Paket itu disebut tahlil karena salah satu yang dibaca adalah“Laa ilaaha illallaah”. Kata kiaiku, terkadang mengucapkan satu bagian bisa dimaksudkan sebagai keseluruhan, ithlaul juz’i wa irodatul kulli.
Tahlil itu berisi sejumlah bacaan-bacaan ayat-ayat tertentu dan kalimah-kalimat toyyibah pada umumnya. Semua itu berdasarkan pada hadisnya masing-masing. Semuanya punya dasar hukum.
Jadi di sini ada rangkaian kata dalam tahlilan. Sebenarnya bisa di bolak-balik, tidak harus berurutan karena memang tujuannya sama. Tetapi karena supaya mudah diikuti oleh makmumnya maka harus sesuai dengan ramuan yang telah dibuat oleh orang-orang terdahulu.
![]() |
Tahlil, Ajaran Kiaiku (Sumber Gambar : Nu Online) |
Tahlil, Ajaran Kiaiku
Tahlil dilakukan dalam rangka pengelolaan rohani untuk bertakdim, ? berbakti, atau kumawulo kepada pada pendahulu-pendahulu kita sampai Nabi Muhammad SAW, karena atas jasa para pendahulu itulah maka kita di sini menjadi sebagai orang mukmin dan muslim.Jadi kalau tidak ada pendahulu-pendahulu kita tidak mungkin kenal dengan Islam: Atas jasa Nabi dan para sahabatnya sampai orang tua dan guru-guru kita, maka kita bisa mengenal Islam. Karena itulah perlu ada wujud penghargaan pada orang yang telah meninggal sebelum kita.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Ahli-ahli ilmu hati ini mencoba merumuskan bacaan-bacaan kalimat toyyibah, dan ini kemudian diyakini adalah sebagai cara berbakti kepada orang yang telah mati. Yang telah benar-benar berjasa pada kita gan! Kita mendoakan mereka dengan paket kalimat thoyyibah itu.Kok yo mantep-mantepe? Kalau seandainya tidak yakin dengan kalimat itu, silahkan saja merumuskan cara baru. Paket yang disebut oleh Indonesia disebut tahlil bisa dibuat versi sendiri asalkan untuk tujuan berdoa dan berbakti kepada orang tuanya, leluhurnya, ulamanya.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Jadi bila disusun dan bisa komplit maka bisa seperti apa saja, asalkan sesuai dengan tujuan awal yaitu takdim kepada leluhur kita. Tapi pertanyaannya, apakah anda yang mau menyusun bacaan tersendiri itu telah memenuhi kompetensi dan standar-standar tertentu?M. Fadllullah, staf Subdit Kurikulum di Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo
Dari Nu Online: nu.or.id
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar