Senin, 11 Desember 2017

Doa 9 Kiai Menggema dalam Peringatan Harlah NU di Kraksaan

Probolinggo, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan, Selasa (11/4) malam mengadakan istighotsah dan doa bersama dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-94 NU di Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan.

Doa 9 Kiai Menggema dalam Peringatan Harlah NU di Kraksaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa 9 Kiai Menggema dalam Peringatan Harlah NU di Kraksaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa 9 Kiai Menggema dalam Peringatan Harlah NU di Kraksaan

Kegiatan yang mengambil tema “Mengetuk Pintu Langit Menggapai Nurullah” ini diisi dengan doa dari 9 (sembilan) orang kiai. Para kiai ini berasal dari jajaran pengurus mulai dari Khatib, Syuriyah dan Tanfidziyah di PCNU Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo.

Hadir dalam peringatan Harlah ke-94 NU ini Mustasyar PCNU Kota Kraksaan H. Hasan Aminuddin, Katib PCNU Kota Kraksaan KH Wasik Hannan, Ketua PCNU Kota Kraksaan H. Nasrullah A. Suja’i beserta para pengurus lembaga dan badan otonom (banom).

Dalam sambutannya H Hasan Aminuddin banyak menceritakan tentang sejarah berdirinya NU pada tahun 1926 yang dipelopori oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Ashari. Dimana sebelum NU berdiri terlebih dahulu terbentuk Nahdlatul Wathon, Nahdlatut Tujjar dan Taswirul Afkar yang akhirnya menjadi 3 pilar NU.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ketiga pilar NU itulah yang menjadi semangat para ulama untuk menggagaskan Proklamasi Kemerdekaan RI melalui Presiden Soekarno. Sehingga NU masuk dalam foundhing father,” katanya.

Menurut Hasan, NU pernah menjadi partai politik (parpol) pada tahun 1955 sebelum akhirnya dalam Muktamar NU di Situbondo tahun 1984 lahirlah Khittoh NU dengan menjaga jarak dari seluruh partai politik. Artinya NU tidak terlibat dalam politik praktis.?

“Marilah alim ulama, 3 pilar NU ini kita jaga dengan baik. Hanya saja selama ini, yang kalah perang adalah pilar ekonomi dan selalu menjadi alat orang di luar NU,” tegasnya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasan menegaskan bahwa organisasi NU itu adalah organisasi yang sakti. Meskipun seolah-olah sempat hidup tanpa kepala pada zaman orde baru, tetapi NU bisa tetap eksis hingga saat ini. Ini membuktikan jika NU itu benar-benar sakti. Hanya saja tantangan saat ini adalah ekonomi.

“Melalui momentum ini saya mengajak kepada segenap warga NU untuk bersama-sama melakukan gerakan-gerakan ekononi, karena kita mempunyai jaringan yang cukup banyak. Segera diskusikan dengan pengurus, apa yang dapat dilakukan demi pemberdayaan ekonomi warga NU. Sehingga nantinya warga NU tidak hanya menjadi penonton tetapi juga pelaku ekonomi,” tambahnya.

Lebih lanjut Hasan mengajak pengurus dan warga NU untuk menjadikan peringatan harlah ke-94 NU ini sebagai bahan introspeksi diri sehingga warga NU yang sudah tidak bangga dengan NU bisa rekat kembali dan bangga menjadi warga NU.?

“Sekali lagi, marilah para tokoh-tokoh NU untuk bersama-sama melakukan pemberdayaan di sektor ekonomi warga NU agar ke depan potensi ekonomi yang kita miliki bisa dikelola dan dikembangkan dengan baik,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Khutbah Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar