Setidaknya 1.500 orang, belum orang tua dan tamu lain-lainnya akan turut memeriahkan event islami tiga tahunan ini.

Adapun cabang dan golongan yang akan dimusabaqohkan pertama Cabang Tilawah golongan anak-anak putra dan putri usia maksimal 13 tahun, golongan dewasa putra putri (pa pi) usia maksimal 40 tahun. Kedua Cabang Tahfidz golongan 1 juz dan tilawah pa pi usia maksimal 14 th, gol 5 juz dan tilawah pa pi usia maksimal 16 tahun, gol 10 juz pa pi usia maksimal 18 tahun, gol 20 juz pa pi usia maksimal 20 tahun dan gol 30 juz pa pi usia maks 23 tahun. Sedangkan yang ketiga cabang Tafsir Al quran untuk golongan Bahasa Arab Putra dan putri usia maksimal 23 tahun.

“Untuk tempat STQ akan ditempatkan diberbagai titik antara lain di MTs N Model Brebes, Pondok Pesantren Assalafiyah II Brebes, Kantor Kemenag, Islamic Center dan Masjid Agung Brebes,” terang Narjo.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE yang turut memantau dari awal hingga akhir Try Out mengatakan, target menjadi yang terbaik memang bukan yang utama. Tetapi dengan prestasi yang gemilang tentu akan menambah kebahagian tersendiri sebagai tuan rumah.

Menurut Idza, yang lebih utama tercapainya perubahan perilaku warga Brebes yang Qurani. Kepada Generasi Muda bisa berjiwa Qurani dan masyarakat Brebes mampu mengimplementasikan nilai-nilai Quran dalam kehidupan sehari-hari. “Sungguh sangat membahagiakan dengan lahirnya generasi yang Qurani lewat penyelenggaraan STQ,” harap Bupati. (Wasdiun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Pahlawan, Amalan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 26 Januari 2018

Penguasa Lalai dan Altruisme Rakyat Dusun yang Mengagumkan

Suatu hari seorang dusun (arabi) dari daerah pedalaman datang menghadap Amirul Muminin Hisyam bin Abdil Malik di istananya. Orang dusun itu bermaksud melaporkan dan mengadukan soal keprihatinan nasib yang menimpa rakyat di daerahnya.

Kepada sang khalifah dia memberitahukan bahwa rakyat di daerahnya sudah tiga tahun ini mengalami krisis ekonomi yang krusial. Kesulitan dan penderitaan tersebut mengakibatkan orang-orang kini menjadi kering kerontang, habis sudah lemak dan daging dalam tubuh mereka, hingga badan mereka tinggal menyisakan tulang belulang.

"Sementara itu, di lingkungan baginda tersedia harta benda melimpah, melebihi dari kebutuhan semestinya," kata orang dusun mengutarakan kesinisannya.

"Jika harta tersebut memang milik Allah, bagi-bagikanlah kepada hamba-hamba-Nya. Jika milik rakyat mengapa harta itu ditahan dan dihalang-halangi dari rakyat untuk mendapatkannya. Bila harta itu milik tuan-tuan maka bersedekahlah kalian. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersedekah," demikian orang kampung itu menuntut Kha